PAI MENYERU KEBAIKAN DASAR HUKUM DAKWAH DEFINISI DAKWAH TUJUAN PEMBELAJARAN

(1)

PAI

DEFINISI DAKWAH

Menurut Bahasa: Mengajak, memanggil, menyeru, atau berdo’a.

Secara istilah: Aktivitas mengajak manusia agar menjadi orang untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan. (Amar ma’ruf Nahi Mungkar).

TUJUAN

PEMBELAJARAN



Mampu menjelaskan

pengertian, dalil-dalil

terkait, tata cara, dan

hikmah dari khutbah,

tabligh, dan dakwah



Mampu merumuskan

prinsip-prinsip khutbah,

tabligh, dan dakwah

agar dapat diterima di

masyarakat



Mampu menampilkan

khutbah, dakwah,

tabligh kontemporer,

MENYERU KEBAIKAN

KHOTBAH, TABLIGH, DAN DAKWAH | WWW.YULIANDRE.COM

DASAR HUKUM DAKWAH

Q.S ALI IMRAN (3) : 104

ِنَع َن ْوَ ْنَْيَو ِفو ُرْعَمْل ِبِ َنو ُرُمْأَيَو ِ ْيَْخْلإ َلَ

إ َنوُع ْدَي ٌةَّمُأ ْ ُكُْنِم ْنُكَتْلَو

_ِ

نوُحِلْفُمْلإ ُ ُهُ َكِئَٰ َلوُأَو ۚ ِرَكْنُمْلإ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

HADITS NABI MUHAMMAD SAW

عطت سي لم ن إف ،هنإسلبف عطت سي لم ن إف ،هديب هيْغيلف ،إركنم كُنم ى أر نم

نإيم لإ فعض أ لكذو ،هبلقبف

Dari Abu Sa’id Al Khudri ra : ‘Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya, dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim)

Penjelasan Hadits :

Konteks hadits tersebut adalah, dakwah adalah mengubah kemunkaran, yaitu menghilangkan segala bentuk kemunkaran dengan cara-cara yang

(2)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

menarik, dan mengikuti

perkembangan modern

namun tetap sesuai

ketentuan syariat Islam

sesuai dengan kemampuan. Secara gambling Rasululallah saw menjelaskan tentang dakwah dengan kekuasaan, lisan, atau paling rendah adalah kita tidak mengikuti perkara yang munkar seperti berzinah, sex bebas, narkotika, miras, bullying, dan lain sebagainya.

Bentuk-Bentuk Dakwah

( sumber gambar:

https://irf4nh4kim.wordpress.com/2012/12/21/seri-pengetahuan-agama/ )

a.

Berdasarkan caranya :

Dari caranya, dakwah terbagi menjadi tiga : 1. Lisan

Misalnya memberikan nasihat kepada jamaah di masjid. Hal ini tidak selalu harus di masjid. Sederhananya dengan kita memberikan support kepada teman agar tetap semangat di tengah problem yang sedang dihadapi. Atau dengan tidak menyakiti perasaan orang lain dengan ucapan kita. Terlebih menyakiti perasaan orang tua, guru, dan teman-teman yang memang tidak dalam keadaan sempurna seperti kita. Ini juga merupakan bagian dari dakwah.

(3)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

Menulis buku, cerpen, novel, blog, caption di IG dan sosial media lainnya dengan content yang positif, seperti memberikan semangat menuntut ilmu, mengingatkan shalat, mengajak untuk bergabung ke acara-acara positif. Perlu dicatat, pastikan ketika kamu membaca post di dalam sosial media, jangan langsung di share sebelum memastikan kebenaran isi post tersebut, gunakan ke kritisan kita dalam menanggapi sebuah informasi. Ini untuk menghindari penyebaran tulisan yang tidak bersumber dan memecahkan persatuan antar umat beragama, berbangsa dan bernegara. 3. Perbuatan

Seperti gotong royong membantu korban bencana alam, memberikan sumbangan ke rumah yatim piatu, menyelenggarakan khitanan massal atau berbagai bantuan sosial. Ini merupakan dakwah yang paling nyata dan dibutuhkan masyarakat menengah ke bawah.

b.

Berdasarkan Pelakunya

Berdasarkan pelakunya, dakwah dapat dilakukan oleh siapapun, tidak hanya ulama, kyai, ustadz. Semua umat Islam dari berbagai kalangan dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Silahkan disesuaikan dengan kemampuan yang ia miliki.

Yang pandai beretorika maka bisa menggunakan lisannya untuk berdakwah. Yang pandai menulis bisa menggunakan tulisannya, dan yang memiliki kemampuan dana atau tenaga bisa menggunakan tenaga dan tenaganya.

Bagaimana bila kesemua di atas tidak dimiliki ? Maka bantulah dakwah dengan do’a kita setiap selesai shalat.

Tapi ingat, tentu pahalanya berbeda tergantung kualitas keimanan dan keikhlasan kita di dalam dakwah tersebut.

(4)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

c.

Berdasarkan Waktu dan Tempat

Dakwah tidak terbatas pada waktu dan tempat. Kapan dan dimanapun kita bisa melakukan dakwah.

d.

Berdasarkan Objeknya

Berdasarkan objeknya, dakwah dapat dilakukan kepada individu atau komunitas. Dakwah tidak hanya dilakukan kepada masyarakat, komunitas, atau golongan. Akan tetapi, dakwah dapat dilakukan dengan objek yang terbatas, yaitu bisa kepada seseorang, anggota keluarga seperti ayah, ibu,, adik, kakak, dan yang lainnya.

Sarana Dakwah

 Kebudayaan

Budaya merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan sebagai sarana dakwah. Kebudayaan dakwah yang beraneka ragam menuntut dakwah dilaksanakan dengan beragam, menyesuaikan dengan kebudayaan tersebut. Para da’I Islam pada masa awal Islam masuk ke Nusantara atau sekarang kita kenal dengan Indonesia telah berhasil berdakwah menggunakan pendekatan kebudayaan. Seperti Sunan Kalijaga yang memanfaatkan pewayanagan. Dakwah dengan memanfaatkan wayang tersebut cukup efektif. Sunan Kalijaga berhasil menyampaikan pesan-pesan Islam yang terkandung dalam pewayangan itu, sehingga banyak masyarakat Jawa yang akhir memeluk Islam.

(5)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

(sumber gambar:

http://tokohwayangpurwa.blogspot.co.id/2012/02/antareja-gaya-surkarta.html)

 Pendidikan

(Sumber gambar: https://ccooblog.wordpress.com/tag/ccoo/ ) Bidang pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk berdakwah. Terlebih pendidikan sebagai bidang keilmuan yang memungkinkan orang mudah memahami dan menerima ajaran Islam. Sebagai agama ilmiah, Islam akan mudah diterima oleh orang-orang yang berpendidikan. Dibidang ini banyak sekali diterapkan oleh juru-juru dakwah di Indonesia. Jika dahulu para Wali Songo mendirikan Pesantren, Surau-surau, kemudian disusul oleh ormas-ormas Islam pada masa kolonial seperti Nahdlatul

(6)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

Ulama dengan lembaga pendidikannya seperti al-Ma’arif, Muhammadiyyah dengan perguruan tingginya yang tersebar di Indonesia, dan Persatuan Islam (Persis) dengan pesantrennya yang bercorak modern dan mencapai ratusan.

 Politik

(Sumber gambar:

http://www.nolandgrab.org/archives/affordable_housing/ ) Bidang politik merupakan salah satu dari lahan dakwah yang sangat strategis dalam menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Para tokoh politik Islam yang berhasil menggunakan politik sebagai sarana dakwah di antaranya adalah M. Natsir. M yang memiliki pengetahuan dan wawasan Islam luas, memasuki arena politik untuk menyebarkan ajaran Islam.

(7)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

 Seni

(sumber gambar:

https://id.pinterest.com/jauntymagpie/illustration-concepts/ ) Seni termasuk sarana yang efektif untuk melaksanakan dakwah. Apalagi seni merupakan sesuatu yang dinilai indah, bagus, dan menarik. Sastra, music, kaligrafi, dan lainnya merupakan di antara seni yang banyak digunakan sebagai sarana dakwah, sarana menyampaikan pesan-pesan Islam. Berdakwah dengan memanfaatkan seni telah banyakdilakukan oleh para pejuang Islam . mereka antara lain adalah Muhammad Iqbal, Sunan Kalijaga, Buya Hamka, Rhoma Irama. Mereka berhasil memanfaatkan seni sebagai salah satu sarana menyebarkan ajaran Islam.

(8)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

 Ekonomi

(sumber gambar:

http://internships-southafrica.co.za/economics-internships/ )

Dakwah dibidang ekonomi telah dilakukan oleh para juru dakwah. Di Indonesia, dakwah di bidang ekonomi dilakukan secara

terorganisir, misalnya yang dilakukan oleh Syarekat Dagang Islam. Dakwah yang dilakukan oleh mereka cukup berhasil dalam

menyebarkan Islam. Bahkan dalam catatan sejarah, perkembangan Islam yang tersebar di berbaga belahan dunia, lebih banyak

(9)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

 Sosial

(sumber gambar: http://www.cctiirsc.com/ )

Bidang sosial menjadi sarana sekaligus lahan dakwah yang besar pengaruhnya dalam perkembangan Islam. Dakwah di bidang sosial dilakukan dengan pendekatan sosial, dengan objek mereka membutuhkan dukungan dari sisi materil. Di Indonesia, dakwah di bidang sosial banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga yang bergerak di bidang sosial baik secara khusus maupun tidak. Lembaga-lembaga itu antara lain Muhammadiyah dengan rumah sakitya yang tersebar di Indonesia, Pusat Zakat Umat (PZU), Bulan Sabit Merah (BSM), Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan lain sebagainya.

4. Etika Berdakwah

Berdakwah merupakan salah satu aktivitas yang terkait oleh etika, sehingga tidak boleh dikerjakan dengan semaunya. Hal itu

(10)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

dimaksudkan agar dakwah yang dilakukan mendapat hasil yang maksimal, yaitu hasil yang sesuai dengan harapan. Allah swt menjelaskan etika berdakwah sebagaimana ayat berikut ini.

ْلإ ِة َظِعْوَمْلإَو ِةَ ْكِْحْل ِبِ َكِ بَر ِليِب َس َٰلَ

إ ُعْدإ

_ِ

َ ِهِ ِتَِّل ِبِ ْمُهْلِدإَجَو ۖ ِةَن َ سَح

ِب َس ْنَع َّل َض ْنَمِب َُلَْعَأ َوُه َكَّبَر َّن

إ ۚ ُن َسْحَأ

_ِ

َنيِدَتْهُمْل ِبِ َُلَْعَأ َوُهَو ۖ ِ ِلِي

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl 16: 125)

Berdasarkan ayat tersebut, etika berdakwah ada 3 (tiga) macam, yaitu sebagai berikut :

(11)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

1. Dakwah Harus Dilakukan Dengan Cara Yang Bijak

•harus dilakukan dengan cara yang bijak, yaitu cara yang baik, santun,

tidak menyinggung perasaan orang, tidak menyakiti hati apalagi sampai menganiaya baik fisik maupun psikis. Meskipun dalam rangka menyampaikan kebenaran, tetapi dakwah harus tetap disampaikan dengan cara yang halus. Dalam hal ini, metode persuasif adalah cara yang paling efektif dalam melaksanakan dakwah. Pelaksanaan dakwah dengan saklek, secara sekaligus, merupakan cara dakwah yang tidak bijak.

2. Esensi Dakwah dalam Memberikan Nasihat Yang Baik

•Inti dakwah yang disampaikan adalah nasihat yang baik, isinya berupa

(12)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

TABLIG

PENGERTIAN

Tablig merupakan salah satu bentuk dakwah, yaitu mengajak manusia untuk berbuat kebaikan dan mencegah dari keburukan. Menurut bahasa, tablig berarti menyampaikan. Menurut istilah, tablig adalah

menyampaikan ajaran yang ajaran Allah swt kepada manusia agar mengikuti dan melaksanakan ajaran yang disampaikan itu. Dengan demikian, tablig berarti menyampaikan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulallah saw. Tugas Rasulallah saw menyebarkan Islam yang telah berakhir dilanjutkan oleh umatnya.

(13)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

DASAR HUKUM TABLIG

َر ْنِم َكْيَل

إ َلِزْنُأ إَم ْغِ لَب ُلو ُسَّرلإ إَ هيَُّأ َيَ

_ِ

ْلَعْفَت ْمَل ْن

ِ

إَو ۖ َكِ ب

َتْغَّلَب إَمَف

ۚ ُهَتَلإ َسِر

ِدْ َيُّ َل َ َّللَّإ َّن

إ ۗ ِسإَّنلإ َنِم َكُم ِصْعَي ُ َّللَّإَو

_ِ

َنيِرِف َكَْلإ َمْوَقْلإ ي

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q.S al-Maidah 5: 67)

BENTUK TABLIG

Bentuk tablig sama seperti bentuk dakwah, hanya saja di dalam tablig tidak dapat dilakukan dengan perbuatan. Hanya dapat menggunakan tulisan atau tulisan.

(14)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

KHOTBAH

DEFINISI KHOTBAH

Secara bahasa yaitu khataba yakhtubu artinya berbicara di depan umum. Dalam konteks Islam, khotbah berarti menyebarkan, menyampaikan, atau mengajarkan Islam secara lisan. Secara khusus khotbah hanya dapat disampaikan dengan lisan dan memiliki ketentuan yang telah dicontohkan oleh Rasulallah Saw. Jenis-jenis khotbah ialah khotbah jumat, Ied Fitri dan Adha, khotbah nikah, dan lainnya.

(15)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

PERSIAPAN KHOTBAH

1. Persiapan Jasmaniah

Pastikan jasmani dalam keadaan sehat sehingga tidak mengganggu saat menyampaikan materi khotbah

2. Persiapan Rohaniah

Kondisikan hati agar tetap tenang, tidak mudah marah, dan gelisah 3. Persiapan Materi

Menyiapkan materi sebaik-baiknya dan pastikan bahwa khatib menguasi isi materi yang akan disampaikan

SYARAT KHATIB

1. Muslim, laki-laki dan Balig

2. Taat beribadah serta tidak suka berbuat tercela dan dosa 3. Berakal sehat

(16)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

4. Suci dari hadas dan najis 5. Menutup aurat

SYARAT KHOTBAH

1. Dimulai setelah masuk waktu zuhur 2. Khotbah dilaksanakan dalam berdiri 3. Khotbah dilaksanakan dengan tertib

4. Khotbah dilaksanakan dua kali (pertama dan kedua) 5. Disampakan dengan bahasa yang mudah dipahami jamaah 6. Antara khotbah pertama dan kedua diberi jeda (duduk)

RUKUN KHOTBAH

1. Membaca Hamdalah 2. Membaca Syahadatain 3. Membaca Shalawat

4. Berwasiat takwa dengan cara menyampaikan Materi 5. Membaca do’a untuk muslimin (Khotbah terakhir)

(17)

PAI

MENYERU KEBAIKAN

SUNNAH KHOTBAH

1. Diawali dengan Salam

2. Khotbah dilakukan di atas mimbar

3. Khotbah dilaksanakan tidak terlalu panjang

4. Menertibkan tiga rukun yaitu hamdalah, shalawat, dan mater khotbah

HAL MAKRUH DI DALAM KHOTBAH

1. Khatib meninggalkan seluruh sunah khotbah 2. Isi khotbah dapat memecah persatuan umat 3. Khotbah terlalu panjang atau terlalu pendek

4. Jamaah berbicara ketika khatib menyampaikan khotbah 5. Khatib membelakangi jamaah

Refrensi :

Buku PAI kelas XI Penerbit Yudhistira Buku PAI kelas XI Penerbit Bumi Aksara