• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ADAT ISTIADAT KOTA BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ADAT ISTIADAT KOTA BLITAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa, dan Samudera Hindia (Pulau Sempu, dan Nusa Barung).

Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.

Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor, dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo, dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.

Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak, dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.

(2)

Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.

Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua kabupaten yaitu, Bondowoso, dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui.

Kebudayaan, dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Nganjuk), dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit, dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.

Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya, dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.

Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang), dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta, dan Yogyakarta.

Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.

Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan, dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.

(3)

pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah sejarah kota Blitar ?

2. Apa saja wisata budaya yang terdapat di kota Blitar ? 3. Apa saja ragam budaya unik khas Blitar ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejarah kota Blitar.

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH KOTA BLITAR

Blitar adalah kota kecil di Jawa Timur 60 km sebelah barat kota Malang dan 40 km sebelah timur kota Kediri 30 km sebelah utara Tulungagung. Kota yang tidak terlalu popular, kecuali sebagai Makam Proklamator “Soekarno” dan Gunung KELUD nya mungkin sedikit terkenal dengan “pecel blitar” nya. Kota Blitar punya banyak sebutan sebutan. Ia terkenal sebagai Kota Patria , Kota Lahar, dan Kota Proklamator. Selain itu kota blita juga di juluki dengan Kotaparaja Blitar yang sudah memiliki lambang daerah sendiri. Lambang itu bergambar sebuah gunung dan Candi Penataran, dengan latar belakang gambar berwarna kuning kecoklatan di belakang gambar gunung –yang diyakini menggambarkan Gunung Kelud dan berwarna biru di belakang gambar Candi Penataran. Alasan yang mendasarinya adalah Blitar selama ini identik dengan Candi Penataran dan Gunung Kelud. Sehingga, tanpa melihat kondisi geografis, lambang Kotapraja Blitar pun mengikuti identitas itu. Sedangkan,

(5)

April 1906. Di kota ini pulalah disemayamkan Bung Karno, Sang Proklamator, Presiden Pertama RI sekaligus pemikir besar dunia.

Sejarah besar Indonesia lainnya juga tercatat di kota ini. Sebelum dicetuskannya proklamasi, tempat ini telah menyerukan kemerdekaan Indonesia yang diikuti dengan pengibaran Sang Merah Putih yang akhirnya berujung pada Pemberontakan PETA oleh Sudanco Supriyadi. Bahkan di salah satu sudut kota ini yakni Candi Penataran, konon merupakan lokasi di mana Mahapatih Gadjahmada yang tersohor menggaungkan Sumpah Palapa yang menjadi cikal bakal penting berdirinya negara Indonesia pada masa-masa setelahnya.

Di luar nilai historis yang tak perlu diragukan lagi, yaitu bahwa Blitar ternyata juga memiliki ragam budaya unik mulai dari kuliner hingga kerajinan tangannya. wisata kuliner semua ada. Kalau wisata belanja (shoping) memang bukan di kota Blitar tempatnya, kecuali mau beli jajan pasar seperti tiwul, sompil, kicak, gatot, lopis, gethuk, ketan, jenang grendul, jenang sumsum, cenil, sawut, wajik, jadah, dll. di Blitar tempatnya. Dalam tulisan singakat ini akan diuraikan lebih rinci lagi mengenai beberapa wisata budaya kota Blitar beserta budaya-budaya unik yang ada di Blitar.

B. WISATA BUDAYA BLITAR

Kota Blitar juga dikenal dengan sebutan Kota Patria , Kota Lahar dan Kota Proklamator secara legal-formal didirikan pada tanggal 1 April 1906. Dalam perkembangannya kemudian momentum tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi kota Blitar. Walaupun status pemerintahannya adalah Pemerintah Kota, tidak serta-merta menjadikan mekanisme kehidupan masyarakatnya seperti yang terjadi dikota -kota besar. Memang ukurannya pun tidak mencerminkan sebuah kota yang cukup luas. Level yang dicapai kota Blitar adalah sebuah kota yang masih tergolong antara klasif ikasi kota kecil dan kota besar. Secara faktual sudah bukan kota kecil lagi, tetapi juga belum menjadi kota besar.

(6)

1. Makam Ir. Soekarno

Makam Bung Karno, merupakan Makam Presiden Pertama Indonesia yang terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. awa Timur. Makam Bung Karno, didampingi pada kiri kanan oleh Makam Ayahanda “ R. Soekani Sosrodiharjo” dan makam Ibunda “Ida Aju Njoman Rai”.

Memasuki Makam ini dimulai dari sebuah gapura Agung yang menghadap ke selatan. Bangunan utama disebut dengan Cungkup Makam Bung Karno. Cungkup Makam Bung Karno berbentuk bangunan Joglo, yakni bentuk seni bangunan jawa yang sudah dikenal sejak dahulu. Cungkup Makam Bung Karno diberi nama Astono Mulyo. Diatas Makam diletakkan sebuah batu pualam hitam bertuliskan : "Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia."

Kawasan wisata ini terdiri dari beberapa lokasi antara lain: 1) lokasi Perpustakaan Bung Karno yang merupakan Perpustakaan Riwayat Perjuangan Bung Karno dan sekaligus sebagai pusat studi terpadu; 2) lokasi Musium Bung Karno yang banyak menyimpan barang-barang yang berkaitan dengan Bung Karno, lukisan-lukisan Bung Karno (seperti lukisan Bung Karno yang bisa berdetak dengan sendirinya), dan beberapa koleksi mata uang Indonesia kuno (beberapa koleksi uang kertas Bung Karno mampu menggulung dengan sendirinya); 3) lokasi Lapangan Teater yang kerap digunakan untuk berbagai pementasan seni budaya dan pagelaran layar lebar; 4) lokasi Makam Bung karno itu sendiri; dan 5) lokasi penjualan barang-barang khas Bung Karno (Pasar Murah) yang menjual berbagai assesoris dan baju dengan tema Bung Karno serta juga menjual beberapa barang kesenian khas Blitar.

Kawasan wisata ini setiap harinya ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik. Ada yang sekedar jalan-jalan dan ada pula yang melakukan ziarah makam.

(7)

Perpustakaan bertaraf internasional ini terletak di sebelah selatan manyatu dengan kompleks Makam Bung Karno yaitu di Jalan Kalasan no. 1 Blitar. Perpustakaan Proklamator BK dikelola oleh Perpustakaan Nasional RI melalui UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno (PPBK) di Kota Blitar. Di samping bangunan perpustakaan, PPBK ini diisi dengan 2 karya seni yang berupa patung Bung Karno yang terletak di tengah gedung A lantai 1, serta dinding relief berisi perjalanan hidup Bung Karno yang membentang di pinggir kolam dari arah perpustakaan kea rah makam.

Relief yang ada di dinding tersebut menceritakan tentang Bung Karno di masa muda, di masa perjuangan, serta di masa tuanya. Dengan adanya Perpustakaan Proklamator Bungkarno di kota Blitar ini merupakan icon yang sangat strategis, selain menambah sumberdaya yang ada di Kota Blitar juga strategis dalam rangka mewujudkan nation dan building Indonesia. Fungsi Perpustakaan Proklamator Bung Karno sebagai pusat study nantinya akan memberikan sumbangan pada pembangunan manusia Indonesia dengan kontribusi berupa “wisdom of the fast” yang di gali dari gagasan Bung Karno dari hasil kajian pada umumnya.

3. Sumber Udel

Taman Air Sumberudel berlokasi di Jl Kali Brantas, Kelurahan Bendo, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Taman Air Sumberudel yang diresmikan kembali oleh Walikota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 ini telah direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun. Dahulu Taman Air ini lebih populer disebut dengan sebutan Pemandian Tirtajati.

Pemandian Sumber Udel mempunyai standart Nasional karena mempunyai 2 (dua) jenis kolam renang, yaitu kolam renang untuk anak-anak dan kolam renang untuk orang dewasa. Kolam renang "Sumber Udel" ini juga mempunyai beberapa fasilitas, antara lain :

- Tempat mainan anak-anak

- Panggung gembira dengan tampilan kesenian Khas Blitar setiap

bulan

- Pesewaan dan penitipan alat-alat renang.

(8)

Kebun Rojo Merupakan taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada dikompleks Rumah Dinas Walikota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum/ wisatawan secara gratis. Ditaman tersebut terdapat beberapa jenis hewan yang sengaja dipelihara didalam satu kawasan khusus seperti rusa, monyet dan burung Merak.

Ditempat ini juga tersedia fasilitas bermain anak, tempat bersantai, patung hewan dan ornamen-ornamen yang melekat pada areal panggung apresiasi untuk para seniman dengan latar belakang tugu peringatan Satu Abad Bung Karno. Ditengah –tengah kawasan Kebon Rojo terdapat air mancur dan berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.

5. PIPP

Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar merupakan sentral layanan informasi dan komunikasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan dan layanan informasi tentang priwisata. Saat ini PIPP Kota Blitar dikelola dan dipublikasikan melalui UPTD Pusat Informasi Pariwisata dan perdagangan Kota Blitar yang merupakan lembaga teknis dibawah naungan Dinas Informasi, Komunikasi dan Pariwisata Daerah Kota Blitar. Didalam eksistensi dan pengembangannya, PIPP Kota Blitar menjadi sarana publikasi pariwisata dan potensi daerah secara bersama – sama antara Kota Blitar beserta daerah sekitarnya.

6. Makam Ariyo Blitar

Makam Adipati Arya Blitar terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Adipati Arya Blitar atau Adipati Nila Suwarna adalah adipati pertama di Kadipaten Arya Blitar (sebutan Kota Blitar dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit hingga kekuasaan Kraton Surakarta Hadiningrat). Beliau adalah tokoh yang berpengaruh dalam pendirian Kadipaten Arya Blitar.

Pada umumnya Makam Adipati Arya Blitar ramai dikunjungi pada Bulan Suro dan juga setiap malam Jum’at Legi. Kebanyakan wisatawan mengunjungi makam ini untuk berziarah.

(9)

Monumen Blitar yang dimaksud adalah monument Supriyadi merupakan monumen yang dibangun untuk mengenang peristiwa pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh Shodanco Supriyadi melawan tentara Jepang. Monumen ini dibangun di depan bekas markas PETA. Awalnya pada monumen ini hanya dibangun sebuah patung saja, namun sekarang telah dibangun 6 patung lagi. Untuk mengenang lebih dalam jasa-jasa para pahlawan PETA, setiap tahunnya di tempat ini selalu diselenggarakan pementasan Teater Pemberontakan PETA.

Tepat didepan monumen ini terdapat TMP (Taman Makam Pahlawan) Raden Wijaya, taman makam ini dibangun sebagai tempat pemakaman pahlawan-pahlawan bangsa yang berada di Blitar. Di dalam TMP Raden Wijaya juga terdapat Monumen Potlot. Walaupun Monumen Plotot hanyalah sebuah tiang bendera namun keberadaan monumen ini tidak dapat diabaikan begitu saja, karena di monument inilah Bendera Merah Putih untuk pertama kalinya dikibarkan oleh Shodanco Partohardjono dalam detik-detik pemberontakan pada tanggal 14 Februari 1945 di Kota Blitar.

8. Ndalem Gebang

Ndalem Gebang ( Rumah tinggal Bung Karno ) merupakan rumah tempat tinggal Orang tua Bung Karno. Rumah ini letaknya tidak jauh dari Makam Bung Karno kira-kira 2 km ke arah selatan, tepatnya di Jalan Sultan Agung No. 69 Kota Blitar. Rumah ini sebenarnya milik bapak Poegoeh Wardoyo suami dari Sukarmini, Kakak kndung Bung Karno. Selain ditempati oleh kedua orang tua Bung Karno, ditempat ini pula Sang Proklamator pernah tinggal ketika masa-masa remaja. Banyak sekali kenangan Bung Karno yang terukir di Kota Blitar. Seperti kebiasaan beliau pada sore hari yang suka jalan-jalan di 'Bon Rojo' dan ke luar masuk kampung di Bendogerit. Sepanjang perjalanan selalu diikuti anak-anak dan remaja, sambil bernyanyi-nyanyi dan bersenda gurau. Semakin lama jumlah pengiring yang menjadi "pasukan kecil" Bung Karno itu semakin banyak. Acara santai demikian biasanya diakhiri sampai di ndalem Gebang menjelang matahari terbenam.

(10)

Dimana Grebek Pancasila ini merupakan salah satu budaya blitar yang unik yang diadakan untuk memperingati hari lahirnya pancasila, yaitu 1 Juni.

C. RAGAM BUDAYA UNIK KHAS BLITAR

Kota Blitar selain mempunyai wisata budaya yang bagus, juga mempunyai beragam budaya yang unik dan khas. Yang masih sering dimunculkan mengenai rgam budaya Blitar yaitu Budaya Wayang Orang, Grebek Pancasila, PSP (Purnama seruling Penataran), dan Kirab Budaya.

1. Budaya Wayang Orang

Budaya Wayang Orang ini dimasa atau era sekarang sudah pudar bahkan hampir mati, namun seniman-seniman budaya yang ada di Kota Blitar tidak ingin budaya bangsa yang lahir sejak dulu itu punah.

Sebagaimana dalam wayang kulit, lakon yang biasa dibawakan dalam Wayang Orang juga bersumber dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana. Kesenian Wayang Orang yang hidup dewasa ini pada dasarnya terdiri dari dua aliran yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta. Perbedaan yang ada di antara dua aliran terdapat terutama pada intonasi dialog, tan, dan kostum.

Budaya wayang Orang ini juga telah banyak dikagumi oleh banyak orang dan selain itu dalam rangka melestarikan budaya wayang orang ini,juga ikut berpartisipasi untuk memeriahkan suatu acara, misalanya dalam acara pecan budaya kabupaten Kediri yang dilaksanakan setiap tanggal 30 juli di Simpang Lima Gumul, Wayang orang ini juga turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pada acara itu, wayang orang yang dibawakan oleh para seniman ini dalam kesempatan pecan Budaya Kediri itu ditampilkan dengan judul “Pergiwo Pergiwati” yang disutradari oleh Erwin dan diskenarioi olehLik Hir. 2. Grebek Pancasila

Kota Blitar, daerah yang tak lepas dari lembaran kisah sejarah perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pun memiliki begitu banyak tradisi lokal yang harus kita lestarikan, salah satunya adalah Grebeg Pancasila.

(11)

Masyarakat Blitar pun menggunakan tradisi Grebeg untuk memperingati secara khusus Hari Kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni, yaitu Grebeg Pancasila, yang menjadi satu kesatuan dalam rangkaian acara peringatan Bulan Bung Karno – bulan Juni.

Pancasila sebagai mahakarya dari pemikiran agung dan hasil refleksi Bung Karno selama masa-masa pengasingannya pun tak lepas dari perhatian masyarakat Blitar, khususnya para seniman.Pada masa itu nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia sering dilanggar, maka muncul kemudian hasrat untuk mempersatukan masyarakat Blitar khususnya dalam penegakan kembali nilai-nilai luhur Pancasila.

Pancasila sebagai mahakarya dari pemikiran agung dan hasil refleksi Bung Karno selama masa-masa pengasingannya pun tak lepas dari perhatian masyarakat Blitar, khususnya para seniman.Pada masa itu nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia sering dilanggar, maka muncul kemudian hasrat untuk mempersatukan masyarakat Blitar khususnya dalam penegakan kembali nilai-nilai luhur Pancasila.

Grebeg Pancasila bertujuan mengajak bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa, sekaligus menciptakan kedamaian, bukan kedamaian semu melainkan kedamaian yang tidak terperangkap dalam pengkotak-kotakan manusia berdasarkan suku, agama, profesi, status sosial, ekonomi, dan agar bangsa Indonesia tidak mudah hanyut dalam berbagai gelombang kehidupan.

Budaya Grebeg Pancasila merupakan salah satu ikon Kota Blitar yang akan menjadi kegiatan warga Kota Blitar rutin setiap tahun, yang juga diharapkan mampu menarik minat pengunjung/wisatawan. Selain itu dapat menyatukan masyarakat Blitar melalui acara Grebeg Pancasila yang melibatkan peran aktif masyarakat Blitar dari segala lapisan, mulai dari pelajar, wiraswasta, seniman, budayawan, pedagang, tukang becak, sopir angkutan umum, dan pegawai negeri.

(12)

dalam seluruh aspek kehidupan. Di balik perayaan Grebeg Pancasila terkandung nilai-nilai yang ingin diwujudkan, yaitu Nilai Politis, Nilai Ekonomi, dan Nilai Budaya.

- Nilai Politis: memperjuangkan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

- Nilai Ekonomi: melihat bahwa biaya yang digunakan untuk perayaan Grebeg Pancasila cukup besar, maka membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak dalam menyukseskan acara bersama tersebut.

- Nilai Budaya: memperjuangkan kelestarian budaya bangsa Indonesia yang telah menjadi ciri khas dan kebanggaan bangsa Indonesia karena adanya keanekaragaman tersebut.

Peran Grebeg Pancasila bagi masyarakat Blitar tampak jelas pada saat prosesi Grebeg Pancasila. Berikut ini adalah uraian mengenai prosesi Grebeg Pancasila.

a. Prosesi Grebeg Pancasila

Bedholan Grebeg

Bedholan Grebeg ialah persiapan upacara Grebeg Pancasila dengan mengambil benda-benda pusaka dari Istana Gebang menuju kantor walikota Blitar oleh pasukan Bregada Siji, Bregada Enem, dan Bregada Patang Puluh LimaBenda-benda pusaka yang dimaksud yaitu:

patung lambang NKRI (Garuda Pancasila),

foto Bung Karno, sebagai penggagas Pancasila, ideologi bangsa

Indonesia

bendera Merah Putih, sebagai bendera pemersatu bangsa Indonesia

teks pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 di depan Sidang BPUPKI,

sebagai cikal bakal Pancasila.

(13)

dengan ritual upacara di rumah Bungkarno (Istana Gebang) dilanjutkan pawai lampion menuju ke pelataran Kantor Kota Blitar.

Upacara Budaya

Upacara Budaya dilakukan pada tanggal 1 Juni pukul 07.00 sampai selesai dan berlokasi di Aloon-aloon kota Blitar. Upacara ini sekaligus memperingati hari lahir Pancasila. Upacara ini dirancang dengan gaya etik dan estetik namun tanpa meninggalkan kekhidmatan dan makna sebuah upacara. Ritus upacara ini diawali dengan Ladrang Grebeg Pancasila, kemudian Ketawang Ibu Pertiwi, disusul masuknya Gunungan Lima yang dibawa oleh Bregada Siji, Bregada Enem, dan Bregada Patang Puluh Lima yang diiringi dengan iringan gendhing Lancaran Bala Pancasila. Acara puncak dari upacara Budaya tersebut adalah Sabda Kawedhar, berupa amanat Grebeg Pancasila oleh pembina upacara, yaitu walikota Blitar. Pidato tahunan ini mengakhiri rangkaian upacara yang diikuti mesyarakat seluruh kelurahan di Blitar dan aparat pemerintahan maupun keamanan.

Kirab Gunungan Lima

Kirab Gunungan Lima merupakan penggambaran lima dasar Pancasila. Simbol itu dikawal oleh Bregada Siji, Bregada Enem, dan Bregada Patang Puluh Lima. Menurut budayawan KRT Sukardi Purwoyudho Nagoro, Gunungan Lima mempunyai filosofis tersendiri yang diharapkan dapat menjadi simbol akan tuntunan tingkah laku masyarakat. Gunungan tersebut berisi ontong (jantung pisang), kacang panjang, wortel, bawang merah bawang putih, jeruk dan cabe merah. Berikut ini adalah filosofis/makna dari bentuk Gunungan dan aksesorisnya.

1. Makna bentuk Gunungan

Bentuk Gunungan yang mengerucut melambangkan masyarakat Blitar yang bersatu padu, gotong-royong menuju pada satu titik, yaitu Tuhan Yang Mahakuasa.

2. Makna aksesoris yang ada pada Gunungan

(14)

a) Ontong (jantung pisang) yang berada dipuncak gunungan, mengingatkan akan perlunya hati yang bersih dan mengutamakan hati nurani yang tidak hanya mengandalkan otak dan kecakapan berbicara semata.

b) Kacang panjang yang tumbuh mengikuti lanjarannya (patokannya). Maknanya, bahwa semua tingkah laku manusia harus selalu mengikuti norma atau aturan yang berlaku. Dengan kata lain bahwa masyarakat hendaknya patuh terhadap hukum-hukum yang berlaku secara umum. c) Bawang merah-bawang putih, melambangkan eksistensi ayah dan ibu.

Dimana orang tua menjadi pusat hidup yang mengingatkan sangkan paraning dumadi atau asal-usul dan tujuan hidup di kemudian hari. Sehingga kita juga diharapkan tetap menghormati orang tua.

d) Cabe merah dan jeruk melambangkan sifat kecut/asam dan pahitnya kehidupan. Sifat-sfat kehidupan tersebut pasti akan dialami manusia, maka hendaknya kita selalu mengusahakan yang terbaik, setia belajar pada pengalaman, dan yang peling penting adalah berpasarah pada Sang Mahakuasa.

e) Wortel merupakan sayuran luar negeri dimaknai sebagai kebudayaan luar negeri yang dapat diterima oleh budaya Indonesia. Mengenai hal ini, tentunya masyarakat sendiri diharapkan memiliki sikap selektif dalam menerima kebudayaan asing. Sehingga masyarakat Indonesia sendiri tidak larut dalam budaya yang menyesatkan. Maka dari itu, maka sikap selektif seperti ini perlulah jika bercermin dari Pancasila itu sendiri.

3. Kenduri Pancasila

(15)

luar kota dan orang-orang yang peduli akan budaya ini juga hadir, walaupun mereka datang dari kota-kota yang jauh seperti Semarang. Prosesi ini dilaksanakan di pelataran makam Bung Karno yang berada di kelurahan Bendo Gerit, kecamatan Sanan Wetan, kota Blitar.

Setelah pemberian doa kepada sang Proklamator usai, acara dilanjutkan dengan Ngalap Berkah. Ngalap Berkah ialah ritus dimana Lima Gunungan yang dipakai sebagai media pemanjatan doa, diperebutkan oleh masyarakat yang meyakini bahwa gunungan-gunungan tadi memiliki kandungan supranatural dan diyakini membawa bala keselamatan bagi yang mengambilnya. Dalam hal ini, masyarakat yang mengambil bagian-bagian dari Gunungan tersebut tetap mempercayai adanya Tuhan sebagai sumber keselamatan dan sumber yang memberi kehidupan.

Kenduri Pancasila mengandung makna penting, yaitu:

1. Supaya Bung Karno memperoleh kediaman yang layak disisi-Nya karena melalui dialah ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tergali. 2. Melalui kenduri ini pula khususnya masyarakat Blitar dapat hidup sejahtera,

aman dan sentosa.

3. Kenduri ini juga sebagai tali pengikat silaturahmi dalam sebuah komunitas masyarakat dan aparat kota Blitar “Manunggaling Kawula lan Pangarsa”.

Dalan perayaan Grebeg Pancasila peran pelajar juga dilibatkan, bahkan hampir di setiap bagian ritualnya. Semoga hal ini mampu mendorong inisiatif kita, para pelajar, untuk turut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan di daerah kita masing-masing. Semoga kita semakin sadar bahwa peran kita amatlah penting untuk pembangunan di masadepan. Untuk itu, biarkan pundak kita kekar oleh karena tanggung jawab yang diberikan oleh para pendahulu kepada kita demi melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

(16)

selalu tegak nilai-nilai luhur Pancasila yang merangkum seluruh nilai-nilai kebudayaan di daerah kita masing-masing.

3. PSP (Purnama seruling Penataran)

Purnama Seruling Penataran merupakan pertunjukan seni budaya tahunan milik Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata bertajuk ‘Pagelaran Seni Pesona Bumi Penataran’.

Pertunjukan pada malam bulan purnama, dilaksanakan di area wisata Candi Penataran selalu berlangsung memukau dan meriah. Kolaborasi PSP dan Pagelaran Seni Pesona Bumi Penataran menyuguhkan visualisasi mengagumkan sebuah epos legendaris bagaian dari sejarah Jawa dan kebesaran Kerajaan Majapahit dengan judul ’Banjaran Gajah Mada’.

Acara ini dipentaskan di panggung terbuka pendapa teras Candi Penataran, pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, teater dan musik dalam satu panggung. Acara ini mengajak penonton menikmati cerita dalam rangkaian gerak tari khas Jawa dan modern yang diiringi musik dan gamelan.

Acara dengan lakon Banjaran Gajah Mada benar-benar menjadi sebuah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukkan ini menunjukkan sebuah pesan yang dibawa untuk membangkitkan semangat nasionalisme para penonton melalui pengucapan Sumpah Amukti Palapa (menyatukan nusantara) Maha Patih Gajah Mada.

Kisah Banjaran Gajah Mada berdurasi satu jam yang dibawakan pada pertunjukan ini diambil dari berbagai sumber, kisah, prasasti dan mitologi Jawa kuno serta serupa dengan apa yang tertulis dalam Kitab Pararaton.Jalan cerita dirangkum dalam tiga lakon atau babak.

Dimulai dengan cerita asal-usul, masa kecil hingga dewasa, serta kiprah Gajah Mada pada saat dan setelah berhasil menumpas pemberontakan Rakuti kemudian diangkat menjadi Maha Patih lalu mengantarkan Kerajaan Majapahit pada puncak kejayaan dimasa pemerintahan Raja Tribhuwana Tunggadewi.

(17)

penari Jawa yang khas. Terdapat dialog yang terucap dari para pemeran dan penutur atau narator yang menggambarkan jalan cerita sehingga membuat pertunjukan ini terasa tidak membosankan.

Tidak hanya teater/drama, tari dan musik saja yang dipersiapkan. tetapi, pencahayaan yang luar biasa mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada setiap pemeran, tidak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan.

Kelincahan penari-penari saat berakrobat juga sangat menghibur. Menampilkan gerakan-gerakan sulit yang hanya bisa dilakukan oleh mereka-mereka yang sudah terlatih tersaji indah. Pun demikian dengan rangkaian pesta kembang api dan warna-warni asap buatan di awal dan akhir pertunjukan semakin memeriahkan suasana.

Totalitas tokoh-tokoh dalam pertunjukan ini benar-benar memukau. Dan sangat menarik untuk disaksikan, Wima Brahmantya (Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar) pemeran Maha Patih Gajah Mada menyampaikan pesan utama dari cerita dengan mengucapkan Sumpah Amukti Palapa yang diikuti dengan pengibaran sebuah bendera berukuran raksasa di puncak candi induk.

Wima Brahmantya dalam sebuah kesempatan menyampaikan, ide cerita dari lakon Banjaran Gajah Mada digali untuk membangkitkan semangat nasionalisme. Dengan mengambil nilai-nilai dari kerja keras dan jerih payah tanpa pamrih Maha Patih Gajah Mada.

4. Kirab Budaya

Kirab Budaya merupakan serangkaian budaya ritual bersih desa di Kelurahan Blitar. Acara ini diseleggarakan dengan tujuan untuk terus menerus nguri – nguri budaya denga baik. Acara kirab seni budaya ini diselenggarakan keliling Kelurahan Blitar dengan start dan finish di depan Kantor Kelurahan Blitar. Dalam kirab budaya ini dimeriahkan oleh puluhan grup kesenian yang ada dikelurahan Blitar

(18)

hias, drum band serta pasukan pengibar bendera oleh para pelajar. Sedangkan sebelum puncak acara berlangsung, sudah didahului dengan kegiatan - kegiatan keagamaan, seperti pembacaan tahlil dan khotaman Al-Qur’an. Sementara setelah puncak acara juga diisi dengan kenduri massal di Balai Kelurahan Blitar. Setelah selesai sholat Jum’at, diisi dengan kesenian langen tayub hingga malam hari.

Dengan adanya bersih desa ini diharapkan bisa membersihkan diri dan menghilangkan pemikiran negatif untuk menatap kedepan yang lebih baik, tidak hanya bagi pemerintah saja, namun juga masyarakat. Selain sebagai sarana untuk melestarikan seni budaya yang ada.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kotanya

terletak di Surabaya. Blitar adalah kota kecil di Jawa Timur 60 km sebelah barat kota

Malang dan 40 km sebelah timur kota Kediri 30 km sebelah utara Tulungagung. Kota yang tidak terlalu popular, kecuali sebagai Makam Proklamator “Soekarno” dan Gunung KELUD nya mungkin sedikit terkenal dengan “pecel blitar” nya.

(19)

Gambar

gambar gunung –yang diyakini menggambarkan Gunung Kelud dan berwarna biru di

Referensi

Dokumen terkait

Untuk ranting tegangan yang tinggi kemungkinan dalam tabung tergabung dua buah atau lebih sela dengan lubang pelepasan pada bagian atas, bawah

Melihat kenyataan tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran di

Jumlah Pengunjung Tugu Pahlawan, Balai Pemuda, dan Taman Hiburan Rakyat per Bulan Number of Visitor Tugu Pahlawan, Balai Pemuda and Taman Hibura Ra.. Ta be l

kabar yang terkait dengan fokus penelitian yaitu masalah eksploitasi seksual komersial anak (ESKA), kemudian langkah selanjutnya melakukan observasi dan interview kepada

Pasal 66 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika menentukan bahwa, Pejabat Polisi Negara RI yang diberi tugas melakukan penyelidikan dan penyidikan

Bedanya di dalam penelitian ini, akan dikaji dua roman sekaligus (Sang Jenderal dan Sang Penasihat) sebagai satu kesatuan diskursus kebudayaan untuk melihat

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keselarasan antar komponen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di KPPN Bandung I dan menganalisis faktor yang

Pemanfaatan hidrolisat tepung kepala udang dan limbah kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger,Rizhopus oligosporus dan Trichoderma viridae dalam ransum