• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PAUD 1302285 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PAUD 1302285 Chapter3"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Bab III ini menggambarkan mengenai metodologi penelitian yang

digunakan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini, mulai dari lokasi dan

partisipan penelitian, metodelogi penelitian, definisi istilah, tahap pelaksanaan

penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, isu etik

penelitian serta validitas dan reabilitas. Adapun penjelasannya antara lain sebagai

berikut:

A. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan studi kasus

karena ingin meneliti satu isu atau problematika dengan mendalam dan

terperinci.Seperti yang disebutkan Creswell (2013) studi kasus adalah suatu

kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu

potret kehidupan. Lebih lanjut Creswell mengemukakan beberapa

karakteristik dari suatu studi kasus yaitu Pertama, mengidentifikasi “kasus”

untuk suatu studi. Kedua, kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang

terikat” oleh waktu dan tempat. Ketiga, studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran

secara terinci dan mendalam tentang respons dari suatu peristiwa. Keempat,

menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan “menghabiskan waktu”

dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus.

Maka dari penjelasan di atas studi kasus merupakan penelitian dimana

peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan

kegiatan (program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta

mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan

berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian berlangsung di Gymboree Kidsville, yang

(2)

Bukit Firdaus No.9 Komplek Gegerkalong Permai Bandung. Adapun

pertimbangan peneliti memilih kedua tempat ini sebagai lokasi penelitian

dikarenakan sekolah ini memiliki guru laki-laki dan bersedia menjadi

partisipan penelitian.

Adapun dua sekolah ini dipilih karena karakteristiknya berbeda.

Gymboree termasuk sekolah umum yang menengah keatas sedangkan TK

Firdaus adalah sekolah menengah ke bawah dengan berbasis islami.

Partisipan dalam penelitian ini adalah 1 orang guru laki-laki yang

bekerja di TK Firdaussebagai wali kelas TK A dan 2 orang guru laki-laki di

Gymboree Kidsville yang terdiri dari 1 orang guru wali kelas TK A dan 1

guru Bidang Studi Art and Craft.

C. Definisi Istilah

Definisi istilah adalah penjelasan atau konsep penelitian yang ada

dalam judul penelitian. Definisi istilah ini dapat memberikan batasan dan

pemahaman yang jelas agar penelitian ini berfokus pada apa yang peneliti

teliti. Adapun istilah yang perlu dijelaska dalam penelitian ini adalah:

1. Gender adalah suatu sifat yang melekat karena perbedaan antara

perempuan dan laki-laki dibangun oleh konstruksi sosial budaya yang

dipelajari sejak kecil, serta diklasifikasikan menjadi dua yaitu maskulin

dan feminin (Marzuki, 2013; Oakley, 1985; Puspitawati, 2013). Maka

Gender bisa didefinisikan sebagai harapan-harapan budaya terhadap

laki-laki dan perempuan.

2. Gaya mengajar laki adalah bentuk penampilan seseorang guru

laki-laki saat berada dikelas, meliputi perilaku fisik, mental, spiritual,

mendengarkan, berbicara, merespon, suara, gaya, gesture, memfasilitasi,

mendorong, peka terhadap suatu hal yang terjadi serta terbuka dalam

semua pertanyaan yang ada, terdiri dari Expert, Formal Authority,

(3)

D. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Pada akhir maret, penulis mendatangi Kepala Sekolah Gymboree

Kindergarten dan TK Firdaus untuk mengurus perijinan agar dapat

melakukan penelitian dan dijadikan sebagai lokasi penelitian di sekolah

tersebut. (Lampiran 1). Peneliti kemudian bertemu dan berkenalan dengan

guru laki-laki yang akan dijadikan subjek penelitian. Selain itu, peneliti

mempersiapkan dan menyusun berbagai instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian di lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian studi kasus ini berlangsung tiga bulan dari

bulan April sampai Juni 2015. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian

ini meliputi wawancara dengan kepala sekolah, guru laki-laki, observasi

di kelas dan pengambilan dokumentasi sebagai bukti telah melakukan

penelitian.

Di bawah ini gambaran pelaksanaan penelitian yang dilakukan

penulis, sebagai berikut:

a. Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan kepala kepala sekolah serta guru

laki-laki yang menjadi subjek penelitian di TK Gymboree Kidsville

dan TK Firdaus dengan mengacu pada pedoman lembar wawancara.

(Lampiran 2, 3). Dalam Penelitian ini peneliti membuat jadwal

(4)

Tabel 3.1 Jadwal Wawancara

No. Tanggal Subjek Penelitian Materi

(5)

b. Observasi

Observasi dilakukan di Kelas TK A Gymboree dan TK A Firdaus

karena di kelas tersebut guru laki-laki mengajar. Observasi dilakukan

dengan bergantian setiap minggunya. Di bawah ini terdapat tabel

pelaksanaan observasi yang dilakukan pada guru laki-laki di

Gymboree dan TK Firdaus, sebagai berikut:

(6)

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai bukti bahwa telah dilakukannya

penelitian pada guru laki-laki di TK A Gymboree dan TK A Firdaus.

E. Pengumpulan Data

Dalam penelitian studi kasus, penulis sebagai instrument

penelitiannya (Creswel, 2013; Saldana, 2009). Hal tersebut pun ditegaskan

oleh Sugiyono (2010, hlm 306) bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti

sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan

atas temuannya. Berarti peran peneliti sebagai instrumen berfungsi untuk

fokus terhadap penelitian baik dari sumber data, pengumpulan data, kualitas

data, analisis data serta membuat kesimpulan atas temuan penelitiannya.

Kemudian peneliti pun perlu membuat instrumen pendukung yang

digunakan untuk melengkapi data, karena penelitian ini lebih menekankan

kepada proses dan hasil dalam penelitian.Adapun panduan observasi

dalamformat catatan lapangan dan panduan wawancara yang dugunakan pada

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Format Catatan Lapangan

Format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

13 Kamis, 4 Juni

2015

Pak Budi 3 Jam

14 Kamis, 4 Juni

2015

(7)

Tabel 3.3 Format Catatan Lapangan

2. Panduan Wawancara

Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Panduan Wawancara

Nama Guru :

Tanggal/Waktu :

No Aspek yang diamati Deskripsi

1. Sudah berapa lama anda bekerja di TK?

2. Dulu waktu kuliah, apakah

jurusannya sesuai dengan ke TK-an atau berbeda?

3. Kenapa berminat menjadi guru

TK?

CATATAN LAPANGAN

Nama :

Kelas :

Hari/ Tanggal :

(8)

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Akdon, 2008). Di bawah

ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data yaitu:

1. Teknik pengumpulan data sekunder yang telah diambil dari teori pustaka

yang berhubungan dengan permasalahan penelitian digunakan sebagai

landasan teori dalam pembahasan masalah.

2. Teknik pengumpulan primer, yaitu peneliti menggambil data dari lapangan

secara langsung. Data diambil dengan menggunakan wawancara,

observasi, dokumentasi, seperti yang dikatakan Creswell (2013) bahwa

pengumpulan data dalam studi kasus sumber informasi menggunakan

matriks dan matriks mengandung empat tipe data yaitu: wawancara,

observasi, dokumen dan materi audio-visual untuk kolom dan bentuk

spesifik dari informasi seperti siswa, administrasi untuk baris.

a. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh peneliti, karena peneliti ingin melihat langsung

gerak-gerik, sikap, suasana dan kesan secara keseluruhan selama

penelitian berlangsung. Seperti yang dikatakan Sukmadinata (2010,

hlm. 220) bahwa observasi merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

sedang berlangsung. seperti apa yang cocok dan biasa dilakukan pada anak TK? 7. Menurut anda apakah gaya

mengajar guru laki-laki

(9)

Observasi yang digunakan adalah observasi non

partisipatoris, artinya pengamat atau peneliti tidak ikut serta dalam

kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian dan peneliti hanya

sebagai penonton. Untuk mendukung keberhasilan observasi maka

situasi harus dibuat sedemikian rupa, seakan-akan tidak

disengaja.Pencatatan hasil observasi dilakukan tanpa dilihat oleh

yang diamati.

Adapun data observasi yang diambil yaitu kegiatan dan gaya

mengajar guru laki-laki ketika mengajar di kelas dan bagaimana guru

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat mengajar.

