• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran dan Evaluasi Keamanan Informasi Menggunakan Indeks KAMI - SNI ISOIEC 27001:2009 Studi Kasus Perguruan Tinggi X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengukuran dan Evaluasi Keamanan Informasi Menggunakan Indeks KAMI - SNI ISOIEC 27001:2009 Studi Kasus Perguruan Tinggi X"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengukuran dan Evaluasi Keamanan Informasi

Menggunakan Indeks KAMI - SNI

ISO/IEC 27001:2009

Studi Kasus Perguruan Tinggi X

Irawan Afrianto1, Taryana Suryana2, Sufa’atin3

1,2,3 Program Studi Teknik Informatika – Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer - Unikom

irawan_afrianto@yahoo.com1, taryanarx@yahoo.com2, zufa08@yahoo.co.id3

Diterima 13 Mei 2015 Disetujui 06 Juni 2015

Abstract— Information is a valuable asset

for the college. The need for safeguards against information becomes very necessary thing for a college. One standard that can be used to measure the maturity level of information security in an organization is the KAMI index developed by Depkominfo standards refer to ISO standard ISO / IEC 27001: 2009.

This assessment is used to see how far the maturity level of information security in the college environment, which results can be used as a medium for evaluation in order to improve the information security of the college in the future.

Index Terms—Assessment, Information

security, KAMI Index, Maturity Level, College X

I. PENDAHULUAN

Informasi merupakan aset yang sangat berharga bagi perguruan tinggi. Pengelolaan informasi yang baik, akan menjadikan perguruan tinggi memiliki kemampuan manajerial yang baik serta meningkatkan daya saing perguruan tinggi tersebut. Mengingat pentingnya arti informasi tersebut, perguruan tinggi perlu untuk melakukan kegiatan tata kelola keamanan informasi dilingkungannya. Salah satu standar yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kematangan keamanan informasi di suatu organisasi adalah menggunakan Indeks KAMI (Keamanan Informasi) yang dikembangkan oleh Depkominfo yang merujuk pada standar SNI-ISO/IEC 27001: 2009.

Indeks KAMI menerapkan mekanisme pengukuran keamanan informasi suatu

organasisasi mulai dari peran, tatakelola, resiko keamanan, kerangka kerja, pengelolaan aset dan teknologi. Pengukuran tingkat keamanan informasi diperlukan guna melihat secara menyeluruh hal-hal yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi dalam melakukan tindakan pengamanan informasi dilingkungannya.

Hasil pengukuran ini akan menghasilkan tingkat kematangan keamanan informasi di perguruan tinggi tersebut, yang nantinya akan dievaluasi dan digunakan sebagai referensi guna peningkatan tingkat keamanan informasi perguruan tinggi X (PT.X) dimasa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang. Kesatuan nyata adalah suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.[1]

B. Keamanan Informasi

(2)

usaha untuk melindungi komputer dan non-peralatan komputer, fasilitas, data, dan informasi dari penyalahgunaan oleh orang yang tidak

bertanggung jawab Definisi ini meliputi

pengutip, fax mesin, dan semua jenis media, termasuk dokumen kertas [2].

Keamanan informasi dimaksudkan untuk mencapai kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas di dalam sumber daya informasi perusahaan.

Manajemen keamanan informasi terdiri dari:

1) Perlindungan Sehari-hari disebut Manajemen Keamanan Informasi (information security management/ ISM)

2) Persiapan untuk menghadapi operasi setelah bencana disebut Manajemen Kesinambungan Bisnis (business continuity management / BCM)

C. Indeks KAMI (Keamanan Informasi)

Indeks KAMI ini secara umum ditujukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kematangan program kerja keamanan informasi yang ada didalam lingkungan organisasi/institusi. Evaluasi ini dianjurkan untuk dilakukan oleh pejabat yang secara langsung bertanggung jawab dan berwenang untuk mengelola keamanan informasi di seluruh cakupan instansinya [3].

Evaluasi menggunakan Indeks KAMI mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Peran TIK di dalam Instansi

2) Tata Kelola Keamanan Informasi

3) Pengelolaan Risiko Keamanan Informasi

4) Kerangka Kerja Keamanan Informasi

5) Pengelolaan Aset Informasi, dan

6) Teknologi dan Keamanan Informasi

Indeks KAMI menggunakan metode kuisioner / form pengukuran yang terdiri dari beberapa pertanyaan pada masing-masing bagian indeks KAMI untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kemanan informasi pada institusi. Penggunaan indeks KAMI

dimulai dengan mengukur peran TIK di institusi sebelum mengukur kesiapan keamanan infomasi di lingkungan instansi yang dimulai dari Tata kelola hingga Teknologi. Adapun pertanyaan pada bagian kesiapan keamanan informasi dikelompokkan menjadi 2 bagian kepentingan yaitu, Pertama, pertanyaan dikategorikan berdasarkan tingkat kesiapan penerapan pengamanan sesuai dengan kelengkapan kontrol yang diminta oleh standar ISO/IEC 27001:2009. Dalam pengelompokan ini responden diminta untuk memberi tanggapan mulai dari area yang terkait dengan bentuk kerangka kerja dasar keamanan informasi (pertanyaan diberi label

“1”), efektifitas dan konsistensi penerapannya (label “2”), sampai dengan kemampuan untuk

selalu meningkatkan kinerja keamanan informasi

(label “3”) seperti terlihat pada Gambar 1. Tingkat

terakhir ini sesuai dengan kesiapan minimum

yang diprasyaratkan oleh proses sertifikasi

standar ISO/IEC 27001:2009 [4] .

Gambar 1. Ukuran Kerangka Kerja Kemanan Informasi

Adapun korelasi antara peran atau tingkat

kepentingan TIK dalam instansi didefinisikan

pada Gambar 2.

Gambar 2. Korelasi Peran TIK pada Indeks KAMI

(3)

tingkatan kematangan yang digunakan oleh kerangka kerja COBIT atau CMMI. Tingkat kematangan ini nantinya akan digunakan sebagai alat untuk melaporkan pemetaan dan pemeringkatan kesiapan keamanan di institusi seperti pada Gambar 3. Untuk keperluan Indeks

KAMI, tingkat kematangan tersebut didefinisikan

sebagai:

• Tingkat I - Kondisi Awal

• Tingkat II - Penerapan Kerangka Kerja Dasar

• Tingkat III - Terdefinisi dan Konsisten

• Tingkat IV - Terkelola dan Terukur

• Tingkat V – Optimal

Gambar 3.Tingkat Kematangan pada Indeks KAMI

Untuk membantu memberikan uraian yang lebih detil, tingkatan ini ditambah dengan tingkatan antara - I+, II+, III+, dan IV+, sehingga total terdapat 9 tingkatan kematangan. Sebagai awal, semua responden akan diberikan kategori kematangan Tingkat I. Sebagai padanan terhadap standar ISO/IEC 2700:2009, tingkat kematangan yang diharapkan untuk ambang batas minimum

kesiapan sertifikasi adalah Tingkat III+.[5]

III. TUJUAN DAN METODE

PENELITIAN

Tujuan pada penelitian ini adalah melakukan pengukuran dan evaluasi keamanan informasi menggunakan Indeks KAMI pada tata kelola keamanan informasi di PT.X.

Sementara metode penelitiannya dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian hasil dan pembahasan akan dijelaskan hal-hal terkait data penelitian, kegiatan assessment keamanan informasi menggunakan Indeks KAMI dan hasil yang diperoleh

A. Mekanisme Pengumpulan Data .

Pengumpulan data untuk melakukan pengukuran Indeks KAMI adalah dengan melakukan wanwacara dan penelusuran dokumen-dokumen yang terkait dengan kegiatan-kegiatan manajemen keamanan informasi di PT.X.

Kegiatan wawancara dilakukan dengan Direktur ICT dan Multimedia PT.X yang memiliki fungsi dan wewenang dalam pengambangan aplikasi dan sistem informasi di PT.X, monitoring dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan TIK dilingkungan PT.X.

(4)

panduan TIK PT.X.

B. Data Pengukuran Indeks KAMI Pada PT.X

Langkah pertama penggunaan indeks KAMI adalah dengan menjawab pertanyaan terkait kesiapan pengamanan informasi, responden

diminta untuk mendefinisikan Peran TIK (atau

Tingkat Kepentingan TIK) di Instansinya. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengelompokkan

instansi ke “ukuran” tertentu: Rendah, Sedang,

Tinggi dan Kritis – Tabel 1. Setelah itu dilakukan pengukuran kesiapan keamanan informasi mulai dari tata kelola informasi – Tabel 2., pengelolaan resiko keamanan informasi – Tabel 3., pengukuran kerangka kerja keamanan informasi – Tabel 4., pengukuran pengelolan aset informasi – Tabel 5., dan pengukuran teknologi dan keamanan informasi – Tabel.6.

Tabel 1. Data Pengukuran Peran dan Tingkat Kepentingan TIK dalam Instansi

Bagian I: Peran dan Tingkat Kepentingan TIK dalam Instansi

Bagian ini memberi tingkatan peran dan kepentingan TIK dalam Instansi anda.

Tingkat Kepentingan] Minim [0]; Rendah[1]; Sedang[2]; Tinggi[3]; Kritis [4]

Jumlah Pertanyaan 12

Jawaban Bagian I

Minim Rendah Sedang Tinggi Kritis

- 4 3 5

-Skor Peran dan Tingkat Kepentingan TIK di Instansi 25

Tabel 2. Data Pengukuran Tata Kelola Keamanan Informasi

Bagian II: Tata Kelola Keamanan Informasi

Bagian ini mengevaluasi kesiapan bentuk tata kelola keamanan informasi beserta Instansi/fungsi, tugas dan tanggung jawab pengelola keamanan informasi.

[Penilaian] Tidak Dilakukan; Dalam Perencanaan; Dalam

Penerapan atau Diterapkan Sebagian; Diterapkan Secara Menyeluruh

Jumlah Pertanyaan 20

Jawaban Bagian II

Status pengamanan Kategori Kontrol

1 2 3

Tidak Dilakukan - -

-Dalam Perencanaan - 1 2

Dalam Penerapan atau

Diterapkan Sebagian 6 4 4

Diterapkan Secara

Menyeluruh 2 1

-Total Nilai Evaluasi Tata Kelola 72

Tabel 3. Data Pengukuran Pengelolaan Resiko Keamanan Informasi

Bagian III: Pengelolaan Risiko Keamanan Informasi

Bagian ini mengevaluasi kesiapan penerapan pengelolaan risiko keamanan informasi sebagai dasar penerapan strategi keamanan informasi.

[Penilaian] Tidak Dilakukan; Dalam Perencanaan; Dalam

Penerapan atau Diterapkan Sebagian; Diterapkan Secara Menyeluruh

Jumlah Pertanyaan 15

Jawaban Bagian III

Status pengamanan Kategori Kontrol

1 2 3

Tidak Dilakukan Dalam Perencanaan Dalam Penerapan atau

Diterapkan Sebagian 7 4 2

Diterapkan Secara

Menyeluruh 2

Total Nilai Evaluasi Pengelolaan Risiko Keamanan Informasi 48

Tabel 4. Data Pengukuran Kerangka Kerja Pengelolaan Keamanan Informasi

Bagian IV: Kerangka Kerja Pengelolaan Keamanan Informasi

Bagian ini mengevaluasi kelengkapan dan kesiapan kerangka kerja (kebijakan & prosedur) pengelolaan keamanan informasi dan strategi penerapannya.

[Penilaian] Tidak Dilakukan; Dalam Perencanaan; Dalam

Penerapan atau Diterapkan Sebagian; Diterapkan Secara Menyeluruh

Jumlah Pertanyaan 26

Jawaban Bagian IV

Status pengamanan Kategori Kontrol

1 2 3

Tidak Dilakukan Dalam Perencanaan Dalam Penerapan atau

Diterapkan Sebagian 11 8 7

Diterapkan Secara Menyeluruh

(5)

Tabel 5. Data Pengukuran Pengelolaan Aset Informasi

Bagian V: Pengelolaan Aset Informasi

Bagian ini mengevaluasi kelengkapan pengamanan aset informasi, termasuk keseluruhan siklus penggunaan aset tersebut.

[Penilaian] Tidak Dilakukan; Dalam Perencanaan; Dalam

Penerapan atau Diterapkan Sebagian; Diterapkan Secara Menyeluruh

Jumlah Pertanyaan 34

Jawaban Bagian V

Status pengamanan Kategori Kontrol

1 2 3

Tidak Dilakukan

Dalam Perencanaan 2 4 1

Dalam Penerapan atau Diterapkan Sebagian

17 4 3

Diterapkan Secara Menyeluruh 2 1

Total Nilai Evaluasi Pengelolaan Aset 72

Tabel 6. Data Pengukuran Teknologi dan Keamanan Informasi

Bagian VI: Teknologi dan Keamanan Informasi

Bagian ini mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan efektifitas penggunaan teknologi dalam pengamanan aset informasi.

[Penilaian] Tidak Dilakukan; Dalam Perencanaan; Dalam

Penerapan atau Diterapkan Sebagian; Diterapkan Secara Menyeluruh

Jumlah Pertanyaan 24

Jawaban Bagian VI

Status pengamanan 1 Kategori Kontrol2 3 Tidak Dilakukan

Dalam Perencanaan 1 Dalam Penerapan atau

Diterapkan Sebagian 5 6 1

Diterapkan Secara

Menyeluruh 7 4

Total Nilai Evaluasi Teknologi dan Keamanan Informasi 86

C. Hasil Pengukuran Indeks KAMI Pada PT.X

Dari data pengukuran yang telah dilakukan menggunakan indeks KAMI diperoleh hasil yang mencakup peran TIK di PT.X, serta tingkat kematangan masing-masing bagian keamanan informasi yang terdapat di PT.X.

Untuk Bagian I pada Tabel 7., yaitu Peran dan Kepentingan TIK di Instansi menunjukkan bahwa TIK memegang peran yang penting di PT.X, hal ini ditunjukkan oleh perhitungan indek KAMI, untuk bagian I PT.X memiliki Skor 25

yang berarti Peran TIK di PT.X Tinggi.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Peran/Tingkat Kepentingan TIK

Bagian I

Peran dan Tingkat Kepentingan

TIK di Instansi Skor PT.X

Skor Tingkat

Sementara untuk Bagian II , III, IV dan V dan VI digunakan untuk mengukur tingkat kematangan keamanan informasi di PT.X. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Pengukuran Bagian-bagian Keamanan Informasi PT.X

Indeks KAMI Skor PT.X Tingkat

kematangan

Bagian II: Tata Kelola Keamanan

Informasi 72 II

Bagian III: Pengelolaan Risiko

Keamanan Informasi 48 II

Bagian IV: Kerangka Kerja Pengelolaan Keamanan Informasi

96 II

Bagian V: Pengelolaan Aset

Informasi 72 I+

Bagian VI: Teknologi dan

Keamanan Informasi 86 II+

Total Skor (II+III+IV+V+VI) 374 I+ s/d II+

(6)

Gambar 5.Tingkat Kematangan Indeks KAMI PT.X

Sehingga hasil akhir dari pengukuran keamanan informasi menggunakan indeks KAMI untuk PT.X mendapatkan kesimpulan bahwa kemanan informasi yang terdapat pada PT.X masih Perlu Perbaikan, seperti pada Tabel 9., dan diagram radar pada Gambar 6.

Tabel 9. Kesimpulan Indeks KAMI PT.X

Skor Bagian I Skor Bagian II+III+IV+V+VI Kesimpulan

0 12 Rendah

0 124 Tidak Layak

125 272 Perlu Perbaikan 273 588 Baik/Cukup 13 24 Sedang

0 174 Tidak Layak

175 312 Perlu Perbaikan 313 588 Baik/Cukup 25 36 Tinggi

0 272 Tidak Layak

273 392 Perlu Perbaikan

393 588 Baik/Cukup 37 48 Kritis

0 333 Tidak Layak

334 453 Perlu Perbaikan 454 588 Baik/Cukup

Gambar 6. Diagram Radar Indeks KAMI PT.X

D. Rekomendasi Keamanan Informasi Untuk PT.X

Hasil pengukuran kemananan informasi menggunakan indeks KAMI untuk PT.X menunjukkan tingkat kematangan keamanan informasi I+ s/d II+ . Sementara untuk

mendapatkan kesiapan sertifikasi ISO/IEC

27001:2009, tingkat kematangan kemanan

informasi minimal berada pada level III (

Terdefinisi dan Konsisten). Adapun hal-hal yang

dapat direkomendasi untuk meningkatkan tingkat kematangan informasi di PT.X adalah sebagai berikut :

1. Bagian I Peran dan Tingkat kepentingan TIK [Tinggi] : Perlunya perencanaan pada anggaran untuk keamanan informasi, guna meningkatkatkan hal-hal terkait operasional dan monitoring kegiatan keamanan informasi.

