• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK ISLAM DALAM MENUNTUT ILMU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KODE ETIK ISLAM DALAM MENUNTUT ILMU"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK ISLAM

seorang muslim dalam meninggikan derajat di sisi Allah SWT. Dia telah menjelaskan bahwa ilmu yang akan bermanfaat bagi pemiliknya pada hari kiamat kelak adalah ilmu yang diikhlaskan oleh seorang hamba kepada Tuhannya.

Oleh sebab itu, Islam telah memberi perhatian khusus kepada pemeluknya tentang kode etik atau adab dalam menuntut ilmu melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah. membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S Al-Jumu’ah :2)

PERTAMA : IKHLAS agama yang lurus. (Q.S Al-Bayyinah : 5)

Ketika kita sudah belajar ikhlas dalam mencari ilmu hanya untuk Allah SWT, maka dia akan memperoleh pahala dan kemuliaan di sisiNya. Adapun jika rasa ikhlas tidak ada pada diri seorang pelajar, tetapi justru sebaliknya, maka dalam hatinya penuh dengan noda-noda riya’ dan akan menjadi malapetaka bagi dirinya pada hari kiamat.

Allah SWT. berfirman : akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat. (Q.S Asy-Syura : 20)

KEDUA : TAWADHU’

(2)

dan para penuntut ilmu khususnya. Allah SWT telah memerintahkan hambaNya agar tawadhu dan berendah diri kepada sesama mukmin. Allah SWT. berfirman :

ن

ن مف ك

ن عنبنتلا نفمنلف كنحنَاننجن ض

م

ففخماون

ن

ن ِّينفمفؤممهلما

Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (Q.S Asy-Syu’ara : 215)

Allah telah menjelaskan bahwa kesombongan dan kecongkakan terhadap sesama hamba adalah dua sifat yang sangat di benci olehNya.

Allah SWT. berfirman : Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S

Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Huud : 115)

Sabar adalah salah satu akhlak mulia yang diperintahkan Islam. Diantara macam-macamnya adalah sabar dalam taat kepada Allah. Secara ringkasnya, tujuan mulia tidak akan diperoleh kecuali dengan mengarungi berbagai kesulitan di dalamnya.

Hikmah yang dapat diambil ketika sifat sabar telah ada dalam diri seorang muslim adalah ia mampu menjaga diri dari perbuatan yang dilarang Allah dan bersungguh-sungguh dalam bertindak.

Maksudnya adalah dengan kesungguhan, seseorang akan mampu melewati setiap rintangan baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar.

Hafidz Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dari Yahya bin Ibnu Katsir, dia berkata: “Saya mendengar bapakkny berkata: “Ilmu itu tidak bisa diperoleh dengan bermalas-malasan”.

KEEMPAT: MEMANFAATKAN WAKTU

Dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:

ن

ن مف ررِّيثفك

ن َامنهفِّيفف نروبهغممن نفَاتنمنعمنف

غ

ه ارنفنلماون ةهحلص

ي لا ، س

ف

َانللا

”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412)

Berkaitan dengan hadist di atas, maka wajib bagi seorang pencari ilmu untuk bersyukur kepada Allah dengan melaksanakan memanfaatkan dua nikmat ini secara maksimal.

** Bersambung...

Diringkas dari : Abu Nabil, Etika Islam Dalam

(3)

Artikel dapat dilihat kembali di:

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, manusia akan diminta pertanggungjawaban- nya kelak di hari kiamat baik bagi yang menyia-nyiakan ketiga potensi tersebut maupun bagi yang tidak memberikan keseimbangan

"Matahari akan didekatkan kepada makhluk kelak pada hari kiamat, sampai ada diantara mereka yang jaraknya sejauh satu mil -(berkata Sulaim bin Amir, salah seorang perawi

Tujuan seorang pelajar itu menuntut ilmu adalah untuk menghiasi rohaninya dan mencantikkan dengan sifat yang mulia. Dengan itu pelajar dapat mendekatkan diri

yang Engkau ajarkan kepada kami µ 46 $O -Baqarah : 32). Pandangan yang menembus langit ini tidak boleh tidak telah melahirkan sikap pada orang Islam bahwa ilmu

Hasil temuan menunjukan bahwa menurut Syaikh Az-zarnuji Ilmu yang paling utama untuk dipelajari adalah ilmu tauhid, ilmu Syari dan baru kemudian ilmu yang lainnya, kemudian

memerintahkan (kepada hamba-hamba-Nya) untuk menyembah Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya. Kata qada dalam ayat ini mengandung makna perintah. Mujahid mengatakan sehubungan

Dalam agama islam tidak melarang para filsafat dan cendekiawan dan ilmuan muslim untuk mempelajari ilmu dari negara lain selama itu dapat bermanfaat bagi umatnya dan tidak

Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu), terbagi menjadi fardhu 'ain dan fardhu kifayah, dan harus dilakukan dengan niat