• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gelar Budaya Taman Budaya sunda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gelar Budaya Taman Budaya sunda "

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAJARAN TRADISI LISAN DI SEKOLAH Oleh

Drs. Yusri Yusuf, M.Pd.

Indonesia memiliki keaneka-ragaman budaya hasil kecerdasan masyarakat yang merupakan rekaman kehidupan. Di dalamnya dijumpai sejumlah pesan yg diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satunya adalah budaya tradisi lisan. Dewasa ini, sebagian besar masyarakat berpikir bahwa budaya lokal tidak dapat mengikuti irama zaman. Tradisi lisan dianggap tidak modern, dan mulai ditinggalkan sehingga budaya lokal yang satu ini terancam hilang dari peradaban nusantara.

Permasalahan yang lain adalah iklim globalisasi yang masuk ke Indonesia membawa pengaruh besar bagi terciptanya masyarakat modern Indonesia. Hal ini turut mempengaruhi perkembangan cara berpikir masyarakat. Lambat laun masyarakat tradisional mulai bertransformasi menjadi masyarakat modern, dan sedikit demi sedikit akan meninggalkan budaya tradisional yang dimilikinya, apalagi pewarisan yang dilakukan sangat lemah, hanya sebagian kecil dari mereka yang tetap mewarisi budaya lisan dan sebagian besar lupa bahkan tidak tahu keberadaan budaya lisan tersebut.

Segala sesuatu yang dilakukan masyarakat modern Indonesia mulai mengikuti pola kebudayaan barat. Akibatnya, Tradisi lisan yg sarat kearifan lokal ditinggalkan oleh generasi muda.

Hakikat Tradisi Lisan; tradisi lisan merupakan kekayaan budaya dan kearifan masyarakat yg diwariskan dari generasi ke generasi melalui tuturan. Tradisi lisan mencakup: bahasa, sastra, kearifan masyarakat (ceritera rakyat, teka-teki, peribahasa, nyanyian rakyat, mitologi, sejarah legenda, pantun, syair, hukum adat, teknologi, pakaian, perhiasan, kuliner, alat musik, dan pengobatan) yang diwariskan dan disampaikan dari mulut ke mulut.

(2)

Bidang/jenis tradisi lisan bahasa dan sastra diantaranya: Adat dan Adat Istiadat, Kuliner, Pakaian dan Perhiasan, Permainan Rakyat dan Peralatan, Obat-obatan dan Muerajah, kesenian.

Ciri Tradisi Lisan

1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

2. Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.

3. Berkembang dalam versi yang berbeda-beda, tetapi bentuk dasarnya tetap bertahan. 4. Bersifat anonim dan milik kolektif masyarakat.

5. Kata pembukanya misalnya. menurut sahibul hikayat. alkisah, syahdan, menurut yang empunya cerita,

6. Bermanfaat dalam kehidupan kolektif, misalnya cerita rakyat berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.

7. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.

Fungsi Tradisi Lisan (Folklor)

1. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif. 2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata/lembaga-lembaga sosial dan kebudayaan. 3. Sebagai alat pendidik anak.

4. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.

5. Sebagai bagian dari budaya nusantara tradisi lisan seharusnya dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat pemiliknya, termasuk dalam pengajaran di sekolah.

Strategi Pengajarannya: - Sebagai bahan ajar

- Sebagai media pembelajaran

(3)

Contoh Tradisi lisan:

Sidore ureug geujak mutee (Seseorang menumbuk padi)

Geulhat alee di cong limeng (Meletakkan alu di pokok belimbing) Jipot angen, rheut alee (Bertiup angin, jatuhlah palu)

Teukeujot asee, jikab kameng (Terkejut anjing, menggigit kambing)

SIAPA YANG SALAH?

Referensi

Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia, Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

MPSS, Pudentia. 1998. Metodelogi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor.

(4)

PEMBELAJARAN SENI KRIYA DI SEKOLAH

Oleh:

Muslizar, S.Pd., M.Pd.

A. Pengertian Seni Kriya

Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kriya adalah; kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya seni yang didukung oleh ketrampilan (skill) yang tinggi.

Seni kriya sering disebut juga dengan istilah Handycraft yang berarti kerajinan tangan. Seni kriya termasuk seni rupa terapan (applied art ) sel ai n memp u nyai a sp ek -a sp ek kei nd a han j uga menekankan a sp ek kegunaan atau fungsi praktis. Artinya seni kriya adalah seni kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan.

Kriya merupakan salah satu metoda kerja untuk aktivitas mendesain sekaligus juga aktifitas ekspresi berkarya rupa. Praktika kriya selain aktifitas tersebut, juga lebih ditekankan pada proses kerja (teknik pengerjaan), kemahiran berbuat yang lebih mengutakan segi keunikan dari karya yang dihasilkan.

Keunikan akan muncul dari berbagai cara mulai dari pemilihan bahan (material), ukuran, teknik kerja (craftsmanship), maupun penyatuan/penggabungan dengan berbagai macam material. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah pengetahuan perancangan (konsep) karya yang akan dibuat seperti: fungsi, tema dan bentuk. Pertimbangan unsure rupa seperti warna, tekstur, garis, bidang dan titik sangat penting untuk kualitas sebuah karya yang labih menarik bagi yang menikmatinya.

(5)

pembuatan dan penciptaan produk kriya. Kemampuan dalam menerjemahkan gambar kerja juga merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang kriyawan.

Oleh sebab itulah, pembuatan produk kriya hendaknya memahami hal-hal yang dapat menghasilkan produk kriya yang berkualitas tinggi (higth Quality).

B. Unsur Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkarya Seni Kriya

Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Utility atau aspek kegunaan

Security, yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.

Comfortable, yaitu enaknya digunakan. B a r a n g y a n g e n a k d i g u n a k a n disebut barang terapan. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.

Flexibility , yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan member kem ud ah an d an kel uwe sa n p eng guna an a ga r p emakai ti d ak mengalami kesulitan dalam penggunaannya

2. Estetika atau syarat keindahan

Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik

C. Kompetensi Dalam Pembelajaran Seni Kriya

(6)

tinggal kreativitas guru dan siswanya saja dalam menerjemahkan isi kurikulum sehingga menciptakan karya seni rupa atau seni kriya yang mempunyai nilai seni tinggi.

Ada beberapa kompetensi/teknik seni kriya yang dapat dipelajari di sekolah, tentunya harus menyesuaikan dengan jenjang dan karakteristik sekolah. Adapun kompetensi tersebut adalah sebagai berikut :

1). Kompetensi Kriya tekstil

Kriya tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat dari bahan-bahan utama tekstil yaitu berupa kain dan benang. Kriya tekstil adalah karya kerajinan tangan yang merupakan hasil gagasan, ide, pikiran, perasaan, apresiasi, dan ciptaan manusia yang memiliki nilai estetik, yang diwujudkan dalam bentuk benda melalui proses kegiatan kreatif dengan menggunakan bahan utama dari tekstil.

Teknik atau Kompetensi yang dipelajari dari kriya tekstil : a) Tenun

b) Batik:

c) Jumputan/ ikat celup d) Makrame

e) Merajut f) Menjahit

g) Membordir dan Sulam

Contoh Produk Kriya Tekstil:

Jenis produk kriya tekstil terbagi menjadi dua kelompok yaitu : benda hias dan benda pakai atau perpaduan dari keduanya.

(7)

ruangan misalnya taplak meja, kain korden, hiasan dinding, serbet makan, celemek, sarung bantal, sprei dan sebagainya.

Gambar 1. Seni Terapan 2). Komptensi Kriya Kayu

Kriya kayu ialah suatu bidang kriya yang pekerjaannya membuat benda yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan kayu.

Dalam kriya kayu, terdapat pekerjaan tingkat dasar yang merupakan tingkat permulaan Pekerjaan tingkat dasar: yaitu: Memotong, membelah dan menyerut/ mengetam.

Teknik Pengerjaan Kriya Kayu, terdiri dari; a). Teknik Kerja Bangku,

b). Teknik Ukir, c). Teknik Bubut, d). Teknik Raut e). Finishing

Pemilihan bahan kayu dapat menentukan ketepatan teknik dan bentuk benda yang akan dibuat:

1. Raut : bahan kayu lunak

2. Kerja Bangku : Kayu sedang/kayu keras 3. Ukir : Kayu sedang/kayu keras

(8)

Contoh Produk Kriya Kayu:

Sarung senjata tajam, tongkat, dan keperluan lain ,Alat musik seperti rebana, gendang, gitar, Kursi, Almari, rak, Kereta, gerobak, Cobek, piring, lesung, dll

Gambar 2. Kriya Kayu 3). Kriya keramik

Kriya keramik adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain

Teknik-teknik yang dipelajari dalam kriya keramik: a). Teknik Pilin

b). Teknik Pijit

c). Teknik Slab (lempengan) d). Teknik Putar

e). Teknik Cetak f). Teknik Butsir

Contoh Produk Kriya Keramik:

Wadah pensil, guci, pot bunga, asbak, gelas, piring dll.

(9)

4.) Kriya Logam

Seni Kriya Logam adalah semua hasil karya manusia yang memerlukan keahlian khusus dalam mengolah bahan yang berasal dari logam, seperti: besi, tembaga, kuningan, aluminium dan maupun perak, emas, sehingga seni kriya logam sering juga disebut kerajinan tangan. Seni kriya logam dihasilkan melalui keahlian manusia dalam mengolah bahan mentah menjadi karya yang bernilai seni. Seni kriya dapat dikelompokan berdasar tujuan penciptaan atau penggunaannya menjadi kriya mempunyai fungsi : praktis, estetis, dan simbolis (religius).

Teknik atau kompetensi yang dipelajari dalam kriya logam:

a). Pengelasan : las listrik dan las oxyacetelyne b). Patri : Patri keras dan Patri Lunak

c). Ukir Pelat : Ukir Jabung, Kerawang dan ukir tekan d). Bubut

e). Pengecoran

f). Jawellery/Perhiasan

Contoh Produk Kriya Logam

Ukiran : kali grafi, Hiasan dinding dll

Produk Las: Tempat pot, teralis, furniture dll Perhiasan: leontin,bross, cincin dll.

(10)

5). Kriya Kulit

Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku d a r i k u l i t y a n g s u d a h d i m a s a k , k u l i t m e n t a h a t a u k u l i t s i n t e t i s . Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain

Kompetensi atau Teknik Pembuatan karya kriya kulit:

a) Menyeset kulit dengan pisau seset manual dan seset masinal b) Menjahit kulit dengan tangan dan Mesin

c) Membentuk produk kulit dengan kulit perkamen d) Membentuk produk kulit dengan teknik tatah sungging e) Membuat produk kulit bentuk busana, Tas, Dompet dll

Contoh Produk Kriya Kulit:

Tas, Sepatu, dompet, kap lampu, wayang dll

Gambar 5. Kriya Kulit

6). Seni Kriya Anyaman

Anyaman bermaksud proses menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan. Bahan-bahan tumbuhan yang boleh dianyam ialah lidi, rotan, akar, buluh, pandan, dan sebagainya. Bahan ini biasanya mudah dikeringkan dan lembut.

(11)

topi, tas, keranjang,tikar, dompet, dan lain-lain

Gambar 6. Kriya Anyaman

PENUTUP

Kompetensi/teknik yang diajarkan di sekolah tidak hanya terbatas seperti yang telah diuraikan di atas. Masih banyak hal yang perlu dikaji dan digali untuk mengasah kreativitas dan diekpresikan melalui penciptaan karya seni rupa ataupun seni kriya. Pemanfaatan berbagai media/material /bahan untuk berkarya dapat menambah pengalaman dalam berkreasi seni rupa ataupun seni kriya.

(12)

Pengajaran Seni Tari Oleh

Anton Setiabudi, S.Pd., M.Sn

A. Latar Belakang

Pengajaran merupakan kegiatan dalam proses implementasi kurikulum yang dilakukan oleh guru, agar siswa dapat mengalami pengalaman belajar dengan baik dan benar. Pengajaran merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional. Menurut Darsono,dkk (2000:1) Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya dari sejak lahir. Aktualisasi ini sangat berguna bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan segala kebutuhan hidup. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan belajar dan pengajaran dapat berlangsung di mana-mana, baik di lingkungan keluarga, di sekolah dan masyarakat.

Menurut Slameto (2003:2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Dalyono (2005:49) menyatakan “belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, maupun mental serta panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya”.

(13)

kostum dan rias, pola lantai, properti tari dan lain-lain yang tertangkap dengan dengan panca indra.

B. Permasalahan

Dari berbagai pertemuan formal dan non formal oleh beberapa pihak (guru dan kepala sekolah) ada beberapa masalah yang terjadi dalam pengajaran seni tari di sekolah. Permasalahan tersebut sering membuat proses pengajaran seni tari di sekolah relatif tidak mencapai tujuan sasaran yang diharapkan, sesuai dengan kompetensi inti yang direncanakan. Untuk lebih jelas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran seni tari, terkait dengan apresiasi dan ekspresi dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu 1) Kurangnya minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari seni tari tradisional dan tari nusantara. 2). Kurangnya tenaga pengajar yang benar-benar mahir untuk menarikan tari tradisional dan tari nusantara. 3) Kurangnya dukungan dari berbagai pihak dan kurang tersedianya fasilitas pendukung di sekolah.

C. Strategi Pemecahan Masalah.

(14)

besarnya kualitas alumni yang dilahirkan oleh lembaga pendidikan. Upaya untuk mensinergikan guru tari dengan kebutuhan riil di lapangan dan kurikulum yang berlaku, dengan berbagai metode dan strategi pembelajaran seni tari pada peserta didik. Mengasah kompetensi guru dan memberikan pelatihan berjenjang. Membangun komunikasi yang baik, melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan praktik seni tari sehingga peserta didik memperoleh pengalaman estetis, menumbuhkembangkan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik sehingga secara langsung dapat meningkatkan pengajaran dengan kata lain membangun karakter peserta didik.

D. Prosedur Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Dalam proses pengajarannya selalu dilengkapi dengan perangkat pembelajaran yang baik, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Isi materi tari biasanya pada tataran apresiasi dan ekspresi, untuk itu sangat penting diperhatikan pemilihan materi tari yang dapat diajarkan untuk semua peserta didik.

Pada kesempatan yang lain di sekolah-sekolah telah memiliki kegiatan ekstrakurikuler di mana kegiatan ini menjadi barometer kemunculan sekolah-sekolah di suatu daerah. Jika kegiatan ekstrakurikulernya baik dan sering tampil mengikuti berbagai ajang kreativitas yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga dalam event-event tertentu, maka pengembangan kegiatan ini dapat berlangsung dan langsung dapat diapresiasi oleh setiap peserta didik, jika sekolah belum memiliki kegiatan ekstrakurikuler maka sebaiknya dapat segera dibentuk, karena kegiatan ini menjadi alat untuk mengembangkan dan mengajarkan seni tari.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah sebagi berikut:

1. Perencanaan (kurikulum dan silabus) 2. Media yang digunakan

(15)

Agar pembelajaran terlaksana dengan baik maka prosedur kegiatan yang tersebut di atas harus benar-benar dipahami. Di bawah ini adalah uraian dari prosedur kegiatan tari.

1. Perencanaan

Suatu kegiatan akan berjalan dengan baik apabila seorang guru mempunyai perencanaan dalam kegiaatan yang dilakukan. Adapun perencanaan yang harus disiapkan adalah RPP. Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran adalah sebagi berikut:

A. Kegiatan awal 1. Mengabsen peserta tari 2. Berdoa

3. Apersepsi

4. Mendiskusikan tentang tari yang akan diajarkan (sejarah tari, fungsi tari, makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tari)

5. Pemanasan/ olah tubuh

B. Kegiatan inti

1. Mendemonstrasikan gerak dasar tari yang diajarkan 2. Mendemonstrasikan ragam gerak tari yang diajarkan

3. Peserta didik mempraktikkan ragam gerak tari yang diajarkan satu per-satu 4. Peserta didik mengulang ragam gerak sampai mahir.

5. Mengatur penari pada pola lantai

6. Menyesuaikan musik iringan dengan gerak tari 7. Memperhatikan Ekspresi

C. Kegiatan akhir

1. Memberi penguatan terhadap dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik 2. Mengevaluasi.

(16)

E. Metode yang Digunakan.

Dalam pelatihan kegiatan seni tari tradisional dapat menggunakan metode/teknik sebagai berikut :

1. Demonstrasi 2. Drill

3. Latihan 4. Tanya jawab

Dalam menggunakan metode /teknik di atas, guru dapat memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan disaat proses pembelajaran seni tari sedang berlangsung atau dalam proses latihan, agar peserta didik lebih cepat menguasai tari tersebut dan sesuai tujuan yang diharapkan.

F. Target Hasil Pembelajaran

Hasil yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah terbagi atas dua yaitu peserta didik mampu mengapresiasi seni dan mampu berekspresi (menarikan) seni tari tardisional dan nusantara melalui pengalaman langsung. Oleh karena itu hasil kegiatan pengajaran tari:

1. Tumbuh kembangnya generasi yang mencintai tari tradisional dan nusantara 2. Tumbuh kembangnya kesadaran untuk mengapresiasi dan mengepresikan

tari tradisional dan nusantara

3. Terciptanya generasi yang berkarakter.

4. Menumbuhkan minat dan bakat generasi muda.

G. Dampak Pembelajaran

Adapun dampak dari kegiatan ini di antaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan minat anak terhadap seni tari

2. Meningkatkan motivasi belajar, percaya diri, disiplin dan bertanggung jawab 3. Meningkatkan kreativitas dan kinerja guru.

H. Alternatif Pengembangan Pembelajaran Seni Tari

(17)

1. Melatih guru seni tari di sekolah-sekolah dan mendatangkan instruktur tari dari luar sekolah (seniman tari).

2. Untuk menarik minat anak maka tari tradisional dan nusantara di kembangkan untuk mendapatkan suatu tampilan yang baru (menciptakan gerak baru berdasarkan pengembangan dari gerak tari tradisional dan tari nusantara).

3. Mencari informasi dari internet dan menyaksikan rekaman video secara bersama-sama. Metode ini sangat praktis untuk menanamkan sikap apresiasi dan ekspresi pada peserta didik.

4. Melakukan berbagai program pengajaran seni tari melalui kegiatan ekstrakurikuler .

5. Mengikuti perlombaan-perlombaan pada setiap event di luar sekolah.

Dengan menerapkan berbagai metode yang bersivariasi, diharapkan dapat membantu guru dalam proses pengajaran seni tari di sekolah.

(18)

SEBERAPA MUSIKALKAH ANDA?

‘Sebuah Pengantar Apresiasi Musik dalam Mengembangkan Musikalitas’

Abstrak

Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia, dalam berbagai bangsa dan dengan berbagai cara, musik adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan. Berilah sekedar waktu renungan kembali atas gagasan bahwa kehidupan anda terbentuk dari banyak macam pengalaman. Beberapa pengalaman menyenangkan sekali, yang lainnya tidak menyenangkan; beberapa mengesankan, sedangkan yang lainnya hanya meninggalkan sedikit kesan saja; beberapa sangat berharga, sementara yang lainnya tidak menambah kekayaan. Tentu saja pengalaman manusia adalah sangat bermacam-macam dan tidak ada dua orang memiliki pengalaman yang persis sama. Musik adalah salah satu darinya. Kenyataan bahwa pengalaman musikal tak dapat dielakkan dan dengan segera dapat diperoleh, mengisyaratkan kemungkinan bahwa musik adalah sumberdaya berharga dari sejumlah keberuntungan umat manusia.

Apresiasi Musik

Apresiasi musik dapat didefinisikan sebagai dicapainya kemampuan untuk mendengarkan musik dengan penuh pengertian. Meskipun orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam daya tangkap musikal mereka, tak seorangpun lahir dengan kemampuan ini, ia hanya bisa dicapai dengan cara usaha secara sadar merupakan keharusan yang dituntut sepanjang waktu dalam latihan mendengarkan, menuliskan, memainkan dan mengapresiasikan musik secara penuh pengertian. Oleh karena itu kita akan menyadari, dengan cara yang bagaimana kita dapat mencapai kemampuan untuk mendengarkan secara penuh pengertian.

Menyukai dan menghargai adalah istilah-istilah yang berhubungan, tetapi keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin menyukai musik, yakni menerima kesenangan darinya, tanpa memahaminya atau sungguh-sungguh mengapresiasikannya, sangatlah mungkin untuk memahami secara teknis sebuah komposisi musik tanpa menyukai sepenuhnya. Meski demikian, ingatlah bahwa mencapai rasa senang yang sebesar-besarnya dari musik anda harus memiliki beberapa pengertian mengenai hal tersebut utnuk mendorong puncak penikmatan anda.

(19)

Terdapat tiga kategori partisipan yang penting bagi keberadaan musik. Mereka adalah: (1) Komposer, (2) Pemain, dan (3) Pendengar.

Komposer menggunakan sebuah analogi, kita dapat menyamakan komposer sebagai pabrik. komposer menghasilkan melalui dorongan kreatifnya, nada-nada yang dibayangkannya, serta pengetahuan kerajinan tangannya, sejumlah komposisi yang kemudian kita dengar.

Pemain, memperluas analogi, pemain adalah para pekerja. Gagasan-gagasan musikal yang ditulis oleh komposer semata-mata hanyalah rekaman dari ciptaannya saja. Musik menjadi hidup hanya tatkala ia diterjemahkan dari simbol-simbol musikal di atas kertas kepada bunyi yang sesungguhnya melalui kesenimanan pemain.

Pendengar. Pendengar adalah konsumen. Konon keduanya, komposer dan pemain tak dapat muncul tanpa pendengar; karya seni kontemporer dan pemain tak akan berarti sama sekali tanpa kelompok pendengar.

2. Unsur-Unsur Mekanis

Dalam menambahkan peranan manusia seperti disebutkan di atas, adalah sejumlah unsur-unsur lain yang dibutuhkan bagi produksi musik. Meskipun manusia juga dilibatkan di sini, dalam hal ini mereka memainkan peranan ke dua.

Medium. Segala musik dipergelarkan melalui unsur mekanik atau unsur fisik yang disebut medium. Yakni, ia dimainkan pada sebuah instrument atau dinyanyikan oleh suara manusia.

Publikasi. Memepublikasikan musik adalah langkah penting dalam seluruh kegiatan produksi musik. Termasuk penerbitan dan pemasaran hasil karya komposer.

(20)

Tingkat apresiasi musik yang sesungguhnya yang dapat anda capai tergantung sebesar-besarnya kepada sikap-sikap anda sebagai pendengar. Dalam pengalaman musikal terdapat empat cara mendengarkan yang dapat dibedakan: (1) mendengarkan secara pasif; (2) mendengarkan secara menikmati; (3) mendengarkan secara emosional, dan (4) mendengarkan secara perspektif.

Mendengarkan Secara Pasif. Dalam beberapa situsi musik tidak diharapkan menuntut perhatian sepenuhnya dari pendengar. Musik makan malam dipergelarkan tidak sebagai musik konser melainkan sebagai ‘musik latar-belakang’ yang dimaksud untuk mendorong kenikmatan santap makan malam dan percakapan. Musik yang sangat bagus dari ilustrasi film dimaksudkan semata-mata untuk memperkuat suasan adegan-adegan visual. Marching Band di lapangan sepakbola lebih merupakan pertunjukan dibanding sebagai sebuah konser. Dalam situasi seperti itu, hubungan pendengr kepada musik adalah bersifat pasif. Ia mendengar musik tetapi tidak sesungguhnya mendengarkan kepadanya, dan arena itu apresiasi yang sebenarnya tidak terdapat dalam kondisi-kondisi demikian.

Mendengarkan secara Menikmati. Untuk mendengarkan secara menikmati dituntut suatu tingkat perhatian yang lebih besar. Di sini pendengar mencapai kesenangan dari kesadaran untuk mencari keindahan bunyi. Nada-nada yang jernih dari sebuah pluit atau suara lonceng, atau bunyi paduan suara, kemegahan orkes simfoni, semuanya merupakan bunyi yang dapat dinikmati dengan sendirinya tanpa pendengar memiliki pengertian musik sekalipun. Sensasi-sensasi yang dapat dinikmati dari nada musikal memiliki beberapa nilai berharga bagi apresiator, tetapi kesemuanya itu tidak menjanjikan sejumlah besar dari apa yang disebut dengan apresiasi yang sebenarnya.

Mendengarkan secara Emosional. Mendengrakan musik dengan sikap semacam ini pendengar menyadari terutama atas reaksi-reaksinya sendiri terhadap musik, dengan emosi-emosi serta ungkapan-ungkapan yang dibangkitkan oleh musik. Inilah sikap yang dengan cara apapun tidak dapat dibenarkan. Musik dapat menyediakan pengalaman keindahan bagi para pendengarnya. Mendengarkan secara emosional adalah suatu sikap yang melekat terhadap musik, hal ini tidak menuntut konsentrasi atau latihan yang sesungguhnya.

(21)

kepada apresiasi yang sebenarnya. Apresiasi musik dalam pengertian ini berarti mengetahui untuk apa mendengarkan, memahami apa yang didengarkan, dan oleh sebab itu memiliki dasar-dasar objektif untuk mengalami seni musikal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan secara perspektif: (1) Perhatian. Ini penting sekalai, anda harus belajar konsentarasi pada musik. Hindarilah berbicara atau mendengarkan siapapun yang berbicara sementara musik yang ingin anda dengarkan sedang dimainkan. (2) Pengulangan. Keharusan bagi anda untuk mendengarkan berulang-ulang sebuah lagu yang ingin anda pahami. Terdapat keuntungan-keuntungan yang sangat tak terbatas yang dapat dicapai dengan mendengar ulang, senantiasa terdapat hal baru terdengar dalam komposisi yang diberikan. (3). Pengenalan, dan (4) Latar belakang pengetahuan, terdiri dari dua, yaitu. (a). Latar belakang yang bersifat Umum: mengunjungi konser, mendengarkan radio, menyanyi dalam kelompok paduan suara, dan bermain dalam ansambel, orkes, dll. Termasuk juga belajar secara formal; pelajaran-pelajaran musik, biografi, sejarah musik, teori musik, konstruksi musik; harmoni, kontrapung, bentuk, orkestrasi. (b). latar belakang yang bersifat Khusus: latar belang komposer, bentuk komposisi (karakter gayanya), kapan ditulis?, dalam keadaan apa?, untuk fungsi atau tujuan apa?.

Penutup

Mulailah mengembangkan perspektif anda dalam memilih daftar komposisi lagu yang sudah anda kenal. Sebelum itu, dapatkanlah tambahan latar belakang secara khusus dengan mempelajari apa yang anda bisa pelajari tentang komposer dan komposisinya. Kembangkanlah pengenalan anda lebih jauh dengan mengadakan penelitian lebih dekat pada musiknya dan dengan mendengarkan berulang-ulang kali.

Pustaka:

(22)

RUMUSAN HASIL DISKUSI

“SEMINAR GELAR SENI BUDAYA ACEH 2013

“‘MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DENGAN SENI BUDAYA” Oleh

Ahmad Syai, S.Pd., M.Sn.

PENGAJARAN TRADISI LISAN DI SEKOLAH Oleh; Drs. Yusri Yusuf, M.Pd.

Bagaimana tradisi lisan ini dapat dilakukan dan menjadi satu bahan ajar sebagai kolaborasi di sekolah sehingga karakter yang diharapkan dapat muncul dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Perlu penambahan materi untuk semua guru yang ada di sekolah. Pemanggilan empu yang dapat memberikan pengajaran tradisi lisan sehingga tradisi lisan ini menjadi satu bahan ajar di sekolah. Kreativitas guru dalam upaya mengembangkan potensi dan kompetensi sehingga dapat dilaksanakan di sekolah.

PEMBELAJARAN SENI KRIYA DI SEKOLAH Oleh; Muslizar, S.Pd., M.Pd.

Perlu kreativiatas baru dalam upaya memberikan ketrampilan khusus bagi semua guru di sekolah, apakah bahan ajar dan ketrampilan yang dimiliki dapat dituangkan kembali untuk siswa yang ada di sekolah, khususnya kriya dalam kaitannya dengan lokalitas sehingga ada suatu yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang berlangsung di setiap sekolahnya. Kriya lokal yang sangat menarik itu apa? Sehingga dapat dijadikan sebagai muatan yang harus segera diajarkan.

PENGAJARAN SENI TARI

Oleh; Anton Setia Budi, S.Pd., M.Sn.

(23)

Apresiasi Seni Tari Ekspresi Seni Tari

SENI MUSIK (SEBERAPA MUSIKALKAH ANDA?) Oleh; Mukhsin Putra Hafid, S.Sn., M.A.

Unsur Manusia dan Unsur Mekanik

Pendengar memiliki pengetahuan secara umum sehingga ketika ada materi tertentu dapat diuraikan dengan bahasa yang lebih baik dan dapat diterima oleh semua orang, baik siswa sebagai peserta belajar maupun guru sebagai pendidik.

Komposer Pemain Pendengar Unsur Mekanik Medium

Publikasi Transmisi

REKOMENDASI UMUM HASIL SEMINAR GELAR SENI DAN BUDAYA ACEH 2013

“Membangun Karakter Bangsa dengan Seni Budaya”

- Perlu kebijakan khusus dari pemerintah daerah dalam upaya pengembangan berbagai jenis kesenian (seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater).

- Identifikasi masalah dalam setiap proses pembelajaran seni budaya di tingkat satuan pendidikan (SD, SMP. SMA)

- Identifikasi tenaga pengajar pendidikan seni budaya pada setiap sekolah di Kota Banda Aceh maupun Kabupaten Kota

- Tindak lanjut berupa penambahan materi dalam bentuk Workshop atau pelatihan-pelatihan khusus.

(24)

- Monitoring dan evaluasi dari pihak terkait dalam mengevaluasi pelajaran seni budaya - Perlu dirumuskan suatu kegiatan dalam bentuk pergelaran yang berkelanjutan sehingga semua sekolah dalam satu wilayah/kabupaten kota dapat menampilkan berbagai kegiatan kesenian (seni tari, musik, teater dan seni rupa) dapat dianggarkan melalui suatu kegiatan rutin tingkat kabupaten kota dan dilanjutkan ke tingkat provinsi (DPR, DPRD).

- Perlu adanya kegiatan penambahan materi sehingga pengalaman yang telah diperoleh melalui diskusi ini dapat dikembangkan di sekolah masing-masing, kondisi ini akan menjadi pengalaman yang baik ketika seorang guru tersebut akan memberikan serangkaian pengajaran di sekolah masing-masing.

- Tanggung jawab moral untuk semua praktisi untuk dapat merekomendasikan bahwa workshop untuk tiap bidang seni sangat perlu sekali dilaksanakan sehingga menjadi masukan untuk pengembangan kompetensi guru khususnya di Aceh.

- Format kegiatannya dapat dirumuskan dalam bentuk pemberian materi ajar bukan sosialisasi, tapi langsung pada materi ajar yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar ketika peserta workshop kembali ke sekolah masing-masing.

- Studitur kecil di suatu lokasi sekaligus belajar tentang seni yang ada di wilayah tersebut sehingga menjadi suatu pengajaran yang sebenarnya terhadap satu bentuk seni yang berkembang di wilayah tersebut.

Gambar

Gambar 1. Seni Terapan
Gambar 3. Kriya Keramik
Gambar 5. Kriya Kulit

Referensi

Dokumen terkait

Form ini menjelaskan informasi cara menggunakan Aplikasi Pengamanan Gambar Dengan format JPG dan GIF Menggunakan RC6, rancangan dapat dilihat pada gambar berikut :.

dengan AfL melalui penilaian teman sejawat, model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) atau model pembelajaran langsung, (2) mana yang memberikan prestasi belajar

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kinerja keuangan perusahan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah

Informasi yang diberikan seluruh informan bahwa perempuan yang tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab merupakan penyebab dari terjadinya kekerasan pada perempuan,

ini juga dapat digunakan untuk menyesuaikan file musik, misalnya mengubah nama, menghapus, menandai sebagai favorit, dan berbagi melalui email atau link menggunakan situs

Penderita PPOK juga akan mengeluhkan sesak yang berlangsung lama, sepanjang hari, tidak hanya pada malam hari, dan tidak pernah hilang sama sekali, hal ini

Kesimpulan:Gambaran tingkat pengetahuan perawat anak tentang kejang demam di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS PKU Muhammadiyah Gamping dan RS PKU Muhammadiyah

yan ang g ak akan an se seiim mba bang ng de deng ngan an ar arus us k kas as m mas asuk uk y yan ang g dihasilkan dari in!estasi" rus kas yang mengambil