• Tidak ada hasil yang ditemukan

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

89

IBU KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA Siska Nova Sibua*, D. V. Rombot*

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak

Pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan merupakan satu bentuk upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan meminimalkan resiko kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompotensi kebidanan sejak 10 tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu dari 74,27% pada tahun 2004 menjadi 90,88% pada tahun 2013. Namun jumlah persalinan yang dilakukan di rumah masih cukup tinggi, yaitu sebesar 29,6%. Ini menunjukkan bahwa cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia belum diimbangi dengan peningkatan jumlah persalinan di sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pendapatan, pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat. Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 78 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus propotional stratified random sampling, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan, pengetahuan, dan sikap ibu, sedangkan faktor dukungan keluarga tidak memiliki hubungan dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu, sehingga perlu adanya peningkatan informasi dan motivasi kepada ibu hamil dalam menggunakan pelayanan di fasilitas kesehatan.

Kata kunci : keputusan Pemilihan tempat bersalin

Abstract

Delivery care in health facilities is a form of efforts to improve maternal health, minimize the risk of morbidity, maternal and infant mortality rate among mothers and infants. Based on data from the Indonesian health profile 2013, amount of delivery helper assistance by a health worker with midwifery competency since last 10 years has risen from 74.27% in 2004 to 90.88% in 2013. However, the amount of deliveries made at home is still quite high, amounting to 29.6%. It shows that the birth attendant coverage by health personnel in Indonesia has not been matched by an increase in the amount of deliveries in health-care facilities. The purpose of this research was to analyze the correlation between income, knowledge, attitude and family support with the selection of a decision delivered at community health care of West Halmahera. This type of research are uses a quantitative analytical method with the cross sectional approach. Total sample of 78 respondents, the sampling technique using a formula proportional stratified random sampling, data analysis used chi square test. The results show that there is a related between income, knowledge, and attitude of the mother, while the family support variable has not related with the selection of a decision delivered at community health care in Ibu, so that the need for improvement of information and motivation to pregnant women to use of services in health facilities.

(2)

90

Pendahuluan

Kematian ibu sebagian besarnya terjadi pada saat persalinan, dimana 9 dari 10 kematian ibu terjadi saat proses persalinan. Salah satu faktor yang melatarbelakangi kematian ibu adalah tiga kondisi keterlambatan, yakni ; terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi (Anonim, 2011).

Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan persalinan, sehingga sangat diharapkan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan. Hasil Riskesdas 2013, persalinan di fasilitas kesehatan adalah 70,4 % dan masih terdapat 29,6 % terjadi di rumah/lainnya. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten (dokter spesialis, dokter umum dan bidan) mencapai 87,1 %, namun masih bervariasi antar provinsi (Anonim, 2013) .

Menurut Kementerian kesehatan, tujuan persiapan persalinan yang aman adalah agar ibu hamil dan keluarga tergerak merencanakan tempat dan penolong persalinan yang aman, maka dari itu persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Kebijakan pemerintah dalam MDG’s tentang menurunkan angka kematian ibu, kebijakan yang ditetapkan di antaranya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan pelayanan outreach berbasis fasilitas, peningkatan akses layanan keluarga berencana (KB) terutama bagi ibu pasca melahirkan dan kelompok unmet need melalui pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, dan memperkuat fungsi bidan desa, memperkuat sistem rujukan, dan mengurangi hambatan finansial (Anonim 2010).

Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang merupakan “Upaya Terobosan” dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. P4K dengan stiker adalah kepanjangan dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yang merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil salah satu indikator dalam stiker P4K adalah tempat bersalin (Anonim, 2007).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan tempat bersalin adalah faktor pendapatan, pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Tinggi rendahnya Pendapatan yang di peroleh dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam merencanakan dan memilih tempat persalinan. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan ibu, juga memiliki peran penting dalam menentukan tempat persalinan, ibu dengan pengetahuan yang baik tentang kehamilan dan persalinan akan merencanakan proses persalinnnya di tempat yang lebih aman dan sehat. Keputusan ibu dalam merencanakan dan memilih tempat persalinan tergantung dari sikap ibu tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi ibu terutama faktor lingkungan tempat tinggal yang dapat merubah persepsi ibu tentang tempat bersalin yang aman dan sehat. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam proses kehamilan dan persalinan, ibu dengan dukungan keluarga yang baik akan lebih memotivasi ibu dalam merencanakan persalinan yang aman, karena salah satu faktor yang dapat mempengaruhi psikologis ibu bersalin adalah tempat bersalin.

Puskesmas perawatan di Kecamatan Ibu adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

(3)

91 yang berada di Kabupaten Halmahera Barat. Puskesmas perawatan di Kecamatan Ibu merupakan puskesmas yang mempunyai cakupan Wilayah kerja yang sangat besar yaitu 17 desa, namun hal ini tidak diimbangi dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk proses persalinan, berdasarkan data puskesmas tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa proses persalinan tertinggi terjadi di rumah, dan tingginya angka rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit Daerah. Tingginya angka persalinan yang terjadi di bukan fasilitasi pada Kecamatan Ibu merupakan suatu manifestasi dari akar permasalahan yang kompleks, karena Persalinan dengan komplikasi perdarahan, retensio plasenta, keracunan kehamilan (eklamsia) dan kehamilan dengan penyulit lainnya yang tidak dapat ditolong oleh tenaga bidan/perawat yang ada di desa karena keterbatasan alat dan ketrampilan, hal-hal seperti itu hanya dapat diatasi bila persalinan tersebut dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai (Anonim 2014).

Tempat persalinan yang ideal untuk melahirkan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi persalinan. Minimal di fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang mampu memberikan Pelayanan Obstetrik Dan Neonatal Dasar (PONED). Dipahami belum seluruh puskesmas mampu memberikan pelyanan dasar tersebut, sehingga pada saat ibu melahirkan di puskesmas terdapat tenaga yang dapat segara merujuk jika terjadi komplikasi (Anonim, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Khudhori (2012) tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi alasan keputusan pemilihan tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan Rumah Sakit IMC Bintaro, menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, penghasilan, penanggung biaya, fasilitas rumah sakit, dan pelayanan dokter, dan

faktor yang paling berpengaruh adalah faktor penghasilan dan fasilitas rumah sakit. Penelitian lain yang sama dilakukan oleh Deti. A (2004) tentang Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Di Kabupaten Cirebon, Hasil penelitian di dapatkan bahwa ibu berpendidikan rendah akan memilih tempat persalinan di rumah sebanyak 2.94 kali dibandingkan ibu berpendidikan tinggi (OR = 2,94 95 % CI 1.764–4.890). Penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan Ibu, pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan serta status ekonomi mempunyai pengaruh terhadap pemilihan tempat persalinan.

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas. Peran utama Puskesmas adalah memberikan pelayanan yang bermutu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang maksimal. Upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan kesehatan yang mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal non teknis yang masuk kategori penyebab mendasar, seperti faktor sosial ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil yang masih rendah, serta dukungan dari lingkungan sekitar (Prawirohardjo, 2002).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Faktor-Faktor Yang Brhubungan Dengan Keputusan Pemilihan Tempat Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Propinsi Maluku Utara.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif metode observational analitik dengan

(4)

92 pendekatan cross sectional study. Penelitian dilakukan wilayah kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu pada bulan februari 2015 sampai april 2015. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester 3 ( usia kehamilan 7-9 bulan) dan ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, penentuan besar sampel menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Lemeshow (1997), jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus proportional stratified random sampling, jumlah sampel yang digunakan adalah 78 orang ibu. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pendapatan, pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga sedangkan variabel terikat adalah Keputusan pemilihan tempat bersalin. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel dan responden melalui teknik observasi dan wawancara

berdasarkan kuesioner. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data puskesmas berupa data ibu hamil, ibu bersalin, jumlah rujukan puskesmas, angka mortalitas dan morbiditas ibu yan digunakan dalam menunjang penelitian ini. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan, pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan keputusan pemilihan tempat bersalin, dengan menggunakan uji chi-square.

Hasil dan Pembahasan

Hubungan antara pendapatan dengan keputusan pemilihan tempat bersalin dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Hubungan antara pendapatan dengan keputusan pemilihan tempat bersalin

Pendapatan

Pemilihan tempat bersalin

p Fasilitas kesehatan N % Bukan fasilitas kesehatan N % Total % Tinggi 14 17,9 13 16,7 27 34,6 0,005 Rendah 10 12,8 41 52,6 51 65,4 Jumlah 24 30,8 54 69,2 78 100

Data pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 27 responden dengan penilaian pendapatan yang Tinggi, 17,9% melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sedangkan sebanyak 16,7% melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan. Sedangkan dari 51 responden yang dengan penilaian pendapatan kurang baik 52,6% memilih melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan, sedangkan yang memilih melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 12,8%.

Berdasarkan hasil yang didapatkan, Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,005 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka H0 di terima dan H1 ditolak atau terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan pemilihan tempat bersalin.

Hubungan antara pengetahuan dengan keputusan pemilihan tempat bersalin dapat dilihat

(5)

93

Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan dengan keputusan pemilihan tempat bersalin

Pengetahuan

Pemilihan tempat bersalin

p Fasilitas kesehatan N % Bukan fasilitas kesehatan N % Total % Baik 22 28,2 21 26,9 43 55,1 0.000 Kurang 2 2,6 33 42,3 35 44,9 Jumlah 24 30,8 54 69,2 78 100

Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 43 responden yang memilih tempat persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 28,2% dan yang memilih bukan di fasilitas kesehatan sebanyak 26,9%. Dan dari 35 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, sebesar 2,6% memilih melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sedangkan sebesar 42,3% melakukn

persalinan di bukan fasilitas kesehatan. Dari data tersebut dapat dilihat pula bahwa hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan tempat persalinan memperoleh nilai p=0,000 sehingga ini dapat dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan tempat persalinan.

Hubungan antara sikap ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Hubungan antara sikap ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin

Sikap

Pemilihan tempat bersalin

p Fasilitas kesehatan

N %

Bukan fasilitas kesehatan N % Total % Baik 21 26,9 19 24,4 40 51,3 0,000 Kurang baik 3 3,8 35 44,9 38 48,7 Jumlah 24 30,8 54 69,2 78 100

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik terdapat 40 responden dan yang memilih melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 26,9% dan yang melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan sebesar 24,4%. Dan dari 38 responden yang memiliki sikap kurang baik sebesar 3,8% memilih fasilitas kesehatan dan 44,9% memilih bukan di fasilitas kesehatan. Dapat dilihat bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan

pemilihan tempat persalinan dengan nilai p= 0,000. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), maka terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan tempat persalinan.

Hubungan antara dukungan keluarga ibu hamil terhadap kunjungan antenatal care dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah

(6)

94

Tabel 4. Hubungan antara dukungan keluarga dengan keputusan pemilihan tempat bersalin

Dukungan Keluarga

Pemilihan tempat bersalin

p Fasilitas kesehatan N % Bukan fasilitas kesehatan N % Total % Mendukung 22 28,2 46 59,0 68 87,2 0,715 Tidak dukungan 2 2,6 8 10,3 10 12,8 Jumlah 24 30,8 54 69,2 78 100

Berdasarkan data pada tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga dalam memilih tempat persalinan yaitu sebayak 68 responden. Dan dari 68 responden, yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 28,2% dan yang bukan di fasilitas kesehatan sebesar 59,0%, dan yang tidak mendapat dukungan keluarga sebanyak 10 responden. Dapat dilihat pula bahwa hubungan

antara dukungan keluarga dengan tempat persalinan memperoleh nilai p= 0,715 Sehingga ini dapat dinyatakan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemilihan tempat persalinan.

Hasil analisis regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini :

Tabel 5. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik

Variabel S.E Sig OR 95.0 % C.I for EXP (B)

Lower Upper

Pengetahuan 0,833 0,009 8,811 1,723 45,057

Sikap ibu 0,730 0,012 6,318 1,511 26,424

Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu merupakan variabel yang paling berperan terhadap pemilihan tempat persalinan dengan nilai OR = 8,811 (CI 95% = 1,723-45,057) dibandingkan dengan variabel sikap ibu (OR = 6,318; (CI 95% = 1,511-26,424). Jika dilihat dari model akhir regresi, variabel Pengetahuan memiliki nilai OR paling besar (8,811). Hal ini berarti bahwa variabel yang dominan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tempat untuk melakukan persalinan adalah variabel pengetahuan. Jadi ibu

yang memiliki pengetahuan yang baik akan memilih melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 8,8 kali di bandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang baik.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Ada hubungan antara pendapatan ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di

(7)

95 Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Propinsi Maluku Utara.

2. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Propinsi Maluku Utara.

3. Ada hubungan antara sikap ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Propinsi Maluku Utara.

4. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Propinsi Maluku Utara.

5. Pengetahuan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pemilihan tempat bersalin .

Daftar Pustaka

Anonim, 2007. Indonesia health profile 2007. Ministry of health republic of Indonesia Jakarta.

Anonim, 2010.penuntun hidup sehat. Jakarta : Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 2011. Petunjuk tekhnis jaminan

persalinan. Jakarta : kementerian kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, 2013. Buku kesehatan Anonim, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Kabupaten Halmahera Barat.

Data Puskesmas perawatan kecamatan ibu tahun 2014.

Deti, A 2004. Determinan Pemilihan Tempat Persalinan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2004.

Khudhori 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi alasan keputusan pemilihan tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan Rumah Sakit IMC Bintaro. (tesis) Jakarta, FKM Universitas Indonesia

Lemeshow, S, D.W & Klar, J. 1997. Besar sampel dalam penelitian kesehatan (prmono dibyo, penerjemah). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Referensi

Dokumen terkait

pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya dan Komisi Kode Etik Profesi Polri sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa gugusan sensor gas (electronic nose) dapat digunakan untuk membedakan antara cumi-cumi yang

Proses penambahan fonem terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku, proses penambahan fonem terdapat 2 kata dasar.. Dan

H373 dapat menyebabkan kerusakan pada organ melalui paparan yang lama atau berulang H400 sangat toksik pada kehidupan perairan. H410 sangat toksik pada kehidupan perairan dengan

Sistem pemerintahan Iran yang baru ini ternyata digunakan lebih lama dari sistem sebelumnya, hal ini karena Iran juga dikenal sebagai negara yang erat hubungan nya dengan

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat