MAKALAH
DEMOKRASI PADA PEMILIHAN KEPALA
DESA
Uraian Praktik Demokrasi Pemilihan Umum Kepala Desa di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn)
Dosen Pembimbing AGUS WAHYUDI
Disusun Oleh:
AHMAD ZAINUL ABIDIN 14.05.311.000.61
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdullilah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmad, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul “DEMOKRASI PADA PEMILIHAN KEPALA DESA” sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini saya banyak menerima bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini saya tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu agar penulisan makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Karena masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka penulis
menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Dengan makalah ini penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1. Uraian Contoh Praktik Demokrasi ... 3
2.2. Hal Yang Menarik Dari Contoh Praktik Demokrasi... 3
2.3. Praktik Demokrasi Tersebut Jika di Hubungkan dengan Demokrasi Pancasila ... 4
A. Pengertian demokrasi Pancasila ... 4
B. Contoh praktik demokrasi jika dikorelasikan dengan Demokrasi Pancasila ... 5
2.4. Tanggapan atau Sikap Mahasiswa Menanggapi Praktik Demokrasi Tersebut... 6
BAB III PENUTUP ... 7
3.1. Kesimpulan ... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat, yang mana pada hakikatnya
kekuasaan itu sepenuhnya berda di tangan rakyat. Hasil Penelitian menyatakan “mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang di perjuangan oleh para pendukungnya yang berpengaruh” (UNISCO 1949).
Hampir semua negara di dunia menyakini demokrasi sebagai “tolok ukur tak terbantah dari ke absahan politik.” Kenyakina bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis bagi tegak kokohnya sistem
politik demokrasi. Hal itu menunjukan bahwa rakyat di letakkan pada posisi
penting walau pun secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu
sama. Tidak ada negara yang ingin dikatakan sebagai negara yang tidak
demokratis atau negara otoriter.
Di Indonesia demokrasi dari masa ke masa mengalami perkembangan baik
pada saat revolusi, orde Lama, orde baru, reformasi hingga sekarang. Di setiap
perkembangan demokrasi di Indonesia terdapat pedoman dan aturan yang
berbeda-beda sesuai dengan keinginan atau tujuan yang hendak dicapai dari
pemerintahan yang berkuasa saat itu. Dalam Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
terkadang mengalami kegagalan, salah satunya disebabkan karena
ketidakkonsistenannya penguasa sehingga peraturan yang dibuat hanya
1.2.Rumusan Masalah
a. Bagaimana uraian lengkap tentang praktik demokrasi tersebut ?
b. Apa saja yang menarik dari praktik demokrasi tersebut ?
c. Bagaimana praktik demokrasi tersebut jika di hubungkan dengan Demokrasi
Pancasila ?
d. Bagaimana sikap seorang mahasiswa dalam menilai praktik demokrasi
tersebut ?
1.3.Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui bagaimana praktik demokrasi di daerah tersebut
b. Untuk mengetahui hal – hal yang unik dalam praktik demorasi tersebut
c. Untuk mengetahui korelasi praktik demokrasi sekarang dengan pelaksanaan
Demokrasi Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Uraian Contoh Praktik Demorasi
Desa adalah suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Wikipedia).
Seperti halnya desa – desa yang lain, di Desa Mangunan, Kecamatan
Udanawu, Kabupaten Blitar juga melaksanakan pemilihan Kepala Desa yang pada
periode ini dilaksanakan secara serentak di beberapa desa se-kecamatan Udanawu.
Pemilihan kepala desa di laksanakan sesuai asas Luber Jurdil yang mana pemilihan di laksanakan secara langsung oleh masyarakat seperti halnya pemilu
Presiden maupun DPR sesuai dengan Pasal 46 dan 53 Peraturan pemerintah No 27
Tahun 2005 Tentang Desa menyatakan bahwa Kepala Desa di pilih langsung oleh
penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat yang di lakukan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara
pemilihan, pencalonan, pengangkatan, pelantikan, dan pemberhentian kepala desa
diatur dengan peraturan daerah Kabupaten / Kota.
Pada periode ini Pilkades terdapat dua calon yang masing – masing calon
memiliki tim pendukung tersendiri. Pelaksanaan Pilkades diawali dengan
pendataan warga sebagai calon pemilih, dilanjutkan dengan pemilu masing –
masing kubu kemudian kegiatan di hentikan sementara pada hari tenang sebelum
pemilihan. Adapun Pilkades berjalan dengan lancar dan damai tanpa ada
kericuhan apapun.
2.2.Hal yang Menarik dari Praktik Demokrasi
Dari uraian Praktik Demokrasi tersebut ada beberapa hal yang menarik
yang dapat di kategorikan merusak hakikat dari sistem demokrasi di Indonesia.
Hal – hal yang menarik tersebut antara lain :
1. Pilkades di Kecamatan Udanawu yang laksanakan secara serentak di
beberapa desa tersebut bertujuan untuk mengurai para penjudi yang biasa
2. Praktik money politic juga turut andil dalam pelaksanaan Pemilu Kades periode ini, yang mana calon kepala desa terpilih saling berlomba untuk
menyuap warga agar mendapatkan massa lebih banyak sehingga
mendapatkan suara yang banyak pula. Praktik money politic ini biasa di laksanakan pada H-1 sebelum tanggal pelaksanaan Pemilu Kades tersebut.
Pada 2 periode pemilu kades belakangan ini ada modus baru dalam politik
uang ini yakni dengan menyuap tim sukses lawan dengan uang yang lebih
tinggi dari calon yang di usung tim tersebut (masyarakat menyebutnya dengan istilah “Bom”) yang biasanya di lakukan pada pagi hari pada hari pelaksanaan.
3. Praktik money politic yang dilakukan oleh para penjudi. Tidak hanya calon terpilih saya yang berpolitik uang, tetapi juga para penjudi yang
menginginkan jagonya menang. Mereka juga berlomba dalam member
komisi kepada masyarakat agar jagonya dapat memenangkan pemilu
tersebut.
4. Membeli kursi lawan. Kalau dalam praktik money politik cenderung secara
sembunyi – sembunyi agar tidak diketahui calon lain, tetapi dalam hal ini
justru calon yang benar – benar ingin menang mendatangi lawannya yang
mana seperti diadakan musyawarah antar kedua calon, dan apabila sepakat
maka calon lawan justru akan mendukung calon yang satunya tersebut.
2.3.Praktik Demokrasi Tersebut Jika di Hubungkan dengan Demokrasi Pancasila
A. Pengertian demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
Negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila Pancasila
atau nilai-nilai luhur Pancasila. Secara luas demokrasi Pancasila berarti
kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila pada bidang
politik, ekonomi, dan sosial. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang
perwujudanya adalah seperti termasuk dalam ketentuan-ketentuan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkembang di Indonesia.
Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkap nilai yang dianggap
baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi nasional,
Pancasila berfungsi sebagai:
1. Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam membuat
dan menilai keputusan politik.
2. Alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai bagi
prosedur penyelesaian konflik yang terjadi.
B. Contoh praktik demokrasi jika dikorelasikan dengan Demokrasi Pancasila
Dari paparan contoh diatas sudah jelas bahwa system Demokrasi Pancasila Indonesia sudah mengalami “kecacatan” dalam pelaksanaanya. Di dalam pemilihan umum baik itu Presiden, DPR, bahkan Kepala desa
sekalipun banyak pelanggaran – pelanggaran di dalamnya. Seperti halnya
dalam praktik Money Politik yang sudah sering kita dengar bahkan kita alami.
Demokrasi di Indonesia saat ini amat sangat membutuhkan modal
(duit). Banyak sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu.
Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih
berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapi
miskin harta. Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada
tebal-tipisnya kantong para politisi. Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah
terlembagakan secara kuat dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5
tahunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadi
realitas politik legal dan memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupan
politik nasional termasuk dalam pemilihan kepala desa.
2.4.Tanggapan / Sikap Mahasiswa Menanggapi Praktik Demokrasi Tersebut
Sikap saya sebagai mahasiswa adalah senantiasa tetap ikut berperan aktif
pengembalian system Demokrasi yang murni sebagaimana system Demokrasi Pancasila yang telah dirumuskan oleh pendahulu – pendahulu bangsa.
Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi
kedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan
pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang
ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan sekelompok tertentu
saja.
Mahasiswa sebagai agen of change harus menjadi pelopor dan berpikir kritis dalam pelaksanaan praktik demokrasi pancasila di Indonesia. Jadi, demokrasi
yang kita terapkan sekarang haruslah kembali mengacu pada sendi-sendi bangsa
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari contoh kasus diatas dapat di simpulkan bahwa praktik demokrasi
pancasila pada pemilihan umum banyak dihiasi dengan praktik – praktik
kecurangan yang seakan sudah mendarah daging pada masyarakat kita. Anggapan
masyarakat bahwa praktik money politik itu menguntungkan bagi masyarakat. Kebanyakan masyarakat berpendapat jika calon wakil rakyat jika sudah
mendapatkan jabatan pasti lupa dengan rakyatnya.
Dengan demikian perlu adanya perubahan pemikiran yang dimulai dari kita
masyarakat akademisi. Jadi, demokrasi yang kita terapkan dikemudian hari yang
dimulai dari sekarang haruslah kembali mengacu pada sendi-sendi bangsa
DAFTAR PUSTAKA
Al Barokah, Tina Fitroh. 2001. “Demokrasidi Indonesia” Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas Maret.
Ariffin, Rizqi. 2012. “Sistem Demokrasi di Indonesia”, (Online),
(http://www.belajarkenegaraan.com.sistem-demokrasi-di-indonesia.htm/,
diakses 02 April 2015)