• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Distribusi Daya Listrik di Kapal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Distribusi Daya Listrik di Kapal"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

“Distribusi Daya Listrik di Kapal”

A. M. Muslimin Syam

D33113007

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Instalasi listrik kapal atau sistem distribusi daya listrik di atas kapal merupakan salah

satu instalasi yang sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja operasional kapal itu

sendiri. Instalasi tersebut dimulai dari unit pembangkit listrik yang berupa generator yang

kemudian akan melalui berbagai macam komponen sistem distribusi. Perancangan

instalasi listrik kapal ini tentu harus berdasarkan pada persyaratan atau ketentuan yang

berlaku untuk sistem di kapal. Selain itu pemilihan generator yang sesuai dengan

kebutuhan harus melewati beberapa tahap sampai akhirnya ditemukan type mesin yang

cocok dipasang di kapal. Tahap tersebut antara lain perhitungan daya yang dibutuhkan

di atas kapal, penentuan type dan ukuran yang sesuai dengan kondisi ruang yang akan

ditempati. Generator kapal sebagai permesinan bantu di kapal berfungsi untuk menyuplai

kebutuhan energi listrik semua peralatan diatas kapal. Penentuan kapasitas generator

dipengaruhi oleh load factor (faktor beban) peralatan. Load factor untuk tiap peralatan

diatas kapal tidak sama. Hal ini tergantung pada jenis kapal dan daerah pelayarannya

seperti : faktor medan yang fluktuatif (rute pelayaran), dan kondisi beban yang

berubah-ubah serta periode waktu pemakaian yang tidak tentu atau tidak sama. Penentuan

kapasitas generator harus mendukung pengoperasian diatas kapal. Walaupun pada

beberapa kondisi kapal terdapat selisih yang cukup besar dan ini mengakibatkan efisiensi

generator (load factor generator) berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi biaya

produksi listrik per kwh. Fungsi utama generator diatas kapal adalah untuk menyuplai

kebutuhan daya listrik di kapal. Daya listrik digunakan untuk menggerakkan

motor-motor dari peralatan bantu pada kamar mesin dan mesin-mesin geladak, lampu

penerangan, sistem komunikasi dan navigasi, pengkondisian udara (AC) dan ventilasi,

perlengkapan dapur (galley), sistem sanitari, cold storage, alarm dan sistem kebakaran,

(3)

I.2 Rumusan Masalah

Materi yang akan dibahas adalah bagaimana cara pendistribusin daya yang dihasilkan

generator serta komponen yang masuk dalam pembebanan generator itu sendiri.

I.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam makalah ini tidak meluas, maka perlu diberi batasan seperti :

1. Materi yang dibahas meliputi system distribusi daya di kapal

2. Komponen pembebanan difokuskan pada penerangan di kapal.

3. Proses penulisan berdasarkan persyaratan atau ketentuan yang berlaku untuk

sitem di kapal.

I. 4 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses transmisi/distribusi daya listrik di kapal

2. Untuk mengetahui komponen komponen yang menjadi beban pendistribusian

daya.

3. Sebagai persyaratan mata kuliah system pembangit daya lisrik, Prodi Teknik

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. PRINSIP KERJA GENERATOR

Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan

tenaga mekanik. Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik

menjadi tenaga listrik. Prinsip kerja generator adalah bilamana rotor diputar maka belitan

kawatnya akan memotong gaya-gaya magnet pada kutub magnet, sehingga terjadi

perbedaan tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat

yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut

menggeser sikat-sikat, sebagai terminal penghubung keluar. generator kapal merupakan

alat bantu kapal yang berguna untuk memenuhi kebutuhan listrik diatas kapal.

Dalam penentuan kapasitas generator kapal yang akan digunakan untuk melayani

kebutuhan listrik diatas kapal maka analisa beban dibuat untuk menentukan jumlah daya

yang dibutuhkan dan variasi pemakaian untuk kondisi operasional seperti manuver,

berlayar, berlabuh atau bersandar serta beberapa kondisi lainnya. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui daya minimum dan maksimum yang dibutuhkan.

Dalam merencanakan sistem kelistrikan kapal perlu diperhatikan kapasitas dari

generator dan peralatan listrik lainnya, besarnya kebutuhan maksimum dan minimum

dari peralatannya. Kebutuhan maksimum merupakan kebutuhan daya terbesar yang

terjadi pada interval waktu yang singkat selama periode kerja dari peralatan tersebut, dan

sebaliknya. Kebutuhan rata rata merupakan daya rata rata pada periode kerja generator

kapal yang dapat ditentukan dengan membagi energi yang dipakai dengan jumlah jam

periode tersebut. Untuk kebutuhan maksimum digunakan sebagai accuan dalam

menentukan kapasitas generator kapal. Dan untuk kebutuhan minimum digunakan

sebagai acuan untuk menentukan konfigurasi dari electric plan yang sesuai serta untuk

menentukan kapan generator kapal dioperasikan. Daya cadangan harus dimasukkan

perhitungan untuk menutup kebutuhan daya listrik kapal pada puncak beben yang terjadi

pada periode yang singkat, misalnya bila digunakan untuk mengasut motor – motor

besar. Jika dilihat secara regulasi BKI mensyaratkan untuk daya keluar dari generator

kapal sekurang-kurangnya diperlukan untuk pelayanan dilaut harus 15% lebih tinggi

(5)

harus diperhatikan faktor pertumbuhan beban untuk masa akan datang. Untuk

menentukan kapasitas generator di kapal dipergunakan suatu tabel balans daya yang

mana seluruh peralatan listrik yang ada kapasitanya atau dayanya tertera dalam tabel

tersebut. Sehingga dengan tabel balans daya tersebut dapat diketahui daya listrik yang

diperlukan untuk masing – masing kondisi operasional kapal. Dalam penentuan electric

balans BKI Vol. IV (Bab I, D.I) mengisyaratkan bahwa :

1. Seluruh perlengkapan pemakaian daya yang secara tetap diperlukan untuk

memelihara pelayanan normal harus diperhitungkan dengan daya kerja penuh.

Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan.

2. Dalam hal perlengkapan pemakaian daya nyata yang hanya bekerja bila suatu

perlengkapan serupa rusak, kebutuhan dayanya tidak perlu dimasukkan dalam

perhitungan.

3. Daya masuk total harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya yang hanya

untuk sementara dimasukkan, dikalikan dengan suatu faktor kesamaan waktu

bersama (common simultancity factor) dan ditambahkan kepada daya masuk

total dari seluruh perlengkapan pemakaian daya yang terhubung tetap.

4. Daya masuk total sebagaimana telah ditentukan sesuai 1 dan 3 Maupun daya yang

diperlukan untuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus dipakai sebagai

dasar dalam pemberian ukuran instalasi generator kapal.

II.1.2 Beban Kerja (Load Factor) Generator Kapal

Load faktor peralatan kapal didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu

pemakaian peralatan pada suatu kondisi dengan total waktu untuk suatu kondisi dan nilai

load faktor dinyatakan dalam persentase. Untuk peralatan yang jarang dipergunakan

diatas kapal dianggap mempunyai beban nol. Begitu juga untuk peralatan yang bisa

dikatakan hampir tidak pernah dipergunakan nilai load faktornya juga dianggap nol

seperti, fire pump, anchor windlass, capstan dan boat winches.

II.1.3 Faktor Kesamarataan (Diversity Factor) Generator Kapal

Peralatan listrik diatas kapal memiliki karakter pembebanan yang spesifik dimana

peralatan bekerja tidak pada waktu pemakaian yang teratur dan secara bersamaan.

Adapun jenis pembebanan dalam operasional peralatan listrik diatas kapal dibagi

(6)

a. Beban kontinyu (continous Load ) generator kapal Ini merupakan peralatan yang

dalam operasionalnya bekerja secara terus menerus pada kondisi pelayaran

normal seperti, lampu-lampu navigasi, pompa uantu CPP, dll.

b. Beban generator kapal Terputus – putus (Intermitten Load) Peralatan yang dalam

operasionalnya tidak bekerja secara kontinyu dalam pelayaran normal, melainkan

berkerja secara periodik. Misalnya, pompa transfer bahan bakar kapal, pompa air

tawar, dll.

Faktor kesamarataan ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jum lah dari

kebutuhan daya intermitten yang beroperasi selama periode waktu tertentu dengan

jumlah dari total kebutuhan daya listrik kapal . Dalam BKI Vol IV, Bab I,D.1.c,

ditetapkan faktor kesamarataan dengan mempertimbangkan beban tertinggi yang

diharapkan terjadi pada waktu yang sama. Jika penentuan tepat tidaklah mungkin, faktor

kesamaan waktunya digunakan tidak boleh lebih kecil dari 0.5.

II.1.4 Perhitungan Kapasitas Generator kapal

Dalam penentuan kapasitas generator yang akan digunakan untuk melayani kebutuhan

listrik diatas kapal maka analisa beban dibuat untuk menentukan jumlah daya yang

dibutuhkan dan variasi pemakaian untuk kondisi operasional seperti manuver, berlayar,

berlabuh atau bersandar serta beberapa kondisi lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui daya minimum dan maksimum yang dibutuhkan. Metode dalam perhitungan

kebutuhan daya di kapal menggunakan beberapa hal yang harus diperhatikan seperti:

a. Kondisi kapal

Kondisi kapal umumnya terdiri dari sandar atau berlabuh, manuver, berlayar, bongkar

muat dan Emergency. Perhitungan kapasitas generator dengan melihat kondisi kapal

dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti :

- Dua Kondisi; yaitu kondisi berlayar dan berlabuh

- Tiga kondisi; yaitu kondisi, berlayar, manuver dan di pelabuhan

- Empat kondisi; yaitu kondisi berlayar, meninggalkan pelabuhan, bongkar muat

dan dipelabuhan

- Delapan kondisi; yaitu kondisi berlayar, meninggalkan pelabuhan, bongkar muat

(7)

b. Data peralatan kapal

Data ini dipergunakan untuk mengetahui jumlah daya atau beban yang diperlukan

dan jumlah unit yang tersedia diatas kapal. Data peralatan ini berdasarkan perhitungan

dan telah diverifikasi dengan data yang ada dipasaran.

c. Penggolongan Peralatan Kapal

Peralatan digolongkan berdasarkan

- Kondisi kapal (Poin a).

- Letak atau fungsi (Hull part, Machinery Part dan Electrical part).

- Tipe beban (Beban kontinyu atau beban Intermitten). Kemudian semua data

peralatan dengan memperhatikan beberapa hal diatas dimasukkan kedalam tabel

balans daya generator kapal

II.2 AC SYSTEM

Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan karena untuk

semua sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan sistem DC. Dimana

sistem AC lebih simple, ringan dan mudah dalam perawatan. Sistem kawat kabel tunggal

dengan Hull Return sekarang ini jarang digunakan. Dan berdasarkan SOLAS 1960,

tindakan pencegahan harus dilakukan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kelemahan dari sistem kawat tunggal dalam kaitannya dengan keselamatan apabila

dilakukan isolasi terhadap kabel tidak dapat menjadi indikator untuk kondisi underload.

Dan jika dilakukan survey terhadap kondisi sirkuit ke kebutuhan peralatan tidak dapat

dilakukan pengujian Megger tanpa membuka lampu atau alat pemutus hubungan/stop

kontak (Circuit breaker).

Distribusi AC sistem 3 phase dengan isolasi netral adalah yang biasa digunakan.

Untuk sistem tegangan menengah 440 V biasanya lebih disukai digunakan dibandingkan

380 V karena tegangan 440 V dapat menghasilkan dalam arti penghematan secara

ekonomis yaitu ukuran kawat tembaga yang lebih kecil. Tetapi distribusi pada 415 V

kadang-kadang digunakan pada saat kebutuhan beban kapal yang besar, dimana

memerlukan jaringan ke tegangan netral 240 V dan standar tertentu terhadap peralatan

yang digunakan. Sehingga sistem akan menggunakan kabel 4 kawat dengan netral

(8)

di eropa daratan. Pada 3,3 kV sistem kabel 3 kawat dengan netral earthed melalui sebuah

resistor. Tetapi adakalanya seorang perancang lebih suka mengisolasi dengan sistem

netral seperti pada tegangan menengah.

II.3 FREKWENSI

Dua macam frekwensi daya yang biasa digunakan secara umum adalah 50 Hz dan

60 Hz. Pemilihan frekwensi yang akan digunakan untuk pemakaian khusus seringkali

ditentukan oleh ketersediaannya di pasaran. Untuk kapal yang beroperasi di Amerika

serikat biasanya menggunakan 60 Hz sedangkan di beberapa bagian belahan dunia

sebagian besar menggunakan frekwensi 60 Hz. Sehingga dalam pemilihan biasanya

dipilih yang frekwensinya lebih tinggi/besar karena lebih menguntungkan.

Daya keluaran motor sebanding dengan kecepatannya dan untuk itu mesin dengan

60 Hz secara umum lebih baik dan mempunyai daya yang lebih besar dibandingkan

dengan 50 Hz. Pada mesin 60 Hz dibutuhkan sedikit lempengan besi sehingga mesin

menjadi lebih murah. Dan kecepatan motor yang diperoleh dari suplai mesin 60 Hz

biasanya lebih sesuai.

Pada saat kebutuhan daya disuplai dari darat untuk mensuplai ke sistem 60 Hz

dimana sistem pensuplaian adalah 50 Hz, ini dapat diijinkan/dibolehkan jika

tegangannya diturunkan. Sehingga idealnya untuk motor 440 V, 60 Hz akan dapat

disuplai pada tegangan 380 V, 50 Hz. Sedangkan jika tegangan 415 V, 50 Hz pada motor

yang sama akan bekerja dan menimbulkan kenaikan suhu yang lebih tinggi dan itu akan

menimbulkan suhu ambeint yang tidak terlalu tinggi. Hal ini tidak diijinkan karena akan

menyebabkan beberapa kerusakan. Selain itu mengakibatkan kecepatan motor induksi

akan berkurang sekitar 20 %. Pemanas dan lampu pijar tidak sensitif terhadap frekwensi

tetqapi tentu saja pada saat operasional pada tegangan yang rendah akibat frekwensi yang

lebih rendah maka daya keluarannya akan menjadi berkurang/turun.

Untuk operasional sistem 50 Hz yang disuplai dengan sistem 60 Hz tidak diijinkan.

Dimana motor akan berputar lebih cepat dan oleh karena itu akan menghasilkan lebih

banyak torsi. Pada keadaan yang demikian ini akan menyebabkan lebih banyak

membutuhkan arus listrik sehingga dapat menyebabkan kelebihan beban (over loaded).

(9)

II.4 PENETRALAN DENGAN CARA PEMBUMIAN

Dengan sedikit pengecualian pada disain kelistrikan di kapal, dimana untuk

mengamankan instalasi dengan mengisolasi bagian netral pada sistem tegangan

menengah. Ini bertentangan dengan sistem yang ada di darat. Sistem isolasi ini terutama

digunakan untuk menghindari resiko pada operasional pelayanan utama seperti mesin

kemudi dan peralatan-peralatan penting di kamar mesin terhadap kegagalan pada sistem

pembumian (earthing). Pada netral earthing bentuk padat, tahap menuju terjadinya

kegagalan sistem pembumian berupa korsleting yang pada tahap membahayakan

menyebabkan digunakannya sekring pelindung (Circuit Breaker). Pada saklar bentuk

motor kegagalan saklar ini mungkin terjadi untuk fase tunggal dan kemungkinannya

menyebabkan habis terbakar kecuali mampu melindungi peralatan-peralatan yang ada.

Pada sistem isolasi dengan 1 pembumian, kegagalan yang terjadi tidak

menyebabkan terputusnya suplai arus tetapi meningkatnya peringatan pada sistem

deteksi kebocoran pembumian. Sehingga memberikan kesempatan bagi operator untuk

mencari dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Saklar biasanya memiliki kemampuan

menghentikan/menghambat hingga tanda kegagalan pembumian berhenti. Selanjutnya,

sumber kegagalan pada bagian sirkuit mungkin sulit untuk ditemukan. Dengan sistem

pembumian kegagalan sirkuit secara otomatis diatasi dengan pengoperasian peralatan

pencegah sehingga lokasi dari kegagalan dapat diketahui.

II.5 DISTRIBUSI DAYA

Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu kapal

biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari

emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini

biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board (MSB).

Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution dayanya terhubung

dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan daya di kapal mengalami

kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan secara otomatis berpindah dari

pelayanan normal ke pelayanan Emergency Generator. Ada banyak disain yang berbeda

(10)

Pada kapal penumpang yang besar, 2 atau 3 sub distribusi atau load center

switchboard harus tersedia untuk distribusi daya dan sistem penerangan. Secara umum

satu switchboard terletak pada bagian depan kapal, satu pada bagian depan dan jika

memungkinkan yang ketiga diletakkan pada bagian tengah kapal. Tiap bagian

switchboard pusat daya disuplai dari switchboard layanan kapal dengan menggunakan

Bus feeder. Disain ini lebih ekonomis dari pada memberikan banyak jalur yang panjang

dari switchboard layanan kapal ke seluruh bagian kapal. Masing-masing switchboard

diletakkan/dipasang pada ruangan yang sesuai. Kompartemen ini biasanya juga bertindak

sebagai pusat untuk pelayanan kebutuhan listrik dan perawatan serta masing-masing

mungkin juga menyediakan meja kerja dan locker untuk komponen peralatan lampu

sekring dan kebutuhan listrik lainnya.

Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam

beban-beban yang terdiri dari 3 kelompok besar :

a. Beban penerangan; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220

V satu phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan

pada gang-gang, ruangan-ruangan tertutup, ruangan terbuka dan socket keluaran

untuk peralatan untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah.

b. Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380

V tiga phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini

adalah peralatan berupa mesin pompa (ballast, bilga, FW, dan lain-lain), mesin

angkat (crane, jangkar, dan lain-lain), refrigerator dan sistem air condition (AC).

c. Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220

V dengan frekwensi 50 Hz. Beban-beban instrumentasi pada tegangan 36 V

DC/ 24 V DC yang diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui

UPS

Supplai utama dari output generator mempunyai tegangan line 390 V atau tegangan

phase 225 V pada frekwensi 50 Hz. Kabel transmisi akan menimbulkan drop tegangan

dan ini harus tidak boleh lebih dari 3 % menurut rule BKI. Jadi tegangan pada tiap

terminal dari beban-beban adalah 380 V (line voltage) / 220 V (tegangan phase) pada

frekwensi 50 Hz.

Pelayanan sistem beban daya secara prinsip terdiri dari motor penggerak peralatan

(11)

oleh feeder dari layanan switchboard distribusi. Feeder normalnya digunakan untuk

sumber daya peralatan bantu sistem propulsi yang besar. Dan diletakkan pada ruangan

yang sama dengan switchboard distribusi. Tapi mungkin digunakan untuk motor yang

besar pada salah satu tempat di kapal. Kelompok beban disuplai oleh feeder melalui panel

distribusi. Panel ini menjadi pusat tempat penyuplaian beban. Dibawah ini dapat dilihat

diagram distribusi daya di kapal.

II.5.1 Power Feeder (Pengisi Daya)

Feeder yang terpisah diharapkan dapat memberikan pelayanan ke panel dan grup

control board melayani peralatan bantu pada kamar mesin dan perlengkapan pendingin

yang tidak disuplai secara tersendiri. Kipas ventilasi pada kamar mesin, kipas ventilasi

untuk tempat tinggal dan tempat kerja serta kipas ventilasi ruang muat disuplai oleh

feeder tersendiri. Tiap feeder ventilasi, sirkuit breaker dapat dioperasikan dengan remote

control/kendali jarak jauh untuk memutuskan daya pada feeder dalam kasus kebakaran.

Peralatan remote control dapat menghentikan daya dari feeder untuk ventilasi kamar

mesin dari tempat atau lorong di luar kamar mesin. Untuk semua saluran ventilasi,

peralatan pengendali jarak jauh biasanya ditempatkan pada wheel house ataupun daerah

sekitar wheel house, selama memenuhi ketentuan dari rules klasifikasi. Maksud dari

pengendalian jarak jauh untuk feeder ventilasi tersebut bahwa secara normal tombol

untuk tertutup yang mana pada saat pengoperasian untuk kondisi ‘stop’ berarti

pemutusan daya dibawah tegangan tiap peralatan pada sirkuit breaker.

Feeder yang terpisah sebaiknya tersedia untuk peralatan dapur, air heater selain unit

isolasi dan tiap peralatan cargo handling. Peralatan ini harus dapat beroperasi pada saat

berlayar tanpa disuplai dari feeder untuk peralatan cargo handling. Oleh karena itu feeder

biasanya terputus hubungan dari switchboard distribusi pada saat dilaut. Motor windlass

dan capstan mungkin bisa disuplai dari feeder ini jika sesuai.

Steering gear disuplai dengan 2 feeder yang independen, terpisah untuk mengurangi

kemungkinan kehilangan daya akibat ganguan pada salah satunya. Kedua feeder secara

normal disuplai dari layanan switchboard distribusi.

II.5.2 Distribusi Peneranagan

Bus penerangan dari tiap distribusi switchboard disuplai oleh bank transformator 3

(12)

Pada beberapa instalasi yang menggunakan lampu flourescent start cepat (tanpa starter),

bank trafo kedua dengan hubungan wye sehingga pengganti hubungan delta dengan

menghubungkan bagian netral ke badan kapal (ground) untuk memastikan keandalan

sistem start cepat dari lampu. Semua panel distribusi penerangan disuplai dengan saluran

(feeder) 3 fase dari bus penerangan dari switchboard distribusi yang dapat dipakai. Panel

ini didisain untuk sistem suplai 3 fase dan distribusi 1 fase. Beban 1 fase dihubungkan

ke bus suplai 3 fase untuk menjamin kira-kira balance daya per fase.

II.5.3 Lighting Feeder (saluran/instalasi penerangan)

Semua kebutuhan penerangan kapal disuplai dengan beberapa feeder dari sistem

distribusi dari switchboard melalui panel distribusi penerangan. Secara umum hal ini

bersifat ekonomis dalam operasionalnya sampai batas beban yang disuplai oleh tiap

feeder penerangan kurang dari 100 Ampere sehingga feeder mungkin disuplai dari sirkuit

breaker 100 ampere. Paling kurang 2 feeder disediakan untuk melayani keperluan

penerangan pada setiap ruang mesin. Suatu feeder yang terpisah disediakan untuk

penerangan pada ruang muat. Satu feeder biasanya tersedia untuk tiap cargo hold yang

dapat dimatikan pada switchboard ketika kapal sedang berlayar. Sehingga mencegah

kemungkinan bahaya kebakaran akibat listrik pada ruangan tersebut. Suatu feeder yang

terpisah dari yang lain juga diperlukan untuk menyuplai semua kebutuhan daya untuk

penerangan pada saat operasional dan ruangan yang tak tertutup.

Pada kapal penumpang hal tersebut terbagi lagi menjadi daerah-daerah dengan sekat

kedap tahan api. Feeder yang terpisah disediakan untuk tiap daerah kedap tahan api

sebagai penyuplai kebutuhan penerangan diantara sekat tersebut. Feeder untuk pelayanan

utama dan emergency ini menyuplai wilayah yang sama atau berdekatan secara terpisah

guna mengurangi kemungkinan kerusakan kedua feeder dari penyebab yang sama. Untuk

feeder penerangan, ukuran kabel didasarkan pada 100 % dari total daya terhubung

ditambah rata-rata beban aktif sirkuit untuk tiap bagian switch atau sirkuit breaker (stop

kontak) pada panel pada saat dialiri atau disuplai.

II.5.4 Lokasi Panel Penerangan

Untuk ruang mesin, panel layanan penerangan biasanya pada tingkat operasional

utama. Panel untuk penerangan muatan biasanya terletak pada rumah geladak dari mesin

alat angkat sehingga mudah dijangkau dan penerangan pada tiap ruang muat dapat

(13)

muat. Jumlah dari panel penerangan ini tergantung dari ukuran dan disain dari kapal.

Umumnya 1 panel untuk tiap ruang muat.

Lokasi panel penerangan pada kapal penumpang dan ruangan ABK ditentukan

berdasarkan sedikit banyak dari struktur dan bagian daerah kebakaran diatas kapal.

Umunya terdapat 1 atau lebih panel pada tiap deck dan tiap bagian atau daerah kebakaran.

Tetapi 2 atau lebih deck bisa saja dilayani dengan 1 panel, jika disainnya memungkinkan.

Tiap panel dapat diletakkan pada tengah-tengah lokasi untuk membatasi turun tegangan

pada sirkuit cabang. Panel ini biasanya terpasang di samping pintu sekat kedap. Untuk

ruangan umum panel diletakkan disamping pintu keluar dimana operator dapat melihat

lampu pengontrol.

II.5.5 Sirkuit Cabang Penerangan

Sirkuit cabang untuk penerangan biasanya berkapasitas 15 Ampere, 20 Ampere,

atau 30 Ampere tergantung penggunaan.

Sirkuit cabang dengan 15 A digunakan untuk penerangan umum dan tiap sirkuit,

batas maksimum beban terhubung adalah 12 A (1380 W) untuk penggunaan kawat kabel

standar No. 12 AWG. Sedangkan untuk kawat konduktor standar no. 14 AWG batas

maksimum beban terhubung adalah 880 watt.

Sirkuit cabang dengan 20 A normalnya digunakan hanya untuk menyuplai peralatan

lampu tanpa saklar/tombol untuk ruang muat atau penerangan deck. Tiap sirkuit diberi

batas maksimal beban terhubung sebesar 16 A dan kawatnya tidak boleh kurang dari

standar No. 12 A AWG.

Sirkuit cabang dengan 30 A secara normal digunakan hanya untuk menyuplai

peralatan lampu tanpa saklar dengan daya lampu diatas 300 watt. Tiap sirkuit diberi batas

maksimum beban terhubung 24 A dan kawat konduktor tidak boleh kurang dari standar

No. 10 AWG.

Beban peralatan, beban pemanas dan peralatan-peralatan kecil menggunakan

tegangan sistem penerangan boleh jadi disuplai dari panel distribusi penerangan. Tiap

cabang sirkuit diberi batas maksimum beban terhubung sebesar 30 A. Beban terhubung

pada sirkuit cabang penerangan umum berdasarkan ukuran sebenarnya dari lampu yang

terpasang (lampu pijar). Tapi tidak boleh kurang dari 50 watt tiap lampu kecuali disain

(14)

yang terpasang semula. Beban terhubung untuk sirkuit menyuplai jenis lampu elektik

discharge (flourescent dan mercury) didasarkan pada ballast dari arus masuk untuk tiap

peralatan. Stop kontak jalur keluar dipasang untuk memberikan kenyamanan bagi

penumpang dan ABK tidak termasuk sebagai beban terhubung.

Peralatan penerangan khusus memiliki jumlah yang besar pada lampu dengan

tegangan rendah disuplai oleh sebuah sirkuit 3 fase bilamana total beban dari peralatan

tidak melebihi 12 Ampere. Sirkuit penyuplai dikontrol hanya dari panel distribusi dan

arus listrik yang melalui konduktor dibatasi samapai 12 Ampere. Perlindungan terhadap

arus listrik berlebih untuk sirkuit cabang cabang penerangan dibatasi dengan sekring

sampai arus 10 Ampere atau dengan sirkuit breaker untuk 15 Ampere pada sisrkuit daya

880 watt, sekring 15 Ampere untuk sirkuit daya 1380 watt

Secara umum sirkuit cabang penerangan pada kamar mesin dirancang dengan grup

pengganti penerangan pada sirkuit cabang yang berbeda sehingga untuk wilayah yang

besar tidak akan gelap karena kegagalan dari salah satu sirkuit cabang. Pada ruangan ini

lampu dikontrol hanya dengan tombol pada panel dan bukan tombol tersendiri.

Setiap ruangan tempat tinggal penumpang dan ruangan umum disuplai dengan

paling sedikit 2 layanan sirkuit cabang penerangan. Sehingga dirancang apabila terjadi

kegagalan pada salah satu cabang akan mampu tetap memberikan penerangan pada

ruangan tersebut. Sirkuit cabang yang terpisah disediakan khusus untuk penerangan

lorong. Penerangan pada tiap lorong dapat terbagi antara pelayanan sirkuit cabang dan

sirkuit cabang darurat yang mana untuk kondisi normal dan darurat persyaratan tentang

penerangan (cahaya) dapat terpenuhi. Sirkuit cabang tidak boleh melalui pagar api atau

sekat kedap.

II.5.6 Daya dan Penerangan Kondisi Darurat

Beberapa bentuk penerangan untuk kondisi darurat harus tersedia diatas kapal yang

berupa sistem penerangan dengan tenaga listrik. Kecuali untuk :

1. Kapal penumpang kecil yang hanya dioperasikan mulai matahari terbit sampai

dengan matahari terbenam.

