• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsitektur Abad Pertengahan hingga ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arsitektur Abad Pertengahan hingga ke"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ARSITEKTUR DUNIA 1 SEMSESTER III

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

OLEH:

(2)

HALAMAN JUDUL

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan Mata Kuliah Arsitektur Dunia 1

Semester III.

Disusun oleh:

GEDE ANGGA ISWARA (1219251041)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR NON REGULER FAKULTAS TEKNIK

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Arsitektur Dunia 1, semester III dengan materi “Arsitektur Pertengahan”, tepat pada waktunya.

Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Widiastuti, M.T selaku Dosen Koordinator mata kuliah Arsitektur Dunia 1 Kelas B yang telah memberikan beberapa materi sebagai penunjang tugas Arsitektur Dunia 1.

2. Bapak Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang juga telah memberikan bimbingan dan masukan dalam revisi tugas Arsitektur Dunia 1.

3. Teman-teman mahasiswa di Jurusan Arsitektur Kelas A maupun B yang telah sharing dan saling tukar informasi dalam penyusunan tugas Arsitektur Dunia 1.

(4)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ··· ··· 1

KATA PENGANTAR ··· ··· 2

DAFTAR ISI ··· ··· ··· 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ··· ··· 4

1.2 Topik Bahasan ··· ··· 5

1.3 Tujuan ··· ··· ··· 5

1.4 Manfaat ··· ··· · 5

1.5 Metode Penulisan ··· ··· 6

BAB II PERKEMBANGAN SEJARAH 2.1 Awal Perkembangan ··· ··· 7

2.2 Masa Kristen Awal ··· ··· 10

2.3 Masa Byzantium ··· ··· 15

2.4 Masa Romanesque··· ··· 18

2.5 Masa Gothik ··· ··· 22

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan (artefak), mulai dari lingkup makro, seperti perencaan dan perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap hingga lingkup mikro, seperti perencanaan dan perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk. Dalam arti yang sempit, arsitektur sering kali diartikan sebagai ilmu dan seni perencanaan dan perancangan bangunan. Dalam pengertian lain, istilah arsitektur sering juga dipergunakan untuk menggantikan istilah hasil-hasil proses perancangan (Wikipedia, 2013).

Arsitektur merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan yang lahir dan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang diwariskan secara turun-temurun. Arsitektur sudah ada sejak manusia pertama kali hidup di bumi untuk melindungi dirinya dari alam, baik itu terhadap perubahan iklim dan cuaca, terhadap serangan binatang buas, ataupun terhadap serangan manusia dari kelompok lainnya.

Arsitektur dapat dikatakan telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia, yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan seperti: seni, teknologi, geografi, dan sejarah. Inti dari semuanya adalah kita tidak akan dapat memahami secara menyeluruh sebuah karya arsitektur tanpa beberapa latar belakang pengetahuan yang mendukung. Perkembangan dan perubahan sosial politik, ketersediaan akan material dan bahan bangunan, kemajuan pengetahuan dan Teknologi, Perubahan dalam mode dan fungsi pendukung, serta pengaruh kebudayaan asing.

(6)

sekarang ini, seperti mempelajari bentuk-bentuk dan langgam-langgam arsitektur dari negara-negara luar bahkan mempelajari perkembangan asal mula desain-desain rancangan tersebut dapat tercipta. Melirik hal tersebut, sejarah dan perkembangan arsitektur pada setiap negara memiliki perjalanan panjang dari jaman sebelum masehi.

Kebudayaan sangat mempengaruhi perkembangan arsitektur, mencakup interaksi antar kebudayaan manusia dengan alam, dalam hal ini termasuk iklim, topografi, dan faktor lingkungan lainnya.

Sejarah merupakan cikal bakal suatu bangsa dan sebagai jati diri suatu peradaban, maka pemahaman terhadapa sejarah arsitektur dianggap perlu untuk di pelajari. Mengingat sebagian besar ersitek sudah melupakan karater dan ciri khas sejarah suatu peradaban bangsa sehingga karya-karya desain yang dihasilkan tidak mencerminkan daerah setempat. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengangkat judul makalah “Arsitektur Abad Pertengahansesuai materi yang di peroleh.

1.2 Topik Bahasan

Berdasarkan latar belakang di atas, topik bahasan dalam makalah ini yakni hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur di abad pertengahan secara umum.

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk menjelaskan perkembangan arsitektur di abad pertengahan. b. Tujuan Khusus

Untuk memperoleh gambaran umum mengenai konsep tata ruang, filosofi, prinsip dasar arsitektur di abad pertengahan

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yakni :

a. Dapat menjelaskan perkembangan arsitektur di abad pertengahan. b. Dapat memperoleh gambaran umum mengenai konsep tata ruang,

(7)

c. Dapat memahami karakteristik dan langgam arsitektur di abad pertengahan.

1.5 Metode Penulisan a. Jenis penulisan :

Deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji dan membandingkan sumber-sumber yang relevan sesuai dengan materi yang dibahas.

b. Waktu dan tempat penulisan :

September 2013-Januari 2014, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar.

c. Teknik analisis data :

(8)

BAB II

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

2.1 Awal Perkembangan

Menurut Widiastuti (2013) dalam perkuliahannya, peradaban arsitektur pertama kali diperkirakan berasal dari bangsa Mesopotamia yang terletak di antara dua sungai, yakni sungai Tigris dan sungai Euphrates yang saat ini merupakan bagian dari negara Irak dan Syria bagian timur. Sejarah Mesopotamia dimulai sekitar 3.000 SM dan kemudian menyebar ke wilayah Mesir dan hampir sebagian benua Asia hingga memasuki peradaban di Eropa.

Perkembangan arsitektur dari masa ke masa dapat dijabarkan dalam bentuk kronologi. Seperti menurut Marvin Trachtenberg dan Isabelle Hyman dalam kronologi mereka, perkembangan arsitektur dibagi dalam 4 tahap, yaitu (Widiastuti, 2013):

Arsitektur Kristen Awal 0-395 M

Arsitektur Byzantium 395-1100 M

Arsitektur Abad 18 Elektisme 1800 M

Arsitektur Abad 19 Art Noesle 1900 M

Arsitektur Modern 2000 M

(9)

Berdasarkan tabel di atas, abad pertengahan (The Middle Age) atau abad Mediaves merupakan periode sejarah arsitektur yang berkembang pesat di benua

Eropa dengan dimulainya kebangkitan religi di benua tersebut setelah runtuhnya Kerajaan Romawi Barat yang berkedudukan di Roma (476 M) dan munculnya Kerajaan Romawi Timur yang berkedudukan di Konstantinopel.

Sejarah arsitektur abad pertengahan dimulai pada tahun 313 M ketika agama kristen dinyatakan sebagai agama yang legal oleh Kaisar Konstantin dengan meluluskan Edict of Toleration yang memungkinkan penyebaran Kristen (Trianto, 2012). Sama halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap para dewa, periode abad pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Agama mulai berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.

Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman kuno ditinggalkan dan dianggap sebagai ilmu sihir. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi termasuk dalam menciptakan suatu bangunan dan tempat-tempat umum selalu menyediakan ruang untuk tempat memuja Tuhan.

(10)

Gambar 1. Denah Basilika

Sumber:http://test.classconnection.s3.amazonaws.com/

Basilika yang paling bagus dan terbesar adalah Gereja St. Sophia yang terletak di Konstantinopel. Basilika ini memiliki gaya khas Byzantium. Gaya Byzantium tersebut dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh ke daerah-daerah dunia muslim.

Gambar 2. Tampilan Luar Gereja St. Sophia

(11)

Gambar 3. Interior Gereja St. Sophia

Sumber :http://www.whereist.com/

2.2 Masa Kristen Awal

Masa Kristen awal berkembang pada saat pertengahan Kekaisaran Romawi dan abad pertama. Berikut periode Kristen awal:

a. 0-325 M : Periode pengajaran dan awal mula kristen ditandai dengan penyaliban Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) b. 313-325 M : Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang

memungkinkan umat Kristen mempraktekkan agama secara bebas di Romawi

c. 325 M : Kaisar Konstantin masuk agama Kristen

d. 325-395 M : Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi e. 395 M : Perpecahan Kerajaan Romawi

(12)

a. Denah bentuk segi empat “simetris”, biasanya ukuran panjang = dua kali lebar.

b. Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah umat yang besar. c. Bagian tengah “nave” yang seperti lorong panjang memberikan

pandangan yang tak terputus bagi umat ke bagian depan yang berupa portico atau narthex.

d. Pintu masuk selalu berada di sebelah barat.

e. Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena dosa-dosanya) harus mendengarkan kutbah di bagian portico

f. Altar diletakkan di podium bagian timur yang disebut “bema” dan di belakangnya terdapat ruang setengah lingkaran yang disebut“apse”. g. Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar di tengah “nave”yang di

samping kiri-kanannya terdapat gang “aisle” yang dibatasi oleh deretan kolom.

h. Tempat pembaptisan “baptisteries” adalah bangunan terpisah dengan bentuk denah lingkaran atau segi banyak (polygonal).

i. Tempat air baptis “font” selalu ditempatkan di bagian tengah dan biasanya merupakan replika yang lebih kecil dari bangunan itu sendiri.

Gambar 4. Bagian-bagian dari Basilika

(13)

Gedung basilika yang diadopsi untuk kepentingan peribadatan ketika itu merupakan peralihan fungsi dari pengadilan di masa Romawi, sehingga para pakar menyebutkan bahwa masa awal arsitektur Kristen adalah perakitan arsitektur Romawi. Nilai-nilai kesombongan yang ditampilkan melalui skala bangunan di luar skala manusia untuk mengedepankan skala Tuhan yang agung, sakral, suci, magis, dan religius.

Para arsitek di masa itu menampilkan interior bangunan basilika dengan dekorasi berupa hiasan ornamen atau gambar tentang ceria tokoh atau pemuka agamanya. Beberapa bangunan gereja yang sangat terkenal ketika masa arsitektur Kristen awal adalah Basilika S. Clemente, Basilika S. Appolinare, dan Basilika S. Petrus.

Gambar 5. Eksterior Basilika S. Clemente

(14)

Gambar 6. Interior Basilika S. Clemente

Sumber :http://www.telegraph.co.uk/

Gambar 7. Eksterior Basilika S. Appolinare

(15)

Gambar 8. Interior Basilika S. Appolinare

Sumber :http://static.panoramio.com/

(16)

Gambar 10. Interior Basilika S. Petrus

Sumber :http://4.bp.blogspot.com/

2.3 Masa Byzantium

Byzantium berkembang pada saat Kekaisaran Romawi mulai runtuh, Kekaisaran Romawi dibagi menjadi bagian timur dan barat serta merupakan pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi. Tiga aspek kehidupan orang Byzantium yang menonjol adalah keagamaan, kerajaan, dan pertunjukan. Kehidupan kota dikekelilingi 3 bangunan penting sesuai aspek kehidupan orang-orang Byzantium, yaitu kelompok gedung Hypodrom (pertunjukan: rakyat), Istana suci kekaisaran (kerajaan: kaisar), dan Gereja Hagia Sophia (keagamaan: Tuhan). Ketiga gedung tersebut terletak berdekatan dan dihubungkan oleh jalan di tengah-tengah, yaitu suatu jalan yang selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan protokol menuju ke bangunan penting).

(17)

Gambar 11. Peta Kota Byzantium (Konstantinopel)

Sumber :http://upload.wikimedia.org/

Sama halnya dengan masa Kristen Awal, pada masa Byzantium juga terrdapat beberapa karakteristik bangunan arsitktur gereja antara lain, yakni:

a. Denah dapat berbentuk basilika, salib, lingkaran atau polygon. b. Pintu masuk di sebelah barat, altar di sebelah timur.

c. Bahan bangunan utama adalah bata, disusun berdasarkan pola dekoratif atau dilapis plasteran.

d. Atap ditutup oleh lapisan timah.

e. Luar bangunan terlihat cukup sederhana, datar, dengan jendela yang kecil dan berteralis.

f. Interior bangunan kaya dengan mosaik yang penuh warna, menghiasi dinding, kubah, dan langit-langit (warna dominan adalah biru dan emas).

(18)

sedangkan pada kubah Romawi diletakkan di atas bukaan denah bentuk lingkaran.

Gambar 12. Eksterior Gereja Hagia Sophia, Ikon Bizantium

Sumber :http://www.britannica.com/

Gambar 13. Interior Gereja Hagia Sophia, Ikon Byzantium

(19)

2.4 Masa Romanesque

Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur abad pertengahan Eropa ditandai dengan lengkungan setengah lingkaran, istilah romanesque muncul pada abad ke-19 untuk menunjukkan gaya yang dimulai pada abad ke-11 sampai abad ke-12 ini.

Periode Romantiqe merupakan jaman kegelapan“Dark Ages” dimana tidak banyak terdapat hasil karya arsitektur yang benar-benar mencirikan masa ini. Para arsitek hanya meniru karya-karya lama pada masa Romawi dan mencampurnya dengan ide-ide dari agama Kristen sehingga gaya arsitektur romanesque dapat dikatan perpaduan antara fitur dari bangunan Romawi Barat dengan gaya arsitektur Byzantium.

Kolaborasi dua masa tersebut menciptakan karakteristik bangunan berupa gereja yang khas di masa romanesque, yakni:

a. Gereja Romanesque memiliki karakteristik busur lengkung, dapat ditemukan pada pintu, jendela, gang-gang arcade, langit-langit dan lain-lain.

b. Atap gereja pada awal menggunakan kayu, karena mudah terbakar maka penggunaan kayu digantikan dengan langit-langit lengkung terbuat dari batu.

c. Penggunaan langit-langit batu mengakibatkan beban gedung bertambah sehingga dinding dibuat lebih tebal sebagai pendukung yang disebut buttress.

(20)

Gambar 14. Bangunan Gereja di Masa Romanesque

Sumber :http://atpic.files.wordpress.com/

g. Pahatan adalah fitur terpenting pada dekorasi pintu masuk utama. Pintu masuk terletak di bagian dalam dinding yang tebal (beberapa dinding tebalnya mencapai 6 m). Di atas pintu terdapat tympanum, yang biasanya diisi dengan pahatan yang berisi penggalan cerita Injil.

Gambar 15. Tympanum pada Pintu Masuk Gereja

(21)

h. Jendela terlihat kecil dan sempit. Susunan kolom, busur dan pahatan dekorasi di sekeliling jendela membuatnya terlihat lebih besar.

Gambar 16. Jendela-jendela Kecil pada Gereja Romanesque

Sumber :http://atpic.files.wordpress.com/

i. Denah gereja Romanesque selalu berbentuk salib. Altar diletakkan di timur (menghadap Yerusalem), pintu masuk di barat.

(22)

Gambar 17. Interior Ruangan dalam Gereja

Sumber :http://atpic.files.wordpress.com/

k. Terdapat ruang bawah tanah “crypt” di bawah altar untuk menempatkan peninggalan dari para santo (orang suci).

l. Nave dan aisles dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas aisles terdapat gallery “triforiumyang dapat memberikan view ke nave, Di atas gallery tersebut terdapat koridor sempit “clerestory” sebagai tempat jendela-jendela utama.

m. Struktur langit-langit adalah busur tinggi terbuat dari batu. Terdapat jenis barrel vault (sederhana) dan cross vault (busur bersilang).

Gambar 18. Barrel Vault dan Cross Vault

(23)

n. Terdapat kolom-kolom besar yang disebut Capital Coloum, dibuat dengan dasar order Romawi atau desain khas Romanesque.

Gambar 19. Order Romawi pada Kolom-kolom Gereja

Sumber :http://atpic.files.wordpress.com/

2.5 Masa Gothik

Arsitektur Gothik adalah perwujudan keyakinan Kristen lebih moderen daripada periode-periode sebelumnya, dimana bangunan Gothik yang paling dikenal adalah katedral. Katedral merupakan bangunan yang penting bagi sebuah komunitas atau suatu kota di Eropa pada abad pertengahan. Orang yang membuat katedral bukan orang setempat atau penduduk asli suatu kota, melainkan kelompok tukang batu profesional yang mengerjakan proyek dari satu kota ke kota lain.

(24)

b. Bagian barat gereja adalah bagian yang paling kaya ornamen. Umumnya terdapat tiga pintu masuk, pintu masuk bagian tengah adalah yang paling besar.

Gambar 20. Contoh Katedral pada Masa Gothik

Sumber :http://atpic.files.wordpress.com/

c. Patung-patung pada kolom dibuat di depan kolom, bukan menjadi bagian dari kolom, bukan ukiran kolom seperti peiode-periode sebelumnya.

(25)

Gambar 21. Jendela Rose Window padaKatedral Gothik

Sumber :http://atpic.files.wordpress.com/

e. Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan kanan.

(26)

Gambar 22. Denah Katedral Arsitektur Gothik

(27)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan arsitektur dibagi dalam 4 tahap yaitu: Arsitektur Prasejarah, Arsitektur Abad Pertengahan (The Middle Ages), Arsitektur

Zaman Baru (New Ages), dan Arsitektur Modern.

2. Arsitektur Abad Pertengahan (The Middle Ages) dibagi menjadi 4 masa, yaitu: Masa Kristen Awal, Masa Byzantium, Masa Romanesque, dan Masa

Gothik.

3. Masa Kristen Awal: masuknya agama Kristen dengan ditandai bentu dan fungsi bangunan ditunjukan untuk kebutuhan religi. Bangunan berbentuk basilika. Basilika terkenal yakni: S. Clemente, S. Appolinare, dan S. Petrus.

4. Masa Byzantium: kehancuran Kerajaan Romawi, bangunan berbentuk basilika, bangunan terkenal adalah Basilika Hagia Sophia.

5. Masa Romanesque: jaman kegelapan, percampuran arsitektur Romawi dan Byzantium. Karakteristik gereja terdapat bentuk lengkung.

6. Masa Githic: masa terakhir di abad pertengahan, bangunan yang paling dikenal adalah Katedral, bentuk atap yang khas adalah runing ke atas.

3.2 Saran

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Arsitektur Gereja Abad Pertengahan. Tersedia pada http://kabarmasasilam.blogspot.com/2013/03/arsitektur-gereja-abad-perteng ahan.html. Diakses pada 28 Desember 2013.

Mahardika, Ridwan Dwi. 2010. Romanesque Arsitektur. Tersedia pada http://shabiterz.blogspot.com/2010/06/romanesque-arsitektur.html. Diakses pada 28 September 2013.

Trianto. 2012. Seni Abad Pertengahan. Tersedia pada http://arti-sejarah.blogspot.com/2012/07/seni-abad-pertengahan.html. Diakses pada 25 September 2013.

Widiastuti. 2013. ARSITEKTUR MESOPOTAMIA (Lokasi, Filosofi, Prinsip Dasar, Kronologi, Aplikasi). Disampaikan pada perkuliahan Arsitektur Dunia 1. Denpasar : tidak dipublikasikan.

________. 2013. ARSITEKTUR ROMAWI (Lokasi, Filosofi, Prinsip Dasar, Kronologi, Aplikasi). Disampaikan pada perkuliahan Arsitektur Dunia 1. Denpasar : tidak dipublikasikan.

________. 2013. Prinsip Dasar & Pola Penyebaran (Arsitekutr Prasejarah & Klasik). Disampaikan pada perkuliahan Arsitektur Dunia 1. Denpasar : tidak dipublikasikan.

Wikipedia. 2013. Arsitektur. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur. Diakses pada 28 September 2013.

(29)

Gambar 10

1. Dr. Ir. Widiastuti, M.T (Dosen Koordinator)

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Arsitektur
Gambar 2. Tampilan Luar Gereja St. Sophia
Gambar 3. Interior Gereja St. Sophia
Gambar 4. Bagian-bagian dari Basilika
+7

Referensi

Dokumen terkait