• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN BERBASIS NILAI(VALUE - BASEDLEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN BERBASIS NILAI(VALUE - BASEDLEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN BERBASIS NILAI

(VALUE - BASEDLEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN KEJAKSAN

KOTA CIREBON SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh Rika Wijayanti

1002973

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN BERBASIS NILAI

(VALUE-BASED LEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN KEJAKSAN

KOTA CIREBON

Oleh Rika Wijayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rika Wijayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

“…… Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu

berharap” (Q.S. Al Insyirah: 5-8)

“ Pada Dasarnya semuanya itu pasti akan terlalui, meski terkadang dalam

prosesnya membutuhkan banyak perjuangan, dan jalan yang ditempuh terasa

berliku namun percayalahallah tidak akan memberikan cobaan diluar batas

kemampuanmu, dan semuanya pasti dapat kita lalui karena allah tahu kita

mampu menghadapinya

Teruntuk kedua orang tua tercinta, kini ananda telah membuktikan mampu

mengemban amanah yang diberikan, semogoa kelak ilmu yang ananda dapatkan

(6)

vi

A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian……….... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian……… 6

D. Tujuan Penelitian……….. 7

E. Manfaat Penelitian……… 8

F. Struktur Skripsi………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN………... 11

A. Konsep Dasar kepemimpinan berbasis Nilai………..… 10

B. Konsep Dasar Disiplin Kerja………...…. 20

C. Kepemimpinan Berbasis Nilai terhadap disiplin kerja……… 35

D. Kerangka Berfikir Penelitian……… 37

E. Asumsi……….. 39

F. Hipotesis……… 41

BAB III METODE PENELITIAN………... 42

A. Metode Penelitian………... 42

B. Desain Penelitian………. 43

C. Lokasi, Populasi, dan Sampel………... 44

D. Definisi Operasional………. 48

E. Instrumen Penelitian………. 49

F. Prosedur Pengembangan Instrumen………. 51

G. Teknik Pengumpulan Data……… 59

H. Analisis Data……… 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 71

A. Hasil Penelitian………. 71

B. Pembahasan Hasil Analisis Data……….. 104

(7)

vii Rika Wijayanti, 2014

2. Gambaran Disiplin kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Kejaksan

Kota Cirebon……….. 109

3. Pengaruh Kepemimpinan Berbasis Nilai (Value-Based Leadersip) kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di SD Negeri di se-kecamatan Kejaksan Kota Cirebon………..………. 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 115

A. Kesimpulan………... 115

B. Saran……….. 116

(8)

ii

Abstrak

Secara Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai Pengaruh Kepemimpinan Berbasis Nilai (Value-Based Leadership) Kepala Sekolah terhadap disiplin kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripti dengan pendekatan Kuantitatif. Teknik Pengumpulan data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 71 guru di SD Negeri sekecamatanKejaksan Kota Cirebon secara random sebagai sampel penelitian. Hasil Perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan Weighted Mean Scored (WMS), menunjukkan bahwa Kepemimpinan Berbasis Nilai (Value-Base Leadership) kepala sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 4,39 dan disiplin kerja guru di SD Neger se-kecamatanKejaksan Kota Cirebon termasuk dalam kategori yang sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 4,42. Nilai korelasi yang didapatkan berdasarkan hasil penghitungan antara variabel X (Kepemimpinan Berbasis Nilai) dengan variabel Y (Disiplin kerja guru ) diperoleh sebesar 0,753 yang bermakna bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan berada pada kategori cukup kuat . Berdasarkan Hasil Uji Signifikansi dengan uji –t dengan nilai signifikan 5% dan jumlah responden sebanyak 71 diperoleh thitung= 9,493 dan diketahui ttabel= 1,667 jika dibandingkan yaitu : Thitung, 9,493 >Ttabel1,667) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan berbasis nilai dan disiplin kerja guru . Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel Y (Disiplin Kerja Guru) pada SD Negeri di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon dipengaruhi 56,6% oleh variabel X (Kepemimpinan Berbasis Nilai), sedangkan sisanya 43 % dipengaruhi oleh faktor lain. adapun saran dalam penelitian ini yaitu bagi guru diharapkan dapat meningkatkan disiplin kerjanya melalui kesadaran diri.

(9)

iii

In general this Research aims determine the image about the Effect of a Values-Based Leadership of Headmaster toward Working Discipline of teachers in public primary schools throughout Subdistrictkejaksan of Cirebon city. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. data collection technique using a closed questionnaire distributed to 71 teachers randomly as the Research sample. General trend calculate with the Weighted Mean Scored (WMS), The Result indicate that the Values-Based Leadership of headmaster included in the excellent category with an average score of 4.39 and Working Discipline of teachers included in the excellent category with an average score of 4.42 in public primary schools throughout Subdistrictkejaksan of Cirebon city. Correlation value is calculated variable X (Values-Based Leadership) with a variable Y (Discipline of teachers), obtained for 0.753 which means that the correlation between the two variables at the level of the relationship is strong enough. Results of Significance test with t-test, a value significane is 5% and 71 respondents obtained tcount = 9.493 and ttable = 1.667 if compared: tcount 9.493>ttable 1,667) means that there is a significant relationship between values-based leadership and working discipline of teachers. The results of coefficient of determination indicates that the variable Y (Discipline of teachers) in public primary schools throughout kejaksan of Cirebon city 56.6% influenced by the variable X (Values-Based Leadership), while the remaining 43% is influenced by other factors. The suggestion of this research is expeckted Teachers to improve their working discipline through self-awareness.

(10)

1

Rika Wijayanti, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan manusia, tentunya tidak pernah terlepas dengan nilai karena nilai merupakan suatu prinsip dasar mengenai sesuatu yang diyakini oleh seseorang berkenaan dengan sesuatu yang dianggap baik ataupun buruk sehingga menjadi acuan dalam hidupnya. Dalam suatu organisasi, pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang mampu membangun nilai dan norma bersama anggotanya

Dalam konteks pendidkan, nilai yang melekat pada lembaga pendidikan berupa suatu tujuan pendidikan yang diwujudkan dalam setiap aktivitas pembelajaran sebagai upaya mewujudkan manusia terdidik. Nilai tersebut disadari ataupun tidak disadari menjadi dasar bagi individu dalam menjalankan setiap aktivitas sekolah. Hasil yang diharapkan dari proses pendidikan seperti tercantum pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 bahwa: “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Dengan tujuan, pasal 3 untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(11)

Rika Wijayanti, 2014

adalah disiplin kerja guru.Kepala sekolah mengarahkan nilai dan keyakinan untuk membangun budaya sekolah unggul.Keunggulan sekolah tercapai karena didukung dengan nilai-nilai dasar yang diyakini kepala sekolah dan anggota organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut bersifat laten dan termanifestasi dalam kehidapan sehari-hari, seperti nilai keunggulan, nilai ibadah (pengabdian), nilai tanggung jawab dan sebagainya.

