• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENYAMANAN SOUNDSCAPE BERDASARKAN PERILAKU BEKERJA PADA PERKANTORAN TAPAK TERBUKA (OPEN LAYOUT OFFICE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KENYAMANAN SOUNDSCAPE BERDASARKAN PERILAKU BEKERJA PADA PERKANTORAN TAPAK TERBUKA (OPEN LAYOUT OFFICE)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN LABORATORIUM DANA ITS TAHUN 2020

KENYAMANAN SOUNDSCAPE BERDASARKAN PERILAKU

BEKERJA PADA PERKANTORAN TAPAK TERBUKA (OPEN

LAYOUT OFFICE)

Tim Peneliti:

Ketua: Dr.Eng. Ir. Sri Nastiti N. Ekasiwi, M.T.

(Departemen Arsitektur/Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian) Anggota 1: Dr. Dhany Arifianto, S.T., M.Eng.

(Departemen Teknik Fisika/Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem) Anggota 2: Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, Ph.D.

(Departemen Arsitektur/Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian) Anggota 3: Ir. Hedy Constancia Indrani, M.T.

(Mahasiswa Program Doktor)

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

BAB I. RINGKASAN... 1

BAB II. LATAR BELAKANG... 3

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA... 5

BAB IV. METODE... 11

BAB V. JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA... 14

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA... 16

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Evaluasi Purna Huni Khusus Akustik terkait Persepsi

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model cubicle with high partitions dengan 3 sekat di sekitar

meja kerja (a) tanpa sekat kaca (b) dengan sekat kaca... 6 Gambar 2. Model cubicle with low partitions masih memungkinkan

karyawan melihat dan berbicara satu sama lain ketika berdiri... 7 Gambar 3. Persentase ketidakpuasan karyawan paling dominan pada sound privacy daripada tingkat kebisingan (noise level), terutama pada model layout kantor dengan cubicle with high partitions dan

cubicle with low partitions... 8 Gambar 4. Gambar 4. Model cubicles with high partitions dan cubicles

with low partitions menunjukkan ketidakpuasan paling dominan pada sound privacy daripada visual comfort, noise

level, dan visual privacy... 9 Gambar 5. Bagan alur pikir dan road map agar penelitian lebih terarah

dan memudahkan pembahasan sehingga tujuan penelitian

tercapai... 10 Gambar 6. Proses Evaluasi Purna Huni khusus akustik dengan metode

terintegrasi untuk identifikasi (pengumpulan data) dan evaluasi (analisis data)... 12

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

BAB I RINGKASAN

Dalam konteks perancangan lingkungan, peran persepsi terhadap lingkungan sangat penting, karena keputusan perancangan ditentukan oleh persepsi penghuni agar kualitas perancangan lingkungan yang terbaik dapat tercapai. Perkantoran tapak terbuka merupakan salah satu pilihan penataan ruang kerja paling populer dan disukai pemilik perusahaan saat ini. Hasil penelitian di negara-negara barat menunjukkan bahwa persepsi pendengar terhadap kenyamanan soundscape pada perkantoran tapak terbuka menjadi negatif, akibat berkurangnya privasi visual dan akustik serta tingkat suara yang tidak terkontrol, sehingga menyebabkan penurunan signifikan terhadap kenyamanan dan produktivitas kerja. Fenomena mengadopsi ruang kerja tapak terbuka juga melanda perkantoran di kota-kota besar di dunia termasuk di Indonesia. Padahal sebenarnya perilaku bekerja yang dipengaruhi pengalaman budaya individu dan efek sosial juga berpengaruh pada persepsi pendengar, sehingga persepsi pendengar terhadap kenyamanan soundscape pada perkantoran tapak terbuka di Indonesia akan diindikasikan berbeda daripada di negara Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap persepsi pengguna pada perkantoran tapak terbuka menggunakan 2 (dua) lokasi studi kasus yaitu perkantoran tapak terbuka Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Kristen Petra di Surabaya. Adapun pemeriksaan akan dilakukan terhadap 3 (tiga) kategori ruang layanan yakni administrasi, keuangan, dan layanan publik untuk mendapatkan variabel gangguan visual yang terjadi dengan mengamati posisi ruang dalam layout, aspek batas kubikel dan jenis partisi, dan juga gangguan kebisingan yang terjadi akibat kedua hal tersebut beserta sumber kebisingannya.

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan combined strategy karena dengan menggunakan mixed-methodology dan studi kasus diharapkan dapat lebih efektif untuk mengukur respon pendengar terhadap apa yang mereka dengar, yang dulunya mengukur hasil evaluasi orang terhadap ruang kerja menjadi mengevaluasi perilaku orang itu sendiri. Dalam proses penelitian ini,

(7)

metode kuantitatif digunakan mengukur secara objektif kinerja lingkungan akustik yakni kondisi eksisting kenyamanan soundscape ruang kerja tapak terbuka, terutama dalam pengecekan kondisi background noise yang disebabkan variabel seperti (1) reverberation time; (2) sound isolation; (3) speech intelligibility; (4) speech privacy, dengan indikator (1) jarak antara workstation sebagai bagian dari desain tata letak workspace; (2) penggunaan material peredam akustik pada plafon dan dinding; (3) pemasangan sekat diantara workstation (letak dan ketinggian partisi); (4) penerapan sistem masking noise (noise perfume). Oleh karena metode kuantitatif merupakan studi yang diposisikan value free (tidak termasuk persepsi individu dan nilai-nilai pribadi), maka peneliti perlu melanjutkan dengan metode kualitatif. Hal ini terkait kebutuhan interpretive research (diperlukan interpretasi terhadap data persepsi pendengar dan perilaku bekerja yang ditemukan di lapangan) dengan melakukan wawancara indepth interviews melalui tahapan (1) pemetaan perilaku (melihat pola aktivitas individu) dan (2) pemetaan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, golongan/pangkat, tipe pekerjaan, dan masa kerja, sehingga dapat mengungkapkan keunikan yang terdapat dalam individu tentang kehidupannya sehari-hari. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner (skala Likert) untuk validasi dan mendukung argumentasi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Luaran yang ditargetkan dari hasil pemetaan terhadap persepsi pengguna pada studi kasus perkantoran tapak terbuka tersebut berupa tingkat gangguan visual dan kebisingan yang mempengaruhi kesehatan (fisik dan psikis) dan produktifitas kerja serta korelasi antar keduanya.

Kata kunci: persepsi pendengar, kenyamanan soundscape, perilaku bekerja,

(8)

BAB II

LATAR BELAKANG

Bangunan perkantoran dengan layout tapak terbuka menjadi pilihan paling populer dan paling disukai pemilik perusahaan (stakeholder) saat ini, karena sangat menguntungkan secara ekonomi, dimana ruangan menjadi lapang, desain interior lebih modern, workspace lebih efisien, kepadatan pekerja lebih tinggi, kemudahan rekonfigurasi dan modifikasi, komunikasi dan interaksi karyawan menjadi lebih baik [1]. Konsekuensi dari layout tapak terbuka berakibat timbulnya masalah privasi visual dan akustik yang menurun, karena tingkat suara yang tidak terkontrol [2], terutama suara percakapan yang menjadi sumber kebisingan paling mengganggu kinerja kognitif seperti pekerjaan membaca dan mengingat [3, 4]. Hasil penelitian di negara-negara barat menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap dampak negatif lingkungan akustik (soundscape) pada ruang kerja tapak terbuka, sehingga memberikan efek negatif pada kesehatan (fisik dan psikis) dan produktivitas kerja [5]. Eksperimental riset sudah banyak dilakukan terhadap kepuasan karyawan dan memberi solusi kontrol speech melalui beberapa penyelesaian desain seperti (1) membuat jarak antara workstation; (2) menggunakan peredam akustik di plafon dan dinding; (3) memasang sekat diantara workstation; (4) menerapkan sistem masking noise (noise perfume) [6, 7, 8, 9].

Dalam perkembangan ilmu arsitektur lingkungan dan perilaku, menyatakan bahwa perancang atau peneliti seharusnya memperhatikan persepsi penghuni terhadap lingkungan yakni interpretasi individu terhadap suatu seting berdasarkan latar belakang budaya dan pengalaman individu untuk mendapat hasil rancangan terbaik. Peran studi persepsi terhadap lingkungan sangat penting karena keputusan perancangan ditentukan persepsi penghuni agar kualitas lingkungan yang baik dapat tercapai [10]. Hal ini didukung pula dengan perkembangan standar internasional akustik terkini (ISO/TS 12913-2:2018) yang menyatakan bahwa persepsi pendengar terhadap ruang pendengarannya harus menjadi fokus utama

dalam penelitian-penelitian soundscape masa depan. Esfandiry juga

merekomendasikan agar kedepannya lebih banyak penelitian terkait aspek psikis terhadap parameter Indoor Environment Quality (IEQ) perkantoran untuk

(9)

mendukung kesehatan (fisik dan psikis) dan produktivitas kerja, sehingga peneliti perlu memahami perilaku penghuni [11]. Siagian mengingatkan bahwa dalam diri seseorang terdapat perilaku yang dipengaruhi faktor pengalaman budaya individu dan efek sosial, sehingga dapat mempengaruhi perilaku bekerja pada sebuah perusahaan [12].

Dengan melihat latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah bagaimana kualitas kenyamanan soundscape pada eksisting kasus perkantoran tapak terbuka khususnya di kota besar di Indonesia dan bagaimana persepsi pengguna terhadap kenyamanan sounscape pada kasus perkantoran tapak terbuka berdasarkan perilaku bekerja di lingkungan setempat. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap persepsi pengguna pada perkantoran tapak terbuka menggunakan 2 (dua) lokasi studi kasus yaitu perkantoran Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Kristen Petra di Surabaya. Kedua studi kasus memenuhi kriteria spasial berupa perkantoran tapak terbuka dengan model cubicle with low partition dan cubicle wih high partition; kriteria layanan dan kegiatan yakni administrasi, keuangan, dan layanan publik; kriteria demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, golongan, jabatan, masa bekerja) dengan karyawan yang memiliki job description jelas dan bekerja 8 jam sehari selama 5 hari dalam senimggu, sehingga dapat dipastikan karyawan mendapat paparan akustik yang intensif. Dengan demikian, urgensi penelitian ini menyatakan pentingnya pemetaan persepsi pengguna tersebut untuk mendapatkan variabel gangguan visual yang terjadi dengan mengamati posisi ruang dalam layout, aspek batas kubikel dan jenis partisi, dan juga gangguan kebisingan yang terjadi akibat kedua hal tersebut beserta sumber kebisingannya.

(10)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam perancangan arsitektur, salah satu fungsi studi lingkungan dan perilaku (environment and behavior studies) adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai perilaku lingkungan yang penting bagi manusia, sehingga dalam pengambilan keputusan desain hal tersebut menjadi bahan pertimbangan, dengan memperhitungkan adanya pengalaman dari beragam karakter manusia yang mengakibatkan beragam pula bentuk tuntutan akan lingkungan fisik. Manusia merupakan pusat lingkungan dan sekaligus juga menjadi bagian dari lingkungan, sehingga seseorang akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi lingkungannya.

Persepsi lingkungan (environmental perception) adalah interpretasi individu terhadap suatu seting, berdasarkan latar belakang budaya, nalar, dan pengalaman individu tersebut. Setiap individu akan mempunyai persepsi lingkungan yang berbeda, karena latar belakang budaya, nalar, serta pengalaman berbeda. Di dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku, konsep ini menjadi sangat dominan, karena menekankan pada ragam dan kesamaan enviromental perception beberapa individu atau beberapa kelompok individu. Dalam konteks perancangan lingkungan, Rapoport menyatakan bahwa peran persepsi lingkungan sangat penting, karena keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan perancangan akan ditentukan oleh persepsi lingkungan penghuni [13].

Penelitian terkait lingkungan akustik (soundscape) sudah banyak diterbitkan dalam bidang evaluasi soundscape, persepsi soundscape, dan klasifikasi soundscape. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor soundscape dalam perspektif multidisiplin terkait, dengan melibatkan tidak hanya atribut fisik tetapi juga aspek individu dan sosial [14]. Variabel akustik spasial dan faktor persepsi perlu dievaluasi karena membentuk dasar penting mengenai pendekatan psikologis terhadap analisis soundscape. Selanjutnya, karakteristik ruang, fungsi, dan sumber suara disajikan sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi soundscape dalam konteks yang diberikan yang lebih berkonsentrasi pada aspek lingkungan [15, 16].

(11)

Menurut Kim dan de Dear terdapat 3 (tiga) ukuran kapasitas model layout untuk perkantoran tapak terbuka yakni tipe terbuka berskala kecil (3-9 orang), tipe terbuka berskala menengah (10-20 orang), tipe terbuka berskala besar (>20 orang) [3]. Hasil penelitian Center for the Built Environment (CBE) University of California, Berkeley (2000) menjelaskan ada 2 (empat) model kubikel yang banyak dipergunakan saat ini sebagai berikut [3].

1. Cubicle with High Partitions

Model cubicle with high partitions merupakah salah satu jenis yang paling umum, dimana workstation berbentuk seperti bilik dengan 3 (tiga) dinding partisi berketinggian >1,5 meter di sekitar meja kerja. Tata letak sekat seperti ini memberikan tingkat privasi tertinggi dan dapat membantu mengontrol tingkat kebisingan. Kelemahan model kubikel ini adalah karyawan bisa merasa area kerja sangat sesak dan sekat tersebut bisa membatasi jumlah cahaya alami yang masuk di setiap workstation. Solusi sederhana adalah menggunakan material sekat berupa panel kaca sebagai pengganti sekat yang masif, sehingga memungkinkan cahaya alami tetap masuk, namun tetap bisa menciptakan ilusi area kerja yang lebih luas, serta masih bisa menurunkan kebisingan.

(12)

memberikan tingkat privasi tertinggi dan dapat membantu mengontrol tingkat kebisingan.

2. Cubicle with Low Partitions

Model cubicle with low partitions masih memungkinkan karyawan melihat dan berbicara satu sama lain ketika berdiri. Partisi setinggi <1,5 meter ini bertindak sebagai pembagi area kerja dan membantu menyerap kebisingan, tetapi umumnya kurang privat. Jika perusahaan memiliki karyawan yang bekerja dalam tim, maka model ini dapat membantu komunikasi antar anggota tim dan masih memungkinkan lebih banyak cahaya alami masuk ke seluruh area kerja. Pada model ini, beberapa anggota tim mungkin merasa sulit berkonsentrasi karena tingkat kebisingan meningkat. Privasi menjadi terbatas ketika harus berbicara melalui percakapan telepon.

Gambar 2. Model cubicle with low partitions masih memungkinkan karyawan melihat dan berbicara satu sama lain ketika berdiri

Penelitian Kim dan Dear terkait lingkungan akustik (soundscape) menyatakan bahwa secara umum perkantoran tapak terbuka menunjukkan tingkat ketidakpuasan terutama pada kondisi privasi suara (sound privacy), dimana lebih dari setengah penghuni yaitu sebanyak 59% untuk cubicle with high partitions dan 58% untuk cubicle with low partitions, serta 49% di ruang kerja tanpa partisi (open office with no partitions) merasa tidak puas [3].

(13)

Gambar 3. Persentase ketidakpuasan karyawan paling dominan pada sound privacy daripada tingkat kebisingan (noise level), terutama pada model layout kantor dengan cubicle with high partitions dan cubicle with low partitions [3]

(14)

Gambar 4. Model cubicles with high partitions dan cubicles with low partitions menunjukkan ketidakpuasan paling dominan pada sound privacy daripada visual comfort, noise level, dan visual privacy [3].

Dengan melihat revolusi perkantoran tapak terbuka yang tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, bahkan semakin berkembang ke seluruh dunia, maka state of the art dari penelitian ini menyatakan bahwa persepsi pengguna terhadap kenyamanan soundscape pada perkantoran tapak terbuka akan dipengaruhi perilaku bekerja di lingkungan setempat.

Penelitian ini akan membatasi pada perkantoran tapak terbuka menggunakan cubicle with high partitions dan cubicle with low partitions yang sedang populer digunakan saat ini. Penelitian ini membahas kondisi psikis dengan memperhatikan environmental perception dimana perilaku perceiver akan dipengaruhi oleh budaya bekerja dalam mempersepsi indoor environment quality, terutama dalam lingkup lingkungan akustik (soundscape) terhadap kondisi fisik seperti kenyamanan dan produktivitas kerja karyawan. Adapun bagan alur pikir dan peta jalan (road map) dalam bidang yang diteliti adalah sebagai berikut.

(15)

Gambar 5. Bagan alur pikir dan road map agar penelitian lebih terarah dan memudahkan pembahasan sehingga tujuan penelitian tercapai.

(16)

BAB IV METODE

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist agar memperoleh kebenaran dari realitas dengan cara terlibat langsung dengan realitas [19]. Oleh karena hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif. Peneliti menggunakan combined strategy karena dengan menggunakan metode campuran (mixed-methodology) dan studi kasus maka peneliti dapat lebih memahami masalah penelitian dan mendalami teori. Kedua, peneliti akan mendapatkan hasil statistik kuantitatif dari sampel, kemudian menindaklanjutinya dengan mengobservasi atau mewawancarai sejumlah individu guna memperoleh penjelasan lebih mendalam tentang hasil statistik yang sudah didapatkan. Ketiga, peneliti dapat mengeksplorasi suatu pandangan responden (kualitatif) untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan sampel (kuantitatif). Keempat, peneliti dapat mengungkap kecenderungan dari suatu kelompok atau individu. Dengan demikian, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif diharapkan dapat bekerja sama secara lebih efektif terutama dalam mengukur respon pendengar terhadap apa yang didengar dan memahami kekhasan perilaku bekerja karyawan di lingkungan setempat, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai masalah penelitian. Adapun klarifikasi strategi yang bersifat kuantitatif dan kualitatif ini menggunakan dominant (data kuantitatif seperti pengukuran, kuesioner (corellational) dan less dominant (data kualitatif seperti hasil wawancara dan log-book).

Penelitian terkait persepsi pendengar terhadap lingkungan akustik (soundscape) berhubungan erat dengan kenyamanan dan kepuasan pengguna. Penggunaan metode Evaluasi Pasca Hunian untuk penelitian terkait soundscape dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik secara kualitatif dari pengguna sesuai dengan pengalamannya terhadap lingkungan setempat, baik dalam aspek negatif atau positif melalui beragam metode pengumpulan data. Selain menyelidiki ruang dan karakteristik penggunaan, Evaluasi Pasca Hunian juga menyelidiki perilaku dan kebutuhan penghuni untuk mengungkapkan hasil kinerja bangunan dan konsekuensi dari keputusan desain masa lalu.

(17)

Untuk periode penelitian April – Nopember 2020 akan dilakukan pemetaan terhadap persepsi pengguna pada perkantoran tapak terbuka menggunakan 2 (dua) lokasi studi kasus yaitu perkantoran tapak terbuka Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Kristen Petra di Surabaya. Adapun pemeriksaan akan dilakukan terhadap 3 (tiga) kategori ruang layanan yakni administrasi, keuangan, dan layanan publik untuk mendapatkan variabel gangguan visual yang terjadi dengan mengamati posisi ruang dalam layout, aspek batas kubikel dan jenis partisi, dan juga gangguan kebisingan yang terjadi akibat kedua hal tersebut beserta sumber kebisingannya. Untuk itu, perlu dilakukan proses pengumpulan data di lapangan melalui Evaluasi Pasca Hunian khusus akustik dalam 2 (dua) tahapan yaitu Tahap Identifikasi untuk pengumpulan data dan Tahap Evaluasi untuk analisis. Tahap Identifikasi meliputi 2 (dua) fase yaitu Fase Indikatif dan Fase Investigatif (untuk periode April – Nopember 2020), kemudian akan dilanjutkan dengan Tahap Evaluasi (periode 2021) yang meliputi Fase Diagnostik sebagai berikut.

(18)

fase Investigatif, meliputi kegiatan wawancara (interview) dan survei arsitektur, dimana pengguna dapat lebih terlibat melalui komunikasi interaktif dalam wawancara. Survei arsitektur juga bertindak sebagai metode kunci untuk mengumpulkan data yang dapat diandalkan tentang karakteristik arsitektur ruang. Kedua fase diatas diharapkan dapat digunakan untuk mengarahkan identifikasi awal penelitian ini.

Tabel 1. Tahapan Evaluasi Purna Huni Khusus Akustik terkait Persepsi Soundscape dan Perilaku yang akan dikerjakan dalam Periode April – Nopember 2020

Tahap Tujuan Penelitian Fase Evaluasi Purna Huni (EPH) Penilaian Combined Strategy Taktik Pengumpulan Data Luaran variabel visual dan audial dg target indikator capaian ID E N T IF IK A S I (P er iod e A p ri l N op . 202 0) Pemetaan terhadap persepsi pengguna pada perkantoran tapak terbuka 1. Indikatif (Tugas Anggota 1,2 & anggota 3) Pengukuran Kinerja Akustik  Kualitatif  Kuantitatif  Observasi  Pengukuran 1. Personal 2. Sonic 2. Investigatif (Tugas Ketua & Anggota 1,2,3) Persepsi Pendengar, Perilaku & Arsitektural  Kualitatif  Kuantitatif  Wawancara  Survei Arsitektural 3. Behavioral 4. Psychological 5. Temporal 6. Spatial E V A L U A S I (P er iod e 2021 ) Model konseptual terkait hubungan persepsi dan perilaku di lingkungan setempat 3. Diagnostik (Tugas Ketua dan Anggota 1,2 dzn 3) Korelasi Kinerja Akustik, Persepsi Pendengar & Perilaku  Kualitatif  Kuantitatif  Soundwalk  Kuesioner skala Likert Semua variabel terintegrasi untuk dilakukan analisis arsitektural, akustikal dan statistikal lebih lanjut

Setiap fase dibangun diatas satu sama lain dengan menyampaikan informasi ke fase berikutnya. Pada fase Indikatif, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor terkait pengguna (personal) dan perilaku bekerja (behavior). Selain itu juga dilakukan pengukuran karakteristik suara (sonic). Pada fase Investigasi, data tentang faktor psikologis (psychological) dan lamanya berkegiatan (temporal) dikumpulkan melalui wawancara (interview). Survei arsitektur (architectural survey) juga merupakan salah satu bagian utama untuk mengumpulkan data faktor spasial (spatial).

(19)

BAB V

JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Jadwal Tahun 1 (Periode April – Nopember 2020)

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Observasi

2. Pengukuran

3. Wawancara

4. Survei Arsitektural

5. Pengolahan dan Analisis Data 6. Laporan dan Luaran Wajib

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Tahun 1 (Periode April – Nopember 2020) Kel BAHAN

Komponen Satuan Volume Harga Satuan

(Rp.) Total (Rp.)

1. ATK paket 1 2.000.000,- 2.000.000,-

2. Bahan Penelitian (Habis

Pakai) paket 1 1.000.000,- 1.000.000,-

3. Bahan Persediaan paket 1 500.000,- 500.000,-

Subtotal 3.500.000,-

Kel PENGUMPULAN DATA

Komponen Satuan Volume Harga Satuan (Rp.)