2. Kapal penumpang kecil yang dioperasikan tidak lebih dari 15 mil dari garis pantai

yang daya untuk sistem penerangan umum sumbernya terpisah dari sistem

(15)

Daya sesaat untuk kebutuhan pada kondisi darurat/emergency diwajibkan ada pada

kapal penumpang yang besar kapasitasnya terbatas. Sehingga perlu mempertimbangkan

beban-beban apa saja yang akan disuplai untuk waktu yang singkat. Daya terbesar yang

terjadi pada kondisi darurat adalah pada saat start. Beban-beban yang harus disuplai

dayanya dari sumber tenaga sesaat adalah sebagai berikut ;

1. Lampu-lampu navigasi

2. Beberapa lampu di kamar mesin yang digunakan untuk menunjukkan kondisi

operasional peralatan pada kondisi darurat.

3. Penerangan untuk gang-gang, tangga, jalur untuk penyelamatan, ruang

penumpang dan ABK, kamar mesin.

4. Lampu-lampu untuk penunjuk arah jalan keluar ruangan kapal seperti tanda

“keluar/exit” dengan tulisan warna merah.

5. Penerangan umum untuk pengamanan keselamatan pengoperasian pintu kedap.

6. Satu atau lebih lampu penerangan untuk di dapur, ruang makan, ruang radio,

ruang mesin kemudi, ruang emergency generator, ruang peta, ruang

kendali/anjungan, ruang ABK.

7. Penerangan pada deck sekoci.

8. Sistem komunikasi elektrik utama yang tidak memiliki sumber penyimpanan

daya sendiri.

9. Daya untuk pengoperasian pintu kedap.

10.Sistem pengeras suara darurat.

11.Satu pompa bilga, pompa pemadam kebakaran dan pompa sprinkler.

12.Sistem untuk smoke detector.

Daya yang disuplai dari sistem darurat harus bekerja secara otomatis dan paling

lambat 45 detik setelah terjadi kegagalan dari sistem daya listrik utama. Suplai daya dari

sistem emergency harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Untuk kapal penumpang diatas 65 m perairan samudra, daya yang disuplaikan

harus mampu memenuhi kebutuhan untuk kondisi emergency selama 36 jam.

Untuk suplai daya dengan menggunakan aki/battery harus mampu melayani

(16)

2. Selain kapal penumpang perairan samudra, pada kapal 100 GT keatas yang

sumber tenaga untuk kondisi darurat menggunakan penggerak diesel dan gas

turbin harus dapat menyuplai kebutuhan selama 8 jam terus-menerus.

3. Selain kapal penumpang perairan samudra, pada kapal 15 – 100 GT keatas yang

sumber tenaga untuk kondisi darurat menggunakan penggerak diesel dan gas

turbin harus dapat menyuplai kebutuhan selama 8 jam terus-menerus.

4. Untuk kapal barang 1600 ton keatas yang sumber tenaga untuk kondisi darurat

menggunakan penggerak diesel dan gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan

selama 12 jam terus-menerus.

5. Kapal barang 300 – 1600 GT keatas yang sumber tenaga untuk kondisi darurat

menggunakan penggerak diesel dan gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan

selama 12 jam.

(17)

Referensi :

Harington, Roy L.; [1992]; “Marine Engineering”; SNAME; New York.

Watson, George Oliphant; [1983]; “Marine Electrical Practice”; Butterworth & Co.; London.

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan mempertinggi tegangan, maka timbul suatu persoalan lain yaitu tingkat isolasi yang harus lebih tinggi, dengan demikian biaya peralatan juga semakin..  Penurunan

Didefinisikan sebagai penurunan tegangan suplai atau arus beban, ke tingkat yang kurang dari 10 % dalam waktu yang tidak lebih dari 1 menit.. Kegagalan dapat disebabkan

Transformator distribusi merupakan peralatan utama untuk mendistribusikan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan menengah, dalam pengoperasian tidak selalu berjalan

1. Biaya lebih hemat, menghemat ruang, dan peralatan lebih ringan. Rendahnya sistem perawatan dibanding listrik DC. Untuk peralatan atau sparepart banyak tersedia

Transformator ukur dibedakan sebagai trafo arus dan trafo tegangan, trafo ini dugunakan untuk mengukur arus atau tegangan yang besar yang tidak mungkin dapat diukur

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lainya atau ke

Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan alasan sebagai berikut: bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi

tahanan sentral rendah) untuk mengamankan gangguan tanah yang tidak dapat ditangani rele arus tanah pada saluran utama, khususnya demi keselamatan  penduduk (misalnya : kawat jatuh