• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pengembangan produk id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan pengembangan produk id. docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Meviana Ratnaning. P

0802513027

KM13A

LAPORAN RISET PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU ”TIRAMISU IN A CUP-MISU”

LATAR BELAKANG

Tiramisu adalah salah satu makanan penutup khas italia. Tiramisu sangat identik dengan rasa kejunya yang khas serta sensasi aroma kopi yang dapat dirasakan pada saat bersamaan. Tiramisu merupakan kue yang memiliki bahan pokok antara lain biskuit, telur ayam, gula, kopi, dan bubuk kakao. Kue ini tidak terbuat dari adonan dan tidak dipanggang. Bahan dasarnya merupakan biskuit yang direndam ke dalam larutan kopi dan keju mascarpone. Biskuit disusun dan dilapisi dengan krim kocok sebelum didinginkan di lemari es supaya terbentuk sesuai harapan.

(2)

kerabatnya, jadilah sebuah hasil kreasi tersebut yang kemudia ia sebut dengan nama MISU.

Pada tugas kali ini, kami ditugaskan untuk melakukan riset mengenai tahapan proses pengembangan produk baru. Proses pengembangan produk baru terdiri dari delapan tahap yang berurutan yaitu: masukan dari orang-orang terdeket atau bahkan ide dari saingan perusahaan. Dalam bisnisnya di dunia kue, Ibu Endang jelas memiliki saingan yang kuat. Namun, kak Nadya mengatakan bahwa ide utama dari MISU bukanlah hasil curian dari pesaing Ibu Endang, melainkan murni hasil penetahuannya pada saat menghabiskan waktu luang untuk berkreasi dengan bahan-bahan kue. Kak Nadya juga menceritakan bahwa pada saat itu anak dari Ibu Endang, Afit juga menyarankan ibunya untuk membuat kue yang creamy namun unik.

(3)

Ide yang lolos dari tahap penyaringan diatas, maka dilanjutkan ke tahap pengembangan konsep produk. Dimana ide dikupas secara detail untuk dikembangkan dan kemudian di uji melalui konsumen untuk menentukan apakah konsep mempunyai kecocokan dengan konsumen. Setelah Ibu Endang memutuskan untuk membuat tiramisu, ia mencoba untuk mengkreasikannya dengan menyajikannya dalam sebuah cup yang biasa digunakan untuk jelly agar lebih praktis dan terkesan unik karena berbeda dari tiramisu pada umumnya. Kak Nadya mengatakan bahwa setelah tantenya itu berhasil untuk membuat tiramisu in a cup yang pertama kali dengan rasa original, ia adalah orang yang pertama mencicipinya. Menurutnya rasanya sudah sangat pas, bahkan lebih enak karena jika tiramisu biasanya harus dimakan pada saat dingin seperti ice cream, namun tiramisu in a cup hasil kreasi tantenya ini bisa dimakan pada saat kondisi apapun. Bentuknya atau teksturnya tidak akan berubah. Begitu juga yang mereka katakan ketika Ibu Endang memberi anggota keluarga lainnya untuk merasakan hasil kreasinya.

Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan strategi pemasaran. Setelah proses pengujian dan konsep sudah dianggap cocok dengan konsumen. Pada tahap ini adalah bagaimana produsen akan menentukan harga produk, kemudian memperkenalkan produknya kepada pasar, dan menentukan keuntungan yang akan diraih. Bagi Ibu Endang, pada tahap ini keuntungan bukanlah hal terpenting. Seperti yang dijelaskan oleh ka Nadya bagaimana tantenya meminta bantuannya untuk mempromosikan MISU, dengan cara membagikan ratusan MISUnya kepada tetangga-tetangga serta pengungjung warung steak milik anaknya secara gratis. Setelah mendapatkan lebih banyak reaksi positif dari orang-orang yang sudah merasakan MISU, Ibu Endang baru mulai mengecek harga bahan-bahan yang diperlukan untu memproduksi MISU dan kemudian menetapkan harga yang paling pas untuk kantong konsumen namun tidak merugikan biaya produksinya.

(4)

sekian maka ia akan menetapkan harga produk sedikit lebih tinggi dari biaya produk sehingga keuntungan yang didapatkan berkisar 5-6%.

Setelah dianalisa kemungkinan yang menguntungkan, maka produsen akan lanjut kepada tahap berikutnya yaitu pengembangan produk dan pemasaran uji. Pada tahap ini apabila konsep sudah dikatakan cocok dengan konsumen, dan telah dianalisa bahwa produk tersebut akan membawa keuntungan. Maka langkah selanjutnya produsen harus mulai mengembangkan produknya agar lebih menarik pelanggan dan kemudian menguji pemasarannya dengan mulai meluncurkannya di pasar. Setelah mendapat reaksi positif dari para tester dan menganalisa kemungkinan keuntungan yang kemudian ia memutuskan harga yang cocok untuk MISU tersebut. Ibu endang semakin yakin untuk mamasarkan produknya di pasar. “Pertama kali MISU dipasarkan penyajiannya menggunakan cup plastik sederhana dengan satu rasa yaitu original, sekarang MISU sudah memakai cup karton berwarna kuning dengan mereknya “MISU” serta bertambah aneka rasanya” jelas kak Nadya. Dari penjelasan yang demikian dari kak Nadya, maka dapat dilihat bahwa langkah selanjutnya setelah analisis bisnis Iu Endang mengembangkan produknya dengan cara mengganti cup yang digunakannya. Selain itu rasa yang tersedia juga bertambah, kini MISU dapat dibeli dengan rasa original, green tea, strawberry, blueberry, duria, chocolate mousse, dan rasa terbaru bulan ini yaitu cofee cream. Setelah itu baru diluncurkan di pasaran seperti medisplay di warung steak anaknya.

(5)

KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait