TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
OLEH:
SRI MURNI
NIM. 1201020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
BELAJAR SISWA
Oleh SRI MURNI
S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
© Sri Murni 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Sri Murni, 2014
Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Peneitian... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian ...
BAB II BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA...
A. Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling... 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling... B. Motivasi Belajar...
1. Motif dan Motivasi... 2. Pengertian Motivasi Belajar... 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 4. Ciri-ciri Motivasi Belajar ... C. Bimbingan Belajar ...
1. Pengertian Bimbingan Belajar ... 2. Tujuan Bimbingan Belajar ... 3. Tahap-tahap Bimbingan Belajar ... D. Program Bimbingan Belajar... 1. Pengertian Program Bimbingan Belajar... 2. Prinsip-prinsip Dalam Pengembangan Program ... 3. Jenis-jenis Layanan Dalam Program Bimbingan dan Konseling... E. Program Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... F. Penelitian Yang Relevan ... G. Asumsi ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. Metode dan Desain Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Definisi Operasional ... D. Prosedur Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data ...
Sri Murni, 2014
Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
F. Pengembangan Instrumen ... G. Prosedur Pengolahan Data ... H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Deskripsi Hasil Penelitian... 1. Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kartika
XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014... 2. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Sebelum
Mengikuti Program Bimbingan ... 3. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Setelah Mengikuti Program Bimbingan Belajar... 4. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 5. Efektivitas pelaksanaan bimbingan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa ...
B. Program Bimbingan untuk Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung ...
C. Pembahasan Hasil Uji Coba Program Bimbingan untuk Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung...
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...
Sri Murni, 2014
Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
DAFTAR TABEL
hal Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Validasi...
Tabel 3.2 Kisi-kisi penilaian uji kelayakan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa... Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian setelah validasi ... Tabel 3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... Tabel 3.5 Penyebutan Kategorisasi Hasil Perolehan Skor ... Tabel 3. 6 Interpretasi kategori Motivasi Belajar ... Tabel 4.1 Gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA
Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... Tabel 4.2 Gambaran umum aspek motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... Tabel 4.3 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti
program bimbingan pada aspek mempunyai tanggung
jawab pribadi ... Tabel 4.4 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti
program bimbingan pada aspek menetapkan nilai yang
ingin dicapai ... Tabel 4.5 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti
program bimbingan pada aspek bekerja kreatif ... Tabel 4.6 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti
program bimbingan pada aspek berusaha mencapai
cita-cita ... Tabel 4.7 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti
program bimbingan pada aspek melakukan antisipasi ... Tabel 4.8 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti
program bimbingan pada aspek melakukan kegiatan
sebaik-baiknya ... Tabel 4.9 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti
program bimbingan pada aspek mempunyai tanggung
jawab pribadi ... Tabel 4.10 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti
program bimbingan pada aspek menetapkan nilai yang
ingin dicapai ... Tabel 4.11 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti
Sri Murni, 2014
Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
program bimbingan pada aspek bekerja kreatif ... Tabel 4.12 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti
program bimbingan belajar pada aspek berusaha mencapai
cita-cita ... Tabel 4.13 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti
program bimbingan pada aspek melakukan antisipasi ... Tabel 4.14 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti
program bimbingan pada aspek melakukan kegiatan
sebaik-baiknya ... Tabel 4.15 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek tanggung
jawab pribadi ... Tabel 4.16 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek tanggung
jawab pribadi ... Tabel 4.17 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek
menetapkan nilai yang ingin dicapai ... Tabel 4.18 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek
menetapkan nilai yang ingin dicapai ... Tabel 4.19 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek bekerja
kreatif ... Tabel 4.20 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek bekerja
kreatif... Tabel 4.21 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek berusaha
mencapai cita-cita ... Tabel 4.22 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek berusaha
mencapai cita-cita ... Tabel 4.23 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek
melakukan antisipasi ... Tabel 4.24 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek
melakukan antisipasi ... Tabel 4.25 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek
melakukan kegiatan sebaik-baiknya ... Tabel 4.26 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek
melakukan kegiatan sebaik-baiknya ... Tabel 4.27 Hasil normalitas Kolmogrorov-smirnova dan shapiro-will...
Sri Murni, 2014
Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
Daftar Gambar
Sri Murni, 2014
Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Pengangkatan Pembimbing Tesis Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan telah Mengadakan Penelitian Lampiran 4 Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 5 Satuan Layanan (setelah validasi)
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas dan Uji-t Pretest-posttest Lampiran 7 Dokumentasi
Sri Murni, 2014
ABSTRAK
Sri Murni.1201020 Program Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Penelitian Kuasi-Eksperimen Terhadap Siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program bimbingan yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain nonequivalent pre-post test control group quasi experiment dengan teknik nonrandom-purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan inventori, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini dimulai dengan mengembangkan hipotesis program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan divalidasi dengan desain pre-posttest quasi-experimental. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa program bimbingan teruji efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Keefektifan program didukung dengan temuan berikut bahwa setelah mengikuti program, sebagian besar siswa mengalami peningkatan pada aspek tanggung jawab pribadi , menetapkan target belajar yang ingin dicapai, kemampuan untuk bekerja secara kreatif, kemampuan berusaha mencapai apa yang diinginkan, kemampuan untuk mengantisipasi pencapaian pembelajaran dan kemampuan melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya. Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi kepada guru pembimbing untuk lebih memperhatikan usaha pemberian motivasi belajar kepada seluruh siswa agar mendorong mereka mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Bagi pihak yang akan mengaplikasikan program ini, dua panduan tambahan tersedia yaitu deskripsi program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan panduan untuk melaksanakan program tersebut.
Sri Murni, 2014
ABSTRACT
Sri Murni. 1201020. Guidance Program for Increasing Students’ Learning Motivation (A Quasi-Experiment to the Grade XI Students of SMA Kartika XIX-2 Bandung, Academic Year 2013/2014)
The present study is aimed at developing effective guidance program for
increasing student’s learning motivation. The present study applies quantitative
research approach with nonequivalent pre-posttest control group quasi-experimental design, and nonrandom-purposive sampling technique. The data were collected using inventory, interview, and documentary study.The study was started with developing a hypothetical guidance program for increasing student learning motivation, and validated with pre-posttest quasi-experimental design. The study comes up with the main finding that the tested guidance program is proven to be effective for increasing learning motivation of grade XI, SMA Kartika XIX-2 Bandung, academic year 2013/2014.The program effectiveness is supported by the following substantial findings that after attending the program most of the students have increased personal responsibility, decision of learning targets, ability to work creatively, ability to achieve what they want, ability toanticipate learning achievements, and ability to do each activity as good as possible. It is recommended that the teacher-counselors should pay more attention to the efforts of giving learning motivation for all students in order to encourage them in attaining better learning achievements. For those people who will apply the program, two supplement booklets are provided, i.e. the description of the tested guidance program for increasing student learning motivation, and a guideline for applying the program.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “Guidance”
dan “Counseling” dalam bahasa Inggris. Istilah ini mengandung arti : (1)
mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to
manage), dan (4) menyetir (to steer). Sunaryo (dalam Yusuf, S &
Nurihsan, J. 2005: 6) mengemukakan bimbingan sebagai “proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”, sedangkan
Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan
merupakan upaya pemberian bantuan untuk memfasilitasi individu dalam
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan
bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya
untuk membantu konselinya mengatasi masalah-masalahnya” (Yusuf, S &
Nurihsan, J. 2005: 8). Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, konseling
diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang bersifat rahasia, yang
dilakukan oleh konselor kepada konseli untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh konseli agar memperoleh kebahagian
dalam hidupnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang
dikemukan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapatkan keahlian untuk itu, dengan tujuan agar indivisu dapat
memahami dirinya, lingkungan, dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi
dirinya secara optimal.
Siswa Sekolah Menengah Atas merupakan remaja yang sedang
mengalami perkembangan intelektual. Bloom (dalam Makmum, A. S.
2007: 102) menyatakan bahwa taraf kematangan dan kesempurnaan IQ
seseorang mencapai 92% nya sejak usia 13 tahun. Maksudnya tingkat
kematangan intelektual pada usia remaja berubah secara signifikan yang
ditandai dengan adanya eksplorasi kematangan intelektual. Tahapan
ekplorasi kematangan intelektual bisa dikembangkan melalui pendidikan
yang dimanifestasikan dengan luasnya wawasan informasi dan kapasitas
berfikir individu. Dengan demikian, masa remaja merupakan masa yang
penuh potensi dalam menentukan keberhasilan akademik.
Menurut Hurlock, E.B. (1980: 207-208) masa remaja merupakan
salah satu perkembangan manusia yang menarik perhatian untuk
dibicarakan, karena masa remaja mengalami berbagai permasalahan yang
harus dihadapi. Masa remaja juga sering disebut sebagai masa transisi dari
masa kanak-kanak menjadi masa dewasa.
Siswa merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses
berkembang ke arah kematangan. Masing-masing siswa memiliki
karakteristik pribadi yang unik, dalam arti terdapat perbedaan individu
diantara mereka. Contohnya hal-hal yang menyangkut aspek kecerdasan,
emosi, sosialbilitas, sikap, kebiasaan dan kemampuan penyesuaian diri.
(Yusuf, S & Nurihsan, J. 2011: 157).
Salah satu perkembangan masa remaja adalah mengembangkan
kemampuan intelektual. Perkembangan intelektual yang harus dimiliki
remaja yaitu kemampuan menghadapi dan kemampuan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara cepat, tepat dan efektif, memiliki inisiatif yang
dalam menyelesaikan masalah serta mampu menetapkan tujuan yang ingin
dicapai. Kemampuan intelektual tidak akan berkembang apabila siswa
tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri individu yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan
dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas
motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya. Motivasi siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi harus
memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi merupakan kekuatan, dorongan dan keinginan yang
terdapat dalam diri siswa yang menyebabkan siswa bertindak. Motivasi
belajar yang tinggi mendorong siswa untuk fokus untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
dalam menghadapi permasalahan akan melakukan alternatif-alternatif yang
positif untuk memecahkan setiap masalah yang mereka hadapi, contohnya
siswa bertanggung jawab terhadap dirinya dan akan terus belajar
bersungguh-sungguh. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Keefe dan
Jenkins (dalam Zenzen, T.G: 2002) menyatakan “motivation, as it relates
to students, is very important. Students who have high motivation to
achieve generally do well academically. Students with low motivation do
not do well academically”. Maksudnya jika dikaitkan dengan siswa motivasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan
akademis siswa. siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan bagus
secara akademis, sementara siswa dengan motivasi yang rendah akan
memiliki kemampuan akademis yang rendah pula.
Ramdani (2011) menyatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi pada umumnya memperoleh hasil akademik yang baik,
dan begitu juga sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah pada umumnya memperoleh hasil akademik yang kurang baik.
bahwa motivasi sangat penting dan menentukan kegiatan dalam belajar,
karena suatu kelompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil
ketimbang kelompok yang tidak punya motivasi. Uno, H. B. (2012: 30)
juga menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai motif tinggi
cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa
menunda-nunda pekerjaannya. Hal yang membuat seorang siswa berusaha
mencapai prestasi yang lebih tinggi dan mengikuti proses belajar mengajar
secara lebih mendalam banyak berkaitan dengan faktor motivasi terutama
motivasi untuk berprestasi, sedangkan motivasi masing-masing siswa
dapat bervariasi. Kuat lemahnya motivasi tergantung pada besarnya
harapan yang ingin dicapai, kuatnya dasar yang menimbulkan motivasi,
serta besarnya kepuasaan yang diinginkan (Rivai, V: 2003)
McClelland (dalam Zaenal, 2000) mengungkapkan bahwa
“Motivasi mempunyai kontribusi 65% terhadap prestasi belajar”. Sementara itu menurut Bigge and Hunt dalam Rivai, V. (2003)
mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk berperilaku
tertentu dalam menyelesaikan tugas dengan suatu standar keunggulan yang
hasilnya dapat dievaluasi. Banyak dijumpai seseorang yang memiliki
intelegensi tinggi tetapi prestasi yang dicapainya rendah, akibat
kemampuan yang dimilikinya kurang berfungsi secara optimal. Salah satu
faktor pendukung agar kemampuan intelektual anak dapat berfungsi secara
optimal adalah adanya motivasi yang tinggi dalam dirinya. Dalam arti,
apapun kondisi dan sistem dalam proses belajar mengajar, seluruh siswa
hendaknya selalu berusaha meningkatkan motivasi untuk meraih prestasi
yang gemilang.
Prestasi belajar merupakan suatu hal yang harus diraih oleh setiap
siswa, bagi siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, mereka akan
belajar dengan tekun untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah mereka
Siswa yang berprestasi rendah menunjukkan potensi dan
kemampuannya kurang optimal, prestasi belajar menurun. Karakteristik
siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah diantaranya; mudah
merasa kecewa dan berputus asa, tidak berani menghadapi kenyataan,
tidak mau berusaha, mudah bosan dan jenuh dalam belajar, suka
memberontak, kurang percaya diri dan mudah terpengaruh. Rendahnya
motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan prestasi yang tidak stabil. Siswa
cenderung mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru, siswa
menunjukkan kurang kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri untuk
mencapai prestasi yang optimal.
Menurut Umaniyah (2008: 73) Individu yang memiliki motivasi
belajar yang rendah memiliki beberapa ciri yaitu kurang memiliki
tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan aktivitasnya, memiliki
program dalam kegiatan tetapi tidak berdasarkan pada rencana dan tujuan
yang realistik serta lemah dalam pelaksanaannya, cenderung bersikap
apatis dan tidak percaya diri, sering ragu dalam mengambil keputusan,
tindakannya tidak berdasarkan tujuan, tidak memiliki sikap inovatif dan
kreatif dalam belajar, tidak giat dalam menyelesaikan tugas sekolah, tidak
memanfaatkan waktu dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar
yang kurang optimal.
Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing di SMA Kartika
XIX-2 Bandung (2013) menunjukkan ada beberapa indikator siswa
memiliki motivasi belajar yang rendah, diantaranya; sikap siswa yang asal
naik kelas dan asal lulus, siswa kurang bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas, siswa memiliki cara belajar yang kurang efektif
sehingga tidak mampu menguasai materi pelajaran dengan baik, memiliki
sikap apatis dan tidak percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan,
tidak memahami tujuan dalam setiap tindakannya, kurang disiplin dalam
belajar, tidak mengikuti pelajaran yang diberikan guru dan tidak
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMA Kartika XIX-2
Bandung menunjukkan bahwa siswa sulit untuk mengembangkan prestasi
belajarnya dengan baik. Bimbingan dan konseling memiliki peranan yang
sangat penting dalam pendidikan dalam mendukung pencapaian proses
belajar mengajar dengan memfasilitasi siswa agar mereka mampu
mencapai perkembangannya secara optimal. Salah satu perkembangan
siswa di sekolah adalah tercapainya perkembangan akademik yang optimal
terutama mengembangkan motivasi belajar siswa. Bimbingan yang dapat
diberikan untuk membantu siswa mengembangkan motivasi belajar adalah
dengan memberikan bimbingan belajar kepada siswa, karena dengan
bimbingan belajar dapat membantu para siswa dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah belajar yang meliputi kebiasaan belajar,
mengembangkan motivasi belajar, cara belajar yang efektif dan
menyelesaikan tugas-tugas Nurihsan, J. (2003: 21).
Bimbingan belajar diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar
pada siswa di sekolah. Guru pembimbing membantu siswa sukses dalam
belajar, meraih prestasi dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua
tuntutan pendidikan. Menurut Sukardi, D.K et al (2008: 464) bimbingan
belajar merupakan bimbingan yang tepat untuk membantu siswa dalam
menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi kesulitan belajar dan cara
mengatur waktu dalam belajar khususnya ditujukan untuk
mengembangkan potensi diri siswa agar mereka mampu menemukan dan
menciptakan cara belajar yang tepat.
Bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang
direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, bimbingan belajar juga bertujuan untuk membantu siswa
mengatasi masalah dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengangkat masalah
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Kartika XIX-2 Bandung pada
Tahun Ajaran 2013/2014).
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik
dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling
pengaruh antara pendidik dengan siswa. Dalam saling mempengaruhi ini
peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang
lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguaisai nilai-nilai,
pengetahuan dan keterampilan.
Sekolah merupakan suatu lingkungan formal tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar secara terencana dan
terorganisasi. Kegiatan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan
perubahan-perubahan positif dalam diri siswa menuju kedewasaannya.
Oleh karena itu, sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam
mengembangkan aspek intelektual siswa saja melainkan juga bertanggung
jawab dalam menumbuhkan, mendorong, membina dan mengembangkan
kepribadian siswa dalam mencapai prestasi. Menurut Kartadinata (1983:
150) sekolah tidak hanya menekankan kepada pengembangan kemampuan
kognitif, tetapi juga menekankan kepada pengembangan kepribadian
sebagai sesuatu yang terintegrasi dan utuh.
Dalam lingkungan sekolah pengembangan motivasi belajar untuk
meraih tujuan pendidikan yang secara langsung supaya siswa meraih
prestasi yang optimal. Motivasi belajar merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dan dimiliki oleh setiap siswa di sekolah. Motivasi belajar
membantu siswa mampu mendorong tingkah lakunya untuk mencapai
prestasi yang tinggi, mampu mengelola dirinya sendiri, mengembangkan
kreativitas, memiliki cara belajar yang efektif dan mampu menanggung
resiko. Siswa yang kurang memiliki motivasi akan mengahambat proses
Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilaksanakan
dalam memberikan intervensi dalam bentuk pelayanan bimbingan dan
konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang
diberikan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan agar
siswa dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya dan mampu mencapai
perkembangan yang optimal. Bimbingan yang dapat diberikan untuk
membantu siswa mengembangkan motivasi belajar ialah dengan
bimbingan belajar, karena bimbingan belajar merupakan bimbingan yang
diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan
memecahkan permasalahan belajar.
Mengingat pentingnya program bimbingan belajar di sekolah
sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan lingkungan masyarakat dan
kebijakan lembaga untuk membantu siswa mencapai kompetensi
akademik, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah, “seperti apa
program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?” Secara lebih
rinci masalah utama tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian
sebagai berikut.
1. Gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Gambaran hasil efektivitas program bimbingan belajar untuk
meningkatan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
dalam penelitian ini secara umum adalah untuk menghasilkan program
layanan bimbingan belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebagai
berikut.
1. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA
Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Seperti apa rumusan program hipotetik bimbingan belajar untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?
3. Bagaimana hasil efektivitas program bimbingan belajar terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan teori
tentang pelaksanaan bimbingan belajar dan motivasi belajar.
b) Guna memperkaya cakupan ilmu pengetahuan dalam
pengembangan program pelayanan BK di sekolah.
c) Sebagai sumber informasi pendidikan bagi mahasiswa program
studi BK program pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Manfaat Praktis `
a) Siswa
Diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi
melalui bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar
b) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Memberikan inovasi baru dalam peningkatan mutu dan potensi
guru dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik
yang handal, khususnya yang terkait dengan pengetahuan dan
pemahaman siswa tentang motivasi belajar.
c) Bagi Sekolah
Mengembangkan kualitas pendidikan untuk anak didik dan
memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah
untuk mengembangkan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam
layanan bimbingan belajar di sekolah terkait dengan motivasi
siswa.
d) Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut tentang perbaikan kegiatan pemberian layanan guna
meningkatkan mutu kualitas layanan bimbingan yang diberikan.
Khususnya dalam penggunaan layanan bimbingan belajar untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan
yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Penelitian
quasi eksperimen merupakan metode penelitian untuk mencari perlakukan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi terkendali dengan pendekatan kuantitatif
Sugiyono, (2008: 72). Rancangan Quasi-Experimental dengan desain
nonequivalent pre-test and post test control group design, kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol di seleksi tanpa prosedur acak. Kedua kelompok tersebut
sama-sama memperoleh pretes dan postes, akan tetapi kelompok eksperimen saja
yang diberikan treatment (Creswell, 2010). Desain penelitiannya diilustrasikan
sebagai berikut:
Kelas eksperimen : O X O
---
Kelas kontrol : O O
Keterangan:
O = angket awal atau angket akhir skala motivasi belajar pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
X = Perlakuan model pembelajaran dengan bimbingan klasikal.
--- = Subjek tidak dipilih secara acak.
Tingkat Motivasi belajar siswa diukur sebanyak dua kali yaitu sebelum
perlakuan (pretes) dan setelah perlakuan (postes). Pretes bertujuan melihat
kesetaraan kemampuan awal kedua kelompok. Postes bertujuan melihat
bagaimana pengaruh program bimbingan belajar yang diberikan terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa, dan melihat apakah terdapat peningkatan pada
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2006:
130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI SMA
Kartika XIX-2 Bandung yang terdaftar pada semester 2 Tahun Ajaran
2013/2014.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling purvosive. Teknik sampling purvosive merupakan cara mengambil
sampel dari anggota populasi secara penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugioyono, 2010: 85). Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah semua siswa yang ada di kelas XI-IPS.1 SMA Kartika
XIX-2 Bandung. Kelas XI-IPS.1 dipilih berdasarkan pertimbangan guru
bimbingan dan konseling dimana dikelas tersebut hasil belajar siswa sangat
beragam dan banyak nilainya dibawah rata-rata.
C. Definisi Operasional
Menghindari terjadinya interpretasi yang berbeda-beda dan kerancuan
pemahaman tentang aspek-aspek yang menjadi variabel penelitian, maka
berikut penjelasan definisi operasional:
a. Program bimbingan belajar
Program bimbingan belajar adalah serangkaian rencana kegiatan
yang dilakukan peneliti sebagai upaya membantu siswa kelas XI SMA
Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 supaya mendapatkan
penyesuaian yang baik dalam belajar, sehingga setiap peserta didik
dapat belajar dengan efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki dan mencapai perkembangan yang optimal.
Natawidjaja, R. dalam Winkel (1991: 67) mengartikan
secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga individu sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak wajar, sesuai dengan ketentuan, keadaan keluarga, dan
masyarakat. Bimbingan belajar adalah bimbingan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang
tepat bagi dirinya sendiri dalam belajar.
Selanjutnya Suherman, AS.U. (2007: 59) menjelaskan program
bimbingan dan konseling di sekolah merupakan serangkaian aktivitas
layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang akan menjadi
pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan
pertanggungjawabannya.
Dalam program bimbingan terdapat beberapa komponen yang
meliputi susunan secara formal untuk melayani para peserta didik,
tenaga pendidik dan kependidikan lainnya. Supaya program berjalan
dengan baik dapat dilakukan evaluasi terhadap program, proses serta
hasil. Oleh karena itu, program bimbingan yang akan disusun harus
dengan perencanaan yang matang, termasuk program bimbingan belajar
yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Program bimbingan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah program bimbingan dan
konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga peserta
didik memiliki kebiasaan belajar yang baik, motivasi belajar yang
tinggi dan memiliki keterampilan belajar yang efektif.
Struktur program dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a)
Rasional program, b) Kompetensi yang dikembangkan c) Dasar dan
landasan operasional, d) Deskripsi kebutuhan, e) Visi dan Misi
Program, f) Tujuan program, g) Komponen program, h) Personel yang
terlibat, i) Mekanisme kerja antar personel, j) Rencana operasional, k)
Pengembangan tema dan topik, l) Pengembangan satuan layana,
m)Waktu pelaksanaan, n) Sarana dan prasarana, o) Evaluasi dan tindak
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa
kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dalam
mengikuti kegiatan belajar untuk mencapai taraf prestasi belajar yang
setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri. Motivasi
belajar pada penelitian ini merujuk pada konsep motivasi yang
dikemukan oleh McClelland.
Aspek-aspek motivasi yang akan dikembangkan menjadi
indikator yaitu: mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai
yang ingin dicapai, bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita,
melakukan antisipasi dan melakukan setiap kegiatan dengan
sebaik-baiknya.
Yang termasuk mempunyai tanggung jawab pribadi yaitu; a)
Ketekunan dalam belajar (siswa memiliki kesungguhan dan tekad
dalam mencapai prestasi belajarnya), b) Bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan oleh guru, c) Puas dengan pekerjaan sendiri
(menunjukkan pada seberapa jauh seorang siswa menyukai
pekerjaannya). Menetapkan nilai yang ingin dicapai yaitu; a)
menetapkan nilai yang ingin dicapai dan b) berusaha menguasai
pelajaran secara tuntas. Berkerja kreatif; a) menampilkan suatu yang
bervariasi dalam belajar dan b) mencari alternatif untuk menyelesaikan
setiap tugas secara tuntas.
Selanjutnya berusaha mencapai cita-cita yaitu: a) menetapkan
cita-cita yang ingin dicapai dan b) ulet dalam belajar (tidak putus asa
disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.
Melakukan antisipasi yaitu; a) persiapan belajar yang matang dan b)
mengantisipasi apabila menemui kesulitan yang mungkin terjadi.
Melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya yaitu; a) membuat
semua tugas yang diberikan oleh guru dan c) memiliki buku paket dan
alat tulis yang lengkap untuk belajar.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dirinci sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan, kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur
berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan motivasi belajar dan
studi empiris berdasarkan fakta di lapangan tentang gambaran motivasi
belajar siswa serta deskripsi mengenai pelaksanaan program bimbingan
dan konseling di SMA Kartika XIX-2 Bandung.
2. Penyusunan program hipotetik berdasarkan gambaran yang telah
diperoleh dari lapangan.
3. Judgement (penimbangan penilaian) program untuk mengetahui
kelayakan program hipotetik. Judgement ini dilakukan oleh pakar dan
praktisi BK.
4. Revisi program, yang dilakukan atas dasar judgement oleh pakar dan
praktisi BK sehingga diperoleh hasil program akhir.
5. Melaksanakan eksperimen. Pelaksanaan eksperimen meliputi tahapan
prosedur yang tepat, yang terdiri dari:
a) Mengadministrasikan Pretest.
b) Memberikan Treatment (perlakukan) untuk kelompok eksperimen.
c) Mengadminstrasikan Posttest.
6. Mengorganisasikan dan menganalisis data, aktivitas utama yang
diperlukan dalam penyimpulan eksperimen yaitu pengkodean data,
analisis data dan penulisan hasil eksperimen.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Inventori
Inventori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventori Motivasi
Belajar yang diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Atas. Melalui
dideskripsikan efektivitas perlakuan yang telah diberikan. Oleh karena itu,
inventori diberikan pada subyek penelitian yang mengalami masalah
dalam motivasi belajar pada waktu sebelum (prates) dan sesedah
(pascates) diberikan perlakuan. Inventori diberikan kepada kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru bimbingan dan konseling untuk
mengetahui visi dan misi sekolah SMA Kartika XIX-2 Bandung, program
tahunan bimbingan dan konseling terutama dukungan sistem untuk
mengetahui dukungan unsur sekolah terhadap kegiatan bimbingan dan
konseling, keadaan sosial-ekonomi dan pola asuh orangtua siswa dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa, serta layanan bimbingan yang
telah diberikan guru bimbingan dan konseling untuk memotivasi siswa
dalam belajar terutama siswa kelas XI.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi yaitu informasi dari bermacam-macam sumber tertulis yang
ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau
melakukan kegiatan sehari-hari. (Sukardi, 2004: 81).
Teknik pengumpulan data dengan cara studi dokementasi dalam penelitian
ini adalah untuk memperoleh data seperti nilai rapor. Data lain seperti
identifikasi masalah yang dialami siswa, data motivasi belajar siswa, dan
data nilai akademik.
F. Pengembangan Instrumen 1.Kisi-kisi Instrumen
Alat pengumpulan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen agar
peneliti dapat menyusun kisi-kisi instrumen agar peneliti dapat menyusun
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
Sugiono (2008: 102).
Berdasarkan kisi-kisi instrumen dalam penelitian dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen penelitian dan pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
(Sebelum Uji Coba)
Aspek Indikator No Pernyataan ∑
1. Mempunyai tanggung jawab pribadi
a. Ketekunan dalam belajar berarti siswa memiliki kesungguhan dan tekad dalam mencapai prestasi belajarnya.
1,2,3,4 4
b. Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru
5,6,7,8 4
c. Puas dengan pekerjaan sendiri berarti menunjukkan pada seberapa jauh seorang siswa menyukai pekerjaannya.
b. Berusaha menguasai pelajaran secara tuntas
17,18,19,20 4
3. Bekerja
kreatif
a. Menampilkan suatu yang bervariasi dalam belajar
21,22,23,24 4
b. Mencari alternatif untuk menyelesaikan secara tugas
25,26,27,28 4
4. Berusaha
mencapai
cita-cita
a. Menetapkan cita-cita yang ingin dicapai
29,30,31,32 4
b. Ulet dalam belajar berarti tidak putus asa disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.
33,34,35,36 4
5. Melakukan
antisipasi
a. Persiapan belajar yang matang 37,38,39,40 4 b. Mengantisipasi apabila menemui
kesulitan yang mungkin terjadi
41,42,42,44, 4
a. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaatinya
45,46,47,48 4
b. Teliti dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru
49,50,51,52 4
c. Memiliki buku paket dan alat tulis yang lengkap untuk belajar
Tabel 3.2
Kisi-kisi Penilaian Uji Kelayakan Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Variabel Aspek Indikator
Program
2. Dasar dan Landasan Operasional 3. Deskripsi Kebutuhan
a. Layanan dasar bimbingan b. Layanan responsif
c. Layanan perencanaan individual
d. Dukungan sistem 2. Personel yang dilibatkan
3. Mekanisme kerja antar personel yang terlibat
a. Alur kerja antar personel b. Alur kerjasama antar personel 4. Rencana Operasional
5. Pengembangan tema dan topik 6. Evaluasi dan tindak lanjut
2.Penimbang (Judgement) instrumen
Penimbang terhadap konstruk, materi/isi dan redaksional
dilakukan agar diperoleh instrumen yang layak dipakai. Dari dua aspek
motivasi belajar 14 indikator, dikembangkan sebanyak 74 pernyataan.
Instrumen penelitian dikembangkan oleh tiga orang penimbang untuk
dikaji secara rasional dari segi kontruk, isi, dan redaksi pernyataan, serta
ditelaah kesesuaian setiap butir pernyataan dengan dimensi-dimensi dan
indikator yang akan diungkap.
Penimbang instrumen terdiri dari Prof. Dr. Juntika Nurihsan,
M.Pd., Dr. Euis Farida, M.Pd. dan Dr. Ilfiandra, M.Pd. Ketiganya
bimbingan dan konseling. Setelah setiap dosen memberikan
pertimbangan, diperoleh 56 yang layak dari 74 butir pernyataan yang
disusun.
Terhadap pernyataan yang menurut penimbang perlu perbaikan
secara kontruk dan bahasa peneliti lakukan revisi sesuai saran yang
diberikan. Langkah berikutnya sebelum melakukan uji coba instrumen,
dilakukan uji keterbacaan kepada beberapa orang siswa. Uji keterbacaan
dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari item pernyataan.
Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak
dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
dipahami oleh siswa SMA kelas XI sehingga instrumen layak untuk
diujicobakan.
3.Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen
Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menunjukkan tingkat
kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian. Uji validitas diuji cobakan pada siswa kelas XI SMA Kartika
XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
Pengujian validitas butir item yang dilakuan dalam penelitian ini
yaitu pengujian validitas kontruk seluruh item yang terdapat dalam
angket yang mengungkapkan bagaimana motivasi belajar siswa. Uji
validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang
akan diukur (Sugiyono, 2010: 177).
Langkah uji validitas butir pernyataan (item) dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien biserial (Ɣpbi), Djali & Mulyono, P. (2008: 90). Dalam perhitungan validitas butir pernyataan digunakan
bantuan Ms Excel 2007 (terlampir). Pengujian validitas dilakukan
terhadap 56 item pernyataan dengan jumlah subjek 30 siswa SMA
untuk uji coba. Dari 56 item diperoleh 51 item yang valid dan 5 item
yang tidak valid, item yang tidak valid terdiri dari 1,9,11,12, dan 16.
Setelah diuji validitas setiap item selanjutnya instrumen tersebut
diuji tingkat reliabelitasnya. Reliabilitas berhubungan dengan masalah
ketepan atau konsistensi instrumen. Reliabilitas berarti bahwa instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
instrumen telah teruji ketepatannya. Instrumen yang dipercaya atau
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Dalam
pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus statistika KR-20 Djali
& Mulyono, P. (2008: 93), dan dalam pengujian relibilitas digunakan
bantuan perangkat lunak MS Excel 2007 (terlampir). Berdasarkan data
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai realibilitas motivasi
belajar sebesar 0.957 berada kategori sangat tinggi, artinya instrumen ini
mampu menghasilkan skor-skor pada setiap item dengan konsisten.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Pengembangan Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
(Sesudah Validasi)
Aspek Indikator No Pernyataan ∑
1. Mempunyai tanggung jawab pribadi
a. Ketekunan dalam belajar berarti siswa memiliki kesungguhan dan tekad dalam mencapai prestasi belajarnya.
1, 2, 3 3
b. Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru
4,5, 6, 7 4
c. Puas dengan pekerjaan sendiri berarti menunjukkan pada seberapa jauh seorang siswa menyukai pekerjaannya.
b. Berusaha menguasai pelajaran secara tuntas
12, 13, 14, 15 4
3. Bekerja kreatif
a. Menampilkan suatu yang bervariasi dalam belajar
b. Mencari alternatif untuk menyelesaikan tugas secara tugas
20, 21, 22, 23 4
4. Berusaha mencapai cita-cita
a. Menetapkan cita-cita yang ingin dicapai
24, 25, 26, 27 4
b. Ulet dalam belajar berarti tidak putus asa disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.
28, 29, 30, 31 4
5. Melakukan antisipasi
a. Persiapan belajar yang matang 32, 33, 34, 35 4 b. Mengantisipasi apabila menemui
kesulitan yang mungkin terjadi
36, 37, 38, 39 4
a. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaatinya
40, 41, 42, 43 4
b. Teliti dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru
44, 45, 46, 47 4
c. Memiliki buku paket dan alat tulis yang lengkap untuk belajar
48, 49, 50, 51 4
G. Prosedur Pengolahan Data 1. Penyeleksian Data
Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai
untuk diolah berdasarkan kelangkapan jawaban, baik identitas maupun
jawaban. Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah
angket yang disebarkan.
2. Penyekoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk
skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang menunjukkan perbedaan
tingkat subjek secara kuantitatif (Furqon, 2011: 8). Skala ordinal
didasarkan pada peringkat yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi
sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
Tabel 3.4
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Jawaban alternative Pemberian skor
Ya 1
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan pengolahan data dari data yang
sudah terkumpul. Diharapkan pengolahan data tersebut dapat diperoleh
gambaran yang konkrit dan akurat dari responden penelitian. Dalam
penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung
tahun pelajaran 2013/2014. Data yang diperoleh akan menjadi landasan
dalam penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Gambaran umum sumber karakteristik data
penelitian yaitu motivasi belajar siswa yang akan disusun menjadi
program bimbingan, dalam penyusunan program bimbingan terlebih
dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori motivasi
belajar tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus presentase
sebagai berikut:
100
%
N
F
P
Bungin, B. (2005: 172)
Keterangan :
P = persentase
F = jumlah responden yang menjawab per kategori
N = banyaknya responden
Sebelum dilakukan penghitungan presentase langkah yang
dilakukan adalah menginterpretasi skor motivasi belajar siswa ke dalam
beberapa kategori. Untuk menentukan kategorisasi motivasi belajar siswa
maka diperlukan adanya penghitungan skor rerata (mean) dan standar
deviasi yang diperoleh dengan rumus :
N fx M
M = mean
f = frekuensi
x = nilai
N = jumlah responden
Mencari varians:
Untuk menentukan kategorisasi tinggi, sedang dan rendah
diperlukan mean dan standar deviasi sebagai patokan dalam kategorisasi
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Penyebutan Kategorisasi Hasil Perolehan Skor
mean - 1 SD s.d. mean + 1 SD Sedang
mean - 3 SD s.d. mean - 1 SD Rendah
Tabel 3.6
Interpretasi Skor Kategori Motivasi Belajar Siswa
Kategori Skor Interpretasi
Tinggi mean + 1 SD s.d. mean + 3 SD Siswa pada kategori tinggi telah
mencapai tingkat motivasi belajar
yang optimal yang ditunjukkan
pada setiap aspek yaitu: siswa
memiliki dorongan yang tinggi
dalam diri untuk mempunyai
tanggung jawab pribadi,
menentapkan nilai yang ingin
dicapai, bekerja kreatif, berusaha
mencapai cita-cita, melakukan
antisipasi dan melakukan kegiatan
dengan sebaik-baiknya.
Sedang mean - 1 SD s.d. mean + 1 SD Siswa pada kategori sedang telah
mencapai tingkat motivasi belajar
yang cukup optimal yang
ditunjukkan pada setiap aspek
yaitu: mempunyai tanggung jawab
pribadi, menentapkan nilai yang
ingin dicapai, bekerja kreatif,
berusaha mencapai cita-cita,
melakukan antisipasi dan
sebaik-baiknya.
Rendah mean - 3 SD s.d. mean - 1 SD Siswa pada kategori rendah belum
mencapai tingkat motivasi belajar
yang optimal pada setiap aspek
yaitu: siswa memiliki dorongan
yang rendah dalam diri untuk
mempunyai tanggung jawab
pribadi, menentapkan nilai yang
ingin dicapai, bekerja kreatif,
berusaha mencapai cita-cita,
melakukan antisipasi dan
melakukan kegiatan dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, menunjukkan bahwa dari hasil
penelitian siswa kelas XI IPS. 1 SMA Kartika XIX-2 Bandung
membutuhkan upaya pemberian layanan bimbingan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa yaitu berupa layanan dasar, layanan responsif,
layanan perencanaan individual dan dukungan sistem. Pemberian layanan
dalam penelitian ini berdasarkan kualifikasi dari interpretasi skor
kategori motivasi belajar siswa.
Untuk menjawab rumusan masalah penelitian berkaitan dengan
efektivitas layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran
2013/2014, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi statistik, yaitu uji
normalitas dengan menggunakan data skor rata-rata pretest dan posttest
dari kelas eksperimen.
a. Uji Normalitas Data
Sebelum mengetahui efektivitas program bimbingan belajar
Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas yang berguna untuk mengetahui kenormalan data sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan. Uji normalitas data pada penelitian ini
menggunakan kolmogorov-smirnova dan Shapiro-Wilk dengan taraf
signifikansi yang digunakan sebagai aturan untuk menerima atau
menolak pengujian normalitas atau tidaknya suatu distribusi adalah ɑ =
0,05 dengan menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.0 for
windows.
b. Uji Efektivitas program
Selanjutnya analisis efektivitas program bimbingan belajar
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Uji efektifitas model
menggunakan uji-t dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0 for
Windows. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat dikatakan
program bimbingan belajar efektif untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Untuk menentukan efektivitas program bimbingan belajar
dilakukan uji-t dengan interval kepercayaan 95% ɑ = (1- 0,95) = 0,05.
Selanjutnya dalam perhitungan pengolahan data statistik peneliti
menggunakan program komputer SPSS 20,0 for windows.
H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar 1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan wawancara
dengan guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran dan siswa
SMA Kartika XIX-2 Bandung untuk mengetahui bagaimana motivasi
belajar siswa di sekolah. Kemudian peneliti juga mengumpulkan
data-data siswa kelas XI terkait dengan hasil belajar siswa dan memberikan
instrument motivasi belajar yang telah divalidasi dilakukan uji empirik
untuk melihat profil dan perencanaan desain program bimbingan untuk
meningkatkan motivasi belajar.
Perumusan perencanaan didasarkan kepada hasil proses
identifikasi yang telah dilakukan, hal-hal yang perluu diperhatikan dalam
proses perencanaan dalam penelitian ini antara lain; a) identifikasi target
populasi layanan, b) isi pokok program yang berisi tujuan dan ruang
lingkup program, c) organisasi program layanan atau pengorganisasian
layanan bimbingan, d) penempatan dan pengembangan staf dan e)
penyediaan dan fasilitas demi terselengaranya layanan bimbingan.
Selanjutnya setelah teridentifikasi permasalahan motivasi belajar
secara faktual dan terkini, maka perlu dikumpulkan berbagai inforrmasi
yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan layanan
bimbingan belajar yang akan diberikan kepada siswa.
3. Desain Program
Desain program layanan bimbingan melalui teknik layanan
bimbingan responsive untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pedoman teoritik program bimbingan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung disusun secara
sistematis sebagai berikut; a) rasional, b) dasar dan landasan operasional,
c) deskripsi kebutuhan, d) tujuan program, e) visi dan misi program, f)
komponen program, g) personel yang dilibatkan, h) mekanisme kerja
antar personel yang terlibat, i) rencana operasional (action plan), j)
pengembangan tema dan topik, k) evaluasi dan tindak lanjut.
4. Penimbang (Judgment) Validasi Program Hipotetik
Validasi program bimbingan dapat dilakukan dengan beberapa
orang pakar atau tenaga ahli untuk menilai program yang telah dirancang.
Penimbang validasi program dilakukan oleh Dr. Amin Budiamin, M.Pd.
dan Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd. keduanya merupakan dosen
bimbingan dan konseling dan guru bimbingan dan konseling SMA
Kartika XIX-2 Bandung. Hasil validasi progam merupakan pedoman
bimbingan belajar yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa.
5. Uji Coba Program
Uji coba program dilakukan dengan Rancangan
Quasi-Experimental dengan desain nonequivalent pre-test and post test control
group design, desain ini kelompok ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (random). Program yang
dirancang dan yang sudah divalidasi oleh beberapa orang pakar
kemudian dilakukan uji coba atau memberikan perlakuan atau treatment
kepada responden yang menjadi kelas eksperimen.
6. Revisi
Revisi program ini dilakukan, apabila peniliti dalam pemakaian
kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.
7. Finalisasi
Program bimbingan melalui teknik layanan bimbingan belajar
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah dilakukan uji coba
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan
yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah
dalam rangka meningkatkan mutu individu atau siswa tersebut. Tanpa adanya
bimbingan dan konseling disekolah maka apa yang menjadi tujuan siswa tidak akan
tercapai dengan sempurna. Masing-masing siswa mempunyai masalah atau kendala
yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya yang akan menghambat langkah
hidupnya dalam meraih cita-citanya. Dalam dunia pendidikan Bimbingan dan
konseling sangat diperlukan, guna membantu siswa menemukan jati dirinya,
mengenal dirinya, dan mampu merencanakan masa depannya.
Layanan bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan dan koseling
yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai
perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian. Tanpa adanya layanan bimbingan
belajar sulit bagi siswa untuk memahami apalagi mengembangkan sikap dan
kebiasaan yang berkaitan dengan pembalajaran yang nantinya akan menghambat
prestasi yang dimilikinya serta menghambat cita-cita yang diimpikannya.
Selain itu layanan bimbingan belajar juga bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi belajar serta dapat
mengembangkan kemampuannya secara optimal dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bagian terdahulu dapat disimpulkan secara umum kategori motivasi
belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 berada pada kategori sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa setelah
mengikuti program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014
Aspek mempunyai tanggung jawab pribadi berada dalam kategori
sedang dengan presentase (68,67%), artinya siswa telah mampu
melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan tepat waktu, siswa
menunjukkan mampu bertanggung jawab dengan apa yang telah dikerjakan.
Aspek menetapkan nilai yang ingin dicapai berada pada kategori tinggi dan
sedang, pada kategori tinggi dengan presentase (43,37%) dan pada kategori
sedang dengan presentase (45,78%), artinya siswa telah mampu menunjukkan
bahwa siswa mampu membuat target yang ingin dicapai dalam belajar,
mampu belajar dengan optimal. Selanjutnya pada aspek berkerja kreatif
berada pada kategori sedang dengan presentasi (69,88%), artinya siswa
mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan memiliki cara yang
berbeda dengan orang lain atau setiap siswa memiliki cara belajar sendiri.
Pada aspek berusaha mencapai cita-cita berada pada kategori sedang dengan
presentase (54,22%), artinya siswa cukup mampu mencapai cita-citanya
dengan baik dan bersemangat dalam belajar baik itu dalam proses belajar
mengajar ataupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Aspek
melakukan antisipasi berada dalam kategori sedang dengan perolehan
presentase (62,65%), artinya siswa mampu mengantisipasi setiap menemukan
kesukaran atau kegagalan dalam belajar. Kemudian yang terakhir aspek
melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya berada pada kategori sedang
dengan perolehan presentase (66,27%), artinya siswa menunjukkan mampu
melakuakan setiap kegiatan belajar dengan baik dan mampu mempersiapkan
diri untuk mengikuti kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan program bimbingan belajar dilakukan berdasarkan hasil
analisis data awal bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa,
kemudian program yang telah disusun diuji cobakan kepada siswa yang
menjadi responden penelitian. Selanjutnya setelah program diuji cobakan
kepada siswa dalam beberapa kali pertemuan dengan materi yang sesuai
kebutuhan siswa, maka hasil penelitian terlihat bahwa: (1) sebagian besar
siswa mampu mempunyai tanggung jawab pribadi setelah mengikuti program
bimbingan belajar, (2) terdapat peningkatan pada aspek menetapkan nilai
yang ingin dicapai setelah mengikuti program bimbingan belajar, (3) sebagian
besar siswa mampu bekerja kreatif setelah mengikuti program bimbingan
belajar, (4) sebagian besar siswa mampu berusaha mencapai cita-cita setelah
mengikuti program bimbingan belajar, (5) siswa mampu melakukan antisipasi
setelah mengikuti program bimbingan belajar, dan (6) siswa mampu
melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya setelah mengikuti program
bimbingan belajar.
Hasil analisis tentang efektivitas program bimbingan belajar
menunjukkan bahwa intervensi atau perlakuan yang diberikan kepada siswa
mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa, dan terjadi perbedaan
yang signifikan antara hasil pretest dengan hasil posttest. Dengan kata lain
program bimbingan belajar terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Guru pembimbing hendaknya lebih memperhatikan pemberian motivasi
belajar kepada seluruh siswa secara merata pada saat proses
pembelajaran sehingga mampu memberikan dorongan positif yang
bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Siswa hendaknya meningkatkan motivasi dalam belajar sehingga mampu
mengembangkan potensi akademik yang dimiliki dengan optimal.
3. Bagi sekolah agar dapat mengembangkan kualitas pendidikan untuk anak
didik dan memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah
untuk mengembangkan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam layanan
4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan kajian untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut tentang perbaikan kegiatan pemberian layanan
guna meningkatkan mutu kualitas layanan bimbingan yang diberikan.
Khususnya dalam penggunaan layanan bimbingan belajar untuk
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Balajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur No.10/Tahun ke 7/ Juni 2008.
Ardhan, W. (1992). Atribusi Terhadap Sebab-sebab Keberhasilan dan Kegagalan Kaitannya dengan Motivasi untuk Berprestasi. Jurnal Forum Penelitian IKP Malang, Tahun 4 No. 1 hlm. 79-98.
Atkinson, J. W. (1966). A Theory of Achievement Motivation. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Bahri, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bungin, B. (2005), Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Creswell, J.W. (2010). Reserch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Chaplin. J.P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dimiyati dan Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: Rineka Cipta
Djali & Mulyono, P. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo
Faqih, A. Sekilas Tentang Motivasi Berprestasi.
http://psikologi.net/artikel/arsip/motivasi berprestasi.doc
Furqon. (2011). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Gibson. (1993). Organisisi: Perilaku, Srtuktur, Proses. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, O. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.
Hamdu, G & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1 April 2011
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh: Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Kartadinata, S. (1983). Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga dan Sekolah terhadap Adekasi Penyesuaian Diri. Tesis FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kartadinata, S et al. (2002). Bimbingan Sekolah Menengah. Bandung: CV Maulana.
Koeswara, E (1995). Teori Motivasi dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa
Lutan, R. (1986). Buku Materi Pokok Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
Makmum, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Makmum, A. S. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Marliani, R. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Mangal, S.K and Uma, M. (2008). Diagnostic Testing and Remedial Teaching in Social Studies. New Delhi: Mudrak.
Mappeasse. M.Y. (2009). Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC). Jurnal Medtek, Volume 1 Nomor 2
McClelland, et al. (1953). The Achievment Motive. New York: Hasted Press
McClelland, D. C. (1961). The Achieving Sociaty. New York: New JerseynVan Nostrand Reinhold