• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI KOTA BANDUNG."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1879/UN.40.2.5.1/PL/2013

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Pada Program Studi Management Resort & Leisure

oleh :

FENTRI DAHLIA NIM : 0901439

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT AND LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS

EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA

PASIR KUNCI KOTA BANDUNG

Oleh :

Fentri Dahlia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fentri Dahlia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

(3)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Fentri Dahlia 0901439

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh: Pebimbing I

Erry Sukriah, SE., M.SE NIP. 197912152008122002

Pebimbing II

Rosita. S. S., MA NIP. 197810192006042001

Mengetahui,

(4)
(5)

Fentri Dahlia, 2013

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI KOTA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI KOTA BANDUNG

ABSTRAK Oleh : Fentri Dahlia

0901493

Kampung Wisata Pasir Kunci adalah suatu kawasan yang menjadi pusat kesenian di Bandung, yang berada di Ujungberung Kota Bandung. Namun kurangnya pemberdayaan di kampung wisata pasir kunci terlihat dari keikutsertaan masyarakat yang mengikuti pagelaran kesenian hanya anak-anak yang berusia dibawah 20 tahun, sehingga masyarakat sekitar tidak merasakan manfaat adanya tempat wisata di daerah mereka. Dengan melihat potensi masyarakat yang dimiliki, potensi sumber daya alam, dan kondisi sektor usaha yang ada dapat dibuatnya program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif di kampung wisata pasir kunci dapat membantu menjalankan program pemerintah untuk mengikut sertakan masyarakat sekitar, guna terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memberi masyarakat pengetahuan tentang pentingnya sadar wisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Dengan digunakan metode penelitian ini dapat diperoleh gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan diteliti, yaitu tentang potensi-potensi dan sektor usaha yang ada di Pasir Kunci, yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar di Kampung Wisata Pasir Kunci. Hasil dari penelitian ini akan dibuat suatu pemberdayaan masyarakat yang berbasis ekonomi kreatif di kampung wisata pasir kunci.

(6)

Fentri Dahlia, 2013

COMMUNITY EMPOWERMENT BASED ON ECONOMY CREATIVE IN KAMPUNG WISATA PASIR KUNCI BANDUNG CITY

Abstract By:

Fentri Dahlia

0901439

Kampung wisata pasir kunci is the place where it be the center of art in Bandung city, who located in Ujungberung Bandung city. But the lack of empowerment in kampung wisata pasir kunci it’s look from the community participation who join the show of art it’s only the people under 20 years old, until the surrounding communities kampung wisata pasir kunci didn’t fill advantage extense of kampung wisata pasir kunci in they area. By looking at the potential of community, potential resources, and conditions existing business sector can be made of community empowerment program based on economy creative in kampung wisata pasir kunci that can help run the Government program to be a better life for people in kampung wisata pasir kunci and to give the educations to let them know how to important the knowledge of tourism. This research use descriptive method. With this method we can know the draw and paint in systematic way, actual and accurate with

the facts, behave and relations between phenomenon who in searcing, it’s about the

potentials and business sector in Pasir Kunci. The informant in this study is peoples in kampung wisata pasir kunci. The result for this study will be made a community empowerment program based on economy creative in kampung wisata pasir kunci.

(7)

Fentri Dahlia, 2013

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR .………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ….………... iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……….…… x

DAFTAR GAMBAR ………..….. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 5

D. Manfaat Penelian ……….. 6

E. Definisi Oprasional ………... 6

F. Sistematika Penulisan ………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepariwisataan dan Pariwisata ………. 9

B. Pemberdayaan Masyarakat ………... 10

C. Daya Tarik Wisata ……… 31

D. Wisata dan Wisatawan ……….. 32

(9)

F. Kerangka Pemikiran ………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ……….. 34

B. Metode Penelitian ………. 35

C. Populasi ……… 35

D. Sampel ……… 35

E. Operasional Variabel ……….. 37

F. Jenis dan Sumber Data ……… 40

G. Teknik Pengumpulan Data ……… 41

H. Teknik Pengolahan Data ……… 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kampung Wisata Pasir Kunci 1. Gambaran Umum dari Letak Geografis Pasir Kunci ………… 44

2. Sejarah Kampung Wisata Pasir Kunci ……….. 47

B. Hasil Penelitian 1. Potensi Masyarakat Sekitar Kampung Wisata Pasir Kunci a. Seni Pertunjukan ……… 53

b. Kerajinan ……… 58

c. Fesyen (fashion) ………. 60

(10)

2. Potensi Sumber Daya Alam Kampung Wisata Pasir Kunci

a. Musik ………. 66

b. Kerajinan ……… 67

c. Fesyen (fashion) ………. 68

d. Sumber Daya Lain ………. 68

3. Kondisi Sektor Usaha di Pasir Kunci a. Musik ……….………. 70

b. Seni Pertunjukan ………. 71

c. Kerajinan ………. 73

d. Fesyen (fashion) ……….. 73

e. Pasar Barang Seni ………... 73

4. Program Pemberdayaan berbasis Ekonomi Kreatif di Kampung Wisata Pasir Kunci ………. 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Keseimpulan ………. 82

B. Saran ………. 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipologi Partisipasi ………. 13

Tabel 2.2 Contoh bentuk pengembangan ekonomi kreatif ………. 22

Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat RW 11 ………. 38

Tabel 3.2 Operasional Variabel ……….. 39

Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Penelitian Potensi yang dimiliki Masyarakat … 66

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kelurahan Pasir Jati ………. 71

Tabel 4.3 Kesimpulan Hasil Penelitian Potensi SDA ………. 71

Tabel 4.4 Kesimpulan Hasil Penelitian Sektor Usaha ……… 76

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Syarat Tumbuh dan Berkembang Partisipasi Masyarakat …………. 16

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ………. 33

Gambar 4.1 Keikut Sertaan Masyarakat dalam Seni Pertunjukan ………... 56

Gambar 4.2 Tingkat Usia di RW 11 ………. 57

Gambar 4.3 Masyarakat yang Memiliki Keahlian dalam Bernyanyi ……… 58

Gambar 4.4 Masyarakat yang Ahli dalam Menari ……… 59

Gambar 4.5 Masyarakat yang ahli dalam Pagelaran Seni ………. 60

Gambar 4.6 Kemampuan Masyarakat dalam Membuat Kerajinan ……… 61

Gambar 4.7 Kemauan Masyarakat dalam Membuat Kerajinan ………. 62

Gambar 4.8 Kemampuan Masyarakat dalam Pembuatan Aksesoris ……….. 63

Gambar 4.9 Kemauan Masyarakat dalam Membuat Aksesoris ………. 64

Gambar 4.10 Kemampuan Masyarakat dalam Pembuatan Usaha Barang Seni … 65

Gambar 4.11 Masyarakat yang Memiliki Barang Seni ………. 65

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting

dalam membangun perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Hal ini

terwujud seiring dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi

bangsa-bangsa di dunia yang semakin baik dan maju karena sektor pariwisatanya.

