1
STUDI EVALUASI KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG
DALEMAN DI DESA DALEMAN KECAMATAN KEDUNGDUNG
KABUPATEN SAMPANG MADURA PROVINSI JAWA TIMUR
Muhammad Zulmi Pardiansyah
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341) 567886
Email: [email protected]
ABSTRAK
Masalah kurangnya ketersediaan air baku yang terjadi saat ini, menimbulkan berbagai permasalahan bagi kehidupan masyarakat salah satunya pada Desa Daleman Kecamatan Kedungdung di Kabupaten Sampang. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kebutuhan penduduk akan air baku yang tidak sejalan dengan pembangunan sarana dan prasarana penyediaan air baku. Pembangunan infrastruktur sumber daya air secara teknis selalu dilakukan melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan selanjutnya untuk dioperasikan dan dipelihara dengan baik agar dapat tercapai tujuan pembangunan infrastruktur tersebut. Namun hal tersebut belum dapat tercapai secara optimal. Oleh karena itu, penulis membuat analisis yang terkait dengan masalah tersebut, dengan merencanakan kegiatan audit pada Embung Daleman untuk mendapatkan AKNOP yang sesuai, agar dapat melaksanakan kegiatan OP yang lebih baik dan mencapai hasil yang di harapkan.
Tahap awal pada audit embung adalah mengumpulkan data eksisting. Tahap selanjutnya ialah melakukan survei lokasi dan menginventarisasi setiap bangunan pada Embung Daleman. Berdasarkan hasil survei inventarisasi selanjutnya dilakukan anasilisis terhadap kinerja bangunan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat direncanakan kegiatan OP yang akan dilakukan. Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu analisis AKNOP embung.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan volume pada pekerjaan pintu adalah 3 m3, volume pada pekerjaan grouting adalah 0,336 m3. Sedangkan hasil analisis jumlah sedimen
atau lumpur yang terdapat pada Embung Daleman yaitu sebesar 549,5 m3. Dimana pekerjaan
pengerukan menggunakan tenaga manusia dan juga alat berat (excavator), dan dipindahkan menggunakan dump truck sejauh 1km. Sehingga didapatkan nilai AKNOP pada Embung Daleman yaitu sebesar Rp. 76.000.000,00.
Kata Kunci: Embung, OP, AKNOP, Pintu, Grouting, Excavator, Dump Truck.
ABSTRACT
Water scarcity that occurs nowadays raises various problems in the community’s life, as what is occurring in Daleman Village Kedungdung District of Sampang Regency. This is due to the increase of population demand for water that is unfortunately not in line with the development of facilities and infrastructure for water supply. The development of water resources infrastructure is technically obtained through planning, implementation and subsequently to be operated and maintained properly in order to achieve the purpose of infrastructure development. However, it can not be achieved optimally only by performing those stages. Hence the author promotes the further analysis by planning audit activities of Embung Daleman to find the convenient AKNOP, so that it can improve the operation and maintenance activities and achieve the expected results.
The initial stage of retention basin audit is to collect the existing data. The next stage is to conduct a location survey and inventory the every building of Embung Daleman. Based on the results of the next inventory survey, then the next stage is to conduct building performance analysis. Furthermore, the results of the analysis then become the main consideration of operation and maintenance planning. The last stage in this research is to analyze the AKNOP of retention basin.
Based on the analysis results, the volume of dam work was 3 m3, the volume of grouting
work was 0.336 m3. Regarding the amount of sediment or sludge in Embung Daleman, the
2
such as excavator and also dump truct to dump the sedimentation as far as 1 km. Finally, the value of AKNOP of Embung Daleman was Rp. 76,000,000.00.
Key word: Embung (Retention Basin), OP (Operation and Maintenance), AKNOP (Real Cost
Needs for Operation and Maintenance), Dam, Grouting, Excavator, Dump Truck
PENDAHULUAN
Manusia tidak biasa terlepas dari air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya untuk air domestik, irigasi pembangkit listrik, dan sebagainya. Air yang ada di muka bumi ini ditampung oleh manusia pada beberapa bangunan penampung salah satunya embung. Kedungdung merupakan daerah yang terletak di Pulau Madura yang telah terdeteksi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masuk dalam zona darurat kekeringan dan hanya menampung air hujan saja dan tidak ada sumber air lain yang ditampung.
Berkaitan dengan terjadinya bencana kekeringan di Kecamatan Kedungdung ini, maka embung - embung yang terpilih sebagai salah satu bangunan penyimpan air akan di lakukan pemeriksaan fisik bangunan tersebut atau audit teknis dan diperlukan kegiatan OP yang lebih baik lagi untuk mencapai hasil yang diharapkan, mengingat kegiatan OP dilaksanakan sepanjang umur kemanfaatan infrastruktur SDA.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai masalah apa saja yang terdapat pada Embung Daleman tersebut, tingkat kerusakan dan fungsi, kegiatan O&P yang perlu dilakukan, perkiraan biaya untuk pelaksanaan pekerjaan O&P pada bangunan Embung Daleman.
Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah Auditor dapat mengetahui kondisi dan kinerja pada bangunan Embung Daleman tersebu, Auditor mampu memberikan hasil untuk menyelesaikan masalah masalah yang ada pada bangunan Embung Daleman tersebut, diharapakan dapat melengkapi segala informasi dan data pada bangunan Embung Daleman guna persiapan pelaksanaan pekerjaan O&P, Sebagai bahan bacaan dan refrensi.
METODE
Secara geografis Kabupaten Sampang berada di sebelah utara bagian timur dari Pulau Jawa tepatnya di Pulau Madura. Berdasarkan garis batas koordinatnya,
Kabupaten Sampang terletak diantara 06o05’- 07o13’ LS dan 113o08’ – 113o39’
BT. Secara administrasi wilayah Kabupaten Sampang dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Selat Madura
Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan
Metode penelitian yang digunakan adalah disusun suatu metode teknis secara menyeluruh untuk merencanakan dan menghitung AKNOP untuk Embung. Yakni analisis skala perioritas adalah untuk menentukan bagian apa saja yang perlu untuk di lakukan pemeliharaan. Tahap-tahap analisisnya adalah menganalisa kinerja setiap komponen bangunan embung, menentukan bagian apa saja yang mengalami kerusakan pada embung tersebut, menghitung AKNOP embung, memberikan saran pada embung yang dibahas. Analisa biaya operasi dan pemeliharaan meliputi penentuan volume pekerjaan konstruksi dan biaya tiap unit konstruksi yang didasarkan atas standar biaya yang berlaku secara umum di daerah studi dan menghitung AKNOP embung tersebut.
3
Tabel 4.9 Nilai Kondisi Variabel pada Pintu
No. Variabel Kondisi Keterangan / Catatan Nilai Prosentase
1 Karat PP Beberapa bagian ulir baut
dan pintu ditutupi karat 1 5,26
2 Lumpur / Sampah di
bawah pintu PPC
Sedikit sampah dibawah
pintu 3 15,79
3 Dicoba untuk buka /
tutup PP
Susah untuk melakukan
pembukaan pintu 1 5,26
4 Stempet / Grease PP Stempet sudah mulai
mongering 1 5,26
5 Bocoran OK Tidak ada bocoran pada bagian pintu 5 26,32
6
Rintangan / Halangan depan
pintu
OK Tidak ada rintangan ataupun
halangan pada depan pintu 5 26,32
7 Kondisi Cat PPC
Sedikit memudar dari cat sebelumnya dengan dasar
warna hitam
3 15,79
Jumlah 23 100%
Rerata nilai 2,71
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keberhasilan dalam pembangunan embung ini dapat dinilai dengan cara mengevaluasi kinerja per item komponen bangunan embung. Kinerja pada setiap komponen bangunan Embung Daleman akan ditinjau dengan menggunakan sistem pedekatan melalui aspek fisik dan non fisik (penunjang). Suatu embung dikatan baik atau berhasil apabila ditinjau dalam aspek fisik dan non fisik (peninjang) tidak ada kerusakan pada komponen-komponen embung.
Spillway
Dari hasil survei embung di Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, diperoleh hasil penilaian kinerja untuk bangunan Spillway pada Embung Daleman sebagaimana diperoleh pada Tabel 4.7.
Tabel 4.8 Nilai Kondisi Variabel pada Spillway
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Pada Tabel 4.8 menunjukkan seluruh variabel (kebocoran, perubahan bentuk/penurunan, kondisi permukaan beton, patahan/retakan, erosi, rumput/tanaman, lumpur/sampah) berada pada nilai 5 yaitu dalam kondisi baik dengan prosentase sebesar 100%.
Pintu
Pintu yang terpasang pada bangunan Embung Daleman Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur ini terbuat dari pelat baja, dengan tinggi = 1,5 m dan lebar 1 m. Berdasarkan hasil survey pada embung Daleman di Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, maka diperoleh nilai variabel untuk pintu pada Tabel 4.9.
Pada Tabel 4.9 menunjukkan 2 variabel (bocoran dan rintangan/halangan depan pintu) berada pada nilai 5 (kondisi baik) dengan prosentase sebesar 26,32%, 2 variabel (lumpur/sampah didepan pintu dan kondisi cat) berada pada nilai 3 (perlu pencegahan) dengan prosentase 15,79%, dan 3 variabel (dicoba buka/tutup pintu, karat dan stempet/grease) berada pada nilai 1 (perlu perbaikan) dengan prosentase 5,26%.
4
Gambar 4.18 Skala Analisa Kinerja Bangunan Pintu pada Embung Daleman Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 1 2 3 4 5
Tabel 4.10. Nilai Kondisi Variabel pada Jembatan
No. Variabel Kondisi Keterangan / Catatan Nilai Prosentase 1 Permukaan Beton OK Permukaan beton terlihat rata dan bersih 5 25 2 Perubahan Bentuk Penurunan / OK Tidak ada penurunan / perubahan bentuk 5 25 3 Retakan / Patahan OK Tidak ada retakan / patahan
pada beton jembatan 5 25
4 Handraill OK
Besi handrail masih terpasang kuat dan sangat membantu pada saat berjalan melewati bangunan jembatan
5 25 Jumlah 20 100% Rerata nilai 5 Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Gambar 4.20 Skala Analisa Kinerja Bangunan Jembatan pada Embung Daleman Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
Berdasarkan pada Tabel 4.9, maka nilai rerata untuk aspek variabel item inspeksi
pada
bangunan pintu Embung Daleman adalah 2,71, sehingga didapatkan nilai kinerja yang berada pada kondisi tidak baik. Berikut adalah gambar skala analisa kinerja bangunan pintu pada Embung Daleman.
Jembatan
Jembatan yang dibangun di atas bangunan spillway Embung Daleman, berfungsi sebagai bangunan penghubung desa bagian utara embung dan bagian selatan Embung Daleman, Desa Daleman, Kecamatan Kudungdung, Kabupaten Sampang. Analisa terhadap jembatan Embung Daleman dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Pada Tabel 4.10 4 atau seluruh variabel (permukaan beton, penurunan/perubahan bentuk, retakan/patahan dan handrail) menunjukkan nilai 5 dalam kondisi baik dengan prosentase 25%.
Berdasarkan pada Tabel 4.10, maka nilai rerata untuk aspek variabel item inspeksi pada bangunan jembatan embung Daleman adalah 5, sehingga didapatkan nilai kinerja yang berada pada kondisi sangat baik. Berikut adalah gambar skala analisa kinerja bangunan jembatan pada Embung Daleman.
Tampungan
Reservoir Embung Daleman ini merupakan kolam tampungan berbentuk persegi panjang yang berfungsi sebagai
wadah dimana air hujan ditampung, dengan panjang 70 m dan lebar 15 m. Analisa terhadap tampungan (reservoir) dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Pada Tabel 4.11 menunjukkan 1 variabel (longsoran/erosi hilir) berada pada nilai 5 dengan kondisi baik prosentase 50%, 1 variabel (rumput) berada pada nilai 3 (perlu tindakan pencegahan) dengan prosentase 30%, dan 2 variabel (lumpur/sedimentasi dan tanaman) berada pada nilai 1 (perlu perbaikan) dengan prosentase 10%
Berdasarkan pada Tabel 4.11, maka nilai rerata untuk aspek variabel item inspeksi pada kolam tampungan (reservoir) Embung Daleman adalah 2,5, sehingga didapatkan nilai kinerja yang berada pada kondisi tidak baik. Berikut adalah gambar skala analisa kinerja kolam tampungan (reservoir) pada Embung Daleman.
Pengambilan (Intake)
Bangunan pengambilan (intake) Embung Daleman Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur adalah berupa sebuah bangunan pintu air, yang berfungsi membelokkan air yang tertampung pada bangunan embung menuju saluran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Analisa kinerja terhadap bangunan pengambilan (intake) dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.11. Nilai Kondisi Variabel pada Tampungan (reservoir)
No. Variabel Kondisi Keterangan / Catatan Nilai Prosentase 1 Tanaman PP
Ada beberapa tanaman yang tumbung pada kolam
tampungan
1 10 2 Rumput PPC Tumbuhnya rumput pada dinding embung 3 30 3 Sedimentasi Lumpur / PP Pada beberapa bagian terdapat penumpukan sedimen 1 10 4 Longsoran / Erosi Hilir OK Tidak terjadi longsoran / erosi pada hilir embung 5 50 Jumlah 10 100% Rerata nilai 2,5 Sumber: Hasil Perhitungan, 2017.
Gambar 4.22 Skala Analisa Kinerja Reservoir pada Embung Daleman Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
5
Tabel 4.12. Nilai Kondisi Variabel Bangunan Pengambilan (Intake)
No. Variabel Kondisi Keterangan / Catatan Nilai Prosentase
1 Kebocoran OK
Tidak ada kebocoran pada namgunan intake sehingga tidak perlu dilakukan kegiatan perncegahan ataupun kegiatan
perbaikan 5 23,81 2 Perubahan bentuk / penurunan OK
Tidak terjadi perubahan bentuk dari kondisi awal perencanaan sehingga tidak perlu dilakukan kegiatan perncegahan ataupun
kegiatan perbaikan 5 23,81 3 Kondisi Permukaan Beton OK
Tidak ada kerusakan pada permukaan beton sehingga tidak perlu dilakukan kegiatan perncegahan ataupun kegiatan
perbaikan
5 23,81
4 Patahan /
Retakan OK
Tidak ada patahan / retakan pada bagian intake sehingga tidak perlu dilakukan kegiatan perncegahan ataupun kegiatan
perbaikan
5 23,81
5 Lumpur /
Sampah PP
Terdapat penumpukan lumpur pada bangunan intake perlu
untuk di lakukan kegiatan pencegahan agar tidak menggangu pembagian air
1 4,76
Jumlah 21 100%
Rerata nilai 4,2
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017.
Daleman.
Gambar 4.24 Skala Analisa Kinerja Reservoir pada Embung Daleman Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
Pada Tabel 4.12 terdapat 4 variabel (kebocoran, perubahan bentuk/penurunan, kondisi permukaan beton dan patahan/retakan) berada pada nilai 5 (kondisi baik) dengan prosentase 23,81%, dan terdapat 1 variabel (lumpur/sampah) berada pada nilai 1 (perlu perbaikan) dengan prosentase sebesar 4,76%.
Berdasarkan pada Tabel 4.12, maka nilai rerata untuk aspek variabel item inspeksi pada intake embung Daleman adalah 4,2, sehingga didapatkan nilai kinerja yang berada pada kondisi baik. Berikut adalah gambar skala analisa kinerja intake pada Embung Daleman.
Timbunan/Urugan
Analisa terhadap kinerja dari timbunan/urugan dapat dilihat pada Tabel 4.13
Pada Tabel 4.13 menunjukkan 4 variabel (longsoran/sliding, rumput, tanaman dan penurunan/perubahan bentuk) berada pada nilai 5 (kondisi baik) dengan prosentase 22,73%, dan 2 variabel (bocoran dan patahan/retakan) berada pada nilai 1 (perlu perbaikan) dengan prosentase 4,55%.
Berdasarkan pada Tabel 4.13, maka nilai rerata untuk aspek variabel item inspeksi pada intake embung Daleman adalah 3,67, sehingga didapatkan nilai kinerja yang berada pada kondisi cukup baik. Berikut adalah gambar skala analisa kinerja intake pada embung Daleman.
Nilai rata-rata untuk penilain kinerja setiap bagian komponenen bangunan pada Embung Daleman berdasarkan aspek fisik dan non fisik (penunjang) dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Berdasarkan Tabel 4.14 ditinjau dari aspek fisik dan non fisik (penunjang), maka kondisi kinerja komponen bangunan pada Embung Daleman yaitu:
a. Pelimpah (Spillway) dengan nilai 5 berada pada kondisi sangat baik
b. Pintu dengan nilai 2,71 berda pada kondisi tidak baik
c. Jembatan dengan nilai 5 berada pada kondisi sangat baik
d. Pengambilan (Intake) dengan nilai 4,2 berada pada kondisi baik
e. Tampungan (Reservoir) dengan nilai 2,5 berada pada kondisi tidak baik
f. Timbunan / Uruga dengan nilai 3,67 berada pada kondisi cukup baik.
AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan embung yang didasarkan atas kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan untuk mempertahankan kondisi dan fungsi dari embung tersebut :
Berikut adalah perhitungan biaya pekerjaan per komponen pada Embung Daleman Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur.
Tabel 4.13 Nilai Kondisi Variabel pada Timbunan/Urugan
No. Variabel Kondisi Keterangan / Catatan Nilai Prosentase 1 Bocoran PP Beberapa bagian timbunan
terdapat bocoran 1 4,55 2 Longsoran / Sliding OK Tidak terjadi longsoran / sliding 5 22,73 3 Patahan / Retakan PP Terdapat beberapa bagian
yang retak 1 4,55 4 Rumput OK Tidak ada rumput 5 22,73 5 Tanaman OK Tidak ada tanaman yang
tumbuh 5 22,73 6 Penurunan /
Perubahan bentuk OK
Tidak ada penurunan /
Peruahan bentuk 5 22,73 Jumlah 22 100% Rerata nilai 3,67 Sumber: Hasil Perhitungan, 2017.
6
PintuPada kegiatan operasi dan pemeliharaan pintu Embung Daleman, Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, di lakukan tiga jenis pekerjaan yaitu pembersihan karat menggunakan amplash, pengecatan, dan pemberian oli pada bagian drat stang pintu agar dapat memudahkan pengoperasian pada pintu. Perhitungan AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) untuk item pekerjaan pintu adalah sebagai berikut.
Tinggi pintu = 1,5 m
Lebar pintu = 1 m
Luas bagian pengecatan = (Tinggi pintu x Lebar pintu) x 2
= (1,5 m x 1 m) x 2 = 3 m³
Pada tahap perhitungan rencana anggaran biaya konstruksi, data-data perhitungan yang dibutuhkan adalah hasil perhitungan volume pekerjaan dan juga hasil analisa satuan kuantitas pekerjaan pada masing-masing pekerjaan konstruksi.
Biaya tenaga kerja yang digunakan untuk perkejaan manual umumnya menggunakan standar orang hari (OH). Besarnya nilai tersebut dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan juga lokasi pekerjaan. Jumlah jam dalam melakukan pekerjaan merupakan koefisien tenaga kerja per satuan pengukuran, koefisien ini adalah faktor yang menunjukkan lamanya pelaksanaan pekerjaan dari tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan satu satuan luas. Contoh perhitungan tersebut antara lain:
Volume Pekerjaan : 1 m³
Harga satuan orang-hari: Rp. 95.260,00 Menetukan berapa jam dalam sehari tukang cat dapat menyelesaikan pekerjaan, misalnya dalam 12 jam maka dari harga satuan tukang cat dibagi 12 jam adalah
95.260/12 = 7.938,33 Setalah itu hasil pembagian diatas di kalikan dengan standart kerja yaitu 7 jam:
7.938,33 x 7 = 55.568,33 Hasil dari perkalian berikut di bagikan dengan harga satuan tukang cat pada daerah sampang sehingga kita bisa menetukan koefisiennya sebagai berikut:
55,568,33/95.260 = 0,5833
Sementara menurut permen PU dan Perumahan Rakyat adalah 0,6.
Sementara itu ntuk perhitungan pengawas atau mandor menurut lampiran permen PUPR no 28 satu mandor di bagi untuk 30 pekerja, artinya setiap mandor atau pengawas mengasi 30 pekerja atau tukang cat, maka akan di peroleh hasil sebagai berikut:
0,6/30 = 0.02
Untuk lebih detail perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan rencana pekerjaan pengamplasan karat, pengecatan, dan pemberian oli pintu Embung Daleman, Desa Daleman, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur. Dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Urain Pekerjaan :Pekerjaan pembersihan karat, pengecatan, dan
pemberian oli pada drat stang pintu. Volume Pekerjaan : 3 m³
Harga Satuan Pekerjaan m³: Rp. 233.148,56. Biaya Yang Dibutuhkan : Rp. 699.445,68. Tampungan (Reservoir)
Perhitungan AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) untuk item pekerjaan pengerukan tampungan dengan bentuk tampungan persegi panjang adalah sebagai berikut.
Lebar Kolam Tampungan = 15 m Panjang Kolam Tampungan = 70 m Luas Tampungan =
(Lebar Kolam Tampungan x Panjang Kolam Tampungan) = (15 m x 70 m)
= 1.050 m²
7
Volume Pengerukan Lumpur = (Luas Tampungan x Tinggi Lumpur)= (1.050 m x 0,5 m) = 525 m³
Pada tahap perhitungan rencana anggaran biaya konstruksi, data-data perhitungan yang dibutuhkan adalah hasil perhitungan volume pekerjaan dan juga hasil analisa satuan kuantitas pekerjaan pada masing –masing pekerjaan konstruksi.
Kuantitas atau juga koefisien alat adalah waktu yang di perlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat beray untuk menyelesaikan produksi sebesar satu satuan volume jenis pekerjaan. Adapun data-data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini adalah sebagai berikut:
Jenis alat
Kapasitas produksi Faktor efisiensi alat Waktu siklus, dan Kapasitas produksi alat
Untuk keperluan perhitungan AKNOP pengerukan tampungan embung dibutuhkan satu alat berat (excavator), yang memiliki kapasitas produksi (Q). Berikut adalah contoh rumus produksi alat yang di gunakan:
Jenis alat
: Excavator/backhoe
Kapasitas produksi /jam, Q=(V x Fb x Fa x 60)/(Ts1 x Fv) ,m³
Keterangan
V = Kapasitas bucket m³ Fb = Faktor bucket
Fa = Faktor efisiensi alat (ambil kondisi kerja paling baik, 083)
Fv = Faktor konversi (kedalaman < 40 %)
Ts = Waktu siklus; menit,
T1 = Lama menggali, memuat, dan lain-lain(standar), (maksimum 0,32); menit T2 = adalah lain-lain (standar), maksimum 0,10; menit
Ts = Waktu siklus Ts=∑_(n-1)^n▒Tn 60 = Konversi jam ke menit.
Maka: Q =(V x Fb x Fa x 60)/(Ts1 x Fv) , V = 0,6 m³ Fb = 1,0 Fa = 0,83 Fv = 0,9
Ts = T1( waktu menggali 0 - < 2 m, swing + muat ke dump truck ) + T2 (Swing kembali dan lain-lain)
= 0,52 + 0,25 = 0,77 menit
60 = Konversi jam ke menit.
Untuk perhitungan biaya rencana pekerjaan secara kesuluruhan pekerjaan operasi dan pemeliharaan pengerukan tampungan dengan alat (excavator) embung daleman, Desa Daleman, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur. Dapat dilihat pada
Tabel 4.21.
Urain Pekerjaan : Pekerjaan pengerukan menggunakan alat (excavator)
Volume Pekerjaan : 525 m³ Harga Satuan Pekerjaan m³: Rp. 70.038,76. Biaya Yang Dibutuhkan :Rp. 36.770,349.47
8
Pengambilan/Intakedetail perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan rencana pekerjaan operasi dan pemeliharaan pengerukan bangunan pengambilan (intake) embung daleman, Desa Daleman, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, dengan menggunakan tenaga manusia dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Urain Pekerjaan : Pekerjaan pengerukan Volume Pekerjaan : 24,5 m³
Biaya Yang Dibutuhkan: Rp.1.973.887,19. Grouting
Untuk perhitungan biaya rencana pekerjaan secara kesuluruhan pekerjaan operasi dan pemeliharaan grouting injeksi Embung Daleman, Desa Daleman, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, dengan menggunakan alat Grouting pump dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Urain Pekerjaan : Pekerjaan Grouting Injeksi
Volume Pekerjaan: 0,336 m³
Harga Satuan Pekerjaan m :Rp.4.131.799,64.
Biaya Yang Dibutuhkan: Rp. 1.388.284,68. Pada tahap perhitungan rencana anggaran biaya konstruksi, data-data perhitungan yang dibutuhkan adalah hasil perhitungan volume pekerjaan dan juga hasil analisa satuan kuantitas pekerjaan pada masing–masing pekerjaan konstruksi. Untuk perhitungan biaya rencana pekerjaan pembuangan tanah sedimen Embung Daleman, Desa Daleman, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, dengan menggunakan dumpt truck dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Urain Pekerjaan : Pemindahan tanah menggunakan dump truck
Volume Pekerjaan : 549,5 m³ Harga Satuan Pekerjaan m³: Rp. 52.880,98. Biaya Yang Dibutuhkan:Rp. 29.058.096,31.
Tabel rekapitulasi di atas merupakan rincian atau uraian dari biaya pekerjaan yang dikelompokkan ke dalam bagian item pekerjaan. Setiap item pekerjaan yang ada memiliki frekuensi pekerjaan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan komponen bangunan embung. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, total angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) untuk Embung Daleman, Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang adalah sebesar Rp. 76.000.000,00.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa permasalahan umum dan juga kerusakan yang ada pada bangunan Embung Daleman eksisting, seperti terkelupasnya permukaan cat dan mengeringnya oli pada
9
pintu embung, terdapat bocoran pada dinding embung. Berdasarkan dari hasil penilaian kinerja Embung Daleman menggunakan metode observasi langsung dilapangan, maka di dapatkan nilai yang duganakan untuk mengukur kinerja atau tingkat kerusakan pada Embung Daleman per komponen bangunan.Kegiatan O&P yang dilakukan berdasarkan dari hasil survei audit fisik bangunan embung, seperti
a. Pintu
dilakukan kegiatan O&P berupa pengecatan dan juga pemberian oli pada drat stang pintu. b. Dinding Embung
Terdapat lima titik retakan dan bocoran pada dinding embung sehingga kegiatan O&P yang di lakukan adalah grouting injeksi beton menggunakan alat groutstasion. c. Reservoir
Terdapat sejumlah besar penumpukan sedimentasi 525 m³ pada bagian tampungan embung daleman (reservoir) sehingga pengerukan menggunakan alat berat (excavator) dan diangkut oleh dump truck. d. Intake
Sedimentasi yang terdapat pada bangunan intake sebesar 24,5 m³ dan sulit untuk di jangkau oleh alat berat sehingga pengerukan hanya menggunakan tenaga manusia.
Alternatif penanggulangan yang telah ditetapkan jika dihitung anggaran biayanya dan direkapitulasi menjadi Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan dalam satu tahun, maka total biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp.76.000.000,00. Untuk saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Mengacu pada jumlah biaya AKNOP Embung Daleman, Kecamatan Kedungdung khususnya, dan mengingat masih ada banyak lain embung yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Maka perlu perhatian khusus dalam hal operasi dan pemeliharaan.
2. Embung Daleman yang dasarnya adalah embung yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku warga sekitar, namun dapat juga di manfaatkan dalam hal lain seperti pada sektor perikanan guna meningkatkan penghasilan warga sekitar dan mampu menjadikan warga sekitar merasa bertanggung jawab dan turut serta dalam menjaga kondisi pada Embung Dalamen tersebut.
3. Perlu ada tindakan lebih lanjut mengenai hasil survei kepada Embung Daleman yang berada di kecamatan
Kedungdung Kabupaten Sampang guna mendapatkan hasil maksimal dari keberadaan embung ini pada setiap tahunnnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Macam-macam Alat Berat dan Fungsinya. (Online). https://rengkodriders.wordpresscom/2 011/11/09/macam-macam alat-berat-dan- fungsinya/2011. (diakses 7 Maret 2017).
Anonim. 2014. Peta Geografis Kabupaten Sampang.(Online).http://www.sampa ngkab.go.id/sites/page/dokumen/41 (diakses 12 April 2016).
Irianto,G. 2015. Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung. (Online).mhttps://bebasbanjir2025.w ordpress.com/teknologipengendalian-banjir/ embung. (diakses 28 Oktober 2016).
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M Tahun 2016 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air dan Bangunan Pengairan. Jakarta. Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan.
Bandung: Nova.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan K&D. Jil. Bandung: Alfabeta. Yance Arizona. 2007. Hukum Progresif
yang Mengalir. (Online). https://yancearizona.net/2007/12. (diakses 10 Maret 2017).