• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelayanan Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Pelayanan Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA Agus Basuki

Universitas Negeri Yogyakarta Email: agus_basuki@uny.ac.id Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pelayanan konseling kelompok untuk –Ž—’—•”Š•”Š—”Ž•Ž›Š–™’•Š—”˜–ž—’”Šœ’’—•Ž›™Ž›œ˜—Š•ï ŽœŠ’—™Ž—Ž•’•’Š—¢Š—••’•ž—Š”Š— adalahpre-experimental design dengan model post-test-only equivalent-group design. ž‹“Ž” ™Ž—Ž•’•’Š— Š•Š•Š‘ œ’œ Š ”Ž•Šœ Š—•ž—•Š™Š— Š—•ž•ï Šœ’• ™Ž—Ž•’•’Š— –Ž—ž—, jukkan bahwa konseling kelompok terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal bagi siswa yang mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Penyelenggaraan konseling kelompok dapat dilakukan di sekolah dan di luar sekolah. Konseling kelompok merupakan sebuah miniatur sosial yang penuh dinamika kehidupan bagi remaja. Hal itutampak dari peran teman sebaya dan kohesivitas di antara mereka œŽ‘’—••Š –Ž–‹Š—•ž ™›˜œŽœ ™Ž›•Š”žŠ— •Š— •ž”ž—•Š— ž—•ž” Š”•’• •Š•Š– ”˜—œŽ•’—• ”Ž, lompok.

Kata kunci: konseling kelompok, komunikasi interpersonal, dan teman sebaya

THE EFFECTIVENESS OF GROUP COUSELING SERVICE TO IMPROVE STUDENTS’ INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS Abstract ‘’œ›ŽœŽŠ›Œ‘Š’–œ•˜•ŽœŒ›’‹Ž•‘ŽŽ ŽŒ•’ŸŽ—Žœœ˜••›˜ž™Œ˜ž—œŽ•’—•œŽ›Ÿ’ŒŽ•˜’–™›˜ŸŽ •‘Ž ’—•Ž›™Ž›œ˜—Š• Œ˜––ž—’ŒŠ•’˜— œ”’••œï ‘Ž ›ŽœŽŠ›Œ‘ •Žœ’•— žœŽ• ’— •‘’œ œ•ž•¢ ’œ ™›Ž, Ž¡™Ž›’–Ž—•Š• •Žœ’•— ’•‘ ™˜œ•,•Žœ•,˜—•¢ Žšž’ŸŠ•Ž—•,•›˜ž™ •Žœ’•— –˜•Ž•ï ‘Ž œž‹“ŽŒ•œ ˜• •‘’œ›ŽœŽŠ›Œ‘ Ž›Ž•‘Žœ•ž•Ž—•œ˜••›Š•Ž Š—•ž—•Š™Š— Š—•ž•ï ‘’œœ•ž•¢•˜ž—• •‘Š••›˜ž™Œ˜ž—œŽ•’—•‘Šœ‹ŽŽ—™›˜ŸŽ••˜‹ŽŠ—Ž ŽŒ•’ŸŽ Š¢•˜’–™›˜ŸŽ•‘Ž’—•Ž›™Ž›œ˜—Š•

communication skills for students with communication impediments. Group counseling activity can be done inside and outside the school. Group counseling is a social miniature which is full of life dynamism for teenagers. It can be seen from the role of peers and the cohesiveness among them which support the process of treatment and encouragement to be active in group counseling.

Keywords: group counseling, interpersonal communication, and peers

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makluk sosial selain harus dapat berdiri sendiri juga harus dapat berhubungan dengan individu lain. Pada waktu mereka bertemu dan berkum, pul terbentuklah suatu kelompok dan da, lam waktu itu pula terjadilah komunikasi

antara individu yang satu dengan lainnya, apakah dalam bentuk percakapan, ber, tukar informasi/pikiran, berdiskusi atau Š”•’Ÿ’•Šœ •Š’——¢Šï Ž–žŠ—¢Š •’•Š”ž”Š— dalam bentuk bahasa lisan atau tulis. Ko, munikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam interakasi manusia.Ke,

(2)

mampuan manusia dalam melakukan ’—•Ž›Š”œ’ •Ž—•Š— •’—•”ž—•Š— œŽ”’•Š› •’, sebut komunikasi.

Komunikasi interpersonal lebih ber, sifat pribadi dan memerlukan adanya keterbukaan, kemampuan memahami dan mendengarkan dengan penuh empati, mampu mengungkapkan pernyataan serta mampu melakukan umpan balik secara ‹Š’”ï Ž•Š’—’•ž’—•’Ÿ’•ž‘Š›žœ–Ž–™ž—¢Š’ kemampuan intrapersonal, yaitu kemam, puan mawas diri dan mampu melihat diri sendiri dengan cara bagaiman orang melihat dirinya.

Berhubungan dengan orang lain meru, ™Š”Š— •˜›˜—•Š— œ˜œ’Š•ï Ž—•Š— Š•Š—¢Š dorongan sosial, maka manusia memiliki keinginan untuk berhubungan dengan orang lain dan melakukan hubungan so, œ’Š•ï Š•Š––Ž—•Ž–‹Š—•”Š—”Ž–Š–™žŠ— sosialnya, manusia cenderung bergabung dengan kelompok dan banyak berpartisi, pasi dalam aktivitas sosial. Kelompok so, sial merupakan wadah atau tempat untuk berkreativitas dan memberi kesempatan pada orang lain untuk mengembangkan ”Ž–Š–™žŠ— œ˜œ’Š•—¢Šï ’ œ’—’•Š‘ ˜›Š—• akan mengokunikasikan gagasan atau mengekspresikan pendapat.