Hal ini sejalan dengan pendapat “Pemimpin dengan nilai dan visi akan mengarahkan kepercayaan orang-orang bahwa mereka memiliki potensi untuk masuk kedalam komitmen yang sama, tidak hanya berupa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri”(Suryana, 2012: 49).

Pemahaman tentang nilai-nilai personal yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam organisasi akan membangun efektivitas budaya kerja yang produktif salah satunya melalui disiplin kerja. Sehingga seorang pemimpin yang memiliki nilai sebagai acuan dalam memimpin tentunya berpengaruh terhadap disiplin diri serta disiplin kerja dari pengikutnya.Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan mendukung terwujudnya tujuan organisasi.Disiplin harus ditegakan dalam suatu organisasi, karena tanpa dukungan disiplin kerja yang baik, maka sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolok ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur serta menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi.

(12)

Rika Wijayanti, 2014

kerja merupakan sikap kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan (organisasi) dan norma-norma sosial yang berlaku.

Fenomena umum yang sering terjadi yang berkaitan dengan kedisiplinan kerja guru merupakan cerminan dari rendahnya komitmen dan nilai nilai organisasi yang dibangun bersama, rendahnya kesadaran guru akan tugas dan tanggung jawab nya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya disiplin kerja. Rendahnya motivasi guru dalam menjalankan tugasnya,terlihat dari guru yang datang terlambat dan keluar kelas sebelum jam pelajaran selesai, guru yang hanya memberikan tugas kepada siswa tanpa masuk kelas. Kurang tepatnya alokasi waktu dalam bekerja sehingga ada saja guru yang masuk kelas tidak sesuai dengan alokasi waktu.

Kesadaran diri akan tugas dan tangung jawab guru ini yang nampaknya menjadi salah satu faktor dari rendahnya displin kerja guru. Hal ini sejalan dengan yang diutarakan oleh Uu Muhridin, selaku salah satu pengawas Sekolah Dasar di Kecamatan Kejakasan Kota Cirebon bahwa, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru baik itu faktor eksternal maupun internal, Sekolah DasarNegeri (SDN) di Kecamatan Kejakasan memiliki tingkat disiplin kerja guru yang baik karena merupakan SD di sentral kota, namun pelanggaran bisa saja terjadi pada sebagian kecil guru dikarenakan kurangnya kesadaran atauself awareness yang merupakan inti dari masalah disiplin kerja guru diantaranya mengikuti prosedur kerja yang ada yakni tidak mempersiapkan RPP sebelum mengajar dan bekerja tidak sesuai dengan pedoman kerja, kurang antusias dalam bekerja sehingga melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik hanya jika diawasi dan cenderung meninggalkan tanggung jawabnya ketika sudah tidak diawasi.

(13)

Rika Wijayanti, 2014

sebagai mitra kerjanya untuk ikut terlibat bersama-sama untuk mencapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Diungkapkan oleh salah satu kepala sekolah SDN di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon, Oyo Suryadis bahwa kedisiplinan kerja guru juga dapat diukur melalui PKG yang dilakukan oleh kepala sekolah. Hal inisesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kredinya, Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Lebih lanjutmenurut Tamzil Kartika yang juga merupakan salah satu kepala sekolah di SD Negeri Kejaksan Kota Cirebon, disiplin kerja guru dapat dilihat dari berbagai aspek, dimana disiplin kerja guru ini dilihat dari aspek kehadiran, administrasi, keterlibatan, dan kerjasama adapun yang mungkin masih perlu ditingkatkan adalah mengenai manajemen waktu dan perencanaan dalam proses belajar mengajar, dalam membuat RPP ataupun Program terkadang masih dijumpai guru yang terlambat membuat RPP adapun mungkin sangsi yang diberikan berupa teguran dan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah secara berkala.

(14)

Rika Wijayanti, 2014

datang terlambat adanya komitmen guru akan mampu meningkatkan aktifitasnya disekolah. Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru terbagi menjadi faktor ekternal dan faktor internal.

Di lain pihak guru tanpa disiplin kerja yang tinggi tidak dapat diharapkan akan memiliki komitmen yang tinggi pada sekolah. Guru cenderung lari dari tanggungjawab pekerjaannya seperti tidak melibatkan diri dalam bekerja, tidak ada antusiasnya dalam bekerja, sering menolak pekerjaan, kebijakan dan nilai-nilai sekolah, tidak betah di sekolah dan cenderung beralih pekerjaan lain. Jika hal ini terjadi maka akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk menggali informasi mengenai kepemimpinan berbasis nilai kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di SDN se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Sebagai tenaga pendidik guru terlibat langsung terhadap proses pembelajaran, selain sebagai pendidik guru juga merupakan perencana, pelaksana, sekalipun sebagai evaluator pembelajaran dikelas sehingga setiap tindakan guru akan membawa efek langsung pada peserta didik yang berimbas pada pencapaian keberhasilan pendidikan. Sehingga dalam hal ini disiplin kerja guru menjadi tuntutan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja dan di sisi lain akan memberikan teladan kepada peserta didik.

Disiplin kerja merupakan salah satu bentuk budaya kerja yang ada dalam suatu organisasi, yang terbentuk melalui banyak faktor internal maupun eksternal. Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009:89) secara eksternal salah satunya adalah pengaruh kepemimpinan dandiciptakan kebiasaan kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

(15)

Rika Wijayanti, 2014

tinggi.Kepala sekolah adalah seorang yang diberi tugas megelola sekolah secara keseluruhan dan merupakan pemimpin formal dalam organisasi dalam hal ini sekolah.Kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar mempunyai disiplin kerja yang tinggi.Dengan peningkatan disiplin kerja guru, maka dipastikan guru-guru yang merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai kegiatan pendidikan di sekolah dapat berupaya menampilkan disiplin kerja yang tinggi dan meningkatkan profesionalisme.

Dalam melaksanakan kepemimpinan, tindakan seorang pemimpin dipengaruhi oleh nilai kepemimpinan yang dimilikinya.Nilai kepemimpinan merupakan pondasi bagi seorang kepala sekolah dalam membangun hubungan harmonis, menciptakan suasana akrab dan bersahabat, memperluas jaringan kemitraan,serta menggerakan individu pada pencapaian visi sekolah.

Dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, kemampuan dan minat peneliti serta tingkat urgensi masalah, peneliti akan membatasi pada masalah-masalah tertentu. Dalam penelitian ini peneliti membatasi variabel X yaitu kepemimpinan berbasisis nilai kepala sekolah yang meliputi personal value dan komitmen. Sedangkan untuk variabel Y peneliti membatasi masalah mengenai disiplin kerja guru yaitu meliputi kesadaran dalam bekerja, ketepatan waktu dan ketaatan pada peraturan.

C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH 1. Batasan masalah

a. Batasan masalah konseptual

(16)

Rika Wijayanti, 2014

pengembangan disiplin diri kepala sekolah sebagai individu yang memiliki disiplin yang tinggi terhadap diri. Disiplin kerja merupakan suatu bagian dari budaya sekolah dimana kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki andil yang besar terhadap terbentuknya budaya kerja.

Dalam hal ini peneliti membatasi ruang lingkupnya pada disiplin kerja guru yang merupakan salah satu komponen dari budaya kerja.Tepatnya penelitian ini yakni mengenai Pengaruh kepemimpinan Berbasis Nilai (Value-Based Leadership) Kepala Sekolah terhadap Disiplin kerja guru.

b. Batasan masalah kontekstual

Secara kontekstual penulis membatasi masalah ini pada tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan mengenai kajian teoritis variabel diatas, maka rumusan permasalahan yang akan muncul dalam kajian penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran kepemimpinan berbasis nilai(Value-Based Leadeship)kepala sekolah di SDN se-Kecamatan Kejaksan Kota

Cirebon;

b. Bagaimana disiplin kerja guru di SDN se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon;Bagaimana Pengaruh Kepemimpinan Berbasis Nilai(Value-Based Leadership) yang diterapkan kepala sekolah terhadap disiplin

kerja guru di SDN se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.

D. TUJUAN PENELITIAN

(17)

Rika Wijayanti, 2014 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh kepemimpinan berbasis nilai kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh informasi mengenaikepemimpinan berbasis nilai (Value-Based Leadership) kepala sekolah pada Sekolah dasar Negeri Se-kecamatan Kejaksan Kota Cirebon;

b. Untuk memperoleh informasi mengenai disiplin kerja guru di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon; c. Untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan berbasis

nilai(Value-Based Leadership)kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang ingin di dapatkan dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan Ilmu Administrasi Pendidikan dalam pengembangan konsep teori kepemimpinan khususnya berkaitan dengan kepemimpinan berbasis nilai;

b. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat untuk memperdalam pemahaman kepala sekolah akan pentingnya nilai nilai yang menjadi acuannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memimpin anggota sekolahyang akan berimbas pada peningkatan kinerja dan produktivitas sekolah melalui disiplin kerja guru.

(18)

Rika Wijayanti, 2014

F. STRUKTUR SKRIPSI

Garis besar struktur organisasi penulisan laporan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu Bab I berisi Pendahuluan, Bab II berisi Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis, Bab III berisi Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V berisi Kesimpulan dan Rekomendasi.

BAB I Pendahuluan yang didalamnya terdapat Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis berisi tentang, Landasan Teori yang menjadi dasar penelitian, Kerangka PemikiranPenelitian dan Hipotesis Penelitian.

BAB III Metode Penelitian berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain dan Justifikasi Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan.

(19)

42

Rika Wijayanti, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian mengarah pada pengertian cara atau prosedur ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan uraian tersebut terdapat empat peristilahan yaitu: a) cara ilmiah menunjuk pada kegiatan penelitian didasarkan pada keilmuan, b) Rasional, berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal dan terjangkau oleh akal penalaran manusia, c) empiris, bermakna cara-cara penelitian yang dilakukan dapat diamati oleh panca indra manusia, d) sistematis mengacu kepada langkah-langkah penelitian yang dilakukan secara logis.Menurut Sugiono (2009:1) metode penelitian adalah sebagai berikut :“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan menerapkan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai”.

(20)

Rika Wijayanti, 2014 B. Desain Penelitian

Desain Penelitian Menurut Nasutio (2009:23) mengemukakan bahwa“desain Penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan peneliti itu”. Desain penelitian membentuk suatu deskripsi atau gambaran yang dapat memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitiannya sehingga menjadi jelas apa yang menjadi fokus penelitian yang dapat diukur dari dimensi.

Desain penelitian ini memaparkan populasi, metodologi yang digunakan, jumlah sampling, prosedur pengumpulan data, cara menganalisis data, kesimpulan dan lainnya. Desain penelitian bermanfaat bagi peneliti karena untuk memberikan pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya, menentukan batas-batas penelitian dengan tujuan penelitian, memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan. Dari penjelasan yang dikemukakan,adapun desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

No Proses Hasil

1 Memilih Masalah Peneliti mendapatkan fokus masalah penelitian

2 Merumuskan Masalah Didapatkannnya 3 rumusan masalah oleh peneliti

3 Merumuskan hipotesis Diperolehnya rumusan hipotesis oleh peneliti

4 Memilih metode dan pendekatan

(21)

Rika Wijayanti, 2014

5 Menentukan variabel dan sumber data

Ketetapan peneliti dalam memperoleh variabel X dan Y beserta sumber data yang

Peneliti mendapatkan kisi-kisi, instrumen dan hasil uji angket atau validitas

7 Mengumpulkan Data Peneliti memperoleh data-data penelitian

8 Analisis Data Peneliti memperoleh hasil penelitian

9 Menarik simpulan Peneliti memperoleh simpulan dari seluruh penelitian.

10 Menyusun laporan Peneliti memperoleh hasil laporan berupa skripsi

C. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Lokasi yang akan dijadikan tempat peneitian ini adalah SD Negeri di kecamatan kejaksan Kota Cirebon.

2. Populasi

Sugiyono (2012:117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sementara itu menurut Suharsimi Arikunto (2002:28) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/ subyek penelitian”.

