• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEFINISI DAN TUJUAN TASAWUF (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEFINISI DAN TUJUAN TASAWUF (4)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DEFINISI DAN TUJUAN TASAWUF

Apriyanti Anggraini Sitorus

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

e-mail: apriyantiangg95@gmail.com

Pendahuluan

Artikel ini mengkaji tentang definisi,tasawuf serta tujuan tasawuf. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui definisi tasawauf dan tujuan tasawuf dengan lebih baik serta dapat dipahami. Kajian ini didasari oleh buku yang berjudul “GERBANG TASAWUF” yang ditulis oleh Dr. Ja’far, MA sebagai acuan utama beserta sumber-sumber lain sebagai pelengkap . Artikel ini menggunakan metode deskriptif analitis dalam pembahasannya.

Definisi Tasawuf

Definisi tasawuf tidak lepas kaitannya dengan kaum sufi. Definisi tasawuf itu sendiri memiliki banyak definisi karena banyaknya perbedaan pendapat. Namun digunakan data otentik sebagai upaya agar lebih memahami tasawuf serta teori-teorinya secara baik.

Dalam kitab Kasyf al-Mahjub, al-Hujwiri telah menjelaskan asal usul kata tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf yaitu wol. Disebut sufi karena kaum sufi mengenakan jubbah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, istilah sufi berasal dari kata al-shaf yaitu barisan pertama, yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan, kecenderungan hati mereka terhadap-Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka dihadapan-terhadap-Nya. Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi masjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhammad Saw. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa’ yang artinya kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dan karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan menyucikan diri mereka dari kejahatan dan keinginan duniawi, sebab itulah mereka disebut sufi.1

(2)

Mengenai makna tasawuf menurut kaum sufi, Abu al-Qasim Al-Qusyairi mengutip pernyataan-pernyataan kaum sufi mengenai tasawuf, antara lain : “Amru ibn Usman al-Makki pernah ditanya tentang tasawuf, lalu dijawab: seorang hamba yang setiap waktu meningkatkan kebaikan…berkata Muhammad ibn ‘Ali al-Qashshab: tasawuf itu adalah akhlak yang mulia…Muhammad al-Kattani berkata: tasawuf adalah akhlak, maka barang siapa yang bertambah baik akhlaknya, maka akan bertambah mantap jiwa tasawufnya (semakin bersih jiwanya)”.2

Menurut pendapat lainnya, seperti pendapat Abu Bakar Al Kattani mengatakan tasawuf adalahbudi pekerti. Barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal bagimu atas dirimu dalam tasawuf”3. Selanjutnya Muhammad Amin Kurdi mendefinisikan tasawuf adalah “suatu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari yang tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji, cara melaksanakan suluk dan perjalanan menuju keridhaan Allah dan meninggalkan larangannya”4.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan suatu akhlak atau pun budi pekerti. Tasawuf melatih jiwa untuk terlepas dari pengaruh duniawi dan mulai mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kata lain, tasawuf mengajarkan tentang pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Allah Swt.

Tujuan Tasawuf

Tasawuf digolongkan menjadi bagian dari ilmu syariat atau ilmu agama. Ibn Khaldun menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf setelah melewati beragam tingkatan spiritual (al-maqamat) adalah kemantapan tauhid dan makrifat5. Junaid al-Baghdadi mengatakan bahwa makrifah merupakan awal dari kebutuhan hamba dari hikmah. Pernyataan sufi-sufi tersebut mendukung penegasan bahwa tujuan bertasawuf adalah bermakrifat kepada Allah6.

Pendapat lain seperti pendapat Syaikh Abdush Shamad Al Falimbani menyatakan dalam bukunya bahwa “Tujuan akhir tasawuf adalah memberi kebahagiaan kepada manusia, baik dunia maupun akhirat dengan puncaknya menemui dan melihat Tuhannya.”7. Imam Ghazali dalam Ihya ‘Ulum Ad-Din menyebutkan bahwa “tasawuf adalah budi pekerti. Barang siapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal bagimu atas dirimu dalam tasawuf”. Jadi sangat penting untuk mempelajari tasawuf dan mempunyai budi pekerti agar bisa mensucikan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu dengan belajar tasawuf kita juga bisa berupaya

2Ja’far, Gerbang tasawuf (Medan: Perdana Publishing,2016;20)

3Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Semarang: Maktabah Usaha Keluarga;376) 4Amin al-Kurdi, Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Alam al-Ghuyub,

(Surabaya: Bungkul Indah;406)

5Ja’far, Gerbang tasawuf Medan: Perdana Publishing, ;

6Ja’far, Gerbang tasawuf Medan:Perdana Publishing, ;

(3)

membentuk watak yang memiliki sikap mental dan perilaku yang baik (akhlaqul karimah), manusia yang bermoral dan mempunyai sopan santun8.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, dapat dipahami bahwa tujuan tasawuf tidak terlepas dari definisi tasawuf itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa tasawuf memiliki tujuan agar kita dapat lebih dekat dengan Allah Swt. Karena didalam tasawuf, kita mempelajari proses pembersihan diri atau penyerahan diri yang tujuan utamanya agar lebih dekat dengan Allah Swt.

Penutup

Dapat disimpulkan bahwa tasawuf memiliki keterikatan dengan kaum sufi. Tasawuf memiliki definisi yaitu akhlak atau budi pekerti yang tidak terpengaruh oleh duniawi dan hanya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tujuan tasawuf yaitu agar kita dapat lebih dekat dengan Allah Swt yang mana kita juga menjadi manusia yang memiliki moral, berbudi yang baik dan sopan santun.

Daftar Pustaka

Ja’far, Gerbang tasawuf (Medan: Perdana Publishing,2016;20)

Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Semarang: Maktabah Usaha Keluarga;376)

Amin al-Kurdi, Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Alam al-Ghuyub, (Surabaya: Bungkul Indah;406)

Samsul Munir Muhaimin, Ilmu Tasawuf (Jakarta:Amzah, 2012;67)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu, siswa dibagi ke da lam 6 (enam) kelompok sesuai absensl setelah itu Guru atau Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar

primer dan kelimpahan fitoplankton (Gambar 9 dan 10) di danau OPI pada bulan Oktober dan November 2002 menunjukkan pola yang tidak signifikan dengan nilai r :. 0,02

[r]

No 01 Tahun 2011 9 Sept 2011 Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Publik Melalui Giat Turjawali Sabhara.. No 73 Tahun 2010 Tahun 2010 Tunjangan Kinerja Pegawai Dilingkungan Polri &

SOP PENGAMANAN PENGURAI MASSA SOP PENGAMANAN TAWURAN WARGA SOP PENGAMANAN UNJUK RASA ANARKIS SOP PATROLI DIALOGIS. SOP PENGAWALAN BARANG BERHARGA SOP

Beranjak dari dialektika konsepsi di atas serta melihat dinamika politik Indonesia, maka pada tahun 2014 tidak bisa terelakkan dari kebutuhan akan adanya individu yang memiliki nilai

[r]

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Praktika akuntansi Keuangan Pengantar 1.