Rancang Bangun Sistem Informasi Pendistribusian Barang
Movement
Regional
pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur
1)Fitriyah Rosdianingsih 2)I Gede Arya Utama 3)Hendro Poerbo Prasetiya
S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajeman Informatika & Teknik Komputer Surabaya Email:1) Fitriyah_rosdianingsih@yahoo.com 2) arya@stikom.edu 3) hendro@stikom.edu
Abstract
In order to maintain the resilience of the stock of rice which is flattened on the regional division/Sub regional division Perum BULOG required equity stock from surplus areas to deficit areas corresponding to the number and needs with good conditions. Perum BULOG as the State-Owned Enterprises through the activities of public service assigned to the regional activities undertaken movement. The processing of the data movement is still simple that regional is very difficult to do the checking of the resilience of the stock items in the warehouse, it will lead to constraints on the distribution of the activities of the regional movement into a slow, this is because not having the information system supporting the activities of the movement in the Perum BULOG Regional Division East Java. Designed to wake up the system of information on Regional distribution of the goods Movement Perum BULOG Regional Division East Java will help create regional governance process movement an efficient, competitive and accountable. The method used is the regional activities of the movement of transport method, use methods of the cost of the smallest (Least Cost) and ModifiedDistribution (MODI). Using these methods in this final paper gave the total cost of transporting it to a minimum in order to help deliver a decision in the distribution of goods that are optimal for doing the activities of the regional movement on Perum BULOG Regional Division East Java.
Keyword: distribution, freight, transportation, bulog
Permasalahan pangan yang dihadapi baik secara global, nasional, maupun lokal dapat dipilah
menjadi masalah produksi, distribusi, dan konsumsi. (Fuad, dkk. 2006:129).
Perum BULOG DIVRE Jawa Timur melaksanakan kegiatan movement nasional dan regional.
Pelaksanaan movement baik nasional maupun regional pendokumentasiannya masih sederhana
sehingga sangat sulit melakukan pengecekan ketahanan stok barang di Gudang pada masing-masing
Sub Divre, hal ini yang akan mengakibatkan kendala pada pendistribusian kegiatan movement nasional
maupun regional agak lamban, khususnya untuk data laporan yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut
belum tentu akurat karena belum yang dapat meng-update data tersebut secara berkala, hal ini
disebabkan karena belum adanya sistem informasi yang menunjang kegiatan movement di Perum
BULOG DIVRE Jawa Timur. Dalam melaksanakan kegiatan movement nasional diperlukan ketahanan
stok di masing-masing Divre, untuk itu Perum BULOG DIVRE Jawa Timur harus mampu memantau
ketahanan stok barang yang merata di daerahnya, sebelum melaksanakan movement nasional untuk
terlebih dahulu dilakukan. Maka, untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola data dalam
hal pendistribusian barang kegiatan movement regional.
Rancang Bangun Sistem Informasi Pendistribusian Barang Movement Regional pada Perum
BULOG DIVRE Jawa Timur ini akan membantu menciptakan tata kelola proses movement regional
yang efisien, kompetitif dan akuntable sehingga sistem yang akan dibuat dapat membantu dalam
penyelenggaraan distribusi kegiatan movement regional. Metode yang digunakan untuk pelaksanaan
kegiatan movement regional adalah metode transportasi, untuk menghitung solusi feasible awal dengan
metode biaya terkecil (Least Cost) dan solusi feasible optimal dengan distribusi yang dimodifikasi
(Modified Distribution), kedua metode ini akan digunakan dan akan diperoleh pemilihan biaya total
dari pengangkutan itu minimum guna membantu memberikan keputusan dalam distribusi barang yang
optimal untuk dilakukan kegiatan movement regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur.
METODE
Saluran Distribusi (Palace)
Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke
konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan
konsumen. Saluran distribusi penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan
itu masih menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. (Fuad, dkk. 2006:129).
Movement Regional
Angkutan Regional atau Movement Regional (MOVEREG), adalah suatu proses pemindahan
barang milik Perum BULOG dari Gudang ke Gudang lainnya pada satu Sub Divisi Regional
(SUBDIVRE) dan/atau antar SUBDIVRE dalam satu wilayah DIVRE dengan memakai jasa
pengangkut. (Direksi Perum BULOG, 2009:413).
Perintah Logistik (PRINLOG) adalah perintah dari Direksi kepada DIVRE Pengirim untuk
menyerahkan barang dan DIVRE penerima untuk menerima barang yang memuat nama Gudang
pengirim dan Gudang penerima, jumlah kuantum, serta jenis/kualitas beras. (Direksi Perum BULOG,
2009:410).
Instruksi Angkutan (INANG) adalah perintah yang dikeluarkan oleh KADIVRE kepada
Pelaksanaan Logistik (LAKLOG) adalah perintah pelaksanaan untuk pemindahan barang
sehubungan dengan kegiatan angkutan dari KADIVRE kepada KASUBDIVRE berdasarkan PRINLOG
yang diterbitkan dari Pusat untuk pelaksanaan pemindahan barang sehubung dengan kegiatan angkutan.
(Direksi Perum BULOG, 2009:410).
Transportasi
Transportation (transportasi) adalah elemen supply chain (rantai persediaan) yang berfungsi
untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain (Yunarto, 2006:176).
Secara umum persoalan transportasi dapat digambarkan seperti pada Gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Model Dasar Transportasi
System Flow
Penggambaran arus informasi akan dijabarkan pada alur sistem yang akan diimplementasikan
dengan komputer berupa penjaluran antara data, proses dan laporan.
Bentuk alur sistem yang menjadi proses di dalam sistem pada topik adalah sebagai berikut:
Sie. Persediaan dan Angkutan (PP) Prinlog
KABID. MINKU KABID. PP KABID. WAS
3
Gambar 2. System Flow sistem distribusi barang
Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus data sistem secara terstruktur
Context Diagram
Diagram ini menggambarkan rancangan global/ keseluruhan dari proses yang ada pada DFD.
Gambar 3 berikut ini merupakan tampilan dari context diagram sistem yang dirancang.
La poran Pelaksanaan Logistik 3 Laporan Pelaksanaan Logistik 2
L aporan Pelaksana an Logistik 1 Laporan Instruksi Angkutan 5 L aporan In struksi An gkutan 2
Laporan Instruksi Angkuta n 4 Lap oran Instruksi Angkutan 3
La poran Instruksi Ang kutan 1 Data Pelaksanaan Lo gistik
Da ta Instruksi Angkutan Da ta Detil Perintah Lo gistik Data Perintah Logistik
Data Detil Faksimili Data Faksimili
Data Su rat Perintah Kerja Data Surat Penugasan Pengangkut Data Detil SK Direksi
Da ta SK Dire ksi
Data Tarif Angkutan Darat
Data Ja rak Antar Gudang Stok Barang MOVEREG pada Peru m BULOG
DIVRE JATIM
Gambar 3. Context Diagram dari Data Flow Diagram(DFD)
Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD Merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan
dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD juga
menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan data dari pemakai. Dalam perancangan
sistem ini telah dibuat ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan menggunakan
DFD.
Di dasarkan untuk Memil iki Detil SK
Ditunjuk untuk RENCANA LUR RASKIN PE RBULAN KETA HANAN ST OK RAS KIN BERAS KETA HANAN ST OK RAS KIN BERAS DAN GABAH KETE RANGAN S TOK BA RA NG
JARAK ANTAR GUDANG KODE JARAK ANTAR G UDA NG JARA K KETERANGAN JARAK A NT AR GUDANG
TARIF ANGKUTA N DARAT KODE TARIF ANGKUTA N DA RAT TARIF KETERANGAN TA RIF A NGK UTAN DARAT
SK DIREKSI KODE S K DIREKSI NOMOR SK DIREK SI KETERANGAN SK DIRE KSI DETIL SK DIREKSI KODE DETIL SK DIRE KS I
FAKSIM ILI K ODE FAKS IM ILI NOMOR FA KSIM ILI K ETERANG AN FAKSIM I LI DETIL FAK SIMILI K ODE DETIL FAKSIM ILI SURA T PENUGA SAN PE NGANGKUT
KODE S URAT PENUGAS AN P ENGANGK UT NOMOR SURAT PE NUG ASAN PENGANG KUT KETERA NGAN SURAT P ENUGASAN PENGANGKUT
SURA T PERINTA H KER JA KODE SURAT PE RINTA H KERJA NOMO R SURAT P ERINT AH KERJA KETERANGAN SURAT P ERINTAH KERJA
P ERINTAH LOGISTIK NOMOR PERINTAH LOG ISTIK KODE PERINTAH LOGIS TIK TANGG AL PERINTAH L OGIS TIK JUMLAH KUANTUM PER INTA H LOGIST IK KETERANGAN PE RINTA H LOGISTIK DETIL PERINT AH LOGIS TIK
KO DE DETIL P ERINTAH LOGISTIK KUANTUM DE TIL PERIN TAH LOGISTIK ST ATUS DET IL PERINT A H LOGISTIK
OPTIM ALITAS DISTRIB USI BARANG KODE OPTIMAL ITAS DI STRIBUSI BARANG KUANTUM YANG DIDIST RIB USIKAN KETE RANGAN O PTIM A LITA S DISTRIBUSI BARA NG
HISTORI STOK BARANG KODE HIST ORI STOK B ARANG TGL PERUBAHAN STO K STOK SEB ELUM STOK SES UDAH KETERANG AN HISTORI STOK B ARANG
INSTRUKSI ANGKUTAN NOMOR INSTRUKSI ANGKUTA N TANGGAL INSTRUK SI A NGKUT AN KUANTUM INSTRUK SI A NGKUT AN KETERANGAN INSTRUK SI ANG KUTAN
PELAKSANAAN LOGIST IK NOM OR PELAK SANAAN LOGISTIK TANGGAL PELA KSANA AN LOGISTIK JENIS KUALITA S KUA NTUM PELAKSANA AN LOGISTIK TERBILANG KUANTUM HARGA SATUAN JUM LAH HARGA TERBILANG JUM LAH HA RGA MAS A BERLAKU KET ERANGAN PELAKS ANAAN LOGIS TIK
K ODE_TARIF_A NGKUT AN_DARAT = KODE _T ARIF_ANGK UTA N_DA RAT K ODE_JA RA K_ANTA R_GUDA NG = KODE_J ARAK _A NTA R_ GUDA NG
KODE_KA DIV RE = KODE_K A DIV RE
K ODE_KA DIV RE = KODE_K A DIV RE
KODE_GUDA NG = KODE _GUDANG
KODE_GUDA NG = KODE _GUDANG K ODE_ GUDA NG = KODE _GUDANG
K ODE_SUB_DIV RE = KODE _SUB_DIV RE K ODE_SUB_DIVRE = KODE _S UB_ DIV RE
KODE_FA KS IMI LI = KODE_FA KS IMILI
NOMOR_INST RUK SI_ ANGK UT A N = NOMOR_INST RUK SI_ANGK UT AN NOMOR_INST RUK SI_ANGK UT A N = NOMOR_INST RUK SI_ ANGK UTAN
K ODE_SK _DIRE KS I = KODE_SK _DIRE K SI
K ODE_SURA T_PE NUGA SA N_P ENGA NGKUT = K ODE_SURA T _P ENUGAS AN_P ENGA NGK UT K ODE_SURA T_ PE RI NT AH_K ERJA = KODE _S URAT _PERINTA H_KE RJ A
K ODE_DETIL_P ERINTA H_ LOGIST IK = K ODE_DE TI L_P ERINTA H_ LOGI ST IK NOMOR_P ERINTA H_LOGIS TI K = NOMOR_P ERINT A H_LOGIS TI K
NOMOR_P ERINTA H_LOGIS TI K = NOMOR_P ERINT AH_LOGIS TI K NOMOR_INST RUK SI_ ANGK UT A N = NOMOR_INST RUK SI_ANGK UT AN
KADIVRE KOD E_KA DI VRE integer N AMA_KA DI VRE v archar(50) STATU S_K ADI VR E v archar(25) KETER AN GA N_K ADI VR Elong v archar SUB_DI VRE
KODE _S UB_D IVRE v archar(5) N AMA _S UB_D IVRE v archar(50) KASU B v archar(50) ALAMAT_SU B_DIVRE v archar(100) TELEPON_SUB_DIVR E num er ic(18) FAKSIMILI_SU B_DIV RE num er ic(18) EMAIL_SUB _D IVR E v archar(15) KETERA NGAN _SUB_DIVRElong v archar GU DANG
KOD E_G UD AN G v ar char(5) KOD E_S UB_D IVRE v ar char(5) N AMA_G UD AN G v ar char(50) KAGU D v ar char(50) ALAMAT_GU D ANG v ar char(100) TELEPO N_GU DAN G numeric(18) FAKS IMILI_GU DAN G numeric(18) EMAIL_GUD AN G v ar char(15) KETERANGAN _GUD AN Glong v archar STOK_BAR AN G
K OD E_S TOK_BA RANG integer K OD E_GU DAN G v ar char(5) B RS _LN integer H GL_DN _BRS _P P integer A DA _DN _PDP integer GAB AH_ADA_DN integer J UMLAH _EQ_BE RAS integer K APA SI TAS_GUD AN G integer R EN C ANA_LU R_RASKIN_PE RB ULAN integer K ETAH ANAN_STOK_RA SKI N_BERA S dec imal(18,2) K ETAH ANAN_STOK_RA SKI N_BERA S_D AN _GABAH dec imal(18,2) K ETER ANGAN _STOK_B AR AN G long v archar
JARAK_AN TAR _GUD ANG KOD E_JARAK _AN TAR_GU DANG integer KOD E_TARIF_AN GK UTAN_D ARA T integer KOD E_GUD AN G v archar(5) JAR AK integer KETERAN GAN _J ARA K_AN TA R_GU DA NG long v archar
TAR IF_AN GKUTAN _D AR AT KOD E_TA RI F_ANGKUTAN_DAR A T integer KOD E_JA RA K_AN TAR_GUDAN G integer TAR IF integer KETER AN GAN _TARIF_ANGKUTAN_D AR AT long v ar char
S K_DIREKSI KOD E_S K_DIR EKSI integer N OMOR _S K_D IR EKSI v archar( 50) KETERA NGAN _SK_DIR EKSIlong v archar DETIL_SK_D IREKS I KODE _DE TIL_SK_DI REK SI integer KODE _SK _D IRE KSI integer NOMOR_I NS TRU KSI _AN GK UTAN v archar(19)
FAKSIMILI K OD E_FAKSIMILI integer N OMOR _FAKSIMILI v archar(25) K ETER AN GAN _FAKSIMILI long v archar
D ETIL_FAKSIMILI KOD E_DE TIL_FA KSI MI LI integer N OMOR _I NS TRU KSI _AN GKU TA N v ar char(19) KOD E_FA KSIMILI integer S UR AT_P EN UGASAN_PE NGAN GKUT
KOD E_SU R AT_PENUG AS AN_P EN GAN GK UT integer N OMOR _S URAT_PENU GASAN_PENGAN GK UT integer KETERA N GAN _S URAT_P ENU GASAN_PENGAN GKUT long v archar
S UR AT_PER IN TAH _KE RJA KODE _SU R AT_PE RI NTA H_KER JA integer NOMOR_SU RAT_P ER INTAH_KER JA integer KETER AN GA N_SU RAT_P ERINTAH_KER JA long v archar
PER INTAH _LOGIS TIK NOMOR _PE RI NTA H_LO GISTI K v archar(22) KODE _P ERINTAH_LOGISTIK v archar(50) TANGGAL_P ER I NTAH_LOG IS TI K timestam p JUMLAH _KU ANTU M_PERIN TAH_LOGIS TIK integer KETERA NGAN _PE RI NTAH_LO GISTIK long v archar D ETIL_PERINTAH_LOGIS TIK
KODE_D ETI L_PER IN TAH _LOGISTIK integer N OMO R_PERINTAH_LOGIS TIK v archar(22) KODE_SU B_DIVRE v archar(5) KUAN TU M_D ETI L_PERIN TAH_LOGI STIK integer STA TU S_DE TI L_PERINTAH _LO GI STIK v archar(15)
OPTIMALITAS_D ISTR IBU SI _BARAN G K OD E_OPTI MALITA S_D ISTRI BU SI_BA RANG integer K OD E_D ETI L_PER INTA H_LOGI STIK integer K UA NTU M_Y AN G_D ID ISTR IB U SI KAN integer K ETER AN GAN _OPTIMA LITAS _D ISTRI BU SI_B AR AN G long v ar char
H ISTOR I_STOK_BAR AN G KODE _H ISTOR I_S TOK_BAR ANG integer KODE _GU D AN G v archar(5) TGL_PERU BAH AN _S TOK timestam p STOK _SEBELU M integer STOK _SESU DAH integer KETER ANGAN _H ISTOR I_STOK_BAR AN G long v archar
IN STRU KS I_ANGKUTA N N OMOR _I NSTRU KSI _AN GKU TA N v archar(19) N OMOR _PERI NTAH_LOGISTI K v archar(22) K OD E_SU RAT_P ERINTAH_KER JA integer K OD E_SU RAT_P ENUGASAN_P EN GANGKUT integer K OD E_KADIVRE integer TAN GGAL_I NSTRU KSI _AN GKU TAN ti mestamp K UA NTUM_INSTRU KSI _A NGKU TA N integer K ETER AN GAN_I NSTRUKSI _AN GK UTA N long v archar
PELAKSANA AN _LOGISTI K N OMOR _P ELAKSANAA N_LOGISTIK v archar(13) N OMOR _I NSTRU KSI _ANGKU TAN v archar(19) KOD E_KA DI VRE integer TAN GGAL_PELA KSA NA AN_LOGISTIK timest am p J EN IS_KU ALITAS v archar(15) KUAN TUM_PELAKSAN AA N_LOGISTIK integer TER BILAN G_KU ANTUM v archar(100) H AR GA _SATU AN integer J UMLAH_HAR GA integer TER BILAN G_JUMLAH_HARGA v archar(100) MASA_BERLAKU timest am p KETER AN GAN _P ELAKSAN AA N_LOGISTIK long v archar
Gambar 5. Physical Data Model (PDM) dari ERD
Masalah Transportasi
Menurut Herjanto (2009: 46), masalah transportasi sering disebut sebagai masalah khusus
dalam pemrograman linear, karena dalam struktur modelnya terdapat bagian yang menggambarkan sisi
permintaan dan sisi penawaran.
Menurut Taha (1996:202), sesuai dengan namanya, model ini berkaitan dengan penentuan
rencana biaya terendah untuk mengirim susuatu dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Data dalam
model ini mencakup:
1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan.
2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.
Menurut Dimyati (2002:129), ciri-ciri khusus transportasi ini adalah:
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh
setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai
dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.
Menurut Siswanto (2007:266), Model adalah gambaran sederhana dari sebuah kasus yang dapat
membantu kita untuk berpikir secara sistematis dan cepat untuk memahami kasus tersebut. Model
transportasi menggunakan sarana sebuah matriks untuk memberikan gambaran mengenai kasus
Model Matematis Transportasi
Sebuah matriks transportasi memiliku m baris dan n kolom. Sumber-sumber berjajar pada baris
ke-1 hingga ke-m, sedang tujuan-tujuan berbanjar pada kolom ke-1 hingga ke-n. Dengan demikian,
Xij : satuan barang yang akan diangkut dari sumber i ke tujuan j.
Cij : biaya angkut per satuan barang dari sumber i ke tujuan j.
Sehingga secara matematis,
Min i=1mj=1nCij Xij
.……….[1]
Tabel 1. Matriks Transportasi
j=1nXij=Si, i=1, 2, …, m
..……….[2]
i=1mXij=Tj, j=1, 2, …, n
..……….[3]
Penyelesaian persoalan ini akan menghasilkan Xij optimal yaitu Xij yang akan memenuhi [2]
dan [3] serta membuat [1] mínimum. Dengan kata lain, Xij optimal adalah distribusi optimal yang akan
meminimumkan biaya distribusi total. (Siswanto, 2007:266).
Menurut Siswanto (2007:267), Distribusi optimal di dalam model transportasi adalah distribusi
barang dari sumber-sumber untuk memenuhi permintaan tujuan agar biaya total distribusi minimum.
Metode Pemecahan Persoalan Transportasi
Dalam operation research ditunjukkan beberapa metode untuk menyelesaikan persoalan
transportasi, baik yang bersifat sederhana hingga yang bersifat relative kompleks melalui beberapa
tahap penyelesaian (iterasi). Penyelesaian persoalan transportasi pada dasarnya diawali dengan upaya
nilai akhir atau nilai optimal yang diharapkan dalam proses penyelesaian persoalan transportasi.
(Arifin, 2010:230).
Menurut Siswanto (2007:268), algoritma transportasi mengenal empat macam metode untuk
menyusun tabel awal, yaitu:
1. Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method.
2. Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method.
3. RAM atau Ressell’s Approximation Method.
4. VAM atau Vogell’s Aproximation Method. (deterministik), maka pada regresi linier berganda
mempersoalkan hubungan linier antara satu peubah tak bebas dengan beberapa peubah bebas.
Menurut Siswanto (2007:268), setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah
selanjutnya adalah pengujian optimalitas table untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah
minimum. Secara matematis, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan
minimum telah tercapai. Ada dua macam model pengujian optimalitas algoritma transportasi, yaitu:
1. Stepping Stone Method
2. MODI atau Modified Distribution Method
Least Cost
Menurut Mulyono (1991:110), metode Least-Cost mencapai tujuan minimasi biaya dengan
alokasi sistematik kepada kotak sesuai dengan besarnya biaya transportasi per unit. Prosedur metode ini
adalah:
1. Pilih variabel Xij (kotak) dengan biaya transport (Cij) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.
Untuk Cij terkecil, Xij = minimum [Si, Dj]. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j.
2. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan), pilih nilai Cij
terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.
3. Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.
MODI
Menurut Siswanto (2007:286), MODI atau Modified Distribution menguji optimalitas tabel
dengan cara menghitung opportunity cost pada sel-sel yang tidak terkena alokasi distribusi.
hal ini, bila sel-sel kosong tersebut ternyata memiliki opportunity cost positif maka menurut metode ini
dikatakan bahwa tabel belum optimal berhubung masih ada alternatif distribusi yang akan memberikan
biaya total distribusi lebih rendah. Jadi menurut metode MODI, tabel akan dikatakan optimal bila dan
hanya bila opportunity cost sel-sel kosong adalah negatif atau nol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Fitur Utama Sistem
Pengujian fitur utama sistem berdasarkan pengujian sudah baik karena semua target sudah
bisa terpenuhi.
Optimalitas Distribusi Barang
Untuk menghitung Optimalitas Biaya Angkutan dala distribusi barang, bahasan kali ini hanya
menggunakan metode Least Cost dan MODI. Form Optimalitas Distribusi Barang tampak seperti
terlihat di Gambar 6.
Gambar 6. Optimalitas Distribusi Barang
Dalam perhitungan optimalitas distribusi yang dilakukan oleh program yang dibuat adalah
menghasilkan hasil perhitungan Least Cost dan MODI, Least Cost yang dihitung untuk mencari biaya
total pengangkutan itu minimum, dan tabel transportasi perhitungan solusi fisibel awal ini digunakan
untuk menghitung MODI untuk mendapatkan total biaya angkutan itu menjadi optimal. Berikut Form
Hasil Optimalitas Distribusi Barang yang dihasilkan dalam pembuatan program dengan metode
transportasi untuk pelaksanaan kegiatan movement regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur
Gambar 7. Hasil Optimalitas Distribusi Barang
Pengujian yang dilakukan dengan Metode Least Cost maupun MODI dalam program diuji dengan
perhitungan manual menggunakan Excel guna hasil yang diperoleh untuk menentukan biaya total
menjadi optimal adalah benar.
SIMPULAN
1. Aplikasi menerapkan metode Least Cost dalam perhitungan fisibel solusi awal untuk memperoleh
total biaya angkutan tersebut minimum.
2. Aplikasi juga menerapkan metode MODI (Modified Distribution) dalam perhitungan fisibel solusi
optimal untuk memperoleh total biaya angkutan tersebut optimal.
3. Adanya sistem informasi yang dibangun ini meliputi data-data perusahaan akan selalu ter-update
baik data master maupun data transaksi.
4. Sistem informasi ini mampu mempercepat proses pengolahan data-data movement regional pada
Perum BULOG DIVRE Jawa Timur.
5. Sistem informasi yang dibangun menangani seluruh proses data movement regional, dari input data
hingga pembuatan laporan.
6. Dari laporan yang dihasilkan, dokumentasi tersebut dapat dibuat untuk mengevaluasi hasil
kegiatan movement regional yang telah dilaksanakan Perum BULOG DIVRE Jawa Timur untuk
Kadivre dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
RUJUKAN
Arifin, Johar. 2010. Mengungkap Kedahsyatan Pivottable dan Solver Microsoft Excel 2010. PT. Elex
Dimyati, Tjutju Tarliah. 2002. Operations Research Model-model Pengambilan Keputusan. Sinar Baru
Algensindo. Bandung.
Direksi Perum BULOG. 2009. Himpunan Peraturan di Lingkungan Perum Bulog.Perusahaan Umum
(PERUM) BULOG. Jakarta.
Fuad, M., dan Christine H., dan Nurlela, dan Sugiarto, dan Paulus, Y.E.F. 2006. Pengantar Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 1990. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta.
Herjanto, Eddy. 2009. Sains Manajemen-Analisis Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan. Grasindo.
Jakarta.
Herlambang, Soendoro, dan Haryanto Tanuwijaya. 2005, Sistem Informasi: konsep, teknologi, dan
manajemen. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kendall, Kenneth E. dan Kendall, Julie E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1.
Prenhallindo. Jakarta.
Kusumo, Ario Suryo. 2007. Pemrograman Visual Basic 2005. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Andi Offset. Yogyakarta.
Mulyono, Sri. 1991. Operations Research. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Royan, Frans M. 2009. Distributorship Management: Cara Cerdas Mengelola & Memberdayakan
Distributor. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Siswanto. 2007. Operations Research Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Subagyo, Pengestu, dan Marwan Asri, dan T. Hani Handoko. 1994, Dasar-dasar Operation Research.
BPFE. Yogyakarta.
Taha, Hamdi A. 1996. Riset Operasi Suatu Pengantar Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta.
Yudhoyono, Susilo Bambang. 2006. Agenda Riset Nasional. 20 November 2010.
<http://www.litbang.depkes.go.id/download/AgendaRisetNasional.pdf>
Yunarto, Holy Icun. 2006. Business Concepts Implementation Series In Sales and Distribution