Š¢Š—•—¢Š •’•Š” œŽ•’”’• ˜›Š—• ¢Š—• merasa malu dan takut atau untuk menge, mukakan pendapatnya secara terbuka. Perasaan malu dan takut semacam ini juga sangat sering ditemui di sekolah, ”‘žœžœ—¢Š ‹Š•’ –Ž›Ž”Š ¢Š—• –Šœ’‘ ›Ž, maja. Akibatnya proses belajar mengajar yang interaktif sering terhambat karena œ’œ Š –Š•ž Š•Šž –’—•Ž›ð•Š”ž• ž—•ž” –Ž, —•Ž”™›Žœ’”Š— •Š•ŠœŠ——¢Šï ’œ Š ŒŽ—, derung memilih diam daripada membuka perdebatan ataupun dialog dengan guru –Šž™ž—•Ž—•Š—•Ž–Š—,•Ž–Š——¢Šï ˜—•’œ’ semacam ini tidak kondusif bagi upaya pembelajaran di kelas yang bersifat dialo, gis dan interaktif.

Bila hubungan siswa dengan siswa lain di sekolah diliputi berbagai masalah maka tentu akan menderita, sedih, cemas

dan frustasi. Bila kemudian siswa menarik diri dan menghindar dari orang lain maka rasa sepi dan terasing yang akan dialami tentu menimbulkan penderiatan, bukan hanya penderitaan emosional saja, bahkan mungkin akan sampai pada penderitaan fisik. Oleh karena itu ia akan membu, tuhkan orang lain yang dapat dipercaya untuk mendorong keberaniannya dalam berhubungan dengan orang lain untuk melaltih keterampilan dalam berkomu, —’”Šœ’ï Ž—•Š— ”Š•Š •Š’—ð’—•’Ÿ’•ž •Ž›ž•Š, ma remaja memerlukan semacam bantuan dalam menghadapi situasi semacam itu.

Program layanan bimbingan di sekolah merupakan salah satu upaya memberikan pelayanan bantuan kepada remaja atau siswa dalam situasi demikian. Layanan bimbingan dan konseling mencakup em, ™Š• ‹’•Š—•ð¢Š’•žòŠü™›’‹Š•’ð‹ü𜘜’Š•ðŒü ‹’•Š—• ‹Ž•Š“Š›ð•Š— •ü”Š›’›ï

’•Š—• œ˜œ’Š• –Ž–‹Š‘Šœ Šœ™Ž”,Šœ™Ž” perkembangan sosial siswa, yaitu berke, nan dengan kemampuan komunikasi, serta menerima dan menyampaikan pendapat œŽŒŠ›Š •˜•’œðŽ•Ž”•’•ð™›˜•ž”•’• •Š— ‹Ž›‘ž, bungan sosial dengan teman sebaya.

Keterampilan komunikasi merupakan suatu proses perkembangan yang menun, tut pengalaman, waktu, kesempatan, •Š•’‘Š—,•Š•’‘Š— ”Ž•Ž›Š–™’•Š— ”‘žœžœ •Š›’ seorang pembimbing. Upaya peningkatan keterampilan komunikasi dapat dilakukan •Ž—•Š— ™›˜œŽœ ‹Ž•Š“Š› •Š— ‹Ž›•Š•’‘û Š›’•, Š—ð W__ZñW\üï Ž“Š•Š— •Ž—•Š— ™Ž—•Š™Š•, pendapat tersebut maka bimbingan dan konseling merupakan satu proses yang sangat tepat dalam upaya memberikan bantuan pelatihan keterampilan komu, nikasi interpersonal bagi siswanya khusus, nya bidang layanan bimbingan sosial.

ŽŒŠ›Š ž–ž– •ž“žŠ— ‹’–‹’—•Š— •Š— konseling dalam keseluruhan program ™Ž—•’•’”Š— •’ œŽ”˜•Š‘ Š•Š•Š‘ ž—•ž” –Ž–, ‹Š—•ž œ’œ Š—¢Š Š•Š› –Ž—ŒŠ™Š’ •Š‘Š™ ™Ž›, ”Ž–‹Š—•Š— ˜™•’–Š•ð‹Š’” œ’”𙜒”˜•˜•’œ –Šž™ž— œ˜œ’Š•ï ŽŒŠ›Š Š”Š•Ž–’” ™Ž•Š¢Š—, an bimbingan dan konseling bertujuan

(3)

agar setiap siswa memperoleh kesesuaian antara kemampuan dan jurusan/program œ•ž•’ ¢Š—• •’™’•’‘—¢Š •Š— –Ž—ŒŠ™Š’ ™›Žœ, •Šœ’ ‹Ž•Š“Š› œŽŒŠ›Š ˜™•’–Š•ï ŽŒŠ›Š ™œ’”˜•˜, gis pelayanan bimbingan konseling ber, tujuan agar setiap siswa mencapai tahap perkembangan yang ditandai dengan ”Ž–Š•Š—•Š— •Š— ”Ž–Š—•’›’Š—ï Ž–’”’Š— pula secara sosial, pelayanan ini bertu, juan agar mencapai penyesuaian diri dan memiliki keterampilan sosial secara me, madai, sehingga tercapai kesejahteraan pribadi.