2. Bagian II Tata Kelola Keamanan Informasi

[II] → [III] : Perlunya perencanaan dan

pendokumentasian yang jelas kepada fungsi dan tanggungjawab pengelola kemanan informasi serta tindakan-tindakan pengembangan berkelanjutan terkait tata kelola keamanan informasi.

3. Bagian III Pengelolaan Resiko Keamanan

Informasi [II] → [III] : Perlunya

pendokumentasiaan rencana-rencana terkait resiko keamanan informasi , kerangka kerja penanganan resiko keamanan informasi

yang terdefinisi dan tindakan-tindakan yang

berkelenjutan, dalam penanganan hal-hal terkait resiko keamanan informasi.

4. Bagian IV Kerangka Kerja Pengelolaan

Keamanan Informasi [II] → [III] : Perlunya pendokumentasian yang jelas (terdefinisi)

terhadap kerangka kerja (kebijakan dan prosedur) keamanan informasi serta melakukan uji coba dan monitoring kerangka kerja keamanan informasi secara berkelanjutan .

5. Bagian V Pengelolaan Aset Keamanan

Informasi [I+] → [III] : Perlunya perencanaan

pengolaan aset keamanan informasi yang

lebih terdefinisi dan terkomentasi, prosedur

dan kebijakan mengenai operasional aset keamanan dan perlu diperjelas fungsi dan peranannya dari aset keamanan informasi, serta melakukan evaluasi / monitoring berkala mengenai keberadaan dan fungsi aset keamanan informasi tersebut

6. Bagian VI Teknologi dan Keamanan

(7)

dokumentasi yang jelas (terdefinisi) terkait kelengkapan, evaluasi dan efektifitas

penggunaan teknologi, monitoring yang dilakukan secara berkala guna mendapatkan infomasi secara menyeluruh terhadap keamanan informasi di instansi.

V. SIMPULAN

1) Dengan indeks KAMI, dapat diukur tingkat kematangan keamanan informasi di PT.X yang mencakup Peran TIK, Tata kelola, resiko, kerangka kerja, aset dan teknologi keamanan informasi

2) Hasil yang diperoleh adalah bahwa tingkat kematangan keamanan informasi PT.X berada pada level I+ s/d II+, dimana

untuk mendapatkan sertifikasi ISO/IEC

27001:2009 level keamanan informasi adalah minimal III.

3) Hasil evaluasi dengan indeks KAMI menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan keamanan informasi di PT.X masih dilakukan sebagian, belum menyeluruh dan berkelanjutan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Direktorat CSR Unikom yang telah membiayai penelitian ini sebagai bagian dari Kegiatan Hibah Penelitian Intern Unikom tahun 2013/2014.

DAFTAR PUSTAKA

[1] HM, Jogiyanto. 1989. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

[2] Simarmata, Janner. 2006. Pengamanan Sistem Komputer. Yogyakarta: ANDI.

[3] h t t p : / / b l o g . b i n a d a r m a . a c . i d / i l m a n z u h r i y a d i / w p - c o n t e n t / uploads/2012/11/Urgensi-Penerapan-SNI- 27001-untuk-Sekuriti-Infrastruktur-TIK-pada-Kemenag-RI-Sumsel.pdf, diakses pada 1 Februari 2014.

[4] http://publikasi.kominfo.go.id/bitstream/ handle/54323613/119/Panduan Penerapan Tata Kelola KIPPP.pdf, diakses pada 1 Februari 2014.

Gambar

Gambar 1. Ukuran Kerangka Kerja Kemanan Informasi
Gambar 4. Metode Penelitian
Tabel 3. Data Pengukuran Pengelolaan Resiko Keamanan Informasi
Tabel 5. Data Pengukuran Pengelolaan Aset Informasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penggunaan model pembelajaran concept sentence terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta YASPENDA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang adalah

Apabila terdapat kesalahan nama atau NPM mohon segera menghubungi PJ atau Wakil PJ PJ Kristian

Pada kebanyakan kasus , perdarahan yang terjadi pada saat nefrostomi dapat dikontrol dengan cara tamponade dari traksnya dengan menggunakan kateter nefrostomi pada

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk : 1. Mampu menjelaskan anatomi rongga peritoneum dan organ visceral 2. Mampu menjelaskan patofisiologi

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmat-NYA sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Masa Hamil

Selanjutnya dilakukan “small group discussion” bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan