• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian PUPR Rumuskan Program Infrastruktur Terpadu Buletin Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Edisi 26/Februari 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian PUPR Rumuskan Program Infrastruktur Terpadu Buletin Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Edisi 26/Februari 2018"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah • Edisi 26/Februari 2018

Kementerian PUPR Rumuskan

Program Infrastruktur Terpadu 2019

Ikuti

Kuis BPIW

(2)

InfRasTRUKTUR PUPR

TeRPadU UnTUK negeRI

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR

Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210 Email: humasbpiw@gmail.com

Telp. +6221-2751 5804

Badan PengemBangan InfRasTRUKTUR WIlaYaH (BPIW)

KemenTeRIan PUPR

(3)

Salam Redaksi

Salam Sinergi

P

embaca yang terhormat, Buletin Sinergi edisi Februari 2018 ini pada rubrik utama kita akan ulas kegiatan Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg) yang dilaksanakan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW).

Dalam Laporan Khusus kami sajikan inovasi BPIW dalam teknologi informasi. Rangkuman berita selama bulan Februari ditampilkan dalam rubrik Kilas BPIW.

Kami sajikan wawancara Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir Iwan Nurwanto, M.Soc, Sci. Dalam Rubrik Wawancara tersebut di sampaikan beberapa hal seperti tujuan dan harapan atas pelaksanaan Pra Konreg 2018.

Kami juga akan mengupas buku ke-4 Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan New Urban Agenda (NUA) “Tata Kelola Perkotaan, Mengembangkan Sistem Pengelolaan Kota yang Inklusif, Responsif dan Efisien”.

Beberapa rubrik reguler juga tetap dihadirkan seperti rubrik Jalan-jalan yang membahas keindahan Kota Banjarmasin dan ulasan berita yang terbit di media massa dalam rubrik Teropong Media.

Kami berharap Buletin Sinergi edisi Februari 2018 dapat memenuhi harapan pembaca serta memperkaya pengetahuan dan informasi pembangunan infrastruktur bidang PUPR.

Salam hormat,

(4)

04

Kabar Utama:

Kementerian PUPR Rumuskan Program Infrastruktur Terpadu 2019

54

Potret:

Pra Konsultasi Regional

Tim Penyusun: Pelindung: Lana Winayanti Pengarah:

Firman Hatorangan Napitupulu Penasehat

Bobby Prabowo Iwan Nurwanto Hadi Sucahyono Agusta Ersada Sinulingga

Penanggung Jawab/ Pemimpin Redaksi: P. Yudantoro

Redaktur Pelaksana: Shoviah

editor : Hendra Djamal Mutri Batul Aini Tim Pembuat artikel: Indira Dwi Kusumatuti Daris Anugrah Alis Listalatu Rian Farhan Fitri Selva sekretariat: Untung Priyono Nur Wahyu

Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruk-tur dan keterpaduan wilayah dalam lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik.

Tulisan dapat dikirim ke email:

humasbpiw@gmail.com, humasbpiw@pu.go.id

Design : Heri Hito

Infografis & Kartunis : Ajeng Ayuning Pertiwi diterbitkan oleh:

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR

alamat Redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1

Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110

Email: humasbpiw@gmail.com, humasbpiw@pu.go.id Website: bpiw.pu.go.id

(5)

Perspektif

daftar isi

18

38

Edisi 26/Februari 2018

Wawancara:

Ir. Iwan Nurwanto, M.Soc.Sci

BPIW Berperan Penting Menyinkronkan dan Memadukan Program Infrastruktur PUPR

Lapsus:

Ciptakan Sibas Ripi, Terobosan Baru untuk Pengembangan Wilayah

62

Teknologi:

Balitbang PUPR Terapkan Teknologi IPAL Tahu

56

Serba Serbi

(6)

Kabar Utama

Kementerian PUPR

Rumuskan Program

Infrastruktur Terpadu 2019

Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg) kembali digelar di 4 kota. Program pembangunan infrastruktur dirumuskan melalui keterpaduan dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait infrastruktur sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baik di pusat maupun daerah.

(7)

Kabar Utama

Kementerian PUPR

Rumuskan Program

Infrastruktur Terpadu 2019

S

etiap tahun Kementerian PUPR menggelar Pra Konreg. Pada tahun 2018, kegiatan yang dilakukan sebelum Konsultasi Regional tersebut membahas pembangunan infrastruktur untuk tahun 2019 yang melibatkan stakeholder terkait seperti bappeda provinsi, dinas provinsi bidang PUPR, balai-balai di lingkungan Kementerian PUPR yang ada di daerah, dan unit organisasi (unor) yang ada di Kementerian PUPR.

Pra Konreg kali ini dilaksanakan di 4 kota. Pra Konreg pertama dilaksanakan di Semarang (12-14 Februari). Di kota ini dibahas program infrastruktur PUPR untuk wilayah Jawa-Bali. Pra Konreg kedua di Kendari (21-23 Februari) yang membahas program infrastruktur wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.

Pra Konreg ketiga diselenggarakan di Banjarmasin pada 28 Februari hingga 2 Maret yang membahas program infrastruktur di Kalimantan dan Nusa Tenggara. Pra Konreg keempat atau yang terakhir dilaksanakan di Jambi pada 7-9 Maret yang membahas program

infrastruktur untuk Pulau Sumatera.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Pra Konreg tahun 2018 diawali dengan kick off atau Pembukaan Konsultasi Regional bertempat di Universitas Diponegoro, 12 Februari lalu.  Saat membuka kick off tersebut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan kebijakan program infrastruktur PUPR tahun 2019 diarahkan untuk mendukung pengentasan kemiskinan. Hal itu dilakukan dengan program infrastruktur berbasis masyarakat (Padat Karya). 

Selain itu kebijakan tersebut untuk menciptakan lapangan kerja dan pemerataan hasil pembangunan sebagai upaya mengurangi kesenjangan antar wilayah. Ia juga mengingatkan kepada seluruh satuan kerja Kementerian PUPR di daerah agar mempertajam program kerja dengan beberapa target prioritas tahun 2019. 

Dalam menyusun program, Basuki menegaskan mengenai 3 pokok kebijakan belanja infrastruktur 2019. Tiga pokok

Rumah Khusus Nelayan Desa Pulo Bajo Kab. Bima NTB Sumber: Dok. PUPR

Kebijakan program

infrastruktur PUPR

tahun 2019 diarahkan

untuk mendukung

pengentasan kemiskinan.

Hal itu dilakukan dengan

program infrastruktur

berbasis masyarakat

(Padat Karya). Selain itu

kebijakan tersebut untuk

menciptakan lapangan

kerja dan pemerataan hasil

pembangunan

(8)

Kabar Utama

kebijakan tersebut pertama, besaran belanja barang operasional sama dengan realisasi tahun 2017 atau pagu 2018 apabila lebih rendah. Dilakukan penajaman belanja barang yang akan diserahkan atau hibahkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat. 

Kedua, meningkatkan belanja modal yang produktif untuk membiayai kegiatan atau proyek prioritas. Membatasi belanja modal dalam bentuk kendaraan bermotor dan gedung baru. Mendorong belanja modal yang meningkatkan kapasitas produksi dan konektivitas. Ketiga, realokasi belanja barang menjadi belanja produktif termasuk menambah volume output kegiatan atau proyek prioritas.

  “Pada 2019 tidak lagi beorientasi untuk memulai pekerjaan baru yang sifatnya kontrak tahun jamak, kecuali bendungan dan irigasi/air baku  untuk mendukung fungsi bendungan. Tahun 2019 lebih difokuskan pada penyelesaian proyek infrastruktur, sehingga tidak ada yang mangkrak (tidak terawat, red) di tengah jalan, terutama Proyek Strategis Nasional,” tegas Basuki.

Sekjen Kementerian PUPR, Prof. Anita Firmanti, instansinya terus melakukan perbaikan pelaksanaan Pra Konreg, seperti penyiapan materi dan juga konsep penyelenggaraanya. “Bila tahun lalu langsung dilaksanakan Pra Konreg, maka tahun ini dimulai dengan kick off Konsultasi Regional (Konreg,red). Dalam kick off tu, ada arahan kebijakan dari Pak Menteri untuk program 2019. Itu sangat penting,” tutur Anita saat membuka pelaksanaan Pra Konreg, Semarang, (12/2).

Anita berharap pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan PUPR bisa tercapai dengan dukungan pembiayaan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). “Dengan bantuan kerja sama pemerintah dan badan usaha tersebut, bisa mempercepat pencapaian target sebagaimana yang tercantum dalam Renstra (Rencana Strategis. red),” ucap Anita.

Saat memberikan paparannya di acara tersebut, Plt. Kepala BPIW Kementerian PUPR, Lana Winayanti menyatakan Pra Konreg bertujuan untuk mengumpulkan program, usulan dari pemerintah pusat dan daerah. “Usulan program tersebut

"Tahun 2019 lebih

difokuskan pada

penyelesaian proyek

infrastruktur, sehingga

tidak ada yang mangkrak

(tidak terawat,red) di

tengah jalan, terutama

Proyek Strategis

Nasional,”tegas Basuki.

(9)

Kabar Utama

dikonsolidasikan melalui rangkaian pembahasan, sehingga kita mendapatkan program prioritas untuk tahun 2019,” ungkap Lana.

Pra Konreg untuk pembangunan infra-struktur 2019 ini fokus pada pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. “Infrastruktur PUPR diharapkan dapat mengikis masalah tersebut, dan itu menjadi kriteria untuk kita menentukan prioritas pembangunan di 2019,” ucap Lana.

Lana juga mengatakan salah satu permasalahan yang ada di Indonesia adalah adanya disparitas atau kesenjangan ekonomi dan sosial antar daerah, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, tahun 2016, struktur perekonomian Indonesia secara spasial, masih didominasi oleh provinsi-provinsi  di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi sebesar 58,49%  terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Presentase ini berbeda jauh dengan pulau-pulau lain di Indonesia, seperti Pulau Papua dan Maluku yang rata-rata kontribusi

PDRBnya hanya 7,4% serta Pulau Sulawesi 7,42%.

Untuk mengatasi hal itu, menurut  Lana  Kementerian PUPR memfokuskan pada pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah. Kemudian juga percepatan pertumbuhan di wilayah pengembangan strategis.  

Lana juga menyebutkan bahwa pengembangan wilayah dilakukan Kementerian PUPR dengan membangun konektivitas, penyediaan penampung air baku, irigasi, penyediaan infrastruktur permukiman, dan penyediaan perumahan.  Pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah ini menurutnya mendukung pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia, perbatasan, Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN),  Pulau Kecil Terluar, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan Eknomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI).   

Pengembangan wilayah

dilakukan Kementerian

PUPR dengan membangun

konektivitas, penyediaan

penampung air baku,

irigasi, penyediaan

infrastruktur permukiman,

dan penyediaan

perumahan

Sumber: Dok. Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR

(10)

Kabar Utama

“Diperlukan keterpaduan perencanaan dan sinkronisasi program untuk pelaksanaan program. Dukungan infrastruktur PUPR sangat diperlukan untuk konektivitas multi moda seperti bandara, kereta api dan sebagainya,” ujar Lana.

Terkait penyusunan program 2019 menurut Lana, tantangan BPIW adalah memilih dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Hal ini mengingat terbatasnya anggaran yang ada. 

Meski demikian, pendekatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan BPIW menurutnya sudah sesuai dengan yang disarankan Bappenas, yakni pendekatan pembangunan holistik, integratif, tematik, dan spasial. 

Tahun 2019, ada beberapa isu strategis terkait pembangunan infrastruktur sektor PUPR. Berikut uraiannya:

Pulau Sumatera

Di tahun 2019, beberapa isu strategis di Pulau Sumatera seperti rencana Pembangunan Bendungan Rokan Kiri di Riau. Kemudian juga ada dukungan konektivitas untuk pengembangan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe dan Kawasan Strategis Langsa. Selanjutnya ada rencana pengembangan aksesibilitas, air baku, air bersih, sanitasi, dan pengendalian banjir di Kawasan Metropolitan Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang, dan Karo. Dukungan pembangunan infrastruktur PUPR terkait pengembangan konektivitas Pelabuhan Muaro Sabak di Jambi. Tak hanya itu, dukungan infrastruktur PUPR juga terkait konektivitas, penataan kawasan, pengendali banjir, sanitasi di Kawasan Metropolitan Patungraya Agung (Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten

Di tahun 2019, beberapa

isu strategis di Pulau

Sumatera seperti

rencana Pembangunan

Bendungan Rokan Kiri di

Riau. Kemudian juga ada

dukungan konektivitas

untuk pengembangan

industri di Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK)

Lhokseumawe dan

Kawasan Strategis

Langsa.

(11)

Kabar Utama

Program padat karya tunai irigasi, di Desa Pasuruan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung

Ogan Komering Ilir). Tak hanya itu, di Pulau Sumatera ini akan diselesaikan Jalan Tol Trans Sumatera. Kemudian ada dukungan pengembangan konektivitas, air baku, air minum, sanitasi, dan penataan lingkungan permukiman untuk mendukung KEK dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Kelayang, Bangka Belitung. Beberapa arah pengembangan wilayah di Pulau Sumatera, salah satunya pengembangan kawasan strategis seperti KI, KEK, dan KSPN melalui pengembangan sektor ekonomi unggulan dan penguatan konektivitas seperti peningkatan jaringan jalan di Lintas Timur dan Jalan Tol Trans Sumatera. Selain itu pengembangan wilayah di Pulau Sumatera diarahkan pada Pengembangan Kawasan Perkotaan (Metropolitan dan Pusat Kegiatan Nasional) dan Kawasan Perdesaan yang berdaya saing dan kawasan perdesaan yang sejahtera. Hal ini dilakukan melalui penguatan simpul transportasi darat serta pemenuhan infrastruktur dasar perumahan dan permukiman.

Pulau Jawa

Untuk sektor Sumber Daya Air (SDA) beberapa isu strategis di Pulau Jawa seperti Penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti Citarum, DAS Ciliwung (Bendungan Ciawi dan Sukamahi), DAS Citanduy (Bendungan Leuwi Keris) dan banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tidak hanya itu, ada juga penyelesaian bendungan (Karian, Bajul Mati, Tukul, Tugu, Bendo, Nipah, Gondang) dan tindak lanjut jaringan irigasi. Sedangkan untuk sektor perumahan, beberapa isu strategis seperti pembangunan rumah susun di Jakarta, penanganan kumuh di sekitar Kali Code dan revitalisasi kawasan Malioboro Yogyakarta.

Isu strategis lainnya di pulau ini seperti dukungan kebutuhan infrastuktur untuk Kota Baru Maja dan Kemayoran, pembangunan infrastruktur pendukung dan konektivitas (Patimban, Kertajati, Kulon Progo, Wiriadinata, Bandara Sukabumi), dan dukungan konektivitas KSPN Bromo Tengger Semeru.

Sedangkan program arahan 2019 untuk Pulau Jawa beberapa diantaranya adalah program mendukung KSPN di Kepulauan Seribu, Borobudur, dan Bromo- Tengger- Semeru. Program arahan untuk mendukung Metropolitan seperti Pembangunan Rusun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kab. Sidoarjo dan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Semarang (Kaliwungu Yos Sudarso).

Bali

Beberapa isu strategis Pulau Bali yakni penanganan bencana alam Gunung Agung, peningkatan pelayanan ketercukupan air bersih sebagai penunjang sektor pariwisata, dan penyelesaian Proyek Strategis Nasional di Bali (energi asal sampah dari kota-kota besar, Bendungan Sidan, Bendungan Telaga Waja). Kemudian juga ada isu terkait Kemacetan Metropolitan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) dan Kawasan Ubud. Kemudian juga ada isu strategis penanganan fenomena banjir rutin di by pass Nusa Dua.

Program arahan 2019 terkait dukungan program prioritas lumbung pangan, yaitu Peningkatan jaringan irigasi Daerah Irigasi Tukad Ayung di Kab. Badung. Program arahan lainnya yakni dukungan terhadap program Kawasan Perdesaan Prioritas Nasiona (KPPN) Tabanan. Terkait hal itu, program arahannya berupa Pembangunan Rumah Swadaya di kabupaten tersebut.

Beberapa arah

pengembangan wilayah

di Pulau Sumatera, salah

satunya pengembangan

kawasan strategis seperti

KI, KEK, dan KSPN

(12)

Kabar Utama

Sulawesi

Pulau Sulawesi ada beberapa isu strategis, seperti pengembangan jalan nasional Palu – Parigi, Konektivitas Manado Bitung (Tol Manado-Bitung), dukungan Kawasan Industri (KI) Bantaeng (aksesibiltas, air minum, sanitasi, air limbah, penanganan kumuh dan perumahan), dan penyediaan air baku dan pengendalian daya rusak air untuk pengembangan KSPN Wakatobi.

Program tahun anggaran 2019 di pulau ini yang mendukung kawasan industri seperti Pembangunan Jaringan Intake Air Baku Desa Laikit di Bitung, pembangunan fly over Pantoloan di Palu, dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Baku Kota Unaaha di Konawe. Kepulauan Maluku

Pulau Maluku juga memiliki beberapa isu strategis di 2019, seperti penyelesaian pembangunan Jalan Lingkar Morotai, penyelesaian Bendungan Way Apu, Kab. Buru, dan pembangunan jalan Trans Maluku. Selain itu juga ada isu mengenai penyediaan infrastruktur air minum, sanitasi dan penanganan kumuh untuk mendukung kawasan pariwisata Morotai.

Sedangkan program yang mendukung Kawasan Industri Buli di tahun 2019 seperti Pelebaran Jalan Buli Maba di Halmahera Timur. Kemudian juga ada dukungan KSPN prioritas seperti Pembangunan Unit Air Baku di Morotai Selatan Barat dan Pembangunan Seawall Pantai Morotai. Terkait program 2019 yang mendukung pengembangan Kota Baru Sofifi seperti Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. Oba Selatan dan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya.

Papua

Pulau Papua merupakan pulau terujung dari Indonesia. Pembangunan infrastruktur di pulau ini juga menjadi perhatian Kementerian PUPR. Beberapa isu strategis di Papua seperti penyediaan infrastruktur air baku, pengendalian daya rusak air, air minum, sanitasi dan penanganan kumuh untuk mendukung KSPN Raja Ampat, dan Penyelesaian pembangunan jalan Trans Papua (Nabire- Enarotali, Lanny Jaya-Jayawijaya).

Kemudian juga ada pembangunan prasarana dasar permukiman Asmat dan dukungan air baku, pengaman pantai dan infrastruktur permukiman untuk pulau-pulau

(13)

kecil terluar. Selanjutnya juga ada pembangunan dan dukungan konektivitas serta air baku untuk PLBN Sota-Merauke.

Untuk program 2019 yang mendukung kawasan industri di Teluk Bintuni seperti Pengendalian Banjir Sungai Tubhi di Kab. Teluk Bintuni. Selain itu ada Pembangunan Baru/ Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya di kabupaten tersebut.

Dukungan infrastruktur PUPR untuk KEK Sorong, dimana tahun 2019 diprogramkan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Sorong Raya. Dukungan PUPR juga terkait pengembangan perbatasan negara yakni Perbatasan Papua-Merauke. Program 2019 di daerah tersebut yakni Pembangunan Akses Jalan ke Kota Terpadu Mandiri (KTM) Muting.

Dalam membangun infrastruktur tahun depan itu, Kementerian PUPR memiliki 6 prioritas. Keenam prioritas itu yakni, pertama, pelaksanaan pekerjaan yang sudah committed proyek yang multiyears, Middle Years Programme (MYP) maupun proyek dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Prioritas kedua yakni pembangunan bendungan baru, penyelesaian pembangunan bendungan lanjutan dan irigasi. Selanjutnya, prioritas yang ketiga

adalah pembangunan konektivitas antar wilayah, kawasan perbatasan Kalimantan dan NTT, dan Jalan Trans Papua. Prioritas yang keempat adalah program kerakyatan seperti Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Jembatan Gantung, Kotaku, Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Untuk prioritas yang kelima adalah pembangunan dan perbaikan, pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman dan perumahan. Sedangkan prioritas yang keenam adalah pembangunan berbasis kawasan strategis. Dengan keterpaduan dan sinkronisasi program yang melibatkan seluruh stakeholder terkait infrastruktur PUPR diharapkan program infrastruktur tersebut benar-benar dapat dilaksanakan dengan optimal. (Tim Redaksi)

Dengan keterpaduan

dan sinkronisasi program

yang melibatkan seluruh

stakeholder terkait

infrastruktur PUPR

diharapkan program

infrastruktur tersebut

benar-benar dapat dilaksanakan

dengan optimal.

(14)

Kata mereka

Tentang Pra Konreg

Pra Konreg yang digelar Kementerian PUPR yang melibatkan ratusan

peserta, memberikan ruang keterpaduan seluruh stakeholder terkait

infrastruktur dalam membahas program infrastruktur 2019. Beberapa

kalangan juga menyambut positif agenda tahunan tersebut, karena dapat

mewujudkan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. Berikut rangkuman

pendapat mereka saat diwawancarai reporter Hendra Djamal dan Indira.

Keterpaduan Program Infrastruktur PUPR semakin Baik

arie setiadi moerwanto

Plt. dirjen Bina marga Kementerian PUPR

“Melalui Pra Konreg ini BPIW mengambil perannya menjadi lead terkait integrasi program pembangunan infrastruktur sektor PUPR. Selain itu dengan Pra Konreg, program infrastruktur PUPR dapat dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua stakeholder terkait infrastruktur baik pusat maupun daerah. Menurut saya setiap tahun keterpaduan dalam membahas program infrastruktur melalui Pra Konreg ini semakin baik. Bina Marga sendiri selalu mendapatkan alokasi anggaran yang paling besar untuk pembangunan infrastruktur PUPR, tetapi kita harus bertanggung jawab penuh menggunakan anggaran tersebut untuk menggerakan semua jalur logistik. Penggunaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang menjadi tugas Bina Marga bisa dilakukan secara optimal, bila dilakukan dengan lebih terintegrasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah”.

Pembangunan Jalan Baru di Bali diperlukan

dewa ayu Puspa dewi

sekretaris dinas PUPR Provinsi Bali

“Pra Konreg bermanfaat untuk mensinkronkan kebutuhan infrastruktur di daerah dengan pogram pemerintah pusat. Sehingga program-program yang dilaksanakan pusat bisa tepat sasaran di daerah. Prioritas program infrastruktur PUPR yang kita harapkan dapat direalisasikan tahun 2019 terkait isu-isu yang ada di Bali, salah satunya masalah kemacetan lalulintas. Untuk itu dibutuhkan penyempurnaan alinyemen jalan, baik alinyemen vertikal maupun horizontal. Hal ini lebih mengarah pada keamanan pengguna jalan. Pembangunan jalan baru sangat dibutuhkan di Bali, mengingat sudah hampir 10 tahun lebih belum ada ruas jalan baru. Sedangkan saat ini pertumbuhan kendaraan di Bali sangat pesat, terutama di kawasan Bali Selatan yang masuk WPS 15 Gilimanuk-Denpasar-Padang Bay. Kita berharap pembangunan jalan baru dapat masuk dalam program infrastruktur PUPR 2019”.

(15)

melalui Pra Konreg seluruh daerah di sumatera

dapat Bekerja sama

fachrori Umar

Wakil gubernur Jambi

“Pelaksanaan Pra Konreg saat baik sekali untuk kita mengusulkan program infrastruktur PUPR untuk tahun 2019. Kita berharap di tahun 2019, kita fokuskan pada program infrastruktur jalan dan penyediaan air minum. Disamping itu kita juga berharap teknologi aspal dengan menggunakan karet dapat segera diterapkan Kementerian PUPR terutama di Jambi. Meski saat ini sedang di uji coba oleh Kementerian PUPR, namun kita sangat berharap teknologi tersebut segera direalisasikan. Dengan teknologi tersebut diyakini kandungan aspal akan semakin kokoh. Melalui kegiatan ini saya berharap seluruh daerah di Pulau Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung dapat saling bekerja sama”.

diharapkan Proyek nasional dilaksanakan

sesuai Target

sri Puryono

sekda Provinsi Jawa Tengah

Harapan saya proyek strategis nasional di bidang PUPR di Jawa Tengah dapat dilaksanakan sesuai target seperti Jalan Tol Trans Jawa, Bendungan, Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM, dan juga jalan tol Semarang-Demak. Untuk jalan tol tersebut sudah mendapat persetujuan Menteri Badan Pertanahan Nasional/ Agraria dan Tata Ruang (ATR). Selanjutnya kita menunggu kajian analisis dampak lingkungan dari pemerintah pusat. Setelah kajian itu selesai dilakukan pemerintah pusat, kemudian diproses oleh kita, pemerintah daerah.

Kawasan Pesisir dan Pantai Perlu menjadi

Prioritas

la Ode andi Pili

Plh. sekda Provinsi sulawesi Tenggara

Di Sulawesi Tenggara ada 17 kabupaten kota. Dari jumlah tersebut banyak yang berada di pesisir dan pantai dibandingkan dengan daratan. Mudah-mudahan dari acara Pra Konreg ini dapat memprioritaskan akses di kawasan pesisir dan pantai tersebut. Hal ini sangat penting karena barang dan jasa jadi mahal, karena ketidak ketersediaan infrastruktur. Salah satu contohnya di Wakatobi yang juga merupakan kawasan pariwisata. Penduduk di Wakatobi tinggal di pesisir dan pantai. Kita berharap adanya konektivitas di destinasi wisata itu. Saya juga melihat keterpaduan dalam membangun infrastruktur PUPR berjalan bagus. Keterpaduan dan sinkronisasi program ini perlu ditingkatkan, misalnya keterpaduan dan sinkronisasi program antara Kementerian PUPR dengan Kementerian Kehutanan. Dengan dukungan infrastruktur PUPR dapat mendukung program-program dari Kementerian Kehutanan tersebut. Saya juga berharap kinerja BPIW dapat terus berjalan dengan bagus.

(16)

selayang Pandang

segera menindak lanjuti Hasil-hasil Pra Konreg

Pahri Yamsul

Kepala dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang sulawesi Tenggara

Penyelenggaraan Pra Konreg ini sangat bagus, karena program-program yang disusun dapat berdampak positif bagi masyarakat di daerah kami. Untuk itu, kami segera menindak lanjuti

hasil-hasil dari Pra Konreg ini dengan mengadakan pertemuan internal di tingkat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pertemuan internal tersebut melibatkan beberapa instansi teknis seperti lingkungan hidup dan kehutanan. Untuk bidang keciptakaryaan, program yang paling prioritas adalah air bersih di kawasan permukiman kumuh, terutama di Kota Kendari. Selain itu itu kami juga memprioritaskan perbaikan drainase di kota ini, mengingat sering terjadi banjir. Sedangkan untuk BPIW, kami berharap BPIW dapat terus memperhatikan daerah tertinggal akan pembangunan infrastrukturnya, terutama di provinsi kami.

Pengembangan Pariwisata di sulawesi Utara

membutuhkan dukungan Kementerian PUPR

Ricky s. Toemandoek

Kepala Bappeda sulawesi Utara

Kita sangat berterimakasih, karena Pra Konreg menghimpun masukan-masukan dari daerah. Pra Konreg ini juga memadukan program prioritas nasional dengan program prioritas provinsi kita. Realisasi dari pelaksanaan Pra Konreg ini, akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi daerah. Program yang kita harapkan dapat berjalan di tahun 2019 beberapa diantaranya adalah pengembangan pariwista yang didukung dengan adanya Sistem Penyediaan Air Minum. Dengan demikian, akan tersedianya air bersih di daerah kami. Air bersih merupakan salah satu yang menjadi prioritas kita. Tahun depan akan dibuat Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Kupang, itu yang menjadi salah satu andalan kita. Banyak usulan yang sudah direspon dengan baik oleh BPIW seperti pembangunan jalan dan jembatan.

air minum Jadi Kebutuhan Prioritas di Papua Barat

Yustus Indou

Kepala Bidang Cipta Karya dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Papua Barat

Pra Konreg ini sangat penting untuk Provinsi Papua Barat, karena selain menyusun program di 2019, kita bisa mereview program yang sudah dilaksnakan. Bagi kita di Papua Barat, infrastruktur PUPR sangat penting, karena mendukung konektivitas dari provinsi hingga ke kampung-kampung. Salah Program infrastruktur PUPR yang sangat penting di provinsi kita seperti jalan dan penyediaan air minum. Untuk air minum, memang kita sangat memerlukan dibangunnya SPAM, karena banyak daerah yang belum terlayani dengan baik. Harapan saya seluruh kawasan di Papua Barat dapat dibangun infrastruktur PUPR secara merata, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

(17)

selayang Pandang

Pra Konreg mewujudkan Harapan Presiden

sahbirin noor

gubernur Kalimantan selatan

Sangat penting sekali Pra Konreg ini, karena menyerap aspirasi masyarakat dari bawah terkait pembangunan infrastruktur PUPR di 2019. Dengan adanya Pra Konreg, ini berarti mewujudkan harapan Presiden yakni adanya sinergi dan keterpaduan program antara pusat dan daerah. Untuk tahun 2019, kita berharap Kementerian PUPR memprioritaskan program pembangunan jalan tol di Kalimantan Selatan. Hal ini penting karena dapat membuka akses jalan bagi masyarakat. Selain itu juga butuh dukungan Kementerian PUPR terkait pembangunan jembatan dan rumah susun atau rusun. Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga telah memberikan dukungan pembangunan 3 ribu rumah. Terkait proyek infrastruktur PUPR ini, saya berperan untuk semua pihak agar tidak bermain-main dengan anggaran atau melakukan korupsi, karena bila korupsi dilakukan maka dapat merugikan diri sendiri dan juga negara.

Widiarto

Kepala Biro Perencanaan dan Kerja sama luar negeri Kementerian PUPR

“Pembangunan infrastruktur PUPR diprioritaskan pada program kerakyatan. Terkait hal itu, Kementerian PUPR punya program infrastruktur berbasis masyarakat mulai dari irigasi hingga rumah khusus. Hal itu yang menjadi prioritas program infrastruktur PUPR 2018-2019. Sementara BPIW berfungsi membumikan perencanaan berbasis wilayah. BPIW menjadi kompas bagi seluruh direktorat jenderal dalam menentukan prioritas pembangunan. Misalnya, tahun 2019 Pak Presiden membangun pelabuhan Patimban di Sumedang. Untuk itu Kementerian PUPR memberi dukungan, mulai dari akses jalannya. Selain itu dibutuhkan sanitasi dan air bersih. BPIW harus memandu direktorat jenderal untuk mendorong pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut. Melalui Pra Konreg keterpaduan juga dilakukan, dengan melibatkan stakeholder terkait infrastruktur PUPR baik pusat maupun daerah. Kita juga akan sempurnakan pelaksanaan Pra Konreg agar hasilnya lebih baik lagi”.

Program Kemasyarakatan menjadi Prioritas 2018-2019

Infrastruktur Jalan di Perbatasan Jadi Prioritas

Kalimantan Utara di 2019

Tri Wahyu Wibowo

Kasubid Pembangunan Infrastruktur Konektivitas Bappeda dan litbang

Provinsi Kalimantan Utara

Pelaksanaan Pra Konreg sudah banyak kemajuan. Dalam Pra Konreg kita membahas program infrastruktur PUPR 2019, baik program yang masuk dalam baseline maupun stock program. Pada tahun 2019, untuk provinsi kita, difokuskan pada program infrastruktur jalan di perbatasan. Selain itu juga bisa mendukung kawasan prioritas di Kalimantan Utara, seperti Kota Baru Mandiri. BPIW sebagai bidang yang membuat perencanaan dari Kementerian PUPR, sangat berperan dan sangat penting, karena dari BPIW sinkronisasi program nasional dan daerah dapat terlaksana. Dengan adanya keterpaduan antar stakeholder, maka program infrastruktur dapat saling mendukung dan harmonis.

(18)

selayang Pandang

Perumahan swadaya Prioritas Program

Infrastruktur Provinsi lampung di 2019

darwin efendi

dinas Perumahan,Pengawasan Pemukiman, dan Pengelolaan

sumber daya air Provinsi lampung

“Dengan kegiatan ini sangat membantu kami dari daerah, sehingga ada sinkronisasi program antara pusat dengan daerah. Program infrastruktur PUPR di tahun 2019 yang kita prioritaskan di Provinsi Lampung yakni program perumahan swadaya. Hal ini dikarenakan banyak sekali unit rumah yang perlu ditingkatkan sehingga menjadi rumah yang layak huni. Peranana BPIW cukup strategis untuk menggabungkan pengembangan wilayah di daerah, sehingga program-program antara pusat dan daerah dapat terintegrasi dengan optimal”.

Tuan Rumah Pra Konreg, momen Penting

Bagi Jambi

m.alfiansyah

Kabid Pengembangan Wilayah sumber daya alam dan

lingkungan Hidup

Bappeda Provinsi Jambi

“Pra Konreg merupakan permintaan Gubernur kepada Pak Menteri PUPR dan merupakan momen penting bagi Jambi. Ada beberapa alasan mengapa penyelenggaraan Pra Konreg diusulkan dilaksanakan di Jambi. Salah satunya agar para pejabat atau petinggi dari

pemerintah pusat dapat melihat langsung kondisi Jambi, sehingga dapat diketahui infrastruktur yang perlu dibangun di provinsi ini. Dengan kata lain, kita berharap pembangunan infrastruktur di Jambi dapat didukung sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Untuk pembangunan infrastruktur kita prioritaskan pada dukungan untuk mendorong outlet distribusi kita yaitu pelabuhan Muara Sabak.

Hal ini sesuai dengan arahan Pak Gubernur. kita juga berharap BPIW dapat tetap pada koridor perencanaan infrastruktur berbasis pengembangan kawasan”.

(19)

T

ata kelola menjadi salah satu komponen yang turut menentukan keberhasilan kegiatan pembangunan perkotaan dan permukiman, khususnya dalam mewujudkan visi, prinsip, dan komitmen yang disepakati dalam Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda-NUA). Buku ini akan memberikan panduan yang fokus pada aspek tata kelola perkotaan yang ingin diwujudkan berdasarkan kesepakatan NUA dengan mengkaitkan pada isu-isu perkotaan yang dihadapi oleh aktor-aktor pembangunan di tingkat lokal.

Bagian pertama panduan ini memberikan gambaran mengenai konsep besar dari aspek tata kelola seperti pengertian, urgensi tata kelola, dan prinsip-prinsip yang diusung. Dalam bagian ini juga disampaikan kondisi tata kelola perkotaan ideal yang ingin dicapai, serta keterkaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs).

Bagian kedua menguraikan isu-isu terkait tata kelola perkotaan yang sering dihadapi oleh aktor pelaku pembangunan di tingkat lokal, serta akan dilengkapi dengan pilihan kebijakan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam menata kembali tata kelola perkotaan. Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana cara membentuk kelembagaan yang baik dan kuat. Hal ini karena lembaga adalah salah satu sarana implementasi tatakelola perkotaan. Baik/buruknya kelembagaan akan mempengaruhi performance sebuah kota. Selain tentang kelembagaan, juga dipaparkan:

- Strategi koordinasi antara lembaga dan antar aktor, - Strategi mewujudkan pemerintah yang responsif, - Pembiayaan pembangunan perkotaan,

- Kemitraan, dan

- Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

Pada bagian akhir, panduan ini memberikan gambaran peran yang dapat dilakukan oleh aktor pelaku pembangunan yang ingin turut aktif berperan dalam mewujudkan tata kelola perkotaan yang lebih baik lagi. Pembagian peran disuguhkan dalam bentuk table, sehingga terlihat jelas perbedaan peran yang diambil masing-masing pihak. Ada 7 pihak yang dipaparkan di sini, yaitu: Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota, Akademisi/ Perguruan Tinggi, Swasta-Bisnis-Filantropi, Komunitas/ Kelompok Masyarakat, dan Lembaga Internasional.

Mengembangkan Sistem

Pengelolaan Kota yang Inklusif,

Responsif, dan Efisien

Judul Buku :

Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda): Buku 4 Mengembangkan Sistem Pengelolaan Kota yang Inklusif, Responsif, dan Efisien

Pengarang : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

bekerjasama dengan Kemitraan Habitat dan Ruang Waktu

Penerbit : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Tahun Terbit : 2017

Jumlah Halaman : 68 halaman

Buku ini akan memberikan

panduan yang fokus

pada aspek tata kelola

perkotaan yang ingin

diwujudkan berdasarkan

kesepakatan NUA

(20)

...

BPIW Berperan Penting Menyinkronkan dan

Memadukan Program Infrastruktur PUPR

Iwan nurwanto

Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR BPIW

P

ra Konsultasi Regional (Pra Konreg) kembali digelar

pada tahun ini. Seluruh pihak yang berkaitan dengan infrastruktur sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) baik pusat maupun daerah, selama 4 minggu penuh, urun rembuk berkoordinasi untuk keterpaduan dan sinkronisasi program infrastruktur PUPR tahun 2019. Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Iwan Nurwanto mengatakan BPIW

punya kepentingan dan peran yang strategis dalam pelaksanaan Pra Konreg, yakni menyinkronkan dan memadukan program infrastruktur antara pemerintah pusat dan daerah. Harapannya program-program yang disusun dapat mendukung pengembangan kawasan-kawasan prioritas yang pada akhirnya mewujudkan tujuan pengembangan wilayah yang diinginkan. Berikut wawancara Buletin Sinergi dengan Ketua Panitia Pra Konreg tersebut.

(21)

Adakah perbedaan Pra Konreg tahun ini dengan sebelumnya?

Pada tahun ini pelaksanaan Pra Konreg sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana bila dulu Pra Konreg seolah-olah berdiri sendiri, tapi sekarang kita integrasikan menjadi bagian utuh dan tidak terpisahkan dari proses Konsultasi Regional atau Konreg.

Oleh karenanya pelaksanaan Pra Konreg tahun ini, diawali dengan kick off atau pembukaan Konreg dan dibuka langsung oleh Bapak Menteri PUPR.

Dalam acara kick off yang kita laksanakan di Semarang, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono memberi arahannya terkait program infrastruktur PUPR sebagai awal dilaksanakannya Pra Konreg yang merupakan bagian dari proses Konreg PUPR.

Pra Konreg tahun ini dilaksanakan di 4 kota, yakni Semarang, Kendari, Banjarmasin, dan Jambi. Kemudian nanti sekitar bulan Juni akan dilaksanakan Konreg, dimana kita sudah mendapatkan data dan infromasi mengenai pagu indikatif.

Pada pelaksanaan Pra Konreg tahun ini, juga kita lakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, salah satunya dengan Biro

Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kementerian PUPR yang nantinya bersama-sama BPIW akan mengawal proses penganggaran seluruh program yang kita susun.

Dari sisi tingkat peran serta pemerintah daerah (pemda) terutama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (Bappeda) Provinsi dan dinas bidang PUPR Provinsi, kami melihat mereka cukup antusias dan aktif untuk mengikuti seluruh proses atau kegiatan Pra Konreg. Ratusan peserta hadir dalam setiap Pra Konreg di empat kota tersebut. dan keikutsertaan stakeholder terkait infrastruktur PUPR ini, menjadi pemicu semangat mendukung BPIW mewujudkan keterpaduan infrastruktur di kawasan-kawasan prioritas di Indonesia. Bagaimanapun juga mereka memiliki kepentingan pada kegiatan itu yakni untuk mengidentifikasi program PUPR yang dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan secara sinergi untuk pengembangan kawasan di masing-masing provinsi.

Pada pelaksanaan Pra Konreg tersebut, BPIW memiliki kepentingan memadukan perencanaan dan menyinkronkan program pengembangan wilayah melalui pembangunan infrastruktur PUPR.

Wawancara

“Pada pelaksanaan

Pra Konreg tersebut,

BPIW memiliki

kepentingan

memadukan

perencanaan dan

menyinkronkan

program

pengembangan

wilayah melalui

pembangunan

infrastruktur PUPR”

(22)

Wawancara

Masing-masing daerah memiliki isu strategis yang perlu ditangani dalam bentuk program yang dapat dimasukkan menjadi program infrastruktur yang akan direalisasikan di tahun 2019.

Misalnya, untuk wilayah Jawa- Bali ada beberapa isu strategis yang perlu mendapat perhatian. Salah satunya terkait konektivitas di kawasan pantai selatan Pulau Jawa, Jawa Barat Selatan dan Jawa Timur Bagian Selatan. Kemudian juga kita mendukung konektivitas akses menuju pelabuhan laut maupun bandara, seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, dan Bandara Kulonprogo.

Selain itu, dalam upaya untuk mendukung pariwisata nasional, kita optimalkan program-program PUPR yang mendukung pengembangan pariwisata seperti di Borobudur. Untuk pengembangan kota-kota baru, di Pulau Jawa, kita terus mendorong program PUPR untuk mendukung pengembangan Kota

Baru Maja, karena kota yang berada di Provinsi Banten tersebut, sudah kita rencanakan sejak awal sebagai pusat pertumbuhan baru mengantisipasi pertumbuhan kota Jabodetabek dan Banten. Untuk saat ini kita optimalkan dukungan infrastruktur jalan dan air baku untuk Kota Baru Maja.

Tantangan apa yang dihadapi untuk merealisasikan program infrastruktur PUPR?

Banyak tantangan yang harus kita tindak lanjuti dan lakukan. Dalam arahannya Pak Menteri meminta kita untuk mengoptimalkan program-program yang sudah committed seperti proyek multiyears, pendampingan dan loan. Tantangan

yang lain adalah tidak ada program multiyears baru, kecuali bendungan. Untuk itu, kita harus merealisasikan arahan tersebut menjadi prioritas utama.

Disamping itu, banyak prioritas program yang perlu mendapat perhatian khusus, seperti

pembangunan jalan Trans Kalimantan, Trans Papua, perbatasan Kalimantan serta konektivitas antar wilayah. Program-program kerakyatan juga menjadi perhatian kita seperti program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas, Sanitasi atau sanitasi berbasis masyarakat, dan proyek jembatan gantung.

Untuk merealisasikan banyak program itu, tentu dibutuhkan alokasi anggaran yang cukup besar. Namun kita dihadapkan pada masalah klasik yakni keterbatasan anggaran. Untuk itu kita harus mengoptimalkan anggaran yang ada untuk seefisien

“Didalam keterpaduan pembangunan

infrastruktur PUPR dibutuhkan komitmen

dan konsistensi dukungan terutama dari

pemerintah daerah dalam memastikan

infrastruktur yang dibangun Kementerian

(23)

Wawancara

“Dengan alokasi anggaran yang

ada, kita berharap

program-pro-gram yang diusulkan betul-betul

optimal, sehingga dapat

mendu-kung pengembangan

kawasan-kawasan prioritas, serta

ang-garan yang ada bisa digunakan

secara efisien dan efektif.”

dan seefektif mungkin mendorong pengembangan wilayah yang didukung infrastruktur terpadu. Kita harus melaksanakan keterpaduan program dengan optimal, tepat sasaran dan tentu saja efisien, sejalan dengan prinsip-prinsip good governance.

Tantangan lain adalah komitmen dan konsisten pemerintah daerah terkait kesepakatan dengan pemerintah pusat mengenai realisasi pembangunan infrastruktur. Misalnya ketika pemerintah pusat sudah membuat jembatan, maka pemerintah daerah yang membuat jalan penghubungnya. Jangan sampai, ketika jembatan sudah dibuat, namun pemerintah daerah tidak membuat jalan penghubung tersebut.

Kemudian, tantangan yang tak kalah penting adalah konsisten penetapan status pelabuhan. Jadi jangan sampai ketika Kementerian PUPR sudah mendukung akses ke pelabuhan besar, tetapi tiba-tiba status pelabuhan diturunkan jadi pelabuhan lokal atau pengumpul.

Intinya, di dalam keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR dibutuhkan komitmen dan konsistensi dukungan terutama dari pemerintah daerah dalam memastikan infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR berfungsi optimal. Jadi jangan sampai proyek-proyek yang sudah dibangun Kementerian PUPR belum bisa difungsikan, karena dukungan pemerintah daerah belum optimal. Apakah Pra Konreg ini, bisa merekomendasikan alternatif sumber pembiayaan pembangunan infrastrutur diluar APBN seperti melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU?

Tentunya APBN dipergunakan untuk program pembangunan yang benar-benar prioritas dan mendesak untuk dilaksanakan. Berdasarkan diskusi di beberapa desk pada Pra Konreg ini, tentunya kita dapat melihat adanya

pembicaraan mengenai alternatif pembiayaan tersebut. Namun untuk saat ini kita hanya mengarahkan saja, karena skema pembiayaan melalui KPBU atau sumber dana lain itu membutuhkan proses yang panjang dan tahapan tersendiri. Jadi diskusi di dalam Pra Konreg itu tidak semata-mata mengenai berapa anggaran dan program apa yang akan dijalankan, tapi kita juga mengarahkan, mana program-program yang sekiranya bisa didukung pendanaan di luar APBN.

BPIW diharapkan memberikan guide terkait masalah daya dukung lingkungan. Apakah hal itu bisa dimasukkan di Pra Konreg ini?

Bisa, karena pelaksanaan Pra Konsultasi Regional ini melibatkan unsur-unsur perencanaan dan pemrograman daerah, dengan harapan mereka dapat memberikan saran atau masukan terkait kesiapan lahan lokasi dimana pembangunan infrastruktur tersebut berada. Harusnya pemerintah daerah dapat memberikan rekomendasi atau catatan mengenai kondisi lingkungan di lokasi tempat infrastruktur yang akan dibangun. Tentunya hal itu menjadi bahan diskusi yang harus dibahas secara mendetail juga didalam Pra Konreg. Dalam pembahasan di desk, semua hal dan informasi terkait program dan kesiapannya akan diungkapkan dan dicarikan solusinya. Jadi bukan hanya mendata program, tapi juga membahas apakah suatu program bisa dilanjutkan atau tidak.

Harapan besar apa dari penyelenggaraan Pra Konreg di 4 kota?

Dengan alokasi anggaran yang ada, kita berharap program-program yang diusulkan betul-betul dioptimalkan, sehingga dapat mendukung pengembangan kawasan-kawasan prioritas serta anggaran yang ada bisa digunakan secara efisien dan efektif. (Tim Redaksi)

"Pelaksanaan Pra Konsultasi Regional ini

melibatkan unsur-unsur perencanaan dan

pemrograman daerah, dengan harapan

mereka dapat memberikan saran atau

masukan terkait kesiapan lahan lokasi dimana

(24)

Teropong Media

Kami mengumpulkan guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan Kementerian PUPR. Guntingan berita tersebut kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Investor Daily, dan Bisnis Indonesia. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu,dapat berguna sebagai media

monitoring BPIW. Berikut ini 2 potongan pemberitaan terpilih pada bulan Februari. Kliping berita BPIW dapat di download di: bpiw.pu.go.id/publication/scrapbook

(25)

Teropong Media

Ulasan Teropong Media pertama yang dibahas dalam rubrik “Teropong Media” kali ini adalah berita dari Koran Tempo edisi Jumat 2 Februari 2018, halaman 22. Berikut ulasannya:

BPIW Ambil Peran

Mendukung Isu Mitigasi

Bencana

B

erita pada rubrik Bisnis ini mengulas upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam membangun infrastruktur yang tahan bencana. Untuk mensukseskan misi ini, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), karena fungsi tanggap bencana dari BMKG dinilai mendukung perencanaan proyek-proyek infrastruktur strategis. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa kerjasama antara Kementerian PUPR dan BMKG bersifat timbal balik. Kementerian PUPR membutuhkan data-data dari BMKG untuk menjadi pedoman perencanaan proyek infrastruktur, sedangkan BMKG juga membutuhkan infrastruktur untuk memantau lokasi rawan bencana.

Badan Pengembangan Infrastuktur Wilayah (BPIW) juga mengambil peran untuk mendukung isu kebencanaan ini. BPIW memprakarsai penyusunan Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) PUPR tentang Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim serta Pengurangan Risiko Bencana (RAN MAPI PRB) Kementerian PUPR.

Rapermen RAN MAPI PRB diharapkan dapat menjadi pedoman dalam menghasilkan infrastruktur PUPR yang memiliki kemampuan pengurangan risiko

dan kerugian dari bencana dalam kehidupan, mata pencaharian, kesehatan, aset ekonomi, fisik, sosial, budaya, lingkungan, bisnis, masyarakat  dan negara. Progress terakhir per Januari 2018 ini, BPIW telah menyusun draft Rapermen RAN MAPI PRB dan akan diagendakan untuk pembahasan selanjutnya dari setiap unit-unit organisasi di Kementerian PUPR. (Mutri)

(26)
(27)

Teropong Media

Ulasan kedua yang dibahas dalam rubrik “Teropong Media” kali ini adalah berita dari Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis 15 Februari 2018, halaman 27.

Masterplan Kota Baru Harus

Dilakukan SInergis

B

erita yang dimuat dalam rubrik “Properti” ini membahas mengenai usulan Kementerian PUPR mengenai 4 wilayah yang berpotensi didukung menjadi kota baru mandiri di luar 10 kota baru yang telah dicanangkan di dalam RPJMN 2015-2019, yaitu: Padang, Palembang, Maja, Pontianak, Banjarbaru, Makassar, Manado, Sorong, Jayapura, dan Tanjung Selor.

Dalam berita tersebut, Direktur Rumah Umum dan Komersial (RUK) Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Dadang Rukmana menyatakan bahwa 4 wilayah tersebut adalah: Sofifi di Maluku Utara, Tanjung Selor di Kalimantan Utara, Sei Mangkei di Sumatera Utara, dan Bandar Kayangan di Lombok. Pembentukan kota baru ini didasari atas kebutuhan ruang baru seiring bertambahnya jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan masih tingginya arus urbanisasi menyebabkan berbagai masalah di perkotaan. Sementara ruang kota yang ada tidak bertambah (terbatas). Hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk merambah kemana-mana. Oleh karena itu, diperlukan suatu lokasi baru berupa kota mandiri sebagai alternatif tempat tinggal dan tempat bekerja penduduk.

Pengerjaan masterplan kota baru ini harus dilakukan sinergis dengan berbagai pihak, termasuk pengembang yang menguasai lahan di wilayah masing-masing. Pembangunan perumahan di kota-kota baru juga diharapkan mendukung program 1 juta rumah, yang menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Inisiasi pembentukan Kota Baru di Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) dilakukan di Pusat Pengembangan Kawasan

Perkotaan. Selain itu, BPIW juga yang membentuk Masterplan dan Development Plan (MPDP) kota-kota baru tersebut.  

Pembangunan wilayah perkotaan harus berpedoman pada prinsip Cerdas Berkelanjutan. Daengan prinsip "Cerdas", maka pembangunan kawasan perkotaan dialokasikan secara efektif, efisien, serta dapat menjawab kebutuhan masyarakat dalam era teknologi. Kemudian,  "Berkelanjutan"   dalam  mewujudkan kawasan yang nyaman, layak huni saat ini dan dimasa yang akan datang. (Mutri)

(28)

Kunjungi BPIW,

Mahasiswa Unbraw Serap

Pengetahuan Praktis PWK

B

adan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerima kunjungan belajar dari mahasiswa program studi sarjana Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK/Planologi), Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya di Kantor Kementerian PUPR, Jumat (2/2).

Kunjungan mahasiswa dalam rangka kuliah tamu “Managing Our Capital City” ini, diterima langsung Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman Napitupulu beserta jajaran. Pada kuliah tamu tersebut hadir nara sumber Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan Metropolitan, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW Kementerian PUPR, Dr. Eko Budi Kurniawan.

Firman menyatakan, Indonesia sebagai negara besar memiliki rentang wilayah sangat luas akan memerlukan banyak planner. Hal itu dalam rangka mewujudkankan pengembangan wilayah yang lebih baik dan ideal.

Terlebih, perkembangan kota saat ini bergerak sangat cepat seiring

dengan tingginya populasi penduduk yang tinggal di perkotaan.

Dari kondisi tersebut, tentunya memerlukan peraturan pemerintah yang mengatur batas ruang, serta perencanaan tata kota yang lebih baik, agar keberadaan kota-kota di Indonesia semakin tertib dan ideal lagi,” ujar Firman.

Ia juga mendorong, para mahasiswa PWK Universitas Brawijaya untuk rajin belajar dan senantiasa mengembangkan kapasitas diri, agar dapat menjadi sosok professional dalam bidang PWK.

Menurutnya, persoalan tata wilayah negeri ini juga akan menjadi tanggung jawab generasi muda. “Iya termasuk mahasiswa zaman Now ini,” ujar Firman diiringi riuh tawa peserta.

Selain itu, Firman menganjurkan para mahasiswa untuk dapat segera menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Banyak hal di BPIW yang dapat dijadikan bahan skripsi. “Cepat selesaikan kuliahnya, jangan khawatir BPIW membutuhkan banyak planner. Hidup PWK!” ungkap Firman menyemangati mahasiswa.

Di tempat sama, Dr. Eko Budi Kurniawan mengatakan, saat ini Jabodetabekpunjur menjadi satu dari 13 Kawasan Strategis Nasional (KSN) perkotaan di Indonesia. “Malah Jabodetabekpunjur merupakan kota metropolitan terbesar di negeri ini dengan populasi penduduk mencapai 29,6 juta jiwa,” ungkap Eko yang menyampaikan materi “Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Jakarta dalam Konstelasi Metropolitan Jabodetabekpunjur”. Diungkapkan Eko, sejumlah isu wilayah dan perkotaan yang masih mengemuka di Jabodetabekpunjur antara lain, perkembangan yang tak terkendali atau Urban Sprawl, krisis air baik banjir atau kekeringan. “Termasuk persediaan air baku yang terbatas, kemacetan lalu lintas, serta meluasnya permukiman

Kilas BPIW

Kunjungan mahasiswa dalam

rangka kuliah tamu “Managing

Our Capital City” ini, diterima

langsung Sekretaris BPIW

Kemen-terian PUPR, Firman Napitupulu

beserta jajaran.

(29)

kumuh,”ujarnya. Menurut Eko, dalam menghadapi persoalan perkotaan, BPIW telah melakukan penanganan dengan menyusun konsep dan perencanaan pengembangan infrastruktur perkotaan yang layak huni, green serta kota cerdas berdaya saing yang berbasis teknologi.

Menurutnya, konsep itu salah satu pendekatannya adalah WPS atau Wilayah Pengembangan Strategis. WPS merupakan metode pengembangan berbasis wilayah. “Hasil kajian BPIW menunjukkan, seluruh wilayah di Indonesia cocok untuk dikelompokan pada 35 WPS,” jelas Eko. Premisnya, lanjut Eko, ekonomi tidak tumbuh di setiap tempat, namun tumbuh di tempat-tempat tertentu, sehingga pengembangan infrastrutur

juga harus selektif sesuai tempat tumbuhnya ekonomi. “Harapannya agar biaya belanja infrastruktur lebih efektif dan efisien. Terlebih, keuangan negara saat ini masih mengalami keterbatasan,” jelasnya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Mahasiswa PWK, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Aris Subagyo mengakui, tujuan kunjungan ke BPIW Kementerian PUPR sebagai upaya

menambah pengetahuan mahasiswa dalam dunia praktisi PWK.

Ia menjelaskan, mahasiswa yang turut dalam rombongan merupakan angkatan menengah hingga akhir, yakni

mulai 2014, 2015 hingga 2016. “Kami harapkan juga, selain mendapat pengetahuan dunia praktisi, terjalin juga silaturahmi serta kerja sama dengan Kementerian PUPR,” terang Aris. Terlebih, saat ini banyak Universitas Brawijaya, khususnya alumni PWK yang telah tergabung di Kementerian PUPR.(ris/ infoBPIW)

BPIW telah melakukan

pen-anganan dengan menyusun

konsep dan perencanaan

pengembangan infrastruktur

perkotaan yang layak huni

Kilas BPIW

(30)

Kilas BPIW

B

adan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur nasional. Pasalnya, BPIW berperan untuk memastikan

keterpaduan pembangunan infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Dengan pembangunan yang terpadu, akan membuat belanja infrastruktur yang dilakukan

negara menjadi efektif dan efisien," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPIW Kementerian PUPR, Lana Winayanti dalam Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (7/2).

Dalam sesi yang

dimoderatori Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Hadi Sucahyono ini hadir juga pembicara, Widyaiswara Utama BPIW, Rido Matari Ichwan.

Lana menjelaskan, tugas BPIW sesuai Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur PUPR. Dengan begitu, BPIW berfungsi melakukan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur

di bidang PUPR. Salah satunya menerpadukan pembangunan infrastruktur Bina Marga, Sumber Daya Air, Cipta Karya, Perumahan dengan prioritas nasional sektor lain, seperti intermoda pelabuhan, bandar udara dan lainnya.

"BPIW melakukan penyusunan strategi keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR," terangnya. Selain itu,

melakukan pelaksanaan sinkronisasi program antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR.

Termasuk, lanjut Lana, pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan keterpaduan rencana dan sinkronisasi program antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR. "Selain itu, pelaksanaan administrasi BPIW serta fungsi lain yang diberikan oleh Menteri PUPR," papar Lana. Hingga saat ini BPIW telah melakukan berbagai kegiatan, seperti penyusunan dan review Rencana

Strategis (Renstra) PUPR 2015-2019, penyusunan rencana pengembangan infrastruktur terpadu di kawasan strategis, antarkawasan strategis (WPS) dan Kawasan perkotaan/ perdesaan.

"Kemudian penyusunan, sinkronisasi, dan pembahasan program pada kegiatan Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg) dan Konreg Kementerian PUPR," terang Lana.

Ada juga penyiapan Integrated Tourism Master Plan di 3 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yakni Danau Toba, Borobudur, dan Lombok/Mandalika. Kemudian, penyiapan dan koordinasi pengembangan kota baru, seperti Kota Baru Maja.

"Termasuk penyiapan inkubasi pengembangan kawasan, contohnya pembangunan pilot project Anjungan Cerdas. Serta ada juga penyiapan Policy Brief untuk isu-isu strategis pengembangan wilayah,î jelasnya. Terkait struktur organisasi BPIW, Lana menerangkan, BPIW dipimpin Kepala BPIW dibantu Sekretaris BPIW dan 4 Pusat. "Pusat 1, Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Pusat 2, Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan PUPR, Pusat 3, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis serta Pusat 4, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan," papar Lana. Untuk Sumber Daya Manusia (SDM)

Hingga saat ini BPIW telah melakukan

ber-bagai kegiatan, seperti penyusunan dan

review Rencana Strategis (Renstra) PUPR

2015-2019, penyusunan rencana

pengem-bangan infrastruktur terpadu di kawasan

strategis

BPIW Berperan Wujudkan

Keterpaduan Pembangunan

Infrastruktur

(31)

BPIW, saat ini terdapat 167 Pegawai Negeri Sipil (PNS), 168 orang staf profesional non-PNS atau kontrak serta 100 orang tenaga pendukung non-PNS seperti pramubakti, satpam, sekretaris dan sopir.

Menurutnya, berdasarkan analisis beban kerja (ABK) kebutuhan pegawai BPIW yaitu sebanyak 303 orang, sehingga, terdapat selisih kebutuhan PNS sebanyak 127 orang. Adapun kekurangan PNS BPIW tersebut ditutupi oleh staf profesional sebanyak 168 orang.

Lana juga menjelaskan, hingga awal tahun ini, produk yang telah dihasilkan BPIW antara lain, Renstra PUPR 2015-2019, Rencana Induk Pulau/Kepulauan, Dokumen Master Plan / Development Plan (MPDP), Kawasan Strategis, Kawasan Perkotaan, dan Kawasan Perdesaan. Produk BPIW lainnya yakni Inkubasi Kawasan dengan Pilot Project Anjungan Cerdas, Program Jangka

Pendek dan Program Tahunan serta Evaluasi Keterpaduan, Sistem Informasi, Website, Buletin dan lainnya.

Di tempat yang sama, Rido Matari Ichwan mengatakan, dalam mewujudkan sasaran pembangunan

infrastruktur PUPR 2015-2019, BPIW Kementerian PUPR melakukan inovasi pendekatan yang berbasis kewilayahan atau yang dikenal Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Saat ini, terang Rido, seluruh wilayah yang ada di Indonesia semuanya sudah terkelompokan menjadi

35 WPS. Penerapan metode WPS tersebut dilakukan untuk mendapat prioritas wilayah strategis. "Salah satu tujuannya agar wilayah strategis yang disentuh pengembangan infrastruktur PUPR, memberi efek berantai yang dapat mendukung percepatan berkembangnya wilayah-wilayah di

sekitarnya," papar Rido. Ia juga mengakui, saat ini masih terdapat kesenjangan antara kemampuan dan kebutuhan anggaran negara dalam pembangunan infrastruktur PUPR.

Sehingga, dalam belanja infrastruktur diperlukan strategi, supaya pengembangan infrastruktur yang dilakukan benar-benar efektif dan efisien dan memberi efek berantai pada pengembangan wilayah.(ris/ infoBPIW)

Sumber: Dok. BPIW

Hingga awal tahun ini, produk yang telah

dihasilkan BPIW antara lain, Renstra PUPR

2015-2019, Rencana Induk

Pulau/Kepulau-an, Dokumen Master Plan/Development

Plan (MPDP), Kawasan Strategis, Kawasan

Perkotaan, dan Kawasan Perdesaan.

(32)

S

ebanyak 40 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2017 yang memasuki masa habituasi di Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) diminta untuk terus

meningkatkan kapasitas diri. Pasalnya, tantangan tugas Kementerian PUPR, termasuk BPIW akan semakin kompleks.

Hal itu ditegaskan Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman H. Napitupulu saat memberikan arahan dalam "Habituasi CPNS 2017 Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah" di Kantor BPIW, Senin (26/2).

Hadir juga dalam penyampaian arahan pimpinan BPIW tersebut, Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, BPIW, Bobby Prabowo, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, BPIW, Iwan Nurwanto, serta Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW, Agusta Ersada Sinulingga.

Lebih lanjut Firman menyatakan, tugas yang diemban BPIW memiliki karakteristik berbeda dengan tugas pada Unit Organisasi (Unor) teknis di Kementerian PUPR. "Dalam hal ini, BPIW sebagai unor perencana selalu dituntut terdepan dan menjadi arah dalam pengembangan infrastruktur PUPR bagi seluruh unor teknis," jelasnya.

Untuk itu, lanjutnya, jajaran BPIW

senantiasa dituntut inovatif, kreatif, mumpuni dalam pekerjaan unor teknis lain, memiliki pemikiran-pemikiran maju dan terkadang diperlukan berfikir "out of the boxî (di luar kebiasaan,-red). "Saya percaya semua yang memasuki masa habituasi di BPIW ini merupakan kumpulan manusia pilihan. Orang pintar-pintar lulusan universitas bagus

di Indonesa. Kendati demikian, jangan sampai cepat merasa puas diri, namun teruslah tanamkan tekad untuk bisa mengembangkan kapasitas diri," harap Firman.

Ia juga menyatakan, saat ini dunia sudah mengglobal, sehingga persaingan pun sudah berubah. "Persaingan bukan lagi antar sesama anak bangsa, namun persaingan itu sudah semakin terbuka antar anak bangsa di dunia," paparnya. Menurutnya, salah satu modal untuk memenangkan persaingan adalah pengetahuan. Sehingga setelah

bergabung di BPIW ini silakan belajar dan pelajari persoalan-persoalan yang ada untuk dicarikan solusinya.

"Selain itu, hal yang penting adalah cari kesempatan kuliah lagi pada universitas ternama di berbagai belahan dunia, agar kelak dengan pengalaman dan pengetahuan yang didapat bisa berkontribusi besar pada

republik tercinta ini. Terlebih, jalan kalian ke depan masih panjang dan tanggung jawab pembangunan infrastruktur sudah menempel pada pundak kalian" terangnya.

Di tempat sama, Bobby Prabowo mengarahkan, seluruh CPNS 2017 yang memasuki masa habituasi di BPIW agar dapat membentuk kelompok dan mencari buku-buku penting mengenai keBPIWan. "Kemudian, beberapa saat kedepan, setiap kelompok membuat laporan yang paling sederhana tapi lengkap. Kemudian presentasi di depan forum. Sebab, metode tersebut ini akan menjadi salah satu percepatan dalam belajar menghayati tugas BPIW," terangnya. Kemudian, Bobby juga menyarankan, setelah CPNS tersebut digabungkan ke bidang atau bagian masing-masing, untuk senantiasa aktif melakukan diskusi-diskusi santai dengan PNS seniornya. "Selain cepat untuk menyerap ilmu, hal itu juga bagus dalam rangka membangun hubungan baik dengan rekan-rekan kerja" jelasnya.

Kilas BPIW

Firman menegaskan, tugas yang

diem-ban BPIW memiliki karakteristik

berbe-da dengan tugas paberbe-da Unit Organisasi

(Unor) teknis di Kementerian PUPR.

“Dalam hal ini, BPIW sebagai unor

per-encana selalu dituntut terdepan dan

menjadi arah dalam pengembangan

infrastruktur PUPR bagi seluruh unor

teknis,”

40 CPNS 2017 Laksanakan

Habituasi di BPIW

(33)

Di sisi lain, Iwan Nurwanto mengatakan, dunia kerja PNS tidak bisa lepas dari birokrasi. Sehingga, jangan heran walaupun CPNS memiliki keahlian dalam teknik sipil dan teknik lainnya, namun atasan kadang menugaskan untuk pembuatan surat dan hal-hal lainnya yang bersifat administratif.

Menurut Iwan, selama penugasan dari atasan terkait kelancaran kerja hukumnya wajib dituruti. "Yakinlah dengan kita bekerja tulus serta menjalankan tugas dari pimpinan dengan baik, kita akan mendapat banyak pengetahuan sebagai bekal menjalani dunia kerja sebagai PNS," terangnya.

Selain itu, Agusta Ersada Sinulingga menyatakan, bekerja sebagai PNS juga perlu kesiapan diri untuk ditempatkan dimana saja. Saat ini penempatan di Jakarta, namun beberapa tahun ke depan bisa saja bertugas di wilayah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Misalkan tugas di ujung Indonesia Timur atau Barat,î terangnya.

Menurutnya, bekerja ditempatkan dimana saja sebenarnya tetap bisa nyaman dan menyenangkan. "Asalkan, kita dapat pandai menempatkan diri dan terus mengembangkan kapasitas diri. Pengalaman saya, pernah

penempatan di Jakarta, kemudian ke Papua yang alamnya penuh tantangan dan saat ini di Jakarta. Ya kerja itu memang pengabdian yang perlu dinikmati dan dijalani dengan tulus,î terangnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, BPIW, Hasna Widiastuti

menerangkan, ada sebanyak 42 CPNS 2017 ditempatkan sementara di BPIW untuk mendapatkan pembinaan.

Menurutnya, pada masa habituasi ini sejumlah materi umum yang akan disampaikan, antara lain pengarahan dari pimpinan BPIW, penjelasan struktur organisasi, tugas dan fungsi, proses bisnis BPIW, profil Sumber Daya Manusia (SDM) BPIW, administrasi kepegawaian seperti cuti, izin, absensi, gaji, tunjangan kinerja serta penilaian kinerja.

"Ada juga penjelasan tentang prasarana dan sarana di BPIW. Kemudian, penjelasan tentang administrasi pemrograman dan anggaran, penjelasan tentang layanan informasi, penjelasan tentang produk-produk BPIW dan lainnya,î terang Hasna.(ris/infoBPIW)

Bekerja sebagai PNS juga perlu

kesiapan diri untuk ditempatkan

di-mana saja. Saat ini penempatan di

Jakarta, namun beberapa tahun ke

depan bisa saja bertugas di wilayah

yang tidak pernah terbayangkan

sebelumnya

(34)

Rencana Pengembangan Kawasan

Metropolitan Baru Bimindo

Info Produk BPIW

Executive Summary

B

erdasarkan amanat Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, salah satu sasaran utama pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 yaitu pembangunan 5 kawasan metropolitan baru di luar Pulau Jawa – Bali.

ßKawasan metropolitan baru tersebut ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan menjadi pusat investasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah sekitarnya guna mempercepat pemerataan pembangunan di luar Jawa. Kawasan Metropolitan

Bitung-Minahasa-Minahasa Utara-Tomohon - Manado (Bimindo) sebagai salah satu metropolitan baru ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional perkotaan atau sebagai pusat pertumbuhan wilayah di wilayah Sulawesi. Dalam kawasan metropolitan ini, Kota Manado dan Kota Bitung berkembang sebagai kota inti pelayanan yang di dalamnya melayani kegiatan perdagangan dan jasa. Sedangkan, tiga wilayah lainnya yaitu Minahasa, Minahasa Utara, dan Tomohon merupakan hinterland yang bergerak di sektor-sektor primer. Dengan jumlah penduduk 1.557.047 jiwa dan luas ± 3.363,51 Ha (BPS, 2015) serta kontribusi ekonomi mencapai

68,18% terhadap Provinsi Sulawesi Utara, Kawasan Bimindo layak untuk dipersiapkan menjadi kawasan m e t r o p o l i t a n . K o n t r i b u s i signifikan Kawasan M e t r o p o l i t a n Bimindo terhadap p e r e k o n o m i a n Provinsi Sulawesi Utara yaitu melalui p e n g e m b a n g a n kawasan industri, pariwisata, jasa, pertanian, dan kegiatan ekonomi p e r k o t a a n lainnya. Kawasan M e t r o p o l i t a n B i m i n d o b e r o r i e n t a s i

meningkatkan spesialisasi fungsi pariwisata dan industri pengolahan dengan tetap mempertahankan budaya lokal. Kawasan ini juga memiliki sumber daya alam yang melimpah serta didukung oleh infrastruktur Bandara Sam Ratulangi dan Pelabuhan Bitung.

Dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Bimindo, isu yang berkembang yaitu bertambahnya jumlah penduduk di kawasan metropolitan yang mencapai 1,13%. Hal tersebut berdampak pada kebutuhan terhadap tempat tinggal dan lahan untuk bekerja sehingga meningkatkan persentase angka lahan terbangun menjadi 5%.

Selain itu, pertumbuhan penduduk juga menyebabkan urban sprawl pada Kawasan Metropolitan Bimindo. Kawasan permukiman di Bimindo yang terpusat di Kota Manado menyebar di pusat-pusat kegiatan Ibukota Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, dan Kota Tomohon.

Pada Tahun 2000, luas lahan permukiman Kawasan Metropolitan Bimindo sebesar 7.425,47 Ha dan mengalami peningkatan sebesar 38,34% pada Tahun 2014. Selain itu, isu dan permasalahan lainnya yang berkembang antara lain:

Kemacetan lalu lintas: Kemacetan terjadi terutama pada salah satu kota inti Kawasan Metropolitan Bimindo yaitu Kota Manado. Titik kemacetan antara lain di Jl. Boulevard, Jl. Pierre Tendean, Jl. Sam Ratulangi, Jl. Yos

Gambar

Gambar 8.a	
  Program	
  Cipta Karya Metropolitan	
  Bimindo 2019-­‐2021
FOTO KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN DAN MENTERI PUPR DI KAB. TABANAN, BALI

Referensi

Dokumen terkait