JURISDIKSI NEGARA
(STATE JURISDICTION)
SISTEMATIKA
Pengertian dan ruang lingkup
Jurisdiksi teritorial
Jurisdiksi personal
Jurisdiksi perlindungan
JURISDIKSI NEGARA
(STATE JURISDICTION)
Pengertian
Jurisdiksi merupakan kekuasaan/ kewenangan hukum negara
terhadap orang, benda atau peristiwa (hukum)
Merupakan refleksi dari prinsip dasar kedaulatan negara,
persamaan derajat negara, dan prinsip tidak campur tangan
suatu negara terhadap urusan domestik negara lain
“Par in parem non habet imperium”
Dapat mencakup
Legislative jurisdiction
Executive jurisdiction
Judicial jurisdiction
Menyangkut urusan baik pidana maupun perdata
Penggolongan jurisdiksi: Jurisdiksi Teritorial, Jurisdiksi
JURISDIKSI TERITORIAL
Lord Macmillan:
“It is essential attribute of the sovereignty, of this realm, as of all sovereign independent States, that it should possess jurisdiction over all persons and things within its
territorial limits and in all causes civil and criminal arising within these limits”
Prinsip teritorial terbagi dalam:
Prinsip teritorial subjektif negara tempat perbuatan dimulai Prinsip teritorial objektif negara tempat perbuatan diselesaikan
Hubungan antara negara dengan kewenangan jurisdiksi (Glanville Williams):
Negara tempat dilakukan tindak pidana/ kejahatan memiliki kepentingan paling
kuat
Pelaku biasanya ditemukan di negara tempat ia melakukan tindak pidana/
kejahatan
Local forum, karena saksi dan barang bukti lebih mudah ditemukan di negara
tempat kejadian
Tidak umum dianut dua sistem hukum apabila terdapat lebih dari satu sistem
JURISDIKSI TERITORIAL
Jurisdiksi teritorial/ domestik sebagai konsep relatif
Anglo-Norwegian Fisheries Case (1951): “[a]lthough it is true that the act of
delimitation [of territorial waters] is necessarily a unilateral act, because only the coastal state is competent to undertake it, the validity of the delimitation with regard to other states depends upon international law”
Contoh kasus:
The “Lotus” (1927)
Pemberlakuan prinsip teritorial
Laut Teritorial Hak lintas damai (innocent passage)
Jurisdiksi negara pantai pada dasarnya dapat diterapkan apabila terjadi hal-hal yang mengganggu ketertiban negara pantai
Orang asing, terkecuali:
Adanya imunitas tertentu
JURISDIKSI TERITORIAL
Pengecualian terhadap prinsip teritorial
Negara dan kepala negara asing
Perwakilan diplomatik dan konsuler
Kapal pemerintah negara asing
Angkatan bersenjata negara asing
Organisasi internasional
Pengecualian prinsip teritorial terhadap negara dan kepala negara asing
Beberapa dasar pertimbangan:
Par in parem non habet imperium
Resiprositas dan penghormatan (comity)
Putusan pengadilan suatu negara tidak dapat dilaksanakan di negara lain
JURISDIKSI TERITORIAL
Perkembangannya saat ini
Mulai ditinggalkannya ketentuan mengenai kekebalan absolut seiring meningkatnya aktivitas perdagangan
Higgins: “qualified doctrine of immunity” negara hanya memiliki kekebalan dari jurisdiksi pengadilan untuk kasus tertentu saja
Penerapannya dalam sengketa komersial, misalnya penanaman
modal asing. Mis.: Kasus Amco Asia Corp. v. the Republic of Indonesia yang ditangani oleh ICSID
Jure imperii & Jure gestiones
Jure imperii Tindakan negara/ pemerintah yang berkaitan dengan kedaulatan negara semata-mata (Government acts)
JURISDIKSI TERITORIAL
Pengecualian prinsip teritorial terhadap pejabat diplomatik dan konsuler
Dixon
dua aspek dari kekebalan diplomatik:
Pejabat diplomat diberi hak-hak istimewa dalam sistem hukum dari
negara penerima
Negara penerima wajib melindungi pejabat diplomat dan harta
bendanya agar ia dapat melaksanakan fungsinya secara efisien
Pengaturan secara internasional
Konvensi Wina 1961 dan 1963
tentang Hubungan Diplomatik dan Konsuler
Status persona non grata
Pengecualian prinsip teritorial terhadap kapal pemerintah
JURISDIKSI TERITORIAL
Angkatan Bersenjata
Hanya pada saat menjalankan tugas sebagai anggota angkatan
bersenjata
Kasus Osman & Anor v P.P. (1968)
Pengadilan menolak argumentasi bahwa pelaku peledakan
adalah anggota angkatan bersenjata Indonesia karena pada
saat tertangkap pelaku berpakaian sipil
Pengecualian prinsip teritorial terhadap organisasi internasional
Mis. PBB
Convention on the Privileges and Immunities of the
JURISDIKSI PERSONAL
Prinsip Jurisdiksi Personal/ Nasionalitas
suatu negara dapat mengadili warga negaranya karena kejahatan
yang dilakukannya di mana pun juga
kewajiban negara untuk memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya di luar negeri
•
Prinsip Jurisdiksi Personal terbagi dalam:
•
Aktif: suatu negara memiliki jurisdiksi terhadap warga negaranya yang
melakukan tindak pidana di luar negeri
•
Terkait dengan perjanjian ekstradisi
•
Pasif: suatu negara memiliki jurisdiksi untuk mengadili orang asing
yang melakukan tindak pidana terhadap warga negaranya di luar
negeri
•
Kasus The Cutting
Cutting, warga negara AS mempublikasikan
tulisan yang memfitnah seorang warga negara Mexico. Cutting
ditahan oleh pejabat Mexico ketika sedang berada di negara
tersebut
•
US
the Omnibus Diplomatic Security and Antiterrorism Act:
Amerika Serikat memiliki jurisdiksi terhadap siapa pun yang
JURISDIKSI PERLINDUNGAN
Dilaksanakan terhadap:
WNA melakukan kejahatan di luar negeri
Mengancam kepentingan keamanan, integritas, dan kemerdekaan negara ybs.
Mis.: Jalur tambahan (contiguous zone)
Joyce v. Director of Public Prosecutions (1946)
Joyce, warga kebangsaan Amerika, namun sempat memegang paspor Inggris,
selama PD II membawakan siaran Pro-Nazi di Jerman
Jurisdiksi yang dimiliki pengadilan Inggris
Berdasarkan prinsip perlindungan
Perkembangannya saat ini
jurisdiksi berdasarkan doktrin ‘efek’ (the
‘effects’ doctrine)
Mengarah pada konteks kepentingan ekonomi Perlunya “balancing test”:
JURISDIKSI UNIVERSAL
Dimiliki setiap negara terhadap tindak kejahatan yang
mengancam masyarakat internasional
Green: negara, selain jurisdiksi, juga memiliki hak dan
kewajiban
Contoh:
Piracy
War crimes, crimes against peace, crimes against humanity
Nuremberg-Tokyo; ICTR & ICTY; ICC
Eichmann Case (1961)
Penerapan jurisdiksi Israel terhadap mantan perwira Gestapo