• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH STRATEGI INTERNASIONAL id docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH STRATEGI INTERNASIONAL id docx"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

STRATEGI INTERNASIONAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Strategi dengan Dosen Pengampu mata kuliah Rahyuniati Setiawan, S.Pd., MM

Disusun Oleh:

Anita Kurniasih 2402314006 Dadang Robiana 2402314010 Mohamad Zamzam Abdul Z 2402314027

Yanto 2402314042

Yayu Rachmadanti 2402314045

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... ii

KATA PENGANTAR... iii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Rumusan Masalah... 2

1.4 Tujuan... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ... 3

2.1Bisnis Internasional... 3

2.2 Berbagai Go International... 5

2.3 Motivasi Melakukan Internasionalisasi Bisnis... 12

2.4 Memperoleh Keunggulan Kompetitif di Pasar Global... 16

2.5 Strategi Global Total dalam Bisnis Internasional... 18

BAB 3 PENUTUP... 24

3.1 Kesimpulan... 24

3.2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... iv

(3)

KATA PENGATAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan karunia serta rahmat-Nya lah kita bisa dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada suri tauladan seluruh umat manusia, Nabi Muhammad Saw. kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikut beliau sampai akhir jaman. Aamiin.

Atas izin-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI INTERNASIONAL”.

Penyusunan makalah ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya doa, bantuan, dukungan moril maupun materiil, dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dosen yang telah membimbing penyusun.

2. Teman-teman yang telah membantu penyusun.

3. Orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa, baik materiil maupun spiritual.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penyusun dengan senang hati mengharap kritik dan saran yang membangun untuk diamalkan di masa yang akan datang. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Aamiin.

Garut, April 2017

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perusahaan dituntut untuk menghadapi persaingan dan perubahan pasar. Manajer harus dapat memilih dan menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer.

Sebelum memasuki bisnis internasional, tentu ada motif yang mendorong suatu global competitor. Namun ada tantangan yang harus dihadapi oleh global competitor, yaitu bagaimana memperoleh keunggulan kompetitif dan menerapkan strategi global yang akan digunakan ketika go international. Strategi global mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap negara diasumsikan saling tergantung (interdependent), dan kantor pusat berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut. Dengan strategi ini, perusahaan menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negara-negara yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan oleh pusat. Jadi strategi global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya.

(5)

Hal tersebut menarik perhatian penyusun untuk mempelajari strategi internasional. Maka sesuai dengan latar belakang tersebut, penyusun mengambil judul “STRATEGI INTERNASIONAL”.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan bisnis internasional?

2. Apa metode yang digunakan untuk dapat Go International? 3. Apa motivasi dalam melakukan internasionalisasi bisnis? 4. Bagaimana cara memperoleh keunggulan kompetitif? 5. Bagaimana strategi global total dalam bisnis internasional?

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bisnis internasional.

2. Berbagai metode Go international.

3. Motivasi melakukan internasionalisasi bisnis. 4. Memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global. 5. Strategi global total dalam bisnis internasional.

1.4 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut

1. Memahami apa yang dimaksud dengan bisnis internasional

2. Memahami metode yang digunakan untuk dapat Go International. 3. Memahami motivasi dalam melakukan internasionalisasi bisnis. 4. Memahami cara memperoleh keunggulan kompetitif.

(6)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 BISNIS INTERNASIONAL

Terdapat beberapa definisi mengenai bisnis internasional menurut beberapa ahli seperti berikut ini:

1. Ball, McCulloch, Frantz, Geringer, Minor (2006) Bisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara.. 2. Charles WH Hill (2008)

Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional. 3. Daniels, Radebaugh & Sullivan (2004)

Semua transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Adapun yang membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu :

1. Perdagangan Internasional (International Trade)

(7)

keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke negara itu akan lebih besar daripada aliran kas keluarnya ke negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai neraca pembayaran atau “Balance of Payments”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa negara ini mengalami pertambahan devisa negara. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain tersebut. Dengan demikian maka negara tersebut akan mengalami defisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi pengurangan devisa negara.

2. Pemasaran Internasional (International Marketing)

Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Business) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa

(8)

2.2 BERBAGAI METODE GO INTERNATIONAL

Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi usahanya ke luar negeri dapat menempuh beberapa alternatif metode sebagai berikut:

1. Ekspor

Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis internasional yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi domestic yang dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan mengalokasikan sejumlah tertentu produksi dalam negerinya untuk pasar luar negeri.

Dalam praktik, suatu perusahaan dapat menjadi eksportir langsung/tidak langsung. Sebagai eksportir langsung, perusahaan tersebut melayani seluruh tahap ekspor dari penjualan hingga pengiriman barang. Sebagai eksportir tidak langsung, eksportir menyewa seseorang/perusahaan lain untu mempermudah perdagangan. Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini:

- Izin dari pemerintah dalam negeri

- Jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit

(9)

Di dalam metode menembus pasar internasional lain, ekspor memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya:

Kelebihan ekspor:

- Resiko yang ditimbulkan kecil, meningkatnya penjualan dan mengurangi stok perusahaan

- Eksportir tidak terlibat dalam masalah yang berkaitan dengan iklim usaha diluar negeri

- Melakukan ekspor merupakan cara mudah untuk mengidentifikasi potensi pasar dan memperkenalkan merk dagang

Kekurangan ekspor:

- Melakukan ekspor relatif lebih mahal dibanding metode lain dilihat dari per unit biaya terutama biaya-biaya, komisi, bea ekspor, pajak, transportasi dan juga karena kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula

- Ekspor kurang dapat digunakan sebagai alat penetrasi pasar yang optimal karena pengepakan/promosi yang kurang digarap dengan benar

- Tambahan pangsa pasar dapat hilang bila pesaing local menjiplak barang/jasa yang ditawarkan eksportir.

2. Lisensi

Melalui lisensi, suatu perusahaan pemberi lisensi menghibahkan beberapa hak kepada perusahaan asing, yang meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program, merk, hak cipta/keahlian.

(10)

Di dalam metode menembus pasar internasional, lisensi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya:

Kelebihan lisensi:

- Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan dibanding hanya terpaku pada suatu proses/metode didalam negeri

- Dapat memperluaas siklus hidup produk perusahaan

- Perusahaan pemberi lisensi sering mengalami peningkatan penjualan atas penggantian suku cadang diluar negeri

- Bagi perusahaan penerima lisensi akan mendapat hak memproses teknologi, yang pada gilirannya mengurangi biaya riset dan pengembangan

Kekurangan lisensi:

- Membatasi kesempatan mendapat keuntungan dimasa depan karena hak khusus perusahaan diperluas sampai periode tertentu

- Dengan memberikan hak kepada perusahaan lain, perusahaan pemberi lisensi kehilangan control terhadap kualitas produk dan proses, penyalahgunaan kekayaan, dan bahkan perlindungan terhadap reputasi perusahaan.

3. Franchising/waralaba

Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik mereka (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system, prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Franchising hampir sama dengan lisensi. Bedanya, selain menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, atau merk, perusahaan membantu penerima franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah.

(11)

Adapun kelebihan dan kelemahan dari franchising, adalah sebagai berikut: Kelebihan:

a. Manajemen bisnis telah terbangun

Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah diuji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.

b. Sudah dikenal masyarakat

Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.

c. Manajemen finansial yang lebih mudah

Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.

d. Kerjasama bisnis telah terbangun

Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.

e. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat

Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal-hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.

f. Bisa mendapat untung lebih besar

(12)

pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.

Kekurangan: a. Kurang kendali

Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.

b. Sangat terikat dengan supplier

Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah. c. Ketergantungan pada reputasi waralaba lain

Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.

d. Biaya waralaba

Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.

e. Pemotongan keuntungan

(13)

Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan keahlian/pengetahuannya kepada pemerintah/perusahaan luar negeri dalam bentuk orang yang datang kepada pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan mereka.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

a. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang keahliannya b. Keterpaparan finansial yang minim

Kelemahan:

a. Tingkat kembalian terbatas pada kontrak

b. Dapat pula secara tidak sengaja mentransfer pengetahuan dan teknik mengenai kepemilikan ke pihak yang dikontrak

5. Kontrak manufacture

Dalam kontrak manufaktur, TNC melakukan kontrak dengan mitra lokalnya dalam jasa manufaktur. Sehingga kontrak ini dapat dikatakan semacam itegrasi vertical.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

a. Risiko finansial rendah

b. Memperkecil sumber daya yang dipakai dalam proses manufaktur

c. Memfokuskan sumber daya perushaaan pada elemen lain dalam rantai nilai (value chain)

Kelemahan:

a. Pengendalian yang berkurang (dapat memengaruhi kualitas, jadwal pengiriman)

(14)

Bila suatu perusahaan melakukan investasi secara langsung dari luar negeri berarti benar-benar membuat komitmen atas modal, orang dan kekayaan melampaui batas wilayah negaranya. Investasi asing dapat berupa:

a. Patungan

b. Mendirikan cabang yang dimiliki penuh Alasan investasi:

a. Memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar

b. Mengambil keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar negeri

c. Sebagai strategi bertahan untuk menghadapi gerakan pesaing utamanya atau untuk mengikuti market leader yang memasuki pasar baru

7. Patungan (Joint Venture)

Patungan adalah kerjasama bisnis dimana satu atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Kerja sama bisnis dimana satu atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi.

Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) merupakan joint venture antara PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) dan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) dari pihak Indonesia dengan Emaar Properties dari pihak Arab. LTDC bertempat di Indonesia.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari joint venture, adalah sebagai berikut: Kelebihan:

a. Dengan patungan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan akses ke pasar baru sekaligus menghindari tarif dan pajak yang berlebihan.

b. Dapat menetralisasi persaingan yang ada dan potensial, sekaligus melindungi perusahaan dari risiko dinasionalisasi karena pemerintah lokal berkepentingan terhadap suksesnya operasi perusahaan.

c. Lebih mudah memperoleh modal di pasar local.

d. Pemerintah lokal memberikan keringanan pajak sebagai insentif bagi perusahaan asing melakukan patungan dengan perusahaan local.

(15)

a. Bagi TNC, patungan berarti membatasi pengembalian keuntungan ke kantor pusatnya

b. Bila operasi usaha berhasil, seringkali mengundang nasionalisasi oleh pemerintah negara tuan rumah

c. Menimbulkan masalah kontrol dan pengambilan keputusan

8. Cabang yang dimiliki penuh

Dengan mendirikan cabang diluar negeri yang dimiliki penuh, suatu perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran, penentuan harga, keputusan produksi dan mempertahankan kelebihan teknologi. Dalam mendirikan cabang, suatu perusahaan dapat memilih untuk mengakuisisi perusahaan yang telah berjalan atau mendirikan pabrik sendiri.

9. Operasi global

Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat mengambil peluang bisnis yang terjadi diseluruh dunia dan tidak terbatas pada sector tertentu. Bila dunia semakin berkembang menjadi pasar global dimana produk menjadi standar di semua budaya, maka perusahaan dapat memproduksi dan menjual produk yang dapat diandalkan dengan biaya yang murah diseluruh dunia. Contoh perusahaan yang telah melakukan globalisasi operasi adalah Levi-Strauss, Pepsico, dan Coca-cola.

10. Investasi portofolio

Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan dipasar internasional seperti, uang, obligasi, surat dagang, sertifikat deposito dan saham. Investor yang memutuskan untuk membeli surat berharga didorong oleh beberapa alasan terutama:

- Melakukan diversifikasi portofolionya diantara berbagai pasar dan lokasi

- Untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi

- Menghindari resiko politik

- Berspekulasi dipasar valuta asing

(16)

Terdapat tiga teori yang umum digunakan untuk menjelaskan motivasi perusahaan dalam melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu sebagai berikut: 1. Teori pasar tidak sempurna

Teori ini menyatakan bahwa karena adanya biaya dari transfer tenaga kerja dan sumber daya lain bagi tujuan produksi, perusahaan mungkin berupaya menggunakan faktor-faktor produksi luar negeri jika faktor-faktor ini lebih murah daripada faktor-faktor lokal. Transfer tenaga kerja dan sumber daya lainnya, bahkan dana, umumnya terkena restriksi biaya dan restriksi-restriksi lain, karena faktor-faktor produksi tidak begitu bersifat mobile dan dapat ditransfer ke mana saja. Oleh karena pasar-pasar dari berbagai sumberdaya yang digunakan dalam produksi tidak sempurna, perusahaan akan berupaya memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki negara lain.

Pasar yang tidak sempurna menyediakan insentif bagi perusahaan untuk menggali kesempatan-kesempatan yang ada di luar negeri. Perusahaan-perusahaan multinasional berupaya keras untuk mengambil keuntungan dari ketidak sempurnaan pada pasar domestik (nasional) untuk barang-barang, faktor-faktor produksi, dan financial assets. Ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan pada pasar untuk barang-barang tersebut ditranslasikan ke dalam peluang-peluang pasar bagi perusahaan multinasional.

2. Teori keunggulan komparatif

Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa spesialisasi dapat meningkatkan efisiensi produksi. Negara atau perusahaan dianjurkan untuk spesialisasi produksi dan ekspor ada produk yang mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan komparatif. Dengan spesialisasi pada beberapa produk berarti tidak memproduksi produk lain, sehingga perdagangan anatrnegara amat essential, berdasarkan argument ini, dapat dipahami mengapa perusahaan dapat memasuki pasar luar negeri.

(17)

bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif (Comparative Disadvantage). Atau, suatu negara akan melakukan ekspor barang bila barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor barang, jika barang tersebut diproduksi sendiri dengan biaya produksi yang lebih besar.

David Ricardo mengungkapkan, bahwa perdagangan antar dua negara akan terjadi bila masing-masing negara memiliki biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda. Jadi teori David Ricardo ini lebih difokuskan pada Cost Comparative Advantage, dimana perbandingan biaya relatif dalam memproduksi suatu barang menjadi dasar terjadinya perdagangan antar negara, sehingga dalam hal ini biaya absolut menjadi tidak relevan sebagai satu-satunya penyebab terjadinya perdagangan antar negara.

Teori Comparative Advantage yang dikemukakan oleh David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of labor value) yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang . Teori ini memberikan pemahaman bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional (gain from trade) jika melakukan spesialisasi produksi. Hal ini mengindikasikan, apabila suatu negara dapat melakukan ekspor barang berarti negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien dibandingkan negara lain. Sedangkan jika melakukan impor barang, maka negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien dibandingkan dengan negara lain.

3. Teori siklus hidup produk.

Teori siklus produk mengatakan bahwa perkembangan hidup suatu produk mengikuti siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu masa awal dimana perusahaan baru memulai memperkenalkan produknya, di ikuti masa pertumbuhan, masa kematangan, dan terakhir adalah masa penurunan. Pesan dari teori ini pada dasarnya adalah bahwa bila suatu perusahaan telah mencapai masa kematangan.

(18)

ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.

Menurut Basu Swastha & Handoko (2013:122), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:

a. Tahap perkenalan (introduction).

Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

b. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

c. Tahap kedewasaan (maturity)

(19)

baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

d. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain: 1) Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).

2) Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.

3) Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.

4) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.

5) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

2.4 MEMPEROLEH KEUNGGULAN KOMPETITIF DI PASAR GLOBAL

(20)

Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi pada umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang bersifat dinamis, maka diperlukan upaya-upaya perusahaan agar tetap survive serta mampu bersaing secara global. Salah satu upaya penting yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi perusahaan yang adaptif serta mudah disesuaikan untuk mengikuti perkembangan perubahan yang terjadi secara mendadak dalam kondisi persaingan global. Strategi yang memungkinkan perusahaan beradaptasi serta meningkatkan kemampuan bersaingnya secara global dalam kondisi perekonomian global yang terbulen adalah melalui aliansi strategis.

Keunggulan kompetitif berasal dari dua sumber keunggulan. Sumber kenggulan yang pertama, seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang dinikmati sepadan atau lebih besar dari biaya yang keluarkan. Sumber keunggulan kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah produk tidak mudah dicontoh atau di-copy oleh pesaing.

Keunggulan kompetitif dalam tercipta apabila terdapat kesepadanan antara distinctive competencies dari sebuah perusahaan dengan faktor-faktor kritis untuk sukses dalam industrinya yang memungkinkan perusahaan. Terdapat dua cara untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu :

1. Keunggulan kompetitif dapat tercapai apabila perusahaan melakukan strategi biaya yang memungkinkan untuk menawarkan produk pada harga yang lebih rendah dibanding pesaing.

2. Keunggulan kompetitif juga dapat dicapai dengan strategi diferensiasi produk sehingga pelanggan mempunyai persepsi tentang manfaat mufakat unik yang membenarkan harga tinggi.

(21)

United Technology dengan DOW Chemical yang berhasil membangun suatu piranti berbasis plastik terpadu untuk keperluan industri kedirgantaraan.

Aliansi Strategis yang dilakukan dua perusahaan atau lebih dalam menghasilkan suatu produk hanya bisa meringankan beban biaya dan mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat proses produksi sehingga produk yang dihasilkan tetap inovatif dan mampu meraih konsumen sehingga memberikan keuntungan. Aliansi strategis dapat membantu perusahaan untuk mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumber-sumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit bagi perusahaan untuk melakukan dan mempelajari dengan sendiri.

Dengan demikian untuk mencapai keunggulan kompetitif, aliansi yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya berupa pengkoordinasian dan saling keterkaitan (linkage) setiap aktivitas dalam value chain antar perusahaan yang akan memberikan nilai tambah. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan aliansi strategis. Ketiga kondisi tersebut adalah :

1. Mitra aliansi tetap independent. Artinya walaupun terjadi aliansi atau kerjasama tetapi masing-masing perusahaan tetap menjalankan fungsi usahanya dan tetap independent.

2. Setiap mitra bertanggung jawab atas mitra strategis dalam aliansi, misalnya tugas pemasaran, penelitian, dan pengembangan.

3. Setiap mitra terus menerus memberikan kontribusi, misalnya apabila terjadi keresahan dalam perusahaan yang beraliansi. Hal itu menjadi tugas mitra lokal untuk mengamankan terus menerus .

2.5 STRATEGI GLOBAL TOTAL

(22)

dan Miles, 2009). Namun, strategi ini tampaknya merupakan bentuk ideal yang tidak ada di antara MNE (Rugman dan Verbeke 2004).

Pandangan kedua menjadikan (treats) strategi global sebagai manajemen strategi internasional (Bruton et al 2004;. Inkpen dan Ramaswamy 2006; Lu 2003). Jadi manajemen internasional strategis lebih luas daripada 'strategi global' seperti yang didefinisikan oleh pandangan pertama. Pandangan ketiga mendefinisikan strategi global secara luas: strategi perusahaan di seluruh dunia, yang merupakan teori perusahaan tentang cara sukses untuk bersaing (Peng dan Delios 2006). Definisi ini secara eksplisit mencakup strategi perusahaan internasional (cross-border) dan non-internasional (domestic).

Definisi ketiga menjadikan (treats) strategi global sebagai strategi perusahaan di seluruh dunia (Peng dan Delios 2006). Dengan kata lain, pengertian strategi global tidak didefinisikan secara sempit atau tidak relevan (pandangan pertama), atau menyamakan strategi global dengan manajemen strategis internasional (pandangan ke dua). Meskipun benar bahwa definisi pertama secara eksplisit fokus pada aspek-aspek internasional, definisi kedua terfokus tata kelola perusahaan dan CSR. Secara keseluruhan, global strategi sebagai lapangan di persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis internasional.

Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak responsif terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang.

(23)

Keterlibatan setiap manajer sangat penting bagi keberhasilan strategi global. Pemilihan anggota tim merupakan kunci daalam pengambilan keputusan. Anggota tim global yang dipilih berasal dari:

- Pimpinan bisnis

- Perwakilan senior dari bisnis terkait

- Eksekutif perusahaan senior

Idealnya satu tim terdiri dari enam sampai delapan orang. Sebagai tambahan, tim membutuhkan staf yang bertugas dalam perencanaan. Suatu tim dipimpin oleh ketua.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh tim global adalah menentukan jadwal rapat. Oleh karena itu, jadwal rapat harus ditentukan pada saat pertemuan pertama rapat. Karena setiap anggota tim memiliki kesibukan masing-masing, jadwal rapat sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu bulan. Selain itu dalam pemilihan lokasi rapat, sebaiknya dilakukan bergiliran dari satu negara ke negara lain.

2. Menentukan bisnis

Pemimpin dari tim global harus memiliki gagasan bisnis yang akan dianalisis sebelum mereka dapat membentuk tim global, namun gagasan dari anggota pun diperlukan. Dalam bisnis sendiri terdapat tiga dimensi produk atau jasa, yaitu fungsi, tenaga kerja, dan layanan konsumen.

3. Mengidentifikasi pasar

Setelah menentukan pasar, tim global menetukan pasar yang akan dimasuki, mulai dari bentuk pasar, meramalkan permintaan pasar, dan menentukan market share.

4. Mengidentifikasi pesaing

Tim global harus menentukan pesaing mana yang dianggap paling penting untuk diidentifikasi. Pesaing yang yang harus dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Semua pesaing global yang memiliki market share di atas 5%

(24)

c. Pesaing global yang potensial

Jika memungkinkan, jumlah perusahaan yang masuk daftar pesaing harus ada sepuluh pesaing atau lebih.

5. Memeriksa strategi inti

Dalam menganalisis strategi global, terkadang beberapa anggota dari tim global tidak mengetahui apa strategi inti dari bisnis mereka atau memiliki pandangan yang berbeda mengenai strategi inti dari bisnis mereka. Sehingga akan sangat membantu jika mengetahui strategi inti sedini mungkin. Cara yang paling baik dalam memeriksa strategi inti adalah dengan meminta para anggota menuliskan strategi inti yang ada di pikiran mereka. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman antaranggota. Strategi inti ini harus meliputi:

- Deskripsi mengenai bisnis

- Tujuan strategis

- Target keuangan

- Sumber keunggulan kompetitif

- Unsur-unsur strategis

- Aktivitas pertambahan nilai

- Strategi kompetitif

6. Memeriksa pemilihan negara

Pemilihan negara merupakan hal terpenting dari internasionalisasi dan globalisasi. Manajer perlu mempertimbangkan segala sesuatu mengenai negara yang akan dipilih mulai dari kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan hukum.

Tim global harus mengevaluasi pemilihan negara dengan menggunakan tahap-tahap berikut:

a. Mengidentifikasi wilayah/negara

Tim global harus mengidentifikasi seluruh wilayah atau negara yang sudah dipilih atau yang akan dipilih.

(25)

Tim global harus mengembangkan daftar dari subfaktor untuk menaksir setiap faktor.

c. Memeberikan bobot untuk setiap subfaktor

Tim global harus memberikan bobot pada setiap subfaktor dengan jumlah bobot sebesar 100 poin.

d. Memberikan rating untuk setiap negara pada setiap subfaktor

Tim global harus memberi rating pada setiap wilayah atau negara pada setiap subfaktor dengan skala 0 sampai 10.

e. Mengkombinasikan bobot dan rating agar menjadi skor total untuk setiap negara atau wilayah

Untuk menentukan rating total dari setiap negara, bobot dan rating harus dikalikan, kemudian dijumlahkan.

f. Menentukan skor total untuk resiko dari setiap negara

Total dari rating negara harus menentukan resiko dari tiap negara seperti kestabilan politik, resiko pengambilalihan, dan resiko nilai tukar mata uang

7. Mendiagnosis potensi globalisasi industri

Untuk mendiagnosis potensi globalisasi industri, ada dua tahap yang harus ditempuh. Pada tahap pertama, tim global dapat membuat penilaian awal dalam rapat. Hasil penilaian dapat diverifikasi oleh manajer dan staf di tahap kedua. Selanjutnya tim global harus mengidentifikasi bagaimana globalisasi industri menciptakan peluang.

8. Mengevaluasi strategi global

Terdapat tiga gagasan utama untuk mengevaluasi strategi global:

a. Analisis keuntungan potensial dari penggunaan strategi global

b. Analisis dari globalisasi industri

c. Analisis mengenai reaksi pesaing

(26)

Selanjutnya tim global akan mengevaluasi organisasi atau perusahaan, apakah organisasi atau perusahaan tersebut akan mampu atau tidak dalam memasuki bisnis global

10.Mengembangkan program global

Tugas terakhir dalam analisis strategi global yang akan dilakukan oleh tim global adalah mengspesifikasi rencana program yang akan mereka jalankan. Dengan kata lain tahap terakhir ini adalah memastikan implementasi dari program yang akan dijalankan.

(27)
(28)

BAB 3

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Terdapat beberapa metode yang dilakukan suatu perusahaan atau organisasi agar Go International, diantaranya ekspor, lisensi, franchising/waralaba, kontrak manajemen, kontrak manufacture, patungan (Joint Venture), cabang yang dimiliki penuh, operasi global, dan investasi portofolio. Adapun terdapat tiga teori umum yang menjelaskan timbulnya motivasi melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu teori pasar tidak sempurna, teori keunggulan komparatif, dan teori siklus hidup produk. Selain itu, untuk memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global, yaitu melakukan strategi biaya dan strategi diferensiasi. Kemudian adapun global strategi yang berperan sebagai lapangan di persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis internasional.

4.2 Saran

Ini adalah makalah sudah penyusun susun dengan sebaik-baiknya, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ball, Geringer, Minor, McNett. 2006. Edisi 12 International Business. Bandung: Salemba Empat

Dharmmesta, Basu Swastha., Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Daniels, J. D., Radebaugh, L. H., & Sullivan, D. P. 2004. International business: Environments and operations. Upper Saddle River, N.J: Prentice Hall.

Hill, Charles W.L. 2008. International Business. McGraw Hill Higher Education.

Wicaksono Bagus Kurniawan, 2017. Bisnis Internasional. Dalam http://wicaksonobagusk97.blogspot.co.id/2017/01/bisnis-internasional-wicaksono-bagus.html (Diakses tanggal 29 April 2017)

Talentia Kristi, 2013. Bisnis Internasional. Dalam http://talentiakirsti.blogspot.co.id/2013/01/bisnis-internasional.html

(Diakses tanggal 29 April 2017)

Cerita Kami, 2013. Contoh Perusahaan yang melakukan exporting, licensing, franchising, joint venture, wholly owned subsidiary. Dalam http://chitchatmanagement.blogspot.co.id/2013/04/contoh-perusahaan-yang-melakukan.html (Diakses tanggal 29 April 2017)

Untoro, 2015. Strategi Global. Dalam http://untoro14.blogspot.co.id/2015/11/ strategi-global.html (Diakses tanggal 29 April 2017)

Rohmanto, 2015. Manajemen Keuangan Internasional. Dalam

Referensi

Dokumen terkait

Laju infeksi yang tinggi pada kultivar Biru yang ditanam di lahan sawah Nganjuk pada musim hujan memperlihatkan bahwa perkembangan epidemi penyakit moler pada kultivar Biru

Berdasarkan potensi, peluang dan tantangan terkait konservasi jenis ramin, telah dilakukan penelitian konservasi ramin melalui penyediaan bibit stek ramin pada

Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan pada sebuah reaktor agar dapat berjalan secara optimal antara lain kondisi operasi, reaksi yang terjadi dalam reaktor, jenis reaktor

Masih adanya unexplained value yang belum dicantumkan pada laporan keuangan meskipun aset berwujud sudah dicantumkan dapat menyebabkan tidak konsistennya pengukuran

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

Perusahaan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Pompengan Jeneberang SUL-SEL di dalam usahanya untuk meningkatkan hasil produktivitas kerja para karyawannya,

sertifikasi tenaga kerja masih dilakukan secara independen oleh tenaga kerja SCNM secara pribadi, Strategi personil dengan menyarankan karyawan untuk memiliki sertifikat

Subjek utama dalam penelitian ini adalah Pengelola Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Penerima ZIS (mustahik). Objek penelitian ini