MENTIMUN
(Cucumis sativus L)
NAMA
: NUR HANIFAH
NIM
: 1514041009
PRODI
: PENDIDIKAN BIOLOGI A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MENTIMUN
(Cucumis sativus L)
1. Botania. Habitus
Mentimun, timun, atau ketimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi. (Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia, 2015)
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik. (Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia, 2015)
Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai
putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya
hitam. (Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia, 2015)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Curcubitales
Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan) Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L. (Sumber: Dedek Laksamana, 2013)
c. Organ vegetatif
1) Akar
Menurut pendapat Rukmana (1994), perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi daya tembus akar relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh sebab itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. (Sumber : Mentimun.com, 2014)
2) Batang
Batang tanaman ketimun berbulu kasar, basah, dan mempunyai panjang 0,5-2,5 meter. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
3) Daun
Daun mentimun merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang, dan bentuknya bulat telur lebar. Daun ini bertajuk 3-7 dengan pangkal berbentuk jantung, ujungnya runcing dan tepinya bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, dan warnanya hijau. Daun dan tangkai Cucumis sativus bisa dimakan sebagai lalap mentah atau dikukus. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
1) Bunga
Mentimun memiliki bunga yang dapat dikatakan merupakan bunga sempurna, berbentuk terompet dan berukuran 2-3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benangsari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah tangkai bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat. (Sumber : Mentimun.com, 2014)
2) Buah
Buah ini panjangnya 10-30 cm dan bagian pangkalnya berbintil, tumbuh menggantung, berlilin putih, warnanya hijau dan setelah tua warnanya kuning kotor. Buah mentimun bila ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang di bagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong. Buah mentimun terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat sejati, tetapi ujung daun-daun buah itu melipat lagi ke arah dinding buah, sehingga ruang-ruang yang telah terjadi dari tengah-tengah buah terbagi lagi oleh sekat-sekat yang tidak sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa buah mentimun pada mulanya mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing terbagi dua lagi oleh sekat yang tidak sempurna. Jika buah telah masak, sekat-sekat lenyap, hingga buah hanya mempunyai satu ruangan saja dengan rongga yang kosong ditengahnya. Buahnya bisa dimakan mentah, direbus, dikukus, atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau dimakan bersama rujak. Daging buah ketimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
3) Biji
melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan. (Sumber : Mentimun.com, 2014)
2. Syarat tumbuh
a. Ketinggian tempat
Mentimun sebaiknya dirambatkan kepara-para dan tumbuh baik pada ketinggian 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut.
b. Suhu
Suhua udara yang baik untuk budidaya mentimun, yaitu 170C - 230C.
c. Kelembapan
Pertumbuhan mentimun memerlukan kelembaban udara yang sedang.
d. Curah hujan
Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus, ia dapat tumbuh dengan baik dengan curah hujan 800 mm - 1.000 mm/tahun .
e. Jenis tanah
Jenis tanah yang baik untuk budidaya mentimun, yaitu tanah dengan tekstur lempung, drainase baik, dan kesuburan tinggi.
f. Kemasaman (pH)
Mentimun dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,5 - 6,8. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
3. Perbanyakan Tanaman
Budidaya mentimun melalukan proses memperbanyak tanaman melalui
Mutu Genetik yang memiliki penampilan benih murni dari spesies atau
varietas tertentu yang menunjukan genetik dari tanaman induknya. Dengan ciri mutu benih dan tanaman menyerupai sifat induknya .
Mutu fisiologik yang mencakup kemampuan daya hidup atau viabilitas
benih seperti daya kecambah dan kekuatan benih. Dengan ciri mutu fisiologik benih yakni, kemampuan benih dalam memecah kulit benih dalam proses perkecambahan dengan munculnya radikel dan memanjangnya hipokotil serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah.
Mutu fisik merupakan penampilan benih bila dilihat kasat mata, antara lain ukurannya homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain maupun dari gulma dan bebas dari kontaminasi.
(Sumber : Mentimun.com, 2014)
Benih Tanaman Mentimun
Nah, untuk mendapatkan benih yang memiliki mutu tinggi pasti kita harus mengetahui tipsnya.