Untuk melaksanakan program bimbin, gan itu digunakan berbagai teknik, prose, dur dan pendekatan yang beragam sesuai •Ž—•Š— ”Ž‹ž•ž‘Š—ï Š•Š‘ œŠ•ž ™›˜œŽ•ž› yang digunakan adalah prosedur kelom, ™˜” •Ž—•Š— –Ž–™Ž›‘Š•’”Š— ™Ž—•Ž”Š•Š—, pendekatan yang sesuai. Kelompok bisa menyediakan lingkup sosial realistik yang di dalamnya klien bisa berinterkasi dengan rekan sebaya, yang tidak hanya memiliki pemahaman mirip tentang problem atau ”Ž”Š Š•’›Š— ¢Š—• •’‹Š Š ”•’Ž— ”Ž ”Ž•˜–, ™˜”—¢Š —Š–ž— “ž•Šð•’‹Š—¢Š” ”Šœžœ –Ž—•, hadapi problem yang sama.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan prose, dur individual atau kelompok. Pendekatan kelompok atau klasikal pada dasarnya bukan untuk kelompok atau kelas terse, but, melainkan untuk kepentingan siswa yang berada di dalam kelompok atau kelas tersebut agar memahami, bersikap dan bertindak positif di dalam dan terhadap sekolah, lingkungan dan masyarakat.

ž“žŠ— ”˜—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜” Š•Š•Š‘ untuk pengembangan komunikasi dan in, •Ž›Š”œ’ œ˜œ’Š•ï Š•Š– ”˜—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜” individu akan memperoleh umpan balik yang sangat berarti dan berguna untuk meningkatkan penampilannya. Umpan balik paling efektif bagi seseorang dapat diperoleh individu dari interaksinya da, lam kelompok.

˜—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜” –Ž›ž™Š”Š— •’—•, kungan yang kondusif yang memberi, kan kesempatan bagi anggotanya untuk

saling menerima dan memberikan ide, perasaan, dukungan maupun bantuan bagi anggota lainnya. Konseling kelom, pok dapat menyediakan rasa aman bagi Š—••˜•Š,Š—••˜•Š—¢Š ¢Š—• ™Ž›•ž ‹Ž›’—•Ž›, aksi secara spontan dan bebas, dan berse, dia mengambil risiko apa pun sehingga mendorong peluang bagi pemenuhan kebutuhan setiap anggotanya berdasar, ”Š— œž–‹Ž› •Š¢Š ¢Š—• •’–’•’”’ –Šœ’—•, –Šœ’—•ï Š•Š– ”˜—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜” “ž•Š ada kesempatan berlatih menerima umpan balik untuk mempelajari perilaku baru dan bertanggungjawab atas pilihan yang •Ž•Š‘ •’•Ž—•ž”Š— œŽ—•’›’ï žŠœŠ—Š ’—’ •Š, pat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya dapat menam, ‹Š‘”Š— ”˜—œŽ™ •’›’ ¢Š—• ™˜œ’•’•ï Ž•Š’— ’•ž juga akan muncul kepercayaan diri siswa yang berkembang melalui interaksi indi, vidu dengan lingkungannya. Lingkungan psikologis dan sosiologis yang kondusif akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan dengan suasana demokratis, yaitu adanya suasana penuh penerimaan, kepercayaan, rasa aman, dan kesempatan untuk mengek, œ™›Žœ’”Š— ’•Ž,’•Ž •Š— ™Ž›ŠœŠŠ—ï

METODE

ŽœŠ’— ™Ž—Ž•’•’Š— ¢Š—• •’•ž—Š”Š— dalam penelitian ini adalah pre experi-mental design dengan model post-test-only equivalent-group design. ŽœŠ’—’—’–Ž–’•’”’ dua kelompok, kelompok pertama yang –Ž—•Š™Š•”Š— ™Ž›•Š”žŠ— ûtreatmentü•Š— kelompok kedua merupakan pengendali ûcontrolüï Šœ’• ˜‹œŽ›ŸŠœ’ ™Š•Š ”Ž•˜–™˜” pertama akan dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok kedua untuk –Ž•’‘Š• Š™Š”Š‘ Š•Š ™Ž›‹Ž•ŠŠ—ï ž‹“Ž” ™Ž—Ž•’•’Š— Š•Š•Š‘ œ’œ Š ”Ž•Šœ

Š—•ž—•Š™Š— Š—•ž•ï Š–™Ž• •’™’•’‘ œŽ, ‹Š—¢Š”WVœ’œ Šï Ž—Ž•’•’Š—•’Š Š•’•Ž—•Š— persiapan berupa observasi untuk menge, tahui minat dan keseriusan siswa untuk ikut dalam ekseperimen.

(4)

Š•Š •Š•Š–™Ž—Ž•’•’Š— ’—’ ‹Ž›ž™Š ”žŠ—, •’•Š•’••Š—”žŠ•’•Š•’•ï Š•Š”žŠ•’•Š•’••’Š–‹’• dari observasi minat peserta dan pada œŠŠ• ‹Ž›•Š—•œž—•—¢Š ™Ž›•Š”žŠ—ï Š•Š– observasi peneliti menggunakan panduan observasi yang telah dikembangkan.

Ž•Š—“ž•—¢Šð •Š•Š ”žŠ—•’•Š•’• •’Š–, bil dengan menggunakan instrumen keterampilan komunikasi berupa tes ”˜–ž—’”Šœ’ ’—•Ž›™Ž›œ˜—Š•ï Žœ •Ž›œŽ‹ž• dikembangkan berdasarkan skala keter, ampilan komunikasi interpersonal dengan –Ž–™Ž›‘Š•’”Š— Œ’›’,Œ’›’ ”˜–ž—’”Šœ’ ¢Š—• •'Š‹Š›”Š— –Ž—“Š•’ ’—•’”Š•˜›,’—•’”Š•˜›ï

—•’”Š•˜› ¢Š—• •’–Š”œžœð¢Š’•žûŠü”Ž•Ž›, bukaan (oppeness)ð û‹üŽ–™Š•’(empatyüð ûŒü •ž”ž—•Š—ð û•ü ›ŠœŠ ™˜œ’•’•(positivevessüð dan kesamaan (equality). Penyekoran un, •ž” œŽ•’Š™ ”Š•Ž•˜›’ ¢Š’•žûŠü Š—•Š• ŽœžŠ’ û ü ½ Zð û‹ü ŽœžŠ’û ü ½ Yð ûŒü ’•Š” ŽœžŠ’ û ü½Wð•Š—ûZü Š—•Š• ’•Š” ŽœžŠ’û üï ŽœŠ’— ™Ž—Ž•’•’Š— •’œŠ“’”Š— ™Š•Š •Š‹Ž•Wï Š‹Ž•Wï ˜•Ž• Post-test-Only Equivalent-Group Design Keterangan : KE : kelompok eksperimen KK : kelompok kontrol W ñ”˜—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜” VW ñ•Žœ Š Š• ”Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž— VX ñ•Žœ Š”‘’› ”Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž— VY ñ•Žœ Š Š• ”Ž•˜–™˜” ”˜—•›˜• VZ ñ•Žœ Š”‘’› ”Ž•˜–™˜” ”˜—•›˜• HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Konseling kelompok ini dilaksanakan

™Š•Š ”Ž•Šœ ’ Š—•ž—••Š™Š—ï

Untuk membentuk konseling kelompok dibantu oleh konselor sekolah yang ber, sangkutan dalam memilih peserta atau klien. Pelaksanaan konseling kelompok ini dilakukan pada kelompok eksperimen

•Ž—•Š— ‹Ž‹Ž›Š™Š •Š‘Š™ð¢Š’•žûWü•Š‘Š™ ™Ž–‹Ž—•ž”Š—ð ûXü•Š‘Š™ ™Ž›Š•’‘Š—ð ûYü•Š, ‘Š™ ”Ž•’Š•Š—ð•Š—ûZü•Š‘Š™ ™Ž—•Š”‘’›Š—ï Pertama, tahap permbentukan melipu, •’”Ž•’Š•Š—,”Ž•’Š•Š—œŽ‹Ž•ž–•Ž›‹Ž—•ž”—¢Š ”Ž•˜–™˜” •Š— ™Ž›•Ž–žŠ— Š Š• •Š›’ ”Ž, seluruhan rencana konseling kelompok. Pada tahap ini dibagikan blangko kesedi, aan untuk calon peserta dan pemberian informasi mengenai proses kelompok. Pada tahap ini pula dibangun kepercayaan pada calon peserta bahwa mereka bukan anak yang “berkasus” tetapi mereka akan mengikuti suatu kegiatan yang menarik dan bermanfaat.

Ž”—’” ¢Š—• •’•ž—Š”Š— •Š•Š– •Š‘Š™ ini adalah assessment untuk mengemuka, ”Š— ™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—û”ŽŠ•ŠŠ—ü”•’Ž— ¢Š—• œŽ‹Ž—Š›—¢Šï —Š”,Š—Š” ¢Š—• –Ž›ŠœŠ –Ž–, ™ž—¢Š’‘Š–‹Š•Š—•Š•Š– ”Ž•Ž›Š–™’•Š—”˜, –ž—’”Šœ’ ’—•Ž›™Ž›œ˜—Š•ï Ž›–Šœž” •’ •Š, •Š–—¢Š Š—Š”,Š—Š” ¢Š—• –Ž›ŠœŠ •Š”ž• •Š, lam menyampaikan pendapat dan “grogi di hadapan orang banyak. Prosedur ini memberikan data dasar atau informasi –Ž—•Ž—Š’ ™Ž›’•Š”ž œŽ‹Ž•ž– ™Ž›•Š”žŠ— •’, lakukan. Informasi tersebut dapat digu, —Š”Š— œŽ‹Š•’ ›ž“ž”Š— ž—•ž” –Ž–‹Š—, dingkan perilaku sebelum dan sesudah perlakuan.

Pada tahap pembentukan konselor melakukan beberapa kegiatan dalam inter, Š”œ’—¢Š •Ž—•Š— œž‹“Ž” ™Ž—Ž•’•’Š—ï ŽŒŠ›Š terperinci, kegiatan yang dilakukan antara •Š’—ûŠü–Ž—Ž›’–Š œŽŒŠ›Š •Ž›‹ž”Š •Š— mengucapkan terima kasih atas kesediaan klien mengikuti kegiatan konseling kelom, ™˜”ð û‹ü–Ž–ž•Š’ •Ž—•Š— ‹Ž›•˜Š ‹Ž›œŠ–Š ™ŽœŽ›•Šð ûŒü–Ž—“Ž•Šœ”Š— ™Ž—•Ž›•’Š— ”˜—œŽ, ling kelompok secara rinci kegiatan yang Š”Š— •’•Š”ž”Š—ð û•ü–Ž—“Ž•Šœ”Š— •ž“žŠ— ”Ž•’Š•Š—ð ûŽü–Ž—“Ž•Šœ”Š— ŒŠ›Š ™Ž•Š”œŠ—Š, Š—ð û•ü–Ž—“Ž•Šœ”Š— ŠœŠœ,ŠœŠœ ”˜—œŽ•’—•ð œŠ•Š‘œŠ•žŠ•Š•Š‘ŠœŠ›”Ž›Š‘Šœ’ŠŠ—ð•Š—û•ü melaksanakan kegiatan perkenalan. Hasil ’•Ž—•’ ”Šœ’ ™ŽœŽ›•Š ”˜—œŽ•’—• •’œŠ“’”Š— ™Š•Š Š‹Ž•Xï

(5)

Š‹Ž•Xï ŽœŽ›•Š ˜—œŽ•’—• Ž•˜–™˜”

Kedua, tahap peralihan dengan materi ž•Š–Š ™Ž—•Ž—Š•Š— •’›’ï Š‘Š™ ’—’ ‹Ž›•ž, “žŠ—ž—•ž” ‹Ž‹Ž›Š™Š ‘Š•ð¢Š”—’ûWü–Ž–Š, ‘Š–’ ‹Ž›‘ž‹ž—•Š— •Ž—•Š— ˜›Š—• •Š’—ð ûXü –Ž—Ž›’–Š •’›’ •Š— ˜›Š—• •Š’—ð ûYü•ž“žŠ— ”Ž•Ž›™Š•žŠ— ”Ž•˜–™˜”ð•Š—ûZü–Ž–‹Š—, gun kepercayaan. Prosedur kegiatan yang •’•Š”ž”Š—𠢊’•ž ûWü ™Ž–‹’–‹’—• –Ž—, ciptakan suasana kondusif untuk saling mengenalkan diri, peserta mengenalkan •’›’‹Š’”—Š–ŠðŒ’›’ œ’”𑘋’•Š—•Š’—,•Š’—ð ûXü™Ž–‹’–‹’—•–Ž–‹Ž›’•Š‘ž”Š—•Ž—•Š—• tujuan dari konseling kelompok dan me, motivasi peserta untuk dapat ikut sampai Š”‘’›™Ž›•Ž–žŠ—ð•Š—ûYü–Š•Ž›’”˜—œŽ•’—• yang dilakukan oleh peserta.

Pada tahap peralihan ini konselor melakukan beberapa kegiatan. Pertama, konselor menjelaskan ulang secara singkat •Ž—•Š—• ”Ž•’Š•Š— ”˜—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜”ï Ž, mua peserta nampak antusias dan sanggup –Ž•Š”œŠ—Š”Š— ”Ž•’Š•Š— ’—’ •Š— ‹Ž›œŠ–Š, sama menjaga semua rahasia dari kelom, pok. Kedua, konselor kembali menanyakan kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut, peserta nampak siap dan menjaga komitmen untuk mengikuti kegiatan ini hingga pada pertmuan akhir. Ketiga, kon, selor mengamati suasana kelompok secara ”ŽœŽ•ž›ž‘Š—ï Ž–žŠ Š—••˜•Š ”Ž•˜–™˜” kelihatan senang dan siap untuk memulai konseling kelompok. Keempat, konselor

memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukan dan dibahas dalam kegiatan koneling kelompok ini.

Ketiga, tahap kegiatan. Pada tahap ini peserta diberi kesempatan untuk –Ž—•Ž–ž”Š”Š—™’”’›Š—,™’”’›Š——¢ŠœŽŒŠ›Š bebas, terbuka. Bebas mengungkapkan masalahnya dan juga bebas mengungkap, ”Š— ™’”’›Š—,™’”’›Š——¢Š œŽ‘’—••Š –ŠœŠ•Š‘ yang dihadapi oleh peserta akan nampak “Ž•Šœï Š›’ ™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—,™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š— ¢Š—• •’œŠ–™Š’”Š— Š—••˜•Š,Š—••˜•Š—¢Š muncul berbagai masalah pribadi anggota yang terkait dengan hambatan komunikasi interpersonal.

Š•Š •Š‘Š™ ’—’ ‹Ž‹Ž›Š™Š ”Ž•’Š•Š— •’, lakukan konselor. Pertama𔘗œŽ•˜› –Ž—, jelaskan berbagai masalah yang dikemu, ”Š”Š— ˜•Ž‘ –Šœ’—•,–Šœ’—• Š—••˜•Š ”Ž, lompok dan anggota kelompok bergantian –Ž–‹Ž›’”Š— “Š•Š— ”Ž•žŠ› •Š›’ –ŠœŠ•Š‘, masalah tadi. Berbagai pengalaman yang pernah dialami oleh anggota kelompok disampaikan oleh peserta. Kedua, konselor mempersilahkan angota kelompok untuk mengemukakan lebih lanjut dan pimpinan berusaha menciptakan dinamika agar tidak terasa hambar dan saling menutup diri. Berbagai masalah yang muncul antara •Š’—ñ ûWü•’‹Ž—Œ’ •Ž–Š— ”Ž•Šœ—¢Š ”Š›Ž—Š dianggap sombong tidak bernah bicara •Ž—•Š— •Ž–Š— •’ ”Ž•Šœð ûXü•Š”ž• •Š— –Š•ž ‹Ž›•Š—¢Š ™Š•Š •ž›žð ûYü–Ž›ŠœŠ •›˜•’ ‹’•Š •Š–™’••’•Ž™Š—”Ž•ŠœðûZü’—•’—–Ž–’–™’— dalam berbagai kegiatan tapi tidak bisa –Ž—•žŠœŠ’ ”ŽŠ•ŠŠ—ð û[üœŽ•Š•ž Š•Š ™Ž›ŠœŠ, an bersalah bila bicara di depan orang ‹Š—¢Š”ðû\üœŽ•Š•ž›Š•ž,›Š•ž‹’•Š‹Ž›‹’ŒŠ›Š •’‘Š•Š™Š—˜›Š—••Š’—ð•Š—û]üŠ•Š™Ž›ŠœŠŠ— “gagap”.

Keempat, tahap pengakhiran. Pada tahap ini konselor menjelaskna bahwa konseling kelompok akan diakhiri, pe, serta dipersilahkan untuk menjalankan ”Ž™ž•žœŠ—,”Ž™ž•žœŠ— ¢Š—• •Ž•Š‘ •’™’•’‘ dengan melalui konseling kelompok ini. Keputusan ini merupakan keputusan dari peserta sendiri setlah mengikuti kegiatan.

(6)

Konselor menekankan bahwa keputusan yang telah diambil akan menjadi tidak bermanfaat maka diharapkan adanya perubahan bagi peserta. Pada tahap ini ™ž•Š •’•Š—¢Š”Š— ‹Š•Š’–Š—Š ”ŽœŠ—,”ŽœŠ— ™ŽœŽ›•Š •Š•Š– –Ž—•’”ž•’ ”Ž•’Š•Š— ”˜—œŽ, ling kelompok.

Pembahasan

Š•Š ¢Š—• •’™Ž›˜•Ž‘ ‹Ž›ž™Š œ”˜› ”˜, munikasi interpersonal didapatkan dari dua kali pengukuran, yaitu pretes dan ™˜œ4Žœ ‹Š•’ ”Ž•˜–™˜” ”˜—•›˜• •Š— ”Ž•˜–, ™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž—ï Ž‹Ž•ž– •’Š—Š•’œ’œ •Ž‹’‘

lanjut, dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian yang diperoleh. Uji asumsi me, liputi uji normalitas dan uji homogenitas. Š›’ ‘Šœ’• Š—Š•’œ’œ ž“’ —˜›–Š•’•Šœ •’™Ž›, ˜•Ž‘ —’•Š’ ™ ½VðV]Z•Š— —’•Š’ ™ ½VðV^] —’•Š’ ™ •Ž›œŽ‹ž• ‹Ž›Š•Š “Šž‘ •’ Š•ŠœVðV[ sehingga dapat data berdistribusi normal.

Š•Šž“’—˜›–Š•’•Šœž—•””Ž•˜–™˜””˜—•›˜• •’œŠ“’”Š—™Š•Š•Š‹Ž•Y•Š—ž—•ž””Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž— •’œŠ“’”Š— ™Š•Š •Š‹Ž•Zï Š‹Ž•Y–Ž—ž—“ž”Š— ‹Š‘ Š •Š•Š ™Š•Š ”Ž•˜–™˜” ”˜—•›˜• •Ž›•˜•˜—• —˜›–Š•ð”Š›Ž, —Š œ¢–™ï ’•—’ ”Š—œ’Á VðV[ï Š‹Ž•Yï ˜›–Š•’•Šœ Š•Š Ž•˜–™˜” ˜—•›˜• —Ž, Š–™Ž• ˜•–˜•˜›˜Ÿ, –’›—˜Ÿ Žœ• Š‹Ž•Zï ˜›–Š•’•Šœ Š•Š Ž•˜–™˜” ”œ™Ž›’–Ž— —Ž, Š–™Ž• ˜•–˜•˜›˜Ÿ, –’›—˜Ÿ Žœ• Žœ• •’œ•›’‹ž•’˜— ’œ ˜›–Š•

*Calculated from data

Žœ• •’œ•›’‹ž•’˜— ’œ ˜›–Š• *Calculated from data

(7)

Š‹Ž•Z–Ž—ž—“ž”Š— ‹Š‘ Š •Š•Š ™Š•Š kelompok eksperimen tergolong normal, ”Š›Ž—Š œ¢–™ï ’•—’ ”Š—œ’Á VðV[ï

Ž•Š—“ž•—¢Šð ž“’ ‘˜–˜•Ž—’•Šœ •’•Š”ž, kan untuk mengetahui apakah varians dari populasi adalah sama. Hasil uji homoge, —’•Šœ •’œŠ“’”Š— ™Š•Š •Š‹Ž•[ï

Š‹Ž•[ Šœ’• ž“’ ‘˜–˜•Ž—’•Šœ

Š›’ ‘Šœ’• Š—Š•’œ’œ •’™Ž›˜•Ž‘ —’•Š’ œŽ‹ŽœŠ›XïZ[^•Ž‹’‘ ”ŽŒ’• •Š›’ •Š‹•Ž •Š— —’•Š’ œŽ‹ŽœŠ›VïWYZ •Ž‹’‘ ‹ŽœŠ› •Š›’VïV[ yang menunjukkan hasil tersebut me, menuhi syarat homogenitas.

Ž•Ž•Š‘•Ž›‹ž”•’‹Š‘ Š•Š•Š™Ž—Ž•’•’Š— ini memenuhi uji asumsi penelitian yaitu mormalitas dan homogenitas, analisis da, pat dilanjutkan menggunakan uji t untuk membuktikan hipotesis penelitian. Hasil ›Š—•”ž–Š— ž“’ • •’œŠ“’”Š— ™Š•Š •Š‹Ž•\ï

Š‹Ž•\ï Š—•”ž–Š— “’ •

Uji pertama untuk mengecek apakah Š•Š ™Ž›‹Ž•ŠŠ— Š—•Š›Š ™›Ž,•Žœ• ”Ž•˜–™˜” kontrol dan kelompok eksperimen. Uji t –Ž–‹ž”•’”Š— ‹Š‘ Š —’•Š’ • œŽ‹ŽœŠ›VïV]Z •Ž—•Š— ™½ Vï_ZX û™ÁVïV[ü¢Š—• ‹Ž›Š›•’ œŽ, ŒŠ›Šœ’•—’ ”Š—•’•Š”Š•Š™Ž›‹Ž•ŠŠ—Š—•Š›Š œ”˜› ™›Ž,•Žœ• ”Ž•˜–™˜” ”˜—•›˜• •Š— ”Ž•˜–, ™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž—ï Ž—•Š— •Ž–’”’Š— •Š™Š• dikatakan pada awalnya keterampilan komunikasi interpersonal kedua kelom, pok itu sama.

Ž•Š—“ž•—¢Š •’ž“’ œ”˜› ™˜œ•,•Žœ• ”Ž•žŠ ”Ž•˜–™˜”ï ’™Ž›˜•Ž‘ —’•Š’ • œŽ‹ŽœŠ›Xï^Y_ •Ž—•Š— ™½ VïWW û™ÀVïV[üï Šœ’• ’—’ –Ž—ž—, “ž””Š— ‹Š‘ Š ™Ž›‹Ž•ŠŠ— Š—•Š›Š ™›Ž,•Žœ• •Š— ™˜œ,•Žœ• ”Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž—ð Š•Šž •Ž—•Š— ”Š•Š •Š’— Š•Š ™Ž›‹Ž•ŠŠ— ”Ž•Ž, rampilan komunikasi interpersonal pada kelompok eksperimen sebelum dan sesu, dah mendapat perlakuan. Untuk pening, katan nilai mean kelompok kontrol dari WX^ïWV –Ž—“Š•’ WY^ï]Vð—’•Š’ ™Ž—’—•”Š•Š— WVï\Vðž—ž•” ”Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž— •Š›’ WX]ïVV –Ž—“Š•’ W\]ïWVð—’•Š’ ™Ž—’—•”Š•Š— ZVïWV𜎑’—••Š •Š™Š• •’œ’–™ž•”Š— —’•Š’ penigkatan kelompok eksperimen lebih besar atau lebih efektif.

Penelitian ini menggunakan perlakuan berupa konseling kelompok yang me, nekankan pada materi pengenalan diri, cohesiveness, peningkatan keterampilan ”˜–ž—’”Šœ’ï Ž—•Š— Š•Š—¢Š ”Ž•˜–™˜” yang kohesif dalam konseling kelompok menimbulkan hubungan antar kelom, pok menjadi bersahabat, kooperatif, dan demokratis. Kelompok yang kohesif meru, pakan sumber rasa aman bagi anggota sehingga dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan harga diri.

Hasil penelitian menunjukkan secara ”ŽœŽ•ž›ž‘Š— ”Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž— –Ž, ngalami peningkatan keterampilan ko, munikasi interpersonal. Akan tetapi, be, lum dilakukan analisis secara individual kurangnya jam pertemuan sehingga belum optimal diperhatikan oleh peneliti. Hal yang lebih diperhatikan adalah keaktifan –Šœ’—•,–Šœ’—• œž‹“Ž” •Š•Š– –Ž—•’”ž•’ proses konseling baik ketika proses kon, seling, termasuk kemauan dan kesediaan untuk berlatih baik ketika proses konseling kelompok ataupun di luar pelatihan.

Hasil penelitian juga menunjukkan besarnya peran teman sebaya dalam kon, seling kelompok terhadap perkembangan kepribadian remaja, khususnya dalam peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal. Kelompok teman sebaya merupakan sumber dukungan sosial yang sangat besar bagi remaja.

ž”ž—•Š— œ˜œ’Š• •Ž›œŽ‹ž• Š”Š— Ž•Ž”•’• dengan beberapa persyaratan. Pertama, •›Ž”žŽ—œ’ ”Ž•’Š•Š— ”˜—œŽ•ž—• •Š•Š– ›Ž—,

(8)

tangan waktu yang cukup. Kedua, pem, beri dorongan memegang peranan yang sangat penting dalam proses dorongan sosial. Ketiga, peran dorongan sosial Š”Š— Ž•Ž”•’• ‹’•Š ’—•’Ÿ’•ž,’—•’Ÿ’•ž ¢Š—• terlibat di dalamnya memiliki hubungan yang tinggi. Keempat, bila individu terlibat menjalin hubungan timbal balik. Kelima, ‹’•Š ‘Š•,‘Š• •Ž•Š‘ •'Ž•Šœ”Š— •’ Š•Šœ ‹Ž›•Š—•, sung dalam periode waktu yang cukup lama. Bila persyaratan di atas terpenuhi, konseilng kelompok akan sangat efektif menjadi sumber dukungan sosial bagi remaja untuk perkembangan kepribadian remaja. Pada dasarnya remaja bersekolah banyak menghabiskan waktunya bersama kelompok teman sebaya di lingkungan sekolah, bahkan banyak di antara mereka melakukan dan melanjutkan interaksinya di luar sekolah.

Konseling kelompok juga akan sangat efektif digunakan apabila memenuhi kri, teria yang meliputi konselor, klien, dan proses. Pertama𔘗œŽ•˜› •Š— ”˜,”˜—œŽ•˜› ”Ž•˜–™˜” Š”Š— Ž•Ž””•’• –Ž–Š—•ž ”˜—œŽ, ling kelompok apabila mereka telah terla, tih dengan baik melalui pengalaman dan supervise dalam konseling kelompok.

Ž•Š’— ’•ž œŽ˜›Š—• ”˜—œŽ•˜› “ž•Š œŽ‹Š•Š’ fasilitator perlu memliki pengetahuan tentang teori kepribadian, psikopatologi, proses kelompok dan dinamika interper, sonal, mereka juga menyadari tentang tingkat sensitivitas pribadi serta sensivitas untuk menghargai dan menyukai orang lain.

Kedua, klien atau anggota kelompok yang diberi intervensi modul ini adalah ›Ž–Š“Š ¢Š—• –Ž—••Š–’ ‘Š–‹Š•Š— ”Ž•Ž, ›Š–™’•Š— ”˜–ž—’”Šœ’ ’—•Ž›™Ž›œ˜—Š•ï Š, lam penenlitian ini mereka yang menga, lami hambatan komunikasi dipilih oleh guru pembimbing dan juga berdasarkan kemauan klien untuk mengikuti perlakuan •Š—™Š Š•Š ™Š”œŠŠ— •Š›’ ˜›Š—• •Š’—ï ž‹“Ž” mereka yang mempunyai motivasi tinnggi yang ditunjukkan dalam mengikuti proses konseling dan mencobakan dalam kehidu,

pan atau situasi yang nyata serta bersedia melakukan evaluasi dan latihan. Jumlah konseling kelompok dalam penelitian ini sepuluh siswa sebagai kelompok eksperi, men dan sepuluh siswa sebagai kelompok ”˜—•›˜•ï Š•Š–™Ž—Ž•’•’Š—’—’Š•Š‹Ž‹Ž›Š™Š ”Ž•Ž–Š‘Š—¢Š’•ž–˜•’ŸŠœ’Š—Š”,Š—Š”¢Š—• ”Š•Š—•,”Š•Š—• ”ž›Š—•ð ™Ž•Š•’‘Š— –Šœ’‘ •’•˜–’—Šœ’ ˜•Ž‘ Š—Š”,Š—Š” ¢Š—• Š”•’• sehingga peran konselor masih sangat dibutuhkan. Kelemahan lain dalam pene, litian ini adalah keterbatasan waktu per, temuan dengan klien. Kondisi semacam ini terjadi karena pihak sekolah merasa keberatan jika pelaksanaan penelitian berlangsung lama dan waktu pertemuan tidak dibatasi.

Ketiga, konseling kelompok ini akan Ž•Ž”•’• Š™Š‹’•Š •’•Š”œŠ—Š”Š— œŽœžŠ’ •Ž, —•Š— •Š‘Š™,•Š‘Š™ Š•Šž ™›˜œŽ•ž› ¢Š—• telah ditetapkan. Konseling kelompok ini •Ž›•’›’ Z œŽœ’ ¢Š—• •’•Š”œŠ—Š”Š— •Š•Š–\ kali pertemuan.

Š›’ ž›Š’Š— ’—’ •Š™Š• •’—¢Š•Š”Š— ‹Š‘, wa untuk dapat melaksanakan konseling kelompok yang efektif perlu diciptakan suasana kondusif dan metode yang tepat.

Š”•˜› ”˜—œŽ•˜› •Š— ”˜,”˜—œŽ•˜› ‹Š—¢Š” berperan namun dalam kenyataan masih sedikit konselor yang berpengalaman dan terlatih. Hal ini sangat dirasakan sebagai kendala pelaksanaan konseling kelom, ™˜” ‹Š’” •’ œŽ”˜•Š‘ •’—•”Š• Š•Šž™ž—

ï Ž—•Š•Š •Š’—𠔘—œŽ•’—• ”Ž•˜–™˜” memerlukan beberapa kali pertemuan dan komitmen subjek untuk menepati yang telah disepakati.

PENUTUP

Š›’ ‘Šœ’• ™Ž—Ž•’•’Š— –Ž—•Ž—Š’ ™Ž, ningkatan keterampilan komunikasi in, terpersonal melalui konseling kelompok dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam ™Ž—Ž•’•’Š— ’—’ Š•Š ™Ž›‹Ž•ŠŠ— ”Ž•Ž›Š–™’•, an komunikasi interpersonal bagi siswa setelah diberi perlakuan dengan sebelum diberi perlakuan bagi kelompok eks, ™Ž›’–Ž—û—’•Š’ ž“’ • œŽ‹ŽœŠ›YðW^•Ž—•Š—

(9)

™½VðVWXÀVðV[üï —•ž” –ŽŠ— •Š›’ WX^ðWV–Ž—“Š•’WY^ð]V•Š— •Š›’WX]ðVV –Ž—“Š•’W\]ðWV𜎑’—••Š •Š™Š• •’”Š•Š”Š— bahwa konseling kelompok telah terbukti efektif untuk meningkatkan keterampi, lan komunikasi interpersonal bagi siswa yang mengalami hambatan dalam berko, munikasi. Penyelenggaraan konseling kelompok dapat dilakukan di sekolah dan di luar sekolah. Konseling kelompok merupakan sebuah miniatur sosial yang penuh dinamika kehidupan bagi remaja. Hal ini nampak dari peran teman sebaya dan kohesivitas antar mereka yang sangat membantu dalam proses perlakuan dan memberi dukungan untuk aktif dalam proses konseling kelompok.

Berdasarkan simpulan dan temuan di atas dapat disarankan berikut. Pertama, bagi peneliti selanjutnya, akan sangat baik bila memperhatikan peran jenis da, lam mengikuti konseling kelompok, dan

meneliti sejauh mana keterampilan komu, nikasi ini dapat bertahan dan melakukan pengamatan perubahan individu untuk mencobakan dalam kehidupan yang nyata. Kedua, bagi sekolah, konseling kelompok merupakan perwujudan pelayanan nyata terhadap peserta didik dengan meng, gunakan dinamika sosial, pembimbing seharusnya mempraktikan dalam pro, gram sekolah sehingga manfaatnya akan dirasakan oleh peserta didik. Berdasarkan pengalaman peneliti konseling kelompok memerlukan jumlah pertemuan beberapa kali serta wakktu yang relatif lama, maka perlu mencari waktu yang tidak men, ganggu agenda kegiatan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Š›’•Š—ð Ž—›¢ ž—•ž›ï ûW__Züï Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Kaifa

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kualifikasi pendidikan dan konsep diri terhadap

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi, kemampuan dan disiplin karyawan terhadap Prestasi kerja karyawan Bappeda Sangata.Penelitian dilaksanakan selama 3 Bulan

Fenomena gerhana merupakan fenomena terkait pergerakan Matahari, Bulan dan Bumi. Ketiga benda langit ini terus melakukan pergerakan setiap detiknya. Program Tracking

β PT yang sangat kecil ini juga menanda- kan manajer investasi di BEI memiliki kemampuan peramalan pergerakan harga saham secara umum ( macroforecasting ) yang

Hal ini disebabkan karena semakin besar perbandingan ethanol dan air, maka semakin sedikit NaOH yang terlarut dalam alkohol, hal ini mengakibatkan proses

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan yang diukur dengan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio

Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak