• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN 2. TEORITIS. Jurnal Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN (Media Cetak) Volume 7, No 3, Juni 2020 Hal:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN 2. TEORITIS. Jurnal Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN (Media Cetak) Volume 7, No 3, Juni 2020 Hal:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hal: 310-315

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supervisor Terbaik

menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada PT. Astra

Daihatsu Medan

Hesty Afriza

Prodi Teknik Informatika,Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia E-mail: hestyafriza044@gmail.com

Abstrak

Penentuan Supervisor terbaik dilakukan dengan cara memilih kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah prilaku, kemampuan, kedisiplinan, pendidikan, pengalaman kerja. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah bagaimana menentukan supervisor terbaik dari sejumlah alternatif karyawan.Sistem ini merupakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun dengan menggunakan penggabungan metode Analitycal Hierarchi Process (AHP)) membantu penentuan supervisor terbaik. AHP merupakan suatu metode pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah penentuan pilihan yang sifatnya multiobjective dan metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Pembobotan kriteria dilakukan dengan menggunakan AHP dan perankingannya dilakukan dengan menggunakan TOPSIS.Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 dan database access 2007. Sistem ini dapat menyelesaikan masalah dalam penentuan supervisor terbaik pada PT. Astra Daihatsu Medan, sehingga dapat membantu manager dalam menyeleksi alternative supervisor tersebut.

Kata Kunci : AHP, Kriteria, Supervisor Terbaik, TOPSIS, AHP-TOPSIS, Sistem Pendukung Keputusan

1.

PENDAHULUAN

Kecepatan dan keakuratan dalam pengolahan informasi pada era globalisasi sekarang ini makin menjadi sebuah kebutuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan dan dinamikan masyarakat yang semakin cepat tak lepas dari peranan teknologi informasi, teknologi informasi adalah salah satu contoh teknologi yang dapat membantu mempermudahkan manusia dalam mengelolah data serta sajian informasi yang berkualitas, cepat dan akurat. Pada masa ini teknologi dan informasi sangat berperan penting guna menunjang aktivitas sehari-hari, baik dalam dunia bisnis, hiburan, pendidikan, pemerintahan dan lain sebagainya. Sebuah informasi merupakan hal terpenting yang digunakan dalam mengambil keputusan.

Salah satu contoh, dalam menyeleksi supervisor terbaik pada PT. Astra Daihatsu Medan dimana profesional dalam menyeleksi supervisor terbaik sangat diperlukan, banyak hal yang terjadi dalam proses menyeleksi supervisor terbaik jika hanya mengandalkan diterima karena adanya hubungan pertemanan, keluarga, ataupun penyuapan. Selain itu kecepatan keakuratan data sangat diperlukan dalam pengambil keputusan proses menyeleksi supervisor terbaik. Melihat hal itu selain dukungan teknologi informasi dibutuhkan juga satu sistem untuk mendukung pengambilan keputusan sebagai alat bantu menentukan supervisor terbaik. Seperti diketahui sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang dirancang khususnya untuk proses pengambilan keputusan dalam masalah semi terstruktur.

Untuk mendukung keakuratan data yang diolah oleh sebuah sistem maka diperlukan sebuah metode, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah AHP, metode ini sering juga dikenal dengan istilah metode terstruktur yang hierarki. Konsep dasar metode AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan persepsi manusia sebagai input utamanya. Metode AHP sering

digunakan sebagai metode pemecahan masalah. Proses menyeleksi tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan diterima menjadi supervisor terbaik disuatu perusahaan.

Metode AHP ini dipilih karena menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses penilaian yang akan menyeleksi alternatif terbaik. Penelitian dilakukan dengan mencari setiap kriteria, dan kemudian membuat proses pemilihan yang akan menentukan alternatif yang optimal adalah supervisor terbaik. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem pendukung keputusan, yang berfungsi sebagai alat bantu bagi manajemen PT. Astra Diahtsu Medan dalam seleksi penerimaan supervisor terbaik. Agar tujuan SPK ini dapat berhasil dengan baik, maka dibantu dengan menggunakan salah satu metode pengambilan keputusan yakni, Analitycal Hierarchy Process (AHP).

2. TEORITIS

2.1 Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS)

Decision Support Systemmerupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengembalian keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Kusrini, 2007 : 15)[2].

2.2 Analitycal Hierarchy Process (AHP)

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.

(2)

Hal: 310-315 Model pendukung keputusan ini akan menguraikan

masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki, dalam buku Saaty (1993), Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya kebawah hingga level terakhir dari alternative. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan kedalam kelompok-kelompoknya sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

Analitycal Hierarchy Process sering digunakan

sebagai metode pemecahan maslah disbanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut : a. Struktur yang hierarki, sebagai konsekuensi dari

kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternative yang dipilih oleh pengambilan keputusan.

c. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Analytical Hierarchy Process (AHP) mempunyai

kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-objektif yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki. Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode Analytical Hierarchy Process(AHP) meliputi :

a. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

b. Membuat struktur hirarki, yang diawali dengan menetapkan tujuan umum, yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.

c. Membuat prioritas elemen :

1. langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adlah membuat perbandingan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. 2. Matrik perbandingan berpasangan diisi

menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lain.

d. Sistem

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan, untuk memproleh keseluruhan prioritas. Langkah-langkah ini adalah :

1. Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks.

2. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

3. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai prioritas.

e. Mengukur Konsistensi

Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : 1. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan

prioritas relative elemen perta, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua dan seterusnya.

2. Jumlahkan setiap baris

3. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.

f. Mencari Nilai Consistency Index (CI) CI=(Emaks-n)/(n-1)

Keterangan :

CI = Consistency Index Emaks = eigenvalue maksimum

n = banyaknya elemen

g. Mencari nilai Consistency Ratio (CR) CR = CI/RI

Keterangan :

CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index RI = Random Index

h. Memeriksa konsistensi hirarki, yang diukur adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi. Jika nilai Consistency Ratio> 0,1 maka penilaian data

judgment harus diperbaiki. Mengulangi langkah 3,4

dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki. Jika

ConsistencyRatio< 0,1 maka nilai perbandingan

berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Table nilai Random Indom seperti table 3.2 berikut.

Table 1 Nilai Random Index

Ukuran Matriks Nilai RI

1,2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59

i.

Menentukan hasil penilaian yaitu nilai total dari perhitungan terakhir yang dipakai sebagai dasar untuk menilai objek sistem pendukung keputusan. Semakin besar nilainya, maka objek tersebut akan semakin diperioritaskan

.

2.3 Pengertian Supervisor

Supervisor merupakan jabatan dalam struktur perusahaan yang memiliki kuasa dan wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya dibawah arahan jabatan atasannya. Bila dilihat dari bahasa inggris supervisor adalah diambil dari kata supervise (mengawasi, mengarahkan) jadi bila dideskripsikan maka supervisor merupakan seseorang yang diberi wewenang atau mempunyai jabatan untuk mengawasi, mengarahkan suatu tata cara yang mengendalikan suatu pelaksanaan tata cara lainnya.

3.

ANALISA

Memilih supervisor terbaik menggunakan metode ahp harus dengan memiliki kriteria-kriteria yang tepat serta memilih bobot yang tepat untuk masing-masing tingkat kepentingan sehingga menghasilkan pendukung keputusan yang dapat dijadikan rujukan kuat sebagai

(3)

Hal: 310-315 penentu keputusan akhir. Untuk memilih personal

ataupun orang diperlukan penilaian personal dan penilaian kemampuan orang tersebut terhadap profesi yang dikerjakan.

3.1 Analisis Data Supervisor

Sebelum melakukan proses penilaian pemilihan supervisor terbaik, terlebih dahulu dilakukan identifikasi alternatif-alternatif yang akan dinilai. Alternatif adalah supervisor itu sendiri, yang dinilai menggunakan metode ahp. Berikut data 4 supervisot sebagai alternatif :

Tabel 2 Alternatif Pemilihan Supervior Terbaik

No Nama Tanggal Lahir Umur

1 Rudi 06 Agustus 1986 31 2 Syahputra 09 Agustus 1987 30 3 Aan 01 Agustus 1985 32

4 Jaka 08 April 1990 27

3.2 Penilaian dengan Metode AHP

Sebelum melakukan penilaian terhadap alternatif menggunakan metode ahp, terlebih dahulu perlu di ketahui tabel nilai skala perbandingan berpasangan dan tabel nilai indeks random seperti di bawah :

Tabel 3 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan

Nilai Keterangan

1 Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B

3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 Mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6,

8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan.

Tabel 4 Ketentuan Nilai Indeks Random AHP

Ukuran Matriks Nilai RI

1, 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59

Tabel nilai indeks random di atas digunakan untuk melihat dan menentukan rasion konsistensi yang didapatkan pada perhitungan mencari nilai perbandingan antara kritera. Setelah kedua tabel di atas telah diketahui maka sudah dapat dilakukan proses perhitungan

perangkingan terhadap alternatif, antara lain : a. Menentukan Kriteria

Sesuai dengan analisis permasalahan diatas maka, kriteria yang akan digunakan dalam perhitungan adalah :

1. Prilaku, sebagai kriteria pertama (K1) 2. Kemampuan, sebagai kriteria ke-dua (K2) 3. Kedisiplinan, sebagai kriteria ke-tiga (K3) 4. Pendidikan, sebagai kriteria ke-empat (K4) 5. Pengalaman Kerja, sebagai kriteria ke-lima (K5) b. Menentukan Sub Kriteria

Subkriteria adalah nilai verbal yang akan diberikan kepada setiap kriteria yang dimiliki oleh masing-masing alternatif. Untuk setiap kriteria diatas akan diberikan sub kriteria yang sama yaitu :

1. Baik, digunakan apabila semua nilai alternatif yang telah terkumpul lengkap serta paling tinggi. 2. Cukup, digunakan apabila semua nilai alternatif

yang telah terkumpul memenuhi standar.

3. Kurang, digunakan apabila semua nilai alternatif yang telah terkumpul masih tidak memenuhi standar.

c. Menentukan Alternatif

Sesuai dengan data supervisor diatas maka data alternatif yang digunakan adalah :

Tabel 5 Alternatif No Nama 1 Rudi 2 Syahputra 3 Aan 4 Jaka d. Menilai Alternatif

Pada tahap ini adalah proses penilaian terhadap masing-masing alternatif dengan penilaian verbal subkriteria, serperti tabel di bawah ini :

Tabel 6 Penilaian Alternatif

I d Nam a Pril aku (K1 ) Kema mpuan (K2) Kedisi plinan (K3) Pendi dikan (K4) Pengal aman Kerja (K5) 1 Rudi Bai

k Cukup Kurang Cukup Kurang

2 Syah putra Cuk up Baik Kurang Kuran g Kurang 3 Aan Bai

k Kurang Cukup Baik Kurang

4 Jaka Cuk

up Cukup Cukup

Kuran

g Baik

e. Perhitungan Prioritas Kriteria

Langkah-langkah dalam menghitung prioritas kriteria adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan Tahap ini adalah proses membandingkan tiap-tiap kriteria dengan kriteria yang lain, referensi nilai dari perbandingan ini adalah pada tabel skala perbandingan berpasangan.

Tabel 7 Matriks Perbandingan Berpasangan

Prila ku Kemam puan Kedisip linan Pendid ikan Pengalama n Kerja Prilaku 1 3 3 3 5

(4)

Hal: 310-315 Kemampua n 1/3=0 .333 1 3 3 5 Kedisiplina n 1/3=0 .333 1/3=0.3 33 1 3 5 Pendidikan 1/3=0 .333 1/3=0.3 33 1/3=0.3 33 1 3 Pengalama n_Kerja 1/5=0 .2 1/5=0.2 1/3=0.2 1/3=0. 333 1 Jumlah 2.199 4.866 7.533 10.333 19

2. Menghitung Matriks Nilai Kriteria

Matriks di bawah ini diperoleh dengan rumus: Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama/jumlah masing-masing kolom lama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8 Matriks Nilai Kriteria

Pril aku Kema mpua n Kedis iplina n Pend idika n Pengala man Kerja Jumla h Baris Pri orit as Prila ku 1/2. 199 = 0.4 55 0.617 0.398 0.29 0.263 2.023 0.40 5 Kem ampu an 0.1 51 0.206 0.398 0.29 0.263 1.308 0.26 2 Kedis iplina n 0.1 51 0.333/ 4.866 = 0.068 0.133 0.29 0.263 0.905 0.18 1 Pendi dikan 0.1 51 0.333/ 4.866 = 0.068 0.044 0.097 0.158 0.518 0.10 4 Peng alam an Kerja 0.0 91 0.041 0.027 0.032 0.053 0.244 0.04 9 Juml ah 0.9 99 1 1 0.999 1 4.998

3. Menghitung Matriks Rasio Konsistensi

Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi CR<=0.1, jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi dibuat pada tabel 4.8.

Tabel 9 Matriks Rasio Konsistensi

Jumlah Baris Prioritas Hasil

Prilaku 2.023 0.405 2.428 Kemampuan 1.308 0.262 1.57 Kedisiplinan 0.905 0.181 1.086 Pendidikan 0.518 0.104 0.622 Pengalaman_Kerja 0.244 0.049 0.293 Jumlah 5.999

f. Perhitungan Prioritas Sub Kriteria

Langkah-langkah dalam menghitung prioritas sub kriteria adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan Tahap ini adalah proses membandingkan tiap-tiap sub kriteria dengan sub kriteria yang lain, referensi nilai dari perbandingan ini adalah pada skala perbandingan berpasangan.

Tabel 10 Matriks Perbandingan Berpasangan

Baik Cukup Kurang

Baik 1 3 5

Cukup 0.333 1 3

Kurang 0.2 0.333 1

Jumlah 1.533 4.333 9

2. Menghitung Matriks Nilai Sub Kriteria Matriks di bawah ini diperoleh dengan rumus : Nilai baris kolom baru=nilai baris kolom lama/jumlah masing-masing kolom lama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 11 Matriks Nilai Sub Kriteria

Bai k Cuk up Kura ng Jumlah Baris Priori tas Prioritas Sub Kriteria Baik 0.6 52 0.69 2 0.556 1.9 0.633 1 Cuk up 0.2 17 0.23 1 0.333 0.781 0.26 0.411 Kura ng 0.1 3 0.07 7 0.111 0.318 0.106 0.167 Juml ah 0.9 99 1 1 2.999 0.999 1.578

3. Menghitung Matriks Rasio Konsistensi Sub Kriteria

Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi CR <=0.1, jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan harus diperbaiki. Untuk menghitu rasio konsistensi sub kriteria dibuat pada tabel 12

Tabel 12 Matriks Rasio Konsistensi Sub Kriteria

Jumlah Baris Prioritas Hasil

Baik 1.9 0.633 2.533

Cukup 0.781 0.26 1.041

Kurang 0.318 0.106 0.424

Jumlah 3.998

g. Mengkonversi Penilaian Alternatif

Sebelum melakukan konversi nilai verbal kedalam nilai numerikal maka diperlukan tabel matriks hasil perhitungan yang diambil dari nilai prioritas masing-masing kriteria dan sub kriteria, seperti tabel di bawah ini :

Tabel 13 Matriks Hasil Perhitungan

Prilak u Kemampu an Kedisiplin an Pendidik an Pengalaman_Ke rja 0.405 0.262 0.181 0.104 0.049

Baik Baik Baik Baik Baik

1 1 1 1 1

Cuku

p Cukup Cukup Cukup Cukup

0.411 0.411 0.411 0.411 0.411

Kuran

g Kurang Kurang Kurang Kurang

0.167 0.167 0.167 0.167 0.167

Setelah tabel 13 di diatas diketahui, maka langkah selanjutnya adalah memberi nilai pada alternatif yang telah diisi nilai verbal (sub kriteria) pada tahap sebelumnya.

Tabel 14 Penilaian Alternatif

I d Nama Prila ku (K1) Kemamp uan (K2) Kedisipli nan (K3) Pendidi kan (K4) Pengala man Kerja (K5)

(5)

Hal: 310-315

2 Syahp utra

Cuku

p Baik Kurang Kurang Kurang

3 Aan Baik Kurang Cukup Baik Kurang

4 Jaka Cuku

p Cukup Cukup Kurang Baik

Berdasarkan tabel 13 maka tabel 14 dapat dirubah menjadi :

Tabel 15 Tabel Penilaian Alternatif dengan Numerikal

I d Nam a Prilak u (K1) Kemam puan (K2) Kedisip linan (K3) Pendid ikan (K4) Pengal aman Kerja (K5) 1 Rudi 0.405* 1.000 0.262*0 .411 0.181*0 .167 0.104* 0.411 0.049*0 .167 2 Syahp utra 0.405* 0.411 0.262*1 .000 0.181*0 .167 0.104* 0.167 0.049*0 .167 3 Aan 0.405*1.000 0.262*0.167 0.181*0.411 0.104*1.000 0.049*0.167 4 Jaka 0.405* 0.411 0.262*0 .411 0.181*0 .411 0.104* 0.167 0.049*1 .000

Kemudian hasil dari penilian tabel 15 adalah : Tabel 16 Hasil Penilaian Metode AHP

I d Nam a Pril aku (K1) Kemam puan (K2) Kedisip linan (K3) Pendid ikan (K4) Pengal aman Kerja (K5) To tal 1 Rudi 0.40 5 0.108 0.030 0.043 0.008 0.5 94 2 Syahp utra 0.16 6 0.262 0.030 0.017 0.008 0.4 83 3 Aan 0.40 5 0.044 0.074 0.104 0.008 0.6 35 4 Jaka 0.16 6 0.108 0.074 0.017 0.049 0.4 14

h. Melakukan Perangkingan Terhadap Alternatif

Langkah terakhir yang dilakukan adalah menyajikan laporan perangkingan terhadap alternatif yang telah dinilai, seperti dibawah ini :

Tabel 17 Hasil Perangkingan Id Nama Total Rangking

1 Rudi 0.635 1

2 Syahputra 0.594 2

3 Aan 0.483 3

4 Jaka 0.414 4

Dari hasil diatas yang menjadi supervisor terbaik adalah Aan.

4.

IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan langkah yang digunakan untuk mengoperasikan system yang dibangun. Dalam bab ini dijelaskan bagaimana menjalankan system. System pengolahan program merupakan suatu kesatuan pengolahan yang terdiri dari prosedur dan pelaksanaan data. Computer sebagai sarana pengolahan program haruslah menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung dalam pengolahan nantinya.

4.1 Tampilan Program

Program aplikasi ini dikembangkan menggunakan VB.NET 2008. Pemilihan IDE ini dikarenakan sifatnya

menguji data yang akan di proses dan inputnya dan memiliki fungsionalitas dan stabilitas yang tidak kalah dengan kakas lain yang sifatnya komersial. Selain itu kakas ini lebih ringan dalam penggunaan prosesor dan memori dibandingkan dengan versi komersial sehingga saat pengembangan tidak ada hambatan dalam hal kecepatan proses, baik saat perancangan maupun saat kompilasi.

a. Tampilan Form Login

Gambar 1 Antar muka Form Login b. Tampilan Form Menu Utama

Gambar 2 Antar muka Menu Utama c. Tampilan Form Input Data Supervisor

Gambar 3 Antar Muka Form d. Antar Muka Form Pembobotan Kriteria

(6)

Hal: 310-315

Gambar 4 Laporan Hasil

5. KESIMPULAN

Setelah melalui tahap pengujian pada sistem pendukung keputusan pemilihan supervisor terbaik, di dapatkan kesimpulan bahwa :

a. Pemilihan supervisor terbaik dapat dilakukan dengan menggunakan penggabungan metode Fuzzy AHP yang memiliki nilai keakuratan yang lebih baik dari pada menggunakan perhitungan manual.

b. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Supervisor terbaik ini telah berhasil dibangun untuk PT. Astra Daihatsu Medan dalam pemilihan Supervisor terbaik untuk menghasilkan keputusan yang lebih objektif, terkomputerisasi.

Daftar Pustaka

[1] Hanik Mujiati, Sukadi ,“ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STOK OBAT PADA APOTEK”, ISSN : 1979-9330 (Print)

- 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM).

[2] Kusrini, “Komponen Sistem Pendukung

Keputusan”, Yogyakarta 2007

[3] Sri Eniyati, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan”, Yogyakarta, 2010.

[4] Sugiarti . Y, “Model Use Case Diagram”, Yogyakarta, 2014.

[5] Sutejo Budi, “Bagan Alir Flowchart”, Yogyakarta, 2000.

[6] Hendrayudi, “Microsoft Visual Basic 2008”, Bandung, 2010.

Gambar

Tabel 17 Hasil Perangkingan  Id  Nama  Total  Rangking
Gambar 4 Laporan Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Hari berganti, restoran milik pak dahlan pun buka seperti biasanya, dengan baju yang masih tetap lusuh abdul pun kembali berniat membeli makanan di restoran pak

Model adalah sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang ada di lapangan atau merupakan suatu alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan

Penulis tertarik pada permasalahan yang terjadi dalam proses penjualan, dimana penulis berusaha untuk menemukan cara yang terbaik dan seefisien mungkin untuk membuat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka prevalensi penyalahgunaan narkoba (pernah pakai dan setahun terakhir pakai) dan faktor-faktor terkait seperti pengetahuan dan

Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas,tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayananbimbingan dan konseling terhadap peserta didik.Program

Pada Undang-undang kesehatan no.36 tahun 2009 indikasi aborsi selain gawat darurat janin dan ibu juga diatur tentang aborsi pada korban akibat perkosaan yang

Penciptaan karya seni yang berjudul “Burung Bangau dalam Batik Sutera Warna Alam” penggambaran dari bentuk burung bangau, habitatnya,. dan cara hidup

patma pada pohon inang pada 10 bulan pengamatan mengalami fluktuasi yang sangat dramatis di ketiga lokasi pengamatan. Tingkat kematiannya yang tinggi merupakan