Berikut tips mendapatkan benih yang baik adalah dengan menyeleksi mentimun yang pangkalnya kecil namun buahnya panjang dan besar. Biarkan
buah mentimun tersebut masak dipohon. Setelah terlihat akan membusuk petik buah tersebut dan diamkan selama satu malam. Keesokannya buah dibelah dan dikerok bijinya. Lalu masukkan kedalam wadah yang bersih dan biarkan kembali selama satu malam. (Sumber: Mentimun.com, 2014)
disimpan dengan baik bisa bertahan hingga satu tahun. Sehari sebelum budidaya mentimun dilakukan, siapkan benih dengan cara direndam dalam air hangat selama 3-5 jam kemudian letakkan di kain basah dan lembab. Setelah 15-24 jam biasanya akan tumbuh tunas dari biji-biji tersebut, dan benih mentimun siap untuk ditanam. (Sumber: Mentimun.com, 2014)
4. Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Selama 2 (dua) minggu setelah ditanam, mentimun harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Biji mentimun untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
2) Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gr per tanaman atau 1 sendok teh untuk aplikasi pertama pada umur 12 hst. Sedangkan aplikasi kedua dan ketiga dengan dosis 20 gr pertanaman atau 1 sendok makan pada umur 25 dan 45 hst. Pupuk diletakkan pada jarak 10 – 20 cm dari tanaman. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
3) Pengairan
Pengairan diberikan setiap selesai pemupukan. Sedangkan pengairan rutin diberikan dengan melihat kondisi tanah di bawah mulsa. Pada musim hujan, yang harus diperhatikan adalah drainase yang harus terbuka untuk membuang air dari dalam areal tanaman. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
Pemasangan lanjaran bisa dilakukan atau dipasang sebelum transplanting atau dipasang setelah 2 minggu tanam. Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak ke atas dan memperoleh sinar matahari secara optimal. Selain itu ajir juga berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah. Pengajiran dilakukan seawal mungkin (± 5 hari setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanaman. Tinggi ajir ± 2 meter. cara pengajiran yaitu: mengikat batang tanaman (di bawah daun pertama), melilitkan tali kasur pada batang tanaman. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
5) Pembumbunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah dipangkal rumpun tanaman sehingga menutup rimpang yang mungkin muncul dipermukaan tanah. Dengan demikain, pembumbunan juag berarti memperluas wilayah tumbuh akar dan rimpang, sehingga daya tembus akar dan pembesaran rimpang menjadi makin leluasa. Dengan pembumbunan, partikel tanah yang besar dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Kegiatan pembumbunan dalam budi daya tanaman bisa dilakukan bersama-sama dengan penyiangan. Saat dilakukan penyiangan, tanah-tanah disepanjang barisan tanaman ditimbunkan dipangkal rumpun tanaman. Cara ini sekaligus juga menciptakan parit-parit di atas bedengan yang akan semakin melancarkan drainase. Tanah yang tergenangi air dan terlalu lembab bisa memicu serangan penyakit sehingga tanaman mudah membusuk. Umumnya kegiatan pembumbunan sampai panen tiba dilakukan sebanyak tiga kali. Namun, ditanah yang ringan kegiatan ini harus dilakukan agak sering, terutama setelah turun hujan yang bisa mengikis tanah dipangkal tanaman (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
ke 3 atau 4. Dampak positif dari wiwil ini adalah mempercepat pertumbuahan tanaman ke atas disamping untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, Sedangkan fungsi ikat adalah agar tanaman dapat menjalar ke atas, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Dengan ikat akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan dan panen. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
5. Pengendalian hama dan penyakit
Untuk mengendalikan hama dan penyakit yang biasa dilakukan diantaranya: Penyiangan yang dilakukan untuk menghilangkan gulma, pembumbunan untuk menghindari serangan penyakit yang membuat tanaman mudah membusuk, penyemprotan dengan fungisida atau insektisida untuk menahan penyakit dan hama yang merusak semaian mentimun, dsb. (Sumber : Fajar Yulyanto, 2014)
6. Khasiat
DAFTAR PUSTAKA
Dedek Laksamana. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun.
http://www.petanihebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-timun.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.
Fajar Yulyanto. 2014. Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L).
http://fajar-yulyanto.blogspot.co.id/2013/05/budidaya-tanaman-mentimun-cucumis.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2015. Mentimun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mentimun. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.