Kemajuan dan kesejahteraan ekonomi yang makin tinggi telah menjadikan

periwisata sebagai bagian dari kebutuhan atau gaya hidup manusia.

Kebutuhan atau gaya hidup ini mampu menggerakan jutaan manusia untuk

menyaksikan alam dan mengenal budaya dari bangsa lain di berbagai

belahan atau kawasan-kawasan dunia lainnya. Pariwisata di Indonesia pun

sudah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian di

Indonesia.

Kota Bandung adalah kota yang diberi julukan sebagai kota

kembang, dan juga terkenal sebagai pusat pariwisata. Dengan menjadi

pusat pariwisata kota Bandung telah berhasil mendatangkan ribuan

wisatawan domestik maupun mancanegara mengunjungi kota Bandung.

Dalam buku direktori pariwisata kota Bandung dijelaskan bahwa Penduduk

kota Bandung diberkahi oleh lingkungan alam yang begitu indah, dengan

berbagai keragaman kreatifitas masyarakat, kota Bandung terletak

bagaikan berada didasar lingkungan yang dikelilingi oleh barisan

pegunungan yang kokoh dengan jumlah pedesaan yang sangat banyak, ini

juga menjadi kelebihan kota Bandung. Kota Bandung sendiri merupakan

daerah yang kontur tanahnya berbukit-bukit, kondisi geografis Kota

Bandung merupakan keuntungan bagi Kota Bandung terutama dari segi

Kebudayaan dan Pariwisata. Di samping itu, letaknya yang berbatasan

dengan berbagai daerah, kabupaten maupun kota yang memiliki alam yang

(14)

kepariwisataan dan juga memberikan potensi sekaligus peluang besar

untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yang menjanjikan.

Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat, di mana dalam UU No 10 Tahun 2009 yang

menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan

sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah

(PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan

kerja. Pemberdayaan masyarakat salah satu tujuannya untuk dapat

memandirikan masyarakat secara ekonomi. Ketika suatu komunitas

mendapatkan keuntungan (profit) dan manfaat (benefit) dari pemanfaatan

sumber daya alam dan budaya yang dimilikinya, maka mereka dengan

sendirinya akan memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian dan

keberlanjutan sumber daya alam dan budaya yang dimilikinya tersebut.

Dengan demikian dengan dilakukan pemberdayaan masyarakat akan

menciptakan kemungkinan masyarakat sejahtera dalam kehidupan

ekonominya. Pariwisata berbasis ekonomi kreatif sedang dikembangkan di

Indonesia, karna untuk menciptakan masyarakat menjadi seorang yang

kreatif. Ekonomi kreatif telah dikembangkan diberbagai negara dan

menampilkan hasil positif yang signifikan, antara lain berupa penyerapan

tenaga kerja, penambahan pendapatan daerah, hingga pencitraan wilayah di

tingkat internasional.

Mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini,

meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya

setempat. Dengan di kembangkannya suatu kawasan wisata di pedesaan

akan meningkatkan lagi jumlah wisatawan yang berkunjung ke pedasaan,

mengurangi tingkat pengangguran dengan diikut sertakannya masyarakat

dalam pengembangan kawasan wisata tersebut, dan juga memanfaatkan

potensi wisata yang ada di daerah tersebut. Salah satu contoh kawasan

(15)

Kampung Wisata Pasir Kunci adalah kawasan alam pedesaan dan

iklim pegunungan yang kaya akan potensi alam senantiasa memiliki daya

tarik tersendiri akan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata pegunungan

yang sejuk bagi sekelompok keluarga dalam melepas lelah dan kejenuhan

atas sekelumit kegiatan keseharian yang penat akan suasana perkotaan.

Begitu pula dengan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai budaya

daerah dan masih memiliki kultur daerah dengan nilai sosial yang tinggi

senantiasa menjadikan kawasan tersebut terasa sejuk, damai dan tentram.

Sebagai pusat seni budaya di Kota Bandung, Kampung wisata pasir kunci

terkenal dengan seni budaya sundanya

Pasir Kunci adalah nama daerah perkampungan yang berada di

wilayah otonomi daerah Pemerintahan Kota Bandung, tepatnya berada di

RW 11 kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung. Secara

geografis daerah tersebut berada di kaki Gunung Manglayang dan

sekaligus sebagai perbatasan antara kota dan kabupaten Bandung. Jalan

menuju kawasan ini tidak cukup besar dan menanjak, namun jalan menuju

kawasan tersebut sudah sangat bagus karena sudah di aspal, sehingga

memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke kampung wisata Pasir

Kunci. Jalanan berliku dan menanjak ditempuh sekitar 2 kilometer dari

Pasar Ujungberung. Namun untuk menuju kawasan tersebut harus

memiliki kendaraan pribadi karena tidak adanya kendaraan umum yang

menuju ketempat tersebut.

Tahun 2010 Kampung Wisata Pasir Kunci dengan luas 1,4 Hektar

diusulkan menjadi asset Pemerintah Kota Bandung, dan pada tahun 2011

Kampung wisata pasir kunci resmi menjadi milik Pemerintah Kota

Bandung dan menjadi tanggungjawab penuh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung. Keberadaan pasir kunci yang kini berstatus

milik Pemerintah pada hakikatnya adalah milik masyarakat, maka sebesar

(16)

Disbudpar Kota Bandung haruslah memiliki dampak bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Adapun kunci keberhasilan

program yang diupayakan Pemerintah Kota Bandung melalui Disbudapar

Kota Bandung adalah besarnya peran serta masyarakat setempat yang

diharapkan dapat bersinergi dengan program pemerintah kota di bidang

pariwisata yang dapat mendorong terciptanya peningkatan kesejahteraan

masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat.

Dimana konsep dari Kawasan Wisata Pasir Kunci adalah pelestarian alam,

pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian budaya lokal. Namun dari

kenyataan yang terlihat masih kurangnya keikut sertaan masyarakat sekitar

terhadap kegiatan yang ada di kampung wisata pasir kunci, dilihat dengan

tidak adanya toko oleh-oleh khas pasir kunci, tidak adanya guide yang

menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di pasir

kunci, sehingga membuat tidak adanya peningkatan kesejahteraan

masyarakat, dilihat dari pekerjaan masyarakat sekitar kampung wisata pasir

kunci adalah seorang petani, dan sebagian besar masyarakat di RW 11

adalah masyarakat yang memiliki tingkat perekonomian yang rendah.

