• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Zat Warna Antosianin dalam K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Zat Warna Antosianin dalam K"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PEMANFAATAN ZAT WARNA ANTOSIANIN DALAM KULIT BUAH DUWET (SYZYGIUM CUMINI) PADA DYE SENSITIZER SOLAR CELL

(DSSC)

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

DIUSULKAN OLEH:

1. Hultia Hariani : E1M 010 015 /2010 2. Nabilah : E1M 010 023 /2010 3. Samsul Bahri : E1M 010 037 /2010 4. Dewi Apriliani : E1Q 011 007 /2011

UNIVERSITAS MATARAM MATARAM

(2)

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan zat warna antosianin dalam kulit buah duwet (syzygium cumini) pada Dye Sensitizer Solar Cell (DSSC)

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM- GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Hultia Hariani

b. NIM : E1M 010 015

c. Jurusan : Pendidikan Kimia

d. Universitas / Institu t/ Politeknik : Universitas Mataram e. Alamat Rumah dan No Tel ./ HP : Pejeruk bangket, Ampenan

/087763488352

f . Alamat email :

TIASKLODOWSKA@ya hoo.co.id

4. Anggota Pelaksana Kegiatan / Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Drs. Agus Abhi Purwoko, M.Sc, Ph. D.

b. NIDN : 0023085905

c. Alamat Rumah dan No Tel ./ HP : Jl. Segara Anak III/30 Pagutan Permai /081933175159

Mataram, 10 Maret 2013

Menyetujui,

Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana

( Drs. L. Furkan Mahdan, M. Pd.) ( Hultia Hariani ) NIP. 19520616 198203 1 002 NIM. E1M 010 015

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allaah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan tertulis yang berjudul “Pemanfaatan Zat Warna Antosianin dalam Kulit Buah Duwet (syzygium cumini) pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) ini.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs Agus Abhi Purwoko, M. Sc, P. hd, selaku dosen pembimbing penulisan karya tulis ini.

2. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu menjadi motivasi untuk terus berprestasi salah satunya melalui penulisan karya tulis ini.

3. Berbagai belah pihak yang memiliki andil untuk menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan dari karya tulis ini. Penulis juga berharap karya tulis ini bisa bermanfaat sebagaimana mestinya.

Mataram, 10 Maret 2013

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan... ...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...iii

Ringkasan Karya Tulis...1

PENDAHULUAN...1

Latar Belakang Masalah...1

TUJUAN DAN MANFAAT...3

Tujuan...3

Manfaat...3

GAGASAN...3

Kondisi Kekinian...3

Solusi...3

Pihak-Pihak yang dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan...5

Langkah-langkah strategis...5

KESIMPULAN...6

Gagasan yang Diajukan...6

Teknik Implementasi Gagasan yang diajukan...6

Prediksi Hasil yang akan diperoleh...6

Daftar Pustaka

(5)

PEMANFAATAN ZAT WARNA ANTOSIANIN DALAM BUAH DUWET (SYZYGIUM CUMINI) PADA DYE SENSITIZER SOLAR CELL (DSSC)

Hultia Hariani, Nabilah, Samsul Bahri, Dewi Apriliani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Jl. Majapahit No 62 Mataram

RINGKASAN

Tentu di antara kita pernah merasakan bagaimana rasanya ketika tidak ada listrik. Misalnya pada saat pemadaman bergilir. Di daerah-daerah pelosok juga masih banyak yang belum mendapatkan layanan listrik dengan alasan daerah tersebut sulit untuk dijangkau. Hal ini masih belum seberapa, berdasarkan analisa International Energy Agency (IEA) menyatakan bahwa menyalakan lampu akan sulit pada tahun 2030 nanti. Oleh karena itu dibutuhkan suatu energi alternatif yang tak terbatas untuk mengatasi krisis energi ini.

Energi matahari merupakan sumber energi tak terbatas. Telah dikembangkan sebelumnya suatu teknologi energi alternatif yang memanfaatkan energi matahari. Seperti solar sel konvensional. Dengan alasan untuk mendapatkan energi dengan fabrikasi yang lebih mudah dan murah kemudian dikembangkan menjadi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) oleh Professor Michael Grätzel dimana digunakan suatu dye sensitizer yang terbuat dari senyawa organologam Ruthenium Complex. Menjadi suatu permasalahan lagi ternyata senyawa ruthenium complex ini sulit disintesis dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga fabrikasi dari perangkat DSSC masih membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu dikembangkan suatu dye sensitizer yang berasal dari ekstrak buah dan tanaman.

Beberapa dye sensitizer organik yang pernah digunakan sebelumnya diantaranya buah naga, anggur, blueberry dan masih banyak lagi yang lainnya. Kami mencoba memberikan suatu gagasan baru untuk menggunakan kulit buah duwet (syzygium cumini) sebagai dye sensitizer organik. Buah duwet (syzygium cumini) bisa dikatakan salah satu komoditi di Lombok. Akan tetapi belum bisa dikatakan sebagai komoditi unggulan layaknya jagung dan rumput laut. Hal ini dikarenakan belum ada pemanfaatan yang maksimal untuk buah duwet ini. Hanya sebagian kecil dari buah duwet ini yang dimanfaatkan hanya sebagai konsumsi biasa. Sehingga sisanya tentu masih dalam jumlah yang cukup banyak tersebut terbuang sia-sia dan pada akhirnya menimbulkan masalah lingkungan.

Oleh karena itu akan menjadi suatu strategi meningkatkan nilai dari buah duwet itu sendiri ketika dimanfaatkan sebagai dye sensitizer organik. Bukan hanya itu, dye sensitizer organik dari buah duwet ini juga pasti akan lebih murah mengingat harga buah duwet yang bisa dikatakan sangat murah dipasaran. Terlebih lagi kandungan antosianin yang cukup tinggi terdapat pada kulit buah duwet dibandingkan buah yang sebelumnya dijadikan sebagai dye sensitizer. Sehingga didapatkan suatu teknologi energi alternatif yang mudah, murah, ramah lingkungan, dan tak terbatas. Tentunya diharapakan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan gagasan ini.

(6)

Latar Belakang

Kebutuhan energi yang semakin meningkat seiring dengan menipisnya persediaan energi. Berdasarkan analisa International Energy Agency (IEA), menyalakan lampu akan sulit pada tahun 2030 nanti. Juga dinyatakan bahwa sedikitnya dunia harus membangun 20 pembangkit listrik tenaga nuklir, 20 pembangkit tenaga air, 3000 pembangkit matahari dan 30 pembangkit tenaga batubara dalam 20 tahun kedepan agar penduduk dunia masih bisa menikmati listrik pada malam hari.

Jumlah pembangkit matahari jauh lebih banyak dibutuhkan dibandingkan pembangkit energi yang lain. Hal ini cukup wajar mengingat sel surya merupakan sumber energi yang tak terbatas jumlahnya. Sampai saat ini pembangkit matahari belum dikembangkan secara optimal di Indonesia. Kita masih menggantungkan sumber energi pada bahan bakar fosil yang sudah kita ketahui bersama bahwa bahan bakar fosil itu terbatas dimana proses pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sebagai pengetahuan umum, energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Sedangkan suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x1017 Watt. Jumlah energi tersebut setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0.1 % saja permukaan bumi dengan perangkat solar sel yang memiliki efisiensi 10 % sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia (Yuliarto, 2006).

Sementara di negara kita Indonesia pembangkit matahari belum dikembangkan secara optimal. Padahal sel surya sangat cocok dikembangkan di Indonesia mengingat letaknya yang sangat strategis yaitu berada di garis khatulistiwa, dimana intensitas sinar matahari yang diterima cukup besar. Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari dengan total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per meter persegi per hari, dibandingkan dengan Jepang yang total intensitas penyinarannya hanya 150-180 Wh per meter persegi perhari. Di samping itu, karena letaknya di khatulistiwa, matahari di Indonesia bersinar sekitar 2.000 jam per tahun (Suherdiana, 2008).

Solar sel konvensional merupakan salah satu aplikasi dari pemanfaatan sel surya. Akan tetapi solar sel konvensional ini untuk fabrikasinya tidak mudah dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi (Sahat Marthua Reynard Nadeak, Diah susanti, 2012). Oleh karena itu untuk mendapatkan sumber energi yang lebih mudah dan murah mari beralih ke Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Dengan memanfaatkan zat antosianin buah dan tanaman sebagai dye sensitizer nya tentu akan semakin menurunkan biaya dari fabrikasi perangkat dari solar sel itu sendiri.

(7)

(Wongcharee et.al., 2006), buah delima (Sirimanne et.al., 2006), buah bunni (Pangestuti, 2009) dan kol merah (Anggraini, 2009). Dye dari ubi jalar ungu, kunyit, dan wortel (Hardely dkk, ) juga dari ekstrak buah naga (Sahat Marthua Reynard Nadeak, Diah susanti, 2012).

Kenampakan kulit buah duwet masak berwarna ungu kehitaman menunjukkan adanya kandungan antosianin. Buah duwet mengandung antosianin yaitu sianidin, petunidin, dan malvidin ramno-glikosida (Unus dkk, 2005). Buah duwet ini juga termasuk jenis tanaman yang tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan di Indonesia mengingat kondisi geografis daerah-daerah di indonesia yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini. Namun selama ini buah duwet hanya dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya untuk dikonsumsi sehari-hari. Belum ada pemanfaatan buah duwet yang dapat memberikan nilai lebih yang signifikan terhadap buah duwet ini. Apabila ekstrak kulit buah duwet ini dapat dimanfaatkan sebagai dye sensitizer organik, tentunya akan memberikan nilai lebih dari buah ini. Terlebih lagi jika buah hitam yang masam ini ternyata dapat membantu mengatasi krisis energi yang melanda negara kita tercinta Indonesia.

Tujuan

Memperoleh sumber energi alternatif dengan daya tahan lebih lama melalui pengaplikasian antosianin sebagai dye sensitizer organik yang berasal dari kulit buah duwet(Syzygium cumini).

Manfaat

Kami berharap gagasan ini dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran yang dapat mendorong lahirnya penelitian lebih lanjut mengenai pengaplikasian antosianin sebagai dye sensitizer organik yang berasal dari kulit buah duwet (Syzygium cumini). Sehingga masyarakat dapat dengan mandiri bisa memfabrikasi sumber energi yang ramah lingkungan dan ekonomis.

GAGASAN Kondisi Kekinian

Kebutuhan akan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber- sumber energi alternatif. Tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini diprediksikan akan meningkat sebesar 70% antara tahun 2000 sampai 2030 (Quan, 2006). Akan tetapi sampai saat ini belum ada energi alternatif yang mampu mengatasi permasalahan krisis energi ini secara signifikan.

(8)

Solusi yang Pernah ditawarkan Sebelumnya

Pemanfaatan sel surya untuk mengatasi permasalahan krisis energi ini sudah pernah coba dilakukan. Solar sel konvensional misalnya. Namun karena pada keseluruhan prosesnya membutuhkan silikon Si, sementara silikon merupakan suatu logam yang cukup mahal sehingga fabrikasi dari solar sel ini juga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Kemudian untuk mengatasi itu muncullah gagasan baru Sel Surya Pewarna Tersensitisasi (SSPT) atau Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) yang pertama kali ditemukan oleh Professor Michael Grätzel pada tahun 1991 dan dipatenkan dengan nama Grätzel Cell. Pada percobaan, molekul dye yang digunakan adalah senyawa organologam Ruthenium Complex. Molekul dye ini memiliki efisiensi yang cukup tinggi yaitu 10.6%. Namun, ketersediaan dan harganya cukup mahal sehingga tetap memakan biaya produksi yang cukup mahal. Adapun solusi yang telah ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan beralih ke molekul dye organik yang terbuat dari ekstrak tanaman dan buah-buahan.

Ada beberapa dye organik yang pernah ditawarkan sebelumnya dengan kandungan antosianinnya, seperti elderberries memiliki antosianin sebesar 2-10 mg/g, blueberry sebesar 1,10-1,90 mg/g, capulin sebesar 0,32 mg/g, rosella sebesar 15 mg/g, Vacciniun corymbosum L sebesar 0,93-2,35 mg/g, blackberry sebesar 0,83-3,26 mg/g, apel sebesar 0,01-0,10 mg/g, peach sebesar 0,05 mg/g, strawberry sebesar 0,07-0,75 mg/g, plum sebesar 0,05 mg/g, Bridle dan Timberlake,1997; Prior et al,1998;Galindo et al.,1999;Anonim,2007).

Sementara untuk permasalahan yang ditimbulkan oleh buah duwet (syzygium cumini) belum ada solusi yang ditawarkan untuk mengatasinya, khususnya di Lombok.

Kondisi kekinian yang bisa dapat diperbaiki Melalui Gagasan yang diajukan Bila diperhatikan buah dan tanaman yang digunakan sebagai dye sensitizer pada solusi sebelumnya merupakan buah dan tanaman high class. Kami mengatakan demikian karena buah dan tanaman tersebut terbilang mmemiliki harga yang lumayan bersaing dengan makanan pokok dipasaran. Juga sudah banyak pemanfaatnnya dibidang industri selain digunakan sebagai dye organik. Sehingga apabila dijadikan sebagai dye organik tentunya akan tetap memakan biaya yang cukup mahal. Padahal kita menginginkan suatu teknologi energi alternatif yang dapat mengatasi krisis energi ini tanpa harus membebani masyarakat dengan mengeluarkan biaya yang mahal. Sudah terlalu banyak kesusahan yang dialami oleh masyarakat kita di-Indonesia yang disebabkan oleh masalah biaya kehidupan.

Oleh karena itu, kami mencoba memberikan suatu gagasan untuk menutupi kekurangan dari teknologi sel surya yang dimanfaatkan sebagai sumber energi yang tidak terbatas mudah, murah, ramah lingkungan dan tidak terbatas (renewable). Gagasan ini bisa dibilang merupakan modifikasi dari solar sel yang sudah ada sebelumnya. Lebih khusus lagi pada dye sensitizer nya. Gagasan kami yaitu membuat dye sensitizer organik dari kulit buah duwet (syzygium cumini).

(9)

buah dan tanaman yang pernah ada sebelumnya seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya di atas. Sehingga Dye sensitizer organik dari kulit buah duwet ini dapat menjadi dye sensitizer yang lebih murah, efisien, dan ramah lingkungan ketika diaplikasikan pada Dye Sensitizer Solar Cell (DSSC) yang merupakan suatu perangkat sumber energi yang memanfaatkan sumber energi tak terbatas sel surya atau energi matahari.

Pihak-Pihak yang dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan

Gagasan ini tak dapat berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Adapun kiranya pihak-pihak dapat mengimplementasikan gagasan ini, diantaranya:

Peneliti

Para peneliti bisa melakukan penelitian lanjutan mengenai ini. Sehingga diharapkan dapat menemukan suatu energi alternatif terbarukan yang lebih mudah, murah dan tak terbatas (renewable).

Industri

Industri adalah pelaku utama yang menjembatani temuan-temuan teknologi para peneliti kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Atau dengan kata lain, industri berperan mengubah engineering frontier (teknologi yang tersedia di laboratorium) menjadi economic knowledge (teknologi bernilai ekonomi) dalam bentuk produk. Industri dapat berkerja sama dengan petani untuk mendapatkan buah duwet yang sesuai untuk diproduksi sebagai dye.

Petani

Buah duwet bisa menjadi salah satu pilihan yang bisa diperhitungkan untuk ditanam. Mengingat jika penelitian tentang ini berhasil tentunya akan meningkatkan mutu dari buah duwet ini sehingga akan memiliki nilai lebih dipasaran.

Langkah-Langkah Strategis

Gagasan kami untuk mengatasi permasalahan energi adalah dengan beralih pada sumber energi terbarukan tak terbatas yang berasal dari energi matahari yang diaplikasikan pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan dye sensitizer yang berasal dari kulit buah duwet (syzygium cumini). Langkah pertama yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dilakukan suatu penelitian lebih lanjut mengenai dye sensitizer organik yang berasal dari kulit buah duwet ini. Selanjutnya yaitu dengan berkerjasama dengan petani untuk membudidayakan buah duwet dengan kualitas yang sesuai untuk dijadikan sebagai dye sensitizer. Untuk mendapatkan produk perangkat solar sel dengan dye sensitizer dari kulit buah duwet dengan jumlah yang cukup besar, perlu diadakan kerja sama juga dengan industri yang berkompeten akan itu. Langkah terakhir yang tak boleh terlupakan yaitu bagaiamana sosialisasi kepada masyarakat akan energi terbarukan yang mudah, murah, tak terbatas dan ramah lingkungan.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

(10)

yang masih melanda sampai saat ini. Solar sel konvensional merupakan salah satu aplikasi dari pemanfaatan sel surya. Akan tetapi solar sel konvensional ini untuk fabrikasinya tidak mudah dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan sumber energi yang lebih mudah dan murah mari beralih ke Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Dengan memanfaatkan zat antosianin buah dan tanaman sebagai dye sensitizer nya tentu akan semakin menurunkan biaya dari fabrikasi perangkat dari solar sel itu sendiri.

Dengan tujuan mengatasi permasalahan lingkungan yang berasal dari buah duwet, kami memiliki gagasan untuk membuat dye sensitizer nya dari kulit buah duwet yang ternyata memiliki kandungan antosianin yang cukup tinggi dibandingkan buah dan tanaman yang sebelumnya digunakan sebagai dye sensitizer. Sehingga diharapkan dapat menjadi suatu terobosan baru untuk sumber energi terbarukan yang mudah, murah, ramah lingkungan dan tak terbatas (renewable).

Teknik Implementasi yang akan dilakukan

Teknik yang akan dilakukan penulis untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah dengan menjalin kerja sama dengan peneliti, petani, industri dan masyarakat tentunya. Tindakan pengimplementasian yang paling penting yaitu bagaimana sosialisasi kepada masyarakat tentang energi terbarukan Dye Sensitized Solar cell dengan pemanfaatan zat antosianin dalam kulit buah duwet ini merupakan sumber energi yang mudah dan murah untuk didapatkan, juga tak menghasilkan polusi seperti sumber energi fosil yang selama ini dikonsumsi. Masyarakat juga tak perlu khawatir akan kelangkaan sumber energi terbarukan ini karena sumber energi terbarukan ini berasal dari sumber energi tak terbatas energi matahari.

Prediksi Hasil yang Akan Diproleh

Kulit buah duwet memiliki potensi untuk dijadikan sebagai dye-sensitizer organik. Dye dari buah duwet ini bisa menjadi salah satu alternatif dye organik yang lebih efektif dan efisien. Sehingga dapat tercipta suatu sumber energi terbarukan yang mudah, murah, ramah lingkungan dan tak terbatas yang pada akhirnya bisa membantu masalah krisis energi yang masih melanda dunia sampai saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S., 2007, Biomimicry in Solar Energy Conversion With natural Dye Sesnsitized Nanocrystalline Phitivotaic Cells, Department of Chemistry and Biochemistry Obelin College, Ohio, 4-6.

Anggraini, Laila. 2009. Pembuatan Dye Sensitized Solar-Cell Dengan Memanfaatkan Sensitizer Ekstrak Kol Merah, Jurusan kimia, Universitas Diponegoro, Semarang.

Bridle, P. dan Timberlake, C.F. 1997. Anthocyanin as Natural Food colours Selected Aspects. Food Chemistry. Vol. 58 (1 – 2), pp 103 – 109.

(11)

Grätzel, Michael, 2003, Dye-Sensitised Solar Cells, journal of Photochemistry and Photobiology, Vol.4, 145-153.

Leimena, B. B., 2008. Karakterisasi Dan Purifikasi Antosianin Pada Buah Duwet (Syzygium cumini). Jurusan Ilmu dan Teknologi pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Maddu,A. M.Zuhri. dan Irmansyah, 2007, Penggunaan Ekstrak Antosianin Kol Merah Sebagai Fotosentizer Pada Sel Surya TiO2 Nanokristal Tersentisasi Dye, Departemen FISIKA FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nadeak, S. M. R., and Susanti, Diah., 2012,Variasi Temperatur dan Waktu Tahan Kalsinasi terhadap Unjuk Kerja Semikonduktor TiO2 sebagai Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)dengan Dye dari Ekstrak Buah Naga Merah,Jurnal Teknik ITS, Vol. 1, 81-86.

Pangestuti, D.L., 2009, Pembuatan Dye-Sensitized Solar Cell dengan Sensitizer Antosianin dari Buah Buni, Jurusan Kimia, Universitas Dipinegoro, Semarang.

Prior, R. L., G. Cao, A. Martin, E. Sofic, J. McEwen, C. O’Brien, N. Lischner, M. Ehlenfeldt, W. Kalt, G. Krewer, dan C. M. Mainland. 1998. Antioxidant Capacity As Influenced by Total Phenolic and Anthocyanin Content, Maturity, and Variety of Vaccinium species. J. Agric. Food Chem 46: 2686-2693.

Quan Vo Anh (2006), Degradation of the solar cell dye sensitizer N719 Preliminary building of dye-sensitized solar cell , Tesis Master, Roskilde university, Denmark.

Sari, Puspita., Agustina, Fitriyah., Komar, Mukhamad., Unus, Fauzi, Mukhamad., dan Lindriati, Triana., 2005, Estraksi dan Stabilitas Antosianin dari Kulit buah Duwet (Syzygium cumini), Jurnal Teknol dan Industri Pangan, Vol. XVI No 2, 142-146.

Sirimanne, P.M., Senevirathna, M.K.I., Premalal, E.V.A., Pitigala, P.K.D.D.P., sivakumar, V., and Tennakone, K., 2006, Utilization of natural Pigment Extracted from Pormegranate Fruits as Sentizer in Solid-State Cells, Jurnal Photochemistry and Photobiology, Vol. 177, 324-327.

Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel. 1997. Prosea. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wongcharee, K. V. Meeyoo. S. Chavadej, 2007, Dye-Sensitized Solar Cell Using Natural Dyes Extracted From Rosella and Blue Pea Flowers, department of Chemical Engineering, Mahanakom University of Technology.

(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Hultia Hariani

Tempat, Tanggal Lahir : Pancor, 10 Desember 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan : 1. SD Negeri 01 Pancor : 2. Mts Mu’allimat NW Pancor : 3. MA Mu’allimat NW pancor

: 4. Mahasiswa Semester VI Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram

Nama Orang Tua

Ayah : Mashardi (Almarhum) Ibu : Nur’aini, A. Ma. Pd. Pekerjaan Orang Tua

Ayah : -

Ibu : Guru (PNS)

Status dalam Keluarga : Anak ke-2 dari 3 bersaudara

Pengalaman Menulis : Artikel Ilmiah OSN Pertamina 2012

Mataram, 10 Maret 2013

Ketua Pelaksana,

Hultia Hariani

(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nabilah

Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 4 Juni 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan : 1. SD Negeri 05 Ampenan

: 2. SMP Islam Diponegoro, Surakarta : 3. SMA Islam Diponegoro, Surakarta

: 4. Mahasiswa Semester VI Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram

Nama Orang Tua

Ayah : Drs. Hasan Mulachela Ibu : Dra. Nawirah Ali Mulachela Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Wiraswasta Ibu : Wiraswasta

Status dalam Keluarga : Anak ke-1 dari 3 bersaudara Pengalaman Menulis : -

Mataram, 10 Maret 2013

Anggota Pelaksana,

Nabilah

NIM. E1M 010 023

(14)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dewi Apriliani Tempat, Tanggal Lahir : Alas, 1 April 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan : 1. SD Negeri 07 Alas : 2. SMP Negeri 01 Alas : 3. SMA Negeri 01 Alas

: 4. Mahasiswa Semester IV Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram

Nama Orang Tua

Ayah : Ariefin

Ibu : Aisyah

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Status dalam Keluarga : Anak ke-3 dari 5 bersaudara Pengalaman Menulis : -

Mataram, 10 Maret 2013

Anggota Pelaksana,

Dewi Apriliani

NIM. E1Q 011 007

(15)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Samsul Bahri

Tempat, Tanggal Lahir : Benyer, 22 November 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan : 1. SD Negeri 04 Peringgabaya : 2. SMP Negeri 01 Peringgabaya : 3. SMA Negeri 01 Peringgabaya

: 4. Mahasiswa Semester VI Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram

Nama Orang Tua

Ayah : Salahuddin, S. Pd

Ibu : Sumarti

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : PNS

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Status dalam Keluarga : Anak ke-2 dari 5 bersaudara Pengalaman Menulis : -

Mataram, 10 Maret 2013

Anggota Pelaksana,

Samsul Bahri

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan penambahan gula pasir memberikan pengaruh terhadap mutu sirup kulit nanas, meliputi rasa, warna, aroma, kekentalan, serta kadar sukrosa. dengan sifat

Dalam pelaksanaan Initial Publik Offering (IPO) atau disebut penawaran Umum, sesungguhnya sebuah perusahaan bisa saja menerbitkan efeknya tanpa

Pendekatan yang digunakan pun telah sesuai dengan KTSP sehingga dapat menjadi tauladan bagi mahasiswa praktikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang baik di sekolah. Beliau

Kepentingan ekonomi Perancis kembali dalam struktur komando NATO adalah untuk mengamankan investasi Perancis di luar negeri karena investasi Perancis di luar negeri pada

Dalam aspek sosial (Gambar 5), perusahaan dan pemerintah sepakat bahwa yang harus diutamakan adalah membangun pemahaman masyarakat mengenai upaya penurunan laju

a) Dari data yang ada, peranan komputer sangat penting dalam pengolahan data dan dapat memberikan informasi yang akurat. Komputer dipandang perlu karena komputer

• Bila suku bunga tinggi pendapatan rendah konsumsi tetap, maka tabungan rendah. • Bila suku bunga rendah, pendapatan tinggi konsumsi tinggi maka

Souvenir pernikahan yang unik dengan berbagai macam bentuk dan model yang bisa berfungsi untuk tempat perhiasan, bros, peniti dan lain-lainnya.. Terbuat dari bahan tanah liat