(22)

Rika Wijayanti, 2014

Tabel 3.2

Data SD Negeri se- Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon

(23)

Rika Wijayanti, 2014 3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Nana Sujana dan Ibrahim (1989 :85) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Adapun (Suharsimi Arikunto 1997: 102) menyatakan bahwa “apabila subyeknya kurang dari 100 maka diambil semuanya sekaligus,sehingga penelitiannya yakni penelitian populasi”. Namun jika jumlah subyek besar maka diambil 10-15 % atau 15-25 % atau lebih tergantung dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dana, Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal itu menyangkut banyak sdikitnya data.

b. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan semakin lebih baik.

c. Pengambilan data melalui teknik area sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari area geografis yang ada.

Dalam penelitian ini sesuai ketentuan pengambilan sampel diatas dan ditunjang oleh kemampuan peneliti dilihat oleh waktu, tenaga dan dana 25 % guru SD Negeri yang ada kecamatan kejaksan Kota Cirebon .Populasi X 25 % = 71

(24)

Rika Wijayanti, 2014

1) Teknik Pengukuran Sampel

Untuk mendapatkan sampel terdapat syarat bahwa sampel itu harus bersifat representatif, yaitu sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Agar mendapatkan sampel yang representatif dari subjek yang menjadi populasi, setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk dapat memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

2) Teknik Pengambilan Sampel

Teknik penarikan Sampling yang digunakan oleh peneliti ini dalam penelitian ini adalah teknik Probability Sampling, sesuai dengan yang disampaikan oleh Sugiyono (2012:120) bahwaTeknik Probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi anggota sampel, dan cara mengambil sampling dengan cara Proposional Random Sampling yakni pengambilan sampel dari anggota secara acak

dan berstrata secara proposional,dilakukan penelitian ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis) sesuai dengan yang disampaikan oleh Riduwan(2009:58)

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional Variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri. S(2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional iu harus diukur dan spesifik serta dapat dipahami oleh orang lain. Adapun Definisi Operasional Variabel penelitian diuraikan sebagai berikut :

(25)

Rika Wijayanti, 2014

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

Yang dimaksud dengan pengaruh pada penelitian ini adalah hubungan antara satu variabel (X) yaitu Value based Leadership kepala sekolah mempunyai daya pengaruh terhadap Variabel (Y) yaitu disiplin kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.

2. Nilai

Dalam penelitian ini, Nilai merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar atau acuan bagi seeorang pemimpin untuk memilih tindakannya,

3. Kepemimpinan Berbasis Nilai

Konsep kepemimpinan berbasis nilai ditafsirkan oleh Asep Suryana (2013 :57) dalam buku Value Based Leadership sebagai sebuah komparasi dari berbagai aspek berkenaan dengan nilai dalam hubungan antar anggota organisasi, kerjasama dengan basis nilai dasar organisasi, komitmen tingi dan melayani anggota organisasi.

Dalam penelitian ini value based leadership merupakan suatu kepemimpinan yang menitik beratkan pada nilai-nilai yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya, yaitu nilai personal dan komitmen

4. Disiplin Kerja Guru

(26)

Rika Wijayanti, 2014

2006 : 172) sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2010:194), indikator disiplin kerja adalah

a. Mematuhi semua peraturan perusahaan b. Penggunaan waktu secara efektif

c. Tanggung jawab dalam pekerjaan dan tugas d. Tingkat absensi

Dalam penelitian ini, Disiplin kerja guru merupakan suatu bentuk kepatuhan yang dijalankan guru yang dapat dilihat dari kesadaran dan ketaatan guru terhadap aturan yang berlaku dan melakasanakan tanggung jawab atas tugas dan wewenang yang diberikan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam rangka mengumpulkan data. menurut Arikunto (2009: 101), “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya” sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan alat ukur atau alat bantu yang digunakan untuk pengukuran variabel agar menghasilkan data kuantitatif yang akurat.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu angket. Angket atau kuesioner adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung, peneliti tidak langsung bertanya dengan responden (Nana Syaodih, 2009: 210).

(27)

Rika Wijayanti, 2014

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua angket yaitu untuk variabel X (kepemimpinan berbasis nilai kepala sekolah) dan variabel Y (disiplin kerja guru) yang kedua angket tersebut diisi oleh guru.Berikut tabel kisi instrumen yang merupakan acuan dalam penelitian ini :

Tabel 3.4

Personal value Komunikasi personal 1-7 Semangat Organisasi 8- 10

Keteladanan 11-14

Sikap terhadap hasil 15-19

Komitmen Identifikasi 20-22

Keterlibatan 23-24

Ketepatan waktu Tepat waktu 19-20

Efisien 21-22

Ketaatan terhadap peraturan

Taat peraturan 23-25

(28)

Rika Wijayanti, 2014

F. Prosedur Pengembangan Instrumen

Langkah selanjutnya setelah memberikan penjelasan mengenai instrument,

maka dilakukan pengembangan terhadap instrument tersebut melalui pengujian

statistik.Pengujian pada angket dalam hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat

validitas dan reabilitas angket/ kuesioner tersebut agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Sugiyono (2012: 122) mengungkapkan

bahwa “instrumen yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang

valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian

yang valid dan reliable.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Sugiyono (2012: 122) mengemukakan bahwa” valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Berikut ini merupakan langkah perhitungan yang dilakukan untuk

mengukur validitas tiap instrumen variabel:

a. Untuk mengukur validasi instrument, peneliti menggunakan rumus

Pearson Product Moment dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS

for Windows 16.0. Dilakukannya uji validitas bermaksud untuk

(29)

Rika Wijayanti, 2014

instrumen. Sururi & Suharto (2007: 51) mengemukakan untuk kriteria validitas sebagai berikut:

1) Jika rhitung ≥ rtabel maka butir soal valid 2) Jika rhitung ≤ rtabel maka butir soal tidak valid

Hasil yang telah diperoleh dari uji instrumen kemudian di dihitung menggunakan korelasi nilai-nilai r Product Moment yang diolah dengan menggunakan SPSS for Windows 16.0 Item yang dianggap valid adalah yang memiliki nilai r Product Moment di atas 0,388. \

Adapun langkah-langkah mengoprasionalisasikan SPSS for Windows 16.0 adalah sebagai berikut:

1) Aktifkan program SPSS.

