URGENSI MANAJEMEN PERUSTAKAAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Perpustakaan Di Indonesia sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:
a. perpustakaan merupakan sumber belajar,
b. merupakan salah satu komponen sistem instruksional,
c. sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran,
d. sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi. Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan. Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh berbagai sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di perpustakaan. Dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan guna membantu tercapainya sukses belajar di Indonesia.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat menciptakan atmosfir di Indonesia yang kondusif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Perpustakaan sekolah juga dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan imajinasi anak melalui berbagai bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk bisa menciptakan kondisi tersebut
Nama : Dwi Ananda Hernia Tanjung Nim : 37153065
organisasi perpustakaan di Indonesia haruslah dapat mendukung peran dan tugas yang lebih professional. 1
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2014 dijelaskan bahwa “perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan.
A. Perpustakaan Sebagai Pilar Penyangga Peradaban
Perpustakaan sebagai pilar penyangga peradaban adalah sulit, atau bahkan mustahil, mencari ilmu tanpa membaca buku. Melalui buku, manusia memanifestasikan pendidikan sebagai warisan terbaiknya. Ketika pencarian makna dan pemikiran mereka dibahasakan dalam lembar-lembar tulisan, proses regenerasi pengetahuan menjadi rantai yang tidak terputus. Sejarah perjalanan proses pemaknaan manusia terhadap dunianya melalui kerangka ilmu pengetahuan terekam melalui gambar dan tulisan. Bahkan hingga saat ini, di era digital yang penuh dengan kemudahan teknologi, semua informasi yang direkam telah membantu umat manusia mengembangkan peradabannya. Informasi-informasi tersebut disimpan di tempat khusus yang disebut perpustakaan.
Perpustakaan memiliki sejarah panjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan manusia, dan hingga kini masih menjadi salah satu fasilitas terpenting dari setiap perguruan tinggi dunia. Universitas yang berbasis riset dan bertaraf internasional selalu menjadikan perpustakaannya sebagai sumber ilmu dan informasi. Karenanya di banyak universitas, upaya-upaya pencarian dana untuk melengkapi dan meningkatkan kualitas perpustakaan menjadi krusial. Hal ini dikarenakan fungsi universitas bukan semata menjadi menara gading intelektual, tetapi harus melahirkan penelitian-penelitian dimana
ilmu pengetahuan dijadikan alat untuk menjawab berbagai permasalahan riil kehidupan manusia, terlebih lagi kepada sumber peradaban.
Peradaban dimulai dari membaca realitas-realitas yang kemudian dibukukan oleh penulis kreatif, pembacaan terhadap realitas akan kesadaran pemikirannya tentang perubahan suatu kehidupan yang selalu terjadi. Sesungguhnya hidup itu perubahan, tidak ada satu kehidupan pun yang tidak mengalami perubahan bahkan matipun sesungguhnya adalah estafet dari perubahan,itu sendiri juga mengasumsikan daya cipta, daya intelektual, serta kreatifitas manusia dan usahanya dalam rangka memakmurkan
dan membangun kehidupan sejahtera di dunia dan dalam rangka mencari kebahagiaan
sejati di akhirat kelak. Peradaban itu sendiri menunjukkan fungsi kekhalifaan umat
manusia. Peradaban Islam sangat terkait dengan keberimanan dan kepercayaan yang
memiliki dimensi-dimensi moral yang dapat membantu terwujudnya peradaban global
yang imensif. Itulah yang dimaksud oleh John Gardner, seorang cendekiawan Amerika
ketika ia mengatakan bahwa tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran jika ia
tidak percaya kepada sesuatu, dan jika sesuatu yang dipercayainya tidak memiliki
dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban yang agung.
Perpustakaan serta kebedaannya di lembaga perguruan tinggi terkhusus kepada
perguruan tinggi agama Islam adalah sebagai penyangga peradaban, perpustakaan
adalah gudangnya pluralitas-pluralitas pemikiran yang komlpleks yang dibukukan dari
proses dialektika kreatif seorang pemikir yang membaca realitas plural. Untuk
menjawab tantangan kehidupan yang terus menerus berubah, negeri ini akan menjadi
bumi yang subur untuk menumbuhkan pluralitas, jika perpustakaan tetap terjaga
peranannya dalam dunia pendidikan yang mencerdaskan bangsa dan sebagai pilar
penyangga peradaban yang memuliakan pemikiran yang bebas.2
Maka pemerintah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang standar tenaga perpustakaan sekolah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan3 pendidikan berlangsung sepanjang masa (life long education). Setiap orang diberikan hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Penyelenggaraan perpustakaan adalah untuk mendukung dan memfasilitasi dilaksanakan proses pendidikan tersebut, baik secara formal maupun nonformal.
Seperti telah dicanangkan oleh UNESCO, bahwa pendidikan untuk semua (education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi dengan adanya perpustakaan.
Oleh karena pendidikan merupakan proses alih dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan lembaga pendidikan seperti sekolah dan perpustakaan merupakan medianya, maka perkembangan bidang pendidikan berkaitan erat dengan keberabadaan perpustakaan. Sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan juga berkembang, sehingga antara pendidikan dan perpustakaan bagaikan dua sisi mata uang yang sama nilainya dan tak dapat dipisahkan, keduanya saling melengkapi dan mengisi.
C. Kebijakan Pemerintah Di Bidang Perpustakaan
Perlu diakui, bahwa peran pemerintah di bidang perpustakaan sangat besar, kalau tidak dapat dikatakan bahwa perkembangan perpustakaan sangat bergantung kepada
%20di%20UIN%20Alauddin%20Makassar
pemerintah. Kondisi demikian terutama terjadi pada negara-negara berkembang. Meskipun kemampuan pemerintah terbatas dan bidang-bidang lain perlu diprioritaskan namun pembinaan dan pengembangan perpustakaan tidak dapat diabaika. Oleh karena itu pemerintah banyak sekali mengeluarkan kebijakan di bidang perpustakan, baik di tingkat pusat/ nasional, maupun di tingkat daerah/wilayah. Kebijakan pemerintah tersebut tertuang dalam peraturan perundang-undangan, keputusan presiden (Keppres), peraturan pemerintah (PP), peraturan Mentari (Permen), Instruksi mentari (Inmen), Peraturan Daerah (Perda), dan keputusan pejabat yang lain.
Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan landasan hukum, petunjuk, atau pun pegangan dalam pembentukkan, pengelolaan dan pembinaan perpustakaan. Oleh karena itu, baik secara langsung atau pun tidak, kebijakan pemerintah di bidang perpustakaan merupakan salah satu peluang yang memberikan motivasi dan inovasi perkembangan perpustakaan.4
D. Persaingan Perpustakaan Dengan Bidang-Bidang Lain
Dalam dunia modern, persaingan atau kompetisi yang sehat antara berbagai bidang telah sering terjadi. Persaingan telah merambah pada bidang perpustakaan dengan bidang-bidang yang lain dan telah ikut mendorong berkembangnya perpustakaan. Bidang informasi dan ilmu pengetahuan, serta pendidikan telah berkembang, sedangkan perpustakaan secara langsung dan tidak langsung telah ikut berperan aktif dalam perkembangan tersebut. Meskipun di dalam menjalankan berbagai kegiatannya perpustakaan menghadapi keterbatasan, namun perpustakaan perlu berusaha untuk mengatakannya. Oleh karena tanpa berusaha menyesuaikan diri dengan
perkembangan di sekitarnya, maka perpustakan akan tertinggal, dan berarti kurang dapat menjalankan semua aktivitasnya sebagaimana mestinya.5
E. Citra Perpustakaan
Penyelenggara perpustakaan semestinya berusaha memberikan gambaran (citra) yang baik kepada masyarakat. Gambaran itu adalah (1) perpustakaan merupakam pusat informasi, (2) perpustakaan sebagai pusat belajar, (3) tempat rekreasi, (4) sebagai lembaga pelestari khasanah budaya, (5) merupakan agen perubahan / pembangunan, (6) mampu memberikan layanan yang baik sebagaimana dikehendaki para pemakainya, (7) merupakan salah satu layanan publik yang penting, karena dibutuhkanorang banyak, (8) merupakan kebanggaan masyarakat di sekitarnya, sebenarnya yang menilai dan memberikan pengakuan bahwa perpustakaan itu memiliki citra baik, adalah masyarakat yang berkunjung ke perpustakaan.6
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1759/1/10E00540.pdf
5 Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:Bumi Aksara,2006).Hlm.45.
file:///C:/Users/user/Downloads/1134-2048-2-PB.pdf
Darmono.2007. Perpustakaan Sekolah.Jakarta:Grasindo
Bafadal ibrahim.2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.Jakarta:Bumi Aksara
Sulistyo basuki.1994. Periodisasi Perpustakaan Di Indonesia.Bandung:Remadja Rosda Karya
http://download.portalgaruda.org/article.php?