• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDAPATAN DAN KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Angkatan 2015 UIN Raden Intan Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDAPATAN DAN KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Angkatan 2015 UIN Raden Intan Lampung)"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017. SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Oleh :. Sri Ratna Karunia Sari NPM : 1211100025. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/ 2017 M.

(2) PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017. SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Oleh :. Sri Ratna Karunia Sari NPM : 1211100025. Jurusan : PGMI. PEMBIMBING I. : Dr. Erlina, M.Ag. PEMBIMBING II. : Nurul Hidayah, M.Pd. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/ 2017 M.

(3) ABSTRAK PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Sri Ratna Karunia Sari Masih rendahnya kemampuan membaca pemahaman membaca di kelas V MIN 4 Bandar Lampung sangat berpengaruh pada pembelajaran. Dalam hasil wawancara dengan wali kelas V dapat di ambil kesimpulan bahwa masih rendahnya kemampuan membaca pemahaman peserta didik di karenakan peserta didik yang hanya membaca saja tanpa mengetahui isi bacaan tersebut dan metode pembelajaran yang belum sesuai dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Untuk itu diperlukan berbagai metode pembelajaran yang cocok salah satunya adalah metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R). Metode Survey, Question, Read, Recite, Review(SQ3R) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Tujuan dari pemilihan metode ini adalah untuk membuat pelajaran lebih menyenangkan dan peserta didik dapat menerima sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V MIN 4 Bandar Lampung yang berjumlah 24 peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 4 tahapan utama yaitu perencanaa, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dalam meningkatkan kemampuan belajar Bahasa Indonesia peserta didik kelas V MIN 4 Bandar Lampung. Alat pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Tes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan belajar peserta didik meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I hanya mencapai rata-rata 70 dengan rincian 15 peserta didik atau 63% yang mencapai peningkatan dan 9 peserta didik atau 37% yang belum mencapai peningkatan. Kemudian dilajutkan pada siklus 2 yang mencapai rata-rata sebesar 77.30. Peningkatan terlihat pada siklus 2, yakni nilai hasil tes dengan rincian 20 peserta didik (83%) dengan rata-rata 77.30, sedangkan yang belum meningkat sebanyak 4 peserta didik atau 17%. Dengan demikian, peserta didik telah mencapai peningkatan dengan jumlah 83%. Kata Kunci: Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R), Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian Tindakan Kelas.

(4)

(5)

(6) MOTTO.                           . Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S Ar Ra’d ayat 11)1. 1. Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Jakarta: Sygma, 2009), h. 250.. i.

(7) PERSEMBAHAN Alhamdulillahi Rabbil’alamin, Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan berkah, nikmat, kedamaian, keindahan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan ini. Maka dengan ketulusan hati dan penuh kasih sayang, kupersembahkan skripsi ini kepada : 1. Ibundaku Nurul Hidayah dan Ayahku Toto Suharto tercinta yang senantiasa menyayangiku, membimbingku, mengajariku arti kehidupan, mengingatkanku disetiap waktu untuk tidak putus asa dalam meraih semua cita-cita dan harapanku, hingga menghantarkanku menyelesaikan pendidikan di IAIN Raden Intan Lampung, semoga Allah memuliakan mereka baik di dunia maupun di Akherat. 2. Adikku tersayang Ahmad Rifa Hizbulloh Kurniawan terima kasih atas motivasi dan dukungan kalian telah memberikan semangat. 3. Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan lampung tempat menuntut ilmu selama 4 tahun.. ii.

(8) RIWAYAT HIDUP Sri Ratna Karunia Sari lahir di Padang Cermin pada tanggal 09 Agustus 1993 anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Toto Suharto dengan Ibu Nurul Hidayah. Pendidikan dimulai pada tahun 1998 Di TK Darma Wanita Bumi Dipasena Sejahtera selesai pada tahun 2000, di SD Negeri 01 Bumi Dipasena Sejahtera selasai tahun 2006, kemudian melanjutkan Sekolah di SMP Negeri 01 Rawajitu Timur yang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 5 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 sampai saat ini pula penulis terdaftar sebagai mahasiswi IAIN Raden Intan Lampung, program S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Selama menimba ilmu di IAIN penulis mendapat banyak pengalaman dari proses pembelajaran di kelas dan dari KKN serta PPL. Dalam mengikuti KKN dan PPL tersebut penulis menyadari bahwa pengetahuan tidak hanya murni didapatkan di dalam kelas saja, tetapi kita juga butuh informasi dari orang lain yang bisa menambah pengalaman.. iii.

(9) KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Skripsi ini berjudul “Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review(SQ3R) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Tahun Pelajaran 2016/2017”, disusun guna memenuhi dan melengkapi salah satu syarat memproleh gelar Sarjana Pendidikan dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mempunyai banyak harapan semoga skripsi ini dapat menjadi alat penunjang dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Dalam usaha penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan materi maupun moril. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan skripsi ini dengan segala partisipasi dan motivasinya. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih terutama kepada:. iv.

(10) 1. Bapak Dr. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. 2. Ibu Syofnidah Ifrianti M. Pd. dan ibu Nurul Hidayah, M. Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tabiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. 3. Ibu Dr. Erlina, M.Ag dan ibu Nurul Hidayah, M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan waktu, untuk memberikan bimbingan dan petunjuknya dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan pada penulis selama di bangku kuliah. 5. Ibu Desi Deria Herawati, S.Ag, M.Pd.I., selaku kepala madrasah MIN 4 Bandar. Lampung, ibu Nurmala Dewi Ningsih, S.Pd., selaku wali kelas V MIN 4 Bandar Lampung, peserta didik kelas V, serta staf dan karyawan yang telah memberikan bantuan dan kemudahan bagi penulis untuk mengumpulkan data yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabatku khususnya jurusan PGMI khususnya kelas A, kelompok 80 KKN Desa Cimarias, kelompok PPL MIN 4 Bandar Lampung, serta teman-teman seangkatan 2012, (terimakasih atas dukungan dan motivasi dan membuatku sadar arti penting kebersamaan) yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. v.

(11) Demikian skripsi ini penulis buat, atas bantuan dan partisipasinya yang diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah disisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang baik. Aamin.. Bandar Lampung, Penulis,. SRI RATNA KARUNIA SARI NPM. 1211100025. vi.

(12) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................... ii PERSETUJUAN MUNAQOSAH.......................................................................iii PENGESAHAN MUNAQOSAH ....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................... v PERSEMBAHAN................................................................................................ vi RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii KATA PENGANTAR......................................................................................... viii DAFTAR ISI........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8 C. Batasan Masalah............................................................................................. 8 D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9 F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9 BAB II Kajian Teori Dan Hipotesis Tindakan.................................................... 11 A. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman ........................................... 11 1. Pengertian Membaca.............................................................................. 11 2. Tujuan Membaca.................................................................................... 12 3. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan ................................................. 13 4. Membaca Pemahaman .......................................................................... 14 5. Tingkatan Membaca Pemahaman .......................................................... 16 6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman .................................................. 17 B. Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) ........................... 18 1. Pengertian Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R).... 18 2. Karekteristik Metode Survey, Question, Read, Recite, Review ............. 19 3. Kelebihan dan Kekurangan SQ3R ......................................................... 20 4. Perencanaan Metode SQ3R ................................................................... 21 C. Pembelajaran Bahasa Indonesia................................................................... 23 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia........................................... 23 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................ 24 D. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 26 E. Hipotesis Tindakan....................................................................................... 28. vii.

(13) BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 29 A. Jenis Penelitian............................................................................................. 29 1. Perencanaan (Planning) ......................................................................... 31 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting).............................................................. 32 3. Pengamatan (Observing)........................................................................ 32 4. Refleksi (Reflecting)............................................................................... 32 B. Setting Penelitian Dan Karakter Subyek...................................................... 33 1. Tempat Penelitian................................................................................... 33 2. Waktu Penelitian .................................................................................... 33 3. Subyek Penelitian................................................................................... 33 C. Rencana Tindakan........................................................................................ 34 D. Data dan Cara Pengumpulannya .................................................................. 36 1. Observasi................................................................................................ 36 2. Wawancara............................................................................................. 36 3. Tes ......................................................................................................... 36 4. Dokumetasi ............................................................................................ 38 E. Indikator Keberhasilan ................................................................................. 38 F. Analisis Data ............................................................................................... 39 BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan .........................................................40 A. Profil MIN 4 Bandar Lampung ................................................................40 1. Sejarah singkat Berdirinya MIN 4 Bandar Lampung ............................40 2. Visi misi MIN 4 Bandar Lampung.........................................................42 3. Letak geografis MIN 4 Bandar Lampung ..............................................43 4. Data Tenaga dan Karyawan Pengajar MIN 4 Bandar Lampung...........44 5. Data Jumlah Peserta Didik MIN 4 Bandar Lampung ............................44 6. Sarana dan Prasarana MIN 4 Bandar Lampung.....................................45 B. HasilPenelitian......................................................................................... ...46 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan pertama..............................46 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan kedua .................................50 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan pertama......................... ...56 4. Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan kedua...............................60 C. Pembahasan ...............................................................................................66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................71 A. Kesimpulan ..................................................................................................71 B. Saran ............................................................................................................72 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................74 LAMPIRAN-LAMPIRA .........................................................................................77. viii.

(14) DAFTAR Halaman Tabel.1 Dokumen Hasil Nilai Harian Bahasa Indonesia Kelas V MIN 4 Bandar Lampung. TP. 2016/2017 ..........................................................................6 Tabel.2 Data Tenaga Pengajar dan Karyawan MIN 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran2016/2017..................................................................................44 Tabel.3 Data peserta didik dalam 3 (tiga tahun terakhir) di MIN 4 bandar Lampung ................................................................................................................................44 Tabel.4 Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I Kelas V MIN 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 .....................................................................54 Tabel.5 Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 2 Kelas V MIN 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 .....................................................................63. ix.

(15) DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar.1 Siklus PT ..............................................................................................31 Gambar. 2 dokumentasi .......................................................................................126. x.

(16) DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran........................................................... 77 Lampiran 2 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1 ............. 81 Lampiran 3 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Siklus II .......... 106 Lampiran 4 : Foto-Foto Proses Penelitian ................................................ 126 Lampiran 5 : Catatan Lapangan ................................................................ 129 Lampiran 6 : Surat – surat Keterangan...................................................... 132. xi.

(17) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.1 Proses belajar melalui banyak cara, baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang diperoleh individu. Jadi, belajar disini dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampilan menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.2 Kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan juga dapat diartikan sebagai sebuah penilaian teknisi atas apa yang dapat dilakukan seseorang.. 1. Trianto Ibnu Badar Al-Tabay, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual, (Jakarta: Kencana, 2014), h.18. 2 Ibid, h.19..

(18) 2. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Fungsi bahasa adalah alat interaksi sosial, dalam arti menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan.3 Pada akhirnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini berarti peserta didik di tuntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang di tempati peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi pembelajaran yang wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting dan sentral dalam perkembangan intelektual peserta didik. Selain peran dalam aspek intelektual, juga peran dalam aspek sosial dan emosional peserta didik, serta keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta 3. Abdul Chaer, Psikolingustik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 33..

(19) 3. menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu maka pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran. Bahasa. Indonesia. diarahkan. untuk. meningkatkan. kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.4 Hal itu sesuai standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup emapat segi, yaitu: keterampilan mendengarkan/menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.5 Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal adanya dua cara bekomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Komunikasi secara langsung meliputi kegiatan berbicara dan mendengar, sedangkan komunikasi tidak langsung meliputi kegiatan membaca dan menulis. Bahasa Indonesia mempunyai ragam dan tulisan yang kedua-duanya digunakan dalam situasi formal dan non formal. Salah satu penyampaian 4. Esti Ismawati, Faraz Umaya, Belajar Bahasa Di Kelas Awal (Yogyakrta: Penerbit Ombak, 2012) h. 48. 5 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), h.1..

(20) 4. informasi yang bertahap lama dan berjangkauan luas adalah malaui bacaan. Oleh karena itu, guru dan peserta didik dituntut untuk mempunyai kemampuan mambaca. Sebagaimana Allah menerangkan pada surah Al Alaq ayat 1-5. Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis6. 1. Permasalahan yang dialami peserta didik dalam pembelajaran membaca pemahaman perlu diatasi dan dicarikan jalan keluarnya. Kurang mengertinya siawa akan manfaat dan tujuan dari membaca pemahaan itu juga menjadi kesulitan tersendiri. Salah satu altenatif permasalahannya yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan fungsional.. 6. Ibid, h. 7..

(21) 5. 2. Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembejaran bahasa yang mencangkup pemilihan, penentuan, dan menyusun secara sistematis bahan yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dalam kegiatan membaca di atas, guru seharusnya perlu menyusun tujuan membaca. Disamping itu, diperlukan metode membaca yang menggambarkan bagaimana membaca memproses bacaan sehingga memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan peserta didik kurang efektif juga harus di perhatikan. Dalam pemahaman bacaan akan diterapkan pemahaman interpretatif, yakni pemahaman isi bacaan dengan menafsirkan bacaan.7 Pada pembelajaran membaca. pemahaman tersebut salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan yakni penerapan metode SQ3R untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran pemahaman. Metode SQ3R adalah metode yang meliputi lima unsur yaitu survey (meneliti), question (membuat pertanyaan-pertanyaan), reading (membaca), recite (memahami secara mendasar), review (membaca secara berulang-ulang).8 Penggunaan metode membaca SQ3R diharapkan dapat merangsang peserta didik melaui kegiatan membaca, mencintai kegiatan membaca dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Dalam pembelajaran membaca pemahaman, peserta didik diharapkan agar dapat mampu membaca dalam hati(tanpa suara) dengan cermat dan tenang. 7 8. H. Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2013), h.99. Henry Guntur Tarigan, Op Cit, h. 55..

(22) 6. Kompetensi yang dikembangkan dalam pembelajaran membaca mencatat pokokpokok isi bacaan, dan menulis rangkuman. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas V, kemampuan membaca pemahaman di kelas V MIN 4 Bandar Lampung belum meningkat dikarenakan masih banyak peserta didik yang hanya membaca saja tanpa memahami isi dari bacaan tersebut, peserta didik kurang terlibat dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran, peserta didik lebih banyak menjadi pendengar guru, peserta didik kurang terlatih menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan, peserta didik kurang mendapat pengalaman menarik dalam pembelajaran.9 Tabel.1 Hasil Nilai Harian Bahasa Indonesia Kelas V MIN 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9. Nama peserta didik Abdillah Magad Arjuna Juli Saputra Arrosa Sausan Amanda Sagita Dinar Artha C.I Fatalosa Zamasi Fitria Dwi Ramadhani Gita Febrianti Hoirunnisa M. Fadil Prayoga Mahesa M. Arifin M. Iqbal Fadilah M.Naufal Setiawan May Rani Medi Kurnia Nirmala Putri Naswa Syifa Salsa Putri Mezle Adellya Putri Resma Dewi. Nilai. Keterangan. 67 75 66 60 65 65 65 67 67 70 74 70 70 70 70 78 65 50 65 70. Belum Meningkat Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Belum Meningkat Meningkat. Nurmala Dewi Ningsih, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia, Wawancara dengan Peneliti, di Ruang Guru, MIN 4 Bandar Lampung, 28 September 2016..

(23) 7. 21 Rivki Alpariji 70 Meningkat 22 Salsa Deya Anastasya 65 Belum Meningkat 23 Septi Mungkaromah 67 Belum Meningkat 24 Vidya Mirrela Putri 63 Belum Meningkat Jumlah 1614 rata-rata 67.25 Tuntas 10(42 %) Belum Tuntas 14(58 %) Sumber : daftar nilai harian kelas V MIN 4 Bandar Lampung Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman di kelas V masihlah rendah. Metode yang digunakan belum sesuai sehinggga kemampuan membaca pemahaman masih rendah. Untuk meningkatkan nilai belajar yang maksimal maka guru harus mampu melaksanakan metode yang melibatkan secara langsung sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami peserta didik dengan. lebih mudah. Metode yang telah digunakan saat guru. menerapkan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu metode ceramah, tanya jawab, STAD( Student Teams Achievement Division). Untuk itu lah guru harus mempelajari dan mempertimbangkan masalah metode mengajar yang tepat yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan juga memperhatikan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia itu sendiri, dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas maka penulis membuat judul skripsi : penerapan metode SQ3R dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman tahun pelajaran 2016/2017..

(24) 8. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1.. Kemampuan peserta didik yang belum meningkat dan penerapan metode membaca pemahaman. yang kurang untuk memotivasi peserta didik. untuk banyak membaca. 2.. Kemampuan membaca pemahaman peserta didik yang hanya membaca saja tanpa memahami isi bacaan.. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Bandar Lampung. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan sebagai alat pilihan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan permasalahannya adalah: Apakah Metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Bandar Lampung?.

(25) 9. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penulisan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menerapkan metode SQ3R di kelas V MIN 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 . F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan: 1. Bagi guru, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman guru bahasa Indonesia, dan dijadikan media pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa. Indonesia,. khususnya. dalam. pembelajaran. membaca. pembahaman. Sebagai arah dan pendoman bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan motivasi, prestasi belajar peserta didik dan prestasi dalam memahami isi bacaan. 2.. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan memberikan motivasi dan menjadikan peserta didik lebih kompeten membaca dalam bidang Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan membaca pemahaman (membaca teks percakapan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat).. 3.. Bagi peneliti, dapat dijadikan acuan untuk dikembangkan lebih lanjut dalam menciptaka metode pembelajaran yang kreatif dan fungsional.

(26) 10. khususnya metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca. 4.. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk memperbanyak, memperluas, dan memperjelas bahasa materi dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang lebih kreatif dan funsional khususnya metode SQ3R. Sebagai pendorong untuk lebih memanfaatkan metode pembelajaran SQ3R..

(27) 11. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Meskipun membaca merupakan suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan, tetapi ternyata tidak mudah menjelaskan hakikat membaca. Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melaikan juga menanggapi dan memahami isi bacaan tulisan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.1 Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan interaktif.2 Dengan demikian membaca pada hakikatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi tulis. Jadi membaca adalah aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental.3. 1. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h.7. 2 Farida Rahim, Pengajaran Membaca Disekolah Dasar Edisi Dua (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 3. 3 Ibid, h. 12..

(28) 12. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.4 Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi bacaan, tujuan seperti itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh anak-anak, terutama pada saat awal membaca. Banyak anak yang membacanya lancar tetapi tidak memahami isi bacaan tersebut. 2. Tujuan Membaca Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cendrung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Tujuan membaca pada dasarnya tidak lain utuk mendapat informasi yang dibutuhkannya dan untuk kesenangan semata.5 Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca yaitu: a. b. 4. Kesenangan; Menyempurnakan membaca nyaring;. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 201 5 Dalman, Ketarampilan Membaca (Jakarata: PT Raja Gafindo Persada, 2013), h. 12..

(29) 13. c. d. e. f.. Menggunakan strategi tertentu; Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tulisan; Mengkonfirmasi atau menolak prediksi; Mejawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.6 Tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri pembaca, karena itu. merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai kegiatan membaca untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Ada hubungan erat antara tujuan membaca dan kemampuan membaca seseorang. Seorang pembaca yang memiliki tujuan membaca yang jelas akan mudah memahami isi bacaan,karena ia akan fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai. 3. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis lewat tulisan. Keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. Keseluruhan. keterampilan membaca. pada hakikatnya merupakan. keterampilan intelektual. Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu: a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; b. Korelasi aksara beserta tandaa-tanda baca dengan unsurunsur linguistik yang formal; c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.7. 6 7. Farida Rahim, Op.Cit. h. 11 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit. h. 11..

(30) 14. Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan budaya membaca. Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan dan dibina mengembangkan keterampilan membaca. Terciptanya budaya membaca akan tercipta Negara maju. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan kebiasaan membaca. 4. Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang yang teliti. Membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk memahami suatu isi bacaan. Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca untuk membina daya nalar. Membaca dalam pembinaan daya nalar merupakan kegiatan membaca yang dilakukan seseorang untuk memahami suatu makna yang tersirat pada hal tertulis, maka sebab itu untuk memahami suatu makna seseorang harus.

(31) 15. melatih daya nalar agar dapat menangkap makna yang tersirat pada hal tertulis.8 Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isimpesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.9 Untuk melatih anak membaca pemahaman, guru biasanya menugaskan kepada anak untuk membaca yang dikenal dengan membaca dalam hati. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah membaca untuk memahami isi bacaan. Tujuan utama kegiatan membaca pemahaman ialah untuk memahami isi bacaan.10 Tes yang berhubungan dengan pemahaman bacaan pada Taksonomi Barret. Macam tesnya adalah: a. Tes Pemahaman Harfiah Terdiri dari Pengenalan kembali, pengenalan kembali sebab akibat, pengenalan kembali fikiran utama, dan mengingat kembali, mengingat kembali fikiran utama, dan mengingat kembali detaildetail. b. Tes pemahaman reorganisasi, terdiri dari mengklasifikasikan megiktisarkan. 8. Rikke Kurniawati, Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XII SMA Di Surabaya Tahun Ajaran 2010/2011.(Jurnal Fakultas Bahasa dan Seni : Universitas Negeri Surabaya),2010. 9 Anis Falisa, Peningkatan Keterampilan MembacaPemahaman Melalui Penerapan Metode Sq3r(Survey, Question, Read, Recite, Review)Pada Siswa Kelas V Mi UnwaanunnajahPondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015, (Skripsi Program Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), 2014. h. 10. 10 Nurdia Artu, Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi SQ3R (Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2), h. 107..

(32) 16. c. Tes Pemahaman Inferensial terdiri dari menarik detail penguat, menyimpul fikiran utama.11 Membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Dalam membaca pemahaman, pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan. Setelah membaca teks, si pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman membacanya dengan cara membuat rankuman isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri dan menyampaikan baik secara lisan maupun tulisan. 5. Tingkatan Membaca Pemahaman Pada dasarnya, membaca pemahaman merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Di sini seorang pembaca tidak lagi dituntut bagaimana ia melafalkan huruf dengan benar dan merangkai setiap bunyi menjadi bentuk kata atau kalimat. Tetapi, di sini ia dituntut untuk memahami isi bacaan yang dibcanya. Suhubungan dengan tingkatan membaca pemahaman, pada dasarnya kemampuan membaca pemahaman dapat dikelompokan menjadi empat. Tingkat pemahaman membaca meliputi (1) pemahaman literal, yakni pemahaman isi bacaan sebagaimana yang tersurat dalam bacaan. (2) pemahaman inferensial, yakni pemahaman isi bacaan dengan menafsirkan bacaan. (3) pemahaman kritis, yakni pemahaman dengan mengkritisi bacaan (pembaca mengetahui yang benar dan yang salah). (4) pemahaman kreatif, yakni pemahaman bacaan untuk mengkreasikan kembali isi bacaan.12 11. Andri Dwi Tama, Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kerakap Berdasarkan Taksonomi Barret Tahun Ajaran 2012/2013, (Skripsi Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bengkulu, 2012. h. 24. 12 Esti Ismawati, Faras Umaya, Belajar Bahasa Di Kelas Awal, (Yogyakarta: Ombak, 2012) h. 52..

(33) 17. Apabila seorang pembaca dapat menyampaikan kembali isi bacaan yang dibacanya baik yang tersurat maupun yang tersirat dan mengembangkan gagasangagasan pokok bacaan dengan kreativitasnya baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini berarti pembaca tersebut telah memiliki ke empat tingkatan membaca pemahaman. Berdasarkan pendapat di atas dalam tingkatan pemahaman peserta didik, untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap bahan bacaan peserta didik kelas V Madrasah Ibtidaiyah sebagai objek yang akan diteliti yaitu tentang pemahaman literal, pemahaman inferensial, pemahaman kreatif, dan pemahaman kritis. 6. Prisip-Prinsip Membaca Pemahaman Beberapa. penelitian. memperlihatkan. bahwa. banyak. faktor. yang. mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen, prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini:13 1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial. 2) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. 3) Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar peserta didik. 4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca. 5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. 6) Peserta didik menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas. 13. Farida rahim, Op.Cit. h. 3..

(34) 18. 7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman membaca. 8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. 9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan. 10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman. Pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada diri peserta didik dapat terwujud. Seorang guru harus bisa memilih metode yang akan digunakan agar meningkatkan kemampuan peserta didik. Dengan metode yang sesuai maka hasilnya akan sesuai yang harapan. B. Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) 1. Pengertian Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Metode dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk selalu menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi agar tersampaikan dengan baik. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru. dengan peserta didik. dalam suatu pengajaran untuk. mewujudkan tujuan yang ditetapkan.14 Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.15. 14. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 135. 15 Dani Maulana, Model-Model Pembelajaran Inovatif (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Lampung, 2013), h. 3..

(35) 19. Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) metode pemahaman yang membantu peserta didik berpikir tentang teks yang sedang mereka baca.16 Sering kali dikategorikan sebagai strategi belajar, SQ3R membantu peserta didik mendapatkan sesuatu ketika pertama kali mereka dalam membimbing peserta didik bagaimana membaca dan berpikir layaknya para pembaca efektif. 2. Karakteristik Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Untuk menggunakan metode ini, sebelum membaca kita melakukan survei terhadap bacaan atau buku untuk memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara melihat bagian permulaan dan akhir. Misalnya, pada saat akan membaca buku, kita menyurvei terlebih dahulu judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, daftar isi, kata pengantar, rangkuman, dan daftar pustaka. Setelah menyurvei buku, kita merumuskan beberapa pertanyaan untuk diri sendiri tentang bacaan tersebut yang diharapkan jawabannya ada dalam buku itu. Hal itu akan membantu dan menuntun kita memahami bacaan. Dengan bekal rumusan pertanyaan-pertanyaan tadi, barulah kita membaca. Pertanyaan itu merupakan penentuan yang dapat membantu pembaca menemukan informasi yang diinginkannya dengan cepat. Untuk mengetahui penguasaan terhadap bacaan, setelah membaca, kita lakukan kegiatan menceritakan/mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri. Untuk. 16. Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 244..

(36) 20. membantu daya ingat, kita membuat catatan-catatan kecil. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) diakhiri dengan kegiatan meninjau kembali/mengulang kembali apa yang sudah kita baca. Kita tidak perlu membaca ulang bacaan itu secara keseluruhan, tetapi hanya memeriksa bagian-bagian yang dianggap penting yang memberikan gambaran keseluruhan dari bacaan, juga untuk menemukan hal-hal penting yang mungkin terlewat pada saat kita membaca sebelumnya.17 Begitulah gambaran singkat kegiatan membaca yang menggunakan metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R). Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) adalah suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide. pokok dan pendukungnya serta membantu mengingat agar lebih tahan lama melalui lima langkah kegiatan, yaitu survey, question, read, recite, dan review. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R Seperti halnya model pembelajaran lain, pembelajaran SQ3R memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode pembelajaran SQ3R antara lain: a. Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang terdapat didalam buku teks tersebut, b. Membuat siswa menjadi lebih aktif, c. Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks. Sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang efektif sesuai tujuan yang diharapkan. Sedangkan kekurangan metode SQ3R d. Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks, 17. Lilis Siti Sulistyaningsih, Metode SQ3R, Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia..

(37) 21. e. Kurangnya waktu belajar, serta f. Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.18 Peningkatan pembelajaran peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran SQ3R dapat diharapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini peserta didik menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks. 4. Perencanaan Metode SQ3R Untuk melengkapi uraian pendekatan dan strategi belajar sebagaimana tersebut, di rancang secara spesifik untuk memahami teks itu disebut metode SQ3R yang di kembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekaan belajar. SQ3R merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:19 a. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks; b. Quesiton, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks; c. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun; d. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan; e. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.. 18 19. Anis Falisa, Op. Cit. 19. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Grafindo Persada), h. 140..

(38) 22. Langkah pertama, dalam melakukan aktivitas survey, seorang guru perlu membantu dan mendorong peserta didik untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh teks. Tujuannya agar peserta didik mengetahui panjangnya teks, judul bagian dan judul sub bagian, istilah, kata kunci, dan sebagainya. Dalam melakukan survey, peserta didik dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagianbagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.20 Langkah kedua, guru memberi petunjuk atau contoh kepada para peserta didik untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang pendeknya teks, dan kemampuan peserta didik dalam memahami teks yang sudah dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari peserta didik berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui, mungkin mereka hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan peserta didik tidak berhubungan dengan isi teks, maka ia perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.21 Langkah ketiga, guru menyuruh peserta didik membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan. 21. Ibid..

(39) 23. pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi. Langkah keempat, guru menyuruh menyebutkan lagi jawaban-jawaban tas pertanyaan yang telah tersusun. Latihan peserta didik untuk tidak membuka catatan jawaban. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab, peserta didik tetap menjawab pertanyaan selanjutnya. Demikian seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk jawaban yang belum terjawab dapat diselesaikan dengan baik. Langkah kelima, pada langkah terakhir (review) guru menyuruh peserta didik meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.22 Alokasi waktu yang diperlukan untuk memahami sebuah teks dengan metode SQ3R, mungkin tidak banyak berbeda dengan mempelajari teks secara biasa. Akan tetapi, hasil pembelajaran peserta didik dengan menggunakan SQ3R dapat di harapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini peserta didik menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungankandungan pokok yang tersurat dalam teks. C. Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkalanjutan antara pegembangan dan pengalaman hidup.23 Dalam makna 22. Ibid.

(40) 24. yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang di harapkan.24 Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu terget yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang di pergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar, bekerja sama, dan berinteraksi. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional.25Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam berkomunikasi. 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional pesserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahsa diharapkan membantu pserta didik mengenai dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. 23. Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014). h. 19. 24 Ibid. 25 Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. h. 36..

(41) 25. Bahasa Indonesia adalah sarana berkomunikasi, untuk saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesastraan Indonesia. Adapun harapan pelajaran bahasa Indonesia agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan bersikap posotif terhadap bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai- nilai kemanusiaan. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan dan tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesatraan manusia Indonesia. Dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:26 a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. b. Meghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosiaonal dan sosial, e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan berbahasa, f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khanazah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Bahasa Indonesia sangat penting di pelajari anak-anak sekolah dasar antara lain, sebagai alat mengembangkan komunikasi dengan lingkungan, 26. Ibid, h. 42..

(42) 26. sebagai alat mengebangkan kemampuan intelektual anak, sebagai alat mengembangkan ekspresi anak, dan sebagai dasar untuk mempelajari berbagai ilmu dan tingkatan pendidikan selanjutnya. Materi yang akan disampaikan yaitu tentang gagasan utama. Setiap paragraf memiliki satu gagasan utama yang merupakan inti dari pemikiran dari pokok pembahasan yang ada pada paragraf tersebut. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu teks bacaan. Gagasan utama merupakan ide pokok. Fungsinya sebagai pokok, patokan atau dasar acuan suatu paragraf. Selain gagasan utama, dalam paragraf terdapat gagasan penjelas. Gagasan penjelas merupakan ide-ide tambahan yang berfungsi sebagai penjelas. Gagasan penjelas bisa berupa contoh-contoh, bukti-bukti, datadata, fakta-fakta, penjabaran, detail, dan lain sebagainya yang digunakan untuk memperjelas gagasan utama. Maka, gagasan utama paragraf dapat dikatakan sebagai gagasan yang terdapat di dalam kalimat utama, yang diperjelas oleh gagasan penjelas, dan yang menjadi inti/pokok pembahasan suatu paragraf. Kita dapat menemukan gagasan utama di awal paragraf, akhir paragraph, atau di awal dan di akhir paragraf. D. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya.

(43) 27. 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdia Ayu, Dalam penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN pembina liang melalui penerapan strategi Survey, Questions, Reading, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan melalui teknik pengumpulan data deskripsi kualitatif, menyatakan bahwa hasil tes setiap proses pembelajaran menunjukkan pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 66,13 dengan ketuntasan belajar mencapai 50%, siklus II nilai ratarata kelas mencapai 72,27 dengan ketuntasan belajar mencapai 63,63%, dan siklus III nilai rata-rata kelas mencapai 77,95 dengan ketuntasan belajar mencapai 86,36%.27 Hasil dari peneliian di atas menunjukan bahwa ketuntasan belajar mencapai 86,36% dan hasil dari penelitian yang di lakukan saat ini ketuntasan mencapai 83%. Persamaan dalam penelitian ini yaitu target mencapai di atas 80% dan selisih ketuntasan yaitu 2,64%. 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anis Finalisa, Dalam. penelitian. yang. berjudul. Peningkatan. Keterampilan. MembacaPemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015, adanya peningkatan ratarata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69% dan siklus II sebesar 83%. Pada siklus I ditemukan bahwa. 27. Nurdia Ayu, Op. Cit. hal. 1..

(44) 28. dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus I, terdapat 22 siswa mencapai nilai KKM dan 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM. Namun, pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan seluruh siswa telah mencapai nilai KKM yaitu 70.28 Hasil dari peneliian di atas menunjukan bahwa ketuntasan belajar mencapai 83%. pada penelitian di atas memiliki persamaan dalam penelitian ini yaitu target yaitu 83%. Perbedaannya terletak pada jumlah peserta didik. Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan karakteristik tersendirinya sebagai pembeda. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Rumusan hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu “Penerapan metode survey, questions, read, recite, review (SQ3R) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman tahun pelajaran 2016/2017”.. 28. Anis Finalisa, Op. Cit. hal. 1.

(45) 29. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengunakan data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian Tindakan Kelas yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.1 Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.2 1.. 2. 3.. Penelitian-menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan mengguanakan cara dan atuaran metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan-menunjukan pada suatau gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan peserta didik. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama pula. Jadi PTK adalah suatu penelitian yang berbasis kepada kelas.3 Penelitian. dapat dilakukan secara mandiri, tetapi alangkah baiknya jika dilaksanakan. 1. Jasa Unggah Muliawan, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h. 1. 2 Suharmi Arikunto, Suhardjo, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 2..

(46) 30. dengan kolaboratif, baik dengan teman, kepala sekolah, pengawas, dosen dan pihak lain yang relevan. Hasil PTK dapat digunakan dalam memperbaiki mutu proses belajar mengajar, sesuai dengan kondisi karakteristik sekolah, peserta didik, dan guru. Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya, rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK Kurt Lewin yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah: 1. Perencanaan (planning) 2. Pelaksanaan tindakan (acting) 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (reflecting) “Menurut. Hopkins,. pelaksanaan. penelitian. tindakan. dilakukan. membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya.”4. 3. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h. 47. 4 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 53..

(47) 31. Secara sederhana alur pelaksanaan tindakan kelas disajikan sebagai berikut: Gambar 1Model Kurt Lewin5. perencanaan. Refleksi. Siklus I. tindakan. pengamatan. 1. Perencanaan Penyusunan rencana merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamatan awal. Setelah peneliti dan guru mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan peserta didik dalam pembelajaran membaca pemahaman, peneliti bersama guru. 5. Paizaluddin, Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ) Panduan Teoritis dan Praktis (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 30..

(48) 32. merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman. 2. Pelaksanaan Tindakan (acting) Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. 3. Pengamatan (observing) Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Ketika guru sedang melakukan tindakan, guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 4. Refleksi (reflecting) Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia.

(49) 33. menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Bila dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan tahap demi tahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama meskipun melalui tahap-tahap yang sama. B. Setting Penelitian Dan Karakter Subyek 1. Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Bandar Lampung. 2. Waktu Penelitian ini akan di laksanakan pada tanggal 31 Oktober sampai tanggal 8 November 2016 semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. 3. Subyek Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Bandar Lampung semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Jumlah peserta didik kelas V adalah 24 peserta didik, terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan..

(50) 34. C. Rencana Tindakan Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan (pra penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah siklus maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, observasi, tindakan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik. b. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan alternatif pemecahan masalah. c. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai. 1) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri 2) dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS, 3) menyiapkan sumber belajar dan lain-lain. 4) Menentukan format penilaian. 5) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi pembelajaran). 6) Menyiapkan materi gagasan pokok dalam suatu teks bacaan yang akan di sampaikan ke peserta didik dengan teks bacaan yaitu mengunjungi pasar malam, bersepeda ke rumah nenek Ahmad, kesehatan lingkungan di kampung Bajo, dan denah toko bu Sastro..

(51) 35. 2.. Tindakan Dalam. pelaksanaan. tindakan,. peneliti. melaksanakan. proses. pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. 3. Pengamatan, a. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan b. menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat. c. Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah d. dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh. 4. Refleksi, a. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dianalisis. b. Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya. Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator.

(52) 36. keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. D. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Observasi Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran SQ3R berlangsung.6 2. Wawancara Wawancara yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendaptkan informasi secara langsung dengan mngungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber. Peneliti melalkukan wawancara dengan wali kelas V utntuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman sudah meningkat atau masih rendah sebagai data awal utnuk melakukan penelitian. 3. Tes “Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau. sejumlah. orang. untuk. mengungkapkan. keadaan. atau. tingkat. perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis dalam dirinya.”. 6. Tim Pengembang MKDP Kurikulum Dan Pembelajaran, Loc.Cit. h.58..

(53) 37. Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkap keadaaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psokologi di dalam dirinya.7 Aspek psikologi itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.8 Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan skor awal peserta didik sebelum melaksanakan penelitian melalui pre test. Jenis tes yaitu pilihan ganda yang berjumlah 20 yang digunakan sebagai alat pengukur adalah tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya. Tes diberikan dalam dua tahap yaitu tes awal sebelum pelaksanaan tindakan, digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan tes yang dilakukan pada akhir pelaksanaan dalam setiap siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.. 7. Kuandar, Op.Cit. h.186. Ibid.. 8.

(54) 38. 4. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.9 Dokumentasi yaitu cara untuk mendapatkan data yang telah didokumentasi. Misalnya, mengenai keadaan sekolah, jumlah peserta didik, kegiatan peserta didik dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian dapat berupa gambar atau foto. Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto-foto pada saat peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode survey, question, read, recite, review(SQ3R). E. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika peserta didik tersebut telah mencapai peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan jumlah peserta didik yang lulus sebanyak 80%. Sedangkan indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas adalah apabila peserta didik yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari satu yaitu mencapai 20 peserta didik. Jadi setelah mencapai peningkatan belajar sebanyak 80% dengan nilai ratarata 70 maka penelitian yang dilakukan berhasil. Sehingga dapat disimpulkaan bahwa penerapan metode survey, question, read, recite, review(SQ3R) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Indonesia kelas V.

(55) 39. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Bandar Lampung dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik tahun pelajaran 2016/2017. F. Analisis Data Setelah data terkumpul yang terdiri dari hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R serta hasil belajar yang berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus. Maka langkah selanjutnya adalah: 1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. 2.. Analisis data secara kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pada setiap siklusnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: P=. × 100%. F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu). sP = angka persentase”10. 10. 43.. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2008), h..

(56) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MIN 4 Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya MIN 4 Bandar Lampung Dalam Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya yang terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan. Salah satunya upaya itu adalah senantiasa melakukan perbaikan di lembaga pendidikan termasuk. MIN, serta. agar pemerintah. mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran Nasional yang diatur dengan Undang-undang. Sehubungan dengan hal itu, MIN 4 Bandar Lampung tidak ingin ketinggalan untuk ikut dalam memperbaiki kualitas pendidikan di lingkungan Madrasah. Ini mengingat sebagian masyarakat masih memiliki image yang keliru, bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan terbelakang ditinjau dari banyaknya aspek, diantaranya : Aspek SDM, Sarana Prasarana, Kurikulum, Input dan Output peserta didik dan.

(57) 41. pengelolaan madrasahnya. Sebelum MIN 4 Bandar Lampung menjadi madrasah yang berstatus negeri, pada mulanya madrasah ini berasal dari sebuah madrasah swasta yang berdiri pada tahun 1968, untuk menyediakan lembaga islam formal bagi masyarakat dilingkungan sekitarnya, dengan tokoh-tokoh para pendirinya adalah sebagai berikut: 1.. Bapak Sugi Pranoto. 2.. Bapak Danuri. 3.. Bapak Miyono. 4.. Bapak Suroyo Madrasah ini didirikan d atas tanah wakaf Bapak Kafil (alm). Dengan luas. tanah seluruhnya 740 meter persegi. Adapun yang dipakai sekarang bangunan seluas 740 meter persegi. Setelah madrasah ini mengalami pergantian kepengurusan periode demi periode maka pada tahun 1992 madrasah swasta resmi berstatus Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN ) 4 dengan dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No.II/1992. Sejak berdirinya hingga sekarang ini, MIN 4 telah mengalami pergantian kepala madrasah diantaranya sebagai berikut: 1. Irwansyah 2. Khusairi kadir 3. Tajudin Nor 4. Maknoni 5. Salmah, S.Pd.I.

(58) 42. 6. Basiroh, S.Pd.I 7. Naryati, M.Pd.I 8.. Desi Deria Herawati, S.Ag.,M.Pd.I Di bawah pimpinan ibu Desi Deria Herawati, S.Ag., M.Pd.I 2012 – Sekarang. sedang diupayakan untuk meningkatkan mutu pendidikaan dan pengajaran serta berupaya untuk menarik minat masyarakat supaya ada kesan positif serta nilai lebih dalam menempuh pendidikan pada MIN 4 Bandar Lampung. 2. Visi dan Misi MIN 4 Bandar Lampung a. Visi MIN 4 Bandar Lampung Visi MIN 4 Bandar Lampung dalam melaksanakan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa adalah membentuk Insan yang beriman, bertaqwa berprestasi, terampil, serta menjadikan Madrasah yang dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lain dan mempunyai indikator sebagai berikut : 1) Menghasilkan output/lulusan yang tekun beribadah memiliki budi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agama Islam. 2) Menghasilkan. output/lulusan. yang berprestasi. sesuai. dengan. tingkat. kecerdasannya. 3) Menghasilkan output/lulusan yang menguasai salah satu bidang kerajinan tangan, kesenian atau olahraga sesuai dengan bakat dan minatnya b. Misi MIN 4 Bandar Lampung Dalam usahanya menciptakan calon penerus bangsa yang memiliki kualitas yang baik, MIN 4 Bandar Lampung memiliki misi sebagai berikut:.

(59) 43. 1) Melaksanakan proses belajar mengajar secara optimal 2) Melengkapi sarana-prasarana belajar peserta didik, guru, TU, agar bekerja secara optimal. 3) Memberikan bekal kemampuan dasar bagi peserta didik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi 4) Menumbuhkan kesadaran kepada diri peserta didik untuk mengamalkan ajaran agama Islam. 5) Menumbuhkan kesadaran kepada semua warga sekolah untuk mengetahui dan melaksanakan tugas serta kewajibannya 6) Melaksanakan. kegiatan. ekstrakurikuler. untuk. mengetahui. dan. mengembangkan bakat, minat, serta potensi yang dimiliki peserta didik. 3.. Letak Geografis MIN 4 Bandar Lampung MIN 4 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah madrasah yang berdiri sejak tahun 1970. Terletak di Jalan Sugriwo No. 12 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung berdiri diatas tanah seluas 790 M2, dengan Lokasi sekolah yang nyaman, sedikit jauh dari pusat kota, namun tidak terganggu dengan kebisingan. kota. dan. mudah. dijangkau. dari. segala. penjuru,. memungkinkan dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.. sehingga.

(60) 44. 4.. Data Tenaga Pengajar dan Karyawan MIN 4 Bandar Lampung Tabel.2 Data Tenaga Pengajar dan Karyawan MIN 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017. No. Nama. NIP. Jabatan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.. Desi Deria Herawati, S.Ag, M.Pd.I Hj. Syamsidar, S.Pd.I Hj. Komsiah, S.Pd.I Giwang Sumarsih, S.Pd.I, MM Susi Rahmawaty, S.Pd.I, MM Hi. Imam Asyrofi. AC, M.Pd.I Pathurohman, S.Pd.I, MM M. Nasihin Haq, S.Pd.I Septi Adhena, S.Pd.I Gati Indri Astuti, S.Pd.I Evie Yulianti, S.Pd.I Fathurrahman, S.Pd.I Musrifah, S.Pd.I Badriah, S.Pd.I Dian Maya Rahayu, S.Pd.I Mulia Puspita, S. Pd.I Subakir, S.Pd.I Tika Gustiana, S.Pd Mahdawati, S.Pd.I Nurmala Dewi Ningsih, S.Pd. 197212251994032003 195910051981032003 196011261983032002 196607261987032001 197310021998032002 196508202005011005 198009012007101001 198109042007101001 198209272005012004 196408041985032004 197107152007102002 196205042014111001 197006272014112002 197910052014112003 196304201985022002 196511221991031006 196111021984032002 196312051986012002 196203171995122002 198202062005012001. Kepala Sekolah Wali Kelas III Wali Kelas II.A Wali Kelas IV Wali Kelas VI Guru Mapel Guru Mapel Bendahara Guru Mapel Wali Kelas I.a Tata Usaha Guru Kelas Wali Kelas I.b Wali Kelas II.b Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Staf TU Staf TU Guru Kelas. 5. Data Jumlah Peserta didik MIN 4 Bandar Lampung Tabel.3 Data peserta didik dalam 3 (tiga tahun terakhir) di MIN 4 bandar Lampung Jumlah Peserta didik 3 Tahun Terakhir Tahun 2014/2015. Tahun 2015/2016. Tahun 2016/2017. 122. 138. 173.

(61) 45. Jumlah keseluruhan peserta didik MIN 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 adalah berikut ini : a. Kelas I terdiri dari. : 40 Orang, terdiri dari 17 Lk dan 23 Pr. b. Kelas II terdiri dari. : 42 Orang, terdiri dari 22 Lk dan 17 Pr. c. Kelas III terdiri dari. : 26 Orang, terdiri dari 16 Lk dan 10 Pr. d. Kelas IV terdiri dari. : 25 Orang, terdiri dari 11 Lk dan 14 Pr. e. Kelas V terdiri dari. : 24 Orang, terdiri dari 10 Lk dan 14 Pr. f. Kelas VI terdiri dari. : 16 Orang, terdiri dari 11 Lk dan 5 Pr. 6. Sarana dan Prasarana MIN 4 Bandar Lampung a. Sarana Gedung Di MIN 4 Bandar Lampung terdapat beberapa sarana gedung diantaranya : 1) Ruang belajar, terdapat 6 ruangan/kelas. 2 kelas dipergunakan untuk kelas Ia dan Ib dari pukul 07.15 – 10.00, 2 kelas IIa dan IIb dari pukul 10.00–14.00, 4 kelas lagi dipergunakan untuk kelas III, IV, V dan VI dari pukul 07.15 – 12.30. 2) Kantor, terdapat 2 ruangan untuk kantor, yaitu : 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan guru. b. Sarana Fasilitas Belajar Di MIN 4 Bandar Lampung terdapat beberapa sarana Fasilitas Belajar : 1) Terdapat 1 Laboratorium Komputer/ Ruang Multimedia 2) 1 ruangan Perpustakaan, dan 3) Seperangkat alat/media praktikum IPA.

(62) 46. c. Sarana Penunjang Di MIN 4 Bandar Lampung terdapat beberapa sarana Penunjang : 1) 1 ruangan UKS dan 1 ruang WC. 2) 1 Ruangan Mushola 3) Sarana olahraga, terdiri dari 1 lapangan bola voli, 1 lapangan bulu tangkis, 1 lapangan futsal. B. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian pada Siklus 1 Dalam penerapan siklus 1 dilaksanakan selama 1 minggu setiap minggunya terdapat 2 kali tatap muka, setiap di akhir pertemuan ke 2 peneliti mengadakan tes penilaian dengan soal pilihan ganda mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi yang disampaikan. Siklus 1 Pertemuan Pertama a. Tahap 1: Perencanaan Tindakan (planning) Adapun persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan kelas siklus 1 adalah sebagai berikut: 1) Membuat. Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP). dengan. menggunakan metode survey, question, read, recite, review(SQ3R) yang membuat suasana pembelajaran peserta didik menjadi aktif dan tidak menjenuhkan..

Gambar

Gambar 1Model Kurt Lewin 5

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terdapat penerimaan Gratifikasi yang harus dilaporkan, maka Hakim maupun Aparatur Pengadilan Agama Padang Kelas IA wajib melaporkan hal tersebut dan

Salah satu perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) moda tatap muka, moda dalam jaringan (daring), dan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu dan inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang dikhawatirkan akan dikuntit sanksi bagi pelanggarnya itu sudah mulai banyak ditentang, Femakaian bahasa yang tidak lagi dibablaskan tapi diberi lajur4ajur, kisi-kisi yang

Analyysimetoodit, joiden mukaan kasvinsuojeluaineiden ke- miallinen kokoomus määrätään kemikalioiden tarkastusosastossa, on selostettu tarkemmin julkaisuissa: »Analysemetoder

Investasi Terhadap Minat Berinvestasi Saham Di Pasar Modal Syariah (Studi Kasus Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Dan Fakultas Syariah

“Analisis Peran Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Pendapatan Pengrajin Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam.” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden