• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI DAN DAMPAKNYA PADA LABA KOTOR PERUSAHAAN. ( Studi Kasus Pada Perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI DAN DAMPAKNYA PADA LABA KOTOR PERUSAHAAN. ( Studi Kasus Pada Perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI DAN DAMPAKNYA PADA LABA KOTOR PERUSAHAAN

( Studi Kasus Pada Perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya ) GUNANDI SULAEMAN (083403022)

Email : Gunnerst94@yahoo.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of working capital for production, the effects of working capital partially on gross profit, partially influence the production of the gross profit, working capital and the effect of the simultaneous production of the gross profit.

The method used in this research is the case study method, sedangakan data collection techniques: (1) field research include: interviews, observation, and study documentation and (2) the research literature. The data and information obtained from this study were analyzed using path analysis.

The results of this study show that: (1) working capital significantly influence production, (2) working capital partially insignificant effect on gross profit, (3) partially produced no significant effect on gross profit, (4) working capital and output simultaneously significant effect gross profit.

Keywords: Gross Profit, Production, Working capital, ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap hasil produksi, pengaruh modal kerja secara parsial terhadap laba kotor, pengaruh hasil produksi secara parsial terhadap laba kotor, pengaruh modal kerja dan hasil produksi secara simultan terhadap laba kotor

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, sedangakan teknik pengumpulan data dilakukan : (1) penelitian lapangan yang

(2)

meliputi : wawancara, observasi,dan studi dokumentasi dan (2) penelitian kepustakaan. Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analsisi jalur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) modal kerja berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi, (2) modal kerja secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba kotor, (3) hasil produksi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba kotor, (4) modal kerja dan hasil produksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba kotor

Kata kunci : Hasil Produksi, Laba Kotor,Modal kerja PENDAHULUAN

Dunia usaha dewasa ini sangat dituntut untuk lebih bersikap tanggap dan jeli dalam menghadapi era globalisasi sehingga perusahaan akan tetap hidup serta berkembang ditengah persaingan usaha yang semakin ketat dan dapat mencapai tujuan utama perusahaan dalam memperoleh laba. Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha dewasa ini mengakibatkan persaingan antar pelaku ekonomi bisnis semakin ketat dan satu sama lain berusaha untuk mendapatkan laba. Di samping itu perusahaan juga harus mempertahankan usahanya agar dapat hidup terus dan selalu berkembang sehingga perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan pesaingnya.

Pada Perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya. Perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya merupakan salah satu perusahaan di Kota Tasikmalaya yang bergerak dalam bidang usaha bahan bangunan. Di Kota Tasikmalaya terdapat beberapa perusahaan sejenis, sehingga dapat menimbulkan persaingan kompetitif.

Dengan begitu untuk dapat diterima dipasaran, maka perusahaan harus menghasilkan produk dengan mutu yang baik agar dapat memenangkan persaingan terutama dengan perusahaan sejenis. Untuk itu perusahaan harus senantiasa melakukan langkah-langkah kebijaksanaan perusahaan melalui suatu pengelolaan modal kerja dengan efektif dan efisien agar perusahaan dapat meningkatkan hasil

(3)

produksinya. Dengan meningkatnya hasil produksi pada perusahan Penyerutan KS yang terus menerus merupakan salah satu tujuan utama perusahaan agar laba kotor bisa terus semakin meningkat, bisa tetap survive, serta bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Dengan modal kerja yang besar dan hasil produksi terus ditingkatkan akan berdampak baik pada laba kotor perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana modal kerja, hasil produksi dan laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya?

2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap hasil produksi perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya?

3. Bagaimana pengaruh modal kerja dan hasil produksi secara parsial dan simultan terhadap laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya?

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi diatas maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana modal kerja, hasil produksi dan laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja terhadap hasil produksi perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja dan hasil produksi secara parsial dan simultan terhadap perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus.

OPERASIONALISASI VARIABEL

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yaitu dua variabel bebas adalah modal kerja dan hasil produksi (independen) dan satu variabel terikat adalah laba kotor (dependen).

(4)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu: VARIABEL DEFINISI VARIABEL INDIKATOR Skala

Modal Kerja (X1)

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. (Menurut Sawir 2005 : 129) Aktiva Lancar (kas, piutang dagang, persediaan, aktiva lancar lainnya) Rasio Hasil Produksi (X2)

hasil produksi atau output adalah total barang atau jasa yang dihasilkan oleh unit usaha atau perusahaan.

(Haryanto, 2002:15)

Jumlah Hasil produksi

Rasio

Laba Kotor (Y) Laba kotor adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. (Soemarso, SR. 2002:226) Penjualan bersih Harga pokok penjualan Rasio

(5)

1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung kepada objek penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang dimaksudkan untuk memperoleh data pustakaan sebagai landasan teori dalam menganalisa masalah-masalah yang sesuai dengan bahan yang diteliti.

RANCANGAN ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Path analysis (analisa jalur) menggunakan korelasi dan regresi dimana dalam gambar struktural path analysis diatas dijelaskan bahwa ada hubungan antara X1 (modal kerja) dan X2 (hasil produksi), terhadap Y (laba kotor perusahaan).

Dari Struktur Path Analysis diatas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu :

1. Menghitung koefisien korelasi (r)

rxixj 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n h jh n h jh n h n h ih ih n h n h n h jh ih jh ih x x n x x n x x x x n ...(Sitepu,1994;19)

Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tingkat Keeratan Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(6)

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00 Rendah Sedang Kuat Sangat kuat (Sugiyono, 2004 :216) 2. Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut:

n h h n h ih i i Y X YX YX b 1 2 1 2 ;i = 1, 2,...,k……(Sitepu, 1994:17) Keterangan :

PYXi = Koefisien jalur dari Xi terhadap Y

bYXi = Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap variabel Y 3. Pengujian faktor residu atau sisa

Yxi = 1 R2Y1X1X2...Xk …………. (Sitepu, 1994;23) Dimana: R2 .... 1 Xk YX = k i YX YX r P 1 1 1

4. Pengujian Hipotesis Operasional

Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan variabel Xj Ho : r 1 2X X < 0 Ha : r 1 2X X 0

Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel a. Pengujian secara simultan

(7)

Ha : PYX1 = PYX2 0

Dengan kriteria penolakan Ho jika F hitung > F tabel Uji signifikansi menggunakan rumus:

F= 2 2 ... 2 1 2 1 1 1 X YX X X YX R k R k n k ………….(Sitepu, 1994:25)

Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-l

b. Pengujian secara parsial Hipotesis operasional: Ho : PYXi < 0

Ha : PYXi 0

Uji signifikan menggunakan satu arah, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut :

Terima Ho jika t t α Tolak Ho jika t < t hitung

Uji statistik menggunakan rumus :

k i k X X X X ... ... X ... YX YX i 1 i 1 1 R 1 1 k n R 1 P t ; i = 1, 2, ...,k (Sitepu, 1994;28)

Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-l

5. Untuk mengetahui pengaruh variabel lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui: Y = 2 ... 2 1 1 1 k Yxx x R ...( Sitepu,1994;23) 6. Untuk mencari pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap Y

Variabel X1

(8)

- Pengaruh tidak langsung melalui X2Y 2(X1 X2) Y

(P

1

YX )(rX1X2)(PYX2) = B

Total pengaruh X1 terhadap Y (A+B) = C Variabel X2

- Pengaruh langsung Y X2 Y : YX2 2 = D Total Pengaruh X2 terhadap Y = D - Pengaruh total X1 dan X2 terhadap Y secara simultan : (C+D) = E - Pengaruh faktor residu Y Y 2 = F

TOTAL = 1 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1. Penetapan Hipotesis Operasional

Ho: ρ = 0 Modal kerja tidak berpengaruh terhadap hasil produksi. Ha: ρ 0 Modal kerja berpengaruh terhadap hasil produksi. Ho: ρ = 0 Modal kerja dan hasil produksi secara simultan tidak

berpengaruh terhadap laba kotor.

Ha: ρ 0 Modal kerja dan hasil produksi secara simultan berpengaruh terhadap laba kotor.

Ho: ρ = 0 Modal kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap laba kotor.

Ha: ρ 0 Modal kerja secara parsial berpengaruh terhadap laba kotor. Ho: ρ = 0 Hasil produksi secara parsial tidak berpengaruh terhadap laba

kotor.

(9)

2. Penetapan tingkat signifikansi

Tingkat signifikan yang digunakan adalah 95% ( = 0,05 ) yang merupakan tingkat signifikansi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah.

3. Uji Signifikansi

a. Secara simultan menggunakan uji F. b. Secara parsial menggunakan uji t. 4. Kaidah keputusan

Secara parsial

Tolak Ho jika t > t ½ Terima Ho jika t < t ½ Secara simultan

Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung F table 5. Penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.

PEMBAHASAN

Modal kerja yang diperoleh perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya pada tahun 2005 – 2011 diperoleh sebagai berikut: Modal kerja kotor yang diperoleh dari tahun 2005 – 2011 tertinggi diperoleh pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.224.717.640 dan terkecil pada tahun 2005 sebesar 591.698.752 dan perubahan tertinggi diperoleh pada tahun 2007 sebesar 271.764.205 atau sebesar 17.96%.

Hasil produksi dari tahun 2005 – 2011 terbesar diperoleh pada tahun 2011 sebesar 2.403.235.305 dan terkecil pada tahun 2005 sebesar 1.729.235.305 dengan tingkat perubahan terbesar pada tahun 2007 sebesar 256.778.231 atau sebesar 6.27%.

(10)

Laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya tahun 2005 – 2011 terbesar diperoleh pada tahun 2011 yaitu sebesar 966.345.333 dan terkecil pada tahun 2005 yaitu sebesar 623.880.623 dan perubahan terbesar pada tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 279.947.602 atau sebesar 18.22%

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Hasil Produksi Perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh besarnya modal kerja (X1) terhadap hasil produksi (X) diperlihatkan oleh korelasi yaitu sebesar 0,969 atau mempunyai pengaruh sebesar 0.939 (93.9%) bahwa modal kerja yang digunakan meningkatkan terhadap hasil produksi sebesar 93.9%.

Pengaruh modal kerja secara parsial terhadap laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh modal kerja (X1) terhadap laba kotor (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta ( ) (standardized coefficients) setelah dipengaruhi X1 (modal kerja ) sebesar 0.339 sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,115 atau sebesar 11.5% yang berarti bahwa besarnya modal kerja yang digunakan mempengaruhi terhadap laba kotor perusahaan sebesar 11.5%.

Untuk pengujian secara parsial antara besarnya modal kerja (X1) terhadap laba kotor perusahaan (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Yang melalui X2 yaitu sebesar 0.309. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel, maka dengan koefisien beta ( ) = 0.339, diperoleh thitung sebesar 0.445 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel 2.570. Sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain bahwa modal kerja secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya.

Pengaruh Secara Parsial hasil produksi Terhadap laba kotor pada perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya

(11)

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh hasil produksi (X2) terhadap laba kotor (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta ( ) (standardized coefficients) setelah dipengaruhi X2 (hasil produksi) sebesar 0,593 sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,351 atau sebesar 35.1% yang berarti bahwa hasil produksi mempengaruhi terhadap laba kotor sebesar 35.1%.

Untuk pengujian secara parsial antara hasil produksi (X2) terhadap laba kotor (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel, maka dengan hasil koefisien determinasi sebesar 0.351 dan melalui X1 sebesar 0.194 maka secara parsial mempunyai tingkat pengaruh sebesar 0.546 atau 54.6% maka diperoleh thitung sebesar 0.777 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel 2.570. Sehingga thitung < ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain bahwa hasil produksi berpengaruh tidak signifikan terhadap laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya.

Pengaruh Secara Simultan modal kerja dan hasil produksi terhadap laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya

Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 12.044 dengan kriteria

penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5 %, maka

dari tabel distribusi F- Snedecor diperoleh F ;k ; (n-k-1) = 7-2-4 diperoleh sig F yaitu 0.020 yang artinya dengan besar dari 5 % menunjukkan pengaruh signifikan.

Dikarenakan sig F sebesar 0,020, maka Ho ditolak atau dengan kata lain modal kerja (X1) dan hasil produksi (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba kotor

perusahaan (Y) besar koefisien determinasi 0,858 atau 85.8%.

Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut (modal kerja dan hasil produksi) mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba kotor. Semakin besarnya modal kerja yang digunakan akan meningkatkan terhadap hasil produksi dan berpengaruh secara signifikan terhadap laba kotor perusahaan.

Simpulan

Hasil analisis serta pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh modal kerja dan hasil produksi terhadap laba kotor dapat disimpulkan sebagai berikut :

(12)

1. Modal kerja kotor yang diperoleh dari tahun 2005 – 2011 tertinggi diperoleh pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.224.717.640 dan terkecil pada tahun 2005 sebesar 591.698.752 dan perubahan tertinggi diperoleh pada tahun 2007 sebesar 271.764.205 atau sebesar 17.96%.

2. Hasil produksi dari tahun 2005 – 2011 terbesar diperoleh pada tahun 2011 sebesar 2.403.235.305 dan terkecil pada tahun 2005 sebesar 1.729.235.305 dengan tingkat perubahan terbesar pada tahun 2007 sebesar 256.778.231 atau sebesar 6.27%

3. Laba kotor perusahaan Penyerutan KS Tasikmalaya tahun 2005 – 2011 terbesar diperoleh pada tahun 2011 yaitu sebesar 966.345.333 dan terkecil pada tahun 2005 yaitu sebesar 623.880.623 dan perubahan terbesar pada tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 279.947.602 atau sebesar 18.22%

4. Terdapat pengaruh modal kerja (X1) terhadap hasil produksi (X) mempunyai pengaruh sebesar 0.939 (93.9%) bahwa modal kerja yang digunakan meningkatkan terhadap hasil produksi sebesar 93.9%

5. Secara parsial antara modal kerja dan hasil produksi terhadap laba kotor adalah a. Modal kerja terhadap laba kotor mempunyai pengaruh sebesar 0.3097 atau

30.97%

b. Hasil produksi terhadap laba kotor mempunyai pengaruh sebesar 0.5464 atau sebesar 54.64%

6. Secara simultan bahwa pengaruh antara modal kerja dan hasil produksi terhadap laba kotor adalah sebesar 0.856 atau (85.6%) hal ini berarti bahwa jika modal kerja dan hasil produksi meningkat maka laba kotor yang diperoleh perusahaan akan meningkat pula.

Saran

Dari hasil analisis pada kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

(13)

Diharapkan mampu untuk melihat pasar sehingga hasil produksi yang dikeluarkan perusahaan tidak ada barang sisa yang tersimpan yang akhirnya dapat meningkatkan perolehan laba.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat meneliti lebih lanjut permasalahan hasil produksi yang diukur dengan jumlah produk yang dikeluarkan dan juga laba kotor yang diperoleh dari hasil penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Abas Kartadinata. 1999. Akuntansi dan Analisis Biaya. Edisi yang diperbaharui. Jakarta. Bina Aksara.

Agus Achyani. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta. Universitas Terbuka. Ahman, Eeng. 2004. Ekonomi. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan, Edisi Ketiga, Cetakan ketigabelas, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1990.

Beattie, Bruce R, dkk.1994. Ekonomi Produksi. Yogyakarta : Gajahmada University Press.

Hadibroto dan Sudrajat Sukandar. 1995. Dasar-Dasar Akuntansi. LP3ES.

Hansen Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2001, Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian. Buku II. Terjemahan Benyamin Molan, Jakarta: Salemba Empat

Henry Simammora.2002, Akuntansi Manajemen. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

J. Fred Weston & Thomas E Copeland, Manajemen keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992.

(14)

Jazuli Akhmad, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta. STIE Widya Wiwaha.

Jhon N Myer, Analisa Neraca Dan Laba Rugi, Cetakan Ke Empat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1993.

Mirwan, Sitepu.1994. Path Analisis. Galua Indonesia.

Moehar, Daniel J.P. 1990. Pengantar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyadi. 1992. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : STIE YKPN

Munawir, S, Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1992.

Niswonger, Rllin C. Fees, E. Philip, Warren,S. Carl. Diterjemahkan oleh Hyginus Ruswinarto.2000. Prinsip-prinsip akuntansi. Jilid 2. Edisi keenambelas. Jakarta. Erlangga.

Putti, Joseph M. 1987. Memahami Produktivitas. Federal Publication : Binarupa Aksara.

Rasjidin, Rusjdi, dkk.1996. Pelajaran Ekonomi 1. Jakarta : Yudhistira.

Soemarso, SR. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar.Edisi Empat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sriyadi.1995. Pengantar Ilmu Perusahaan Modern. Jakarta : Dirjen Dikti.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Edisi ke-10. Bandung: CV. ALFABETA. Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Grafindo

Persada.

Swastha, Basu dan Sukotjo, Ibnu. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta : BPFE.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis focused quality yang dilakukan diketahui bahwa penerapan proses belajar mengajar di fakultas ekonomi masih terjadi kesenjangan yang cukup tinggi yang

dengan meninjau dari berbagai hal yang meliputi, biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, besarnya risiko serta efisiensi usaha. Industri emping melinjo skala rumah

Jenis wayang yang terbuat dari kulit ini antara lain wayang kulit purwa (Sunda, Jawa), wayang madya, wayang gedog, wayang dupara, wayang jawa, wayang dobel, wayang

Pada makalah ini, dibahas analisis multilevel mengenai pengaruh kepadatan penduduk, status wilayah, angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah,

kota layak anak dengan pendekatan kelurahan ramah anak di Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang maka dapat ditarik kesimpulan pada masing- masing ruang

Demikian pula mengenai akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris sebagai pejabat pembuat akta di bidang hukum perdata berdasarkan Peraturan

Berdasarkan hasil tertulis dan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa S3 belum mampu menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam interpretasi atau jawaban dengan

Tahap kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut: (1) Pelaksana kegiatan