• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

99 PROPOSAL

PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI

DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN

DIAJUKAN OLEH:

KELOMPOK USAHA BANK SAMPAH KELURAHAN TEGALREJO

LEMBAGA PENDAMPING:

PARAHITA FOUNDATION

JL. SUMATRA NO. 144 MAGERSARI TEGALREJO SALATIGA 50733

TELP/FAX. 0298-315404

(2)

100 JUDUL:

Proposal Pengajuan Bantuan Peralatan Bank SampahUntuk Pemberdayaan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Serta Kelestarian Lingkungan

LATAR BELAKANG

Sampah adalah limbah padat yang berasal dari hasil sisa-sisa yang tidak termanfaatkan oleh kegiatan manusia baik di perkotaan maupun pedesaan yang makin konsumtif.Salah satu cara mengubah perilaku masyarakat (social behavior) agar tidak membuang sampah ke sungai, selokan, membakar dengan cara penerapan strategi 3R (reuse, reduce dan recycle). Namun konsep ini tidak berjalan dengan baik karena image yang tertanam bagi masyarakat sampah itu adalah barang tidak berharga, tidak bermanfaat, tidak mempunyai nilai ekonomi. Lalu jalan keluarnya yang paling mudah dan gampang adalah “buang” atau asal tak berada di lingkungan sendiri. Image atau stigma ini diyakini dapat diubah dengan menjadikan sampah menjadi berkah dengan upaya mengembangkan ekonomi kerakyatan diperkotaan melalui pengembangan bank sampah.

Hal ini yang kemudian menjadi sumber penyebab banjir dan sumber penyebaran penyakit. Sampah masih merupakan permasalahan yang hingga kini belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia dan Salatiga khususnya. Jumlah sampah setiap hari dan rata-rata yang terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya sekitar 30 – 50%, maka sisanya akan berakhir di tempat pembakaran atau sampah akan berada di sungai-sungai sambil menunggu musim hujan. Menurut data Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga (2011), volume sampah di Kota Salatiga mencapai 100 ton/hari atau meningkat sebanyak 13 ton/hari dari tahun 2008. Sebanyak 70% sampah berasal dari rumah tangga. Komposisi sampah yang ada terdiri dari sampah organik sekitar 70,70%, disusul sampah plastik (19,65%), sampah kertas (7,28%), selebihnya berupa sampah kayu, kain, logam dan sebagainya. Dari jumlah ini hanya 300 m3/hari yang berhasil diangkut ke pembuangan terakhir. Namun sampah ini sebagian besar sampah ini belum diproses atau didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi sampah rata-rata diperkotaan mencapai 0,5 kg/orang/hari sampai 0,8 kg/orang/hari. Dari konstanta tersebut, maka sudah dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh sebuah kota setiap hari dengan mengalikan dengan jumlah penduduk yang ada. Penduduk Kelurahan Tegalrejo kurang lebih 10.800 jiwa (Lurah Tegalrejo, 2012). Menurut hasil penelitian setiap orang menghasilkan sampah 0,5 kg per hari, sehingga masyarakat Kelurahan Tegalrejo menghasilkan kurang lebih 5.400 kg sampah per hari.

Pemasalahan sampah semakin meningkat seiring bertambahnya penduduk dan adanya perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang menghendaki segala sesuatu yang bersifat simple dan praktis. Persoalan sampah yang tidak teratasi akan mengancam kehidupan manusia dan lingkungan secara umum, seperti gangguan kesehatan, pencemaran lingkungan (tanah, air, maupun udara).

Pentingnya hal ini maka sejak 2008 sudah ditetapkan Undang-Undang Pengelolaan Sampah No.18 Tahun 2008. Juga adanya kebijakan presidenterkait pencanangan gerakan Menuju Indonesia Bersih.

Disamping dampak buruk dari sampah, sebenarnya sampah mempunyai potensi yang cukup besar sebagai aset usaha apabila dapat dikelola dengan baik. Sampah yang dikelola

(3)

101

secara kreatif mampu memberikan sumber pendapatan yang menjanjikan. Hanya saja masyarakat belum sadar benar bagaimana mengelola sampah dan mengolahnya menjadi sumber daya yang mampu menambah sumber pendapatan bagi keluarga. Bank sampah adalah salah satu alternatif pemecahan persoalan sampah yang dapat memberikan manfaat ganda bagi masyarakat. Secara prinsip bank sampah melaksanakan mekanisme sepert layaknya bank pada umum tetapi yang ditransaksikan adalah sampah yang berasal dari rumah tangga atau masyarakat dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan dan ekonomi. Bank sampah ialah bank yang melayani masyarakat menabung seperti bank-bank pada umumnya bedanya kalau di bank umum orang menabung berupa uang tetapi di bank sampah masyarakat menabung berupa barang bekas berupa: besi-besi bekas, kardus bekas, segala plastik bekas, kaleng minuman bekas, tembaga, alumunium dll. Bank sampah akan menyimpan dan mengelola sampah dari masyarakat, masyarakat yang menabung sampah akan menjadi nasabah dari bank sampah dan diberi buku tabungan.

Kegiatan bank sampah ini dapat mengurangi volume sampah berupa botol plastik, kaca, kardus, koran bekas dan lain sebagainya yang dapat mengurangi sampah sampai 70-80% untuk tidak di buang ke TPA dan sampah telah dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi kerakyatan bagi masyarakat dalam bentuk tabungan bank sampah yang merupakan tambahan penghasilan.

Untuk dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan sumber pendapatan membutuh keterampilan dan kreativitas untuk mengolahnya. Potensi sampah/limbah yang bernilai ekonomi antara lain adalah sampah/limbah plastik, kertas, botol, kaleng yang sering tidak dilirik oleh banyak orang bahkan dibuang dan dibakar. Limbahini ternyata bisa bernilai ekonomi tinggi bila dikelola dengan ketrampilan yang tepat.

Pelaksanaan bank sampah sesungguhnya mengandung potensi ekonomi (economic opportunity) kerakyatan yang cukup tinggi karena kegiatan bank sampah dapat memberikan out-put nyata bagi masyarakat dalam kesempatan kerja (job creation). Juga menjadi penghasilan tambahan bagi pegawai bank sampah dan masyarakat penabung sampah (nasabah). Sebenarnya yang paling terpenting adalah adanya pendidikan lingkungan agar lingkungan terjaga dengan baik terbebas dari sampah, penyakit malaria, sumber penyakit lainnya dan terbebas dari banjir/genangan serta tekanan volume sampah terhadap TPA semakin berkurang sehingga umur TPA bisa lebih panjang.

Sebagai pembanding untuk kegiatanBank Sampah Barokah Assalam di Komplek Perumahan Dangau Teduh-Indarung Kota Padang, yang mempunyai nasabah sebanyak 44 KK telah berputar uang sebanyak lebih kurang 2 juta/bulan, kegiatan teller hanya dibuka selama 2 jam dalam seminggu, yaitu Sabtu dan Minggu dengan memperkerjakan sebanyak 5 orang tenaga kerja. Contoh lainnya adalag Bank Sampah “Gemah Ripah” di Kabupaten Bantul yang merupakan bank sampah pertama di Indonesia yang telah beraktifitas selama 3 tahun. Kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan oleh Bank Sampah Hidayah di Bandar Buek dan Bank Sampah Sahabat Alam di Pangambiran Kota Padang serta telah mengembangkan kegiatan bank sampah ke arah koperasi simpan-pinjam antar anggota.

Melihat permasalahan sampah dan potensi ekonomis dari sampah seperti tersebut di atas, Parahita Foundation berupaya berpartisipasi dalam memberikan kontribusi dalam memecahkan persoalan sampah di Kota Salatiga. Oleh karena itu sejak tahun 2012Parahita Foundation menyelenggarakan program pelatihan pengelolaan sampah/limbah. Dalam merealisasikan program ini Parahita Foundation bekerjasama dengan beberapa pihak, antara

(4)

102

lain: Pusat Penelitian dan Studi Gender-Universitas Kristen Satya Wacana, RW VII dan PKK RW VII Magersari, dan Pemerintah Kelurahan Tegalrejo mendirikan bank sampah yang dikelola dengan prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Melalui program ini, masyakat mempunyai akses atau kesempatan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang tepat bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta kelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini diharapkan terbuka peluang kerja dan sekaligus memberikan dampak positif bagi pelestarian lingkungan.

Setelah mendapat pelatihan dan praktek, peserta didik merintis dan mengembangkan usaha melalui kelompok.Untuk mendukung kinerja kelompok, diperlukan dukungan peralatan yang dikelola oleh kelompok. Oleh karena itu melalui proposal ini kami mengajukan permohonan bantuan peralatan.

TUJUAN PROGRAM

Tujuan membangun bank sampah sebenarnya bukanlah bank sampah itu sendiri, tetapi adalah strategi dalam mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar dapat “berteman” dengan sampah bukan “bermusuhan”. Melalui pengembangan ekonomi berbasis keluarga/masyarakat berupa penjualan hasil sampah serta mengembangkan kerajinan kreatif dan inovatif berupa pemanfaatan sampah menjadi kerajinan tangan, pembuatan kompos, usaha tanaman hias dan manfaat lain yang mempunyai nilai ekonomi kreatif.

Melalui proposal ini, tujuan mengajuan bantuan alat ini adalah:

1. Pengadaan alat untuk mendukung usaha mengelola sampah/limbah berbasis keluarga yang berwawasan kesehatan dan lingkungan.

2. Meningkatkan kinerja kelompok usaha pengelolaansampah/limbah melalui dukungan peralatan.

3. Mengoptimalkan penggunaan peralatan melalui pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah.

4. Membangun sistem organisasi usaha untuk mendukung usaha bersama dalam bentuk Bank Sampah.

OUTPUT/HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Tersedianya alat untuk untuk mendukung usaha pengelolaan sampah/limbah berbasis keluarga yang berwawasan kesehatan dan lingkungan.

2. Meningkatnya kinerja kelompok usaha pengelolaan sampah/limbah melalui dukungan peralatan.

3. Optimalnya penggunaan peralatan melalui pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah.

5. Terbangunnyasistem organisasi usaha bersama dalam bentuk Bank Sampah.

PENDEKATAN

(5)

103 STRATEGI

Program bersifat partisipatif dan menekankan keintegrasian dan berkesinambungan program.

PROGRAM

1. Pengadaan alat.

Sejak 2 tahun yang lalu Parahita Foundation melaksanakan program pelatihan pengelolaan sampah/limbah bagi warga masyarakat Kelurahan Tegalrejo. Untuk mengembangkan program pelatihan dan praktek yang sudah berjalan, diperlukan tambahan peralatan ketrampilan pengelolaan sampah/limbah, antara lain:

NO. URAIAN UNIT

1 Kendaraan pengangkut sampah 1 unit

2 Gerobak pengangkut sampah 3 unit

3 Cangkul 3 unit

4 Sekop 3 unit

5 Garuk 3 unit

7

Kantong plastic/bagor untuk pemilahan sampah

plastic, kertas, kaleng, organik 1.000 buah

8 Sendok semen/cetok 5 unit

NO. URAIAN UNIT

9 Parang 2 unit

10 Wearpak/seragam 10 unit

11 Sepatu boot 10 unit

12 Helm proyek 10 unit

13 Sarung tangan karet 10 unit

14 Sarung tangan kain 10 unit

15 Masker 10 unit

16 Kacamata plastic 10 unit

17 Timbangan duduk 1 unit

18 Timbangan gantung 1 unit

19 Kalkulator 1 unit

20 Rak besi 1 unit

21 Keranjang plastic 4 buah

22 Tong komposter 4 buah

23 Tong pemilah sampah 4 buah

24 Brankas 1 unit

25 Papan nama 3 unit

(6)

104

2. Optimalisasi penggunaan alat melalui pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah.

Materi pembelajaran didesain dengan prosentasi 70% praktek dan 30% teori. Diarahkan agar peserta didik bisa menggunakan ketrampilannya untuk memulai pengelolaan sampah di rumah tangganya dan di lingkungan rumah atau sekitar rumahnya. Tatap muka dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 2 jam yang pengaturan waktunya disesuaikan bersama peserta didik sesuai dengan jenis pelatihannya. Tahapan pelatihan pengelolaan sampah/limbahantara lain:

 Pelatihan dan praktek pemilahan sampah/limbah organik dan non organik (plastik, kertas, kaleng, botol, besi, dsb).

 Pengenalan alat dan bahan pendukung pengolahan limbah organik.

 Pelatihan mekanisme alur masuk sampah/limbah rumah tangga ke bank sampah.

 Pelatihan mekanisme alur keluar sampah/limbah dari bank sampah ke pengepul.

 Pengenalan metode pengelolaan sampah/limbah anorganik dan organik.  Pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah anorganik dan organik.  Pelatihan dan praktek penyelesaian akhir.

3. Advokasi dan pendampingan untuk peningkatan kinerja kelompok usaha.

Kegiatan advokasi dan pendampingan diarahkan untuk dua tujuan, yaitu: a) peserta didik mampu meningkatkan kinerja dalam usahanya, baik secara individu

maupun kelompok, dan b) ada dukungan dari lingkungan (pengambil kebijakan, keluarga, dan institusi terkait) bagi pekerja/wirausahawan untuk perlindungan dan pemberdayaan mereka.

SASARAN

Sasaran program ini sebanyak warga masyarakat usia produktif sebanyak 20 orang yang berpotensi memperoleh dan mengembangkan ketrampilan untuk memperoleh sumber ekonomi rumah tangga. Daftar peserta didik sebagai berikut:

No Nama Alamat

1 Bapak Kelik Abidin RT 01 RW 07 Magersari 2 Bapak Purnomo Sugito RT 01 RW 07 Magersari 3 Bapak Aris Susanto RT 01 RW 07 Magersari 4 Bapak Hadi Wargito RT 02 RW 07 Magersari 5 Bapak Sutarman RT 02 RW 07 Magersari

6 Bapak Suwarto RT 02 RW 07 Magersari

(7)

105

8 Ibu Heruati RT 02 RW 07 Magersari

9 Bapak Sunardi RT 03 RW 07 Magersari

10 Bapak Slamet RT 03 RW 07 Magersari

11 Bapak Wuryanto RT 03 RW 07 Magersari 12 Bapak Tundjung Mahatma RT 03 RW 07 Magersari

13 Ibu Riyanto RT 04 RW 07 Magersari

14 Bapak Ayep Abidin RT 04 RW 07 Magersari

15 Bapak Suharno RT 04 RW 07 Magersari

16 Bapak Padmadi RT 04 RW 07 Magersari

17 Bapak Sutarno RT 05 RW 07 Magersari

18 Bapak Sumarsono RT 05 RW 07 Magersari 19 Bapak Suparno RT 06 RW 07 Magersari 20 Bapak Hono Wiyono RT 06 RW 07 Magersari

Salatiga, 1 November 2011

Ketua Kelompok

...

Pendamping Kelompok

Ir. Arianti Ina R. Hunga, M.Si. Ketua Parahita Foundation

Mengetahui, Lurah Tegalrejo

Referensi

Dokumen terkait

topik penelitiannya dilihat dari lembar konsultasi yang dipegang oleh masing- masing mahasiswa, kemudian dari ketiga data tersebut yang penulis analisis mengenai

Hal yang sama juga terlihat pada hasil penelitian yang kami lakukan, dimana berdasarkan analisis sekuensing terhadap 10 isolat sampel yang digunakan dalam penelitian

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 220.1 Tahun 2010 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Kementerian

Estimasi waktu tempuh perjalanan kendaraan pada penelitian ini menggunakan metode Instantaneous model berdasarkan data spot speed yang telah diolah menjadi 2 (dua)

keberhasilan strategi implementasi kebijakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui program bank sampah ini berdasarkan isi konteksnya hasil implementasi

Pelajar Kategori Prestasi Lemah Objektif iv : Untuk Membandingkan Pencapaian Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Kedua dalam Kalangan Pelajar Peribumi Iban di Sarawak Berdasarkan

Obat analgesik yang digunakan pada pasien cedera kepala, baik terapi awal maupun terapi lanjutan, merupakan analgesik non-opioid dengan

Sistem pengelolaan sampah dengan tabungan sampah melalui bank sampah juga melibatkan peran serta masyarakat untuk secara bersama-sama mengelola sampah.. Suwerda