Total (Rp.) 1. FGD persiapan penelitian paket 8 bln x 2 lokasi 50.000,- 800.000,- 2. HR Pembantu Peneliti HR 6 org x 2 lokasi 100.000,- 1.200.000,- 3. Konsumsi pembantu peneliti paket 6 org x 2mkn x 2 50.000,- 1.200.000,- 4. Transport pembantu peneliti pp 6 org x 2 lokasi 200.000,- 2.400.000,- 5. HR Petugas Observasi,

Survei arsitektural HR 6 org x 2 lokasi 100.000,- 1.200.000,- 6. Konsumsi petugas observasi,

survei arsitektural paket

6 org x 2 mkn x

2 lokasi 50.000,- 1.200.000,- 7. Transport petugas observasi,

survei arsitektural pp 6 org x 2 lokasi 200.000,- 2.400.000,-

(20)

Kel PENGOLAHAN & ANALISIS DATA

Komponen Satuan Volume Harga Satuan (Rp.)

Total (Rp.) 1. HR Pengolah Data

Akustikal dan Statistikal

org 2 2.000.000,- 4.000.000,-

2. Konsumsi hari 10 50.000,- 500.000,-

3. Transport Lokal pp 10 200.000,- 2.000.000,-

Subtotal 6.500.000,-

Kel LAPORAN & LUARAN

Komponen Satuan Volume Harga Satuan (Rp.)

Total (Rp.) 1. Biaya Publikasi Jurnal Q2 paket 1 3.000.000,- 3.000.000,- 2. Biaya Penterjemah Bhs Indonesia-Bhs Inggris lbr 10 100.000,-/lbr 1.000.000,- 3. Biaya Proofreading Bhs Inggris lbr 10 50.000,- /lbr 500.000,-

4. Biaya Buku Laporan set 7 100.000,- 700.000,-

Subtotal 5.200.000,-

TOTAL 42.700.000,-

Total rencana anggaran biaya periode April - Nopember 2020 adalah sebesar Rp. 42.700.000,- (empat puluh dua juta tujuh ratus ribu Rupiah).

(21)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lenne, L., Chevret, P., Marchand, J. (2020), “Long-term Effects of the Use of a Sound Masking System in Open-Plan Offices: A Field Study”, Appl Acoust, Vol. 158, pp. 1-10.

[2] Pierrette, M., Parizet, E., Chevret, P., Chatillon, J. (2014), “Noise Effect on Comfort in Open-Space Offices: Development of an Assessment Questionnaire”, Ergonomic, Vol. 58(1), pp. 96-106.

[3] Kim, J., de Dear, R. (2013), “Workspace Satisfaction: The Privacy-Communication Trade-Off in Open Plan Offices”, J Environ Psychol, Vol. 36, pp. 18–26.

[4] Jahncke, H., Hongisto, V., Virjonen, P. (2013), “Cognitive Performance during Irreevant Speech: Effects of Speech Intelligibility and Office-task Characteristics”. Applied Acoustics, Vol. 74(3), pp. 307-316.

[5] Haapakangas, A., Hongisto, V., Hyönä, J., Kokko, J., Keränen, J. (2014), “Effects of Unattended Speech on Performance and Subjective Distraction: The Role of Acoustic Design in Open Plan Offices. Appl Acoust, Vol. 86, pp. 1–16.

[6] Zhang, M., Kang, J., Jiao, F. (2012), “ A Social Survey on the Noise Impact in Open Plan Working Environments in China”, Science of The Total Environtment, Vol. 438, pp. 517-526.

[7] Foale, K. (2014), A Listener Centered Approach to Soundscape Analysis, Acoustics Research Centre. School of Computing, Science and Engineering.

[8] Sarwono, J., Larasatia, A. E., Novianto, W.N.I., Sihara, I., Utami, S.S. (2015), “Simulation of Several Open Plan Office Design to Improve Speech Privacy Condition without Additional Acoustic Treatment”. Procedia – Social and Behavioral Sciences, Vol. 184, pp. 315-321

[9] Sarwono J., Larasati A. E., Soelami F.X.N, Sihar. I. (2013), “Speech Privacy Distance In 3 Open-Plan Office Layouts: Computer Modelling and Simulation Approach”, International Congress on Sound and Vibration 20. Bangkok, Thailand.

[10] Rapoport, A. (2006), Archaeology and Environment-Behavior Studies, in W. Ashmore et al. (ed.s), Integrating the Diversity of Twenty-First Century Anthropology: The Life and Intellectual Legacy of Susan Kent, Archaeological Papers of the American Anthropological Association, No.

(22)

[14] Kang, J., Aletta, F., Gjestland, T.T. (2016), “Ten Questions on The Soundscapes of The Built Environment”, Build Environ., Vol. 108, pp. 284–294.

[15] Kang, J. (2010), “From Understanding to Designing Soundscapes”, Front Archit Civ Eng China, Vol. 4(4), pp. 403–417.

[16] Zhang, M., Kang, J. (2007), “Towards the Evaluation, Description, and Creation of Soundscapes in Urban Open Spaces”. Environ Plann B, Vol. 34(1), pp. 68–86.

(23)

BAB VII LAMPIRAN

Lampiran 1.

Biodata Tim Peneliti

I. Ketua :

a. Nama Lengkap : Dr. Eng., Dipl.Ing. Ir. Sri Nastiti Nugrahani Ekasiwi, M.T. b. NIP/NIDN : 196111291986012001 / 0029116106

c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/Pembina/IVa d. Bidang Keahlian : Sains Arsitektur (Building Science)

e. Departemen/Fakultas : Arsitektur / Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian f. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perumahan ITS, Jl. Teknik Sipil Blok X/22

Surabaya; No. HP: 08123115949

g. Riwayat penelitian/pengabdian (2) yang paling relevan dengan penelitian yang diusulkan/dilaporkan (sebutkan sebagai Ketua atau Anggota) :

 Penelitian:

1. Kinerja Energi Pendinginan dan Pencahayaan Bangunan Pendidikan di Surabaya (Studi Kasus Gedung Perkuliahan Kampus ITS (sebagai Ketua)

2. Strategi Pengendalian Iklim pada Bangunan Rumah Tinggal Kolonial di Daerah Tropis Lembab (sebagai Anggota)

 Pengabdian:

1. Peningkatan Kenyamanan Termal dan Pencahayaan Sekolah Dasar di Kawasan Padat Hunian di Surabaya (Obyek Studi: SD Islam Terpadu Al Uswah Surabaya (sebagai Ketua)

2. Pemanfaatan Tanaman Lokal sebagai Green Screen di Kawasan Padat Hunian (Lokasi: Kampung Keputih Sukolilo) (sebagai Anggota) h. Publikasi (2) yang paling relevan (dalam bentuk makalah atau buku) :

 Publikasi Ilmiah:

1. Correlation of Classroom Typologies to Lighting Energy Performance of Academic Building in Warm-Humid Climate (Case Study: ITS Campus Sukolilo Surabaya) (Author)

2. Cooling Energy Performance of Classroom Typologies in Warm- Humid Region (Author)

(24)

2. Perancangan Apartemen Bebas Polusi Udara dengan Konsep Eksplorasi Bidang (Pembimbing Utama)

l. Disertasi (2 terakhir yang paling relevan) yang sudah selesai dibimbing : 1. Konstruksi Teori Sustainable Interior: Pendekatan Holistik

Eco-Socio-Econo Interior Kontekstual di Indonesia (Pembimbing Utama)

2. Pola Adaptasi Iklim dan Kondisi Alam Setempat pada Eks Permukiman Majapahit di Trowulan, Mojokerto (Pembimbing Utama)

II. Anggota 1:

a. Nama Lengkap : Dr. Eng. Dhany Arifianto, S.T., M.Eng.

b. NIP/NIDN : 19731007 199802 1 001/.7107302

c. Fungsional/Pangkat/Gol .: Lektor/Penata/IIID

d. Bidang Keahlian : Rekayasa Akustik & Fisika Bangunan

e. Departemen/Fakultas : Teknik Fisika/Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem

f. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Keputih 1D No. 57, Sukolilo, Surabaya; No. HP: 085704036336

g. Riwayat penelitian/pengabdian (2) yang paling relevan dengan penelitian yang diusulkan/dilaporkan (sebutkan sebagai Ketua atau Anggota) :

 Penelitian :

1. Penerapan Akustika Ruang Tapak Terbuka untuk Menjamin Kerahasiaan dan Kenyamanan Komunikasi Verbal Pasien dan Dokter

2. Studi Karakteristik Bising Lingkungan Ruang Pemeriksaan di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya

 Pengabdian :

h. Publikasi (2) yang paling relevan (dalam bentuk makalah atau buku) :  Artikel Ilmiah :

1. Development of Under-resourced Bahasa Indonesia Speech Corpus (Author)

2. Observation of Changes in Acoustic Emission and Vibration Signals to Transverse Crack on Rotating Shaft: An Experiment Investigation (Author)

i. Paten (2) terakhir : Smart Gadget Charger (P00201506121)

j. Tugas Akhir (2 terakhir yang paling relevan), Tesis (2 terakhir yang paling relevan), dan Disertasi (2 terakhir yang paling relevan) yang sudah selesai dibimbing

III. Anggota 3:

a. Nama Lengkap : Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, Ph.D. b. NIP/NIDN : 1968042519921010001/0025046806

c. Jabatan Fungsional/Pangkat/Golongan : Lektor/Penata Tk I/IIID d. Bidang Keahlian: Morfologi dan Sains Arsitektur

e. Departemen/Fakultas: Arsitektur/Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian f. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl Gubeng Kertajaya 9 Raya no.23 Surabaya

081330574031

(25)

yang diusulkan/dilaporkan:  Penelitian:

1. [2019] Strategi Pengendalian Iklim pada Bangunan Rumah Kolonial di Daerah Tropis Lembab, PTUPT Tahun ke-3-Ketua

2. [2018] Kinerja Pendinginan dan Pencahayaan Bangunan Pendidikan di Surabaya (Studi Kasus: Gedung Pekuliahan Kampus ITS), PTUPT Tahun ke-2-Anggota

 Pengabdian:

1.[2018] Pemanfaatan Taaman Lokal sebagai Green Screen di Kawasan Padat Hunian (Lokasi: Kampung Keputih Sukolilo), Abdimas Dana Departemen-Anggota

2. [2019] Peningkatan Kenyamanan Termal dan Pencahayaan Sekolah Dasar Di Kawasan Padat Hunian Surabaya (Obyek Studi: SD Islam Terpadu Al-Uswah), Abdimas Dana Departemen-Anggota

h. Publikasi (2) yang paling relevan :

1. [2018] Daylight Performance of Colonial House in Surabaya, The 3rd International Tropical Renewable Energy Conference, University of Indonesia-Bali, E3S Web of Conferences-Penulis Utama

2. [2019] A Literature Review: Strategy Design of Transition Space Using Wind Potential, JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, ISSN: 2337-3539 (2301-9271)-Anggota

i. Paten (2) terakhir : -

j. Tugas Akhir (2 terakhir yang paling relevan)

1. [2017] Wind Induced Apartment, Putri Melati Dewi (3212100016) 2. [2019] Hub Komunitas yang tanggap Kriminalitas, Wisnu Retno Kartika Sari (08111540000004)

Tesis (2 terakhir yang paling relevan)

1. [2019] Kantor dengan Konsep Kulit Evaporatif, Rizvanda Ryan Savero (081231207304)

2. [2019] Pengaruh Bentuk Courtyard pada Pengunaan Energi Bangunan Apartemen, Putri Melati Dewi, 08385510052

Disertasi ((2 terakhir yang paling relevan)

1. [2019] Pembangkitan Energi pada Atap Perumahan Tidak Teratur Perkotaan, Budi Rudianto (08111460010003)

2. [2019] Pengaruh Badan Air dan Tata Bangunan pada Lingkungan Termal Ruang Luar pada Area di Sekitar Sungai, Yuswinda Febrita (08111760010003)

(26)

yang diusulkan/dilaporkan:  Penelitian:

1. Hibah Unggulan PT: Optimansi Desain Rumah Nelayan sebagai Rumah Produktif (Home Based Enterprise) (sebagai Anggota) 2. Optimasi Desain Akustik Bangunan Konservasi pada Ruang

Serbaguna Salle France CCCL Surabaya. Penelitian Ilmiah Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya (sebagai Ketua)

 Pengabdian:

1. Perencanaan Akustik Ruang Ibadah GKKA Indonesia Jemaat Surabaya, Jl Raya Arjuna No. 55-57, Surabaya (sebagai Ketua). 2. Perencanaan Akustik Ruang Ibadah Gereja Kristen Indonesia

Cabang Lebak Jaya, Jl. Lebak Jaya III/43/44, Surabaya (sebagai Ketua).

h. Publikasi (2) yang paling relevan :  Publikasi Ilmiah :

1. Studi Kualitas Udara dalam Ruang (IAQ) pada Ruang Kelas Sekolah Bangunan Cagar Budaya di Indonesia (Penulis Utama) 2. Pengaruh Pencahayaan terhadap Pembentukan Persepsi Visual

Umat pada Masjid Al-Irsyad Bandung (Penulis Utama) i. Buku : Belum ada

j. Paten (2) terakhir : Belum ada

k. Tugas Akhir (2 terakhir yang paling relevan) :

1. Perancangan Interior Ruang Konser Musik Klasik di Surabaya (Pembimbing Utama)

2. Perancangan Interior Fasilitas Pelatihan Seni Pertunjukan dan Teatrikal di Surabaya (Pembimbing Utama)

Gambar

Gambar  2.  Model  cubicle  with  low  partitions  masih  memungkinkan  karyawan  melihat dan berbicara satu sama lain ketika berdiri
Gambar 3. Persentase ketidakpuasan karyawan paling dominan pada sound privacy  daripada  tingkat  kebisingan  (noise  level),  terutama  pada  model  layout  kantor  dengan cubicle with high partitions dan cubicle with low partitions [3]
Gambar  4.  Model  cubicles  with  high  partitions  dan  cubicles  with  low  partitions  menunjukkan  ketidakpuasan  paling  dominan  pada  sound  privacy  daripada  visual  comfort, noise level, dan visual privacy [3]
Gambar 5. Bagan alur pikir dan road map agar penelitian lebih terarah dan  memudahkan pembahasan sehingga tujuan penelitian tercapai
+2

Referensi

Dokumen terkait