• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI AUDITING KEUANGAN DAERAH siwu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI AUDITING KEUANGAN DAERAH siwu"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI AUDITING

KEUANGAN DAERAH

1. Pendahuluan

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik dan sebagai perwujudan dari pelaksanaan akuntanbilitas publik, pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain yaitu para pemangku kepentingan yang ada tentang kondisi keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2007 :29). Keuangan pemerintah daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang – undang, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan.

(2)

pengguna laporan, terpercaya, tidak bisa disuap, dan sangat menjunjung tinggi etika profesi. Pihak ketiga itulah yang disebut “auditor”. Melalui auditor itu para pengguna laporan akan mempercayakan sepenuhnya tentang penilaian mereka terhadap laporan keuangan yang telah dikeluarkan pemerintah daerah. Auditor dengan demikian merupakan pihak pemberi jaminan tentang kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan manajemen pemerintah daerah.

Sehubungan dengan pengawasan dan pemeriksaan (audit) laporan keuangan daerah, dalam pengambilan keputusan ekonomi biasanya didasarkan atas informasi yang tersedia bagi para pengambil keputusan. Untuk memperoleh manfaat terbaik, para pengguna harus memiliki informasi ekonomi yang relevan dan handal. (Guy, Alderman, Winters. 2002: 4)

(3)

pengelolaan aset kekayaan negara, dan organisasi sektor publik lainnya seperti yayasan, LSM, serta partai politik.

Dan telah menjadi tugas dari BPK(Badan Pemeriksaan Keuangan) melakukan pemeriksaan pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara. Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Kewenangan BPK dalam memeriksa pengelolaan keuangan negara, sangat memungkinkan BPK memiliki data dan informasi keuangan negara yang diperlukan dalam memberikan pendapat dan pertimbangan yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan (pihak-pihak yang berkepentingan dalam hasil audit BPK meliputi lembaga perwakilan (DPR, DPD, DPRD), lembaga lain yang dibentuk berdasarkan undang-undang,warga negara Indonesia, dan lembaga-lembaga internasional). (sumber :www.bpk.go.id) . Sebagai lembaga negara BPK bertanggung jawab dalam mengembangkan strategi audit untuk keberhasilan dalam pelaksanaan audit. Sehubungan dengan hal itu makalah ini mencoba menguraikan mengenai “Strategi Auditing Keuangan Daerah oleh BPK”. Agar pembahasannya lebih sistematis, maka pada seksi-seksi berikut ini secara berturut-turut akan dibahas: (a) Definisi Auditing, (b) Sekilas Strategi Auditing, (c) Definisi Keuangan Daerah, (d) Sistem Audit Keuangan Daerah, (e) Proses Audit, ( f ) Teknik Audit Keuangan Sektor Publik

2. Definisi Auditing

(4)

(Accounting Review,vol.47) memberikan definisi auditing sebagai :

“suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi (pernyataan) kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.(Boynton, Johnson, Kell. 2003: 5).

Menurut Agoes (2004):

Auditing adalah “ Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Adapun tujuan audit laporan keuangan dalam lingkup pemerintah daerah:

(5)

perubahan-perubahannya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.” (Bastian. 2007: 3)

3. Sekilas Strategi Auditing

Strategi audit adalah aktivitas yang pertama kali dilakukan dari seluruh rangkaian kegiatan audit. Strategi audit dapat didefinisikan sebagai proses penyusunan arahan atau petunjuk audit dan penyelarasan antara pemahaman auditor atas kegiatan auditan dengan fokus audit yang akan dilakukan.

Pentingnya strategi audit adalah sebagai elemen fundamental dalam pelaksanaan audit. Proses penyusunan strategi memungkinkan auditor untuk:

1) Dapat diungkapkan dengan cara-cara yang relevan bagi manajemen auditan.

2) Memahami kegiatan auditan, dalam sektor atau industri apa auditan bergerak dan tujuan kegiatan auditan.

3) Memahami keefektifan pengendalian internal dan merancang pendekatan audit.

4) Mendapatkan bukti audit yang efektif.

(6)

melaksanakan pengujian pengendalian.(Bastian. 2007: 85)

4. Definisi Keuangan Daerah

Keuangan daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. ‘’Keuangan daerah sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baikberupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang itu belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/peraturan undang-undang yang berlaku’’. (Halim. 2001:19) Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam ketentuan umumnya menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut.

(7)

1) Pemeriksaan Siklus Pendapatan

Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji yang material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain-lain yang sah.

Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan anggaran tahun lalu. 2. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian

pendapatan daerah.

3. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan anggaran tahun perhitungan.

4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun anggaran perhitungan. 5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang

terdiri atas:

6. Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan). 7. Kesalahan pembebanan.

8. Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).

2) Pemeriksaan Siklus Belanja

(8)

Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi utama dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua transaksi tersebut mempengaruhi berbagai akun berikut:

 Kas,

 Persediaan barang habis pakai,  Aktiva tetap,

 Aktiva lain-lain,  Utang.

a. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini, yaitu:

 Volume transaksi yang selalu tinggi,

 Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi,

 Pembelian aset yang tidak perlu,  Masalah akuntansi yang berkembang. 1. Tingginya volume transaksi akan memperbesar

kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan kesalahan pencatatan transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada kemungkinan bahwa organisasi sektor publik melakukan pembelian aset yang tidak perlu. 2. Tingginya risiko bawaan siklus belanja

(9)

pengujian pengendalian umumnya tidak mengurangi risiko pengendalian asersi hak dan kewajiban. Jadi, auditor dapat menggunakan kombinasi strategi risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dan pengujian subtantif.

3. Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat. Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal dengan penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif.

3) Pemeriksaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap sangat penting karena biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu organisasi sektor publik.

4) Pemeriksaan Jasa Personalia

(10)

5) Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.

6) Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa personalia. Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.

Tujuan audi ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:

 Asersi keberadaan dan keterjadian  Asersi kelengkapan

 Asersi hak dan kewajiban

 Asersi penilaian dan pengalokasian  Asersi pelaporan dan pengungkapan

6. Teknik Audit Keuangan Sektor

Publik

1) Prosedur analitis (Analitycal Procedures)

(11)

meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sederhana dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.

Contoh prosedur analitis adalah membandingkan item belanja menurut anggaran dan item realisasi belanja. Hasil perbandingan itu akan menunjukan ada tidaknya penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.

6) Inspeksi (Inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevalusai bukti, baik bottom-up

mapun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom –up atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor seringkali mempertimbagkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan entitas.

(12)

7) Konfirmasi (Confirming)

Kegiatan konfirmasi adalah bentuk kegiatan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsug dari sumber independen di luar organisasi sektor publik yang di audit. Dalam kasus yang lazim, klien (organisasi yang di audit) mengajukan permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang mengirimkan permintaan keterangan tersebut.

Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada bendahara pengeluaran terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang telah dilakukannya. Kegiatan ini akan mengajukan apakah bukti transaksi tersebut fiktif atau benar adanya. Selain keteranagn-keterangan lainya terkait bukti tersebut.

8) Permintaan keterangan (Inquiring)

Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada manajemen atau karyawan organisasi sektor publik, yang umumnya berupa pernyataan-pernyataan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara langsung meminta keterangan kepada pihak external.

(13)

9) Perhitungan (Counting)

Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting) adalah (1) perhitungan fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan (2) akuntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Hal pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada. sementara yang ke dua dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal organisasi melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.

Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung asset yang telah dibeli bagian pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.

10) Penelusuran (Tracing)

Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.

(14)

apakah ada kesesuaian penyajian, yaitu penyajian yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.

11) Pemeriksaan bukti pendukung (Vouching)

Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam penelusuran. Prosedur pemeriksaan bukti pendukung digunakan secara luas untuk mendeteksi salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dalam pencatatan akuntansi.

Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal “Pembelian ATK” dijurnal, kemudian membandingkanya dengan kwitansi pembelian ATK tersebut atau tanda pembelianya.

12) Pengamatan (observing)

Pengamatan berkaitan dengan memerhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatannya berupa pemrosesan rutin atau jenis transaksi tertentu, seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang telah diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi sektor publik. Pengamatan sangat terutama untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal.

(15)

13) Pelaksanaan ulang (Reforming)

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan oleh organissasi sektor publik yang di audit. Contohnya adalah menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, dan lain-lain. Auditor juga dapat melakukan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal sudah sesuai dengan pengendaliaan internal yang sudah dirumuskan.

Contoh kegiatan pelaksaaan ulang adalah auditor menghitung ulang penyusutan kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis yang sebenarnya, kemudian dibandingkan dengan pencatatan beban peyusutan kendaraan yang telah dilakukan.

14)Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

Contoh kegiatan audit berbantukan komputer adalah auditor dengan bantuan komputer memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan membandingkanya dengan kwitansi pendapatan, dan bukti –bukti transaksi lainya.

15) Pengujian pengendalian

(16)

1) Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain kebijakan atau posedur dan apakah benar–benar digunakan dalam kegiatan organisasi

16) Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan prosedur serta bagaiman pengaplikasiannya, konsistensinya dengan aplikasi terdahulu dan oleh siapa aplikasi itu dilaksanakan selama satu periode.

Contoh kegiatan pengujian pengendalian adalah auditor membandingkan dokumen SOP atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati pelaksaannya dilapangan. Pengendalian akan dianggap baik jika SOP atau petunjuk teknis mampu memberikan pedoman bagi pelaksanaan tugas-tugas pegawai, pegawai mudah memahaminya dan mengaplikasikannya pada setiap pekerjaanya secara konsisten.

12) Pengujian substansif

Dua kateegori umum pengujian substansif adalah:

1) Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam penyediaan bukti–bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya tentang kesalahan atau ketidak beresan yang terjadi;

(17)

transaksi dan neraca atau sebaliknya atas kesalah dan ketidak beresan yang terjadi.

Contoh kegiatan pengujian substantive adalah auditor memeriksa secara rinci angka dan jumlah transaksi yang telah terjadi,dimulaidari memeriksa seluruh bukti tranaksi,catatan dalam jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan yang telah jadi dengan demikian dapat ditemukan apakah ada kesalah atau ketidak beresan.

7. Proses Audit

Terdapat 17 proses dalam audit keuangan daerah:

7.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap yang vital dalam audit. Perencanaan audit yang baik merupakan faktor penting bagi tersedianya bukti audit (evidence) yang cukup dan kompeten untuk mendukung isi laporan audit.

Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di Indonesia SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga (1) auditor dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada, (2) membantu menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar, (3) serta menghindari kesalah pahaman dengan klien.

(18)

1) Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.

Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi berfokus pada laporan realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan lainnya.

17) Penentuan tujuan dan lingkup audit

Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.

18) Penilaian resiko

Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung resiko kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendalian (control risk), risiko bawaan (inherent risk), dan risiko deteksi (detection risk) harus dilakukan.

19) Penyusunan rencana audit

Suatu rencana audit harus disusun

berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit.

7.2 Penetapan regulasi audit keuangan

(19)

dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan opini yang tepat.

7.3 Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga auditor

Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan. Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan audit.

7.4 Temu rencana audit tahunan

Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan, kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.

7.5 Penerbitan regulasi tim dan kebijakan oleh lembaga auditor

Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel yang akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam menjalankan proses audit.

7.6 Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit

(20)

bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik.

7.7 Survei awal karakter industri/ organisasi yang akan diaudit

Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei awal terhadap karakter industri/organisai yang akan diaudit.

7.8 Pembuatan program audit

Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit yang akan dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit.

Suatu program audit akan berisi:

 Tujuan audit untuk setiap area

 Prosedur audit yang akan dilakukan

 Sumber bukti audit

 Deskripsi mengenai kesalahan (error).

7.9 Penerbitan surat tugas audit

Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa untuk melaksanakan audit.

(21)

Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:

Menilai Pengendalian Internal

Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:

1. Keandalan atau reliabilitas laporan keuangan.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan. Hal inilah yang disebut sebagai pengendalian internal.

Jenis-jenis pengendalian internal:

1) Organisasi

Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara rinci dan jelas.

20) Pemisahan tugas

(22)

21) Fisik

Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi aset terbatas pada personel yang berwenang.

22) Persetujuan dan Otorisasi

Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat. Batas wewenang juga harus dijelaskan.

23) Akuntansi

Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi,

pemakaian nomor rekening, jurnal, dan akuntansi untuk dokumen.

24) Personalia

Keberadaan prosedur akan menjamin penempatan personel yang sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawabnya.

25) Supervisi

Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang

bertanggung jawab terhadap transaksi dan pencatatannya sehari-hari.

(23)

Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas rutinnya, yang meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal dan prosedur review khusus lainnya.

Melakukan Prosedur Analtis

Prosedur analisis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.

Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga membantu auditor dalam mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak diharapkan.

Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu:

1. Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat

2. Mengembangkan ekspektasi

3. Melakukan perhitungan dan perbandingan 4. Menganalisi data

5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan

6. Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit.

(24)

Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan temuan-temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian didaftar sebagai bukti dalam penyampaian pendapat nantinya.

7.12 Pembicaraan awal tentang daftar temuan

Berdasarkan temuan-temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan tersebut. Dalam tahapan ini, auditor akan melakukan

cross-check atas hasil temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.

7.13 Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan

Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan cross-check dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil pemeriksaan.

7.14 Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit

(25)

7.15 Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan

Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan di pastikan kelengkapan serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan di lakukan penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir.

7.16 Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan

Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik.

7.17 Penerbitan laporan hasil pemeriksaan

Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang telah di audit tersebut.

8. Kesimpulan

(26)

kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.

(27)

DAFTAR RUJUKAN

 Boynton. Johnson, Kell. (2003: 5)  Bastian. (2007: 85)

 Guy, Alderman, Winters. (2002: 4)  Halim. (2001: 19)

 Mahmudi. (2007: 29)

(28)

Boynton, William C,. Raymond N. Johnson, & Walter G. Kell. 2003. Modern Auditing, Edisi ke 7,

jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Erlangga

Guy, Dan M,. C. Wayne Alderman, & Alan J. Winters. 2002. Auditing, Edisi ke 5, jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah. Jakarta: UPP STIM YKPN

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi

UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.

Referensi

Dokumen terkait

So do some careful research, narrow the field, ask good questions, find people who care about quality and when you find the right printer he will make a good job great. This is a

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Pokja Konsultan III ULP pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah akan melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana dengan prakualifikasi untuk paket pekerjaan jasa

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Kantor dan Aula Kantor Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah , dengan ini kami mengundang Saudara

Data D2 yang tidak masuk pada D3 Serdos Gelombang 201701 ini akan dicek kembali pada database di PDPT untuk penyusunan data D3 Serdos selanjutnya.. PT dapat mengusulkan dosen yang

Perak Kecamatan Tembilahan , dengan ini kami mengundang Saudara untuk dilakukan klarifikasi/verifikasi dan pembuktian kualifikasi , yang akan dilaksanakan pada :. Unit

Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, diumumkan bahwa nama dan alamat penyedia berikut ini telah ditetapkan sebagai penyedia sebagai berikut :.. Nama paket pekerjaan

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Administrasi, Teknis dan Harga, maka sesuai dengan jadwal LPSE akan dilakukan Pembuktian Kualifikasi atas dokumen Penawaran yang di ajukan