• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lap Kunj Simrs Rspc Jangmed 25a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lap Kunj Simrs Rspc Jangmed 25a"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN I.1.

I.1. Latar BelakangLatar Belakang

Berdasarkan UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan merupakan Berdasarkan UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh  pelayanan

 pelayanan kesehatan. kesehatan. Pelayanan Pelayanan kesehatan kesehatan dibutuhkan dibutuhkan untuk untuk tercapainya tercapainya derajatderajat kesehatan masyarakat yang sesuai dengan cita-cita bangsa dengan pelayanan yang kesehatan masyarakat yang sesuai dengan cita-cita bangsa dengan pelayanan yang efektif, efisien, dan terarah. Diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi efektif, efisien, dan terarah. Diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat dengan mengutamakan upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat dengan mengutamakan  pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Candra A, 2010:58).

 pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Candra A, 2010:58). Jangmed

Jangmed Menurut Kusumapradja R dan Ni Putu (2013, 68) Pelayanan rawat jalanMenurut Kusumapradja R dan Ni Putu (2013, 68) Pelayanan rawat jalan sering diibaratkan sebagai “pintu gerbang” bagi rumah sakit, yang ak

sering diibaratkan sebagai “pintu gerbang” bagi rumah sakit, yang akan mempengaruhian mempengaruhi keputusan pasien untuk tetap atau tidak memakai jasa pelayanan rumah sakit tersebut. keputusan pasien untuk tetap atau tidak memakai jasa pelayanan rumah sakit tersebut. Bila dalam pelayanan ini, pasien mendapatkan pelayanan prima yang sesuai atau Bila dalam pelayanan ini, pasien mendapatkan pelayanan prima yang sesuai atau  bahkan

 bahkan dapat dapat melampaui melampaui harapan harapan pasien, pasien, maka maka akan akan terbentuk terbentuk sikap sikap positif positif pasienpasien terhadap pelayanan rawat jalan ini. Sikap positif akan berpengaruh kepada keputusan terhadap pelayanan rawat jalan ini. Sikap positif akan berpengaruh kepada keputusan  pasien untuk

 pasien untuk melakukan kumelakukan kunjungan ulang njungan ulang ke rumah ke rumah sakit tersebut, bsakit tersebut, bahkan cendahkan cenderungerung akan menjadi pasien yang loyal (Kusumapradja, dkk, 2013:68).

akan menjadi pasien yang loyal (Kusumapradja, dkk, 2013:68).

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memilki peran

kesehatan kepada masyarakat memilki peran yang sangat strategis dalam mempercepatyang sangat strategis dalam mempercepat  peningkatan derajat

 peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kesehatan masyarakat, oleh karena oleh karena itu rumah sakit itu rumah sakit dituntut untukdituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapka

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapka n dan dapatn dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya kelengkapan fasilitas yang diunggulkan Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya kelengkapan fasilitas yang diunggulkan melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan elemen yang melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan elemen yang  berpengaruh

 berpengaruh signifikan signifikan terhadap terhadap pelayanan pelayanan rekam rekam medis medis yang yang dihasilkan dihasilkan dandan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka waktu yang tidak lama di dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka waktu yang tidak lama di rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan

(2)
(3)

dikarenakan pasien merupakan aset yang sangat berharga dalam mengembangkan dikarenakan pasien merupakan aset yang sangat berharga dalam mengembangkan industri rumah sakit (Depkes RI, 2007).

industri rumah sakit (Depkes RI, 2007).

Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan kesehatan yang dapat memuaskan setiap p

kesehatan kesehatan yang dapat memuaskan setiap p emakai jasa pelayanan yang sesuaiemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan tingkt kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraanya sesuai dengan dengan tingkt kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraanya sesuai dengan standar kode etik profesi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Permenkes Nomor : standar kode etik profesi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Permenkes Nomor : 269/MENKES/PER/III/2008 dikatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisi 269/MENKES/PER/III/2008 dikatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisi dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

lain yang telah diberikan kepada pasien.

Strategi pelayanan medis bahwa setiap rumah sakit h

Strategi pelayanan medis bahwa setiap rumah sakit h arus melakukan pendekatan mutuarus melakukan pendekatan mutu  paripurna

 paripurna yang yang berorientasi berorientasi pada pada kepuasan kepuasan pasien. pasien. Agar Agar rumah rumah sakit sakit tetap tetap eksis, eksis, didi tengah pertumbuhan industri pelayanan rekam medis yang semakin

tengah pertumbuhan industri pelayanan rekam medis yang semakin kuat. Upaya rumahkuat. Upaya rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah dengan meningkatkan pelayanan sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah dengan meningkatkan pelayanan mutu medis kepada pasien. Hal tersebut karena pasien merupakan sumber pendapatan mutu medis kepada pasien. Hal tersebut karena pasien merupakan sumber pendapatan yang ditunggu oleh rumah sakit baik secara langsung

yang ditunggu oleh rumah sakit baik secara langsung (out of pocket)(out of pocket) maupun secaramaupun secara tidak langsung melalui asuransi kesehatan. Tanpa pasien, rumah sakit tidak dapat tidak langsung melalui asuransi kesehatan. Tanpa pasien, rumah sakit tidak dapat  bertahan

 bertahan dan dan berkembang berkembang mengingat mengingat besarnya besarnya biaya biaya operasional operasional rumah rumah sakit sakit yangyang tinggi. Ruamh sakit melakukan berbagai cara demi meningkatkan kunjungan pasien, tinggi. Ruamh sakit melakukan berbagai cara demi meningkatkan kunjungan pasien, sehingga rumah sakit harus mampu menampilkan dampak sebuah lo

sehingga rumah sakit harus mampu menampilkan dampak sebuah lo yalitas pada pasienyalitas pada pasien sehingga pasien datang kembali memanfaatkan jasa rumah sakit tersebut.

sehingga pasien datang kembali memanfaatkan jasa rumah sakit tersebut.

Sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, Sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manuasia yang saling indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manuasia yang saling  berkaitan dan dikelola

 berkaitan dan dikelola scara terpadu untuk mscara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yangengarahkan tindakan atau keputusan yang  berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Sesuai dengan

 berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Menteriperaturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang sistem informasi Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit pasal 4 bahwa setiap rumah sakit harus melaksanakan manajemen rumah sakit pasal 4 bahwa setiap rumah sakit harus melaksanakan  pengelolaan dan pengembangan SIMRS.

 pengelolaan dan pengembangan SIMRS.

