• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan muatan pembelajaran dalam mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang diorganisasikan dalam tema-tema. Melalui penerapan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menunjukkan bahwa penyampaian materi pembelajaran berbeda dengan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dalam penyampaian mata pelajarannya disampaikan secara terpisah (Permendikbud RI nomor 57 2014).

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegratifkan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegratifan tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integratif sikap, ketrampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integratif berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin berbagai tema yang tersedia (Kurniawati dan Wahyudin, 2014). Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada pembelajaran tematik adalah matematika.

Matematika merupakan mata pelajaran yang yang memiliki ciri khas dari disiplin ilmu yang lain, ditandai dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak (Amir, 2014). Maka dari itu guru berperan penting dalam menyampaikan pembelajaran matematika terutama untuk peserta didik sekolah dasar. Karena peserta didik sekolah dasar masih di dalam fase operasional kongkrit, sehingga mudah memahami pembelajaran dengan benda-benda bersifat kongkrit. Sebaiknya dalam proses belajar peserta didik diberi kesempatan memanipulasi

(2)

benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak atik oleh peserta didik dalam memahami suatu konsep matematika (Karso, 2007).

Berdasarkan hasil observasi di kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 pada mata pelajaran matematika, pembelajaran berlangsung secara terencana. Pembelajaran yang sudah berlangsung sebenarnya sudah cukup baik, namun model pembelajaran yang diterapkan kurang sesuai. Pemanfaatan media sebagai penunjang pembelajaran juga belum diinovasikan. Pembelajaran yang diharapkan yaitu pembelajaran menggunakan model dan media yang sekiranya cocok dengan karakteristik peserta didik. Model pembelajaran sebaiknya bisa mengajak peserta didik untuk berfikir kritis, inovatif dan aktif. Model dan media pembelajaran sudah diterapkan oleh guru kelas 4 di SD Negeri Sugihan 01, tetapi hasil belajar peserta didik 59,38% dari keseluruhan jumlah peserta belum mencapai KKM. Berdasarkan daftar nilai ulangan harian peserta didik kelas 4, tahun ajaran 2016/2017 semester I rata-rata nilai pembelajaran matematika masih rendah.

Berdasarkan permasalahan di atas penulis akan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning di SD Negeri Sugihan 01. Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah. Melalui tahapan metode ilmiah, peserta didik dapat memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Peserta didik juga mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut (Muhson, 2009).

Model pembelajaran Problem Based Learning mempunyai prinsip penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah (Prabandari, 2012). Problem Based Learning mempunyai keunggulan yang banyak dalam pembelajaran. Ada beberapa keunggulannya diantaranya membangun pemikiran konstruktif. Membekali peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Peserta didik akan memiliki karakteristik konstruktif serta meningkatkan minat dalam belajar (Fathurrahman, 2015).

Selain model pembelajaran yang akan diterapkan, penulis juga akan menggunakan salah satu media. Berfungsi untuk mendukung proses pembelajaran

(3)

yang maksimal guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena media pembelajaran berfungsi sebagai media yang membantu menjembatani antara guru dan peserta didik (Asyar, 2012).

Penggunaan media pembelajaran diharapkan bisa memotivasi peserta didik. Media bahan ajar memberi kemudahan pada peserta didik belajar secara aktif. Pada kondisi seperti itu, diharapkan belajar bukan lagi hal yang membosankan (Sahid, 2010). Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah papan catur, dengan menggunakan papan catur diharapkan peserta didik lebih memahami konsep dan berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.

Penelitian yang sudah dilakukan oleh Fida (2016), dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning terjadi peningkatan antara siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil tes yang dilaksanakan tiap akhir siklus, terlihat bahwa sudah banyak peserta didik mendapatkan hasil belajar dengan nilai tuntas. Pembelajaran terlaksana secara baik, peserta didik juga aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Keberhasilan peningkatan hasil belajar tersebut karena peneliti menerapkan model pembelajaran sesuai sintaknya. Langkah pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti juga di dukung dengan LKS peserta didik yang ada gambarnya. Antusias peserta didik juga sangat baik ketika pembelajaran di dukung oleh gambar untuk mempermudah memahami pembelajaran.

Berdasarkan penelitian di atas dapat dijadikan sebagai pijakan penulis untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran Problem Based Learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah melalui tahapan-tahapan ilmiah, sehingga peserta didik akan memahami konsep secara menyeluruh dan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Maka dari itu, penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 dengan memanfaatkan media papan catur. Hal ini dilakukan karena anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap perkembangan berfikir operasional konkret, sehingga pembelajaran sebaiknya menggunakan alat bantu atau media pembelajaran. Oleh karena itu, akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas pada

(4)

mata pelajaran matematika kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang tersebut, maka masalah yang akan muncul pada saat proses pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung sebenarnya sudah cukup baik, namun dari sebagian peserta didik pasif ketika mengikuti pembelajaran. Model yang digunakan oleh guru belum mengarahkan pada kondisi kenyataannya. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik menjadi kurang menguasai materi dan hasil belajar menjadi rendah. Hasil belajar peserta didik relatif rendah karena lebih dari 50% mendapatkan nilai belum tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan.

Jika permasalahan ini tidak segera di atasi maka akan muncul permasalahan-permasalahan lain. Bukan hanya peserta didik, tetapi juga pada guru. Seperti pada halnya kemampuan peserta didik untuk mengimplementasikan apa yang akan dipelajari di pembelajaran selanjutnya. Permasalahan tersebut akan berpengaruh pada kehidupan yang nyata. Guru sendiri juga merasa gagal dalam merancang dan juga melaksanakan pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran matematika. Problem Based Learning merupakan inovasi dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan peserta didik betul-betu dioptimalisasikan. Pembelajaran berbasis masalah prosesnya dengan cara kerja kelompok atau kerja tim yang sistematis. Manfaatnya, peserta didik dapat menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara optimal (Son, 2107).

Penulis optimis akan menerapkan model ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media papan catur. Melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Fida (2006), model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar

(5)

siswa kelas 4 SD Taman 3 pada pembelajaran matematika. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Rismaerista (2015) memperlihatkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar kelas 4 SD Negeri Slungkep 02. Adapun perbedaan yang akan diterapkan pada peneliti dengan penelitian sebelumnya. Peneliti menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media papan catur. Penerapan tersebut dilakukan karena peneliti optimis pada penggunaan media papan catur akan meningkatkan hasil belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, peneliti akan merumuskan masalah sebagi berikut: 1. Apakah penerapan model Problem Based Learning berbantuan media

papan catur dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 Semester 2 Tahun ajaran 2017/2018? 2. Bagaimana Problem Based Learning berbantuan media papan catur

dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 Semester 2 Tahun Ajaran 2017/2018?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas

4 SD Negeri Sugihan 01 dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah Problem Based Learning berbantuan media papan catur yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 Semester 2 Tahun Ajaran 2017/2018.

(6)

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memberikan kontribusi ilmu tentang penerapan model Problem Based Learning berbantuan media papan catur untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Selain itu, dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Sekolah bisa menerapkan pembelajaran berbasis masalah secara berkelompok guna melakukan proses perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran berbasis masalah dan berkelompok.

c. Bagi Peserta Didik

1. Dapat meningkatkan hasil belajar terhadap mata pelajaran matematika.

2. Merangsang peserta didik untuk aktif.

Referensi

Dokumen terkait

(Setahu Anda dan menurut pengalaman Anda menggunakan motor Honda Supra X 125/ Suzuki Shogun 125 R / Yamaha Jupiter MX betul-betul mengecewakan pada saat ini). Nilai 2

Lebih lanjut Kovenan menetapkan hak setiap orang atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan'beragama serta perlindungan atas hak-hak tersebut (Pasal 18); hak orang untuk mempunyai

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalaah intrumen terstruktur, sehingga pengamat hanya membutuhkan () pada penerapan program inlis lite dan dampaknya terhadap

Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang positif, infrastruktur dan tenaga kerja juga berpengaruh signifikan dengan arah yang positif

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Undang-Undang Agraria 1870 muncul sebagai akibat adanya penyelewengan-penyelewengan pada masa Sistem Tanam Paksa yang

Profesionalisme merupakan salah satu hal utama yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugasnya dan merupakan syarat utama bagi profesi tersebut,

Berdasarkan hasil perhitungan semua indikator, maka dapat ditentukan tingkat kesehatan keuangan Perum Jasa Tirta II dari tahun 2001-2004 dengan memasukan total semua indikator

Orientasi Bangunan Penyinaran langsung dari sebuah dinding bergantung pada orientasinya terhadap matahari, dimana pada iklim. tropis fasad Timur paling banyak terkena