Tujuan peneliti melakukan observasi ini yaitu untuk

memperoleh data yang nyata, lengkap, tajam, spesifik tentang gaya

mengajar guru laki-laki di Taman Kanak-kanak dari prilaku yang

tampak dan tidak terlihat saat wawancara sehingga mendapatkan

data lebih lengkap dan tidak ada kesenjangan antara hasil wawancara

dan observasi dilapangan.

b. Wawancara

Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang

peneliti lakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

subjek penelitian atau koresponden untuk menggali informasi yang

ingin peneliti dapatkan pada penelitian tersebut. Sugiono (2006, hlm.

318) menyatakan bahwa wawancara ini dilakukan untuk mengetahui

hal-hal yang mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situas dan fenomena yang terjadi.

Wawancara dilakukan dalam penelitian untuk mengetahui

hal-hal yang tidak ditemukan dalam wawancara secara mendalam.

Adapun data yang ingin peneliti ungkap dalam penelitian ini yaitu

hambatan dan kesulitan menjadi guru di Taman Kanak-kanak, gaya

mengajar laki-laki dalam tahapan proses belajar mengajar dan

(10)

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk membuktikan bahwa benar

penulis sedang mengambil data di lapangan yaitu di TK A Firdaus

dan TK Gymboree.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan thematic

analysis atau analisis tematik. Analisis tematik menurut Daly, Kellehear,

& Gliksman (dalam Fereday & Cochrane, 2006) merupakan suatu teknik

yang digunakan dengan cara mencari tema-tema yang muncul dalam data

penelitian dan merupakan bagian penting untuk mendeskripsikan

fenomena yang terjadi.

Fereday & Cochrane (2006) menambahkan bahwa

pengidentifikasian tema dalam analisis ini dilalui dengan membaca dan

terus membaca hasil temuan yang terjadi secara berulang sehingga

membentuk suatu pola atau kategori yang akan dijadikan bahan untuk

analisis. Hal serupa juga dinyatakan oleh Naughton & Hughes (2009)

bahwa analisis tematik ini dilakukan dengan cara melihat dan

menemukan tema-tema dan kategori yang diperoleh dalam data yang

telah dikodekan terlebih dahulu. Selain kedua pendapat di atas, Hancock

& Algozzine (2006) mengungkapkan bahwa analisis tematik adalah

memberikan pelaporan dengan menekankan pada jawaban-jawaban atas

pertanyaan penelitian, sehingga menghasilkan tema-tema pelaporan yang

sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

analisis tematik dalam penelitian ini akan mengacu pada pertanyaan

penelitian terkait pada gaya mengajar guru laki-laki yang dilakukan

dalam penelitian ini. Adapun tahapan analisis data menurut Alwasilah

(11)

1. Melakukan Pengodean Data (Coding)

Data yang telah diperoleh oleh penulis selama melakukan

penelitian diberikan kode-kode tertentu sesuai dengan tema yang

didasarkan pada rumusan pertanyaan penelitian. Hal tersebut akan

memudahkan penulis melakukan interpretasi terhadap data (Saldana,

2009).

Dalam tahap ini penulis mengidentifikasi data dari hasil

observasi berupa catatan lapangan dan hasil wawancara berdasarkan

kode-kode tertentu yang dapat membantu penulis untuk menjawab

pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu pandangan, faktor, hambatan,

gaya mengajar guru laki dan manfaat gaya mengajar guru

laki-laki terhadap perkembangan anak. Adapun contoh proses pengodean

dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.5

Contoh pengkodean data pada dalam kegiatan inti

Pengkodean Data Tema

Tepat jam 10.30 WIB Pak Adi masuk ke dalam

kelas dengan disambut anak-anak sambil

tersenyum, berlari memeluk dan menyebutkan nama Pak Adi meskipun ada 2 anak yang hanya diam dan melihat Pak Adi dengan tersenyum saja. Pak Adi memasuki kelas dan menanyakan kabar anak-anak “Apa kabar?”.

 Guru menyenangkan,

perhatian

Pak Adi mengajak anak-anak duduk dan

menyuruh mereka untuk mengangkat

tangannya kemudian menempel di meja sambil memejamkan mata. Pak Adi mengajak anak-anak untuk membayangkan apakah anak-anak-anak-anak membantu orang tua di rumah. Anak-anak menjawab berbagai macam jawabannya.

 Anak aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

Pak Adi merespon semua jawaban anak dengan membalas satu persatu anak yang menjawab pertanyaan Pak Adi sebelumnya.

 Pembelajaran berpusat pada anak,

(12)

Kemudian Pak Adi bertanya “Siapa yang tahu

alat-alat untuk membersihkan lingkungan

sekitar? Coba bayangin deh apa saja

ya?”,Anak-anak menjawab “sapu”, “tempat sampah”.

 Pembelajaran berpusat pada anak,

 Anak aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

2. Kategorisasi Kode ke dalam Tema

Tahapan yang kedua yang dilakukan oleh penulis adalah

melakukan kategorisasi kode-kode yang muncul pada data dengan

tema yang didasarkan pada pertanyaan penelitian. Proses

kategorisasi kodeke dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.6

 Nyaman dan menghilangkan stress,

 Ketidaksengajaan menjadi guru di TK,

 Alat peraga disiapkan sendiri dan dipraktekan tanpa bantuan anak,

 Anak harus mengikuti apa yang dikatakan

(13)

Personal Model

 Guru sebagai modeling atau menjadi contoh di kelas,

 Guru memperlihatkan kemampuan yang ia

miliki di kelas agar anak dapat

memperaktekannya atau mencontohnya,

 Guru sebagai pembimbing dan membantu

anak untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya,

 Membantu anak ketika anak mengalami

kesulitan atau mengahadapi masalah,

 Anak dapat secara mandiri menyelesaikan

tugas atau masalah yang dihadapi sesuai dengan yang dicontohkan guru,

 Guru mendorong anak untuk berpartisipasi

dan mencoba banyak gaya belajar yang bermacam-macam,

 Anak dapat meminta bantuan kepada guru

serta mengajukan pelajaran yang ingin anak ketahui.

Fasilitator  Guru mengajar berfokus kepada aktivitas pembelajaran,

 Pembelajaran berpusat pada anak,

 Anak diberikan kesempatan dan tanggung

jawab yang lebih besar seperti mengajukan atau menentukan kegiatan yang ingin anak lakukan di dalam kelas,

 Memberikan kesempatan untuk belajar

dengan mandiri,

 Anak dapat aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

 Anak dapat berkolaborasi dengan teman

sebayanya di kelas,

 Guru senang membuat kelompok pada saat

kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran aktif di kelas,

 Anak diajak memecahkan masalah bersama

dengan teman sebayanya,

 Guru menggunakan berbagai macam aktivitas dan pendekatan saat mengajar di kelas untuk

meningkatkan kreatifitas anak dan

(14)

Delegator  Guru lebih dominan dalam mengontrol dan

bertanggung jawab terhadap pembelajaran

individu atau kelompok anak,

 Guru lebih banyak memberikan pilihan desain

dan implementasi dalam pembelajaran

proyek,

 Guru berperan sebagai konsultan atau

fasilitator,

 Anak sering diajak untuk mengerjakan proyek secara individu atau kelompok,

 Anak diberikan tugas-tugas untuk lebih

mandiri,

 Anak harus dapat bekerja sama dengan

kelompoknya, fokus serta mengatur perannya.

Temuan

Kesulitan dan hambatan  Diawal menjalani profesi mengalami kesulitan

Try and Error

 dalam menjalani profesi

 Mendapat steriotipe diawal menjalani profesi

 Mendapatkan tugas mengajar dalam bidang

lain. kebutuhan dan rasa penasaran anak.

 Anak menjadi disiplin karena guru laki-laki tegas namun tetap humoris atau lucu.

Berdasarkan tahapan pengodean dan pengembangan tema

seperti yang telah diuraikan di atas, hasil analisis data dalam

penelitian ini akan digambarkan secara naratif pada hasil penelitian

dan pembahasan dalam bab IV, sedangkan dalam gaya mengajar

laki-laki setelah dilakukan tematik analisis didapatkan 20 item gaya

mengajar expert, 108 item gaya mengajar formal authority, 151 item

(15)

dan 86 item kode gaya mengajar delegator serta tema-tema yang

yang hasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian pada bab I.

G. Isu Etik Penelitian

Dalam isu etik penelitian ini akan menguraikan tentang

pertimbangan peneliti terhadap potensi dampak dari penelitian terhadap

subjek penelitian, terutama karena penelitian ini melibatkan manusia yaitu

guru dan anak. Beberapa prosedur etis yang dilakukan oleh penulis

didasarkan pada pernyataan Creswell (2010a; 2013b) antara lain sebagai

berikut:

1. Prosedur etis dalam Penentuan Masalah Penelitian

Penentuan masalah dalam sebuah penelitian harus diidentifikasi

dari segi pentingnya penelitian dan manfaat yang dapat diberikan pada

subjek penelitian, bukan hanya menguntungkan peneliti saja.

Berdasarkan hal tersebut masalah yang diambil dalam penelitian ini

yaitu terkait dengan gaya mengajar guru laki-laki dalam setting

pembelajaran serta faktor-faktor dan hambatan yang

mempengaruhinya.Penelitian ini tidak hanya ditujukan untuk

kepentingan penelitian saja, namun dapat diaplikasikan di Taman

Kanak-kanak.

2. Prosedur Etis dalam Penentuan Tujuan Penelitian dan Rumusan

Masalah

Penentuan tujuan penelitian dan rumusan masalah peneliti perlu

menjelaskan tujuan penelitian kepada para subjek penelitian. Dalam hal

ini, peneliti menyampaikan terlebih dahulu kepada partisipan dan pihak

sekolah terkait dengan tujuan penelitian yang penulis laksanakan.

(16)

3. Prosedur Etis dalam Pengumpulan data

Beberapa prosedur etis yang dilakukan oleh peneliti ketika

melalukan proses pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

a. Persetujuan dari partisipan

Persetujuan dari partisipan merupakan hal mutlak yang

harus dilakukan oleh seorang peneliti ketika akan melaksanakan

suatu penelitian (Creswell, 2010a; 2013b). Peneliti meminta ijin

kepada kepala sekolah dan konsultan yang berada di Gymboree

Kidsville dan TK Firdaus karena disana memiliki guru laki-laki

yang aktif mengajar di TK. Izin diberikan kepada pengelola agar

dapat melakukan penelitian dikedua sekolah tersebut. Hal tersebut

menjadi suatu kekhawatiran tersendiri terkait dengan persetujuan

subjek penelitian atau guru laki-laki yang akan dijadikan subjek

dalam penelitian ini. Peneliti mengajukan izin kepada guru laki-laki

yang berada di Gymbore dan TK Firdaus dengan cara berdiskusi

apakah partisipan bersedia atau tidak. Setelah partisipan bersedia

menjadi subjek penelitian, Peneliti meminta ijin kepada guru,

sekolah serta orang tua untuk menggunakan kamera video dalam

pengambilan data dilapangan nanti.

b. Respek pada lokasi yang diteliti

Pada saat penulis melakukan penelitian dan mengambil

data, penulis sejauh mungkin tidak terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. penulis mengobservasi dari jauh dan mengambil

dokumentasi dari jauh pula agar proses pembelajaran tidak

terganggu. Waktu pengambilan data disesuaikan dengan pihak

(17)

c. Mutualitas antara penulis dan partisipan

Penelitian yang diajukan oleh penulis tidak hanya memiliki

manfaat bagi penulis untuk menyelesaikan studi. Penelitian ini juga

merupakan upaya perbaikan terhadap masalah yang dialami oleh

partisipan serta sharing tentang hambatan, pengalaman yang

pernah partisipan alami, sehingga dalam hal ini terjadi mutualitas

antara penulis dan partisipan (Creswell, 2010a). Dalam cuplikan

dibawah ini, guru bertanya gaya mengajar yang paling sesuai

dengan anak-anak di TK A seperti apa:

“….Saya merasa bersyukur ibu nita menjadi observer di kelas ini, saya jadi tahu ternyata ada beberapa gaya mengajar yang sebelumnya saya belum ketahui dan bisa saya praktekan. Saya juga bisa sharing tentang bagaimana menghadapi anak ketika saya sulit mengajak anak di kelas” (Pak Budi, TK Gymboree).

Dari cuplikan di atas bukan hanya penulis yang

memperoleh manfaat dalam penelitian ini, namun partisipan juga

memperoleh manfaat tersendiri dengan adanya penelitian ini.

d. Kehati-hatian dalam pengumpulan data melalui wawancara

Creswell (2010a) menyatakan bahwa proses wawancara

dalam sebuah penelitian kualitatif sudah dipandang sebagai

penelitian moral, sehingga peneliti harus lebih berhati-hati ketika

melakukan proses wawancara. Peneliti dalam hal ini menghindari

pertanyaan-pertanyaan yang sensitif yang dapat menyinggung

perasaan subjek. Peneliti lebih menekankan proses wawancara

untuk memperoleh data terkait dengan gaya mengajar dan

pengalaman yang dialami oleh subjek.

4. Prosedur Etis Analisis dan Interpretasi Data

Prosedur etis yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika

melalukan proses analisis dan interpretasi data antara lain sebagai

(18)

a. Memproteksi anonimitas partisipan

Sebuah penelitian harus mampu memproteksi

anonimitas individu, peran-peran dan peristiwa yang diteliti

(Creswell, 2010a). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tidak

memasukkan nama-nama subjek selama proses coding dan

penulisan hasil penelitian. Penulis menggunakan nama

samaran atau nama alias dari partisipan penelitian yaitu Pak

Adi, Pak Budi dan Pak Didi. Terkait dengan pencantuman

nama lokasi penelitian, pihak lembaga memberikan izin untuk

dicantumkan dalam penelitian, sehingga penulis menuliskan

nama lembaga sekolah yang dijadikan sebagai lokasi

penelitian.

b. Menjaga kepemilikan data

Setelah proses analisis data, data mentah yang

diperoleh di lapangan hendaknya dijaga semaksimal mungkin

agar tidak jatuh kepada pihak yang bisa menyalahgunakan data

tersebut. Dalam hal ini penulis mengikuti saran dari Creswell

(2010a) untuk melakukan proteksi terhadap data agar tidak

sembarangan diberikan pada pihak lain.

c. Memastikan informasi yang diperoleh benar-benar akurat

Proses interpretasi data dilakukan dengan selalu

memastikan bahwa informasi yang diperoleh benar-benar

akurat (Creswell, 2010a). Dalam hal ini penulis melakukan

diskusi ulang dan member checking terhadap data yang

diperoleh oleh penulis selama penelitian, sehingga interpretasi

data diharapkan benar-benar diakui kebenarannya dan bukan

merupakan suatu modifikasi yang dianggap menguntungkan

bagi penulis. Di bawah ini cuplikan saat penulis melakukan

(19)

“….Kalau saya memang selalu senang melakukan

kegiatan berkelompok, kemudian menggunakan metode

proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapkan kepada anak di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya mengajar” (Pak Budi, TK Gymboree)

Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya

mengajar yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator,

partisipan mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan

meskipun awalnya partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar

tersebut masuk kedalam item atau kode-kode gaya mengajar

fasilitator.

Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan

kepada Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan

anak mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan

mengatakan bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya

karena anak umur 5 tahun masih belajar instruksi maka

dibeberapa kegiatan partisipan mengajak anak untuk mengikuti

apa yang partisipan contohkan. Cuplikannya sebagai berikut:

“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu apakah dia mengikuti instruksinya atau tidak. Kalau untuk membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B” (Pak Adi, Gymboree)

Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika

penulis bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar,

partisipan mengklarifikasi apa yang penulis tanyakan. Oleh

sebab itu, member checking sangat dibutuhkan untuk

(20)

5. Prosedur Etis dalam Menulis dan Melaporkan Hasil Penelitian

Prosedur etis yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika

proses penulisan dan menyebarluaskan hasil penelitian antara lain

sebagai berikut:

a. Tidak menggunakan kata-kata yang mengandung bias

Penelitian hendaknya tidak menggunakan bahasa atau

kata-kata yang mengandung bias pada orang-orang tertentu,

baik itu bias gender, ras etnis atau usia (Creswell, 2010a).

Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih menggunakan

istilah subjek untuk mengganti istilah subjek dalam penelitian.

b. Mengekspos detail-detail penelitian

Seorang peneliti perlu mengekspos detail-detail penelitian

secara jelas agar kredibilitas penelitian dapat diketahui oleh

pembaca (Creswell, 2010a). Dalam hal ini, penulis berupaya

untuk menggambarkan dan mendeskripsikan detail hasil

penelitian dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan

data yang mendukung dan juga menggunakan prosedur yang

sesuai pada setiap bab.

H. Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil

penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell,

2010a, hlm 285) sedangkan reabilitas mengindikasikan bahwa pendekatan

yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti

lain, untuk proyek-proyek yang berbeda (Creswell, 2010a; Gibbs, 2007).

Berdasarkan hal tersebut maka validitas dan reabilitas sangatlah penting

dalam sebuah penelitian karena penelitian yang baik adalah penelitian

(21)

Dibawah ini adalah proses validitas dan reliabilitas yang dilakukan

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu proses memeriksa bukti-bukti yang berasal

dari sumber-sumber data yang berbeda dan menggunakannya untuk

membangun justifikasi tema-tema secara koheren (Creswell, 2010,

hlm. 286). Maka proses ini menggunakan berbagai macam data yang

telah peneliti dapatkan dilapangan dengan menggabungkannya agar

mendapatkan justifikasi secara menyeluruh.

Penelitian ini menggunakan triangulasi data yang diperoleh

dari hasil catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi melalui

video dan foto. Selain itu, penulis juga memperoleh data dari sumber

yang beragam yaitu dari guru dan anak di TK Firdaus dan TK

Gymboree. Dalam triangulasi ini juga, penulis menguji setiap sumber

informasi dan bukti-bukti temuan agar temuan lebih akurat dan

kredibel.

2. Member Checking

Member checking dilakukan untuk mengetahui akurasi hasil

penelitian (Creswell, 2010, hlm. 287). Penulis melakukan checking

dengan membawa temuan-temuan yang telah didapat kepada

partisipan atau subjek untuk mengecek apakah temuan tersebut sudah

akurat atau tidak.Penulis membawa hasil yang telah dianalisis kepada

partisipan dengan melakukan wawancara tindak lanjut dengan

partisipan atau subjek dan memberikan kesempatan mereka untuk

berkomentar tentang hasil penelitian.

Hal ini dilakukan agar hasil penelitian lebih akurat dan sesuai

dengan interpretasi yang didapat oleh peneliti.Dalam hal ini penulis

melakukan diskusi ulang dan member checking terhadap data yang

diperoleh oleh penulis selama penelitian, sehingga interpretasi data

(22)

suatu modifikasi yang dianggap menguntungkan bagi penulis. Di

bawah ini cuplikan saat penulis melakukan member checking kepada

partisipan:

“….Kalau saya memang selalu senang melakukan kegiatan berkelompok, kemudian menggunakan metode proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapka kepada anak di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya mengajar” (Pak Budi, TK Gymboree)

Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya mengajar

yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator, partisipan

mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan meskipun awalnya

partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar tersebut masuk kedalam

item atau kode-kode gaya mengajar fasilitator.

Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan kepada

Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan anak

mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan mengatakan

bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya karena anak umur 5

tahun masih belajar instruksi maka dibeberapa kegiatan partisipa

mengajak anak untuk mengikuti apa yang partisipan contohkan.

Cuplikannya sebagai berikut:

“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu

apakah dia mengikuti instruksinya atau tidak. Kalau untuk

membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B” (Pak Adi, TK Gymboree)

Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika penulis

bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar, partisipan

(23)

checking sangat dibutuhkan untuk menyamakan persepsi antara

penulis dan partisipan.

3. Refleksivitas

Refleksivitas menurut Creswell (2010, hlm. 287) adalah proses

dimana peneliti mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti

kedalam penelitian. Dengan melakukan refleksi diri terhadap

kemungkinan-kemungkinan munculnya bias dalam penelitian, peneliti

akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur yang akan

dirasakan oleh pembaca.

Refleksivitas yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini

salah satunya terkait posisi penulis di lokasi penelitian. Penelitian ini

dilaksanakan di TK Gymboree dan TK Firdaus. Alasan peneliti

memilih lokasi ini karena dikedua TK tersebut terdapat guru laki-laki

yang mengajar sebagai guru serta karakteristik sekolah yang berbeda

akan menambah variasi data yang dihasilkan karena lingkungan dan

pengajaran yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti hanya

sebagaiobserver dalam penelitian, dan tidak mempunyai jabatan

apapun di TK Gymboree dan TK Firdaus agar keoriginalan hasilnya

lebih terlihat.

Peneliti menyadari bahwa meskipun sebelumnya peneliti sudah

berkomunikasi dan berkenalan, namun ketika pertama kali

pengambilan data perasaan canggung, grogi dan tidak nyaman sangat

terlihat ketika guru laki-laki mengajar di kelas. Meskipun peneliti

mengambil data dari jauh serta menggunakan kamera digital secara

tersembunyi namun perasaan canggung sangat terasa. Peneliti

menyadari perasaan canggung tersebut hilang setelah beberapa kali

observasi dilakukan dan pada akhirnyaguru laki-laki mulai terbiasa

dan lebih santai dengan keberadaan peneliti. Peneliti selalu

berkomunikasi ketika istirahat dan di akhir pembelajaran untuk

(24)

Ada beberapa tahapan yang dilakukan peneliti dalam

melakukan penelitian ini yaitu, Pertama, peneliti melakukan perizinan

kepada rekan-rekan yang terkait yang memiliki jabatan di kedua TK

tersebut yaitu kepala sekolah. Kedua, mengajukan permohonan

kepada guru laki-laki untuk dijadikan subjek atau partisipan dalam

penelitian ini. Ketiga, Menjelaskan dan berdiskusi tentang posisi

peneliti serta apa yang akan dilakukan peneliti saat penelitian

berlangsung, guru dapat bertanya dan mengajukan keinginan dan

pendapatnya sebelum dilakukan pengambilan data.

Sebagai peneliti dalam proses pengumpulan dan pengolahan

data sangat dipengaruhi oleh pandangan peneliti dan menjadi sangat

subjektif. Kekawatiran yang dirasakan dalam hasil data kualitatif ini

membuat peneliti merasa ragu apakah hasil yang didapat sudah tepat

dan sesuai dengan data mentah yang dihasilkan. Keraguan tersebut

dikarenakan kekurang pahaman peneliti yang baru mengenal dan

mempelajari tentang analisis data kualitatif namun peneliti sebisa

mungkin mempelajari langkah-langkah analisis data agar sesuai

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Wawancara
Tabel 3.2 Pelaksanaan Observasi
Tabel 3.4 Panduan Wawancara
Tabel 3.5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sedangakn sikap yang baik lebih kecil kemungkinan memiliki kinerja kurang baik dibanding dengan yang memiliki kinerja baik (5.10) Penelitian ini sejalan dengan

Sudiadnyana, Eka, Yudha dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Dengan adanya pembelian barang yang tinggi sehingga harus adanya pengendalian internal yang baik di dalam Hotel Shangri-La Surabaya khususnya dalam siklus

Hasil analisis energi PLTU pada kondisi normal, maka sistem PLTU beroperasi pada rasio ekuivalen sebesar 1,25 dengan nilai XR air prehater sebesar 833,8x10 -3 , jumlah GPHR

Daur ulang minyak jelantah sebagai alternatif bahan bakar alternatif biodiesel dengan cara dipanaskan Minyak Jelantah sebanyak 200 mL sampai pada suhu 70 derajat celsius

The aim of this study was to determine the profile of diabetic blood glucose level in rat using a stratified dose streptozotocin (STZ-SD) and multi-low dose

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu simpan terhadap kualitas soyghurt dengan penambahan susu bubuk krim atau skim yang ditinjau dari jumlah koloni

Tumor Efek direk dari tumor terhadap sistem imun melalui penglepasan Efek direk dari tumor terhadap sistem imun melalui penglepasan molekul imunoregulatori imunosupresif