2) Aktifkan Variable View kemudian definisikan tiap kolomnya. 3) Setelah mengisi Variable View, klik Data View dan isi oleh data

yang ada.

4) Simpan data tersebut.

5) Klik menu Analyze, pilih Scale, pilih Reliability Analysis. 6) Klik statistics , pilih scale item,means

7) Klik ok

Hasil perhitungan uji validitas setiap item untuk setiap variabel

penelitian terlampir. Pada halaman ini peneliti hanya menyajikan

rekapitulasi hasil uji validitas variabel X (Kepemimpinan berbasis nilai)

dan variabel Y (disiplin kerja guru ) dengan tingkat kesalahan 5% yang

memiliki nilai 0,388 dengan jumlah sampel responden 26 yang dapat

(30)

Rika Wijayanti, 2014

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X

NO r hitung r tabel Keputusan 1 0,605 0,388 valid 2 0,573 0,388 valid 3 0,663 0,388 valid

4 0,635 0,388 valid 5 0,693 0,388 valid 6 0,771 0,388 valid

7 0,668 0,388 valid 8 0,653 0,388 valid 9 0,515 0,388 valid 10 0,787 0,388 valid 11 0,724 0,388 valid

12 0,647 0,388 valid 13 0,654 0,388 Valid 14 0,840 0,388 Valid 15 0,666 0,388 Valid

16 0,552 0,388 Valid 17 0,555 0,388 Valid 18 0,559 0,388 Valid

19 0,533 0,388 Valid 20 0,507 0,388 Valid 21 0,724 0,388 Valid 22 0,779 0,388 Valid

(31)

Rika Wijayanti, 2014

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Y

NO r tabel r hitung Keputusan 1 0,235 0,388 tidak valid 2 0,601 0,388 Valid 3 0,535 0,388 Valid

4 0,729 0,388 Valid 5 0,619 0,388 Valid 6 0,465 0,388 Valid 7 0,618 0,388 Valid

8 0,736 0,388 Valid 9 0,701 0,388 Valid 10 0,546 0,388 Valid

11 0,701 0,388 Valid 12 0,622 0,388 Valid 13 0,731 0,388 Valid 14 0,670 0,388 Valid

15 0,671 0,388 Valid 16 0,689 0,388 Valid 17 0,677 0,388 Valid 18 0,582 0,388 Valid 19 0,683 0,388 Valid

20 0,689 0,388 Valid 21 0,671 0,388 Valid 22 0,659 0,388 Valid

23 0,759 0,388 Valid 24 0,763 0,388 Valid 25 0,686 0,388 Valid 26 0,723 0,388 Valid

(32)

Rika Wijayanti, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa

butir soal untuk angket variabel (X) Kepemimpinan berbasis nilai seluruhnya

dinyatakan valid dengan taraf signifikan sebesar 5%, karena seluruh butir soal

memiliki r hitung > r table sebesar 0.388. Validnya seluruh butir soal pada

variabel X juga dapat dilihat dari hasil validasi butir soal yang dilakukan

melalui uji reliabilitas pada komponen Corrected Item-Total Correlation

berikut:

Tabel 3.7 hasil uji validitas

(33)

Rika Wijayanti, 2014

(34)

Rika Wijayanti, 2014

(35)

Rika Wijayanti, 2014

setelah dikonsultasikan dengan pembimbing dan diperbaiki selanjutnya dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merujuk sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap

konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam

kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila

memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak

bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil

yang berbeda-beda

Instrument yang valid dan reliabel berarti instrument yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono:2009 :173)

Metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis

seabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran.Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode alpha, rumus yang digunakan alpha adalah

sebagai berikut:

� = �

� − . − ∑��

��

Diamana :

r11 = Nilai Reabilitas

∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Dalam implementasi penghitungan uji reliabilitas, penulis

menggunakan bantuan program SPSS for Windows 16.0 . Langkah

untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan SPSS for Windows

(36)

Rika Wijayanti, 2014

a. Buka file data SPSS b. Pilih analyze

c. Pilih Scale

d. Pilih Realibility Analysis e. Pilih Reliability Statistics f. Pilih Alpha

Berikut ini merupakan hasil dari perhitungan pengolahan data untuk

menentukan reliabilitas masing-masing variabel, dengan n= 71 serta tingkat

kekeliruan sebesar 5% atau α= 0.05 dapat ditampilkan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

(Kepemipinan Berbasis Nilai)

Reliability Statistics

Cronb ach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

.755 .957 29

Dari tabel3.9 dapat diperoleh Croncbach’s Alpha = 0,927 ataupun

koefisien korelsi > rtabel sebesar 0,3

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

(37)

Rika Wijayanti, 2014

Pengujian realibilitas instrumen dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana realibilitas ()> atau dibandingkan dengan � �� (product moment) dan jika nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha lebih besar dari

� ��, maka dikatakan reliable. Dari data diatas dapat diketahui untuk kedua, baik variabel X maupun Y memiliki r hitung (ri) >r table sebesar

0.388. sehingga kedua variabel tersebut dinyatakan Reliabel

G. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data ,merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian , karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data 1. Menentukan alat pengumpulan data

Macam-macam teknik pengumpulan data yaitu observasi,wawancara, dokumentasi dan gabungan. dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner.

2. Menyusun Alat Pengumpul Data

Langkah selanjutnya setelah menentukan alat pengumpul data adalah

menyusun alat pengumpulan data agar data valid dan reliable. Untuk

mempermudah langkah tersebut, maka hal yang dapat dilakukan

diantaranya:

a. Menentukan variabel yang akan diteliti, dengan Variabel X

(Kepemimpinan Berbasis Nilai) dan Variabel Y (Disiplin Kerja

Guru).

Reliability Statistics

Cronbach' s Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Item

s

(38)

Rika Wijayanti, 2014

b. Menentukan indikator dari masing-masing variabel untuk

selanjutnya dilakukan pengidentifikasian dan penjabaran lebih rinci

menjadi sub indikator (pertanyaan/ pernyataan).

c. Merumuskan pernyataan dari tiap variabel, lengkap dengan alternatif

jawaban.

d. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban,

dengan menggunakan Likert dengan lima alternatif jawaban yang

disediakan. Adapun alternatif jawaban yang disediakan untuk

responden berdasarkan masing-masing variabel diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 3.11

Alternatif Jawaban dan Bobot Nilai Variabel Penelitian

Alternatif Jawaban Tidak Setuju (TS) Tidak Setuju (TS)

1

Sumber: Sugiyono (2012)

Hasil jawaban yang sesuai dengan ketentuan bobot nilai diatas kemudian

diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti

dengan menggunakan perhitungan statistik yang akan dibahas pada bab

selanjutnya.

(39)

Rika Wijayanti, 2014

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

berdasarkan penuturan Sugiyono (2012: 147) diantaranya:

“Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

dan melakukan penghitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses analisis data dalam

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memeriksa data yang

terkumpul dari responden.Demikian penting dilakukukan karena untuk

mengolah data diperlukan data yang lengkap dari responden.

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah:

a. Memeriksa kelengkapan data yang sudah terkumpul berjumlah sama

pada waktu sebelum dan sesudah penyebaran.

b. Memeriksa jawaban pada angket lengkap (tidak ada yang

dikosongkan/ terlewatkan).

c. Memeriksa pernyataan dalam angket untuk memastikan jawaban

responden sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

d. Menentukan bobot nilai untuk setiap jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya, kemudian menentukan skornya.

2. Menghitung Kecenderungan Rata-rata Variabel X dan Y dengan

Menggunakan Teknik Weight Means Score (WMS).

Teknik WMS ini biasa digunakan untuk menghitung nilai

kecenderungan jawaban responden terhadap variabel penelitian yaitu

(40)

Rika Wijayanti, 2014

dapat ditentukan kesesuaiannya dengan kriteria tolak ukur yang telah

ditentukan. Cara yang dilakukan untuk mengetahui kecenderungan rata-rata

variabel dapat dilakukan dengan menghitung persentase skor rata-rata tiap

variabel X dan Y dengan memperhatikan langkah berikut:

a. Menentukan jumlah bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang

dipilih.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

c. Menghitung jumlah nilai dari setiap jawaban yang dipilih responden

pada setiap item, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden

yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan

bobot nilai alternatif itu sendiri.

d. Menghitung rata-rata untuk setiap butir pernyataan dalam kedua

bagian angket, dengan menggunakan rumus:

e. Menentukan kriteria pengelompokkan untuk skor rata-rata ( ) setiap kemungkinan jawaban (WMS). Adapaun kriteria yang digunakan

penulis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Konsultasi Hasil Penghitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 SS Sangat Baik Sangat Baik

3,01 – 4,00 S Baik Baik

2,01 – 3,00 R Cukup Cukup

1,01 – 2,00 KS Rendah Rendah

0,01 – 1,00 TS Sangat Rendah Sangat Rendah Sumber: Sudjana (2005: 91)

f. Menentukan persentase setiap indikator dan variabel dari kriteria

yang ditetapkan dengan menggunakan rumus X dibagi 5 dimana

(41)

Rika Wijayanti, 2014

Langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesis guna menganalisis data

apakah sesuai dengan permasalahan penelitian. Pengujian hipotesis

dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari kesimpulan penelitian

apakah diterima atau ditolak.Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini:

Ho: Tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang postiif dan signifikan antarakepemimpinan berbasis nilai terhadap disiplin kerja guru. Ha: Terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara

kepemimpinan berbasis nilai terhadap disiplin kerja guru.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tersebut berdistribusi normal maka data tersebut diolah mengunakan Statistic Pamametris namun apabila data tersebut tidak normal, maka olah data

yang digunakan menggunakan Statistic Non Parametrik. Karena pada kasus ini data yang dimiliki melebihi 50 maka yang digunakan adalah analisis Kormogorov-Smirnov.

a. Dasar Pengambilan Keputusan

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas yaitu dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.).Ketentuan normalitas suatu data dapat dilihat pada kriteria yang berlaku sebagai berikut:

1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya α = 0.05 2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

(42)

Rika Wijayanti, 2014

4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yangberdistribusi normal

Dalam proses penghitungannya, penulis menggunakan

bantuan teknologi komputer untuk menentukan normalitas data

melalui aplikasi SPSS versi 16.0 dengan uji

Kolmogorov-Smirnov.

Langkah-langkah uji normalitas data dengan menggunakan SPSS

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Buka Program SPSS

2. Masukan data mentah Variabel X dan Y pada data view

3. Klik Variabel view. Pada Variabel View, kolom name pada baris pertama diisi dengan Variabel X pada baris kedua ketik Variabel Y. kemudian kolom decimal = 0

4. Pada kolom label, untuk kolom baris pertama ketik Kepemimpinan Berbasis Nilai sedangkan untuk kolom Label pada baris kedua

disiplin kerja guru

5. Aktifkan data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom

variabel X dan variabel Y Isikan data/ nilai dari variabel X dan

variabel Y

6. Klik Analyze, sorot pada Non Parametrik Test, Klik 1-Simple K-Sorot Variabel X Pada kotak Test Variabel list

7. Klik Options, kemudian pilih descriptive pada statistic dan Exclude cases test by test , continue

(43)

Rika Wijayanti, 2014

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui tentang keterkaitan

antar variabel dalam suatu penelitian.Sedangkan koefisien korelasi

menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel serta

memperlihatkan arah korelasi antara variabel yang diteliti, apakah positif

atau negatif.

Selanjutnya untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel X

(kepemimpinan berbasis nilai) Y (Disiplin Kerja Guru) dengan korelasi Product momentmenggunakan rumus sebagai berikut:

rxy= � ∑ − ∑

.(∑ ) {�.∑ – (∑ ) }.{�.∑ – (∑ ) }

Sumber: Sunjoyo dkk. (2013: 140)

Dengan keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y

∑ X = Jumlah Skor item

∑ Y = Jumlah skor total ( seluruh item) ∑X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Dalam Praktek Pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS for Windows16.0. Variabel-variabel yang akan di korelasikan adalah

variabel X (independen) dan variabel Y (dependen) maka berdasarkan pengolahan rxymerupakan hasil koefisien korelasi dari kedua variabel

tersebut. rxy hitungdibandingkan dengan rxytabel denga nilai kesalahan 5%.

(44)

Rika Wijayanti, 2014

yang positif sebesar angka hasil perhitungan tersebut langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi dengan membandingkanya dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi .

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS sebagai berikut :

a) Buka file data SPSS

b) Pada halaman Data Viewketikkan nilai-nilai variabel X dan Y. c) Pada kolom Nameketikkan symbol dari variabel (X dan Y), pada

kolom Labelketikkan nama variabel (X dan Y).

d) Jika sudah yakin datanya tertulis dengan benar, Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate.

e) Sorot dan pilih semua variabel lalu pindahkan ke kotak variabel. f) Pilih (Checklist) pilihan pada kotak Pearson

g) Klik Option dan tandai pilihan pada kotak Mean and Standart deviation.

h) Klik Continue sehingga kembali kekotak dialog awal. i) Klik Ok, maka ouputakan tampil.

j) Lihat outputnya untuk kemudian konsultasikan dengan melihat tabel interpretasi koefisien korelasi.

5. Analisis Koefisien Determinasi

(45)

Rika Wijayanti, 2014

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi

variabel X terhadap Y, dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2013: 81)

Keterangan

KD : Koefisien determinasi

r2 : koefisien korelasi

Tabel 3.13

Interpretasi Koefisien Determinasi (� )

Sumber: Akdon (2008:188)

Dalam impelementasi penghitungan uji reliabilitas, penulis

menggunakan bantuan program SPSS for Windows 16.0 . Langkah untuk

menguji koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS for Windows

16.0 sebagai berikut

1. Buka program SPSS

2. Aktifkan data view, masukan data baku dari variabel x dan y 3. Klik analyze,pilih regression ,klik linier

4. Pindahkan variabel x ke kotak independen, dan variabel y ke kotak dependen

Nilai Koefisien Determinasi (%)

Tingkat Hubungan

81-100 Sangat Kuat

61-80 Kuat

41-60 Cukup Kuat

21-40 Rendah

0-20 Sangat Rendah

(46)

Rika Wijayanti, 2014

5. Klik statistic, lalu centang estimates,model fit, R squere, descritiv, klik continue

6. Klik plot, masukan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak x lalu next

7. Masukan ZPRED kekotak Y dan dan DEPENDENT ke kotak X 8. Pilih Hostogram dan Normal Probability plot, klik continue

9. Klik save pada predicted value, pilih undstandarized dan prediction intervals klik mean dan individual lalu continue

6. Uji Tingkat Signifikansi

Uji Tingkat Signifikansi dilakukan untuk menguji signifikansi hasil korelasi variabel independen dan dependen dengan maksud mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku untuk semua populasi.

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel x terhadap y ,maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:

ℎ� �� = � �−1−�22=

Dimana thitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = jumlah sampel

kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah menerima Ho jika thitung> ttabel dan menolak Ho, jika thitung > ttabel. Dalam Uji tingkat signifikansi,tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5 % pada taraf signifikansi 95 %, dengan derajat kebebasa (dk) = n - 2

(47)

Rika Wijayanti, 2014

 Ho : r = 0 artinya tidak ada kontribusi atau pengaruh antara variabel x terhadap variabel y

 Ha : r ≠ artinya ada kontribusi atau pengaruh antara variabel z terhadap y

Sesuai dengan Kriteria pengujianya yaitu hipotesis alternative diterima jika thit lebih besar daripada ttabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel x dan variabel y dan sebaliknya.

7. Analisis Regresi

Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel penelitian.Persamaan regresi juga dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Riduwan dan Sunarto (2013:96) menjelaskan regresi yaitu :

“Regresi yaitu suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya diperkecil”.

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung analisis regresi menurut Riduwan dan Sunarto (2013: 97) yaitu :

= +

Langkah-langkah untuk melakukan analisis regresi dengan data linier

dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows 16.0 sebagai berikut:

1) Aktifkan program SPSS, buka variabel view dan definisikan dengan

mengisi kolom-kolom berikut:

a) Kolom Name pada baris pertama diisi dengan X dan baris kedua

diisi dengan Y.

b) Kolom Type diisi dengan Numeric

(48)

Rika Wijayanti, 2014

d) Kolom label baris pertama untuk X ketikkan kepemimpinan

berbasis nilai dan untuk Y ketikkan Disiplin kerja guru Kolom

value diisi None, Kolom Missing diisi None

e) Kolom Coloums diisi 8

f) Kolom align pilih center

g) Kolom measure pilih scale

2) Aktifkan data view kemudian masukan angka kedua variabel

3) Klik Analyze, kemudian pilih regression– linier

4) Klik X, masukkan pada kotak independent (s), dan klik Y lalu

masukkan pada kotak Dependent.

5) Klik Statistic: pilih Estimate, Model Fit, dan Descriptive, lalu klik

Continue.

6) Klik Plots, lalu masukkan SDRESID ke kotak Y, dan ZPRED ke

kotak X, lalu klik Next.

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan Dependent ke kotak X

8) Pilih histogram dan Normal Probability Plots

9) Klik Save, pada Predicted Value pilih Unstandarized dan Prediction

Interval klik Mean dan Individu, klik Continue.

10) Klik Option, pastikan taksiran probability 0.05. klik Continue

(49)

115 Rika Wijayanti, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini merupakan akhir dari seluruh tahapan kajian dari permasalahan penelitian.Pada bab ini peneliti akan menguraikan bahasan pokok hasil temuan yang diperoleh dilapangan serta hasil analisis terhadap temuan data tersebut. Berikut akandiuraikan kesimpulan dan saran berkenaan dengan hasil temuan penelitian pada bab sebelumnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan temuan yang dihasilkan dari analisis data penelitian

yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Berbasis Nilai (Value-based leadership)

terhadap disiplin kerja guru di SD Negeri Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon”,

Diperoleh gambaran dari masing-masing variabel dan keterkaitan dengan variabel yang dapat penulis simpulkan.

Kepemimpinan Berbasis Nilai merupakan kepemimpinan yang mencerminkan dasar moral yang mendasari keputusan pengelolaan dan tindakanya mengacu luas pada prinsip-prinsip dasar atau nilai-nilai yang baik .

Secara umum, berdasarkan hasil temuan penelitian mengenai gambaran Kepemimpinan Berbasisi Nilai Kepala Sekolah di SD Negeri Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon termasuk dalam kategori yang sangat baik,hal ini terlihat dari indikatornya yang merupakan karakterisistik dari Kepemimpinan Berbasis Nilai yaitu : Personal Value dan Komitmen

(50)

Rika Wijayanti, 2014

Berdasarkan keseluruhan dari hasil temuan penelitian dapat disimpulkan

bahwa hipotesis penelitian yaitu “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara kepemimpinan berbasis nilai ( value-based Ledership) kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru pada SD Negeri di kecamatan Kejaksan kota Cirebon.

Nilai korelasi yang didapatkan berdasarkan hasil penghitungan antara variabel X (Kepemimpinan Berbasis Nilai) dengan variabel Y (Disiplin kerja guru) berada pada kategori cukup kuat/ sedang. Hal ini memberikann penjelasan bahwa disiplin kerja guru di sekolah dipengaruhi cukup kuat oleh dukungan Kepemimpinan Berbasis Nilai. Nilai signifikansi antara kedua variabel menunjukkan pengaruh positif antara Kepemimpinan Berbasis Nilai dan disiplin Kerja Guru.

Mengacu pada keterangan diatas, hipotesis yang diajukan dinyatakan dapat

diterima, yang artinya “ Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Kepemimpinan Berbaisi Nilai terhadap Disiplin Keja Guru pada SD Negeri di

kecamatan Kejaksan Kota Cirebon”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dengan tidak bermaksud menciptakan citra buruk bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini, penulis bermaksud memberikan masukan dan akan mencoba memberikan rekomendasi yang relevan dengan hasil penelitian dan diharapkan membangun bagi pihak terkait

1. Saran Bagi Kepala Sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon

(51)

Rika Wijayanti, 2014

sehingga berimbas pada kinerjanya dan produktivitas sekolah. untuk itu saran yang dapat diberikan penulis yakni :

a. Teladan pimpinan berdasarkan perhitungan dan analisis mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan disiplin sebab pimpinan adalah pola anutan dan sorotan dari bawahannya. Dengan demikian alangkah lebih baik jika dalam menekan disiplin kerja guru, kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dengan memperlihatkan potensi dan Nilai – nilai postif yang dimilikinya. b. Komunikasi personal yang dibangun oleh kepala sekolah pada setiap

angota sekolah pada kenyataanya membawa pola keakraban yang terjalin antara pimpinan dan bawahan dan memperkecil tingkat kesalahan dalam penyamapaian delegasi. Dengan Duduk bersama dan menjadi bagian dalam pekerjaan pada hakikatnya akan lebih meningkatkan loyalitas ketimbang perintah. Sehingga kepala sekolah sekiranya dapat meningkatkan pola komunikasi personal yang efektif dalam membangun disiplin kerja guru

2. Saran Bagi Guru di SD Negeri di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon a. Berdasarkan perhitungan Variabel disiplin kerja guru, sub indikator

(52)

Rika Wijayanti, 2014

b. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif yang sangat kuat terwujudnya disiplin. Karena Kesadaran dalam diri atau self awaraness merupakan pengembangan disiplin kerja yang paling tinggi, maka dari itu alangkah lebih baik jika guru sebagai pendidik lebih meningkatkan lagi kesadaran diri yang dimilikinya dalam bekerja dan melaksanakan tugasnya sebagai pendidik

3. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik membahas tentang Kepemimpinana berbasis Nilaidapat dimediasi dengan variabel lain selain Disiplin Kerja, peneliti dapat meguji penelitian dengan menambahkan variabel lain seperti komitmen motivasi, kinerja, produktivitas dll

(53)

Rika Wijayanti, 2014

Daftar Pustaka

Sumber Buku

Akdon, (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Ali Imron .1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : Pustaka Raya

Danim,Sudarwan & Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transfomasional Kekepalasekolahan. Jakarta : Rineka Cipta

Fathoni, Abddurrahmmat.(2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta

Vithzal,rivai 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja Grafindo

Malayu S.P Hasibuan. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV.Hji Massagung

Hasibuan. (2005). Manejemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Miftah Thoha. (2006). Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta. PT Raja Grafindo persada

Mulyana, R (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Marno & Supriyantno, Triyo. (2008). Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Malang : PT Rafika Aditama

Purwanto, Ngalim. (2008). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya

Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2009). Belajar mudah Penelitianu Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung. Alfabeta

Suryana, Asep & Jalaludin (2012). Value Based Leadership. Bandung : Nurani

Sutrisno,Edy. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

(54)

Rika Wijayanti, 2014

Sinungan,Muchdarsyah. (1997). Produktivitas apa dan bagaimana. Bumi aksara: Jakarta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Vithzal,Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Pustaka Jaya Wahyudi (2012). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran Wahjosumidjo (2002). Kepemimpinan kepala sekolah- tinjauan teoritik dan

permasalahannya. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

Sumber : Tesis/ Desertasi/Journal /Artikel/ makalah

Amir Muhtar . (2012).Pengaruh kepemimpinan berbasis nilai (value base leadership) kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMP Negeri di kabupaten Halmahera Timur

Aritonang, Keke T. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen Penabur-NO. 4/Th.IV Juli 2005

Helmi, Avin Fadila. (1996). Disisplin Kerja. Bulettin Psikologi. IV, (2), XXX11 Imron, Ali dalam Media, Gusti Messa. 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi

Kerja, dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi.

Suryana, Asep. (2013). Membangun Kepemimpinan Yang Menyenangkan.

(55)

Rika Wijayanti, 2014

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3  Tabel Skala Likert
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan peneliti, dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: (1) membuat catatan jawaban pada langkah-langkah yang benar; (2) membuat catatan

Tanah longsor terjadi karena hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat/tebal, Batuan yang Kurang Kuat, Jenis Tata lahan, getaran, susut muka

Oleh karena itu dalam penulisan ilmiah ini, penulis tertarik untuk merancang suatu web mengenai Informasi software hardware, dengan tujuan untuk membantu user dalam memahami,

Particle board is made by mixing powder 290 mesh shells into polyester resin with a catalyst added to the composition of 30:70 and methyl ethyl ketone

KASENIAN ANGKLUNG BUNCIS DI KACAMATAN CIGUGUR KABUPATÉN KUNINGAN PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA BAHASAN DI SMA KELAS XII.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang aplikasi tes Intelligency untuk mengetahui IQ seseorang, disini penulis menyajikan 3 klasifikasi tes yaitu tes Numerik, tes Vocabulary,

Ku kituna ieu panalungtikan anu dibéré judul “Kasenian Angklung Buncis di Kacamatan Cigugur Kabupatén Kuningan pikeun Bahan Pangajaran Maca Bahasan di SMA Kelas XII (Tilikan

Sudah banyak penelitan yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan- bahan alami yang terdapat di alam dengan komposit resin poliester tak jenuh, untuk memperbaiki sifat