• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Sugeng Nur Arif (10320067-ST)

Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Abstrak

Keberhasilan dalam pengajaran bidang studi membaca gambar teknik tidak hanya ditentukan oleh sumber belajar saja, tetapi juga ditentukan oleh komponen lain seperti model pengajaran. Ketepatan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi. Seperti halnya model pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran membaca gambar teknik pada siswa kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan ?. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk membantu kesulitan belajar siswa, khususnya dalam materi membaca gambar teknik; (2) Membantu melatih siswa untuk menyelesaikan masalah kesulitan belajar dengan efektif; (3) Untuk memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat dalam belajar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar yang dialami. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat komponen, yaitu 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan tahun pelajaran 2011-2012. Hasil belajar kognitif yaitu terbukti dengan perolehan nilai test dari masing - masing siklus yang mengalami peningkatan; (2) Terdapat peningkatan kinerja guru dari masing – masing siklus. Guru lebih bersemangat dan lebih bisa menarik perhatian siswa dengan bantuan model pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah, hal ini terbukti dari naiknya presentase kinerja guru, pada siklus I presentase kinerja guru masuk ke dalam kategori cukup, tapi pada Siklus II presentase kinerja guru meningkat dan masuk ke dalam kategori sangat baik; (3) Terdapat peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus.

Kata Kunci : Pendekatan Pemecahan Masalah, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Di dalam pendidikan sumber belajar merupakan komponen yang sangat penting dan memiliki ruang lingkup yang luas. Dikatakan demikian karena sumber belajar memiliki beberapa manfaat, baik bagi guru maupun bagi siswa yang sedang belajar, maka dari itu dengan memanfaatkan sumber belajar yang sebaik-baiknya akan dapat menunjang keberhasilan siswa di dalam belajarnya. Berbicara tentang sumber belajar sebenarnya tidak lepas dari sumber belajar itu sendiri. Buku-buku bahan cetak itu hanya merupakan pengertian secara sempit dari sumber belajar itu sendiri. Bahkan lebih keliru lagi adanya anggapan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar.

Sumber belajar itu bukan hanya berupa buku-buku saja ataupun guru, melainkan mempunyai ruang lingkup yang luas. Keberhasilan dalam pengajaran bidang studi membaca gambar teknik tidak hanya

(2)

ditentukan oleh sumber belajar saja, tetapi juga ditentukan oleh komponen lain seperti model pengajaran dan lain sebagainya. Dalam pengajaran mata pelajaran membaca gambar teknik, tentunya guru akan memberikan rangsangan berupa tugas-tugas yang sekiranya dapat memacu keaktifan siswa dalam belajar membaca gambar teknik. Satu peranan dari sumber belajar itu akan terlihat di saat anak mengerjakan tugas-tugas ataupun dalam pemahaman konsep membaca gambar teknik yang lebih lanjut. Dalam pengajaran mata pelajaran membaca gambar teknik, cara belajar yang digunakan sangat bervariasi. Ternyata belajar membaca gambar teknik tidak harus dengan cara yang tegang sehingga mengakibatkan bertambah kacau dalam berpikir. Oleh karena itu, pemilihan model pengajaran yang baik dan tepat sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran.

Belajar merupakan unsur yang paling fundamental dalam setiap jenis dan proses pendidikan. Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik, khususnya guru. Kekeliruan persepsi guru terhadap proses belajar dna hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.

Kegiatan belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal disekolah, merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam pelaksanaan fungsi dan tugas institusional itu, guru menempati kedudukan sebagai figur formal. Tugas dan tanggungjawab guru sebagai pendidik adalah untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sebagai guru yang profesional, kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat menjadi tolok ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Ketepatan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi. Seperti halnya model pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah, dimana model pembelajaran ini merupakan kegiatan belajar yang berdasar kepada teori kognitif yang didalamnya termasuk teori belajar konstruktivis. Menurut teori konstruktivis, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah dapat dikembangkan jika siswa melakukan sendiri, menemukan, dan memindahkan kekomplekan pengetahuan yang ada. Dalam hal ini, secara spontanitas peserta didik akan mencocokkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang dimilikinya, kemudian membangun kembali aturan pengetahuannya jika terdapat aturan yang tidak sesuai.

Sebagaimana yang dialami oleh siswa kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan, dimana sebagian besar siswa kelas X belum bisa membaca gambar teknik dengan baik. Siswa belum bisa memahami prinsip-prinsip membaca gambar dan mengamati suatu gambar, mengevaluasi terhadap gambar-gambar kerjaakan berguna bagi peserta didik sebagai pembentukan watak dalam bekerja di bidang keahlian gambar teknik mesin dan akan menjadi kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu penunjang budayamutu dan kerja profesional. Melihat kondisi tesebut, pemanfaatan metode pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah dirasa tepat untuk diterapkan di SMK Satya

(3)

Praja 2 Petarukan, khususnya dalam membantu siswa mengatasi kesulitan dalam membaca gambar teknik, sehingga nantinya siswa dapat membaca gambar teknik dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen pada perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang diperoleh karena pengalaman. Pengalaman tersebut dapat diperoleh dengan adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi tidak karena perubahan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan, melainkan terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya. Perubahan tersebut haruslah bersifat relatif permanen dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu. 70% hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi lingkungan.

Jenis-Jenis Hasil Belajar

Hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 1. Ranah kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: a) Pengetahuan (knowledge)

Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat.

b) Pemahaman

Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.

c) Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkan-nya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

(4)

d) Analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.

e) Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas. f) Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.

2. Ranah afekif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

3. Ranah psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

Kompetensi Membaca Gambar Teknik

Gambar Teknik adalah alat komunikasi antar pembuat dan perencana atau juru gambar dengan pekerja atau operator di bengkel. Untuk mencapai komunikasi yang baik, perencana, juru gambar dan pembuat harus memakai bahasa yang sama, berpedoman dengan Standart ISO (International Standard Organization). Membaca gambar teknik merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang pada berbagai posisi dan jabatan dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi teknik. Gambar teknik mesin harus dapat memberikan informasi untuk meneruskan maksud apa yang diinginkan perencana kepada pelaksana/operator. Demikian juga pelaksana/operator harus mampu apa yang terdapat pada gambar kerja untuk dibuat menjadi produk yang sebenarnya sesuai dengan keinginan perencana atau pemesan. Untuk itu standar-standar sebagai tata bahasa teknik diperlukan untuk menyediakan ketentuan-ketentuan yang cukup. Namun dalam kenyataanya masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggambar teknik.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan merujuk pada model Kurt Lewin yang menunjuk empat komponen pokok penelitian yakni: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting) (Aqib, 2006:21). Model Kurt Lewin tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(5)

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan kelas

Sedangkan rancangan Penelitian Tindakan Kelas dengan desain Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada model Kemmis dan Tanggar (1988) yang terdiri dari 4 komponen antara, lain: 1) Perencanaan; 2) Tindakan; 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.

Subjek Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti lakukan pada siswa kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan tahun pelajaran 2011-2012. Alasan pemilihan subjek ini dikarenakan dari hasil observasi sementara yang dilakukan pada siswa, mengindikasikan mayoritas siswa kelas X belum sepenuhnya menguasai materi membaca gambar teknik, sehingga di sini diperlukan perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar membaca gambar teknik.

Data penelitian tindakan yang dikumpulkan berupa informasi-informasi tentang kemampuan siswa dalam membaca gambar teknik. Kemampuan siswa dalam membaca gambar teknik tersebut meliputi penguasaan-penguasaan :

1. Memahami fungsi gambar teknik dasar

2. Mengetahui macam-macam kertas gambar dan ukurannya 3. Mengetahui macam-macam garis dan fungsinya

4. Mengetahui macam-macam huruf dan angka standar 150 5. Mengetahui macam-macam alat gambar dan fungsinya 6. Memahami proyeksi pictorial

7. Memahami proyeksi orthogonal

8. Mengetahui ketentuan proyeksi isometrik, dimetrik, miring 9. Mengetahui ketentuan proyeksi Eropa (Kwadran I)

10. Mengetahui ketentuan proyeksi Amerika (kwadran III)

11. Dapat mengidentifikasikan jumlah benda kerja yang terdapat dalam pandangan 12. Mengerti cara membaca gambar pandangan

13. Mengidentifikasikan benda kerja sesuai dengan gambar

14. Dapat mengidentifikasikan ukuran-ukuran dari bentuk utama dari kerja yang tercantum pada gambar

15. Dapat mengidentifikasikan simbol tanda pengerjaan

16. Dapat mengidentifikasikan langkah pengerjaan benda sesuai dengan gambar 17. Dapat mengidentifikasikan badan benda kerja sesuai gambar

(6)

18. Dapat mengidentifikasikan pengertian simbol-simbol yang digunakan pada gambar 19. Dapat mengidentifikasikan simbol harga kasar

20. Dapat mengidentifikasikan simbol-simbol toleransi bentuk dan posisi

Disamping hal-hal tersebut di atas, diperlukan pula data tentang kemampuan guru dalam menyusun RP (Rencana Pembelajaran) dan penguasaan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah daftar nilai hasil belajar pada tahap penjajagan (data awal), daftar nama siswa, peneliti, teman sejawat dan kepala sekolah sebagai data pendukung, jenis data yang di dapat dari: (1) Proses belajar mengajar; (2) Nilai test siswa; dan (3) Observasi selama pembelajaran.

HASIL PENELITIAN a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran materi membaca gambar teknik yang menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam kegiatan pembelajaran membaca gambar teknik yang telah berlangsung selama ini.

Adapun kegiatan ini meliputi :

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Menyediakan alat dan sumber belajar.

3) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi kinerja guru dan observasi kegiatan siswa.

4) Mendesain alat evaluasi berupa tes, untuk pretest dan soal evaluasi siklus I. 5) Membuat angket respon dan daftar hadir siswa.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tindakan dan pengamatan pada pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 Juli 2012. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sebagaimana telah direncanakan pada tahap perencanaan. Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pretest (test awal) pada siswa, hal tersebut dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada materi membaca gambar teknik yang diperoleh siswa sebelum penerapan metode pemecahan masalah.

2) Pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran dengan pemecahan masalah. Yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen, yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Hal ini dilakukan agar kemampuan siswa dalam kelompoknya merata.

(7)

3) Guru memberikan lembaran gambar teknik yang sesuai dengan jumlah kelompoknya, serta memberikan penjelasan tentang model pembelajaran pemecahan masalah yang nantinya diterapkan oleh guru.

4) Guru memberikan pembelajaran membaca gambar teknik (yaitu melalui modul pengajaran) dengan menggunakan serta memberikan contoh untuk membaca gambar teknik dalam gambar tersebut.

5) Dan sebagai latihan, siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan soal yang telah diberikan pada masing-masing kelompok. Di sini siswa akan saling membantu satu sama lain dalam kelompok.

6) Guru memberi bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut, yaitu dengan cara memberikan penyelesaian masalah yang dialami siswa ketika melakukan pembacaan gambar teknik

7) Guru menunjuk satu kelompok siswa untuk menyiapkan jawabannya, dan menuliskan jawabannya di papan tulis oleh perwakilan kelompoknya.

8) Pada akhir pertemuan kali ini diberikan diberikan evaluasi siklus I, dengan memberikan lembar evaluasi yaitu soal pilihan ganda. Hal ini untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi membaca gambar teknik, apakah ada peningkatan atau tidak setelah menggunakan model pembelajaran dengan pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, dan ini dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Untuk mengetahui sejauh mana siswa memiliki minat belajar yang dapat menunjang hasil belajar yang tinggi pada materi membaca gambar teknik, dapat kita ukur dengan menggunakan data pada tabel berikut:

Tabel 1. Tabel Observasi Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati SR R C T ST

1. 2.

3.

4.

5.

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan guru

Keaktifan siswa dalam memberikan komentar tentang pembelajaran membaca gambar teknik dengan menggunakan metode pemecahan masalah Antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

Antusiasme untuk melakukan pembelajaran materi membaca gambar teknik dengan menggunakan

√ √

(8)

No Aspek yang diamati SR R C T ST 6. 7. 8. 9. 10.

pendekatan pemecahan masalah

Ketertarikan siswa dalam pembelajaran membaca gambar teknik dengan menggunakan metode pemecahan masalah

Ketertiban siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca gambar teknik dengan metode pemecahan masalah

Kemampuan siswa dalam membaca gambar teknik dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah

Kemampuan atau pemahaman siswa dalam membaca gambar teknik yaitu mengenai ketepatan setelah menggunakan metode pemecahan masalah Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam waktu yang ditentukan

√ √ √ √ √ √ TOTAL 12 12

Sumber : Hasil Observasi Siswa Siklus I, tahun 2011

Kriteria Penilaian :

SR : Sangat Rendah (Skor 1) R : Rendah (Skor 2) C : Cukup (Skor 3) T : Tinggi (Skor 4) S : Sangat Tinggi (Skor 5)

Penskoran : Presentase Skor =

%

100

maksimal

skor

diperoleh

yang

skor

X

d. Presentase skor =

%

48

%

100

50

24

X

(9)

Melalui lembar observasi pada tabel 1 menunjukkan rata-rata 48% yang mengidentifikasikan bahwa minat dan aktivitas belajar siswa pada materi membaca gambar teknik dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah masih kurang. Dapat dilihat pada tabel hasil observasi berikut:

Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa

No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Rata-rata

1. 2. 3. 4. 5. Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35% 0 0 12 12 0 0 0 0 0 100 24 x 100% = 48% 50 (Kategori rendah) Jumlah 24 100

Sumber : Hasil observasi siklus I, tahun 2011

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan masih tergolong dalam kategori rendah untuk minat belajarnya pada mata pelajaran membaca gambar teknik dengan menggunakan media pembelajaran pemecahan masalah, sehingga mempengaruhi hasil belajar yaitu berupa nilai. Terbukti pada rata-rata rentang skor yang dicapai sebesar 48% atau dalam rentang 36% - 51%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah pada mata pelajaran membaca gambar teknik, di siklus I, hasilnya belum maksimal. Dikatakan belum maksimal dapat kita lihat dari tabel hasil test berikut ini:

Tabel 3. Hasil Pretest dan Tes Evaluasi Siklus I

No. Hasil Test Nilai Pretest Nilai Evaluasi

Siklus I

1. Nilai Tertinggi 95 95

2. Nilai Terendah 55 65

3. Rata-rata Nilai Test 74,29 83,21

4. Ketuntasan Klasikal 50%

(Belum Tuntas)

88%

(Belum Tuntas) Sumber : Hasil observasi siklus I, tahun 2011

Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa prestasi belajar masih tergolong kurang, terbukti dari nilai pretest, rata-rata kelas yang dicapai sebesar 74,29 dengan ketuntasan klasikal hanya 50%. Meskipun bila dilihat dari nilai evaluasi siklus I kenaikannya sangat signifikan, karena rata-rata kelas mencapai 83,21 dengan ketuntasan klasikal mencapai 88%, namun tetap dikatakan belum berhasil karena masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah standar KKM.

(10)

Gambaran secara grafis mengenai perbandingan pra siklus dengan siklus I dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Tingkat ketuntasan klasikal pra siklus dan siklus I

Dari gambar 1 menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan pemecahan masalah (yaitu pra siklus), siswa memiliki ketuntasan yang rendah yaitu hanya 50% siswa yang mencapai ketuntasan, artinya bahwa sebanyak 50% siswa belum bisa membaca gambar teknik dengan baik. Sedangkan setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah (yaitu sikus I), tingkat ketuntasan menglami peningkatan atau pemahaman siswa dalam membaca gambar teknik menjadi meningkat, yaitu menjadi 88% siswa tuntas atau mengalami peningkatan sebanyak 38%. Namun peningkatan yang terjadi tersebut belum sesuai dengan harapan, karena besarnya ketuntasan yang dicapai lebih rendah dari 90%, sehingga pelaksanaan siklus I ini perlu mendapatkan perbaikan-perbaikan lagi agar nantinya tingkat ketuntasan dapat mencapai 100%. Dalam tahap ini juga dilakukan pengamatan atau pemantauan kinerja guru, dari lembar observasi kinerja guru tersebut, kita dapat melihat dan mengukur sejauh mana peran guru dalam menumbuhkan semangat motivasi dan prestasi belajar siswa, dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Observasi Kinerja Guru Siklus I

No Aspek yang diamati SK K C B SB

1. Kegiatan Pendahuluan

a)

Apersepsi

Kemampuan Membuka Pelajaran

b)

Penjelasan

Memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara peraturan penggunaan pemecahan masalah

√ √

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pre test

Siklus I

50%

88%

Ketu n tasan Klasik al

(11)

2.

3.

dalam pembelajaran membaca gambar teknik Kegiatan Inti

a)

Kemampuan guru membentuk kelompok belajar terdiri 4-5 siswa (masyarakat belajar)

b)

Penyajian guru dalam memberikan materi

dengan pendekatan pemecahan masalah

c)

Kemampuan guru dalam memberikan contoh siswa dalam melakukan pelatihan membaca gambar teknik dengan pendekatan pemecahan masalah

d)

Kejelasan dalam pembelajaran membaca gambar teknik dengan pemecahan masalah

e)

Kemampuan guru memberikan pertanyaan

tentang materi yang telah disampaikan (Refleksi)

f)

Kemampuan mengelola kelas pada saat pendekatan pemecahan masalah.

g)

Kemampuan memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan secara individu

h)

Ketepatan antara waktu dan materi pelajaran Kegiatan Penutup

a)

Kemampuan penutup pelajaran

b)

Kemampuan memberikan informasi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ TOTAL 5 24 5

Sumber : Observasi Kinerja Guru Siklus I, tahun 2011 Kriteria Penilaian :

SK : Sangat Kurang (Skor 1) K : Kurang (Skor 2) C : Cukup (Skor 3) B : Baik (Skor 4) SB : Sangat Baik (Skor 5)

(12)

Penskoran : Presentase Skor =

X100%

maksimal

skor

diperoleh

yang

skor

Presentase skor=

100

%

56

,

67

%

60

34

X

Kinerja guru masih termasuk ke dalam kategori cukup, karena terbukti pada rata-rata rentang skor yang dicapai sebesar 56,67%, atau dalam rentang 52% - 67%. Namun guru dalam membuka pelajaran termasuk kategori baik, karena relevan dengan memberikan materi dan apersepsi. Guru selalu memberikan motivasi agar dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat menyerap materi yang diberikan. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran termasuk dalam kategori cukup, karena meskipun suasana kelas terkendali akan tetapi hal ini belum maksima, karena masih ada siswa yang belum paham dengam materi yang diberikan dengan menggunakan model dengan pendekatan pemecahan masalah. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran termasuk dalam kategori baik

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang “Penerapan Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan”, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kognitif yaitu terbukti dengan perolehan nilai test dari masing-masing siklus yang mengalami peningkatan. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan pemechan masalah pada mata pelajaran membaca gambar teknik siswa kelas X SMK Satya Praja 2 Petarukan lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah.

2. Terdapat peningkatan kinerja guru dari masing-masing siklus. Guru lebih bersemangat dan lebih bisa menarik perhatian siswa dengan bantuan model pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah, hal ini terbukti dari naiknya presentase kinerja guru.

3. Terdapat peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus. Dapat kita lihat dari kenaikan presentase aktivitas siswa pada Siklus I hanya masuk ke dalam kategori rendah aktivitas belajarnya, namun pada Siklus yang ke II mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu masuk ke dalam kategori tinggi aktivitas belajarnya terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. A.M. Sardiman, 2004, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

2. A.S. Sadiman, dkk, 1996, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

3. Ahmad, Sabri, 2007, Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching, Ciputat: Quantum Teaching.

4. Aqib, Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Yrama Widya

5. Arikunto S, 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

6. Darso, 2011, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pemecahan Masalah pada Siswa Kelas X SMK N 1 Boyolali, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Tidak Dipublikasikan.

7. Djamarah, Syaiful B, 2003, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

8. Gronlund, Norman E, 1985, Constructing Achievement Test, En-glewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

9. Hamalik, O, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

10. Karso, 2010, Pembelajaran dengan Pendekatan Masalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

11. Kemmis, S, and McTaggart, R, 1988, The Action Research Reader, Victoria, Deakin University Press.

12. Sanjaya, Wina, 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: Kencana

13. Santrock, John W, 2004, Educational Psychology 2nd Edition, New York: McGraw-Hill.

14. Sardiman, 2000, Inetraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada

15. Sudjana, Nana, 2005, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

16. Suryani, Heni, 2007, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 7B SMP Muhammadiyah 1 Tegal dalam Pokok Bahasan Menggunakan Perbandingan untuk Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TAI, Skripsi, Universitas Negeri Semrang, Tidak Dipublikasikan.

17. Suwandi, Sarwiji, 2008, Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan kelas
Tabel 1. Tabel Observasi Siswa Siklus I
Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa
Gambar 1. Tingkat ketuntasan klasikal pra siklus dan siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Jika ditekan tombol LANJUT , maka program akan menampilkan jendela utama yang berisi program pengenalan pola yang digunakan untuk mendeteksi objek, dimana objek yang akan

[r]

Based on the background above, the research problem is “ How is the profile of students’ creativity and concept understanding on science mini- project activity in

Sebagai uji kompetensi atau pengetahuan, guru dapat dilakukan dalam bentuk penugasan, untuk menjawab atau melengkapi pertanyaan yang terdapat dalam Tugas Mandiri

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah kota yang diambil dari beberapa kedalaman berpengaruh nyata terhadap peningkatan C-organik, Cd-total tanah, dan

menyatakan bahwa pemberian kompos sampah kota berpengaruh nyata terhadap. tinggi tanaman, jumlah cabang primer, berat kering tajuk tanaman,

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP