• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN DAN SPESIFIKASI PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT BERSUBSIDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN DAN SPESIFIKASI PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT BERSUBSIDI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN DAN SPESIFIKASI

PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT BERSUBSIDI

Bandung, September 2020

Balai Kawasan Perumahan dan Permukiman

Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

(2)

OUTLINE

DASAR HUKUM DAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN TATA LINGKUNGAN PERUMAHAN SEDERHANA SEHAT, SARANA, PRASARANA

DAN UTILITAS (SNI 03-1733-2004)

RUMAH SEDERHANA SEHAT

Rumah Tahan Gempa (Permen PUPR no 05 tahun 2016)

REVISI KEPMEN KIMPRASWIL NO. 402 TAHUN 2002

(3)

DASAR HUKUM

Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman No.

1/2011

Undang-undang Bangunan Gedung No. 28/2002

Kepmen Kimpraswil No. 403/KPTS/M/2002, Pedoman Teknis

Rumah Sederhana Sehat (RSh)

Permen PUPR No. 05/PRT/M/2016, Izin Mendirikan Bangunan

Gedung

Lampiran II: Persyaratan Pokok Tahan Gempa dan

Desain Prototipe Bangunan Gedung Sederhana 1 (satu) Lantai

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2016, Penyelenggaraan

(4)

Hak Penghunian

Pasal 50,

(5)

Pasal 32,

(6)

Persyaratan Keahlian

(7)
(8)
(9)

197 2 197 4

1975 - 1999

1983 - 1999

2004 - 2014

1975 - 1999

2015

LPMB

DPMB

PUSKIM

PUSTEKIM

PUSKIM

PUSPERKIM

1953 - 1975

1976 - 1984

1985 - 1999

2000 - 2001

2001 - 2004

2004 - 2014

2015

Kepmen PU

No. 91/KPTS/1980

Pedoman

teknis

Pembangunan

Perumahan

Sederhana

Tidak

Bertingkat

Kepmen PU No.

20/KPTS/1986

Pedoman teknis Pembangunan

Perumahan Sederhana Tidak Bersusun

Kepmen PU No. 01/KPTS/1989

Pedoman teknis Pembangunan

Kapling Siap Bangun (KSB)

Kepmen PU No. 54/KPTS/1991

Pedoman teknis

Pembangunan Perumahan

Sangat sederhana

Kepmen Kimpraswil

No. 403/KPTS/M/2002

Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (RSH)

RSH 36

RIT - 02

RIT - 01

RISHA

Kepmen PU No. 60/KPTS/1992 PTP Rusun Kepmen PU No. 5/KPTS/M/2005 PTP Rusun sederhana bertingkat tinggi

RIKA

BRIKON

RUSPIN

PTH

Regional Housing Center

TIMELINE

(10)

Perencanaan Tata Lingkungan

Perumahan Sederhana Sehat

(11)

PERSYARATAN LOKASI

Lokasi harus bebas dari gangguan yang ditimbulkan oleh bencana alam

seperti banjir, longsor, tsunami, aliran lava letusan gunung api.

Lokasi tidak berada di atas patahan (sesar) pada peta zonasi gempa yang

berlaku.

Lokasi harus berada pada area bebas garis sempadan

Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan:

Tidak diperlukan rekayasa untuk lahan perumahan yang terletak pada

area dengan kemiringan 0% - 8%

Diperlukan rekayasa teknis untuk perumahan yang berada pada area

dengan kemiringan 8% - 15%.

Tidak berada pada area yang mengganggu keselamatan penerbangan.

Mempunyai kedekatan akses dengan pusat-pusat kegiatan dan pelayanan

kota.

Ketersediaan Sarana dan Prasarana

(12)

MUKA TANAH dan ELEVASI BANJIR

Ketinggian elevasi Lantai mempertimbangkan:

Jarak tinggi dari Muka Tanah ± 10 Cm untuk bangunan tapak/

landed , untuk bangunan panggung kayu/bambu dengan tinggi ±

75 cm

Jarak ± 10 Cm dari Tinggi Muka Banjir (Apabila pernah terjadi

banjir sebelumnya)

(13)

Pengurangan hambatan

dalam bentuk cross sirkulasi

Existing

Alternatif 01

Alternatif 02

Existing

Alt 01

Alt 02

Unit

278

278

278 + 91

Jalan

1.689 m

957 m

648 m

Cross

33

13

11

(14)

KDB

60%

DMJ

GSB

Drainase Kota

Pedestrian

sampah

basahkering

3 .0 0 Tangki septik 1 .5 0 1.50 resap an 1 .5 0 1.50 sumber air tanah sumur resapan 1.50 1.50

GSB

l

SNI 03-1733-2004

Jalan Lingkungan

(15)

KEBUTUHAN RUANG

Dasar Perhitungan Kebutuhan Ruang (

space

)

Kebutuhan udara segar per jiwa per jam 16 - 24 m

3

dan per anak-anak

per jam 8 - 12 m

3

Kebutuhan Ruang Gerak per Unit Aktivitas berdasarkan Antropometri dan

Ergonomi

Berdasarkan SNI 03-1733, kebutuhan luas minimal dengan empat orang dewasa

adalah 36 m

2

atau 9 m

2

/ jiwa sedangkan berdasarkan penelitian tahun 2011

kebutuhan ruang gerak adalah 47,41 meter persegi atau 11,85 meter

no Jenis ruang Luasan optimal (m2)

1 Teras 3.06

2 Ruang Tamu 6.9

3 Ruang Keluarga Dan Ruang Makan 11.77

4 Kamar Tidur Utama 8.8

5 Kamar Tidur Anak 3.61

5 Dapur 6.55

6 Kamar Mandi / WC 2.46

(16)

Laju

angin

ruangan Nyaman :

0.15 sampai 0.25 m/s

(SNI

03-6572-2001)

Memungkinkan terjadi

ventilasi silang dalam

ruangan

Vertikal

Horisontal

Persentase lubang

udara untuk ruangan

minimal adalah 5%

dari luas latai ruang

tsb.

KESEHATAN

BARAT

TIMUR

Horisontal

Vertikal

VENTILASI ALAMI

(17)
(18)

BUKAAN PENCAHAYAAN

TERANG LANGIT

sumber cahaya yang diambil sebagai dasar untuk

penentuan syarat-syarat pencahayaan alami siang hari

(Menghindari radiasi matahari langsung masuk ke dalam bangunan)

Persentase bukaan pencahayaan adalah sebesar 10% dari lantai ruangan.

PRINSIP

Pencahayaan alami

siang hari dapat

dikatakan baik apabila

a) pada siang hari antara jam 08.00

sampai dengan jam 16.00 waktu

setempat terdapat cukup banyak

cahaya yang masuk ke dalam

ruangan.

b) distribusi cahaya di dalam ruangan

cukup merata dan atau tidak

menimbulkan kontras yang

mengganggu

(19)

Sarana dan

(20)

Air bersih

Harus tersedia sumber air bersih yang menjadi sumber air

minum bagi masyarakat di lingkungan permukiman. Jika

sumber air di sekitar lingkungan permukiman tidak

memenuhi syarat untuk diminum, harus dilakukan

penjernihan air terlebih dahulu.

Drainase

Drainase pada suatu lingkungan perumahan berfungsi

sebagai

pematus

bagi

lingkungan

yang

harus

terintegrasi dengan sistem jaringan makro dari wilayah

regional yang lebih luas.

Persampahan

Pengelolaan sampah di perumahan meliputi penyediaan

sarana pemilahan dan pewadahan serta sarana

(21)

Sistem Pengolahan Air kotor

Saluran untuk air buangan dibedakan menjadi:

Saluran air hujan

Terbuka, terletak dibawah saluran atap dan harus dapat mengalirkan air hujan ke saluran

air hujan lingkungan dengan kemiringan minimal 2%

Saluran air bekas mandi dan cuci

Terbuka dan dialirkan menuju ke saluran lingkungan

Saluran air kotor dari kakus Tertutup, disalurkan menuju cubluk atau tangki septic untuk

kemudian cairannya dialirkan ke sumur peresapan atau penyaringan yang selanjutnya

dapat dibuang ke badan air yang ada (sungai dan lain-lain)

(22)

RSh

KEPMEN KIMPRASWIL NO: 403/KPTS/M/2002

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH

SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT)

(23)

Lampiran I : Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat

Lampiran II : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat RumahTembok

Lampiran III : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat Rumah ½ Tembok

Lampiran IV : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Tidak

Panggung

(24)
(25)

Rumah Inti

Rumah

Sejahtera

Rumah Sehat

Rumah Tumbuh

Rumah Inti

Tumbuh-1

Rumah Sehat-2

Rumah Sehat-1

Rumah Inti

Tumbuh -2

403/KPTS/M/2002

Rev.

403/PRT/M/20--Minimum 12 m

2

Standa

r

[f

ung

sio

nal]

Var

.

Stan

da

r

[emosion

al]

Rumah Sejahtera, adalah skim penyediaan perumahan yang ditujukan untuk menjawab visi nasional, yaitu mewujudkan “kesejahteraan masyarakat”. Pemerintah memiliki kewajiban memberikan intervensi untuk rumah sejahtera dengan batas luas maksimum 45 m2. Rumah sejahtera memungkinkan sebuah keluarga dapat hidup

sehat sepenuhnya. Semua aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sudah terpenuhi dilengkapi dengan aspek keberlanjutan. Luas Rumah Sejahtera harus lebih besar dari 36 m2.

Rumah Sehat, adalah skim penyediaan rumah dengan batas luas minimum 36 m2, secara teknis bangunan rumah sehat telah memenuhi

kelengkapan minimal sebuah rumah yang memungkinkan keluarga yang tinggal di dalamnya hidup dan tumbuh dengan sehat. Tipe ini selain memenuhi aspek keselamatn dan kesehatan juga sudah memenuhi aspek kenyamanan dan kemudahan bangunan. Batas Rumah Sehat tidak diizinkan lebih atau kurang dari 36 m2.

Rumah Tumbuh, adalah skim penyediaan perumahan yang memenuhi luas minimum 36 m2akan tetapi secara konstruksi baru memenuhi aspek

keselamatan dan kesehatan bangunan, yang sifatnya sangat fungsional. Definisi Rumah Tumbuh setara dengan Rumah Sehat – 2 (RSh 02) pada Permen Kimpraswil 403/KPTS/M/2002. Rumah tumbuh adalah rumah yang dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi Rumah Sehat. Luas Rumah Tumbuh tidak diperkenankan lebih atau kurang dari 36 m2.

Rumah Inti, adalah rumah dengan spesifikasi maupun luas ruang (spasial) paling minimal dan dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi Rumah Tumbuh. Batas ruang minimal adalah 12 m2, setara dengan

RIT-01 pada Permen Kimpraswil 403/KPTS/M/2002. Bangunan dengan luas kurang dari 36 m2 dikatagorikan sebagai bangunan Rumah Inti dengan batas terkecil 12 m2, kurang dari 12 m2 tidak

diizinkan.

Transformasi Kebijakan Teknis

RUMAH SEDERHANA

(26)

fase I

fase II

fase III fase IV

embrio

balita

remaja

dewasa

RI

RT

RS

RSh

Rumah Sederhana Sehat

403/KPTS/M/2002

kuantitas

kuantitas

(27)

Rumah Inti

Rumah Tumbuh

Rumah Sehat

Rumah Sejahtera

Rumah Sederhana

(28)

RIT - 1

RIT - 2

RSH

RSH - 1

1

2

3

4

tahap

tahap

tahap

tahap

KETERANGAN :

Batas kapling , area terbangun , area pengembangan Servis (dapur & kamar mandi/wc

(29)

Kebutuhan

Keinginan

4 K

1. Keselamatan

2. Kesehatan

3. Kenyamanan

4. Kemudahan

Dampak yang harus

diperhatikan

(30)

TAHAP AWAL

Nyaman ?,

merupakan tahap yang dapat dicapai oleh

penghuni dalam waktu

…..

tahun setelah

rumah tersebut dihuni

TAHAP PENGEMBANGAN

1. Keselamatan

2. Kesehatan

3. Kenyamanan

4. Kemudahan

(31)
(32)

GEMPA 4.4 SR di BANJARNEGARA

Berpusat di Darat Kedalaman 4.0 Km

18 April 2018

GEMPA TIDAK MEMBUNUH

BANGUNAN YANG MEMBUNUH !!!!

(33)

ber

-SNI

1. Bahan bangunan

2. Metode pembangunan

3. Metode Pengujian

(34)

ARSITEKTUR

SNI 03-1733:2004

SNI 03-1979-1990

SNI 03-6572-2001

SNI 03-2396-2001

SNI 03-6575-2001

SNI 03-1977-1990

KONSTRUKSI ATAP

SNI 3434 : 2008

SNI 7538.1 : 2010

LISTRIK

SNI 04-2699:1999

PLAFOND

RSNI3 7630 : 2010

KUSEN PINTU & JENDELA

SNI 7538.1 : 2010

LIMBAH & SAMPAH

SNI 03-2398-2002

Pd T-02-2004-C

SNI 19-7029-2004

Pd-T-15-2003

BALOK

SNI 15-2094:2000

SNI 07-2052:2002

SNI 03-0349:1989

AIR BERSIH

SNI 06-0135:1987

SNI 03-2916-1992

Pt-S-05-2000-C

SNI 03-2453-2002

SNI 06-0084:2002

SNI 03-7065-2005

SNI 2418-2-2009

KOLOM

SNI 2052 : 2002

SNI 07-0053:1987

SNI 15-2049:2004

DRAINASE

SNI 06-2459-2002

LANTAI

SNI 03-4062:1996

SNI ISO 13006:2010

PONDASI

SNI 03-1968:1990

SLOOF

SNI 2052 : 2002

SNI 07-0053:1987

SNI 15-2049:2004

(35)

PILIHAN DESAIN

Desain Prototipe

Dokumen

Rencana

Teknis

Kepmen Kimpraswil

No.

403/KPTS/M/2002

Permen PUPR

No.

05/PRT/M/2016

Lamp. II : PERSYARATAN

POKOK TAHAN GEMPA DAN

DESAIN PROTOTIPE

BANGUNAN GEDUNG

SEDERHANA 1 (SATU) LANTAI

Dasar Perhitungan

dan atau Pengujian

Persyaratan Pokok

Tahan Gempa

Pernyataan Tenaga

Ahli ber SKA

(36)

PUSKIM

(37)
(38)

X

OK

Batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut agar ikatan

dengan mortar menjadi kuat

PUSKIM

X

(39)

Tidak hancur dan tidak banyak

mengeluarkan gelembung saat

direndam

Pengujian praktis

mutu bata

Kayu yang digunakan harus berkualitas baik dengan ciri-ciri:

keras, kering, berwarna gelap, tidak ada retak dan lurus.

OK

X

PUSKIM

(40)

PUSKIM

Pasir yang digunakan harus minim kandungan organik, berwarna

hitam dan tidak berlumpur.

Pasir pantai atau pasir laut tidak memenuhi syarat untuk

pemakaian sebagai agrgaet halus beton.

Kerikil harus bersudut, tidak bulat, dan merupakan batu

pecah/split. Dimensi maksimum 20 mm

Agregat harus bertekstur cukup kasar,

(41)

Ketentuan mengenai Bahan Bangunan

PUSKIM

1

2

3

0,5

Ditambahkan

sedikit demi

(42)
(43)
(44)

Pondasi sebaiknya

dibuat menerus keliling

bangunan tanpa

terputus.

Pondasi dinding

penyekat juga dibuat

menerus.

Perlu dipasang balok

pengikat/sloof

sepanjang pondasi

tersebut.

Pondasi Batu Kali Menerus

(45)

Setiap 1 m, dipasang angkur

antara fondasi dan sloof

menggunakan besi

10

(46)

Balok Sloof

(47)
(48)

Detail sambungan sloof dengan kolom

(49)
(50)

Detail sambungan ring balok dengan

(51)

Detail dinding

(52)

Detail dinding

(53)
(54)

Detail Ampig

(55)

instalasi listrik

pondasi

sloof

kolom

ring balok

kuda-kuda

Rumah yg menjamin KESELAMATAN:

Rangka Struktur memenuhi ketentuan SNI dan setiap

komponen bangunan harus saling terikat dengan baik .

Utamakan keselamatan walau tidak tampak

1. Disain

2. Pemilihan Bahan

3. Metoda Pelaksanaan

(56)
(57)

9 m2

(58)

Stek besi tulangan

Overlap Besi Tulangan

(59)

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRACETAK UNTUK RUMAH

(60)

Revisi Kepmen Kimpraswil

403/KPTS/M/2002

(61)

403

403 (2002)

403 (Reviu)

Bahan Bangunan Lokal

Geomorfologi (gempa)

Krisis Moneter (Ambang Bawah)

Lingkungan Perumahan

Rumah Inti Tumbuh (RIT)

Teknologi Material & Konstruksi

RIT dan RSh (Kesejahteraan)

(62)

RAPAT KOORDINASI PUSLITBANG PERKIM, DIRJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN DIRJEN PEMBIAYAAN PERUMAHANPENYUSUNAN BUKU 1-3 OKT-NOV 2017

1

3

RAPAT KOORDINASI PUSLITBANG PERKIM, DIRJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN DIRJEN PEMBIAYAAN PERUMAHANPENYUSUNAN BUKU 1-3

2

DESEMBER 2017 WORKSHOP (BANDUNG, 15-17 JANUARI 2018)

3

JANUARI 2018 KONSINYASI (LEMBANG, 27-28 FEBRUARI 2018)

4

FEBRUARI 2018

5

MARET 2018RAPAT PERSIAPAN UJI PUBLIK (BANDUNG, 12-13 MARET 2018)UJI PUBLIK (BANDUNG, 28 MARET 2018)

TIMELINE PENYUSUNAN REVISI

KEPMEN KIMPRASWIL NO. 403/2002

6

Mei 2019 • RAPAT FINALISASI DAN PEMBAHASAN DENGAN BIRO HUKUM PUPR (JAKARTA, 21-22 MEI 2019)

(63)

Kepmen 403/2002

Draft Rapermen

Keterangan

1. Pedoman Umum Rs

Sehat

2. Pedoman Teknis rumah

tembok

3. Pedoman Rumah ½

Tembok

4. Pedoman Teknis

Rumah Kayu tdk

Panggung

5. Pedoman Teknis

Rumah Kayu Panggung

1.

Lampiran I:

Perencanaan dan

Perancangan Rumah

2.

Lampiran II:

Perencanaan

Prasarana, Sarana dan

Utilitas Umum

Ketentuan Teknis

Komponen Bangunan,

Ketentuan Bahan dan

Metoda Pelaksanaan

Konsepsi Dasar

Perumahan Sejahtera

Persyaratan lokasi,

Ketentuan PSU, Tipe

Rumah

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

(64)

No

Tipe Banguanan

Konstruksi

Kriteria Bangunan

1.

Rumah Inti Tapak

(RI)

21<L<27

ANDAL

-

Lantai plester;

-

Dinding belum diplester;

-

Rangka beratap pada ruang

terbuka, dimana pada ruang

tidur diberi plafon.

2.

Rumah

Tumbuh

Tapak (RT)

27<L<36

ANDAL

-

Lantai plester;

-

Dinding belum diplester;

-

Rangka beratap pada ruang

terbuka, dimana pada ruang

tidur diberi plafon.

3.

Rumah

Sehat

Tapak (RS)

36<L<45

ANDAL

-

Lantai keramik;

-

Dinding aci dan dicat;

-

Atap berplafon.

4.

Rumah

Sehat

Sejahtera Tapak

(RSh)

L≥45

ANDAL

-

Lantai keramik;

-

Dinding aci dan dicat;

-

Atap berplafon.

(65)

Aspek Penentu

Alternatif Komponen Bangunan

Pondasi

Struktur/

Rangka

Dinding

Perletakan

Atap

Potensi Bahan

Bangunan

Karakteristik

Lahan

Kerentanan

terhadap

Gempa

Kearifan lokal

Pondasi

Setempat

Pondasi

lajur

Beton

Bertulang

Beton

Panel

Kayu

Tembok

Setengah

Tembok

Kayu

Panggung

Tidak

Panggung

Rangka Atap

Baja Ringan

Kayu

Bambu

Penutup Atap

Seng

Gelombang

Genteng

Sirap

Ijuk

(66)

Referensi

Dokumen terkait

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak hanya sekedar sebagai tempat untuk melepaskan lelah setelah bekerja seharian,

Berdasarkan pengamatan tentang ukuran luas lahan dan ukuran ruang pada bangunan rumah-rumah sangat sederhana di Pademangan Barat tersebut dapat dirumuskan konsep modul

Jika pada pengembangan RsS tersebut pemilik rumah yang menerapkan konsep bangunan hijau pada rumahnya maka secara tidak langsung memberikan kenyamanan thermal bagi

• Debitur yang bersangkutan agar segera menghuni rumahnya sendiri 2. Melakukan pengawasan secara berkala sampai rumah dihuni debitur/nasabah

Untuk memperoleh gambaran hubungan antara jenis bahan bangunan dan tipe rumah dengan besaran emisi CO2, simulasi dilakukan dengan berbagai skenario yang menyertakan luas

• Klem yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada setiap titik simpul

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak hanya sekedar sebagai tempat untuk melepaskan lelah setelah bekerja seharian,

1 Gedung kantor yang belum ada disain prototipenya, ataugedung kantor dengan luas di atas dari 500 m2, atau gedung kantor bertingkat lebih dari 2 lantai; 2 Bangunan rumah dinas tipe a