• Tidak ada hasil yang ditemukan

ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Desember 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Desember 2016"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Desember 2016 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Selamat bertemu kembali dalam Warta KKI Edisi Desember, bulan perayaan Natal. Suasana Natal sudah terasa sejak akhir bulan yang lalu di pusat-pusat belanja lewat lagu-lagu dan hiasan pernak-pernik Natal. Toko-toko menawarkan Christmas sale untuk bermacam-macam barang yang menarik. Tentu saja tidak ada salahnya bahwa orang berbelanja dan bergembira menyambut hari Natal, tetapi bagi umat Kristiani, inti festive season adalah perayaan peringatan kelahiran Yesus.

Kita beruntung bahwa Liturgi Gereja Katolik mempersiapkan kita secara rohani untuk menyambut hari Natal lewat masa adven atau masa penantian yang berlangsung selama empat minggu. Suasana penantian ini dapat kita lihat misalnya pada hiasan di gereja. Di atas meja kecil di samping altar kita melihat lingkaran bunga evergreen dengan empat lilin, tiga berwarna ungu dan satu berwarna merah mawar. Lingkaran bunga evergreen melambangkan kehidupan abadi dan lilin dalam dua warna, ungu melambangkan doa dan tobat sedangkan merah mawar melambangkan kegembiraan. Keempat lilin dinyalakan secara bertahap pada tiap hari Minggu sampai semuanya dinyalakan pada minggu keempat. Lilin merah mawar dinyalakan di hari Minggu ketiga yang disebut Minggu Gembira (Gaudete) karena kita telah mendekati hari Natal. Bacaan-bacaan dalam Liturgi Misa selama empat minggu ini juga menyiapkan kita menyambut hari peringatan kelahiran Yesus.

Pesan Natal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) diawali dengan kutipan Injil Lukas 2: 11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Dalam Pesan Natal bersama KWI dan PGI ini umat Kristiani diajak untuk untuk bersyukur dan bersuka cita atas kehadiran Juruselamat di dunia. Kita berdoa dan berharap agar kedatanganNya memberikan inspirasi dan mendorong kita untuk mengusahakan hidup bersama yang lebih baik. Pesan Natal ini ditutup dengan harapan agar “ perayaan kelahiran Yesus Kristus ini dapat menjadi titik tolak dan dasar bagi setiap usaha kita untuk lebih memuliakan Allah dalam langkah dan perbuatan kita.”

Selain Pesan Natal, dalam edisi ini Anda juga dapat mengikuti dua sharing yang menarik mengenai perjalanan ziarah yang ditulis oleh sdri Minawati. Yang pertama mengenai Padre Pio seorang Santo dari San Giovani Rotondo di Italia selatan. Salah satu keistimewaan Padre Pio adalah luka-luka stigmata yang dialaminya semasa hidup. Sharing yang kedua mengenai perjalanan ziarah ke Lourdes di Perancis selatan yang tidak asing lagi bagi banyak umat Katolik. Semoga sharing mengenai perjalanan ziarah ini dapat memperluas wawasan kita sekaligus menjadi bahan refleksi yang berguna bagi kita.

Akhirnya, “Selamat Natal 2016 dan Tahun Baru 2017”. Sampai jumpa di acara-acara KKI, khususnya di Misa Malam

MISA KKI Minggu, 1 Januari 2016 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.15 Minggu, 8 Januari 2016 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.00 Minggu, 15 Januari 2016 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 22 Januari 2016 St. Paschal 98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church

631 Bourke Street Melbourne VIC

(2)

Pesan Natal Bersama PGI-KWI Tahun 2016

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud.” (Lukas 2:11)

SAUDARI-Saudara umat Kristiani di Indonesia,

Setiap merayakan Natal hati kita dipenuhi rasa syukur dan sukacita. Allah berkenan turun ke dunia, masuk ke dalam hiruk-pikuk kehidupan kita. Allah bertindak memperbaiki situasi hidup umat-Nya. Berita sukacita itulah yang diserukan oleh Malaikat: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11).

Belarasa Allah itu mendorong kita untuk melakukan hal yang sama sebagaimana Dia lakukan. Inilah semangat atau spiritualitas inkarnasi. Keikutsertaan kita pada belarasa Allah itu dapat kita wujudkan melalui upaya untuk menyikapi masalah-masalah kebangsaan yang sudah menahun.

Dalam perjuangan mengatasi masalah-masalah seperti itu, kehadiran Juruselamat di dunia ini memberi kekuatan bagi kita. Penyertaan-Nya menumbuhkan sukacita dan harapan kita dalam mengusahakan hidup bersama yang lebih baik. Oleh karena itu, kita merayakan Natal sambil berharap dapat menimba inspirasi, kekuatan dan semangat baru bagi pelayanan dan kesaksian hidup, serta memberi dorongan untuk lebih berbakti dan taat kepada Allah dalam setiap pilihan hidup. Saudari-saudara terkasih,

Kita akan segera meninggalkan tahun 2016 dan masuk tahun 2017. Ada hal-hal penting yang perlu kita renungkan bersama pada peristiwa Natal ini. Sebagai warga negara kita bersyukur bahwa upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia semakin memberi harapan bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan yang merata.

Walaupun belum sesuai dengan harapan, kita sudah menyaksikan adanya peningkatan dan perbaikan pelayanan publik, penegakan hukum, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pendidikan. Kita dapat memandangnya sebagai wujud nyata sukacita iman sebagaimana diwartakan oleh malaikat kepada para gembala, “Aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10).

Memang harus kita akui bahwa masih ada juga segi-segi kehidupan bersama yang harus terus kita perhatikan dan perbaiki. Misalnya, kita kadang masih menghadapi kekerasan bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Masalah korupsi dan pungli juga masih merajalela, bahkan tersebar dari pusat hingga daerah. Kita juga menghadapi kemiskinan yang sangat memprihatinkan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka kemiskinan per Maret 2016 masih sebesar 28,01 juta jiwa. Keprihatinan lain yang juga memerlukan perhatian dan keterlibatan kita untuk mengatasinya adalah peredaran dan pemakaian narkoba. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2015 memperlihatkan bahwa pengguna narkoba terus meningkat jumlahnya. Pada periode Juni hingga November 2015 terjadi penambahan sebesar 1,7 juta jiwa, dari semula 4,2 juta menjadi 5,9 juta jiwa. Semakin banyaknya pengguna narkoba itu tidak lepas dari peran produsen dan pengedar yang juga bertambah.

Kita juga harus bekerja keras untuk mendewasakan dan meningkatkan kualitas demokrasi. Penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu sarananya, seperti Pemilihan Umum Kepala Daerah serentak (Pilkada serentak) yang akan

dilaksanakan tanggal 15 Februari 2017 di 101 daerah terdiri atas 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota. Peristiwa itu akan menjadi ujian bagi partisipasi politik masyarakat dan peningkatan kualitas pelaksana serta proses penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.

Tantangan-tantangan tersebut, sebagaimana juga masalah lainnya, harus kita hadapi. Jangan sampai persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan itu membuat kita merasa takut. Kepada kita, seperti kepada para gembala, malaikat yang mewartakan kelahiran Yesus mengatakan “jangan takut” (Luk 2:10).

(3)

Saudari-saudara terkasih,

Marilah kita jadikan tantangan-tantangan tersebut kesempatan untuk mengambil prakarsa dan peran secara lebih nyata dalam menyikapi berbagai persoalan hidup bersama ini. Kita ciptakan hidup bersama yang damai dengan terus melakukan dialog. Kita lawan korupsi dan pungli dengan ikut aktif mengawasi pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran pembangunan. Kita atasi problem kemiskinan, salah satunya dengan meningkatkan semangat berbagi. Kita lawan narkoba dengan ikut mengupayakan masyarakat yang bebas dari narkoba, khususnya dengan menjaga keluarga kita terhadap bahaya barang terlarang dan mematikan itu.

Kita tingkatkan kualitas demokrasi kita melalui keterlibatan penuh tanggungjawab dengan menggunakan hak pilih dan aktif berperan serta dalam seluruh tahapan dan pelaksanaan Pilkada. Kita juga berharap agar penyelenggara Pilkada dan para calon kepala daerah menjunjung tinggi kejujuran dan bersikap sportif, menaati semua aturan yang sudah ditentukan dan aktif berperan menjaga kedamaian demi terwujudnya Pilkada yang berkualitas. Kita tolak politik uang. Jangan sampai harga diri dan kedaulatan kita sebagai pemilih kita korbankan hanya demi uang.

Kita syukuri kehadiran Yesus Kristus yang mendamaikan kembali kita dengan Allah. Inilah kebesaran kasih karunia Allah, sehingga kita layak disebut sebagai anak-anak Allah (1Yoh 2:1). Di dalam Yesus Kristus kita memperoleh hidup sejati dan memperolehnya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10). Kita syukuri juga berkat yang telah kita terima sepanjang tahun yang segera berlalu.

Kita sampaikan berkat sukacita kelahiran Yesus Kristus ini kepada sesama kita dan seluruh ciptaan. Kita mewujudkan karya kebaikan Allah itu melalui perhatian dan kepedulian kita terhadap berbagai keprihatinan yang ada dengan aktif mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan dan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, perayaan kelahiran Yesus Kristus ini dapat menjadi titik tolak dan dasar bagi setiap usaha kita untuk lebih memuliakan Allah dalam langkah dan perbuatan kita.

Selamat Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 Jakarta, 10 November 2016

• Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) – Pdt Dr Henriette TH. Lebang (Ketua Umum) • Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) – Mgr. Ignatius Suharyo (Ketua)

Berikut adalah sharing pengalaman oleh sdri Minawati Munanto. Mina, Linda dan Bernadette belum lama ini mengadakan perjalanan ziarah ke beberapa tempat di Eropa. Dua tulisan yang disampaikannya di sini yaitu mengenai Padre Pio dan

Lourdes. § § §

Padre Pio

Padre Pio adalah seorang anak yang lahir di Italia pada tanggal 25 May 1887, dari keluarga yang miskin secara materi, tapi kaya dalam kepercayaan dan kasih Tuhan. Sejak usia 5 tahun, Pio kecil sudah membaktikan dirinya untuk gereja dan Tuhan, rajin ke gereja dan selalu berdoa. Umur 15 tahun, beliau sudah bergabung dengan Ordo Capuchin, dan menjadi imam ketika berusia 23, di tahun 1910. Kesukaannya berdoa, berdiam diri, berbicara secara intensif dengan Tuhan dan Maria sangat mengagumkan, bisa berjam-jam sehingga beliau mendapat julukan “man of prayer”.

Padre Pio menderita penyakit paru dan penyakit lain yang tidak dapat dibuktikan jelas secara medis. Tapi beliau menerima semua penyakitnya itu dengan rendah hati dan kerelaan diri, dia berkata semua ini atas ijin dariNya. Stigmata yang diterima Padre Pio pertama kali muncul ketika beliau berusia 31 tahun. Beliau menjadi pastor pertama yang menerima stigmata Yesus, luka terbuka di tangan, kaki dan samping tubuh, yang kadang mengeluarkan darah segar selama 50 tahun sisa hidupnya.

(4)

Atas kesetiaannya, Padre Pio diberkati dengan banyak kelebihan seperti bilocation-kemampuan untuk berada di lebih dari 1 lokasi, kemampuan menyembuhkan, kemampuan untuk berbicara berbagai Bahasa walau tidak pernah belajar Bahasa tersebut, kemampuan untuk melakukan mujizat, kemampuan untuk membaca isi hati orang lain, dan wangi bunga mawar yang selalu menyebar dari luka luka stigmata yang menandakan kehadirannya walaupun tidak terlihat mata.

Awalnya di San Giovanni Rotondo, Padre Pio melayani di sebuah gereja yang kecil. Karena banyaknya pengunjung dan orang yang datang untuk meminta pertolongan, dibangunlah gereja yang lebih besar, Padre Pio menamakannya “Little Box”. Keingingan Padre untuk mempunyai gereja yang lebih besar terlaksana setelah beliau meninggal, sesuai dengan perkataannya “misiku akan berkembang setelah aku pergi”. Gereja besar itu bisa menampung lebih dari 5.000 pengunjung di dalam dan 13.000 orang di halaman terbuka di luar.

Padre Pio juga meminta untuk membangun rumah sakit di samping gereja, dan dinamakan “The Home for The Relief of Suffering”, rumah untuk yang terlantar. Walaupun tidak ada dana yang tersedia, Padre tetap bertekad untuk menyelesaikan proyek rumah sakit tersebut. Ada seorang wanita yang datang untuk mengaku dosa di gereja St Peter Vatican. Dia dilayani oleh seorang pastor Capuchin dan setelah beberapa saat ketika wanita itu kembali ke ruang pengakuan, pastor tersebut telah menghilang. Wanita itu, seorang reporter, berusaha mencari tahu sampai akhirnya dia tiba di Rotondo. Melihat pembangunan rumah sakit, dia mewawancarai tukang yang sedang bekerja, dan mendapat informasi bahwa sebenarnya tidak ada dana yang tersedia, tapi tetap dikerjakan hanya bermodalkan tekad dan keyakinan besar dari seorang Padre Pio. Ketika bertemu Padre Pio, wanita tersebut menanyakan bagaimana caranya supaya calon suaminya menjadi Catholic, Padre menjawab sekarang pun bisa terjadi. Bagaimana dengan dana untuk rumah sakit dan dijawabnya bahwa dalam Tuhan semua bisa terlaksana.

Ketika wanita tersebut yang tidak lain adalah seorang reporter terkenal, Barbara Walter, kembali kerumah, dia mendapati calon suaminya sudah dibaptis saat bersamaan dia berbicara dengan Padre Pio. Setelah itu ibu Barbara mengirimkan dana 400.000 dollar, untuk pembangunan rumah sakit. Awalnya rumah sakit tersebut hanya mempunyai 200 tempat tidur, sekarang telah mempunyai lebih dari 1000 tempat tidur.

Paus John Paul ke II ternyata adalah teman baik Padre Pio sejak Paus masih pastor biasa. Padre Pio berkata kepadanya: suatu waktu kau akan menjadi Paus. Inilah salah satu kemampuan Padre Pio untuk melihat masa depan. Padre juga bisa mengobati dari jarak jauh. Suatu waktu Paus John Paul ke II menulis surat meminta Padre Pio untuk mendoakan seorang ibu dari beberapa anak yang akan dioperasi karena sakit cancer. Ibu tersebut dirawat beberapa hari dan setelah didoakan, ibu tersebut ternyata tidak jadi dioperasi karena cancer-nya hilang.

Kehidupan Padre Pio dengan segala keistimewaannya bukan dilalui dengan mudah dan enak, tapi dengan penuh

penderitaan dan kesakitan. Tapi kecintaan Padre Pio kepada Yesus dan Maria sungguh besar. Rosario tidak pernah lepas dari tangannya. Beliau menyerah kepada malaikat kematian tahun 1968 di usia 81 tahun, dengan Rosario di tangan. Padre menyebut “Gesu, Maria” (Yesus, Maria) berulang ulang. Tahun 2002 Paus John Paul ke II menjadikan Padre Pio seorang Santo. Sampai saat ini San Giovanni Rotondo menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh umat Katholik dari seluruh penjuru dunia.

§ § §

Lourdes

Lourdes adalah kota terakhir dari perjalanan pilgrim saya. Kami bertiga saya Linda dan Bernadette naik kereta api dari Paris pagi-pagi sekali jam 6 menuju Lourdes. Tidak disangka kami harus ganti KA karena ada perbaikan rel. Yang paling susah semua pemberitahuan disampaikan dalam bahasa Perancis, tinggallah kami bertanya kiri kanan. Setelah beberapa saat, kami baru tahu kalau kami harus turun di salah satu station dan meneruskan perjalanan dengan bis. Repot, bingung dan sedikit panik, karena tidak jelas harus ke mana, kami mengikuti orang banyak saja. Bukan hanya kami sih, ada juga 3 orang dari Argentina, 3 orang lagi dari Philipine, jadi kami ber 9 saling beriringan mencari arah. Yang agak menyebalkan karena kami akan tiba 2 jam lebih telat, padahal rencana mandi di Lourdes jam 2 berantakan dech.

(5)

Ketika tiba, Bernadette langsung bilang saya dan Linda segera ke Grotte untuk mengejar waktu mandi, dan dia akan menngurus koper dan kunci apartement, terima kasih banget ya Bernadette.. Cepat cepat saya dan Linda naik taxi, sampai di sana pagar sudah digembok, wah kurang cepat nih.. kecewa dan sedih juga, tapi mau gimana lagi, mungkin bukan saat saya untuk mandi kali ini. Ketika saya pasrah, tau2 ada serombongan suster suster (ber-6, yang 1 di kursi roda) sepertinya mereka sudah ada appointment khusus dech, dan suster-suster itu mengajak ktia ber-2 ikut masuk group mereka lho… waduh senang nya.. memang Tuhan tuh baik yach.. terus terang sih dari awal saya yakin pasti bisa mandi di Lourdes. Rupanya ini jalannya.. airnya dingin seperti es, memang harus buka baju semua, tapi di balik jubah koq, dan mau masuk ke air kita dililit kain tipis yang sudah dingin kena air, beeerrr iiiihh dingin banget... Setelah berdoa sedetik, buat tanda salib, masuk ke bak deh.

Yang lucu ada 4 orang Indo lain ikutan masuk juga, yang 1 tuh bapak2, lha penjaga pintu tidak perhatikan kalau ada 1 cowo ikutan masuk ke ruang mandi cewe. Pas suster rombongan awal keluar, mereka cari2 kita juga lho, sambil kasih isyarat sst tutup mulut haha.. Mereka kasih tau suster penjaga pintu ada cowo lho.. langsung suster penjaga kaget minta ampun, nay..nay.. out..out, katanya sambil geleng2 kepala.… penyamun nya sudah di depan tirai mandi suster… haha. Kami ketemu lagi rombongan dari Jakarta, dari Bojong, diajak misa bareng besok paginya jam 7.. boleh banget kebetulan kereta api kami jam 10.. Oh ya, kami ketemu teman tour Lily dan Harshanta, karena mereka juga ke Lourdes. Mereka sih rajin banget sudah lebih dari 10 kali ke Lourdes masih pergi juga..mereka suka banget suasana di sana. Terus kami diajak dinner di Chinese resto, bosan makanan bule ya pak.. enak sih.. lapar juga karena siang tidak sempat lunch. Pulangnya kami balik lagi deh ke Grotte isi air suci, buat oleh2.

Paginya agak telat bangun nih, cape banget sih kemarin itu. Cepat2 karena mengejar misa jam 7, pas banget jam 7 di depan kapel. Tapi tidak ketemu teman yang kemarin, akhirnya kami masuk ke kapel lain, taunya group Indo juga, sampai full deh kapelnya,. Romonya seru lho taunya, dalam homilinya Romo bilang jaman sekarang tuh ada 5 macam keluarga: keluarga hotel, keluarga rel KA, keluarga electronic, keluarga produksi dan keluarga penjara.

Keluarga hotel, ketemu pas check in dan check out, tidak ada waktu. Apalagi di masa sekarang rumah jauh dari tempat kerja dan perlu beberapa jam di jalan. Harus pintar-pintar membuat quality time nich, walau waktu ketemu sedikit tapi buatlah waktu tersebut berarti dan berharga.

Keluarga rel KA, masing2 jalan sendiri, tidak ada kompromi. Hati2 bisa pindah rel lho.. Hati hati juga milih tempat curhat, bisa kecantol sama pastornya haha.. karena tidak pernah sejalan dengan pasangannya, jadi orang lain dirasa lebih cocok. Padahal belum tentu yach..

Keluarga electronic, duduk bersama tapi tiap orang sibuk dengan hp atau ipad masing masing, sambil curiga lagi pasan-gannya WA siapa ya.. Apalagi kalau ada cem2an hp tidak boleh ketinggalan, kemana pun dibawa, sampai wc juga ikut, takut dibaca pasangannya.

Keluarga produksi, pilih pasangan dengan perhitungan untung rugi. Lumayan nih kalau sama A bisa jalan2 ke Lourdes tiap tahun. Kalau sama yang B rugi, mau ke salon aja mikir kali.. Keluarga penjara, hidup bersama terpaksa. Banyak sekali cerita yang kita dengar, hanya demi anak anak nih aku bertahan, ntar kalau anak sudah besar mendingan pisah.. jadi hidup bersama hanya kamuflase..

Karena itu kata Romo, buatlah keluarga yang berisi Roh Kudus, yang akan menghasilkan cinta kasih, lemah lembut dan saling menolong. Memang rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau, tapi siramlah rumput rumahmu sendiri maka akan lebih hijau dari sebelah..

Bersyukurlah apa yang telah kamu punya di tangan, jangan membandingkan dengan orang lain. Tiap orang mempunyai berkatnya masing-masing dan percayalah, itu semua terbaik untuk kita. Berdoa dan bekerjalah maka hidupmu akan diper-mudah. Selesai misa kami menghadap dan memperkenalkan diri, taunya Romo tuch dari Kramat, teman Romo Kish lho.. Sayang kita tidak sempat tanya nama Romo, karena group mereka sudah sibuk berfoto dan meneruskan acara.. Terima kasih teman seiman. Kami kembali ke hotel harus beres beres koper untuk kembali ke Paris.. sampai jumpa Lourdes, mudah2an bisa ada waktu untuk kembali.

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi di atas kiranya dapat di tarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

Dalam mengeksiskan Pesantren sebagai organisasi Islam modren di masa penjajahan penuturan Azyumardi Azra tersebut diperkuat oleh Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh

Pondok merupakan tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santrinya.Di Pondok, seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang diadakan, ada

Cultural transform dan jenis konteks arkeologi di situs Benteng Putri Hijau Berdasarkan laporan penelitian tahun 2008 dan 2009, data artefaktual yang diperoleh dari

Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moloeng, 2007:186). Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

Public INIFileName As String Public pathload As String Public Sub getisistr() Dim iSa1 As String * 20 Dim iSa2 As String * 20 Dim iSa3 As String * 20 Dim iSa4 As String * 20

Konversikan 3 digit Data RF dan 3 digit Data biaya ke dalam nilai.

ADRIA