• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PEMBERIAN TERAPI PENURUNAN BERAT BADAN ANTARA OBESITAS DAN OVER WEIGHT Agus Riyanto, Mona Megasari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN PEMBERIAN TERAPI PENURUNAN BERAT BADAN ANTARA OBESITAS DAN OVER WEIGHT Agus Riyanto, Mona Megasari"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

23

PERBANDINGAN PEMBERIAN TERAPI PENURUNAN BERAT BADAN

ANTARA OBESITAS DAN OVER WEIGHT

Agus Riyanto, Mona Megasari

ABSTRAK

Prevalensi obesitas telah meningkat secara substansial dalam tiga dekade terakhir. Peningkatan prevalensi obesitas, terutama obesitas sentral berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti sindrom metabolik, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe 2, batu empedu, gangguan fungsi pulmonal, hipertensi dan dyslipidemia. Pencegahan dan pengobatan obesitas dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup, terutama pembatasan asupan energi (diit rendah energi) dan peningkatan pengeluaran energi melalui aktivitas fisik (Astrup, 2005; Wadden et all, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan terapi penurunan berat badan antara obesitas dan over weight. Jenis penelitian ini eksperimen menggunakan desain Pretest-posttest with Control Group. dimana menggunakan pre test dan post test antara obesitas dan over weight dengan pemberian terapi penurunan berat badan (olah raga, diit rendah energi, dan olah raga beserta diit rendah energi), pada mahasiswa Stikes A.Yani Cimahi. Analisis data dilakukan dengan univariat dan análisis bivariat untuk mengetahui perbedaan menggunakan uji t dependen dan uji t independen. Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas, over weight sebelum dan setelah terapi olah raga (p=0,025,p=0,033). Ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum dan setelah terapi diit (p=0,015). Ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum dan setelah terapi diit dan olah raga (p=0,001). Tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa obesitas dan over weight setelah terapi olah raga, setelah terapi diit, dan setelah terapi diit dan olah raga (p=0,102, p=0,822, p=0,427). Disarankan bagi penderita over weight terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan berat badan dapat memilih olah raga atau diit, tapi kalau ingin cepat berhasil kombinasi keduanya. Bagi penderita obesitas terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan berat badan dapat memilih olah raga atau diit, tapi kalau ingin cepat berhasil kombinasi keduanya, tetapi diit harus dilakukan selama lebih dari satu bulan.

Kata kunci: Obesitas, over weight, dan terapi penurunan berat badan.

(2)

24 A. PENDAHULUAN

Kegemukan atau obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan

akumulasi lemak dalam jaringan adiposa. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT),

kegemukan dibagi menjadi dua kategori, yakni: kegemukan tingkat ringan (overweight)

dan kegemukan tingkat berat (obesitas) (Depkes RI, 2003).

Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

obesitas sentral dan obesitas umum. Untuk penduduk barat, seseorang dikatakan obesitas

apabila IMT 30 kg/m2 atau lingkar perut 102 cm pada pria dan 88 cm pada wanita,

sedangkan untuk penduduk Asia, IMT> 25 kg/m2 atau lingkar perut 90 cm pada pria dan

80 cm pada wanita (WHO 2000).

Penentuan diagnosa obesitas dapat pula dilakukan dengan pengukuran lemak

subkutan.Hasil pengukuran lemak subkutan dapat dijadikan indikator obesitas.Lipat kulit

triseps 18.6 mm untuk laki-laki atau 25.1 mm untuk wanita telah digunakan sebagai

indikator obesitas (Moore, 1997).

Menurut WHO (2000), obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut atau

lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko kesehatan dibandingkan

dengan obesitas umum.

Prevalensi obesitas telah meningkat secara substansial dalam tiga dekade

terakhir, diperkirakan akan lebih meningkat di tahun-tahun mendatang. Peningkatan

prevalensi obesitas, terutama obesitas sentral berdampak pada munculnya berbagai

penyakit degeneratif seperti sindrom metabolik, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler,

diabetes tipe 2, batu empedu, gangguan fungsi pulmonal, hipertensi dan dyslipidemia.

Kondisi tersebut menyebabkan obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi

masyarakat dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang.Kegemukan

banyak ditemukan baik di negara maju maupun di Negara berkembang, dan menyerang

baik anak-anak maupun orang dewasa. Adanya peningkatan jumlah penduduk yang

menderita kegemukan di hampir seluruh negara di dunia maka masalah kegemukan kini

merupakan masalah global, WHO 1998 menyebutnya sebagai wabah global (the global

epidemic) (Mark, 2013).

World Health Organization (WHO) memperkirakan, di dunia ada sekitar 1.6

milyar orang dewasa berumur 15 tahun kelebihan berat dan setidak-tidaknya sebanyak

400 juta orang dewasa obesitas pada tahun 2005, dan diperkirakan lebih dari 700 juta

orang dewasa akan obesitas pada tahun 2015 (WHO 2000). Di Indonesia, Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa 8.8% orang dewasa berumur 15

(3)

25 (Balitbangkes Depkes2008). Berdasarkan Riskesdas 2010 persentase berat badan lebih

menurut IMT di Jawa Barat pada laki-laki sebesar 8,1% dan perempuan sebesar 11,8%.

Melihat risiko dari obesitas, maka upaya pencegahan dan pengobatan obesitas

menjadi tantangan yang dihadapi kesehatan masyarakat. Pencegahan dan pengobatan

obesitas sebagian besar dapat dicegahmelalui perubahan gaya hidup, terutama pola makan

dan pola aktivitas. Upaya pencegahan dan pengobatan ini dapat dilakukan dengan

pembatasan asupan energi (diit rendah energi) dan peningkatan pengeluaran energi

melalui aktivitas fisik (Astrup, 2005; Wadden et all, 2006).

Hasil studi terdahulu menunjukkan bahwa untuk mencapai penurunan berat

badan diperlukan pengurangan asupan energi dan perubahan komposisi diit, serta

diperlukan peningkatan aktivitas fisik sehari-hari 30-60 menit untuk pemeliharaan berat

badan selanjutnya (Astrup, 2005). Untuk menurunkan berat badan sebanyak 0.5 sampai

dengan 1 kg per minggu diperlukan asupan energi dikurangi sebanyak 500 – 1000 kkal/

hari dari kebutuhan normal(Instalasi Gizi Perjan RSCM dan ASDI, 2005).

Diit ini disebut diit seimbang rendah energi dengan komposisi zat gizi

diharapkan tetap seimbang mengikuti anjuran dalam piramida makanan. Studi

menunjukkan diit ini efektif menurunkan berat badan pada wanita dan pria obesitas

sebesar 0.5–1.0 kg minggu. Studi lain menunjukkan bahwa terapi aktivitas fisik tanpa

disertai diit seimbang rendah energi memberikan hasil penurunan berat badan minimal.

Penelitian Wing (1999) menunjukkan bahwa berjalan kaki empat kali seminggu dengan

durasi 45-60 menit memberikan hasil penurunan berat badan 2 – 3 kg selama 16 – 52

minggu (Wadden, 2006). Penelitian ini bermaksud menganalisis perbandingan terapi

penurunan berat badan antara obesitas dan over weight.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat eksperimental, berupa pemberian terapi penurunan berat

badan (olah raga, diit rendah energi, dan olah raga beserta diit rendah energi) terhadap

penderita obesitas dan over weight. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-posttest with Control Group, dimana menggunakan pre test dan post test antara obesitas dan over weight dengan pemberian terapi penurunan berat badan (olah raga, diit rendah energi, dan

olah raga beserta diit rendah energi), pada mahasiswa Stikes A.Yani Cimahi.

Sampel penelitian diambil dari mahasiswi Stikes A.Yani Cimahi, yang berjumlah

16 orang, kriteria inklusi: mahasiswa yang mengalami obesitas dan over weight di Stikes

A.Yani Cimahi, kriteria eksklusi: aktivitas subjek penelitian yang tidak bisa diganggu

(4)

26 Prosedur penelitian sebelum diberikan terapi penurunan berat badan dan diit

rendah energi, sujek penelitian dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

perut, kadar lemak tubuh. Subjek penelitian A (penderita obesitas) dalam dua minggu ada

yang melakukan olah raga, diit rendah energi, dan olah raga beserta diit rendah energi.

Subjek penelitian B (penderita over weight) dalam dua minggu ada yang melakukan olah

raga, diit rendah energi, dan olah raga beserta diit rendah energi.

Data yang terkumpul akan dianalisis secara statistik, setelah itu dilakukan uji

normalitas data untuk mengetahui distribusi datanya normal atau tidak. Jika data

distribusi normal dilanjutkan dengan uji T berpasangan (dependen t test). Untuk mengetahui perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian terapi penurunan

berat badan pada penderita obesitas dan over weight. Sedangkan untuk mengetahui

perbedaan penurunan berat dan antara penderita obesitas dan over weight, menggunakan

uji t independen (independen t test)

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1

Perbedaan Berat Badan Penderita Obesitas Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Olah Raga

Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata berat badan mahasiswa obesitas sebelum terapi olah raga adalah 75,7 Kg, sedangkan rata-rata berat badan mahasiswa obesitas setelah terapi olah raga adalah 74,4 Kg. Hasil uji statistik didapatkan p value= 0,025 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas sebelum dan setelah terapi olah raga.

Tabel 2

Perbedaan Berat Badan Penderita Obesitas Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Diit

(5)

27 Tabel 3

Perbedaan Berat Badan Penderita Obesitas Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Diit dan Olah Raga

Berat badan mahasiswa obesitas Mean SD SE p value N Sebelum terapi diit dan olah raga

Setelah terapi diit dan olah raga

75,3

Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata berat badan mahasiswa obesitas sebelum terapi diit dan olah raga adalah 75,3 Kg, sedangkan rata-rata berat badan mahasiswa obesitas setelah terapi diit dan olah raga adalah 73,8 Kg. Hasil uji statistik didapatkan p value=0,054 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas sebelum dan setelah terapi diit dan olah raga.

Tabel 4

Perbedaan Berat Badan Penderita Over Weight Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Olah Raga

Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum terapi olah raga adalah 62 Kg, sedangkan rata-rata berat badan mahasiswa over weight setelah terapi olah raga adalah 60,1 Kg. Hasil uji statistik didapatkan p value=0,033 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum dan setelah terapi olah raga.

Tabel 5

Perbedaan Berat Badan Penderita Over Weight Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Diit

(6)

28 Tabel 6

Perbedaan Berat Badan Penderita Over Weight Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Diit dan Olah Raga

Berat badan mahasiswa

over weight Mean SD SE p value N Sebelum terapi diit dan olah raga

Setelah terapi diit dan olah raga

67

Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum terapi diit dan olah raga adalah 67 Kg, sedangkan rata-rata berat badan mahasiswa over weight setelah terapi diit dan olah raga adalah 65,1 Kg. Hasil uji statistik didapatkan p value=0,001 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum dan setelah terapi diit beserta olah raga.

Tabel 7

Perbedaan Penurunan Berat Badan Antara Penderita Obesitas dan Over Weight Sesudah Diberikan Terapi Olah Raga

Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata penurunan badan mahasiswa obesitas setelah terapi olah raga adalah 1,3 Kg, sedangkan rata-rata penurunan badan mahasiswa over weight setelah terapi olah raga adalah 1,9 Kg. Hasil uji statistik didapatkan p value=0,102 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa obesitas dan over weight setelah terapi olah raga.

Tabel 8

Perbedaan Penurunan Berat Badan Antara Penderita Obesitas dan Over Weight Sesudah Diberikan Terapi Diit

(7)

29 Tabel 9

Perbedaan Penurunan Berat Badan Antara Penderita Obesitas dan Over Weight

Sesudah Diberikan Terapi Diit dan Olah Raga

Kondisi badan mahasiswa Mean SD SE p value N

Obesitas

Over weight

1,5

1,9

0,6

0,1 0,4

0,06 0,427 3

3

Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata penurunan badan

mahasiswa obesitas setelah terapi diit adalah 1,5 Kg, sedangkan rata-rata

penurunan badan mahasiswa over weight setelah terapi diit adalah 1,9 Kg. Hasil

uji statistik didapatkan p value=0,427 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan tidak

ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa

obesitas dan over weight setelah terapi diit dan olah raga.

Obesitas berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh, obesitas biasanya

didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% berat badan ideal (Moore,

1997). Kesulitan dalam memperoleh pengukuran lemak tubuh yang akurat dalam

populasi menyebabkan ukuran tinggi dan berat badan telah banyak digunakan

untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas. Obesitas saat ini

didefinisikan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) (Hill, 2006).

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas, pada masa

anak-anak dari orang tua obesitas cenderung berisiko 3-8 kali menjadi obesitas

dibandingkan dari orang tua dengan berat badan normal, walaupun mereka tidak

dibesarkan oleh orang tua kandungnya. Pengaruh keluarga (misal penggunaan

makanan sebagai hadiah, tidak boleh makan makanan pencuci mulut sebelum

semua makanan di piring habis) membantu pengembangan kebiasaan makan yang

dapat menyebabkan obesitas.

Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian, berduka,

atau depresi; dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar seperti iklan

makanan atau kenyataan bahwa ini adalah waktu makan. Energi yang dikeluarkan

menurun dengan bertambahnya umur, dan ini sering menyebabkan peningkatan

berat badan pada usia pertengahan; pada beberapa contoh, kelainan endokrin

(8)

30 faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi kalori yang berlebihan dari

energi yang dibutuhkan.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengobati kejadian obesitas salah

satunya dengan cara olah raga atau aktifitas fisik. Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa

obesitas sebelum dan setelah terapi olah raga (p value= 0,025). Kemudian ada

perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight sebelum dan

setelah terapi olah raga (p value=0,033).

Olah raga atau aktivitas fisik yang dimaksud adalah aktivitas yang

melibatkan gerakan yang banyak dari otot-otot besar yaitu dengan melakukan

olahraga, dengan demikian akan mampu mempromosikan kehilangan lemak sambil

mempertahankan massa otot. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, peserta diit

harus melakukan olahraga sedikitnya 3 kali dalam seminggu, menggunakan

sedikitnya 300 kkal setiap kali berolahraga, atau 4 hari per minggu yang membakar

200 kkal (Moore, 1997).

Selain dengan olahraga, seseorang dapat meningkatkan energi yang

dikeluarkan selama aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh seseorang dapat memarkir

kendaraan lebih jauh dari tempat berbelanja, berjalan kaki daripada berkendaraan bila

memungkinkan, menggunakan segala sesuatu secara manual daripada menggunakan

alat dengan tenaga listrik, dan menggunakan tangga daripada eskalator atau elevator

(Moore, 1997).

Cara kedua yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan adalah diit

rendah energy. Diit ini berdasarkan pada makanan yang biasa dipilih dari semua

kelompok makanan, meskipun kalori rendah, tetapi cukup semua zat gizi.Diit ini

adalah pilihan terbaik pada individu dengan berat badan kurang dari 30% dari

kelebihan berat dan diijinkan kehilangan sekitar 0.5 – 1 kg per minggu. Satu kilogram

lemak tubuh sama dengan sekitar 7000 kkal.

Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak lebih banyak tetapi juga

massa otot yang lebih besar dibandingkan individu yang kurang gemuk. Akibatnya

obesitas ringan akan kehilangan lebih banyak massa otot selama pembatasan kalori

(9)

31 Diet seimbang energi rendah diberikan kepada pasien dengan IMT > 25

kg/m2.Diberikan setelah dilakukan konsultasi perorangan.Diit dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kemampuan pasien.Diet diberikan sampai tercapai berat

badan normal.

Diit ini mengandung energi di bawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan

mineral, tinggi serat yg penting dalam proses penurunan berat badan. Diet ini

membatasi makanan padat energi (seperti: kue-kue yang tinggi gula dan lemak,

goring-gorengan).

Tujuan diit ini adalah (1) mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai

umur, gender dan kebutuhan fisik, (2) Mencapai IMT normal, yaitu 18.5 – 25 kg/ m2,

(3) Mengurangi asupan energi untuk mencapai penurunan BB ½ sd 1 kg / minggu.

Evaluasi diit ini dapat dilakukan dengan mengecek penurunan kadar lemak subkutan

dan lingkar pinggang.

Hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata

berat badan mahasiswa over weight sebelum dan setelah terapi diit (p value=0,015).

Kemudian hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata

berat badan mahasiswa over weight sebelum dan setelah terapi diit beserta olah raga

(p value=0,001). Hal ini membuktikan bahwa proses diit dapat manurunkan berat

badan pada mahasiswa over weight, hal ini terjadi karena pada orang yang

mengalami over weight struktur lemak dalam tubuhnya belum mengalami

perlengketan yang kuat, sehingga lemak dalam tubuhnya masih relatif mudah untuk

dilakukan proses pemecahan dengan terapi diit.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang

bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas sebelum dan setelah terapi diit (p

value= 0,084). Kemudian tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan

mahasiswa obesitas sebelum dan setelah terapi diit dan olah raga (p value=0,054).

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa terapi diit tidak memberikan

dampak yang berarti dalam menurunkan berat badan, hal ini terjadi karena pada

orang yang mengalami obesitas struktur lemak dalam tubuhnya sudah mengalami

perlengketan yang kuat, sehingga lemak dalam tubuhnya relatif tidak mudah untuk

dilakukan proses pemecahan dengan terapi diit. Kemudian hal ini terjadi karena

proses diit baru dilakukan selama dua minggu, untuk melihat dampak terapi diit pada

(10)

32 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang

bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa obesitas dan over weight

setelah terapi olah raga, diit, olah raga dan diit. Upaya pengobatan obesitas perlu

dilakukan dalam rangka menurunkan risiko penyakit akibat obesitas.Pengobatan

obesitas dilakukan setelah melalui tahapan penilaian fisik (physical assessment),

evaluasi psikososial (phsycosocial evaluation), penilaian kebiasaan makan dan

aktivitas (assessment of eating and activity habits), kesiapan penurunan berat badan

(weight loss readiness) dan pemilihan pengobatan (selecting treatment).

Pengobatan obesitas dilakukan melalui intervensi diit rendah energi (low

energy diet), aktivitas fisik (physical activity) untuk mengontrol berat badan, terapi perilaku (behavior activity), pengobatan secara farmakologi (pharmacologic

treatment), dan pengobatan bedah (surgical treatment). Indikator keberhasilan pengobatan obesitas dapat dikaji melalui pengukuran indeks massa tubuh (IMT),

lingkar pinggang, lemak subkutan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan menggunakan percobaan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas sebelum

dan setelah terapi olah raga.

2. Tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas

sebelum dan setelah terapi diit.

3. Tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa obesitas

sebelum dan setelah terapi diit dan olah raga.

4. Ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight

sebelum dan setelah terapi olah raga.

5. Ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight

sebelum dan setelah terapi diit.

6. Ada perbedaan yang bermakna rata-rata berat badan mahasiswa over weight

sebelum dan setelah terapi diit beserta olah raga.

7. Tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa

obesitas dan over weight setelah terapi olah raga.

8. Tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa

(11)

33 9. Tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan badan antara mahasiswa

obesitas dan over weight setelah terapi diit dan olah raga.

Saran

1. Bagi masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan terjadinya

obesitas dan over weight dengan cara perubahan gaya hidup, terutama pola

makan dan pola aktivitas. Upaya pencegahan dan pengobatan ini dapat dilakukan

dengan pembatasan asupan energi (diit rendah energi) dan peningkatan

pengeluaran energi melalui aktivitas fisik atau olah raga.

2. Implementasi pengobatan penderita obesitas adalah menurunkan lemak tubuh

untuk mencapai berat badan antara 20% berat badan ideal, mengembangkan

kebiasaan makan yang lebih sehat, mencegah kehilangan massa otot selama

penurunan berat badan, mempertahankan penurunan berat badan

3. Upaya pengobatan obesitas perlu dilakukan dalam rangka menurunkan risiko

penyakit akibat obesitas.

4. Bagi penderita over weight terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan berat

badan dapat memilih olah raga atau diit, tapi kalau ingin cepat berhasil kombinasi

keduanya.

5. Bagi penderita obesitas terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan berat

badan dapat memilih olah raga atau diit, tapi kalau ingin cepat berhasil kombinasi

(12)

34 DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Edisi I.

Penerbit Kencana Prenada Media Grup. Jakarta

Astrup, Arne: Obesity in Geissler, Catherine and Hilary Powers. 2005. Human Nutrition.

Eleventh Edition. Elsevier Churchill Livingstone. Philadelphia. USA

Brown, Judith E. et all. 2005. Nutrition Through The Life Cycle. Second Edition. Thomson Wadsworth. Belmont USA

Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment: Body Mass Index in Adults. Second Edition.Oxford University Press. New York

Hill, James O et all. : Etiology Obesity in Shils, Maurice et all. 2006. Modern Nutrition in

Health and Disease 2. Tenth Edition. Lippincott Williams and Wilkins. Philadephia USA

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.

2005. Editor Sunita Almatsier. Penuntun Diet edisibaru. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Khomsan, Ali. 2003. Pangandan Gizi untuk Kesehatan. PT Rajagrafindo Persada.

Jakarta.

Mark, Allyn L. Dietary Therapy for Obesity: An Emperor With No Clothes. Hypertension. 2008;51:1426-1434; originally published online May 12, 2008; Downloaded from http://hyper.ahajournals.org/ by guest on October 23, 2013

Moore, Mary Courtney. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi.Edisi II. Penerbit Hipokrates. Jakarta

Seidell, Jacob C and Tommy LS Visscher: Public Health Aspect of Over nutrition in Gibney Michael et all. 2004. Public Health Nutrition. Blackwell Publishing. Oxford UK

Sjostrom, Michael et all: Assessment of Physical Activity in Gibney Michael et all. 2004.

Public Health Nutrition. Blackwell Publishing. Oxford UK

Wadden, Thomas A, et all : Obesity Management in Hill, James O et all. : Etiology

Obesity in Shils, Maurice et all. 2006. Modern Nutrition in Health and Disease 2.

Tenth Edition. Lippincott Williams and Wilkins. Philadephia USA

Wardlaw, Gordon M and Jeffrey S. Hampl. 2007. Perspectives in Nutrition: Energy Balance and Weight Control. Seventh Edition Hill. New York

_____Perspectives in Nutrition: Nutrition, Fitness and Sports. Seventh Edition Hill. New

Gambar

Tabel 5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Adapun dalam jual beli, juga memiliki beberapa etika, diantaranya sebagai berikut. 1) Tidak boleh berlebihan dalam mengambil keuntungan. Penipuan dalam jual beli yang

Terdapat beberapa jenis pengukuran dalam menilai derajat seseorang dalam merokok, salah satu pengukuran yang digunakan untuk melihat derajar merokok adalah dengan

15 Mukhtar Yahya, Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan di Timur Tengah Sebelum Lahir Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, hlm, 341... Aus dan Khazraj ke Yastrib terkait

kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan / lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami secara bersama oleh

Adapun perubahan pada kurikulum 2013 meliputi, Perubahan kompetensi kelulusan, kedudukan mata pelajaran (isi), pendekatan, struktur kurikulum (mata pelajaran dan

Dari hasil analisis data diketahui bahwa secara simultan tingkat bagi hasil mudharabah, financing to deposit ratio, dan suku bunga deposito berpengaruh terhadap

Tabel 4.6 Keterangan mengenai Proficiency Level untuk Competency 121 Tabel 4.7 Analisa Perbandingan Behavior Competencies antara Salesman dengan. Business Consultant