• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Usia Manusia Pawon Berdasarkan Konversi Pola Atrisi Gigi Manusia Modern (Deutromelayu) dengan Menggunakan CBCT 3D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Estimasi Usia Manusia Pawon Berdasarkan Konversi Pola Atrisi Gigi Manusia Modern (Deutromelayu) dengan Menggunakan CBCT 3D"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Pustaka

Aris, J. K. B. M. (2016). Description of Oral Pathological Condition of Pawon Man. (Skripsi), Universitas Padjadjaran, Bandung.

Artia, D. P. (2016). Estimasi Usia Manusia Pawon Berdasarkan Konversi Pola Atrisi Gigi Manusia Modern (Deutromelayu) dengan Menggunakan CBCT 3D. (Skripsi), Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ashwin Prayudi, R. A. S., Neni Trilusiana, Rahmawati. (2018). Teeth of Royalty from a burial in Jera Lompo'E, South Sulawesi, Indonesia. Bulletin International Paleodontology, Vol. 12(1), 23-28.

Barker, C. (2016). Cultural Studies, Theory and Practice. Bantul: Kreasi Wacana.

Bass, W. M. (1977). Biocultural Adaptation in Prehistoric America. In R. L.

Blakely (Ed.), American Anthropologist (Vol. 11, pp. 986-988). Athens:

Southern Anthropological Society, University of Georgia Press.

Bellwood, P. (2007). Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago. Canberra:

ANU E Press.

Blench, R. (2004). Fruits and Arboriculture in the Indo-Pacific Region. Indo- Pacific Prehistory Association Bulletin, Vol. 24(2), 31-50.

Bulbeck, D. (1992). A Tale of Two Kingdoms: The Historical Archaeology of Gowa and Tallok, South Sulawesi, Indonesia. (Phd ), Australia National University, Canberra.

Bulbeck, D. (2000). Dental Morphology at Gua Cha, West Malaysia, and Implication of the "Sundadont". Bulletin of the Indo-Pacific Prehistory Association, 19.

(2)

Bulbeck, D. (2004). South Sulawesi in the coridor of island population along East Asia's Pasific rim. In S. G. K. J. M. Pasveer (Ed.), Quaternary Research in Indonesia (pp. 221-258). Leiden: A.A. Balkema Publishers.

Bulbeck, D. (2010). Uneven Development in Southwest Sulawesi, Indonesia During The Early Metal Phase. In E. A. B. Berenice Bellina, Thomas Oliver Pryce & Jan Wisseman Christie (Ed.), 50 Years of Archaeology in Southeast Asia Eassays in Honour of Ian Glover. Bangkok: River books.

Deter, C. A. (2009). Gradients of Occlusal Wear in Hunter-Gatherers and Agriculturalists. American Journal of Physical Anthropology, 138, 247- 254.

Fakhri. (2017). Identifikasi Rangka Manusia Situs Gua Balang Metti, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Jurnal Walennae, Vol. 15(2), 89-100.

Fakhri. (2020). Tinjauan Terhadap Temuan Gigi Manusia dalam Konteks Kebudayaan Austronesia di Situs Gua Codong, Sulawesi Selatan.

Makassar: Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan.

Fakhri, B. H. (2019). Identifikasi Awal dan Rekonstruksi Aspek Biologis Temuan Rangka Manusia LJ-1 Situs Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Walennae, Vol. 17(2), 113-124.

Fiorenza, L. (2009). Occlusal Wear Pattern Analysis of Functional Morphology in Neanderthals and Early Homo sapiens Dentition. (Phd Disertation), Johann Wolfgang Goethe Universitat,

Firdaus;, T., & Koesbardiati, T. (2019). Atrisi pada Temuan Gigi Manusia dari Situs Song Gentong (Studi Deskriptif Mengenai Atrisi pada Temuan Gigi

(3)

dari Situs Song Gentong, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung). (becholar Skripsi), Universitas Airlangga, Surabaya.

Hakim, B. (2017). Laporan Penelitian Arkeologi, Potensi Hunian Gua-Gua Prasejarah di Lembah Walennae, Kabupaten Soppeng. Makassar: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan.

Hasanuddin, B. A., Andi Muhammad Syaiful, Lutfi Yondri, Iwan Sumantri, Muhammad Nur, Supriadi, Isbahuddin, Khairun Al Ansyary, Khaidir Sirajuddin. (2020). Interaction between the Toalean and Austronesian Cultures in the Mallawa Area, Maros District, South Sulawesi. Journal of Indo-Pasific Archaeology, 44, 329-349.

Hillson, S. (1996). Dental Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Indriati, E. (2001). Bioarkeologi: Integrasi Dinamis antara Antropologi Biologis dan Arkeologi. Jurnal Humaniora, 13, 284-291.

Jacob, T. (1967). Some Problems Pertaining to The Racial History of Indonesian Region: A Study of Human Skeletal and Dental Remains from Several Prehistoric Sites in Indonesia and Malaysia. Neatherland: Bureau for Technical Assistance.

Kullmer, L. F. S. B. O. (2011). Para-masticatory wear facets and their functional significance in hunteregatherer maxillary molars. Journal of

Archaeological Science, 38, 2183-2189.

Larsen, C. S. (1997). Bioarchaeology Interpreting behavior from the human skeleton. cambridge: Cambridge University Press.

(4)

Larsen, C. S. (2002). Bioarchaeology: The Lives and Lifestyles of Past People.

Journal of Archaeology Research, 10(2), 119-166.

Larsen, G. M. C. S. (1991). Teeth As aAtifacts of Human Behavior: Intentional Multilation and Accidental Modification. In I. K. a. Larsen (Ed.),

Advances in Dental Anthropology (pp. 357-378). New York: Wiley-Liss.

Mahajan, S. (2019). Role of Human Tooth Wear Analysis in Archaeology: A Review. Ancient Asia, 10(6), 1-7.

Muhammad Saiful, A. (2019). Eksploitasi Suidae pada Kala Holosen di Liang Panningnge, Maros, Sulawesi Selatan. Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 8(2), 79-96.

Nurisya, F. (2020). Deskripsi Morfometrik Gigi Manusia Pawon R.VI dan R.VII Menggunakan Micro Computed Tomography. (Skripsi), Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ottmar Kullmer, S. B., Luca Fiorenza, Dieter Schulz, Stefan Bacso, Olaf Winzen.

(2009). Technical Note: Occlusal Fingerprint Analysis: Quantification of Tooth Wear Pattern. American Journal of Physical Anthropology, 139, 600-605.

R.P Soejono, R. Z. L. (2009). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1 (Pemuktahiran ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

Rustan. (1994). Sistem Perolehan Moluska pada Leang Jarie Kabupaten Maros.

(Skripsi), Universitas Hasanuddin, Makassar.

Scott, E. C. (1979). Dental Wear Scoring Technique. Journal Physical Anthropology, 51, 213-215.

(5)

Shellis, M. A. R. P. (2006). Interaction between Attrition,Abrasion and Erosion in Tooth Wear. Monographs in Oral Science, 20, 17-31.

Simanjuntak, T. (2008). Austronesia in Sulawesi: Its Origin, Diaspora, and Living Tradition. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies.

Smith, B. H. (1984). Pattern of Molar Wear in Hunter-Gatherers and

Agriculturalist. American Journal of Physical Anthropology, 63, 39-56.

Suryatman, B. H., Fakhri. (2018). The Sakkarra Site: New Data on Prehistoric Occupation from The Metal Phase (2000 BP) along The Karama drainage, West Sulawesi. In D. B. Sue O'Connor, J. Meyer (Ed.), The Archaeology of Sulawesi: Current Research on the Pleistocene to the Historic Period (pp. 207-222). Canberra: ANU Press.

Tandiarrang, G. W. (2015). Pengaruh Lama dan Frekuensi Menyirih dengan Terjadinya Gingivitas pada Masyarakat di Kabupaten Toraja Utara.

(Skripsi), Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tim D. White, M. T. B., Pieter A. Folkens. (2012). Human Osteology (3 ed.).

London: Elsevier Academic Press.

Toetik Koesbardiati, D. B. M. (2019). Konsumsi Sirih Pinang dan Patologi Gigi pada Masyarakt Prasejarah Lewoleba dan Liang Bua, di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Berkala Arkeologi, Vol. 39(2), 121-138.

Referensi

Dokumen terkait

Persyaratan-persayaratan lain yang harus dipenuhi oleh seorang suami yang akan melakukan permohonan ijin berpoligami ke pengadilan sebagaimana diatur dalam pasal 5 adalah

c. General Manager mengkonfirmasikan marketing untuk melakukan survei di lokasi.. tempat usaha, mengetahui bagaimana karakter nasabah dan sekaligus menganalisis jaminan

Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan intrusi air laut. Tekanan udara dalam

Apabla peraturan daerah tersebut bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berada datasnya maka Mahkamah Agung dalam putusannya dapat menyatakan bahwa mater

Dengan mengucap rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan karya tulis yang

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik sebuah simpulan yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu: (1) latar belakang novel dan boigrafi pengarang;

faset. Subyek majemuk , ialah bahan pustaka tentang satu subyek dasar yang disertai fokus-fokus dari dua faset atau lebih. Subyek kompleks , yaitu bahan pustaka tentang interaksi

Pengulangan-pengulangan bahasa yang dilakukan anak, baik dilakukan sendiri atau dengan balikan dari guru, maka bahasa tersebut termemorisasi dalam otak kanan..