KEPERAWATAN MENJELANG
AJAL DAN PALIATIF
Penulis:
Anin Wijayanti, M.Kes.
Iva Milia, M.Kep.
MODUL
PRAKTIKUM
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | KATA PENGANTAR ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti semua kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di kemudian hari. Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar dengan lebih baik lagi.
Jombang, September 2018 Penulis
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | PENYUSUN iii
PENYUSUN
Penulis
Anin Wijayanti, M.Kes. Iva Milia, M.Kep.
Desain dan Editor
M. Sholeh .
Penerbit
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | DAFTAR ISI iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR... ii
PENYUSUN ... iii
DAFTAR ISI ... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ... v
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Deskripsi Mata Ajar ... 1
B. Capaian Pembelajaran Lulusan ... 1
C. Strategi Perkuliahan... 2
BAB 2 KEGIATAN PRAKTIK ... 3
A. Kegiatan Praktik 1 ... 3
B. Kegiatan Praktik 2 ... 8
C. Kegiatan Praktik 3 ... 11
D. Kegiatan Praktik 5 ... 14
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
A. Petunjuk Bagi Dosen
Dalam setiap kegiatan belajar dosen berperan untuk:
1. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing mahasiswa dalam memahami konsep, analisa, dan menjawab
pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar.
3. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.
B. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam modul ini antara lain:
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi
yang belum jelas, mahasiswa dapat bertanya pada dosen.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 1 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Mata Ajar
Mata kuliah ini mempelajari tentangperspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif, etik, kebijakan, teknik menyampaikan berita buruk, komunikator, kebutuhan psikologis pasien paliatif, manajemen nyeri, berbagai macam terapi komplementer, tinjuan agama dan budaya tentang penyakit kronik.
B. Capaian Pembelajaran Lulusan 1. Sikap
a. Menjunjung tinggi nilai kemnausiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral dan etika
b. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
2. Keterampilan Umum
a. Bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang profesinya sesuai dengan kode etik
profesinya
b. Bekerjasama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan bidang profesinya
3. CP Keterampilan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan
yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia
4. CP Pengetahuan
a. Mampu menjelaskan Perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif,
mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat
b. Mampu Menjelaskan etik dan kebijakan tentang perawatan paliatif
c. Mampu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatan
paliatif
d. Mampu menjelaskan patofisiologi penyakit terminal
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 1 2
Menganalisi data dan Mampu menetapkan diagnose keperawatan paliatif
f. Mahasiswa mampu menyusun rencana , implementasi dan evaluasi asuhan
keperawatan pada pasien terminal illness (palliative care)
g. Mahasiswa mampu memahami Manajemen nyeri
h. Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada kasus pasien
terminal
C. Strategi Perkuliahan
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan Problem base learning. Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar mencari materi secara mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti internet, expert dan lainlain, yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok yang telah ditentukan. Sedangkan untuk beberapa pertemuan dosen akan memberikan kuliah singkat diawal untuk memberikan kerangka pikir dalam diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan keterampilan, metode yang yang akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi.
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 3
BAB 2
KEGIATAN BELAJAR
A. Kegiatan Praktik 1
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mampu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatan paliatif
2. Uraian Materi
Teknik Menyampaikan Berita Buruk Dosen: Anin Wijayanti, M.Kes. A. Pengertian
Berita Buruk adalah setiap “informasi negatif” tentang masa depan
seseorang. Berita Buruk ini sering sekali diasosiasikan dengan penyakit-penyakit terminal yang sudah tidak mungkin lagi disembuhkan, seperti kanker, Dll. “Setiap berita yang secara drastic dan negative mengubah pandangan pasien atas masa depannya.” Ada banyak alsan mengapa para dokter dan perawat mengalami kesulitan menyampaikan berita buruk. Sebuah keprihatinan bersama adalah bagaimana berita akan mempengaruhi pasien dan ini sering digunakan untuk membenarkan berita penahanan buruk.
B. Tujuan
1. Memberikan informasi yang dimengerti sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasien
2. Mendukung pasien dengan ketrampilan untuk mengurangi dampak emosional
3. Mengembangkan strategi dalam bentuk rencana pengobatan dengan masukan
dan kerjasama pasien
C. Prosedur
Enam Langkah strategi penyampaian berita buruk :
Buckman’s 6-step guide “S.P.I.K.E.S.”
S – etting, listening Skills P – atient’s Perception
I – nvite patient to share Information K – nowledge transmission
E - xplore Emotions and Empathize S – ummarize & Strategize
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 4
1. Setting, Listening Skills
Sebelum menyampaikan kabar buruk kepada pasien, perlu adanya persiapan untuk menjamin kelancaran penyampaian informasi kepada pasien, sebagai berikut:
a. Persiapkan diri sendiri
Dokter sebagai penyampai ‘bad news’ mempersiapkan mental terlebih dahulu agar tidak ikut larut dalam emosi pasien nantinya, namun tetap berempati sebagaimana mestinya.
b. Perkenalkan diri
Yang harus dihindari: tampak nervous di hadapan pasien, bahkan sebelum menyampaikan kabar buruk.
Tips: siapkan tissue di saku, untuk diberikan pada pasien bila pasien menangis
c. Privasi pasien
Penyampaian kabar buruk tidak boleh dilakukan di tempat yang ramai atau banyak orang. Hendaknya dilakukan di tempat tenang yang tertutup seperti kamar praktek ataupun dengan menutup tirai di sekeliling tempat tidur pasien
d. Libatkan pendamping
Untuk menghindari kesan kurang baik yang dapat muncul bila pasien dan dokter berada di tempat tertutup (untuk menjaga privasi), diperlukan satu pendamping. Yang dapat menjadi pendamping:
- Keluarga terdekat pasien à satu saja, apabila terlalu banyak dapat
menyulitkan dokter untuk menangani emosi dan persepsi banyak orang sekaligus
- Perawat atau ko ass yang ikut terlibat dalam perawatan pasien
e. Posisi duduk
Posisi pasien dan dokter sebaiknya setara. Dokter menyampaikan kabar buruk dalam posisi duduk.
Tujuan: untuk menghilangkan kesan bahwa dokter berkuasa atas pasien dan memojokkan pasien
Sebaiknya penghalang fisik seperti meja, dihindari. Duduk di sofa jika ada lebih baik.
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 5
Sebelum menyampaikan kabar buruk, hendaknya persiapkan kemampuan ‘mendengar’, secara prinsip meliputi:
- Silence: Jangan memotong kata-kata pasien ataupun berbicara tumpang tindih dengan pasien
- Repetition: Ulangi kata-kata pasien atau berikan tanggapan, untuk menunjukkan pemahamanterhadap apa yang ingin disampaikan pasien
- Availability: Dokter harus ada di tempat mulai awal hingga akhir penyampaian kabar buruk. Jangan sampai ada gangguan berupa interupsi, seperti ada sms, telepon, , atau aktifkan mode silent, jika ada tamu minta bantuan pada perawat untuk mengatasi tamu yang mungkin datang.
2. Patient’s Perception
Sebelum menyampaikan kabar buruk, hendaknya dokter mengetahui persepsi pasien terhadap:
- Kondisi medis dirinya sendiri
Tanyakan sejauh mana informasi yang pasien ketahui tentang penyakitnya beserta kemungkinan terburuk yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut
- Harapannya terhadap hasil medikasi yang ia tempuh
Tanyakan perkiraan pasien terhadap hasil medikasi
Tujuan mengetahui kedua aspek tersebut bukan semata-mata untuk mengubah persepsi pasien agar sesuai dengan kenyataan, melainkan sebagai jalan untuk menilai kesenjangan antara persepsi dan harapan pasien dengan kenyataan sebagai pertimbangan penyampaian kabar buruk agar tidak terlalu membuat pasien terguncang.
3. Invitation to share Information
- Tanyakan apakah pasien ingin tahu perkembangan mengenai keadaannya
atau tidak. Apabila pasien menyatakan diri belum siap, pertimbangkan untuk menyampaikan di waktu lain yang lebih tepat dan minta pasien untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu
- Apabila pasien menyatakan ingin tahu perkembangan mengenai
keadaannya, tanyakan sejauh mana ia ingin tahu, secara umum ataukah mendetail.
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 6
- Sebelum menyampaikan kabar buruk, lakukan ‘warning shot’ sebagai
pembukaan katakan pada pasien bahwa ada ‘kabar buruk’ yang akan disampaikan pada pasien agar pasien tidak kaget.
- Cara penyampaian:
Gunakan bahasa yang sama dan hindari jargon medis.
Sampaikan informasi sedikit demi sedikit (bertahap)
Setiap menyampaikan sepenggal informasi, nilai ekspresi dan
tanggapan pasien, beri waktu pasien untuk bertanya ataupun sekedar mengekspresikan emosinya. Bila kondisi pasien tampak memungkinkan untuk menerima informasi tahapselanjutnya, teruskan penyampaian informasi. Bila pasien tampak sangat tergunjang hingga tidak memungkinkan untuk menerima lebih banyak informasi lagi, pertimbangkan penyampaian ulang kabar buruk di lain waktu sambil mempersiapkan pasien.
Sampaikan dengan intonasi yang jelas namun lembut, tempo yang
tidak terlalu cepat dengan jeda untuk member kesempatan pada pasien dalam mencerna kalimat yang ia terima.
5. Explore Emotions and Empathize
- Amati selalu ekspresi dan emosi pasien serta apa yang mendasari
perubahan emosinya (informasi mana yang merubah emosinya), nilai sejauh mana kondisi emosi pasien
- Tunjukkan pengertian atas kondisi emosi pasien. Dalam hal ini,
menunjukkan pengertian tidak diartikan sebagai ‘mengerti apa yang dirasakan pasien’, namun lebih pada ‘dapat memahami bahwa apa yang dirasakan pasien saat ini adalah sesuatu yang dapat dimaklumi’.
6. Summarize and Strategize
- Di akhir percakapan, review kembali percakapan secara keseluruhan:
simpulkan ‘kabar buruk’ yang tadinya disampaikan secara bertahap (sedikit demi sedikit).
- Simpulkan juga tanggapan yang diberikan pasien selama kabar buruk
disampaikan, tunjukkan bahwa dokter mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikan pasien
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 7
- Berikan feed back
- Diskusikan rencana untuk menindaklanjuti kabar buruk yang telah
disampaikan pada pasien
3. Penugasan dan Umpan Balik
Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai kompetensi yang ada dalam RPS:
Mahasiswa dibagi 5 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 7-10 mahasiswa)
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk belajar SOP di laboratorium secara
bergantian (sesuai jadwal), apabila merasa kurang expert maka diberi kesempatan belajar dilaboratorium secara mandiri dengan kontrak terlebih dahulu pada PJ Laboratorium
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 8
B. Kegiatan Praktik 2
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mampu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatan paliatif
2. Uraian Materi
Komunikasi Dalam Perawatan Paliatif Dosen: Anin Wijayanti, M.Kes. A. PENGERTIAN
Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.
B. TUJUAN
1. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).
2. Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien, untuk
kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.
3. Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan
pasien.
4. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit/masalah yang dihadapinya.
C. PROSEDUR
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi, yaitu SAJI :
S = Salam
A = Ajak Bicara
J = Jelaskan
I = Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.
Salam:
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 9
Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
Jelaskan:
Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
Ingatkan:
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.
1. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.
2. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.
3. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,
menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak lelah).
4. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum,
spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan tumbuh kembang, dan lain-lain).
5. Menilai suasana hati lawan bicara
6. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh)
pasien.
7. Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna
menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.
8. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 10
9. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap
menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.
10. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau
pengambilan keputusan.
11. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.
12. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua
belah pihak. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.
3. Penugasan dan Umpan Balik
Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai kompetensi yang ada dalam RPS:
Mahasiswa dibagi 5 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 7-10 mahasiswa)
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk belajar SOP di laboratorium secara
bergantian (sesuai jadwal), apabila merasa kurang expert maka diberi kesempatan belajar dilaboratorium secara mandiri dengan kontrak terlebih dahulu pada PJ Laboratorium
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 11
C. Kegiatan Praktik 3
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mampu melakukan pengkajian bio, psiko, sosio, spiritual dan Cultural, Menganalisi data, dan Mampu menetapkan diagnose keperawatan paliatif
2. Uraian Materi
Pengkajian Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Dan Kultural Dosen: Iva Milia, M.Kep.
A. PENGERTIAN
1. Pengkajian Biologis, Psikologis, sosiao, psikologis, sosial, spiritual dan tatanil
ai/budaya didapatkan pada saat anamnesa untuk mengkaji keadaanpasien secara holistic/ menyeluruh, yang meliputi 5 aspek yaitu pengkajian biologis, psikologis, social, spiritual dan budaya/tata nilai pasien.
2. Kajian Biologis : menanyakan apakah ada anggota keluarga yangmempunyai
penyakit yang sama
3. Kajian Psikologis : Bagaimana hubungan antar anggota keluarga
yang satudengan yang lain
4. Kajian Sosial : Bagaimana peran pasien dan keluarga kepada masyarakat
5. Kajian Ekonomi : kajian yang kita peroleh untuk mengetahui
tingkatperekonomian keluarga.
6. Kajian Spiritual : Sejauh mana ketaatan pasien menjalankan
ibadah sesuaiagamanya
7. Kajian Tata Nilai/Budaya : Bagaimana kebiasaan dan budaya masyarakat
dilingkungan tempat pasien tinggal.
8. Pasien yang di lakukan Kajian secara holistic adalah pasien pasien
denganPenyakit Kronis. (Misalnya : Diabetes Miletus, Hipertensi, PenyakitKardiovaskuler)
B. TUJUAN
Untuk mendiagnosa penyakit pasien secara menyeluruh / holistic sehingga dokter bisa memberikan terapi secara menyeluruh.
C. PROSEDUR PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : Nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 12
b. Keluhan utama / Alasan masuk
Perawat menanyakan kepada klien ataupun keluarga apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke RS.
c. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi meliputi pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, pengobatan sebellumnya, trauma pada klien, anggota keluarga yang gangguan jiwa, dan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
d. Aspek Fisik / Biologis
Perawat perlu mengkaji pada aspek fisik / biologis untuk mengetahui gangguan pada sistemm atau fungsi organ.
e. Aspek psikososial
Aspek psikososial meliuti genogram, konsep diri, hubungan sosial, dan spiritual
f. Status mental
Status mental meliputi penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik, afek dan emosi, interaksi selama wawancara, persepsi dan sensorik, proses berfikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Kebutuhan persiapan pulang meliputi kemampuan klien memenuhi kebutuhan, kegiatan hidup sehari-hari, kemampuan klien, sistem pendukung dan kegiatan produktif atau hobi.
h. Mekanisme koping
Mekanisme koping mencakup hal-hal yang termasuk koping adaptif atau maladaptif.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Perawat harus mengkaji dalam masalah psikososial yang di hadapi oleh klien, dari kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, dan pelayanan kesehatan.
j. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang penyakit ganguan jiwa.
k. Aspek medik
Aspek medik meliputi diagnosa medis, terapi medis, dan masalah keperawatan.
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 13
3. Penugasan dan Umpan Balik
Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai kompetensi yang ada dalam RPS:
Mahasiswa dibagi 5 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 7-10 mahasiswa)
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk belajar SOP di laboratorium secara
bergantian (sesuai jadwal), apabila merasa kurang expert maka diberi kesempatan belajar dilaboratorium secara mandiri dengan kontrak terlebih dahulu pada PJ Laboratorium
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 14
D. Kegiatan Praktik 5
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mampu menjelaskan manajemen nyeri
2. Uraian Materi
Manajemen Nyeri Dosen: Iva Milia, M.Kep. A. PENGERTIAN
Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien.
B. TUJUAN
Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.
C. PROSEDUR
1. Lakukan pengkajian skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas
nyeri.
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
a. Kompres dingin
b. Massage kulit
c. Buli-buli panas
d. Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang nyaman dan nafas
dalam.
e. Tekhnik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus lain seperti
menonton televisi, membaca koran, mendengarkan musik
7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
9. Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0 – 10
0 = tidak nyeri
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2 15
4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat mengikuti perintah)
7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikan, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul)
Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah Wong Baker
0 1 2 3 4 5
1. Nilai 0 nyeri tidak dirasakan oleh anak
2. Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
3. Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
4. Nilai 3 nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
5. Nilai 4 nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
6. Nilai 5 nyeri sekali dan anak menjadi menangis
Penanganan nyeri dikecualikan pada pasien dengan kondisi yeri HIS.
3. Penugasan dan Umpan Balik
Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai kompetensi yang ada dalam RPS:
Mahasiswa dibagi 5 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 7-10 mahasiswa)
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk belajar SOP di laboratorium secara
bergantian (sesuai jadwal), apabila merasa kurang expert maka diberi kesempatan belajar dilaboratorium secara mandiri dengan kontrak terlebih dahulu pada PJ Laboratorium
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | DAFTAR PUSTAKA 16
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartman”s Nursing Assistant Care: Long-Term Care, 2009
2. Herdman, T. Heather, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2012-2014, 2011
3. Matzo, M.& Sherman, DW. Paliative CareNursing : Quality Care to the End of Life.
2011
4. Nursing Diagnosis : Definition and Classification North American Nursing Diagnosis Association. 2010
5. Oxford Texbook of Palliative Nursing. 2010
6. Anonim (2010). Proyek CPP-Indonesian Aged Care Project “Memahami Perawatan
7. Paliatif.http://indonesianwelfare.org.au/dmdocuments/CPP/Articles/Perawatan_Paliatif_J
une_2010.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.
8. Ferrell, B.R. & Coyle, N. (2010). Oxford Textbook of palliative nursing 3nd ed. New
York : Oxford University Press Nugroho, Agung.(2011). Perawatan Paliatif Pasien Hiv / Aids.
9. Menkes RI.(2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
812/Menkes/Sk/Vii/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif Menteri Kesehatan Republik Indonesia.http://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf.
10.Read more at: http://wanthyan-chan.blogspot.com/2013/12/oke.html Copyright