Kurangnya pemberdayaan masyarakat di kampung wisata pasir

kunci terlihat dengan kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangnya

memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang di miliki membuat

pengembangan kampung wisata pasir kunci tidak mengikut sertakan

masyarakat sekitar, yang ikut serta dalam pagelaran seni di kampung

wisata pasir kunci hanya mengikut sertakan anak-anak di bawah usia 20

tahun. Sesuai dengan salah satu konsep dari kawasan wisata Pasir Kunci

yaitu pemberdayaan masyarakat, penulis akan membuat suatu

pemberdayaan masyarakat di Kampung Wisata Pasir Kunci,guna

membantu menjalankan program pemerintah untuk mengikut sertakan

masyarakat sekitar guna terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat,

(17)

ekonomi kreatif. Penulis akan mengikut sertakan masyarakat sekitar

sebagai pelaku dalam pengembangan kawasan wisata pasir kunci tersebut,

karena dalam pengembangan suatu kawasan wisata memerlukan peran dan

kontribusi dari semua pihak, baik dari unsur pemerintah, swasta, maupun

masyarakat.

Berdasarkan pemikiran tersebut, dan membantu program

Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat timbul

keinginan penulis untuk melakukan penelitian lebih mengenai

pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif di kampung wisata

Pasir Kunci sehingga skripsi ini diberi judul : ”Pemberdayaan

Masyarakat berbasis Ekonomi Kreatif di Kampung Wisata Pasir Kunci Kota Bandung”

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah potensi masyarakat sekitar kampung wisata Pasir Kunci

yang berbasis ekonomi kreatif ?

2. Bagaimana potensi sumber daya alam di kampung wisata Pasir Kunci

yang bisa dimanfaatkan sebagai ekonomi kreatif ?

3. Bagaimana kondisi sektor usaha berbasis ekonomi kreatif yang ada di

kampung wisata Pasir Kunci ?

4. Bagaimana program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi

kreatif di kampung wisata Pasir Kunci ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi potensi masyarakat yang berbasis ekonomi kreatif

yang dimilki oleh masyarakat sekitar kampung wisata Pasir Kunci.

2. Mengidentifikasi potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan

(18)

3. Mengidentifikasi kondisi sektor usaha berbasis ekonomi kreatif yang

ada di kampung wisata Pasir Kunci.

4. Menganalisis program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi

kreatif di kampung wisata Pasir Kunci.

D. Manfaat Penelitian Kegunaan Praktis

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pemerintah

Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

dampak baik ataupun buruk dari dibangunnya suatu tempat wisata, dan

pengaruh keikut sertaan pemerintah untuk kawasan wisata tersebut.

2. Penulis

Dapat menjadi sarana dan hasil nyata pengaplikasian ilmu yang telah

diperoleh selama kuliah bagi penulis, penelitian ini diharapkan.

Kegunaan Akademis

Diharapkan dapat menjadi temuan baru yang bermanfaat bagi ilmu

Pariwisata, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik

yang berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademik.

E. Definisi Oprasional

Definisi Oprasional ini dilakukan guna menghindari kesalahan dalam

mengartikan variabel-variabel yang dianalisis atau untuk membatasi

permasalahan dalam penelitian ini, hal ini juga dilakukan untuk memperjelas

pokok-pokok masalah yang ada, maka variabel-variabel tersebut

(19)

a. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat mengacu kepada kata empowerment, yaitu

sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri

oleh masyarakat. Jadi, pendekatan pemberdayaan masyarakat bertitik berat

pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang

mengorganisir diri mereka sendiri sehingga diharapkan dapat member peran

kepada individu bukan sekedar objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku

pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat

secara umum, (Setiana, 2005:8).

Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk

menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-pilihannya,

berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola kelembagaan

masyarakat secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan

kehidupannya.

b. Ekonomi Kreatif

Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan

ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan

melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan

memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Sehingga industri kreatif

didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,

keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta

lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi

(20)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah urutan atau tata cara penulisan dengan tujuan untuk mempermudah proses pembacaan sebuah karya tulis khususnya skripsi.

Berikut adalah sistematika penulisan skripsi ini.

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan penelitian, rumusan

masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan tentang kajian teori yang berfungsi sebagai landasan teoritis

dan juga berisikan hipotesis peneliti dalam pengujian teori.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, populasi, sampel, desain

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

serta ditemukan oleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan penelitian

yang telah dilakukan peneliti serta saran-saran dari peneliti untuk berbagai

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kepariwisataan dan Pariwisata

1. Kepariwisataan

Menurut Undang-Undang No. 10 Thn 2009 tentang Kepariwisataan,

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,

pemerintah dan Pemerintah Daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat

multidimensial serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat

setempat, sesama wisatawan, Pemerintah Daerah dan pengusaha.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan

Pemerintah Daerah (Perda Kota Bandung No. 7 thn 2012 tentang

Penyelenggaraan Kepariwisataan). Sedangkan menurut para ahli bahasa, kata

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata,

yaitu Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali,

berputar-putar atau lengkap, sedangkan wisata dapat diartikan sebagai

perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel.

Dengan demikian pengertian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun

perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari suatu tempat ke

tempat lain maupun suatu perjalan yang sempurna.

Sedangkan pengertian pariwisata secara umum, merupakan suatu

perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan

tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk

(22)

menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan

yang beraneka ragam.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai

proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjukan keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan, atau

mempunyai pengetahuan dan kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mempunyai mata

pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Suharto, 2009:59-60).

Menurut Simon dalam Harry Hikmat (2010:10) dalam tulisannya tentang

Rethinking Empowerment, definisi pemberdayaan yakni : "Pemberdayaan

adalah suatu aktivitas refleksif, suatu proses yang mampu diinisiasikan dan

dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang mencari kekuatan atau

penentu diri sendiri (self-determination). Sementara proses lainnya hanya

dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber, dan alat-alat

prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan kehidupannya.

Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan lingkungan sosial

dan fisik".

Berdasarkan definisi ini, Harry Hikmat menyimpulkan bahwa

pemberdayaan bukanlah upaya pemaksaan kehendak atau proses yang

dipaksakan. Lebih utama lagi adalah pendelegasian kekuasaan atau kekuatan

yang tidak sesuai dengan potensi masyarakat. Kegiatan pemberdayaan

hendaknya menekankan pada perspektif sosial dan budaya, bukan politik dan

(23)

Dalam pemberdayaan masyarakat, masyarakatlah yang menjadi aktor dan

penentu pembangunan. Dalam kaitan ini, usulan-usulan masyarakat

merupakan dasar bagi program pembangunan local, regional, bahkan menjadi

titik pijak bagi program nasional. Di sini, masyarakat difasilitasi untuk

mengkaji kebutuhan, masalah dan peluang pembangunan dan perikehidupan

mereka sendiri. Selain itu mereka juga menemu-kenali solusi yang tepat dan

mengakses sumber daya yang diperlukan, baik sumber daya eksternal maupun

sumber daya milik masyarakat itu sendiri.

Salah satu strategi yang memungkinkan dalam pemberdayaan masyarakat

adalah pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang secara konseptual

memiliki cirri-ciri unik serta sejumlah karakter yang oleh Nasikun

(2000:26-27) dikemukankan sebagai berikut :

1. Pariwisata berbasis masyarakat menemukan rasionalitasnya dalam

property dan ciri-ciri unik dan karakter yang lebih unik diorganisasi

dalam skala yang kecil, jenis pariwisata ini pada dasarnya merupakan,

secara ekologis aman, dan tidak banyak menimbulkan dampak

negative seperti yang dihasilkan oleh jenis pariwisata konvensional.

2. Pariwisata berbasis komunitas memiliki peluang lebih mampu

mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-atraksi wisata berskala

kecil dan oleh karena itu dapat dikelola oleh komunitas-komunitas dan

pengusaha-pengusaha local.

3. Berkaitan sangat erat dan sebagai konsekuensi dari keduanya lebih

dari pariwisata konvensonal, dimana komunitas local melibatkan diri

dalam menikmati keuntungan perkembangan pariwisata, dan oleh

karena itu lebih memberdayakan masyarakat.

Menurut Randy RW & Riant Nugroho D (2007:108) pemberdayaan

(24)

Proses pemberdayaan hendaknya meliputi :

a) Enabling (menciptakan suasana kondusif)

b) Empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas)

c) Protecting (perlindungan dan ketidak adilan)

d) Suporting (bimbingan dan dukungan)

e) Foresting (memelihara kondusifitas)

Dengan proses pemberdayaan sebagimana tersebut diatas, pada gilirannya

diharapkan akan terwujudnya kapasitas ketahanan masyarakat secara lebih

bermakna dalam mencapai kesejahteraannya, bukan sebaliknya menjebak

masyarakat pada suasana penuh ketergantungan.

Artinya tujuan pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat

menjadi :

1. Swadiri, mampu mandiri mengurusi dirinya sendiri

2. Swadana, mampu membiayai keperluannya sendiri

3. Swakelola, mampu mengelola potensinya sendiri

4. Swasembada, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara

berkelanjutan.

Pemberdayaan pada hakikatnya adalah untuk menyiapkan

masyarakat agar mereka mampu dan mau secara aktif berpartisipasi

dalam setiap program dan kegiatan pembangunan yang bertujuan

untuk memperbaiki mutu hidup (kesejahteraan) masyarakat, baik

dalam pengertian ekonomi, sosial, fisik, maupun mental. Meskipun

partisipasi masyarakat merupakan sesuatu yang harus ditumbuh

kembangkan dalam proses pembangunan, namun dalam praktiknya,

tidak selalu diupayakan sungguh-sungguh. Di pihak lain, tumbuh dan

berkembangnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan,

mensyaratkan adanya kepercayaan dan kesempatan yang diberikan

(25)

dalam proses pembangunan. Dibawah ini akan dijelaskan karakteristik

dari tipologi partisipasi masyarakat:

No. TIPOLOGI KARAKTERISTIK

1. Partisipasi pasif/

manipulative

a. Masyarakat diberitahu apa yang sedang

atau yang telah terjadi

b. Pengumuman sepihak oleh pelaksana

proyek tanpa memperhatikan tanggapan

masyarakat

c. Informasi yang dipertukarkan terbatas

pada kalangan professional di luar

kelompok sasaran

2. Partisipasi

Informatif

a. Masyarakat menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian

b. Masyarakat tidak diberi kesempatan untuk

terlibat dan mempengaruhi proses

penelitian

c. Akurasi hasil penelitian tidak dibahas

bersama masyarakat

3. Partisipasi

Konsultatif

a. Masyarakat berpartisipasi dengan cara

berkonsultasi

b. Orang luar mendengarkan, menganalisis

masalah dan pemecahan

c. Tidak ada peluang untuk pembuatan

keputusan bersama

d. Para professional tidak berkewajiban

(26)

e. Masyarakat (sebagai masukan) untuk

ditindaklanjuti

4. Partisipasi Insentif a. Masyarakat memberikan korbanan/jasanya

untuk memperoleh imbalan berupa

insentif/upah

b. Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses

pembelajaran atau eksperimen-eksperimen

yang dilakukan

c. Masyarakat tidak memiliki andil untuk

melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah

insentif dihentikan

5. Partisipasi

Fungsional

a. Masyarakat membentuk kelompok untuk

mencapai tujuan proyek

b. Pembentukan kelompok (biasanya) setelah

ada keputusan-keputusan utama yang

disepakati

c. Pada tahap awal, masyarakat tergantung

kepada pihak luar, tetapi secara bertahap

menunjukan kemandiriannya

6. Partisipasi

Interaktif

a. Masyarakat berperan dalam analisis untuk

perencanaan kegiatan dan pembentukan

atau penguatan kelembagaan

b. Cenderung melibatkan metoda

interdisipliner yang mencari keragaman

perspektif dalam proses belajar yang

(27)

c. Masyarakat memiliki peran untuk

mengontrol atas (pelaksanaan)

keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki

andil dalam keseluruhan proses kegiatan

7. Self Mobilization

(Mandiri)

a. Masyarakat mengambil inisiatif sendiri

secara bebas (tidak dipengaruhi oleh pihak

luar) untuk mengubah sistem atau

nilai-nilai yang mereka miliki

b. Masyarakat mengembangkan kontak

dengan lembaga-lembaga lain untuk

mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan

sumberdaya yang diperlukan

c. Masyarakat memegang kendali atas

pemanfaatan sumberdaya yang ada dan

atau digunakan

Tabel 2.1 Tipologi Partisipasi

Sumber : Pemberdayaan Masyarakat (2012:88)

Artinya, tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat memberikan

indikasi adanya pengakuan (aparat) pemerintah bahwa masyarakat bukanlah

sekedar obyek atau penikmat hasil pembangunan, melainkan subyek atau

pelaku pembangunan yang memiliki kemampuan dan kemauan yang dapat

diandalkan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan

hasil-hasil pembangunan. Tentang hal ini, adanya kesempatan yang diberikan,

sering merupakan faktor pendorong tumbuhnya kemauan, dan kemauan akan

(28)

Gambar 2.1 Syarat Tumbuh dan Berkembangnya Partisipasi Masyarakat

Sumber : Pemberdayaan Masyarakat (2012:91)

(1) Kesempatan untuk berpartisipasi

Beberapa kesempatan yang dimaksud disini adalah :

a) Kemauan politik dari penguasa untuk melibatkan masyarakat

dalam pembangunan, baik dalam pengambilan keputusan

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,

pemeliharaan, dan pemanfaatan pembangunan, sejak di tingkat

pusat sampai di jajaran birokrasi yang paling bawah

b) Kesempatan untuk memperoleh informasi pembangunan

c) Kesempatan memanfaatkam dan memobilitasi sumberdaya

(alam dan manusia) untuk pelaksanaan pembangunan

d) Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan teknologi

yang tepat, termasuk peralatan/perlengkapan penunjangnya

e) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk memperoleh

dan menggunakan peraturan, perijinan, dan prosedur kegiatan

yang akan dilaksanakan Kesempatan

berpartisipsi

Kemauan Berpartisipasi

Kemampuan Berpartisipasi

(29)

f) Kesempatan mengembangkan kepemimpinan yang mampu

menumbuhkan, menggerakan, dan mengembangkan serta

memelihara partisipasi masyarakat.

(2) Kemampuan untuk berpartisipasi

Yang dimaksud dengan kemampuan disini adalah :

a) Kemampuan untuk menemukan dan memahami

kesempatan-kesempatan untuk membangun, atau pengetahuan tentang

peluang untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya)

b) Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan yang

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang

dimiliki.

c) Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dengan menggunakan sumberdaya dan kesempatan (peluang)

lain yang tersedia secara optional.

(3) Kemauan untuk berpartisipasi

Kemauan untuk berpartisipasi, utamanya ditentukan oleh sikap

mental yang dimiliki masyarakat untuk membangun atau memperbaiki

kehidupannya, yang menyangkut :

a) Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang menghambat

pembangunan

b) Sikap terhadap penguasa atau pelasana pembangunan pada

umumnya

c) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak

cepat puas diri

d) Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk

(30)

Dalam pemberdayaan Masyarakat, tentunya terdapat tujuan untuk

terciptanya pengembangan masyarakat setempat/lokal. Pengembangan

masyarakat lokal adalah proses yang ditunjukan untuk melibatkan

kemampuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif

serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang

bukan sebagai sistem dan yang bermasalah, tetapi sebagai masyarakat kecil

yang memiliki potensi, hanya saja potensi itu belum dikembangkan.

pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses interaksi

antara anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh lembaga sosial,

yang membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan

mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

Sulistiyani (2004:38) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari

pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat

menjadi mandiri. kemandirian tersebut meliputi kemandirian berifikir,

bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. kemandirian

masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang

ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan

sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang

dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

Dalam suatu pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan pariwisata

di perlukan juga pengertian tentang “Sadar Wisata” sebagai persyaratan utama

bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pariwisata baik di daerah maupun

di tingkat nasional, serta meningkatkan nilai manfaat pariwisata bagi seluruh

masyarakat. Pelaksanaan sadar wisata bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pemahaman segenap komponen masyarakat untuk

menjadi tuan rumah yang baik dalam mewujudkan iklim yang

kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pariwisata serta

(31)

b. Menggerakan dan menumbuhkan motivasi, kemampuan dan

kesempatan bagi masyarakat sebagai wisatawan untuk mengenali

dan mencintai tanah air.

Pendekatan pelaksanaan sadar wisata dilakukan dengan cara informatif,

persuasif, dan edukatif (Panduan Pelaksanaan Sadar Wisata:03-08). Gerakan

masyarakat terhadap sadar wisata yaitu untuk menumbuhkan masyarakat agar

siap untuk berperan sebagai tuan rumah (host) dan memahami, mampu serta

bersedia untuk mewujudkan SAPTA PESONA di lingkungannya yang

meliputi unsur-unsur : aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.

Sapta Pesona merupakan jabaran konsep SADAR WISATA yang terkait

dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya

untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong

tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata, melalui perwujudan unsur

aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan. Jabaran masing-masing

unsur sapta pesona tersebut adalah sebagai berikut :

1) Aman

Suatu kondisi di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata

yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan

kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau

kunjungan ke daerah tersebut.

2) Tertib

Suatu kondisi dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan

wisata yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas

fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga

memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam

(32)

3) Bersih

Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di

destinasi periwisata/ daerah tujuan wisata yang mencerminkan

keadaan yang sehat/ hygienis sehingga memberikan rasa nyaman

dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau

kunjungan ke daerah tersebut.

4) Sejuk

Suatu kondisi dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan

wisata yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang

akan memberikan perasaan nyaman dan betah bagi wisatawan

dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.

5) Indah

Suatu kondisi dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan

wisata yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik yang

akan memberikan rasa kagum dan kesan yang mendalam bagi

wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah

tersebut, sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta

mendorong promosi ke pariwisataan yang lebih luas.

6) Ramah

Suatu kondisi dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan

wisata yang mencerminkan suasana yang akan terbuka dan

penerimaan yang tinggi yang akan memberikan perasaan nyaman,

perasaan diterima dan betah (seperti rumah sendiri) bagi

wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah

tersebut.

7) Kenangan

Suatu kondisi dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan

(33)

membekas bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau

kunjungan ke daerah tersebut.

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan yang

menekankan upaya pemberdayaan masyarakat serta orientasi pembangunan

yang mengarah pada 3 pilar, yaitu: Pro Job (menciptakan lapangan kerja), Pro

Poor (menanggulangi dan mengurangi kemiskinan), dan Pro Growth

(mendorong pertumbuhan. Maka makna konsep sadar wisata perlu diperdalam

agar meningkatkan posisi masyarakat sebagai penerima manfaat yang

sebesar-besarnya dari pengembangan kegiatan pariwisata (Panduan Pelaksanaan Sadar

Wisata dan Sapta Pesona:16-25).

3. Ekonomi Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata

Menurut Howkins (2010) dalam Suryana (2013:3-4), pada awal abad

ke-21 atau tepatnya sejak 2010, kita telah memasuki era baru, era ekonomi

kreatif. Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang digerakan oleh

industri kreatif yang mengutamakan peranan kekayaan intelektual. Industri

kreatif itu sendiri digerakan oleh para entrepreneur (wirausaha), yaitu orang

yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif.

Suparwoko (2010) dalam jurnal „Pengembangan Ekonomi Kreatif

Sebagai Penggerak Industri Pariwisata‟, menyatakan bahwa :

“Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik. Konsep

kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada

something to see, something to do, something to buy (Yoeti,1985). something

to see terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait

dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, something to buy terkait dengan

(34)

ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan

produk-produk inovatif khas daerah”

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan paradigma wisata dari

sekedar “melihat” menjadi “merasakan pengalaman baru”, maka produk -produk kreatif melalui sektor wisata mempunyai potensi yang lebih besar

untuk dikembangkan. Ekonomi kreatif tidak hanya masuk melalui something

to buy tetapi juga merambah something to see dan something to do melalui

paket-paket wisata yang menawarkan pengalaman langsung dan interaksi

dengan kebudayaan lokal.

Dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata, kreatifitas

akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan produk-produk

inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi

dibandingkan dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan,

mereka akan lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang memiliki

produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Contoh bentuk

pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata dapat dilihat

pada Tabel 2.2.

Wisata Ekonomi Kreatif

1. Something to see  Festival (contoh : Jember Fashion Carnival)  Proses kebudayaan (contoh : pembuatan

kerajinan batik)

2. Something to do Wisatawan berlaku sebagai konsumen aktif, tidak

hanya melihat atraksi dan membeli souvenir tapi ikut

serta dalam atraksi

3. Something to buy Souvenir (handicraft atau memorabilia)

Sumber : Yoeti, 1985 dan diolah

Strategi pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata

(35)

1. Meningkatkan peran seni dan budaya pariwisata.

2. Memperkuat keberadaan kluster-kluster industri kreatif.

3. Mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif.

4. Melakukan pemetaan aset yang dapat mendukung munculnya ekonomi

kreatif

5. Mengembangkan pendekatan regional, yaitu membangun jaringan

antar kluster-kluster industri kreatif.

6. Mengidentifikasikan kepemimpinan (leadership) untuk menjaga

keberlangsungan dari ekonomi kreatif, termasuk dengan melibatkan

unsur birokrasi sebagai bagian dari leadership dan facilitator.

7. Membangun dan memperluas jaringan di seluruh sektor.

8. Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi, termasuk

mensosialisasikan kebijakan terkait dengan pengembangan ekonomi

kreatif dan pengembangan wisata kepada pengerajin. Pengerajin harus

mengetahui apakah ada insentif bagi pengembangan ekonomi kreatif,

ataupun pajak ekspor jika diperlukan.

Dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang

disampaikan oleh Dr. Mari Elka Pangestu, berhasil dirumuskan model

sinergitas antar stakeholders ekonomi kreatif, khususnya pada sub sektor

kerajinan. Sebagai catatan, sub sektor kerajinan merupakan bentuk ekonomi

kreatif yang paling dekat dengan pengembangan wisata. Kerajinan termasuk

pada pembuatan souvenir yang memberikan “kenangan” pada wisatawan

sehingga membuka peluang agar wisatawan tersebut kembali berkunjung di

kesempatan lain.

Telah di jelaskan pula sebelumnya diatas ada 14 sektor yang termasuk

dalam ekonomi kreatif menurut Departemen Perdagangan (2008):

1. Periklanan (advertising)

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni

(36)

Contonhnya yaitu periklanan di media cetak (surat kabar dan majalah)

dan elektronik (televise dan radio), pemasangan berbagai poster dan

gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media

reklame sejenis lainnya, serta penyewaan kolom untuk iklan.

2. Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara

menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design,

landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya

arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi,

konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi,

perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti

bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

3. Pasar Barang Seni

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli,

unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi

melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi

barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.

4. Kerajinan (craft)

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk

yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain

awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang

kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit,

rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca,

porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada

umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi

(37)

5. Desain

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,

desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa

riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen (fashion)

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas

kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan

aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen.

7. Film, video, dan fotografi

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa

fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya

penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau

festival film.

8. Permainan interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi

permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan

edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai

hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau

edukasi.

9. Musik

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi,

pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

10.Seni Pertunjukan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten,

produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian

tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater,

opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukkan,

(38)

11.Penerbitan dan Percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku,

jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita

dan pencari berita.

12.Layanan computer dan piranti lunak

Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi,

termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data, pengembangan database,

pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem,

desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti

keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

13.Radio dan televisi

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan

pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show,

infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi

dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran radio dan

televisi.

14.Riset dan pengembangan (R&D)

Kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan

ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi

tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material

baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi

kebutuhan pasar.

Berdasarkan klasifikasi Leiper (1990: 29-30) dalam I Gde Pitana

(2009:63-64), terdapat tujuh sektor utama dalam industri pariwisata, yaitu

sebagai berikut :

1. Sektor Pemasaran (the marketing sector)

Mencakup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata, misalnya :

(39)

maskapai penerbangan (air lines), kantor promosi daerah tujuan wisata

tertentu, dan sebagainya.

2. Sektor Perhubungan (the carrier sector)

Mencakup semua bentuk dan macam transportasi publik, khususnya yang

beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal

wisatawan (taveller generating region) dengan tempat tujuan wisatawan

(tourist destination region). Misalnya: perusahaan penerbangan (airlines),

bus (coachline), penyewaan mobil, kereta api, dan sebagainya.

3. Sektor Akomodasi (the accommodation sector)

Sektor penyedia tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan

yang berhubungan dengan hal itu, seperti penyediaan makanan dan

minuman. Sektor ini umumnya berada di daerah tujuan wisata dan tempat

transit.

4. Sektor daya tarik/atraksi wisata (the attraction sector)

Sektor ini terfokus penyediaan daya tarik atau atraksi wisata bagi

wisatawan. Misalnya : taman budaya, hiburan (entertainment), even olah

raga dan budaya, tempat dan daya tarik wisata alam, peninggalan budaya,

dan sebagainya.

5. Sektor tour operator (the tour operator sector)

Mencakup perusahaan penyelanggara dan penyedia paket wisata.

Perusahaan ini membuat dan mendesain paket perjalanan dengan memilih

dua atau lebih komponen (baik tempat, paket, atraksi wisata) dan

memasarkannya sebagai sebuah unit dalam tingkat harga tertentu yang

menyembunyikan harga dan biaya masing-masing komponen dalam

paketnya.

6. Sektor pendukung/rupa-rupa (the miscellaneous sector)

Sektor ini mencakup pendukung terselenggaranya kegiatan wisata baik di

Negara/tempat asal wisatawan, sepanjang rute transit, maupun di

(40)

toko bebas bea (duty free shop), restoran, asuransi perjalanan wisata dan

sebagainya.

7. Sektor pengkoordinasi/regulator (the coordinating sector)

Mencakup peran pemerintah selaku regulator dan asosiasi di bidang

pariwisata selaku penyelenggara pariwisata, baik di tingkat lokal, regional,

maupun internasional.

Pengembangan ekonomi kreatif didasarkan pada fungsi, peran, dan

kontribusi ekonomi kreatif terhadap aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan

Negara. Menurut Departemen Perdagangan RI (2008:24), ada enam alasan

mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan yaitu sebagai berikut:

1. Ekonomi kreatif berkontribusi terhadap :

a. pendapatan domestik bruto (PDB)

b. menciptakan lapangan pekerjaan

c. peningkatan ekspor

2. Ekomoni kreatif berdampak sosial, yaitu dapat meningkatkan :

a. kualitas hidup

b. peningkatan toleransi sosial

3. Ekonomi kreatif mendorong inovasi dan kreativitas, yaitu dapat

merangsang:

a. ide dan gagasan

b. penciptaan nilai

4. Dengan ekonomi kreatif, sumber daya terbarukan, yaitu :

a. berbasis pengetahuan, kreativitas

b. green community

5. Ekonomi kreatif dapat menciptakan iklim bisnis disebabkan :

a. dapat menciptakan lapangan usaha

b. berdampak bagi sektor lain

(41)

6. Dengan ekonomi kreatif dapat meningkatkan citra dan identitas

bangsa, yaitu melalui cara:

a. Meningkatkan wisatawan

b. Mengembangkan ikon nasional

c. Membangun budaya, warisan budaya

d. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai lokal

Dengan pengembangan ekonomi kreatif banyak manfaat yang dapat

dihasilkan, seperti penggalian terhadap potensi-potensi lokal dan pemberian

manfaat nonekonomi lain, seperti pemeliharaan dan pengembangan nilai

budaya serta warisan budaya, peningkatan kualitas hidup, dan toleransi sosial,

peningkatan kepariwisataan, sumber daya terbarukan serta peningkatan

terhadap citra dan identitas bangsa.

4. Daya Tarik Wisata

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Sehingga dalam suatu kawasan wisata, daya tarik menjadi unsur penting

dalam dunia kepariwisataan. Dimana suatu tempat wisata memiki kunikan,

keindahan dan memiliki keanekaragaman budaya sudah memeliki daya tarik

wisata yang membuat para wisatawan datang berkunjung.

Menurut Spillane (2002), Daya Tarik Pariwisata adalah hal-hal yang

menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata.

Daya Tarik Wisata sendiri memiliki kemampuan tersendiri yang dapat

menarik para wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat menarik wisatawan

berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :

1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah

ada di alam. Contoh: iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora

(42)

2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda

bersejarah, kebudayaan dan religi.

3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup,

adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di

Jogjakarta.

4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang

tinggal di daerah objek wisata.

5. Wisata dan Wisatawan

Wisata adalah kegiatan perjalan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Perda No. 7 thn 2012 tentang

Penyelenggaraan Kepariwisataan). Menurut Richard Sihite dalam Marpaung

dan Bahar (2000: 46-47) Wisata adalah perjalanan yang dilakukan orang

untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain

meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan

maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan

rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sehingga orang-orang

yang melakukan rekreasi disebut wisatawan, namun tidak untuk menetap

secara terus menerus dan tidak melakukan bisnis. Kata Wisatawan (Tourist)

merujuk kepada orang. Secara umum wisatawan menjadi subset atau bagian

dari traveler atau visitor. Untuk dapat disebut sebagai wisatawan, seseorang

haruslah seorang traveler, tetapi tidak semua traveler adalah tourist. Traveller

memiliki konsep yang lebih luas, yang dapat mengacu kepada orang yang

(43)

ketempat kerja, sekolah dan sebagainya sebagai aktivitas sehari-hari.

Orang-orang menurut kategori ini sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai tourist.

6. Desa Wisata

Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR) sebuah program yang dicanangkan

oleh Departemen Pariwisata, sebagaimana yang dikutip oleh Soetarso

Priasukmana dan R. Mohamad Mulyadin, yang dimaksud dengan Desa

Wisata atau Kampung Wisata adalah : Suatu kawasan pedesaan yang

menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik

dari kehidupan social ekonomi, social budaya, adat istiadat, keseharian,

memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau

kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi

untuk dikembangkan berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi,

akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya. sehingga

dengan adanya Desa Wisata para wisatawan memiliki pengalaman baru yang

didapat, merasakan kebudayaan disana, berada di dalam remote area dimana

jauh dari kebisingan kota dan memiliki keindahan alam tersendiri.

Penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi

persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai berikut :

1. Aksebilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan

menggunakan berbagai jenis alat transportasi.

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda,

makanan khas, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai daya tarik

wisata.

3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan

yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang

kedesanya.

4. Keamanan di desa tersebut terjamin.

(44)

6. Beriklim sejuk dan dingin.

7. Berhubungan dengan daya tarik wisata lain yang sudah dikenal oleh

masyarakat luas.

B. Kerangka Pemikiran

Penjelasan : Dalam Kampung Wisata Pasir Kunci dibutuhkan suatu

pemberdayaan masyarakat, dalam pemberdayaan masyarakat itu sendiri penulis

memilih pemberdayaan masyarakat yang berbasis ekonomi kreatif, dimana sektor

ekonomi kreatif yang akan penulis teliti hanya beberapa yaitu Musik, Seni

Pertunjukan, Kerajinan (Craft), Fesyen (fashion) dan Pasar Barang Seni.

Kemudian sebelum melihat pemberdayaan apa yang cocok untuk masyarakat

Pasir Kunci yang berbasis ekonomi kreatif, penulis melihat dari potensi sumber

daya alam yang tersedia sebagai bahan baku yang akan menjadi sesuatu yang

kreatif dan potensi masyarakat yang berbasis ekonomi kreatif maksudnya adalah

dengan melihat potensi penulis dapat mengetahui pemberdayaan seperti apa yang

akan dilakukan di kawasan wisata pasir kunci, selain itu penulis akan meneliti

sektor usaha apa yang sudah ada di kampung wisata pasir kunci. Melalui teknik

wawancara, sebar kuisioner pada warga sekitar kampung wisata pasir kunci yaitu

RW 11, dan kemudian dilakukan analinis data dengan pengumpulan data, reduksi

data dan sajian data, sehingga akan dibuat sebuah program pemberdayaan

(45)

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Sumber : Olahan Penulis Pengembangan Kampung

Wisata Pasir Kunci

Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata

Potensi masyarakat berbasis ekonomi kreatif

- Musik - Seni Pertunjukan - Kerajinan (craft) - Fesyen (Fashion) - Pasar Barang Seni

Program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi

kreatif Wawancara dan

observasi

Analisis Data (pengumpulan data, reduksi data dan sajian

data)

Kondisi Usaha yang ada di kampung wisata pasir

kunci Potensi sumber daya

(46)

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kampung Wisata Pasir Kunci, yang

berada di RW 11 kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.

Kelurahan pasirjati secara administrative Pemerintahan berlokasi di wilayah

Kecamatan Ujungberung Kota Bandung dengan batas wilayah dan tanda

batasnya adalah:

- Sebelah Utara : Kab. Bandung

- Sebelah Selatah : Kec. Cinambo

- Sebelah Barat : Kel. Pasirwangi dan Kel. Cigending

- Sebelah Timur : Kab. Bandung dan Kel. Pasanggrahan

Kelurahan Pasirjati terletak pada posisi 107º 42’ Bujur Timur dan 6° 54’

Lintang Selatan yang strategis tepat di sisi Utara Bandung Timur dengan

panorama alam lereng Gunung Manglayang, berada pada ketinggian sekitar

750 M dari permukaan laut dan suhu udara rata-rata 19° C - 24° C dan curah

hujan 2400 mm/tahun. Jarak dan waktu tempuh dari kelurahan Pasirjati ke

beberapa tempat yaitu :

- Jarak ke Kantor Pemerintah Provinsi : 10 Km

- Jarak ke Kantor Pemerintah Kota : 11 Km

- Jarak ke Kantor Pemerintah Kecamatan : 0,5 Km

- Waktu tempuh ke Pusat Kota Bandung : 1 Jam

Akses menuju kawasan ini tidak cukup besar dan menanjak namun

keadaan jalan sudah sangat bagus karena sudah di aspal, sehingga

memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Wisata Pasir Kunci.

Jalan berliku dan menanjak tersebut ditempuh dalam jarak sekitar 2 kilometer

dari Pasar Ujungberung. Namun untuk menuju kawasan tersebut harus

memiliki kendaraan pribadi karena tidak adanya kendaraan umum yang

(47)

Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif, yaitu suatu

metode yang meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran

atau pelukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan diselidiki (Nazir, 2005).

Penelitian ini sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini

peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Di

samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana

pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang

berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang.

C. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugiono,2010:80).

Sedangkan menurut Made (2005:232) populasi adalah kelompok dimana

seorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan

(digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu

karakteristik yang membedakan populasi itu dengan kelompok-kelompok

yang lain. Populasi pada penelitian ini adalah sekertaris di kawasan wisata

pasir kunci Bapa Cepi Sadak Abbas, SE, ketua RW 11 Bapa Sukandar, dan

masyarakat sekitar di Kampung Wisata Pasir Kunci yang berada di RW 11.

D. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010;81) adalah bagian dari jumlah dan

(48)

kesimpulan dari sampel populasi tersebut dapat diberlakukan.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu masyarakat di Kampung

Wisata Pasir Kunci yang berada di RW 11, berdasarkan data jumlah

masyarakat RW 11 yang didapat dari Kelurahan Pasirjati jumlah masyarakat

yang berada di sekitar Kampung Wisata Pasir kunci dapat dilihat dari table

berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Masyarakat RW. 11

KK L P JUMLAH

RT. 01 48 100 89 237

RT. 02 68 111 112 223

RT. 03 74 120 119 239

RT. 04 45 91 78 169

TOTAL 868

Sumber : Data Kelurahan Pasirjati Tahun 2013

Melalui jumlah warga sekitar Pasir Kunci yang berada di RW 11 tersebut

maka dapat ditentukan jumlah responden yang diambil sebagai wakil

penelitian menggunakan pedoman :

Rumus Slovin (dalam Riduan, 2007:65), sebagai berikut:

Ukuran Sample

(49)

yang masih dapat ditolerir.

Nilai kritis e atau batas ketelitian yang biasa dipergunakan dalam

perhitungan adalah 0,1 (10%) untuk populasi besar dan batas ketelitian 0,2

(20%) untuk populasi kecil.

Berdasarkan perhitungan sampel dibawah ini didapat hasil perhitungan

yaitu dari ukuran sampel yang diambil jumlah masyarakat RW 11 pada tahun

2013 sebanyak 868 orang dan batas ketelitian yang digunakan yaitu 0,1 (10%)

karena jumlah populasi yang digunakan besar.

=

=

=

89,66 dibulatkan menjadi 90

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, maka dihasilkan jumlah

responden yang digunakan dalam penelitian yaitu 90 orang masyarakat sekitar

Kampung Wisata Pasir Kunci.

E. Operasional Variabel

Tabel 3.2

No Variabel Subvariabel Indikator Skala

1. Potensi

Masyarakat

berbasis

Seni Pertunjukan 1. keikut sertaan

masyarakat dalam seni

pertunjukan di

(50)
(51)
(52)

Gambar

Tabel 2.1 Tipologi Partisipasi ……………………………………………….      13
Tabel 2.1 Tipologi Partisipasi
Gambar 2.1 Syarat Tumbuh dan Berkembangnya Partisipasi Masyarakat
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DESA CIBEUSI KECAMATAN CIATER KABUPATEN

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) memetakan potensi sumber daya sosial ekonomi yang dimiliki oleh kelompok usia musa pada masyarakat pesisir di Kota Makassar;

"proses" di mana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah untuk memperbaiki kondisi

Hasil dari penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan melalui penguatan kolaborasi antar aktor pembangunan yang dalam hal ini adalah berkaitan

Hasil dari segi sosial, kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program desa vokasi berbasis potensi unggulan lokal di Kelurahan Mangkang Kulon dapat

Berdasarkan analisis situasi, data kondisi social, geografis, dan potensi yang dimiliki seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya berupa

Dari pengamatan yang di lakukan penulis pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan dana desa terkait penguatan potensi atau daya yang

Program Pemberdayaan Masyarakat berbasis Ekonomi Kewilayahan (PEW) merupakan program yang bertujuan untuk memberikan fasilitasi kepada usaha mikro kecil