TUGAS BAHASA INDONESIA
Jenis-Jenis Paragraf
1. Paragraf Deduktif:
Demonstrasi di ibukota sebagian besar disebabkan oleh pemerintahan yang tidak tegas dalam mengambil keputusan pada beberapa dewan yang telah melanggar hukum. Banyak sekali perdebatan dari kalangan atas yaitu elite politik sampai kalangan bawah yaitu rakyat jelata. Banyak juga ditemui penyalahgunaan wewenang oleh para oknum pemerintah yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan keresahan pada sebagian warga. Untuk itu para demonstran baik itu mahasiswa maupun rakyat yang lainnya banyak yang berdemo di depan gedung MPR.
2. Paragraf Induktif:
Pada saat ini banyak sekali elite politik yang menyalahgunakan wewenangnya sebagai oknum pemerintahan salah satunya seperti korupsi. Korusi tidaklah hal yang asing lagi bagi pemerintahan karena itu merupakan salah satu trend yang sedang banyak dilakukan oleh mereka. Karena hal itu para mahasiswa berdatangan ke gedung MPR untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dengan cara berdemonstrasi.
3. Deskriptif:
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena srendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun, masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan.Bila ida diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
4. Paragraf Campuran:
Saat ini Indonesia sedang berusaha membangkitkan perekonomiannya. Banyak usaha yang dilakukan, mulai dari menekan jumlah barang import yang mengalahkan pemakaian barang lokal. Pemerintah juga meluaskan lapangan pekerjaan, agar sumber daya manusia (SDM) dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pembangunan Negara. Bagian pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sangat merugikan perekonomian Negara tentunya akan diberikan sanksi tegas. Karna yang kita ketahui Indonesia terpuruk akibat KKN yang terjadi di segala institusi. Oleh karena itu, dengan usaha yang dilakukan sekarang diharapkan Indonesia dapat membangkitkan perekonomiannya.
5. Paragraf Perbandingan:
ditangkap bajak laut, resiko tenggelam karena badai. dll. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menanamkan investasi di pasar modal, perlu diketahui dan disadari bahwa semua investasi pasti emiliki resiko.
6. Paragraf Analogi :
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang membuat seseorang terjatuh. Adapula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya?. Begitu pula menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah seseorang sanggup melaluinya?. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
7. Paragraf Sebab-Akibat :
Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehinggamasyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapatterpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.
8. Paragraf Kronologi :
Mencuatnya kasus dugaan korupsi Sistem Badan Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) sarat muatan politis untuk menjatuhkan kredibilitas seorang "Yusril Ihza Mahendra" yang akan mencalonkan diri menjadi presiden pada pilpres 2009. Kenapa baru sekarang kasus tersebut mencuat dan saya menilai ini ada nuansa politis menjelang Pemilu 2009. Kendati "Yustil" hanya dipanggil sebagai saksi dalam kasus Sisminbakum itu, namun dapat menimbulkan penilaian negatif yang melunturkan ketokohan Yusril. Hal itu dikemukakan sehubung pemanggilan Mantan Menteri Kehakiman dan HAM, " Yusril Ihza Mahendra" oleh Jaksa Agung sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dana Sisminbakum yang menyebabkan negara mengalami kerugian Rp400 miliar.
9. Paragraf Definisi :
"POLITIK" ini adalah sebuah perilaku atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan dalam tatanan Negara agar dapat merealisasikan cita-cita Negara sesungguhnya, sehingga mampu membangun dan membentuk Negara sesuai rules agar kebahagian bersama didalam masyarakat disebuah Negara tersebut lebih mudah tercapai.
10. Paragraf Perincian :