• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR TERHADAP Return On Asset (ROA) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL YANG GO PUBLIC - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR TERHADAP Return On Asset (ROA) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL YANG GO PUBLIC - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR TERHADAP ROA PADA B

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR ROA PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL

YANG GO PUBLIC

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

RININTA KUSUMA DEWANTI 2009210078

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

2013

LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR ASIONAL

(2)

Nama

Tempat, Tanggal Lahir

N.I.M

Jurusan

Program Pendidikan

Konsentrasi

Judul

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

: Rininta Kusuma Dewanti

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 02 Agustus 1991

: 2009210078

: Manajemen

: Strata 1

: Manajemen Perbankan

: Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR Terhadap ROA Pada B

Swasta Nasional yang Go Public

Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing,

Tanggal: 12 Nopember 2013

(Drs.Ec. Djoko Budhi Setyawan, M.Si. Ketua Program Studi S1 Manajemen

Tanggal: 12 Nopember 2013

(Mellyza Silvi, S.E.,M.Si.)

Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, Pada Bank Umum

(3)

1 THE INFLUENCE OF LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR DAN FACR

TOWARD ROA IN GO PUBLIC PRIVATE NATIONAL BANKS

Rininta Kusuma Dewanti STIE Perbanas Surabaya Email : Kusuma.rininta@yahoo.com

Perum Jala Griya Jl.Pari III RT 20 RW 06,Candi,Sidoarjo

ABSTRACT

This research aims to analyze whether the LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR and FACR have significant influence simultaneously and partially toward Return On Asset on Go Public Private National Bank. The research determination criteria is Go Public Private National Banks which having total asset started 4 trillion until 6 trillion at fourth quarterly 2012 and on this research period at banks which have foreign exchange. This study used a population on Go Public Private National Banks as the research sample is PT. Bank Agroniaga,Tbk, PT. Bank QNB Kesawan,Tbk, and PT. Bank Capital Indonesia,Tbk.. The data analysis technique used is multiple linier regressions. The result of research show that LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR and FACR have significant influence simultaneously to Return On Assets on Go Public Private National Banks. LDR, IPR, APB, IRR and FACR partially have negative unsignificant influence to ROA on Go Public Private National Banks. NPL partially have positive unsignificant influence to ROA on Go Public Private National Banks . PDN and FBIR partially have positive significant influence to ROA on Go Public Private National Banks. BOPO partially have negative significant influence to ROA on Go Public Private National Banks and the most dominan variable of those variable is BOPO.

Keyword :Return On Assets, Go Public Private National Banks, LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR and FACR.

PENDAHULUAN

Menurut Undang – undang RI Nomor 10 tahun 1998 ,bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyaakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dapat diukur berdasarkan tingkat pendapatan (return) yang diperoleh menggunakan asset yang dimiliki. Rasio keuangan ini lebih dikenal dengan rasio return on asset (ROA). Return On Asset merupakan indikator yang menggambarkan kemampuan manajemen

(4)

2

RERANGKA TEORITIS DAN

HIPOTESIS Likuiditas

Menurut Kasmir (2010:290), likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih

Loan to Deposit Ratio ( LDR ) :Rasio ini digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat.

Investing Policy Ratio ( IPR ):Investing Policy Ratio menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki bank. Kualitas Aktiva

Kualitas aktiva adalah kemampuan bank dalam mengelola aktiva produktif yang merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional bank.

Aktiva Produktif Bermasalah ( APB ) Kualitas aktiva produktif bermasalah mempunyai kolekbilitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Non Performing Loan ( NPL ) NPL merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank.

Sensitivitas

Menurut Veithzal Rivai,(2007 : 725) Penilaian Sensitivitas terhadap risiko pasar merupakan penilaian terhadap kemampuan modal Bank untuk mengcover kerugian akibat yang ditimbulkan oleh perubahan risiko pasar dan kecukupan manajemen risiko pasar.

Interest Rate Risk ( IRR ) : Rasio ini digunakan untuk mengukur upaya manajemen bank dalam mengkontrol terhadap perbedaan komponen aktiva dan pasiva yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.

Posisi Devisa Neto ( PDN ) : Rasio Posisi Devisa Neto secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan kewajiban dalam neraca untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi, yang dicatat dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam Rupiah.Besarnya Posisi Devisa Neto. Efisiensi

Rasio efisiensi usaha adalah rasio yang digunakan untuk mengukur performance atau menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) :Rasio ini adalah untuk mengukur perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Fee Based Income Rasio (FBIR) : selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman maka pihak perbankan juga dapat memperoleh keuntungan lainnya, yaitu dari transaksi yang diberikannya dalam jasa-jasa bank lainnya.

Profitabilitas Bank

Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun dari kegiatan non operasional.

Return on Assets (ROA)

(5)

3 Fixed Asset Capital Ratio ( FACR

):Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana capital yang tersedia

yang dialokasikan pada total aktiva tetapnya. Besarnya fixed asset capital ratio.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian menurut sumber datanya Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dimana peneliti memperoleh data laporan serta catatan-catatan dari Bank Indonesia serta dari bank-bank yang bersangkutan(Arfan Ikhsan,2008: 47) .Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian sekunder. Penelitian menurut metode analisisnya Menurut metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, dimana model ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas terhadap variabel Tergantung (Mudrajad Kuncoro,2009:10). Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada aspek tinjauan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR terhadap

ROA pada Bank Umum Swasta Nasional yang go public pada setiap periode mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 triwulan keempat.

Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas tersebut adalah:

(X1) = LDR (X2) = IPR (X3) = APB (X4) = NPL (X5) = IRR (X6) = PDN (X7) = BOPO (X8) = FBIR (X9) = FACR

Sedangkan variabel tergantung adalah: (Y) = ROA

(6)

4 ROA perbandingan antara laba bersih

dengan total aktiva Bank Swasta NasionaGo Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai Triwulan empat 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor tiga.

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor enam.

Investing Policy Ratio (IPR) membandingkan antara surat berharga dengan simpanan dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor delapan.

Aktiva Produktif Bermasalah (APB) perbandingan antara Aktiva Produktif Bermasalah dengan Total Aktiva Produktif pada Bank umum Swasta Nasional yang Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor sebelas.

Non Performing Loan (NPL) perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit pada Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor dua belas.

Interest Risk Ratio (IRR) perbandingan antara gap antara aktiva dan pasiva Bank Umum Swasta Nasional Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk

mengukurnya digunakan rumus nomor empat belas.

Posisi devisa Neto (PDN) penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan kewajiban dalam neraca untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi, yang dicatat dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing pada Bank umum Swasta Nasional Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor lima belas.

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perbandingan antara total biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank dengan total pendapatan yang diterima oleh bank. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur efesiensi manajemen bank dalam mengelola biaya pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor enam belas.

Fee Based Income Rasio (FBIR) perbandingan antara pendapatan operasional diluar pendapatan bunga dengan pendapatan operasional bank pada Bank umum Swasta Nasional yang Go Public pada setiap periode mulai Triwulan satu tahun 2009 sampai dengan Triwulan empat tahun 2012. Satuan ukurannya persen dan untuk mengukurnya digunakan rumus nomor tujuh belas.

(7)

5 Populasi, Sampel, dan Teknik

Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi yang terdiri dari Bank Umum Swasta Nasional yang Go public yang terdiri dari dua puluh enam bank. Penentuan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu, dimana kriteria yang digunakan peneliti adalah bank memiliki total modal per Desember 2012 dan kriteria yang digunakan peneliti adalah Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public memiliki total asset 4 sampai 6 triliun per Desember 2012. Terdapat tiga bank yang memenuhi kriteria tersebut yaitu, yang pertama PT. Bank

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan antara vaiabel bebas yang terdiri dari LDR (X1), IPR (X2), APB(X3), NPL(X4), IRR(X5), PDN(X6), BOPO(X7), FBIR(X8), FACR(X9) terhadap variabel tergantung yaitu ROA(Y).

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: menunjukkan besarnya nilai variabel ROA adalah 0.103 dan variabel bebas memiliki nilai nol.

β1 = -0.001

Menunjukkan jika variabel LDR mengalami peningkatan satu persen, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0.001. Sebaliknya jika LDR megalami penurunan satu persen, maka ROA

mengalami peningkatan 0.001 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan.

β2 = -0.002

Menunjukkan jika variabel IPR mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0.002. akan tetapi jika IPR penurunan sebesar satu persen maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0.002 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan

β3 = -0.027

Menunjukkan jika variabel APB mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0.027. Sebaliknya jika APB mengalami penurunan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0.027 dengan asumsi nilai dari variabel bebas lainnya adalah konstan

β4 = 0.018

Menunjukkan jika variabel NPL mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0.018. Sebaliknya jika NPL mengalami penurunan satu persen maka ROA juga akan mengalami penurunan sebesar 0.018 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan..

β5 = -0.003

Menunjukkan jika variabel IRR mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0.003. Sebaliknya jika IRR mengalami penurunan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0.003 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan..

β6 = 0.010

(8)

6 penurunan sebesar 0.010 dengan asumsi

nilai variabel bebas lainnya adalah konstan.

β7 = -0.100

Menunjukkan jika variabel BOPO mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami penurunan 0.100. Sebaliknya jika BOPO mengalami penurunan satu persen, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0.100 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan.

β8 = 0.020

Menunjukkan jika variabel FBIR mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0.020. Sebaliknya jika FBIR mengalami penurunan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami penurun sebesar 0.020 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan. β9 = -0.003

Menunjukkan jika variabel FACR mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0.003. Sebaliknya jika FACR mengalami penurunan satu persen, maka ROA akan mengalamai peningkatan 0.003 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya adalah konstan.

onstan atau nol.

Uji F (bersama-sama)

Uji F dilakukan untuk melihat signifikan atau tidaknya pengaruh dari variabel bebas yang terdiri dari LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR secara bersama-sama terhadap variabel tergantung (Y) dalam hal ini variabel tergantung yang digunakan adalah ROA. Langkah dalam melakukan uji serempak (uji F) adalah sebagai berikut:

H0: β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = β8 = β9 = 0 berarti variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel tergantung yaitu ROA.

H₁: ₁ ≠ ₂ ≠ ₃ ≠ ₄ ≠ ₅ ≠ ₆ ≠ ₇ ≠ 8 ≠ 9 ≠ 0 berarti seluruh variabel bebas secara bersama-sama memiiki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel tergantung yaitu ROA.

α = 0,05 dengan (df) pembilang = k = 10 dan df penyebut (n-k-1) = 38 sehingga F tabel = 2,14

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan perhitungan SPSS maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 98,114. F hitung = 64,156 > F tabel = 2,14, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, variabel bebas LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOP, FBIR dan FACR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung ROA.

Koefisien determinasi atau R square adalah 0,938 artinya perubahan yang terjadi pada variabel Y sebesar 93,8 persen disebabkan oleh variabel bebas secara simultan, sedangkan sisanya sebesar 6,2 persen disebabkan oleh variabel diluar penelitian.

Sedangkan koefisien korelasi (R) menunjukkan angka sebesar 0,969 yang mengidentifikasi bahwa variabel bebas secara simultan relatif memiliki hubungan yang kuat dengan variabel tergantung mendekati angka satu

Uji t (Uji Parsial)

Uji t dipergunakan untuk menegtahui apakah variabel yang terdiri LDR, IPR, FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA, serta variabel APB, NPL, BOPO, FACR secar parsial mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA, serta variabel IRR dan PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Langkah pengujiannya sebagai berikut: Uji Hipotesis

Uji sisi kanan:

(9)

7 positif yang tidak signifikan terhadap

variabel tergantung ROA..

H1 : β1 > 0, artinya variabel bebas yaitu X1, X2, X8 secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel ROA

Uji dua sisi:

H0 : β1 = 0, artinya variabel bebas yaitu X5, X6 secara parsial mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap variabel ROA. H1 : β1 ≠ 0, artinya variabel bebas yaitu X5, X6 secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel ROA.

Uji sisi kiri

H0 : β1 ≥ 0, artinya variabel bebas yiatu X3, X4, X7, X9 secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap variabel tergantung ROA.

H1 : β1 < 0, artinya variabel bebas yiatu X3, X4, X7, X9 secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel ROA.

Untuk uji satu sisi

α = 0,05 dengan derajat bebas (df) = 38, maka diperoleh t tabel = 1,68595

Untuk uji dua sisi

α = 0.05 dengan derajat bebas (df) = 38, maka diperoleh t tabel = +/-2.02439

Kriteria pengujian untuk hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk uji t sisi kanan:

H0 diterima apabila: thitung ≤ ttabel H0 ditolak apabila: thitung > ttabel Untuk uji t sisi kiri:

H0 diterima apabila: thitung ≥ -ttabel H0 ditolak apabila: thitung < -ttabel Untuk uji t dua sisi

H0 diterima apabila: -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel H0 ditolak apabila: thitung < -ttabel atau thitung >ttabel.

Pengaruh LDR terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung -0,122 ≤ ttabel 1,68595 maka H0

diterima dan H1 ditolak. ini menujukan bahwa LDR secara parsial mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.0004 berarti secara parsial

variabel LDR memberikan kontribusi sebesar 0.04 persen terhadap ROA.

Pengaruh IPR terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung -0,405 ≤ ttabel 1,68595 maka H0 diterima dan H1 ditolak. ini menujukan bahwa IPR secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.004356 yang berarti secara parsial variabel IPR memberikan kontribusi sebesar 0.4356 persen terhadap ROA.

Pengaruh APB terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung -0,434 ≥ ttabel -1,68595 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menujukan APB secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA.

Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.0049 yang berarti secara parsial variabel APB memberikan kontribusi sebesar 0.49 persen terhadap ROA.

Pengaruh NPL terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung 0,361 ≥ ttabel -1,68595 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menujukan NPL secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.003364 yang berarti secara parsial variabel NPL memberikan kontribusi sebesar 0.3364 persen terhadap ROA. Pengaruh IRR terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa ttabel -2,02439 < thitung -0,697< ttabel 2,02439 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menujukan IRR secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.012544 yang berarti secara parsial variabel IRR memberikan kontribusi sebesar 1.2544 persen terhadap ROA. Pengaruh PDN terhadap ROA

(10)

8 H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menujukan PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.160801 yang berarti secara parsial variabel PDN memberikan kontribusi sebesar 16.0801 persen terhadap ROA.

Pengaruh BOPO terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung -17,056 < ttabel -1,68595 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menujukan BOPO secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah

0.8836 yang berarti secara parsial variabel BOPO memberikan kontribusi sebesar 88.36

persen terhadap ROA

Pengaruh FBIR terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung 2,750 ≤ttabel 1,68595 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menujukan FBIR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.165649 yang berarti secara parsial variabel

FBIR memberikan kontribusi sebesar 16.5649 persen terhadap ROA.

Pengaruh FACR terhadap ROA

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa thitung -0,915 ≥ ttabel -1,68595 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan FACR secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA. Besarnya koefisien determinasi parsial r2 adalah 0.021609 yang berarti secara parsial variabel FACR memberikan kontribusi sebesar 2.1609 persen terhadap ROA. Hasil analisis regresi linier berganda LDR

Menurut teori menyatakan pengaruh LDR terhadap ROA adalah positif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel LDR memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0.001. Sehingga penelitian

ini tidak sesuai dengan teori, Ketidaksesuaian ini, karena LDR mengalami penurunan yang berarti, peningkatan kredit yang diberikan lebih kecil dibandingkan peningkatan dana pihak ketiga yang menyebabkan peningkatan pendapatan bunga lebih kecil daripada peningkatan biaya bunga, sehingga laba bank akan menurun dan ROA akan mengalami penurunan. Akan tetapi, pada penelitian ini ROA mengalami peningkatan yang disebabkan adanya peningkatan laba operasional dan non operasional.

IPR

Menurut teori pengaruh IPR terhadap ROA adalah positif. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa IPR mempunyai pengaruh yang negatif dengan nila koefisien regresi sebesar -0.002. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian ini disebabkan karena IPR mengalami penurunan yang artinya peningkatan surat – surat berharga yang dimiliki lebih kecil daripada peningkatan total dana pihak ketiga. Hal ini menyebabkan peningkatan pendapatan lebih kecil daripada peningkatan biaya. Sehingga laba suatu bank akan mengalami penurunan dan mengakibatkan ROA suatu bank juga akan mengalami penurunan. Akan tetapi pada penelitian ini ROA mengalami kenaikan yang disebabkan karena peningkatan laba lebih besar dari pada peningkatan aktiva. Dalam penelitian ini ROA mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya peningkatan laba operasional dan non operasional. APB

(11)

9 akan mengakibatkan peningkatan jumlah

biaya pencadangan lebih kecil dari pada peningkatan pendapatan. Sehingga laba akan meningkatan dan ROA suatu bank akan mengalami peningkatan juga.

NPL

Menurut teori pengaruh NPL terhadap ROA adalah negatif. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa pengaruh NPL terhadap ROA adalah positif dengan nilai koefisien sebesar 0.018. Jadi hasil penelitian tidak sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian ini di sebabkan karena NPL mengalami peningkatan yang artinya kenaikan kredit bermasalah lebih besar dari pada kenaikan total kredit yang diberikan. Sehingga mengakibatkan kenaikan jumlah biaya pencadangan lebih besar dari pada kenaikan pendapatan. Sehingga laba akan megalami penurunan dan ROA suatu bank akan mengalami penurunan juga. Akan tetapi pada penelitian ini ROA mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya laba operasional dan non operasional.

IRR

Menurut teori pengaruh IRR terhadap ROA adalah positif dan negative. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa pengaruh IRR terhadap ROA adalah positif dengan nilai koefisien sebesar -0.003. Dengan demikian jika IRR menurun yang artinya kenaikan IRSA lebih kecil daripada kenaikan IRSL. Pada saat suku bunga menurun pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 maka akan menyebabkan penurunan pendapatan lebih besar daripada

penurunan biaya. Sehingga laba akan menurun dan ROA suatu bank juga akan mengalami penurunan. Akan tetapi, pada penelitian ini ROA mengalami kenaikan yang disebabkan karena peningkatan laba lebih besar dari pada peningkatan aktiva. Sehingga jika dikaitkan dengan teori maka hasil penelitian ini sesuai.

PDN

Menurut teori pengaruh PDN terhadap ROA adalah positif dan negative. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa pengaruh PDN terhadap ROA adalah positf dengan nilai koefisien sebesar 0.010. Jika PDN naik yang artinya kenaikan pendapatan valas lebih besar daripada kenaikan pasiva valas. Pada saat nilai tukar turun maka akan menyebabkan penurunan pendapatan valas lebih besar daripada penurunan biaya valas. Sehingga laba akan menurun dan ROA suatu bank juga akan mengalami penurunan. Akan tetapi pada penelitian ini ROA mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya peningkatan laba operasional dan non operasional. Jadi hasil penelitian ini sesuai dengan teori.

BOPO

Menurut teori pengaruh BOPO terhadap ROA adalah negative. Dari penelitian terlihat jika pengaruh BOPO terhadap ROA adalah negative dengan nilai koefisien sebesar -0.100. Sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan teori. Dengan demikian, jika BOPO menurun yang artinya peningkatan biaya operasional lebih kecil daripada peningkatan pendapatan operasional sehingga mengakibatkan laba suatu bank akan meningkat dan ROA suatu bank juga akan mengalami peningkatan.

FBIR

Menurut teori pengaruh FBIR terhadap ROA adalah positif. Dari hasil penelitian terlihat jika pengaruh FBIR terhadap ROA adalah positif dengan nilai koefisien 0.020. Sehingga penelitian ini sesuai dengan teori. Menurut teori, jika FBIR meningkat yang artinya kenaikan pendapatan diluar bunga lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan bunga. Maka, hal tersebut mengakibatkan laba suatu bank akan meningkat dan ROA suatu bank juga akan mengalami peningkatan.

FACR

(12)

10 variabel FACR memiliki koefisien regresi

negatif sebesar -0.003. Sehingga penelitian ini sesuai dengan teori. Kesesuaian ini karena FACR mengalami penurunan yang berarti, peningkatan aktiva tetap lebih kecil dibandingkan peningkatan modal, yang menyebabkan peningkatan modal yang di alokasikan aktiva tetap lebih kecil daripada peningkatan modal yang di alokasikan untuk menutupi aktiva produktif, sehingga laba bank akan meningkat, ROA akan mengalami peningkatan.

KESIMPULAN, SARAN DAN

KETERBATASAN PENELITIAN Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public periode triwulan I 2009 sampai dengan triwulan IV 2012. Koefisian determinasi atau R square adalah 0.938 artinya perubahan yang terjadi pada variabel terikat sebesar 93,8 persen disebabkan oleh variabel bebas secara simultan, sedangkan sisanya sebesar 6,2 persen disebabkan oleh variabel diluar penelitian. Dengan demikian berarti bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Swasta Nasiona go public dapat diterima.

Variabel LDR secara parsial mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional yang Go public periode triwulan I 2009 sampai dengan triwulan IV 2012. Besarnya kontribusi pengaruh variabel LDR sebesar 0,04 persen Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa LDR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Sawasta Nasional yang Go public ditolak Variabel IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional yang Go public periode triwulan I 2009 sampai

(13)

11 yang signifikan terhadap ROA pada Bank

Sawasta Nasioanla Go public diterima. Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negative yang signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Go Public periode triwulan I 2009 sampai dengan triwulan IV 2012. Besarnya kontribusi pengaruh variabel BOPO sebesar 88,36 persen . Dengan demikian hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public diterima.

Variabel FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Go Public periode triwulan I 2009 sampai dengan triwulan IV 2012. Besarnya kontribusi pengaruh variabel FBIR sebesar 16,5649 persen . Dengan demikian hipotesis kesembilan yang menyatakan bahwa FBIR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public diterima.

Variabel FACR secara parsial mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public periode triwulan I 2009 sampai dengan triwulan IV 2012. Besarnya kontribusi pengaruh variabel FACR sebesar 2,1609 persen . Dengan demikian hipotesis kesepuluh yang menyatakan bahwa FACR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public ditolak.

Diantara kesembilan variabel bebas LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap ROA adalah variabel bebas BOPO. Karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsial sebesar 88,36 persen lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien determinasi parsial variabel bebas lainnya.

Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian yang Periode penelitian yang digunakan mulai dari Triwulan I Tahun 2009 sampai dengan Triwulan IV Tahun 2012.

Jumlah variabel yang diteliti terbatas, khusunya variabel bebas hanya meliputi: LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR.

Subjek penelitian ini hanya terbatas pada Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public yaitu Bank Agroniaga, Tbk, Bank QNB Kesawan, Tbk, dan Bank Capital Indonesia, Tbk yang masuk dalam sampel penelitian..

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas maka terdapat beberapa saran yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan. Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Bagi Pihak Bank yang diteliti

Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public pada Bank QNB Kesawan, Tbk diharapkan dapat menekan biaya-biaya operasional sehingga dapat menurunkan rasio BOPO sebesar 98,39 persen.

Kebijakan yang terkait dengan PDN yaitu Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public khususnya ketiga bank yang dijadikan sampel perlu memperhatikan perkembangan nilai tukar agar dapat menjaga posisi PDN, sehingga apabila nilai tukar naik atau turun tidak akan mengalami risiko nilai tukar.

Pada Bank Agroniaga, Tbk diharapkan agar dapat memperkecil kredit bermasalah agar biaya bunga tidak tinggi dan seharusnya Bank Agroniaga, Tbk memperbesar pendapatan bunga dibandingkan biaya bunga (kredit bermasalahnya agar bank tidak mengalami resiko tinggi) dilihat dari rasio NPL sebesar 5,09 persen karena kredit yang ditetapkan Bank Indonesia maksimal 5 persen.

Bagi peneliti

(14)

12 menambahkan periode penelitian yang

(15)

13 DAFTAR RUJUKAN

Andi Supangat, 2007.“ Statistika : Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik “. Jakarta : Perdana Media Group.

Arfan Ikhsan.2008.Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu Dian Wahyu, 2012. “Pengaruh LDR, IPR,

NPL,APB, IRR, PDN, BOPO, FBIR, PR dan FACR terhadap ROA pada bank umum swasta nasional devisa”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan STIE PERBANAS Surabaya.

Dimas Maulana, 2012. ” Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR BOPO, PR dan FACR terhadap ROA pada bank-bank swasta nasional yang go public”.Skripsi Sarjana tak diterbitkan STIE PERBANAS Surabaya.

Kasmir, 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Laporan Keuangan Bank, www.bi.go.id. “Laporan Keuangan Publikasi Bank”.

Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

Mudjarat Kuncoro. 2009. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Edisiketiga. Jakarta: Erlangga

Surat Edaran Bank

IndonesiaNo.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011.Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP Tanggal 16 Desember 2011.Tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum Serta Laporan Tertentu Yang Disampaikan Kepada Bank Indonesia.

Taswan. 2010. “Manajemen Perbankan”. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Totok Budisantoso, Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

Jakarta : Salemba Empat. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan. Veithzal Rivai. 2007. Bank and Financial

(16)

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

First we will need to create a new project, so please refer to our recipe Creating a Java Project using Wizard in the beginning of this chapter, for project creation.. When

Skema Paralel compensation, dapat diambil kesimpulan pada bit rate 10 Gbps jarak 400 km mengakibatkan dispersi yang besar terhadap performansi link. Hal ini

Ada beberapa aspek yang terdapat dalam pengujian ini seperti parameter-parameter yang akan digunakan dalam pengujian dan hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah suatu

The main result of this study is that Multiple Sequence Alignment (MSA) using Progressive Alignment Algorithm can generate conserved region of the gene

• Bila sebuah Decoder mempunyai bit-bit output lebih sedikit dari bit- bit input, perangkat seperti itu biasanya disebut sebagai Encoder....

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SDN 3 Megawon Kudus dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran circuit learning dapat

Hubungan yang tepat antara alat perkembangbiakan dengan cara pemencarannya terdapat pada ….. Alat perkembangbiakan

12 Saya merasa kurang puas dengan diri saya sendiri kerana tidak bisa menjalankan tugas dengan baik. 13 Saya selalu tidak mengeluh dalam bekerja dalam