• Tidak ada hasil yang ditemukan

Business Plan Karamel Susu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Business Plan Karamel Susu"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Business Plan

“Industri Permen Karamel Susu Aneka Rasa”

PT Selo Buanget Caramel’s

Head Office : Jl. Raya Selo-Boyolali KM. 3,4 Boyolali

Penyusun :

(2)

EXECUTIVE SUMMARY

Business plan mentega PT Selo Buanget Caramel’s memuat rencana bisnis pembuatan permen karamel susu mulai dari pembuatan, tenaga kerja yang dibutuhkan, teknologi yang digunakan, analisis-analisis lingkungan sosial politik dan analisis financial yang menjadi acuan apakah usaha ini menguntungkan atau tidak.

Berdasarkan perhitungan proyeksi rencana usaha pembuatan permen karamel susu oleh PT Selo Buanget Caramel’s dapat diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Dalam satu tahun bisa menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 1.956.640.500. 2. Dengan asumsi biaya 1 rupiah yang digunakan, mampu menghasilkan keuntungan

sebesar 1,46 kali dari biaya yang digunakan.

3. Modal usaha dapat kembali dalam waktu 5 tahun 5,16 bulan.

(3)

I. PENDAHULUAN

Pada umumnya, produk hasil pertanian atau peternakan masih banyak yang dipasarkan dalam bentuk primer atau belum diolah. Jenis produk tersebut relatif bernilai rendah dengan harga berfluktuatif. Produk olahan hasil pertanian dan peternakan selama ini masih belum digarap secara maksimal dan mutunya masih sangat beragam, sehingga daya saingnya di pasaran relatif masih rendah. Saat ini, pengembangan pertanian maupun peternakan telah mengalami pergeseran, yaitu lebih difokuskan kepada pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian maupun peternakan, sehingga diharapkan dapat menjadi strategi bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Susu merupakan satah satu produk hasil peternakan, terutama dari hewan ternak sapi yang bernilai gizi tinggi (produk peternakan ini terdiri dari susu sapi segar dan olahan). Salah satu produk hasil olahan susu sapi adalah kembang gula (permen) susu, yang disebut permen karamel susu.

Di sentra-sentra produksi susu, sering terjadi kerusakan susu akibat tidak dapat terjual pada waktu yang tepat. Sejak susu diperahpun sudah mengandung bakteri perusak, yang akan lebih diperparah bila pemerahnya tidak mengetahui cara memerah susu yang baik. Susu yang rusak biasanya hanya dibuang, sehingga menjadi tidak bemilai dan merupakan kerugian yang cukup besar bagi para peternak. Salah satu cara untuk mengurangi kerugian tersebut adalah dengan mengolah susu lebih lanjut menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dan masa simpan yang lebih lama. Pengolahan-pengolahan susu yang dapat dilakukan dengan teknologi sederhana dan dapat menghasilkan produk yang disukai oleh konsumen perlu terus dicari dan dikembangkan. Menurut Arpah (1993), susu adalah produk hasil sekresi dari kelenjar sapi yang sedang menyusui anaknya, yang didapat melalui pemerahan. Susu merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan, terutama kerusakan oleh mikroba, karena susu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Brevibacterium dan

microbacterium sering ditemukan dalam susu dan produk-produk susu, tetapi tidak

menimbulkan perubahan yang nyata terhadap tekstur, cita-rasa maupun warna, selain juga bakteri bacteroides, A.viscolactis/viscosus dan lain-lain (Fardiaz, 1992). Untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai penggunaannya, telah dilakukan berbagai cara pengolahan susu. Banyak produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan susu tersebut, seperti susu kental manis, susu bubuk, es krim, permen dan lain-lain.

(4)

Produk olahan susu yang sudah cukup digemari dan dikenal masyarakat, antara lain karamel susu atau kembang gula susu. Pengolahan karamel susu saat ini sebagian besar dikembangkan dalam industri skala rumah tangga. Menurut Langwill (1965), gula-gula atau kembang gula digolongkan ke dalam 8 grup, yaitu (1) Hard candy, (2) Fondant, (3)

Fudge, (4) Caramels, (5) Marshmallows, (6) Nougat, (7) Lozenges, (8) Jellies-Starch,

Pectin dan agar-agar.

Permen atau kembang gula merupakan salah satu produk pangan yang banyak digemari. Permen (boiled sweet) didefinisikan sebagai campuran antara sukrosa dan sirup glukosa dengan rasio tertentu yang dimasak dengan suhu tinggi lalu berubah kedalam keadaan glassy berupa sistem cairan super jenuh dan tidak berkristal setelah pencetakan. Berbagai jenis permen yang biasa terdapat di pasaran, antara lain fondant,

fudge, pinoche, caramels, butterschotch, hard candy, lollypop, marsmallow, gum drops

dan lain-lain. Kebanyakan permen yang bermutu baik masih diimpor dari luar negeri. Untuk mengimbangi produk impor tersebut diperlukan formulasi dan teknologi dalam proses produksinya. Berdasarkan SNI 01-3547-1994 (BSN, 1998), permen atau kembang gula diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu kembang gula keras (kembang gula bertekstur keras dan tidak menjadi lunak bila dikunyah), kembang gula lunak (kembang gula bertekstur relatif lunak atau lunak, jika dikunyah), kembang gula karet (kembang gula yang mengandung getah jelutung atau Dyena costulata, atau getah sintetis khusus); dan kembang gula nirgula (kembang gula yang dibuat dengan pemanis selain gula yang dibuat khusus untuk penderita diabetes dan atau yang membutuhkan makanan berkalori rendah). Permen karamel susu atau kembang gula susu berasal dari kata Caramel milk (bahasa Inggris) atau Hopyes (Bahasa Belanda), di India dikenal dengan nama Khoa. Di Indonesia karamel susu dikenal dengan sebutan hopyes/kopyes, namun di beberapa sentrum pembuatan produk kembang gula dari susu dikenal dengan nama karamel.

Jenis-jenis karamel susu dibedakan berdasarkan produk utama dan produk sampingan. Hal lainnya dibedakan atas jenis aroma yang ditambahkan, seperti karamel vanili dan moka atau frambos. Karamel susu yang merupakan produk utama adalah yang dicetak melalui mesin pencetak digolongkan pada mutu I dan mutu II (produk sampingan) adalah merupakan serpihan yang dihasilkan pada waktu pemipihan (BBLIHP, 1985). Menurut BBLIHP (1985), dalam pengolahan karamel susu, mutu

(5)

yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bahan baku, proses pengolahan dan sanitasi.

Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai potensi penghasil susu sapi perah yang potensial. Tingginya produksi susu sapi perah di Boyolali tidak diimbangi dengan teknologi pengolahan alternatif susu sapi perah sehingga masyarakat tidak mampu mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini berbeda dengan di daerah Pangalengan Bandung yang merupakan daerah produksi susu dan produsen pembuat permen karamel susu, dari penjualan permen susu ini mampu meningkatkan penghasilan peternak. Maka dari itu perlu diterapkan teknologi yang serupa di daerah Boyolali agar penghasilan peternak meningkat.

(6)

II. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN a. Permintaan

Jumlah permintaan karamel susu, baik oleh penduduk di Jawa Tengah maupun di Indonesia sulit diketahui, karena belum pernah ada survei untuk menentukannya secara pasti. Melihat bentuk dan rasanya, permen karamel susu dapat dikategorikan ke dalam jenis makanan yang dapat mensubstitusi kembang gula. Permintaan terhadap permen karamel susu secara umum tergantung pada jumlah penduduk yang mengkonsumsinya (berminat mengkonsumsi), dimana diperkirakan adalah kelompok penduduk yang memiliki kemampuan membeli produk tersebut (tingkat sosial ekonomi menengah ke atas). Permen karamel susu merupakan jenis makanan praktis (convenient food) dan diperkirakan jenis makanan ini lebih populer di kota-kota besar (BBLIHP, 1985). Boyolali merupakan lokasi yang cukup strategis dimana lokasinya dekat dengan Jogja maupun Solo. Sehingga dalam hal pemasaran tidak akan mengalami banyak kendala mengingat daya beli masyarakat Jogja maupun Solo yang cukup tinggi.

b. Penawaran

Sama halnya dengan jumlah permintaan, jumlah penawaran permen karamel susu juga sulit diperkirakan, karena belum adanya data yang pasti mengenai itu. Hasil pengamatan oleh BBLIHP (1985) di lapangan memperlihatkan bahwa beberapa jenis permen karamel susu dijumpai di pasaran Jawa Barat, namun sebagian besar masih merupakan barang impor. Permen karamel susu lokal hanya dijumpai di beberapa kota di Bandung dan Jakarta dalam jumlah yang relatif kecil. Jumlah permen susu di daerah Boyolali dan sekitarnya masih dapat dikatakan belum banyak, sehingga potensi pasar masih sangat prospektif untuk dilakukan usaha permen susu.

c. Persaingan dan Market Share

Permen karamel susu belum begitu populer di kalangan masyarakat di luar daerah Bandung pada khususnya dan Jawa Barat pada umumnya. Daerah Pengalengan, Jawa Barat yang sampai saat ini masih merupakan daerah sentra produksi susu juga merupakan daerah penghasil produk-produk olahan dari susu, antara lain permen karamel susu. Jenis-jenis permen karamel susu di daerah ini dibedakan berdasarkan produk utama dan produk sampingan. Adapula yang membedakannya berdasarkan pada jenis aroma yang ditambahkan (vanili, moka atau frambos). Upaya mengembangkan pemasaran permen karamel susu sebagai produk olahan susu semestinya dilakukan

(7)

dengan cara memperhatikan aspek-aspek pemasaran dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pengembangan pemasaran ini juga bisa dilakukan melalui jalur-jalur pemasarannya, yaitu antara lain para distributor, agen dan penjual eceran. Sebagai ilustrasi, selama ini masih banyak masyarakat yang belum pernah mencoba bahkan mengenal atau mengetahui bentuk/rupa dan rasa permen karamel susu. Kurangnya promosi atau masih minimnya perhatian pengusaha kecil permen karamel susu terhadap aspek-aspek pemasaran berikut sarana-sarananya menjadikan permen karamel susu, khususnya produksi daerah Boyolali masih kurang dikenal oleh masyarakat. Padahal di lain pihak, pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu usaha/industri, baik besar maupun kecil. Keberhasilan suatu produk di pasaran, dalam arti dapat diterima dan dtsukai oleh masyarakat luas, selain dilihat dari segi mutu produk, juga dari penerapan strategi pemasaran yang tepat.

d. Pasar Potensial

Pasar potensial yang menjadi tujuan tempat penjualan barang produksi yaitu permen karamel susu adalah :

1. Toko-toko di wilayah Joaja, Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten

2. Supermarket Jogja dan Solo

(8)

III. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI a. Lokasi Produksi

Lokasi yang digunakan untuk usaha permen karamel susu yaitu di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

b. Skala Produksi

Produksi permen karamel susu dilakukan dalam skala menengah dengan kapasitas produksi 13 ton per bulan, dan kira-kira menghabiskan susu sapi segar sebanyak 1.300 liter/hari.

c. Teknologi Pengolahan

Proses pembuatan permen karamel susu pada prinsipnya adalah pemasakan campuran antara susu dan gula pasir dengan penambahan bahan-bahan lain sebagai pembangkit cita rasa hingga diperoleh produk permen karamel susu yang kental dan berwarna coklat. Secara garis besar, proses pembuatan permen karamel susu meliputi pencampuran bahan, pemasakan, pencetakan, pemotongan dan pengemasan.

Proses pembuatan permen karamel susu sebagai berikut, susu yang telah diuji dan disaring segera dimasukkan ke dalam steam jacket atau wajan, lalu ditambahkan gula pasir dan glukosa sirup, serta dipanaskan sambil terus diaduk secara merata. Apabila diinginkan aroma dari esen, maka esen dapat ditambahkan pada saat pemasakan hampir selesai. Penambahan esen dilakukan sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk sampai adonan tercampur rata. Bila esen yang digunakan berbentuk padat atau pasta, sebaiknya dilarutkan lebih dahulu di dalam sedikit air. Pemasakan dilakukan sampai susu berubah menjadi kental, biasanya dapat memakan waktu 3-4 jam. Kriteria selesainya pemasakan dapat diamati dengan cara mengambil sedikit contoh adonan dan dimasukkan ke dalam air dingin, apabila adonan menjadi keras dan dapat dengan mudah dipatahkan, maka berarti pemasakan tersebut sudah cukup.

Selesai pemasakan, steam segera dimatikan atau wajan diangkat dari brander dan adonan dipindahkan ke dalam loyang yang telah diolesi margarin/mentega. Adonan diratakan ke seluruh permukaan loyang sambil ditekan-tekan. Sisa adonan yang tidak tertampung di dalam loyang akan diiris dengan pisau. Adonan dalam loyang didinginkan selama ± 30 menit pada suhu kamar, lalu dicetak pada

(9)

mesin pencetak atau diiris-iris menggunakan pisau sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Setelah proses pencetakan dan pemotongan permen karamel susu selesai, maka produk-produk tersebut dapat segera dibungkus atau dikemas dengan wadah utama dan selanjutnya dengan wadah pengemas kedua sampai wadah pengemas terakhir.

Permen karamel susu yang telah dipotong-potong dalam bentuk kotak kemudian dikemas. Kemasan karamel terdiri dari dua lapis, yaitu pada lapisan pertama dikemas dengan kertas minyak berukuran 3 cm x 4 cm, dan pada lapisan kedua dibungkus dengan kertas HVS yang telah berlabel dengan ukuran 5 cm x 7,5 cm. Permen karamel susu yang sudah dikemas dengan kedua lapisan kertas tersebut kemudian ditimbang dalam ukuran 250 g, 500 g dan 1000 g, serta dimasukkan ke dalam kemasan berupa kantong plastik yang telah diberi label. Pada label kemasan tersebut tertera logo dan nama perusahaan, nama karamel, berat/volume karamel dalam tiap kemasan, komposisi bahan, tanggal kadaluarsa dan ijin Depkes.

Susu sapi segar+gula+sirup

glukosa+esen

Bahan di campur Pemasakan dan pengadukan ±120oC Pendinginan ±45oC Pencetakan Pemotongan

Pengemasan Permen Karamel Susu

(10)

IV. ASPEK MANAJEMEN

Manajemen perusahaan dipimpin langsung oleh pemilik perusahaan dan sekaligus bertindak sebagai pemimpin perusahaan, pengawas mutu dan pengelola keuangan (administrasi). Pemasaran dikelola oleh 4 orang yaitu, 2 orang pemasaran di Solo dan 2 orang pemasaran di Jogja. Tenaga kerja di pabrik sebanyak 50 orang dengan pembagian kerja 30 orang di bagian produksi, 10 orang di bagian pemotongan dan 4 orang sebagai tenaga packing (pengemasan) dan seorang sebagai penjaga toko yang terletak di depan pabrik. Sebagian tenaga kerja berstatus tenaga borongan dengan latar belakang pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah lanjutan Pertama (SMP). Tenaga kerja yang berstatus pegawai tetap sebagian berada di bagian produksi dan sebagian berada di bagian pemasaran dengan tingkat pendidikan SMA. Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji pegawainya setiap bulan ± Rp. 35.000.000,- - Rp. 45.000.000,-, dengan kisaran gaji pegawai per orang Rp. 750.000,- - Rp. 2.000.000,- per bulan. Untuk bagian pemasaran diberikan insentif sebanyak 5% dari total penjualannya.

Balas Jasa atau Upah Tenaga Kerja

No Jabatan Jumlah Upah/Bln (Rp)

1 Pemasaran+Driver (4) 8.000.000

2 Pegawai Produksi (30) 24.000.000

3 Pegawai Pemotongan (10) 7.500.000

4 Packing (4) 3.000.000

(11)

V. ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK A. Pendapatan Perkapita Masyarakat

Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang diperoleh dari Badan Statistika Nasional tahun 2011 menyebutkan sebesar 27 juta. Dengan demikian, pendapatan perkapita masyarakat cukup tinggi. Meningkatnya pendapatan masyarakat ini mampu mempengaruhi perubahan pola konsumsi makan dan daya beli masyarakat terhadap produk pangan berbasis susu.

B. Penyerapan Tenaga Kerja

Berdirinya PT Selo Buanget Caramel’s memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja. Melalui penyerapan tenaga kerja lokal di sekitar pabrik diharapkan mampu menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Boyolali dan sekitarnya. Penyerapan tenaga kerja lokal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan eksistensi industri karena masyarakat merasa terbantu dalam aspek ekonomi, mensejahterakan masyarakat lokal yang tergabung dalam perusahaan.

C. Penambahan Devisa

Pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan sector perindustrian di Indonesia memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan negara. Berdirinya industri Permen karamel susu PT Selo Buanget Caramel’s di Kabupaten Boyolali memberikan dampak positif terhadap penambahan devisa daerah maupun nasional secara lebih luas. Hal ini sesuai amanat pemerintah yang mendukung pertumbuhan industri lokal dan pertumbuhan perusahan-perusahaan baru dalam negeri sebagai ladang devisa yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan.

D. Keuntungan Transfer Pengetahuan/Teknologi

Pendekatan aspek sosial masyarakat dengan berdirinya industri permen karamel susu PT Selo Buanget Caramel’s melalui transfer ilmu pengetahuan atau teknologi industri pengolahan susu. Penerapan teknologi dan sains dalam memproduksi permen karamel susu secara modern diharapkan mampu memberikan rangsangan positif dalam pengembangan pengetahuan masyarakat akan kemajuan teknologi. Aplikasi teknologi

(12)

pengolahan susu juga diharapkan dapat dipelajari oleh tenaga kerja sehingga secara tidak langsung tenaga kerja/masyarakat memperoleh transfer pengetahuan dan teknologi mengenai industri tersebut.

E. Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

Proyek PT Selo Buanget Caramel’s memberikan respon positif terhadap masyarakat di sekitar lokasi industri. Tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisik tetapi juga kondisi lingkungan psikis masyarakat. Peningkatan kondisi lingkungan fisik terjadi pada pembangunan fisik sepeti pembangunan/perbaikan jalan, jembatan, akses informasi, jaringan telepon yang mampu memberi manfaat positif untuk masyarakat. Selain itu, persepsi dan sikap positif masyarakat juga ditunjukkan dari bentuk kerjasama masyarakat dengan perusahaan melalui keikutsertaan masyarakat dalam proses produksi sebagai tenaga kerja di PT Selo Buanget Caramel’s.

(13)

VI. ASPEK REGULASI DAN LEGALITAS

Usaha permen susu ini sudah terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali sejak tahun 1999. Selain itu juga sudah memiliki surat ijin usaha dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Boyolali.

A. Sistem Hukum Yang Berlaku Untuk Pendirian Usaha

Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang investasi dan perijinan industri pengolahan susu daiantaranya adalah Paket Kebijakan Pemerintah tanggal 23 Mei 1995, berisi tentang DNI (Daftar Negatif Investasi). Penjelasan tentang kebijakan ini adalah Industri pengolahan susu dalam negeri ditetapkan sebagai industri yang tertutup bagi penanaman modal kecuali memenuhi persyaratan terpadu dengan peternakan. Perpaduan antara industri pengolahan susu dengan industri peternakan sapi perah diharapkan mampu mendorong terbentuknya sistem agroindustri susu Indonesia berbasis sumber daya lokal.

Sistem hukum perusahaan berada dibawah BPOM RI MD 25371015178 dan telah mendapatkan label halal dengan LPPOM 01120041999906. Perusahaan telah terdaftar di notaris dan mempunyai Surat Ijin Usaha yang resmi serta terdaftar di kantor pajak, dengan NPWP Perusahaan No. 35.728.673.0-252.000, sehingga setap tahunnya telah dikenakan pajak sesuai peraturan perundang-undangan.

B. Persyaratan Administrasi Pendirian Usaha

Persyaratan admnistrasi untuk memperoleh persetujuan atau ijin yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Boyolali sesuai dasar hukum : Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 590/MPP/Kep/10/99 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perluasan dan Tanda Daftar Industri, ialah sebagai berikut.

1. Formulir permohonan (ijin industri SP 1 dan Pm II) yang telah diisi lengkap dan benar;

2. Foto copy akte pendirian perusahaan dan foto copy surat keputusan berwenang untuk Perusahaan Perseroan;

3. Foto copy akta pendirian koperasi yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang untuk perusahaan yang berbentuk koperasi;

(14)

4. Foto copy akta pendirian perusahaan yang telah didaftarkan pada pengadilan negeri untuk perusahaan persekutuan;

5. Foto copy KTP penanggungjawab Perusahaan/Koperasi;

6. Foto copy izin gangguan/AMDAL bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan;

7. Neraca awal perusahaan;

8. Pas foto penanggungjawab ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.

Berkaitan dengan aspek regulasi dan legalitas tersebut, PT Selo Buanget Caramel’s memiliki kekuatan hukum berdasarkan kelengkapan berkas persyaratan administrasi pendirian usaha, dan perizinan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan melalui keputusan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.

(15)

VII. ASPEK LINGKUNGAN

Secara global, industri permen susu ini tidak menghasilkan limbah yang berdampak negatif pada lingkungan. Limbah yang dihasilkan hanyalah asap hasil dari proses memasak dari susu menjadi permen, akan tetapi asap yang dihasilkannyapun masih di bawah ambang normal. Jadi dapat dikatakan industri ini ramah lingkungan.

(16)

VIII. ANALISIS RESIKO

Setiap usaha pasti akan memiliki resiko yang harus ditanggung oleh pelaksana usaha, termasuk juga industri permen susu. Resiko yang dihadapi dalam industri permen susu ini yaitu pada aspek pemasaran dan daya simpan permen susu yang relatif tidak bertahan lama setelah kemasan luar dibuka.

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan sumberdaya manusia yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang pemasaran, sehingga permen susu yang dihasilkanpun mampu bersaing dengan permen-permen yang ada di Indonesia saat ini. Untuk hal daya simpan yang relatif tidak lama setelah kemasan luar dibuka dapat diatasi dengan cara memasang cara penyimpanan yang baik dan benar pada kemasan pembungkus luar agar konsumen juga memahami bagaimana cara penyimpanan permen susu yang baik agar dapat bertahan lama.

Selain resiko diatas, persaingan bisnis dari perusahaan lain pasti juga akan ada terutama permen karamel yang berasal dari perusahaan industri besar seperti Alpenliebe maupun yang berasal dari impor. Maka dari itu pemasaran yang jitu dan tepat sasaran sangat diperlukan.

(17)

IX. ANALISIS FINANSIAL A. Modal Perusahaan

Modal perusahaan untuk investasi didapat dari hutang bank. Perusahaan hutang ke bank sebesar Rp. 9.000.000.000,00 dengan bunga 14%. Pinjaman beserta bunganya dibayar dalam waktu 10 tahun.

B. Biaya Investasi

Biaya investasi awal perusahaan sebesar Rp. 44.927.500,00 dengan rincian sebagai berikut :

Alat unit Harga Biaya

wajan berkapasitas 50 liter 30 125.000 3.750.000 tungku pemasak berbahan bakar kayu 4 10.000 40.000 kompor berbahan bakar LPG 30 40.000 1.200.000

pengaduk panjang 10 8.000 80.000 rol pemipih 5 7.500 37.500 timbangan kapasitas 100 kg 1 1.500.000 1.500.000 timbangan kapasitas 5 kg 2 350.000 700.000 meja penggiling 4 230.000 920.000 mesin pencetak 2 3.500.000 7.000.000

penampung susu (kapasitas 300 liter) 5 2.000.000 10.000.000 loyang alumunium besar 50 25.000 1.250.000 loyang alumunium sedang 20 15.000 300.000

kain saring 5 10.000 50.000

rak kayu tempat loyang 5 125.000 625.000

pisau stainless stell besar 5 25.000 125.000 pisau stainless stell kecil 10 10.000 100.000

plastik sealer 2 450.000 900.000

tabung LPG kapasitas 13 kg 30 500.000 15.000.000 tabung LPG kapasitas 3 kg 5 150.000 750.000 sumber air bersih (jet pump) 1 600.000 600.000

(18)

C. Estimasi Biaya

Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap terdiri dari : penyusutan, cicilan bank, gaji karyawan dan pajak tahunan.

No Nama Biaya Tetap/ tahun Total (Rp.)

1 Penyusutan 212.749.500

2 Cicilan Bank 1.260.000.000

3 Gaji karyawan 510.000.000

4 Sewa Kendaraan 96.000.000

Total 2.078.749.500

Biaya variable terdiri dari : susu, kemasan, bahan bakar, listrik, air dan lain-lain. Rincian biaya dapat dilihat pada tabel berikut :

No Biaya Variabel/thn Jumlah Harga satuan (Rp.) Total (Rp.) 1 Susu (ltr) 468.000 4.100 (/kg) 1.918.800.000 2 Gula pasir (kg) 9.360 11.000 (/kg) 102.960.000

3 Esen (kg) 2.700 3.500 (/kg) 9.450.000

4 Mentega 126.000 25 (/gram) 3.150.000

5 Kemasan 18.750.000

6 Bahan Bakar 15.000 4.500 (/liter) 67.500.000

7 Listrik 24.000.000

8 Promosi 60.000.000

Total 2.204.610.000

Total biaya tetap dan biaya variable adalah Rp 4.056.749.000 D. Estimasi Penjualan /Penerimaan

Barang yang dijual akan menghasilkan penerimaan kotor. Penerimaan diperoleh dari penjualan permen karamel susu. Estimasi penerimaan dalam satu tahun produksi dapat dilihat pada table berikut :

No Kemasan Total Produksi (kg) kemungkinan tdk terjual (kg) Harga Satuan (Rp/bag) Total Penerimaan (Rp.) 1

Permen Karamel Susu 1000 gr 78.000 - 38.000 2.964.000.000 2

Permen Karamel Susu

500 gr 78.000 - 19.000 2.964.000.000

(19)

E. Proyeksi untung Rugi

Jumlah penerimaan lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya. Maka tentunya perusahaan akan untung atau memperoleh laba. Berdasarkan perhitungan penerimaan perusahaan bisa mendapatkan laba kotor sebesar Rp. 3.216.640.500 yang diperoleh dari perhitungan penerimaan dikurangi dengan total biaya tetap ditambah biaya variable. Sedangkan Laba bersih pertahun didapatkan angka sebesar Rp. 1.956.640.500 yang diperoleh dari hasil perhitungan laba kotor dikurangi dengan bunga pinjaman.

F. Kriteria Investasi

Beberapa kriteria investasi yang dihitung adalah : 1. Efisiensi usaha dengan R/C rasio

Rumus R/C ratio = TotalBiaya Penerimaan 2. Rentabilitas Rentabilitas = Modal Laba x 100 % 3. Pay Back Period (PBP)

PBP =

Laba Modal

x 1 tahun

4. BEP baik berdasarkan Rupiah maupun jumlah permen karamel susu yang diproduksi BEP Rupiah BEP = ) / var (

1 biaya iabel penerimaan BiayaTetap

BEP produk dihitung dari hasil BEP Rupiah dibagi harga produk Dari Hasil Perhitungan diperoleh data sebagai berikut :

Kriteria efisiensi Nilai

1. R/C Rasio 2. Rentabilitas 3. Pay Back Period 4. BEP - Dalam Rupiah - Dalam Produk 1,46 15,25% 5,43 tahun Rp. 3.214.409.729,91 80.360,24 kg

(20)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis finansial usaha pembuatan permen karamel susu, mampu menghasilkan keuntungan bersih per tahun sebesar Rp. 1.956.640.500. R/C ratio menunjukkan angka sebesar 1,46 hal ini berarti bahwa dengan asumsi biaya 1 rupiah yang digunakan, mampu menghasilkan keuntungan sebesar 1,46 kali dari biaya yang digunakan. Analisis rentabilitas usaha dan pay bac periode menunjukkan hasil berturut-turut 15,25% dan 5,43 tahun. Hal tersebut menandakan bahwa modal yang digunakan akan lebih menguntungkan apabila digunakan untuk menjalankan usaha dibanding harus diinvestasikan serta tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan modal usahanya yaitu hanya dalam waktu 5 tahun 5,16 bulan. Dengan demikian usaha yang akan dijalankan ini diproyeksikan mempunyai prospek yang menjanjikan, karena efisiensi usaha tercapai dan berdasarkan parameter-parameter di atas usaha ini akan sustainable di masa yang akan datang.

Hasil analisis Break Even Point dalam rupiah menunjukkan bahwa BEP dicapai pada tingkat penerimaan sebesar Rp. 3.214.409.729,91. BEP berdasarkan banyaknya produk yang dihasilkan akan dicapai pada produksi 80.360,24 kg.

Apabila diinginkan keuntungan yang lebih besar lagi maka hendaknya skala usaha ini dibuat dalam skala industri dengan menggunakan mesin canggih, sehingga penggunaan tenaga kerja dapat dikurangi dan akan menghemat biaya tenaga kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Guru mampu memilih media pembelajaran dan sumber belajar yang relavan sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran

Berdasarkan hasil survei awal yang dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada 3 anggota Perhimpunan Penjelajah Alam Jamadagni, diperoleh sejumlah gejala mengenai

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari total dua belas kabupaten/kota yang ada di Kaltim, delapan kabupaten merupakan daerah dengan pangsa sektor primer yang sangat dominan, baik

Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Dukungan keluarga tentang Informasional Keluarga Pada Lansia dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli...

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan Ion Logam

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11/D/BP/2017 Tahun 2017 tentang Petunjuk

This study compared two internationally widely used instruments to measure CT on their reliability, validity, feasibility, and attractiveness for students in higher education: the

dua model yaitu eceran dan borongan perplastik. Dalam sistem jual beli pakaian bekas dengan model eceran para pembeli mendatangi kios pakaian bekas yang mereka inginkan