• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAJU PEREDARAN DARAH PADA IKAN MAS (Cyprinus Carpio) PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR. Kelompok 5 Kelas B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAJU PEREDARAN DARAH PADA IKAN MAS (Cyprinus Carpio) PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR. Kelompok 5 Kelas B"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAJU PEREDARAN DARAH PADA IKAN MAS (Cyprinus Carpio)

PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

Kelompok 5 Kelas B

IDZHAR SYIFANA ROFIQO 230110140070

FELISHA GITALASA 230110140093

RIDWAN ARIYO NUGROHO 230110140117

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR 2015

(2)

ii DAFTAR ISI

BAB Halaman

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Praktikum ... 1

1.3 Kegunaan Praktikum ... 2

II. LANDASAN TEORI 2.1 Ikan Mas ... 3

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas ... 3

2.1.2 Morfologi Ikan Mas ... 4

2.1.3 Habitat Ikan Mas... 5

2.1.4 Jenis Ikan Mas ... 5

2.2 Sistem Peredaran Darah Pada Ikan ... 6

2.2.1 Organ Pada Sistem Peredaran Darah ... 7

2.2.2 Saluran Darah ... 8

2.3 Nikotin dan Alkohol ... 9

2.3.1 Nikotin ... 9

2.3.2 Alkohol ... 10

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ... 11

3.2 Alat dan Bahan Praktikum ... 11

3.2.1 Alat Praktikum ... 11

3.2.2 Bahan Praktikum ... 13

3.3 Prosedur Praktikum ... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 16

4.2 Pembahasan ... 17

4.2.1 Pembahasan Data Kelompok ... 17

4.2.2 Pembahasan Data Kelas ... 18

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 22

5.2 Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

(3)

iii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) ... 4

2. Morfologi Ikan Mas ... 4

3. Sistem Peredaran Darah Ikan ... 6

4. Saluran Darah ... 8 5. Mikroskop ... 11 6. Petridisk ... 11 7. Hand Counter ... 12 8. Beaker Glass ... 12 9. Stopwatch ... 12 10. Pipet Tetes ... 12 11. Ikan Mas ... 13 12. Aquades ... 13 13. Alcohol 70% ... 13 14. Larutan Nikotin ... 13 15. Kapas Basah ... 14 16. Air ... 14

(4)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Larutan Nikotin ... 24

2. Larutan Aquades ... 24

3. Larutan Alkohol ... 24

4. Laju Peredaran Darah Ikan ... 24

5. Sampel Beberapa Ekor Ikan ... 24

6. Ikan Yang Diamati ... 24

7. Petridisk ... 25

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Berawal dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-salura kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung.

Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena.

Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung, yaitu: (1) energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan (2) energi potensial yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah. Selain itu, aliran darah juga dipengaruhi oleh viskositas darah.

Laju alir darah ikan akan sangat berpengaruh pada pemberian nikotin dan alkohol, karena pada penggunaannya, nikotin dapat mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Begitu juga dengan alkohol, alkohol adalah zat penekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Untuk membuktikan hal tersebut, maka praktikum Fisiologi Hewan Air kali ini akan melihat bagaimana pengaruh nikotin dan alkohol pada laju alir darah ikan dan aquades sebagai kontrol. Diharapkan setelah praktikum ini, para mahasiswa sebagai praktikan dapat mengetahui perbandingan laju alir darah ikan pada masing-masing cairan tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui pengaruh nikotin dan alkohol terhadap laju alir darah pada pembuluh arteri atau vena sirip ekor ikan dan penambahan aquades sebagai kontrol, sehingga kita bisa

(6)

2

mengetahui perbandingan dari masing-masing cairan tersebut pada laju alir darah ikan.

1.3 Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan dari praktikum kali ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana sistem peredaran darah pada ikan.

2. Mahasiswa mengetahui pengaruh aquades, nikotin ataupun alkohol pada laju alir darah ikan saat ekor ikan diteteskan cairan-cairan tersebut.

3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan laju alir darah ikan setelah dilakukan pengamatan pada masing- masing cairan tersebut.

(7)

3 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ikan Mas

Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan sedikit pipih kesamping (Compressed), mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (Bleeker et al. 1965). Ikan mas bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia ikan mas berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok kemudian berkembang menjadi ikan budidaya yang sangat penting (Djoko S 2002).

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Memiliki bentuk tubuh compressed dan memiliki sirip ekor yang berbentuk homocercal. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Djoko 2002).

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas

Ikan mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Saaniin, 1984) sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio l Nama Lokal : Ikan Mas

(8)

4

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) Sumber : ediaswanto.wordpress.com 2.1.2 Morfologi Ikan Mas

Gambar 2. Morfologi Ikan Mas Sumber : www.gelerigambarhewan.net

Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentukgeraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan

(9)

5

terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea 8 lateralis) ikan mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Isnaeni 2005).

2.1.3 Habitat Ikan Mas

Huet, (1971) menyatakan habitat ikan mas hidup pada kolam-kolam air tawar dan danau-danau serta perairan umum lainnya. Dalam perkembangannya ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan mas merupakan salah satu ikan yang hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150- 600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30 ppt (Djoko 2002).

2.1.4 Jenis Ikan Mas

Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis "ikan mas majalaya. Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium (Djoko 2002).

(10)

6 2.2 Sistem Peredaran darah Pada Ikan

Gambar 3. Sistem Peredaran Darah Ikan Sumber : segerahamil.blogspot.com

Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut danmengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus,kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiapkelompok hewan. Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dankembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua. Atau secara garis besarnya peredaran darahtunggal adalah peredaran darah yang darah nya dari insang langsung beredar ke seluruh tubuhkemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena. Dimana organutamanya adalah jantung

(11)

7

yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai kekapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung (Fujaya 2004).

2.2.1 Organ Pada Sistem Peredaran Darah

Adapun organ-organ yang berperan dalam sistem peredaran darah ikan menurut (Affandi 2002) antara lain :

a) Sinus Venosus

Adalah ruang tambahan yang berdinding tipis, hampir tidak mengandung jaringan otot.Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan dari septum transversum, yang memisahkanrongga pericardial dari rongga pleuroperitoneal. Darah venus dari seluruh tubuh, masuk di sinusvenosus melalu sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinushepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus.Vena coronaria yang datangdari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus. Dari sini darah melalui lubang sinusatrial masuk ke dalam atrium.

b) Atrium

Adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior dari sinus venosus.Darah dari atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubangini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.

c) Ventrikel

Adalah ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya dari atrium saja danmemompakan darah melalui aorta ventral ke insang. Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan ototyaitu lapisan otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut spongi. Bagian inimenerima darah dari atrium melalui atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuhmemanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar.

(12)

8

Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak mempunyai bulbus arteriosus.Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah tereduksi menjadi suatustruktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus (perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik.

2.2.2 Saluran Darah

Gambar 4. Saluran Darah

Sumber : perpustakaancyber.blogspot.com

Saluran darah merupakan salah satu penunjang keberlangsungan sistem peredaran darah, Saluran darah terdiri dari 3 yaitu : Arteri, vena dan kapiler (Yuwono 2001).

a. Arteri

Adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilaluidarah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisanyaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub endothelium.

b. Vena

Adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke jantung. Struktur vena samahalnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari vena yang mengalamitekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin.

(13)

9

Adalah bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat terjadinya pertukaran zat(gas nutrien) antara darah dengan jaringan/sel. Ada tiga macam kapiler darah yaitu, kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu (sinusoid).

Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan substansi lainyang terlarut di dalamnya.Plasma darah berupa cairan zat putih telur yang mengandung bagian – bagian dari sel darah, mineral terlarut. Di luar pembuluh darah, darah akan membeku disebabkanoleh kerja ensim trhombokinase yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi trombin yang aktif (Affandi 2002).

Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai yudium anorganik). kan pada umumnya, vena utama yang membawa darah kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior dan posterior. Vena yang pertama, membawa darah dari bagiankepala berjalan berdampingan dengan sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari ekor berjalan vena caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena portaerenalis menuju ke ginjal (Yuwono 2001).

Di dalam ginjal vena potae renalis mempercabangkan banyak vena renalis advehentes, dan masing-masing cabang ini pecah menjadi kapiler darah. Jaring kapiler darah ini kemudian bersatu kembali menjadi beberapa vena renalis revehentis yang mengalir ke permukaan tengahdari ginjal dan bermuara pada vena kardinalis posterior. Sistem peredaran vena pada ikan teleostei Volume darah yang beredar dalam tubuh ikan Teleostei berkisar antara 1,5 ± 3 % dari bobot tubuhnya (Affandi 2002).

2.3 Nikotin dan Alkohol 2.3.1 Nikotin

Nikotin adalah sebuah senyawa kimia organik, sebuah alkaloid yang ditemukan secara alami di berbagai macam tumbuhan seperti tembakau dan tomat. Nikotin merupakan 0.3 sampai 5% dari berat kering tembakau yang berasal dari

(14)

10

hasil biosintesis di akar dan diakumulasikan di daun. Nikotin merupakan racun syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan. Nikotin memiliki kemampuan karsinogen terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotin tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker. Pada penggunaannya, nikotin dapat mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.

2.3.2 Alkohol

Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan akan terjadi seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa penambahan zat-zat kimia tersebut (nikotin dan alkohol) sangat berpengaruh terhadap kecepatan aliran darah.

Nikotin merupakan racun syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada penggunaannya, nikotin dapat mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Sehingga aliran darah lebih cepat, begitu juga dengan alcohol merupakan zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan, sehingga aliran darah yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan penambahan nikotin.

(15)

11 BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Tempat pengerjaan Praktikum Ketiga mata kuliah Fisiologi Hewan Air mengenai Laju Aliran Darah ini yaitu di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, pada hari Senin, tanggal 2 November 2015.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 3.2.1 Alat

1. Mikroskop untuk mengamati laju aliran darah pada ekor ikan.

Gambar 5. Mikroskop 2. Petridish sebagai wadah ikan yang akan diamati

(16)

12

3. Hand counter untuk membantu penghitungan jumlah aliran darah.

Gambar 7. Hand Counter 4. Beaker glass sebagai wadah

Gambar 8. Beaker Glass 5. Stopwatch Sebagai alat penunjuk waktu.

Gambar 9. Stopwatch

6. Pipet tetes untuk meneteskan perlakuan pada ekor ikan (misalnya meneteskan nikotin, alkohol, dan sebagainya).

(17)

13 3.2.2 Bahan

1. Ikan, sebagai objek yang diamati.

Gambar 11. Ikan mas

2. Aquades, untuk ditambahkan ke ekor ikan sebagai pembanding.

Gambar 12. Aquades

3. Larutan alcohol 70%, untuk ditambahkan ke ekor ikan.

Gambat 13. Alcohol 70%

4. Larutan nikotin, untuk ditambahkan ke ekor ikan.

(18)

14

5. Kapas basah, untuk menutup insang ikan agar tidak kering.

Gambar 15. Kapas Basah 6. Air, sebagai media.

Gambar 16. Air

3.3 Prosedur

1. Menyiapkan mikroskop dalam posisi focus.

2. Mengambil seekor ikan, meletakkannya dalam petridisc, menutupi insangnya dengan kapas basah, lalu mengamati aliran darah pada bagian sirip ekornya dengan menggunakan mikroskop. Terlihat beberapa pembuluh darah ikan.

3. Membasahi sirip ekor dengan aquades lalu menghitung berapa jumlah aliran darah permenit yang melalui satu tempat tertentu. Mengulangi sebanyak tiga kali.

4. Setelah menyelesaikan point 3, meneteskan larutan nikotin secukupnya pada sirip ekor ikan lalu mengamati dan menghitung berapa jumlah aliran darah permenit yang melalui satu tempat tertentu. Mengulangi sebanyak tiga kali.

(19)

15

5. Setelah menyelesaikan point 4, membilas sirip ekor ikan dengan aquades agar terbebas dari pengaruh nikotin, lalu meneteskan larutan alcohol 70% secukupnya pada sirip ekor ikan tersebut lalu mengamati dan menghitung berapa jumlah aliran darah permenit yang melalui satu tempat tertentu. Mengulangi sebanyak tiga kali

(20)

16 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Tabel 1. Laju peredaran darah pada benih ikan mas kelompok 5

Ikan Aquades Nikotin Alkohol

Menit Rata-rata Menit Rata-rata Menit Rata-rata 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 110 141 165 138,7 109 151 166 142 83 107 62 84 2 195 164 111 155,3 202 208 221 210,3 149 141 155 148,3 Jumlah Rata-rata 147 Jumlah Rata-rata 176,1 Jumlah Rata-rata 116,1

Tabel 2. Rata-rata laju peredaran darah pada benih ikan mas kelas B

Kel. Ikan Ke Akuades Nikotin Alkohol

1 1 233 305 215 2 240 258 205 2 1 215,3 318 178,3 2 201,3 218 194,8 3 1 196 235 217 2 188 217 202 4 1 232 262 263 2 215 254 241 5 1 138,7 142 84 2 155,3 210,3 148,3 6 1 256,6 280,3 143,3 2 203 229,6 147 7 1 105 147 112 2 124 158 89 8 1 230 287 81 2 221 250 133 9 1 256,6 280,3 143,3 2 203 229,6 147 10 1 246 282 196 2 264 287 171 11 1 266 279 214 2 204 238 99 12 1 288 302 189 2 301 308 239 13 1 26 152 0 2 198 230 117 14 1 202 308 239 2 300 311 250

(21)

17 15 1 204 184 96 2 209 236 139 16 1 85 89 44 2 121 191 132 17 1 225 248 158 2 230 259 97 18 1 197 202 144 2 203 198 152 19 1 222 225 183 2 236 233 124 20 1 144 170 67 2 134 180 68 21 1 166 190,7 185 2 185,7 195,7 191,3 22 1 137 213 43 2 201 220 148 23 1 194 251 135 2 171 243 125 4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan data kelompok

Dalam penelitian kali ini kami menggunakan dua ekor benih ikan mas dengan tiga indikator yaitu mengatahui laju peredaran darah dengan tiga macam perlakuan meggunakan larutan aquades, larutan nikotin, dan larutan alkohol yang diamati dalam satu menit dan diulangi selama tiga kali untuk menambah keakuratan data yang diperoleh. Berdasarkan hasil praktikum yang kelompok kami lakukan kami menemukan bahwa laju peredaran darah pada benih ikan mas dapat dipengaruhi dengan perlakuan tersebut.

Pada kegiatan pertama kami mengukur laju peredaran darah pada benih ikan mas dengan cara menggunakan mikroskop yang sudah fokus. Kami melihat gelembung yang ditujukan pada satu titik fokus pada bagian sirip ekor yang bertujuan untuk melihat laru peredaran ikan tersebut. Pada perlakuan pertama diberikan larutan aquades pada bagian sirip ekor dengan pengulangan tiga kali sehingga kelompok kami mendapatkan rata-rata laju peredaran darah permenit adalah 147/menit. Pada pengujian aquades ini laju alir perdaran darah terjadi seperti biasanya karena larutan aquades bersifat netral.

(22)

18

Pada kegiatan kedua kami mengukur laju peredaran darah pada benih ikan mas dengan cara yang sama, hanya saja dengan perlakuan yang berbeda yaitu menggunakan larutan nikotin. Pemberian larutan nikotin pada bagian sirip ekor dengan pengulangan tiga kali sehingga kelompok kami mendapatkan rata-rata laju peredaran darah permenit adalah 176,15/menit. Pada pengujian dengan menggunakan larutan nikotin ini, laju alir perdaran darah menjadi menigkat dibandingkan dengan perlakuan yang hanya diberikan larutan aquades. Larutan nikotin ini bersifat racun syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Nikotin dapat mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Sehingga aliran darah lebih cepat. Nikotin juga bersifat higroskopi yaitu dapat bereaksi dengan air. Sedangkan pada darah banyak terdapat kanudungan air. Karena terjadi reaksi maka darah menjadi encer sehingga peredaran darahpun menjadi meningakat. Selain itu terjadinya fase kontriksi yang merupakan fase dimana peredaran darah menjadi menigkat.

Pada kegiatan ketiga kami mengukur laju peredaran darah pada benih ikan mas dengan perlakuan yang berbeda yaitu menggunakan larutan alkohol. Pemberian larutan alkohol pada bagian sirip ekor dengan pengulangan tiga kali sehingga kelompok kami mendapatkan rata-rata laju peredaran darah permenit adalah 116,15/menit. Pada pengujian dengan menggunakan larutan alkohol ini, laju alir perdaran darah menjadi menurun dibandingkan dengan perlakuan yang hanya diberikan larutan aquades maupun larutan nikotin. Larutan alkohol ini ada hubungannya dengan fase dilatasi yang merupakan fase dimana laju alir peredaran darah menjadi menurun.

(23)

19

Gambar1. Grafik Laju Alir Peredaran Darah pada Benih Ikan Mas

Dari grafik diatas dapat kita simpulkan bahwa ikan yang diberi perlakuan nikotin laju alir peredaran darahnya paling cepat dalam waktu satu menit yaitu 176,15/menit. Hal ini membuktikan bahwa sifat dari nikotin yang bersifat higroskopi dimana nikotin dapat bereaksi dengan air. Kandungan darah itu sendiri merupak kebanyakan mengandung air sehinnga setelah bereaksi maka darah menjadi encer yang menyebabkan laju peredaran darah mnejadi cepat. Selain itu berdasarkan grafik juga menunjukan bahwa adanya fase kontriksi dimanan fase kontriksi ini dapat mempercepat laju alir peradaran darah ikan.

Berdasarkan grafik juga dapat disimpulkan bahwa laju peredaran darah ikan paling lambat adalah dengan perlakuan alcohol karena adanya hubungan fase dilatasi yang merupakan fase dimana peredaran darah menurun. Juga pada perlakuan aquades laju alir peredaran darahnya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat hal ini merupakan bukti bahwa aquades merupakan larutan yang bersifat etral yang tidak mempengaruhi laju alir perdaran darah pada ikan mas tersebut.

1 3 8 .7 142 84 1 5 5 .3 2 1 0 .3 1 4 8 .3 A Q U A D E S N I K O T I N A L K O H O L

R ATA -R ATA L A JU PER EDA R A N DA R A H

PA DA B EN I H I KA N MA S

(24)

20 4.2.2 Pembahasan data kelas

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, terdapat beberapa perbedaan dalam laju alir pedaran darah ikan, perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

Ikan yang digunakan auatu yang di ambil dari aquarium hendaknya masih bergerak aktif. Tidak ikan yang sudah bergerak fasif atau ikan yang stress karena hal ini akan menyebabkan perbedaan kondisi awal ikan yang akan mempengaruhi laju alir peredaran darah ikan tersebut sehingga nantinya mengahsilkan data yang berbeda.

Pemberian zat atau larutan aquades, nikotin dan alcohol. Pada pemeberian pengujian ini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit karena takarann pemberian larutan penguji ini juga akan mempengaruhi laju alir peredaran darah pada ikan. Juga setelah penggunaan nikotin maka hendaknya petridisk dinetralkan terlebih dahulu dengn larutan aquades agar tidak adanya campuran antara laruan nikotin dengan akohol yang neentinya akan mempengaruhi data hasil pengamatan.

Kesalahan manusia sering terjadi ketika melakukan pengamatan terhadap laju alir peredaran darah dengan melihat gelembung kecil yang terdapat pada sirip bagian ekor. Kesalahan lainnya ketika perhitungan dengan mengguakan hendcounter. Kemudian kebijakan untuk melakukan pembulatan keatas atau kebawah pada hasil data pengamatan yang dilakukan.

Dari tabel diatas data dari kelompok 1 sampai 23 dapat disimpukan bahwa laju alir peredaran darah dengan larutan aquades yang paling tinggi yaitu pada kelompok 13 sebesar 313,5/menit. Yang paling rendah laju alir peredaran darahnya terdapat pada kelompok 7 sebesar 114,5/menit. Rendah atau tingginya laju alir peredaran darah dipengaruhi beberafa faktor internal maupun eksternal. Rata-rata laju alir peredaran darah ikan mas adalah kurang lebih sekitar 214/menit.

Dari tabel diatas data dari kelompok 1 sampai 23 dapat disimpukan bahwa laju alir peredaran darah dengan larutan nikotin yang paling tinggi yaitu pada kelompok 12 sebesar 305/menit. Yang paling rendah laju alir peredaran darahnya

(25)

21

terdapat pada kelompok 16 sebesar 140/menit. Pada data yang diperoleh, rata-ratanya kurang lebih sekitar 267,5/menit.

Dari tabel diatas dari kelompok 1 sampai 23 dapat disimpukan bahwa laju alir peredaran darah dengan larutan nikotin yang paling tinggi yaitu pada kelompok 14 sebesar 244,5/menit. Yang paling rendah laju alir peredaran darahnya terdapat pada kelompok 13 sebesar 58,5/menit. Pada data yang diperoleh rata-rata kurang lebih sekitar 151,5/menit.

Data laju alir peredaran darah yang dengan larutan nikotin lebih tinggi dari data laju alir peredaran darah yang dengan aquades. Sedangkan pada laju alir peredaran darah yang dengan menggunakan alcohol lebih rendah dari laju alir peredaran darah denan aquades.

Data yang diperoleh memungkinkan saja terdapat kesalahan baik dalam segi alat yang rusak. Misalnya penggunaan mikroskop yang belum focus atau handcounter yang terlalu cepat atau terlalau lambat memungkinkan ketidak sesuaian dengan laju alir peredaran darah yang sedang diamati. Adapun kesalahan lain juga ketika ikan yang bergerak-gerak ketika di simpan di petridisk yang akan mempengaruhi hasil pengamatan.

(26)

22 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Laju peredaran darah ikan mas dapat diketahui dengan menggunakan larutan aquades. Larutan aquades bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi laju alir perdaran darah ikan. Pada data yang diperoleh rata-rata 147/ menit. Laju peredaran darah pada ikan menjadi lebih cepat akibat larutan nikotin karena adanya fase kontiksi yaitu fase dimana peredaran darah mengalami peningkatan. Nikotin bersifat higroskopi yaitu nikotin yang dapat bereaksi dengan air. Kandungan yang banyak terdapat dalam darah itu merupakan air. Nikotin yang bereaksi dengan darah yang membuat darah menjadi encer sehingga peredaran darah menjadi cepat. Pada data yang diperoleh rata-rata 176,15/menit.

Laju peredaran darah ikan mas saat diberi larutan alcohol, laju alir peredaran darahnya menjadi lambat. Hal ini terjadi karena adanya fase dilatasi merupakan fase dimana laju alir peredaran darahnya menurun. Pada data yang diperoleh rata-rata 116,15/menit. Dapat disimpulakan bahwa laju alir peredaran darah normal saat dirangsang dengan larutan aquades. Peningkatan laju alir peredaran darah terjadi saat adanya rangsangan nikotin dan penurunan laju alir peredaran darah terjadi saat adanya rangsangan alkohol.

5.2 Saran

Dalam melakukan penelitian ini kami menyarankan agar setiap procedure pengerjaan dilakukan dengan benar karena jika terjadi keslahan saat melakukan praktikum hasil yang didapat tidak akan maksimal, seperti meletakkan ikan agar tetap diam pada petridisk, penggunaan handcounter yang tidak terlalu cepat atau terlalu lambat sesuai dengan laju alir peredaran darah yang diamati, penggunaan mikroskop yang focus juga penambahan larutan yang tidak berlebihan auat sesiau prosedur.

(27)

23

DAFTAR PUSTAKA

Bleeker et al. 1965. Morfologi dan anatomi pada ikan. Bagian I. Surabaya.

Yuwono, Edy. dan S. Purnama. 2001. Fisiologi Hewan Air. CV. Sagung Seto. Jakarta.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta. Jakarta. Isnaeni, W. 2005. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.

Fujaya dan Yushita. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Affandi, R. dan U. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. University Riau Press. Riau. 217 p.

Suseno, Djoko. 2002. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta.

(28)

24 LAMPIRAN

Lampiran 1. Larutan Nikotin Lampiran 2. Larutan Aquades

Lampiran 3. Larutan Alkohol Lampiran 4. Laju Peredaran Darah Ikan

(29)

25

Gambar

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)  Sumber : ediaswanto.wordpress.com  2.1.2  Morfologi Ikan Mas
Gambar 3. Sistem Peredaran Darah Ikan  Sumber : segerahamil.blogspot.com
Gambar 4. Saluran Darah
Gambar  16. Air
+2

Referensi

Dokumen terkait