Dengan semakin majunya perkembangan pada sebuah sistem tentu tidak selamanya Dengan semakin majunya perkembangan pada sebuah sistem tentu tidak selamanya

(4)

kebutuhan masanya. Dengan mengembangkan sistem informasi rumah sakit, kebutuhan masanya. Dengan mengembangkan sistem informasi rumah sakit, diharapkan kualitas pelayanan dapat meningkat. Menutur Whitten, Jefery L. Conie diharapkan kualitas pelayanan dapat meningkat. Menutur Whitten, Jefery L. Conie (2001) ada 8 tahapan pengembangan sistem informasi yang terangkum dalam metode (2001) ada 8 tahapan pengembangan sistem informasi yang terangkum dalam metode  FAST

 FAST (Framework (Framework for for the the Application Application Of Of System System Thinking)Thinking). Untuk mendukung. Untuk mendukung  pengembangan

 pengembangan sistem sistem informasi informasi tersebut tersebut digunakan digunakan kerangkakerangka PIECES  PIECES yaitu yaitu dilihatdilihat dari segi performance, information, economis, control, efficiency, dan service

dari segi performance, information, economis, control, efficiency, dan service, hal ini, hal ini sesuai dalam penelitian Murdani (2007) mengembangkan suatu kerangka yang berguna sesuai dalam penelitian Murdani (2007) mengembangkan suatu kerangka yang berguna untuk mengklasifikasikan masalah dan menganalisa sistem serta aplikasi manual untuk mengklasifikasikan masalah dan menganalisa sistem serta aplikasi manual maapun terkomputerisasi.

maapun terkomputerisasi.

Rumah sakit Pertamina Cirebon menggunakan sistem informasi Rumah Sakit yang Rumah sakit Pertamina Cirebon menggunakan sistem informasi Rumah Sakit yang  berbasis k

 berbasis komputer omputer sejak sejak tahun tahun 2004, 2004, yang yang dikelola dikelola sendiri sendiri yang yang hamper hamper sepenuhnyasepenuhnya terintegrasi. Sudah ada system pendafataran yang terpadu, system biling sistem, terintegrasi. Sudah ada system pendafataran yang terpadu, system biling sistem, Instalasi Laboratorium, Radiologi, rawat jalan, rawat inap, finance, farmasi, sumber Instalasi Laboratorium, Radiologi, rawat jalan, rawat inap, finance, farmasi, sumber daya manusia yang dapat di akses dan di monitor oleh top manager di rumah sakit. daya manusia yang dapat di akses dan di monitor oleh top manager di rumah sakit.

I.2.

I.2. Maksud dan Tujuan Kunjungan ke RS Pertamina CirebonMaksud dan Tujuan Kunjungan ke RS Pertamina Cirebon 1.

1. Maksud kunjungan ke RS Pertamina Cirebon (RSPC) adalah untuk mempelajariMaksud kunjungan ke RS Pertamina Cirebon (RSPC) adalah untuk mempelajari Sistem Informasi Rumah sakit yang telah dikelola RSPC sejak lama. Sehinga Sistem Informasi Rumah sakit yang telah dikelola RSPC sejak lama. Sehinga mahasiswa mendapatkan gambaran tentang SIM RS yang telah

mahasiswa mendapatkan gambaran tentang SIM RS yang telah ada di rumah sakit.ada di rumah sakit. 2.

2. Mahasiswa mepelajari alur dan proses tentang SIM RSMahasiswa mepelajari alur dan proses tentang SIM RS 3.

3. Membandingkan SIM RS RSPC dengan SIM RS di Rumah Sakit tempat bekerjaMembandingkan SIM RS RSPC dengan SIM RS di Rumah Sakit tempat bekerja

I.3.

I.3. Manfaat Kunjungan SIM RSManfaat Kunjungan SIM RS 1.

1. Mempelajari alur sistem informasi yang terpadu sehingga pengelolaan data danMempelajari alur sistem informasi yang terpadu sehingga pengelolaan data dan informasi yang terintegrasi.

informasi yang terintegrasi. 2.

2. Mempelajari sistem informasi yang dibutuhkan petugas dalam melayani Mempelajari sistem informasi yang dibutuhkan petugas dalam melayani pasien.pasien. 3.

3. Mempelajari sistem informasi dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien.Mempelajari sistem informasi dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien. 4.

(5)

I.3.1 Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan khususnya tentang sistem informasi rawat jalan baik Medik, Non Medik dan Penunjang Medik

I.3.2 Bagi RSPC

Pengembangan sistem ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk membatu manajemen RSPC untuk meningkatakan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien serta dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen dalam membuat keputusan lebih cepat, tepat, dan  benar.

I.3.3 Bagi Akademik 

Mendapat gambaran tentang pelaksanaan administrasi pada politik khususnya  pelayanan medis, penunjang Medik dan Non Medis.

I.4. Tujuan Kunjungan SIM RS di RSPC I.4.1 Tujuan Umum

Agar Mahasiswa bisa mempelajari alur dan proses SIM RS di RS.

I.4.2 Tujuan Khusus

1. Mempelajari Alur dan proses di Rawat jalan dengan menggunakan SIM RS. 2. Mempelajari Alur dan Proses kaitan SIM RS dengan rekam Medik.

3. Mempelajari Alur dan proses SIM RS di Logistik dan Fa rmasi. 4. Mempelajari alur dan proses SIM RS di SDM.

5. Mempelajari Alur dan Proses di Keuangan dan kaitannya dengan managemen. 6. Mempelajari SIM RS kaitannya dengan Medis.

7. Mempelajari SIM RS kaitannya dengan penunjang Medik.

I.5. Ruang Lingkup

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi

2.1.1. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem input data di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi opererasi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan -laporan yang di perlukan (Sutabru, 2005). Sistem informasi juga dapat di definiskan sebagai suatu hubungan dari komponen-komponen pengumpulan, proses, penyimpanan dan distribusi dalam suatu organisasi (Loudon C. Kenneth, 2000)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang sistem informasi rumah sakit. Sesuai ketentuan pada pasal 52 ayat 1 undang-undang nomer 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan  pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam  bentuk sistem informasi rumah sakit.

Penetapan Menteri Kesehatan tentang sistem informasi rumah sakit pasal 1 nomor 1171/MENKES/PER/2011, bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan sistem informasi rumah sakit (SIRS). Sebagaiman yang dimaksud SIRS adalah proses  pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit.

Sesuai dengan pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171/MENKES/PER/2011 SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementrian Kesehatan yang meliputi:

a. Data identitas rumah sakit

(7)

d. Data komplikasi/morbiditas penyakit pasien rawat inap e. Data komplikasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan

Untuk dapat menggunkan aplikasi sebagaiman dimaksud pada ayat 1, setiap rumah sakit wajib melakukan registrasi pada kementrian kesehatan. Penyelenggaraan SIRS  bertujuan untuk:

a. Merumuskan kebijakan dibidang perumasakitan  b. Menyajikan informasi rumah sakit secara nasional

c. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara nasioal.

Pelaporan SIMRS terdiri dari pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update) dan bersifat periodik dan di tetapkan bedsarkan kebutuhan nformasi untuk  pengembangan program dan kebijakan dalam bidan perumasakitan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit pasal 1 bahwa sistem informasi rumah sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur administrasi untuk memproleh informasi secara tepat waktu dan akurat, dan merupak an bagian dari sistem informasi kesehatan.

Sistem infornasi terdiri dari komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran dan tujuan, adapun komponen sistem informasi antara lain (Kadir, 2003) :

1. Perangkat keras (hardware), yang mencangkup fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak (Software) atau program, yaitu sekumpulan intruksi yang

memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data

(8)

4. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan informasi.

5. Basis data (database), yaitu sekumpulan table, hubungan hal-hal yang berkaitan dengan penyimpanan data

6. Jaringan komputer dan komunikasi data. Yaitu berupa sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) di pakai secara bersama atau diakses oleh  pemakai lain.

2.1.2. Pengembangan Sistem Informasi

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi dari suatu sistem, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan suatu pengembangan sistem yang berarti menyusun sistem yang baru untuk memperbaikai sistem yang sudah ada ataupun mengganti secra keseluruhan dari sistem yang ada. Perbaikan atau pergantian dari sistem yang lama disebabkan karena adanya permasalahan yang timbul dalam sistem yang sudah ada. Permasalahan tersebut dapat berupa ketidakberesan dalam suatu sistem yaitu kecurangan yang disengaja. Kesalahan yang tidak disengaja yang menyebabkan kebenaran data kurang terjamin, tidak efesiennya operasi, dan tidak ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Permasalahan yang lain adalah  pertumbuhan organisasi dari segi kebutuhan informasi yang semakin luas dan volume  pengolahan semakin meningkat. Selain adanya permasalahan dalam suatu sistem, hal lain yang dapat menyebabkan perlunya pengembangan suatu sistem adalah untuk meraih kesempatan-kesempatan (Opportunities). Kesempatan atau peluang yang ada dapat diraih jika diiringi dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan  penyediaan informasi dengan cepat atau efisiensi. Adanya intruksi dari pimpinan ataupun dari luar organisasi juga menyebabkan perlunya penyusunan sistem yang baru (Hartono, 2005).

Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana dimaksud pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang sistem

(9)

informasi manajemen rumah sakit pasal 4, harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di rumah sakit yang meliputi :

a. Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efesiensi, dan kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional.

 b. Kecepatan pengambilan keputusan, akurasi dan kecepatan indentifikasi masalah, dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial.

c. Budaya kerja, tranparansi, koordinasi antara unit, pemahaman sistem, dan  pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.

SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program pemerintah dan pemerintah daerah, serta merupakana bagian dari sistem informasi kesehatan. Pengintegrasian dengan  program pemerintah dan pemerintah daerah sebagaiman yang di maksud pada  peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013, dilaksanakan dalam bentuk kemampuan komunikasi data (interoperabilitas). SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data dengan:

a. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang milik negara (SIMAK BMN)  b. Pelapor sistem informasi rumah sakit (SIRS)

c. Indonesia Case Base Group’s (INACBG,S)

d. Aplikasi lain yang di kembangkan oleh pemerinyah, dan

e. Sistem Informasi Manajemen Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 pasal 3,  penyelenggaraan SIMRS dapat menggunkan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh Kemenkes atau menggunakan aplikasi yang dibu at sendiri di rumah sakit.

Harapan dari suatu perbaikan atau penggatian sistem lama adalah adanya penigkatan- peningkatan yang meliputi peningkatan performance  / kinerja, informasi, ekonomi, control, efisiensi dan peningkatan service / pelayanan atau di singkat PIECES (Whitten, Banttley & Dittman, 2004)

(10)

Tahapan pengembangan SIMRS terintregrasi merupakan suatu paket sistem aplikasi yang terintegrasi, yang di hubungkan secara online pada semua fungsi pelayanan rumah sakit mulai dari transakisi manajemen, antrian, pendaftaran, pelayanan  perawatan, pelayanan penunjang, manajemen operasi / bedah sentral, rekam medis,

manajemen keperawatan, kasir, akuntansi dan keuangan, kepegawaian, gizi, linen, laundry serta fungsi pelayanan rumah sakit lainnya (simrs.net / pengembangan-simrs) Strategi pengembangan sistem informasi rumah sakit:

A. Proses Bisnis

1. Pelayanan utama ( front office) :

Memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu pada proses  pendaftaran, rawat jalan/rawat inap, pulang. Selama proses perawatan pasien akan mendapatkan layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah dan lainnya. Pelayanan administratif (back-office)

2. Rumah sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang mesin, alat kesehatan / aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor,  barang habis pakai dan sejenisnya). Proses umum diantaranya perencanaan,  pembelian / pengadaan, pemeliharaan stok / inventori, pengelolaan aset,  pengelolaan SDM, dan pengelolaan uang. Proses back office berhubungan/link

dengan proses pada front office. B. Arsitektur infrastruktur

Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer bukan hanya untuk kebutuhan sistem informasi RS saja, tetapi harus juga harus mampu di gunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, intelegen Building, medical Equipment, dan lain-lain. Syarat infrastruktur:

1. Memudahkan manajemen data pada jaringan komputer

(11)

3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, gunanya memeperkuat kinerja jaringan bila ada kegagalan

4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, intuk melengkapi kekurangan Sumber daya dan sebagai backup

5. Pemasangan jaringan oleh vendor yang tersertifikasi

6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap baik hardcopy maupun softcopy 7. Pengelolaan jaringan harus bertingkat

8. Arsitektur data

Dalam membangun arsitektur data harus diperhatikan:

1. Kodefikasi, selain harus untuk otomitasi / komputerisasi juga diperlukan untuk intregrasi dan pengelolaan lebih lanjut

2. Mapping, untuk integrasi dan pengolaan data lebih lanjut

3. Standar pertukaran data antar aplikasi agar dapat berkomunikasi satu aplikasi dengan yang lainnya

4. Database, struktur database sebaiknya mengacu pada best practice database rumah sakit dan mengambil dari Sumber terbuka serta mempertimbangkan kebutuhan stakeholder terkait

C. Arsitektur aplikasi :

a. Kegiatan pelayanan utama

 b. Kegiatan administratif (back office) c. Komunikasi dan kolaborasi

2.2. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi 2.2.1. Metode System

 D evelopment Life Cycle (SDLC)

Pengembangan sistem teknologi informasi konvesional menggunkan metode siklus hidup pengembangan system development life cycle (SDLC ). Siklus tersebut terdiri dari tujuh tahap. Tahapan-tahapan dalam SDLC antara lain (Kendal & Kendal 2006) :

(12)

1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan

Tahapan pertama ini penting dalam pengembangan sistem. Dalam tahapan ini  penganalisis menentukan dengan tepat masalah yang ada dan peluang untuk  pengembangan sistem informasi. Selain itu juga mengidentifikasi tujuan yang hendak dicapai dengan adanya masalah. Adapun hasil dari tahapan ini adalah laporan yang berisi masalah dan ringkasan tujuan.

2. Menentukan syarat-syarat informasi

Pada tahap ini, penganalisis berusaha memahami informasi apa yang dibutuhkan  pemakai dan perlu mengetahui secara detail fungs sistem yang ada menyangkut : siapa (orang-orang yang terlibat), apa (kegiatan bisnis), dimana (lingkungan  pekerjaan), kapan (waktu yang tepat), dan bagaimana (prosedur yang dijalankan). Hasil dari tahap ini adalah menganalisis memahami bagaimana fungsi bisnis dan melengkapi informasi tentang tujuan, data, dan prosedur yang terlibat.

3. Menganalisisi kebutuhan-kebutuhan sistem

Pada tahap ini diperlukan penggunaan diagram aliran data dalam menyusun masukan, proses, dan keluaran untuk membantu menentukan kebutuhan d ari suatu sistem. Hasil dari tahapan ini adalah suatu proposal sistem yang berisi ringkasan mengenai apa yang ditemukan, analisis biaya/keuntungan serta rekomendasi apa saja yang harus dilakukan.

4. Merancang sistem yang direkomendasikan

Informasi-informasi yang terkumpul dari tahapan sebelumnya digunakan pada tahapan ini untuk merancang sistem informasi yang logis. Perancangan ini terdiri dari perancangan masukan sistem informasi rumah sakit, perancangan antar muka,  perancangan file atau basis data, dan perancangan prosedur back up dan kontrol

untuk melindungi sistem dan data. Hasil dari tahapan ini adalah lay out input dan output, spesifikasi file, detail proses, tabel diagram aliran data, flowchart sistem, nam, dan fungsi sub program.

(13)

5. Mengembangkan dan merekomendasikan perangkat lunak

Pada tahap ini di perlukan kerja sama penganalisis dan pemprogram untuk mengemabngkan suatu perangkat lunak. Pemprogram merancang, membuat kode  program yang akan dijalankan, mengatasi kesalahan-kesalahan dari program

computer dan menjelaskan bagian-bagian komplek dari program. 6. Menguji dan mempertahankan sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian pada tahap sistem informasi sebelumnya digunkan. Kegiatan mempertahankan sistem dilakukan dengan rutin seperti  pemeliharaan sistem.

7. Mengimplentasikan dan mengevaluasi sistem

Tahap ini adalah tahap terkhir, dilakukan implementasi sistem informasi. Pada tahap ini dilakukan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Evaluasi sistem dilakukan pada setiap tahap. Dengan evaluasi sistem, dapat ditemukannya suatu masalah dalam setiap tahap, sehingga dapat kemungkinan untuk kembali ke tahap sebelumnya, dan dapat memodifikasi sistem atau melengkap desain yang  belum lengkap yang menyebabkan tidak berjalannya suatu sistem.

2.2.2. Metode Prototipe

Prototipe adalah proses interaktif dalam pengembangan sistem di mana kebutuhan diubah dalam kedaan sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menrus diperbaiki melalui kerja sama antara pengguna dan analisa. (Al Fatta, 2007). Tahap-tahap dalam metode  prototype  seperti yaitu : Tahap-tahap pertama identifikasi kebutuhan  pemakai. Pada tahap ini pemakai bertemu dengan pengembang untuk menjelaskan

kebutuhan dari sistem yang akan di kembangkan. Selain itu tahap selanjutnya  pengembangan mulai membuat prototype. Setelah prototype selesai, pemakai menguji Prototipe dan memberikan kritik atau saran jika masih ada yang kurang. Tahap selanjutnya pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai. Setelah memperbaiki Prototipe sesuai dengan dari pemakai Prototipe diuji kembali.

(14)

 pengembangan versi produksi yaitu pengembangan merampungkan sistem sesuai dengan terakhir dari pemakai. Adapun perangkat-perangkat lunak computer yang dapat di gunakan dalam metodde Prototipe ini adalah visual basic dan power builder ataupun DBMS seperti Microsoft Access, dengan demikian pembuatan program bisa lebih cepat (Kadir 2003)

Penggunaan metode Prototipe dalam pengembangan sistem akan lebih cepat dan lebih mudah di bandingkan denga pendekatan SDLC yang memakai waktu lama untuk menghasilkan spesifikasi yang lebih rinci sebelum pemakai dapat mengevakuasi sistem. Kelebihan lain dari penggunaan metode Prototipe adalah pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif, dapat meningkatkan kepuasan pemakai, memperkecil kesalahan segera terdeksi oleh  pemakai, pemakai memiliki kesempatan lebih banyak dalam meminta paerubahan- perubahan. Dari segi biaya, metode prototype dapat menghemat 10%-20% dibandingkan menggunakan SDLC (Kadir 2003). Disamping kelebihan tersebut,  penggunaan metode Prototipe memiliki kelemahan yaitu: Prototipe hanya bisa berhasil  jika pemakai bersungguh-sungguh dalam mnggarap Prototipe, kemungkinan demokrasi terabaikan karena pengembangan lebih berkonsentrasi pada pengujian dan  pembuatan Prototipe. Dari segi waktu yang pendek kemungkinan sistem dibuat tidak lengkap dan bahkan tidak teruji. Selain itu karena d i dalam pembuatan Prototipe sering terjadi pengulangan maka, jika pengulangan tersebut terlalu banyak maka ada kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reasi negative. Kelemahan lain adalah, apabila tidak terkelola dengan baik, Prototipe menjadi tidak pernah berakhir. Hal ini di sebabkan permintaan terhadap aperubahan terlalu mudah untuk di penuhi (Kadir, 2003).

2.2.3. Metode

I ncremental

 dan

I nteractive

Metode  Incremental   menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diaplikasikan secara berulang) dengan filosofi Prototipe iterative. Model Incremental 

(15)

urutan linier menghasilkan satu tahap Increment . Incremental  pertama menghasilkan sebuah produk inti, sedang fitur-fitur tambahan belum di hasilkan. Produk inti tersebut kemudian digunakan oleh pengguna dan di evaluasi. Dari hasil pemaiakain dan evaluasi tersebut, maka direncanakan Increment selanjutnya yaitu modifikasi produk inti sehingga dapat lebih memenuhi kebutuhan pemakai. Proses ini dulangi sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap (Presman, 2002)

Model Incremental dan Interactive  yang disebut juga sebagai model pengembangan yang bertahap (Deek, McHugh & Ejabiri 2005) sama-sama memiliki tujuan pada mengurangi waktu siklus untuk pengembangan. Pengembangan interactive cenderung mengembangkan suatu prototype dari keseluruhan produk pada fase pertama kemudian secara berulang memperbaiki produk pada fase yang berurutan den gan perbaikan yang selesai sampai tercipta suatu sistem yang efektif. Pendekatan Incremental juga menciptakan suatu rangkaian iterasi, tetapi iterasi sebagai penambahan fungsional Increment pada produk. Pengembangan dengan model Incremental cenderung di anggap sebagai bangunan dari suatu bagian sistem yang diharapkan pada masing-masing urutan dari sebagian peluncuran sistem sampai keseluruhan sistem diselesaikan (Deek, McHugh & Eljabiri 2005).

Beberapa keuntungan dari sistem model Incremental diantaranya adalah mengurangi resiko kerusakan yang terjadi dan meningkatkan kepuasan pengguna. Selain itu dari segi teknologi dapat mempercepat proses (Deek, McHugh & Eljabiri 2005).

2.3. Sistem Basis Data

Basis data adalah kelompok data yang di simpen dalam file atau beberapa file yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan kemabali dengan cepat dan mudah pada saat yang dibutuhkan. Dengan basis data di harapkan tidak terjadi kelebihan ( Redudancy) atau duplikasi penyimpanan data yang sama pada saat organisasi (Fathansyah, 2002).

(16)

Sedangkan menurut Marlinda (2004), definisi basis data adalah suatu kumpulan data operasional lengkap dari organisasi yang diorganisir / dikelola dan disimpan secara intregrasi dengan menggunakan metode tertentu, dengan menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal diperlukan pemakaianya. Sistem basis data adalah suatu sistem yang menyusun dan mengelola record menggunkan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap dengan sebuah organisasi sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan pemakai untuk proses pengambilan keputusan (Marlinda, 2004).

Keuntungan sistem basis data menurut Simarmata & Prayudi (2006 ) antara lain: 1) Mengurangi pengulangan data

2) Mencapai independensi data

3) Mengintregrasikan data beberapa file

4) Mengambil data dan informasi secara cepat 5) Meningkatkan keamanan

Kerugian sistem basis data (Marlinda, 2004) diantaranya: 1) Perangkat lunaknya mahal

2) Diperlukan konfigurasi perangkat keras yang benar 3) Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengelola data

4) Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait, hal ini di karenakan data yang di dalam sistem basis data di gunakan secara bersama -sama dan saling berhubungan.

2.3.1. Perancangan Basis Data

a. Pemodelan Data (Data Modelling)

Pemodelan data adalah cara formal untuk menggambarkan data yang di gunakan dan di ciptakan dalam suatu sistem informasi. Penyusunan dan pemodelan data harus

(17)

seimbang dengan proses. Dalam pengembangan ini, pemodelan data yang di gunakan adalah Entity Relationship Diagram (ERD).

 Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran atau diagram yang menunjukan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem informasi. Entitas biasanya menggambarkan jenis informasi yang sama. Dalam entitas, ERD di gunkan untuk menghubungkan jenis informasi yang sama. Dalam entitas, ERD digunakan untuk menghubungkan antar entitas yang sekaligus menunjukan hubungan antar data.

Langkah-langkah pembuatan  Entity Relationship Diagram  (ERD) (Simarmata & Paryudi, 2006) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembuatan ERD

1. Menentukan Entitas Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata, konsep dimana pengguna akan menyimpan data

2. Menentukan Relasi Menentukan hubungan antar pasangan menggunakan matriks relasi

3. Gambaran ERD sementara Entitas digambarkan dengan kotak dan relasi dengan garis menghubungkan entitas

4. Isi Kardinalitas Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan

5. Tentukan kunci utama menentukan atribut yang mengidentifikasikan satu dan hanya satu kejadian masing-masing entitas

6.Gambaran ERD berdasar kunci Menghilangkan relasi many to many dan memasukan  primary dan kunci tamu masing-masing entitas

7. Menentukan Atribut Menentukan field - field yang diperlukan oleh sistem 8. Pemetaan Atribut Untuk masing - masing atribut, memasangkan atribut

dengan satu entitas yang sesuai

9. Gambar ERD dengan atribut Mengatur ERD dari langkah 6 dengan menambahkan entitas atau relasi yang ditemukan pada langkah 6 10. Periksa Hasil Apakah ERD sudah menggambar sistem yang akan di

(18)

b. Pemodelan Proses (Proses Modelling)

Pemodelan proses adalah cara formal untuk menggambarkan bagaiman sistem  beroperasi. Ada banyak cara untuk merepresentasikan proses model. Untuk  pengembangan sistem ini, pemodelan proses di gunakan yaitu data Flow Diagram

(DFD). DFD ini terdiri dari empat elemen yaitu: 1. Proses

Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik, biasanya  berupa manual maupun terkomputerisasi.

2. Data Flow

Suatu data tunggal atau kumpulan suatu data, selalu diawali atau berakhir pa da suatu  proses

3. Data Store

Kumpulan data yang tersimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam data store. Aliran data diupdate atau ditambahkan ke dalam data store.

4. External Entity

Orang, organisasi atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.

Masing-masing elemen ini akan diberikan lambing tertentu untuk membedakan satu dengan yang lainnya.

c. Pemodelan Logis (

Logi c Modelling

)

Pemodelan logis adalah bagian dari fase desain dimana semua fitur - fitur fungsional dari sistem yang dipilih dari tahap analisis dideskripsikan terpisah dari platform computer yang di gunakan. Hasil dari tahp ini adalah deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem meliputi input (data apa saja yang menjadi input), output (data apa saja yang menjadi output) dan proses (prosedur apa saja yang dieksekusi untuk mengubah input menjadi output).

(19)

d. Desain Antar Muka (

I nterface Design

)

Desain antar muka ( Interface Design) merupakan tampilan dimana pengguna  berinteraksi dengan sistem. Ddalam mendesain, hanya ada satu antar muka ( Interface)  pengguna untuk setiap pengguna, kecuali untuk beberapa sistem yang memeiliki

fasilitas pengguna yang bertingkat, maka antar muka ( Interface) pengguna akan  berhubungan dengan level atau hak akses user tersebut.

Tujuan antar muka ( Interface) adalah untuk memudahkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna (User Rewuiretment ). Biasanya desain antar muka (interface) dibuat untuk desain form masukan dan desain form keluaran.

Langkah-langkah pembuatan antarmuka ( Interface)

1. Pembuatan rancangan interface input dan output yaitu bentuk entry data, report, query dalam sistem menu.

2. Pembuata dokumentasi/panduan penggunaan aplikasi (user manual ), agar prototype lebih mudah di pahami oleh si pemakai.

2.3.2. Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) pertama kali ditetapkan pada tahun 1952, yang dalam pelaksanaannya dikaji secara periodik, hingga terakhir mengalami revisi melalui surat keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik No. HK.00.05.1.4.5482 tanggal 2 januari 1997. Untuk memenuhi kebutuhan data dalam menunjang Indonesia Sehat 2010, SPRS direvisi kembali melalui surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1410/Menkes/SK/2003 tentang sistem pelaporan rumah sakit.

Data dan laporan yang dibuat melalui sistem informasi rumah sakit dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Departemen Kesehatan. Formulir-formulir yang ada dalam SPRS adalah sebagai berikut:

1. Formulir RL-1 : Formulir data kegiatan rumah sakit

2. Formulir RL-2a : Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat inap 3. Formulir RL-2b : Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat jalan

(20)

4. Formulir RL-2a1 : Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat inap survailans terpadu di rumah sakit

5. Formulir RL-2c : Formulir data status imunisasi

6. Formulir RL-2b1 : Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat jalan survailans terpadu di rumah sakit

7. Formulir RL-3 : Formulir data dasar rumah sakit

8. Formulir RL-4 : Formulir data keterangan rumah sakit

9. Formulir RL-4a : Formulir data individual ketenagaan rumah sakit 10. Formulir RL-5 : Formulir data peralatan medik rumah sakit

11. Formulir RL-6 : Formulir data pelaporan infeksi nosokomial rumah sakit

2.3.3. SIMRS GOES

Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, dan pemenkes SIMRS No 82 desember tahu 2013, bahwa Setiap Rumah Sakit diwajibkan Menggunakan SIMRS: a. Model implementasi di rumah sakit:

1. Membangun sendiri 2. Membeli SIMRS 3. Kerjasama operasional

 b. SIMRS GOES sebagai alternatif

Rumah Sakit diharuskan menyediakan SDM dan infrastruktur di bidang IT: 1. Tenaga tetap

2. Tenaga kontrak 3. Outsourcing 4. Pengadaan 5. Swakelola

Konsep SIMRS GOES, menggunakan teknologi yang umum, berbasis client server,  biaya murah (Open source programming ), dapat dikembangkan lebih lanjut dan

(21)

 bersama. Tidak menciptakan ketergantungan (Menuju Kemandirian) dan  pengembangannya dapat bertahap.

Aplikasi SIMRS GOES Open Source  yang disediakan oleh Ditjen BUK untuk digunakan oleh rumah sakit secara gratis. Dibangun menggunakan PHP dan MySQL. Diadakan melalui proses anggaran tahun 2012, memungkinkan untuk dikembangkan oleh masing-masing rumah sakit. SIMRS adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotik, gudang farmasi, penagihan, database, personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi, dan pengendalian oleh mangemen.

Open Source, dapat dibuka dan dimodifikasi. Modul dan cara kerja yang terdapat di dalam software dapat di perbaiki jika ada kelemahan-kelemahan. Software dapat digunakan dan diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi.

Tujuan SIMRS GOES agar rumah sakit dapat memiliki SIMRS untuk kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Alternatif pengembangan SIMRS GOES :

1. Dikembangkan sendiri

2. Dikembangkan dengan pihak 3 lokal 3. Dikembangkan bersama dengan pusat

4. Versi berikutnya akan dikeluarkan oleh Kemenkes

2.3.4. Rekam Medis

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan, mapun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Surbarguna, 2005).

(22)

Menurut Undang-undang nomer 29 tahun 2004 disebutkan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatn dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang di berikasn kepada pasien.

Dalam undang-undang no 29 tahun 2004 disebutkan secara rinci tentang rekam medis sebagai berikut :

1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis.

2. Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan.

3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

4. Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.

5. Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaanya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

6. Rekam media adalah berkas yang berisiskan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

7. Dalam hal ini terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis,  berkas dan cacatan tidak boleh hilangkan atau dihapus dengan cara apapun .

Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan  pencoretan dan dibubuhin paraf pertugas yang bersangkutan.

Rekam medis sebagai salah satu bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit  berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa

aspek sebagai berikut: aspek administrasi, aspek hokum, aspek keuangan, aspek riset dan edukasi, dan aspek dokumentasi.

(23)

Mutu rekam medis 1. Lengkap

Kelengkapan rekam medis sesuai dengan ketentuan isi dan jenis pelayanan yang diberikan

2. Akurat

Ketepatan catatan rekam medis dimana data senua pasien ditulis dengan teliti, cermat, seksama sesuai dengan ketentuan yang sesungguhnya.

3. Tepat waktu

Setiap tindakan/konsultasi yang dilakukan terhadap pasien selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis. Setelah pasien keluar rumah sakit berkas rekam medis segera dikembalikan ke ba gian rekam medis  paling lambat 24 jam setelah pasien keluar secara lengkap dan benar.

Persyaratan hukum :

1. Rekam medis tidak di tulis dengan pensil 2. Tidak ada penghapusan

3. Coretan, ralat hanya dilakukan pada saat itu dan harus diberikan paraf 4. Tulisan jelas dan mudah di baca

5. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan 6. Ada tanda tangan dan nama petugas

7. Ada lembar persetujuan

Manfaat rekam medis yang disusun oleh konsil kedokteran Indonesia tahun 2006 disebutkan bahwa manfaat rekam medis, yaitu :

1. Pengobatan pasien, sebagai dasar dan penunjuk merencanakan serta menganalisa  penyakit guna merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang

(24)

2. Peningkatan kualitas pelayanan, membuat rekam medis bagi penyelenggaraan  praktek kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan

untuk melindungi tenaga medis dan pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal 3. Pendidikan dan penelitian, merupakan informasi perekembangan kronologis  penyakit, pelayanan medis, pengobata dan tindakan medis bermanfaat untuk untuk  bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian bidan kedokteran. 4. Pembiayaan, dapat dijadikan petunjuk dan bahan penetapan biaya dalam pelayanan

kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti  pembiayaan kepada pasien.

5. Statistik kesehatan, digunakan untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderitaan pada penyakit tertentu. 6. Pembuktian masalah hukum, disiplin, dan etik rekam medis merupakan alat bukti

tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin, dan etik.

Menurut Sansi Jacobalis, Nvotel 15 Agustus 2008 p ada saat menyampaikan persentasi mengenai peran rekam medis mutu pelayanan rumah sakit, rekam medis yang bermutu adalah komprehensif, lengkap, akurat, dapat di percaya, tersedia dana aman.

Dikatakan juga oleh Brotowasisto (1993) bahwa : bila rumah sakit mengiginkan manajemen yang baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang bermutu, maka harus mengembangkan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh, yang  pada akhirnya bisa memberi input manajemen untuk mengambil keputusan guna  perbaikan pelayanan.

2.3.5. Rekam Medis Elektronik (

E lektronic Medical R ecord 

/EMR)

Rekam medis elektronik adalah gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diproleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai penggunaan rekam yang sah (Harlan, 2007).

(25)

Dengan rekam medis elektronik kewajiban dokter untuk membubuhkan tanda tangan  pada setiap pemeriksaan atau dignosa yang di tegakkan dapat di gantikan dengan

menggunakan nomer identitas pribadi (personal identification number/PIN). (UU No. 29 tahun 2004).

Beberapa kelebihan Rekam Medis Elektronik dibandingkan dengan rekam medis kertas (paper base) antara lain:

1. Pencatatan data rekam medis elektronik lebih efektif dan efesien.

2. Dapat dijadikan basis data untuk kepentingan lain misalnya untuk sistem keuangan, laporan-laporan rumah sakit, dan penelitian klinik.

3. Kerahasiaan dan keamanan akan lebih terjaga.

Kelemahan penggunan Rekam Medis Elektronik yaitu:

1. Membutuhkan investasi awal yang lebih bear dari pada rekam medis kertas 2. Memerlukan waktu yang lama untuk operasional sistem bagi key person dokter 3. Rekam medis elektronik memerlukan terlalu banyak langkah untuk menyelesaikan

tugas sederhana

4. Resiko kegagalan sistem komputer 2.3.6. Penunjang Medis

Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada pasien dengan tujuan  pengamatan, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya,  pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (Oppname). Manajemen rawat jalan poliklinik dilandaskan pada keyakinan bahwa praktek medis yang baik harus dilihat dari sudut pandang masyarakat, pasien dan  pemberi jasa pengobatan. Dalam keadaan kompetitif, desain sistem pelayanan

harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat.

(26)

III. RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON 3.1. Profil Rumah Sakit Pertamina Cirebon

Didirikan pada tahun 1973, Rumah Sakit Pertamina Cirebon pada awalnya merupakan  bagian dari Kesehatan Pertamina Unit EP III Cirebon yang mengelola fasilitas kesehatan Karyawan Pertamina Unit EP III beserta keluarganya. Di samping itu RS Pertamina Cirebon juga memberikan layanan pada karyawan/Keluarga Pertamina lain yang ada di wilayah Cirebon seperti UPPDN III, LPG dan UP VI Balongan, PT Exor serta Pensiunan Pertamina dan keluarganya. Berlokasi di Jalan Patra Raya Klayan Cirebon yang terletak di jalur Pantura, RSPK telah menjadi salah satu pilihan warga Cirebon dalam memenuhi kebutuhannya akan layanan kesehatan yang optimal dan terjangkau. Saat ini RSPK telah mengembangkan fasilitas ruang rawat inapnya dengan membangun paviliun, sehingga kapasitasnya bertambah dari 50 TT menjadi 100 TT sesuai dengan tuntutan masyarakat Cirebon yang semakin tinggi dan semakin sadar kesehatan. Berdasarkan hasil Penilaian Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Jawa Barat , beberapa prestasi telah diraih RSPK diantaranya pada bulan November 1991 menjadi RS Terbaik Kedua se-Jawa Barat, tahun 1995 sebagai Juara Kedua Lomba Penampilan RS Swasta kelas C se Jawa Barat, tahun 1996 sebagai Rumah Sakit Pengelola Taman RS terbaik Kedua se Jawa Barat. Bagi kami, prestasi ini merupakan kebanggaan namun kebanggaan kami yang terbesar adalah apabila pasien-pasien kami puas dengan pelayanan kami. Pada tanggal 8 Agustus 2002, PT RSPP berganti nama menjadi PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) dengan 8 unit usaha layanan kesehatan berupa RS yaitu RS Pusat Pertamina dan RS Pertamina Jakarta yang berlokasi di Jakarta, RS Pertamina Balikpapan, RS Pertamina Cirebon, RS Pertamina Prabumulih, RS Pertamina Tanjung, RS Pertamina Tarakan, dan RS Pertamina Sorong. Berdasarkan memorandum Direktur Utama Pertamedika no. 0713/A00000/2004-S0 yang diberlakukan mulai tanggal 7 September 2004, RS Pertamina Klayan Cirebon berganti nama menjadi RS Pertamina Cirebon.

(27)

3.2. Visi Misi RSPC a. Visi

Menjadi Rumah Sakit berkualitas, Terdepan dan Terpercaya b. Misi

1. Sebagai Rumah Sakit, Poliklinik dan Fasilitas Kesehatan Lainnya secara mandiri, efektif dan efisien

2. Memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi pegawai perminyakan dan keluarganya, masyarakat luas yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder. 3. Aktif dalam program peningkatan derajat kesehatan masyarakat

c. Core Value

La Prima, yang merupakan kepanjangan dari : Pelayanan Profesional, Ikhlas, Mutu, dan Antusias

d. Moto

KAMI PEDULI KESEHATAN ANDA

3.3. Pelayanan Rumah Sakit Pertamina Cirebon Fasilitas Layanan Kesahatan :

Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, RS Pertamina Cirebon didukung oleh tenaga medis dan tenaga keperawatan yang berpengalaman, Apoteker serta tenaga non-medis lainnya.

Pelayanan 24jam : Instalasi Gawat Darurat (IGD) / Dokter Umum, Laboratorium, Radiologi, Farmasi Rumah Sakit / Apotik, dan Ambulance

Poliklinik : Poliklinik Umum, Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Poliklinik Gigi & Mulut

Poliklinik Spesialis : Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kebidanan & Kandungan, Spesialis Bedah Umum, Spesialis Kesehatan Anak, Spesialis Penyakit Kulit & Kelamin, Spesialis Psikiatri, Spesialis Penyakit THT, Spesialis Jantung & Pembuluh

(28)

Fasilitas Unggulan : Medical Check Up (One Stop Service) dan Medical Check Up On Site, Pelayanan CT Scan Helical 3 Dimensi, Pelayanan Hemodialisa / Cuci Darah (12 Unit) Intensive Care Unit/ICU (6 TT), NICU, PICU, Kamar Bedah (2 Ruangan), Kamar Bersalin, USG 4 Dimensi, Laparaskopi, Kauter ultrasonic, C-Arm, EKG, CTG, Audiometri, Spirometri, Treadmill

(29)

IV. SIM RS PENUNJANG MEDIS RS PERTAMINA CIREBON

SIM RS Pertamina Cirebon untuk penunjang medis dibagi menjadi beberapa bagian 1. Rekam Medis

2. Farmasi Rumah Sakit / Apotik 3. Radiologi

4. Laboratorium 4.1. Rekam Medis

Rekam medis di Rumah Sakit Pertamina Cirebon masih menggunakan kertas yang disimpan di gudang status. Setelah pasien mendaftar maka data pasien akan masuk ke ruang rekam medik. Bagian rekam medik akan mencari status kemudian didistribusikan ke poliklinik yang dituju pasien. Penyimpanan kelengkapan data pasien sudah cukup baik, karena semua data pendukung pasien sudah diarsipkan dengan cara di scan, sehingga pasien tidak perlu membawa fotocopi identitas setiap kunjungan . Secara software Rumah Sakit sudah siap untuk implementasi Rekam Medik elektronik, namun sampai saai ini masih menggunakan Status Rekan Medik manual. Menurut keterangan Bagian IT, hal ini disebabkan karena belum ada kebijakan yang tegas dari Top Management dan Juga banyak tenaga dokter yang sudah lanjut usia. Rencana dalam waktu dekat akan segera diterapkan metoda paperless karena system sudah disiapkan. Dengan metode paperles maka menghemat kertas, ruangan dan waktu  pelayanan. Data rekam medik yang sudah berumur ≥ 5 tahun akan di musnahkan, akan tetapi beberapa data yang di anggap penting akan di scan dan di simpan dalam format Disk.

4.2. Farmasi Rumah Sakit / Apotik

Di Rumah Sakit Pertamina Cirebon Semua Pembelian barang termasuk obat dilakukan oleh unit Logistik. Negosiasi harga tetap di lakukan oleh direksi. Unit Logistik membeli barang sesuai spesifikasi dari pemakai.

(30)

Untuk pembelian obat juga di lakukan di bagian logistik, tapi untuk obat di tempatkan di gudang khusus yaitu Gudang Farmasi.

Gudang Farmasi adalah gudang penerimaan dan gudang penyerahan obat dan alat kesehatan. Pesanan obat-obatan farmasi dari vendor akan diterima di gudang farmasi. Kemudian di masukkan datanya ke dalam computer yang bisa diakses mulai dari logistic, manajemen Farmasi dan Top manajemen Rumah sakit. Data tersesbut bisa di evaluasi dan di liat banyaknya barang.

Setelah dicatat oleh gudang farmasi maka akan di periksa oleh bagian logistik. Bagian Logistik akan memberikan harga barang masuk. Setelah masuk Logistik maka barang- barang di gudang farmasi akan di kunci sehingga siapapun tidak bisa merubah baik di level gudang farmasi samapi top manajemen. Bila bagian gudang akan merubah maka harus laporan dulu ke bagian logistik. Setelah kunci dibuka maka baru bisa di rubah datanya.

Pemberian harga dilakukan di bagian keuangan atau bagian Farmasi pusat. Karena harga tersebut harus disesuaikan dengan masing masing perusahaan yang kerjasama. Misalnya Pertamina akan berbeda dengan asuransi lain dalam hal harga. Menurut  bagian Logistik harga tersebut ada yang dinaikkan 10, 20 atau 30 persen sesuai

kesepakatan.

Dalam sisi operasional penerapan sistem informasi Manajemen Rumah Sakit belum terimplemenasikan secara optimal, sistem permintaan resep dari semua poli pelayanan masih menggunakan kertas atau manual, padahal dari sistem modul yang telah dipersiapkan oleh bagian IT Rumah sakit mendukung untuk sistem pengeresepan yang telah terkomputerisasi. Ditambah lagi untuk sistem farmasi dalam instalasi gawat darurat dimana depo obat tidak dipersiapkan dalam ruangan IGD, sehingga petugas medis pelayanan harus membuat perimntaan obat secara manual dan mengambil sendiri ke bagian apotek , disini bisa menyebabkan terganggunya pelayanan di IGD dan terdapat faktor terjadinya kesalahan penulisan atau serah terima obat.

(31)

4.3. Radiologi

Di Rumah Sakit Pertamina Cirebon, semua permintaan pemeriksaan radiologi masih manual dimana pasien rawat jalan membawa langsung melalui form permintaan  pemeriksaan radiologi sedangkan untuk rawat inap form permintaan pemeriksaan radiologi dibawa oleh perawat ruangan, dan diterima oleh radiologi . Dari situ bagian radiologi melakukan pemeriksaan dan penginputan kedalam SIM RS pada modul Radiologi. Pada modul tersebut bagian radiolog menginput identitas pasien , nama dokter penanggung jawab (DPJP) ,Tanggal pemeriksaan , dan Jenis pemeriksaan radiologi. Kemudian untuk mengkomunikasi hasil dari pemeriksaan radiologi tersebut kepada dokter penanggung jawab, bagian radiologi menginput kembali pada SIM RS , sehingga dapat dibaca langsung oleh dokter penanggung jawab (DPJP) dalam ruangan  poli rawat jalan mapun rawat inap. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan radiologi untuk rawat jalan bisa dicetak dan diberikan langsung kepada pasien dan untuk rawat inap diberikan langsung kepada perawat jaga ruangan.

Untuk Back Up hasil dari pemeriksaan, bagian radiologi menggunakan destkop hardisk terpisah yang disediakan pada ruangan pemeriksaan radiologi, dan setelah satu tahun data hardisk dibackup kembali ke dalam CD .

4.4. Laboratorium

Di RS Pertamina Cirebon pada unit Laboratorium LIS (Laboratorium Information Sistem) sudah terkoneksi ke SIRS (Sistem Infirmasi Rumah Sakit) sehingga PPA (Profesional Pemberi Asuhan) dapat dengan mudah melakukan pengecekan hasil lab di PC rawat jalan maupun rawat inap, dapat mempercepat proses pelayanan pasien. Terkait standar keselamatan pasien untuk nilai kritis sudah ada range nilai kritis yang harus segera dilaporkan kepada DPJP namun belum ada pencatatan secara data mutu terkait pelaksanaan pelaporan nilai kritis tersebut. Turn Around Time belum dapat terdeteksi pada SIMRS. Tidak semua alat laboratorium yang sudah terkoneksi ke LIS,

(32)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Rumah sakit Pertamina Cirebon sudah sejak lama mengunakan Sim RS yang makin  baik yang dikelola sendiri oleh Rumah sakit. RS mempunyai karyawan khusus yang  bisa mengelola sendiri SIM RS yang sanggup melayani kegiatan di RS. RSPC tidak  bekerjasama dengan pihak ke tiga dalam hal pelayanan SIM RS. Membangun sendiri seluruh sarana dan prasarana kegiatan SIM RS. Pelayanan mulai dari Pendaftaran samapai pelayanan kegiatan keuangan.

 Namun ada kekurangan yang bisa diperbaiki supaya SIM RS lebih optimal : 1. Rekam Medis

Bila pelayanan rekam medis sudah bisa dilakukan secara elektronik maka akan memberik keunungan dalam banyak hal, keuntungan tersebut adalah semua data medik akan dicatat di computer, seluruh resep bisa di tulis dikomputer sehingga  pelayanan farmasi akan sangan cepat, Tidak memerlukan ruang Rekam medik

yangpernuh dengan kertas-kertas. Tidak perlu ada petugas yang memba gikan rekam medik ke ruangan-ruangan. Sehingga akan mempercepat pelayanan. Karena dokter langsung bisa mengunakan rekam medik melalui computer. Tidak aharus menunggu datangnya kertas rekam medis.

Dengan rekam medis elektronik semua kegiatan medik baik di IGD, perawatan, Poliklinik kamar operasi bisa dilakukan melalui SIM RS. Kegiatan tersebut bisa terintegrasi dengan billing dokter. Sehingga semua kegiatan akan berjalan dengan  baik dan terencana sesuai keinginan pengguna SIM RS

2. Farmasi Rumah Sakit / Apotik 3. Radiologi

(33)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aditama, Tjandra Yoga. (2015). Manajemen Administrasi Rumah Sakit , edisi kedua. Jakarta : Penerbit University Pers.

2. Argianto, HM. (2005). Analisis & Desain Informasi ; pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

3. Assauri, S. (2016). Manajemen Operasi Produksi Pencapaian Sasaran Organisasi Berkeninambungan, edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 4. Badriah, M. (2015).  Manajemen Sumberdaya Manusia, edisi I . Bandung :

Pustaka Setia.

5. Budihardjo, Andreas. (2016). 34 Konspirasi Kepemimpinan Kontemporer . Jakarta : Prasetya Mulya Publishing..

6. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan  Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit , Revisi II. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

7.  ______. (2003). Pedoman Sistem Informasi RS (Sistem Pelaporan Rumah Sakit, Revisi V) di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

8.  _____. (2002). Kebijakan dan Strategis Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Departemen Keseahatan REpublik Indonesia, Jakarta.

9.  _____. (2013). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2013.

10. _____. (2011). Sistem Informasi Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan nomer 1171 2011

11. Freddy Rangkuti. (2014). Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating dan OCAI . Percetakan CV Prima Grafika.

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembuatan ERD

Referensi

Dokumen terkait

• Produk adalah laporan tertulis formal yang mengungkapkan pendapat tentang keandalan asersi dalam laporan keuangan ; sesuai dengan GAAP.. (Prinsip akuntansi yang

Dermal Berdasarkan data yang tersedia, kriteria klasifikasi tidak terpenuhi. Penghirupan Berdasarkan data yang tersedia, kriteria klasifikasi

Ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 6 huruf d dan Pasal 15 huruf d tidak berlaku bagi pegawai kontrak yang telah diangkat dengan Keputusan Bupati dan telah berkerja

Sifat Mekanik Sifat Mekanik G G Sifat magnetik  Sifat magnetik  Resistivitas listrik  Resistivitas listrik  Konduktivitas termal Konduktivitas termal Ekspansi termal Ekspansi

Menurut Moleong (2014: 11) metode deskriptif kualitatif merupakan laporan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan

Pembahasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah membuat simulasi untuk mengetahui sejauh mana peningkatan performansi yang diberikan oleh TFRC terhadap RTP dalam proses streaming

Metode dan alat cuci yang digunakan oleh Hot Steam Carwash memiliki kelebihan dibanding dengan pesaing, yaitu memberikan hasil cuci yang maksimal dengan waktu