• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

Pinta Murni, Muswita, Harlis, Upik Yelianti, Winda Dwi Kartika

Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Abstrak

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di MAN Cendikia Muaro Jambi, pada bulan November 2014 bertujuan untuk memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang pembuatan herbarium sebagai salah satu bentuk pengembangan media pembelajaran biologi di SMA dan sederajat. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama satu hari dengan melibatkan guru bidang studi biologi dan siswa-siswi kelas X. Hasil kegiatan pengabdian ini sangat baik, terlihat dari antusiasme siswa-siswi dalam merespon kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) menunjukkan sikap kerjasama dan sambutan yang baik, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat berlangsung dengan lancar dan bermanfaat. Saran dari kegiatan ini adalah pihak sekolah sangat mengharapkan ada kegiatan lain yang terkait kerjasama antara sekolah dengan tim pengabdi secara khusus, dan secara umum dengan instansi/perguruan tinggi (Universitas Jambi).

BAB I. PENDAHULUAN

Salah satu usaha yang dapat dan terus dilakukan oleh tenaga pendidik dalam rangka peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa di sekolah adalah pengembangan dan inovasi dalam media pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan informasi teknologi (ICT) sangat berkembang saat ini, akan tetapi pembelajaran berbasis lingkungan juga tidak kalah penting mengingat bahwa penggunaan media (ICT) memerlukan kondisi dan fasilitas yang belum semuanya dapat terpenuhi setiap saat dan di semua tempat. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis lingkungan menjadi alternatif yang sangat membantu.

Pembelajaran berbasis lingkungan, termasuk pemanfaatan lingkungan seperti objek organisme langsung di lingkungan atau melalui pengawetan dan preparasi objek organisme seperti tumbuhan, cukup mendukung untuk tercapainya kompetensi dan tujuan pembelajaran yang optimal khususnya dalam bidang biologi. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan teknik pengawetan tumbuhan atau yang disebut herbarium.

Herbarium merupakan material pokok yang penting dalam studi sistematik tumbuhan. Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama diartikan sebagai

tempat penyimpanan spesimen tumbuhan baik yang kering maupun basah. Selain tempat penyimpanan juga digunakan untuk studi mengenai tumbuhan terutama untuk tatanama dan klasifikasi. Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan.

Pengertian kedua dari herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan), baik koleksi basah maupun kering. Spesimen kering pada umumnya telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan pada kertas (kertas mounting), diberi label berisi keterangan yang penting dan sulit dikenali secara langsung dari spesimen kering tersebut, diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang telah disediakan. Spesimen basah yaitu koleksi yang diawetkan dengan menggunakan larutan tertentu, seperti FAA atau alkohol.

Pengetahuan dalam pembuatan dan pemeliharaan herbarium sangat dibutuhkan bagi pengajar (guru) di sekolah menengah. Dengan media ini, guru akan sangat terbantu dalam memberi penjelasan mengenai ciri-ciri tumbuhan atau karakter khusus suatu tumbuhan. Selain itu, dengan menggunakan herbarium siswa akan lebih tertarik dan lebih fokus dalam proses pembelajaran. Teknik ini diharapkan juga mampu menggerakkan

(2)

guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar – mengajar.

MAN Cendikia, satu dari beberapa sekolah menengah yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi. Sekolah ini di nilai cukup strategis sebagai sasaran dalam kegiatan pengabdian ini. MAN Cendikia merupakan sekolah yang masih relatif baru sehingga diharapkan kegiatan pengabdian ini mampu membantu kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Selain itu, sekolah ini terletak cukup jauh dari kota, dan masih banyak terdapat sumber keanekaragaman hayati, terutama tumbuhan disekitarnya. Sehingga sangat potensial untuk memanfaatkan sumber daya yang ada serta melakukan proses pembelajaran biologi berbasis lingkungan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan lokakarya pembuatan herbarium sebagai salah satu pengembangan media pembelajaran biologi berbasis lingkungan di MAN Cendikia di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar-mengajar, serta membantu siswa dalam proses pembelajaran agar lebih aktif dan bersemangat.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Herbarium

Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama diartikan sebagai tempat penyimpanan spesimen tumbuhan, baik yang kering maupun basah. Selain tempat penyimpanan juga digunakan untuk studi mengenai tumbuhan terutama untuk tatanama dan klasifikasi. Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan. Menurut Index Herbariorum, edisi 8 tahun 1990 tercatat sekitar 272.800.926 spesimen telah tersimpan di 2639 herbarium yang tersebar di 147 negara.

Pengertian kedua dari herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan), baik koleksi basah maupun kering. Spesimen kering pada umumnya telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan

berisi keterangan yang penting dan sulit dikenali secara langsung dari specimen kering tersebut, diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang telah disediakan. Spesimen basah yaitu koleksi yang diawetkan dengan menggunakan larutan tertentu, seperti FAA atau alkohol.

2.2. Fungsi Herbarium

1. Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut. 2. Sebagai bukti nyata bahwa

tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasi atau tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud.

3. Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan.

4. Sebagai penyimpan bahan acuan 5. Sebagai wasit nama yang benar 6. Sebagai bank data

2.3. Tipe Herbarium

Berdasarkan penggunaaanya, herbarium dibedakan menjadi 4 tipe utama yaitu : Umum (Internasional), Nasional (Regional), Lokal, dan Khusus. Tipe-tipe ini satu dengan yang lainnya saling berhubungan.

a. Herbarium Internasional

Herbarium internasional mempunyai fungsi yang besar antara lain :

1. Tempat penelitian skala besar, umumnya tingkat familia atau tingkat diatasnya.

2. Memproduksi monografi generik (dengan perhatian khusus pada batas marga) flora dunia meliputi beberapa negara, flora nasional atau lokal, serta tersedia daftar-daftar yang lengkap.

3. Berfungsi jasa, termasuk pinjaman spesimen, ada fasilitas peninjau yang akan melakukan penelitian, pengidentifikasian spesimen terutama tentang taksa yang baru, dan pendistribusian duplikat-duplikat.

(3)

1. Kontribusi flora utama yang meliputi beberapa negara

2. Produksi flora nasional atau lokal, termasuk daftar lengkapnya

3. Jasa, termasuk peminjaman, dilengkapi pula dengan fasilitas tamu ahli botani untuk penelitian, pengidentifikasian spesimen yang relevan dengan negara itu. Selain itu juga, pengiriman daftar spesimen, koleksi spesimen dari lapangan, dan pendistribusian duplikat-duplikat, perlengkapan bahan- bahan untuk penelitian seperti anatomi, sitologi, dan lainnya terutama bahan-bahan segar untuk tujuan penelitian itu.

c. Herbarium Lokal

Fungsi herbarium lokal termasuk : 1. Kontribusi kepada flora nasional

2. Produksi flora lokal dan daftar specimen

3. Jasa, termasuk pengidentifikasian spesimen yang terdapat di wilayahnya dan penghimpunan daftar determinasi, pengoleksian bahan spesimen, dan pendistribusian duplikat-duplikat, pengoleksian bahan spesimen untuk penelitian bidang-bidang ilmu tertentu.

d. Herbarium Khusus

Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tipe :

1. Herbarium historis

2. Herbarium yang mempunyai bidang terbatas

3. Herbarium Pendidikan

4. Herbarium yang berkaitan dengan bidang-bidang terapan

5. Herbarium untuk program riset khusus

2.4. Metode Pembuatan Herbarium

Untuk proses pembuatan spesimen herbarium kering biasanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penyediaan Bahan dan Alat yang Diperlukan

Secara umum, bahan dan alat yang diperlukan dalam pembuatan herbarium meliputi :

a. Alat untuk mengamat, mengukur, dan mencatat : teropong binokuler,

loupe, altimeter, kompas, alat tulis, etiket gantung, dan kamera.

b. Alat untuk koleksi, parang, gunting tanaman, gergaji kecil, pisau.

c. Bahan untuk pengawet dan penyimpan, alkohol, spritus bening, FAA, kertas koran, kantong plastik, sprayer.

d. Alat untuk mengapit (pressing), kardus tebal atau triplek, tali.

e. Alat untuk mounting, kertas monting (manila) dengan ukuran 29-31 x 39-42 cm, benang, jarum jahit, kantong biji, perekat.

2. Koleksi dan Pengawetan di Lapangan

Kegiatan koleksi dan pengawetan dilapangan perlu memperhatikan :

a. Ukuran sampel, biasanya 30 – 40 cm. Yang harus diperhatikan adalah organ yang penting tidak boleh dipotong atau dipisahkan, hanya bisa dilakukan pelipatan sehingga ukuran tetap seperti yang diinginkan.

b. Kelengkapan organ, maksudnya setiap koleksi selain harus ada, suatu organ juga harus lengkap.

c. Ketentuan untuk habitus tertentu :1). Tunbuhan kecil seperti rumput, herba, semak, yang ukurannya kecil di koleksi lengkap satu individu. 2). Untuk pohon, semak besar, liana dan sebagainya dikoleksi sebagian sesuai dengan ukuran tersebut di atas. 3). Untuk tumbuhan parasit dikoleksi beserta inangnya atau minimal jenis inangnya diketahui

d. Pengamatan dan pencatatan, sebelum mengambil koleksi terlebih dahulu dicatat dan diamati sifat-sifat khas tumbuhan tersebut yang tidak terwakili dalam spesimen, antara lain : habitat, warna, bau, rasa atau karakter lainnya yang mungkin hilang setelah tumbuhan tersebut dikeringkan, vernacular name ( nama daerah ditempat koleksi) dan kegunaannya. Setiap spesimen diberi etiket gantung yang telah disiapkan sebelumnya. Etiket gantung dapat berisi data seperti nomor spesimen,

(4)

vernacular name, lokasi koleksi, tanggal koleksi dan nama kolektor. e. Penyimpanan dan pengawetan di

lapangan. Setelah dikoleksi selanjutnya disimpan dalam lipatan koran. Setelah semua spesimen dimasukan ke dalam lipatan koran, lalu disusun berlapis, diikat, dan dimasukkan dalam kantong plastik kemudian disemprot dengan alkohol, akhirnya kantong ditutup rapat agar udara tidak dapat keluar masuk.

3. Pengapitan dan Pengeringan

Sebelum dimasukkan ke tempat pengeringan, spesimen disemprot lagi dengan alkohol, satu persatu diletakkan dalam lipatan kertas koran dengan mengatur posisinya sedemikian rupa hingga posisinya rapi. Kemudian spesimen disusun dalam apitan kertas kardus atau tripleks yang berukuran 32 x 42 cm dengan susunan kardus-spesimen-kardus-spesimen dan seterusnya sampai maksimal 50 spesimen. Pastikan bahwa etiket gantung masih dapat dibaca dengan jelas pada saat dimasukkan. Kemudian spesimen diapit dan diikat, untuk selanjutnya dikeringkan dengan panas matahari atau oven. Lama penegeringan tergantung jenis tumbuhan, bila menggunakan oven digunakan suhu 60- 80 ᵒC selama 46 – 48 jam. Spesimen yang mudah rusak seperti bunga atau buah, diawetkan dengan alkohol 70% dalam tabung atau botol.

4. Penempelan (Mounting)

Spesimen yang sudah kering selanjutnya dilakukan identifikasi dan klasifikasi. Kemudian spesimen ditempelkan atau dijahitkan pada kertas mounting (kertas manila atau sejenisnya) yang berukuran 28 – 30 cm x 39 – 42 cm dengan pengaturan sedemikian rupa hingga posisinya rapi. Semua spesimen dikelompokkan menurut famili atau tingkatan taksonnya.

5. Pemberian Label/Labelling

Setelah dilakukan penempelan,

label permanen (label herbarium) yang memuat keterangan penting dari spesimen. Label herbarium biasanya ditempelkan di samping kanan bawah dari spesimen. Label dibuat dari kertas yang berkualitas baik, ukuran dapat bervariasi, tetapi biasanya bentuk empat persegi panjang sekitar 10 x 15 cm. Dengan demikian, spesimen menjadi material ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian ilmiah.

6. Pemeliharaan Herbarium

Untuk pemeliharaan herbarium yang lebih baik, dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain memberi perlakuan sebagai berikut :

1. Pembekuan pada temperatur – 20 ᵒC sampai – 60 ᵒC

2. Pemanasan sampai temperatur 60 ᵒC selama 4 - 8 jam

3. Peletakan spesimen kering dalam oven/microwave

4. Perlakuan spesimen dengan pencegah serangga, seperti Naphthalene, Paradichlorobenzene, Formaldehyde, dan sebagainya. 5. Pengasapan/fumigasi, biasanya

menggunakan zat kimia metil-bromida cair

BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Kegiatan Pendahuluan

Persiapan awal dalam melaksanakan pengabdian masyarakat adalah perizinan lokasi pelaksanaan dan pembuatan surat menyurat yang dibutuhkan dalam memulai kegiatan pengabdian tersebut. Selanjutnya membuat materi yang akan disampaikan, baik itu materi dalam bentuk powerpoint dan makalah.

3.2. Pelaksanaan Pengabdian

Kegiatan lokakarya pembuatan herbarium ini dilaksanakan di MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi pada bulan November 2014.

(5)

3.2.2. Peserta Pengabdian

Peserta yang menjadi sasaran pengabdian adalah guru-guru biologi dan siswa kelas X MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi. Jumlah peserta sebanyak 25 orang.

3.2.3. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini menggunakan beberapa metode :

1. Ceramah

Materi yang diberikan dalam bentuk tayangan powerpoint meliputi penjelasan tentang pengertian, sejarah dan langkah-langkah pembuatan herbarium serta perawatannya.

2. Diskusi

Pada tiap materi yang disampaikan, peserta dapat berdialog dan berdiskusi dengan tim pengabdi.

3. Praktik Pembuatan Herbarium

Peserta diminta untuk melakukan praktik/latihan pembuatan herbarium. Langkah pertama dilakukan koleksi tumbuhan dari lapangan, langkah kedua pengawetan, pengapitan dan pengeringan. Langkah selanjutnya adalah penempelan (mounting) dan pemberian label (labelling).

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan di MAN Cendikia Muaro Jambi cukup memuaskan. Guru-guru, terutama

guru bidang studi biologi ikut aktif dalam kegiatan ini. Siswa-siswi yang dilibatkan dalam kegiatan ini sangat antusias, terlihat dari berbagai pertanyaan yang mereka ajukan ke tim pengabdi. Selain itu, Kepala Sekolah MAN Cendikia juga menyambut baik kehadiran dari tim pengabdi. Kegiatan pengabdian ini dinilai sangat bermanfaat, terutama membantu guru bidang studi untuk meningkatkan kreatifitas dalam proses pembelajaran. Selain itu untuk mendapatkan informasi terkait dengan pengembangan media berbasis lingkungan yang relatif murah dan mudah untuk dibuat.

Kegiatan pengabdian ini dianggap sangat perlu dilakukan di sekolah- sekolah yang terletak di kawasan yang masih asri, seperti halnya MAN Cendikia. Sekolah ini disekelilingnya masih terdapat sumber daya alam hayati yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar, salah satunya melalui kegiatan pembuatan herbarium. Herbarium merupakan salah satu media

pembelajaran yang dapat

merepresentasikan lingkungan disekitar kita. Kegiatan pembuatan herbarium mampu menarik perhatian dan keaktifan siswa, terutama di luar ruangan. Hal tersebut menjadi salah satu sarana bagi guru untuk memberi penilaian kepada siswa melalui aspek psikomotoriknya.

(6)

Gambar 2. Respon dari siswa (mengajukan pertanyaan dan berdiskusi).

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Kegiatan lokakarya pembuatan herbarium di MAN Cendikia Muaro Jambi, dapat berjalan dengan baik, dan disambut baik oleh pihak sekolah (siswa, guru dan kepala sekolah).

5.2. Saran

Kegiatan pengabdian di MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi sangat disambut baik oleh pihak sekolah. Pihak sekolah sangat mengharapkan ada kegiatan lain yang terkait kerjasama antara sekolah dengan tim pengabdi secara khusus, dan secara umum dengan instansi/perguruan tinggi (Universitas Jambi).

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Jambi yang telah memberikan kepercayaan untuk mendapatkan dana PNBP melalui DIPA Universitas Jambi.

DAFTAR PUSTAKA

Bridson, D and L. Forman. 1992. The Herbarium Hand-book. 2 nd. Royal Botanic Garden. Kew.

dan Pengelolaan Herbarium. Makalah pada Lokakarya Taksonomi Tumbuhan. HEDS PROJECT – FMIPA Universitas Bengkulu.

Singh, G. 1999. Plant Systematics. Science Publishers, Inc. United States of America.

Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Umum : Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Vogel, E.F. De. 1987. Manual of

Herbarium Taxonomy. Theory and Practice. Unesco. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Tim Pengabdi sedang melakukan presentasi materi
Gambar 2. Respon dari siswa (mengajukan pertanyaan dan berdiskusi).

Referensi

Dokumen terkait