• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN INSPEKTORAT JENDERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN INSPEKTORAT JENDERAL"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

NOMOR. P.01/ITJEN-SETITJEN/2016

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA ATAS PENYELENGGARAAN

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN

LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

INSPEKTUR JENDERALKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

Menimbang

: a. bahwa berdasarkan Keputusan Inspektur Jenderal Nomor

SK.26/ITJEN-SETITJEN/2015 tentang Program Kerja Audit

Tahunan,

telah

ditetapkan

audit

kinerja

atas

penyelenggaraan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

sebagai salah satu fokus audit Inspektorat Jenderal

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

b. bahwa

pembangunan

dan

pengelolaan

Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan startegi mengatasi

permasalahan pengelolaan kawasan hutan tingkat tapak

dan merupakan kegiatan startegis Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan;

b. bahwa dalam rangka efektivitas pelaksanaan audit kinerja

atas penyelenggaraan KPH sebagaiman dimaksud pada

huruf a dan b perlu disusun petunjuk pelaksanaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan

Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit

Kinerja Atas Penyelenggaraan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412);

(2)

2

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor PER/05/M.Pan/03/2008 tentang Standar Audit

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor PER/04/M.Pan/03/2008 tentang Kode Etik Aparat

Pengawas Intern Pemerintah;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang

Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);

MEMUTUSKAN

Menetapkan

: PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KESATUAN PENGELOLAAN

HUTANLINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi

bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan

profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,

kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan kehandalan

informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

2. Audit kinerja adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi

instansi pemerintah termasuk di dalamnya atas pelaksanaan

dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang terdiri atas

audit aspek ekonomis (kehematan), efisiensi, dan audit aspek

efektifitas.

3. Kehematan adalah penggunaan sumber daya

input secara

minimal dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak

produktif.

4. Efisiensi adalah perbandingan

output yang optimal terhadap

input tertentu yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target

yang telah ditetapkan.

(3)

3

5. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil atau manfaat

(outcome) yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan

yang ditetapkan sebelumnya dan menentukan apakah entitas

yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang

memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.

6. Masukan (input) adalah jumlah sumber daya yang digunakan

dalam menjalankan suatu kegiatan atau program.

7. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh

kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian

sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

8. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu

program.

9. Ketaatan adalah pemenuhan kewajiban dari serangkaian aturan

yang dapat berupa norma, standar, prosedur dan/atau kriteria

yang ditetapkan pemerintah sebagai pedoman penyelenggaraan

urusan pemerintahan.

10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnya di

sebut APIP adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas

pokok dan fungsi melakukan pengawasan intern di lingkungan

pemerintahanInspektorat Jenderal yang mempunyai tugas dan

fungsi melakukan pengawasan.

11. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai

jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi

tugas, wewenang dan tanggungjawab dan hak secara penuh

oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada

instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP

12. Auditi adalah orang/instansi pemerintah yang diaudit oleh APIP.

13. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disingkat KPH adalah

wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan

peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

14. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL

adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar

terdiri dari kawasan hutan lindung

15. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP

adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar

terdiri dari kawasan hutan produksi.

(4)

4

16. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan

Pengelolaan Hutan yang disusun oleh Kepala KPH, berdasarkan

hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dengan

memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya

masyarakat serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek

pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan jangka

pendek.

17. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL atau KPHP

yang selanjutnya disebut RPHJP KPHL atau KPHP adalah

rencana pengelolaan hutan untuk seluruh wilayah kerja KPHL

atau KPHP dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.

18. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL atau KPHP

adalah rencana pengelolaan hutan untuk kegiatan KPHL atau

KPHP dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.

19. Satuan kerja (Satker) pusat adalah unit eselon II lingkup

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tugas dan

fungsinya

membantu

menyiapkan

perumusan

dan

melaksanakan kebijakan eselon I

20. Satuan Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah seluruh unit kerja

lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang

tugas dan fungsinya melaksanakan kebijakan Eselon I lingkup

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

21. Inspektorat Jenderal adalah aparatur pengawasan intern

pemerintah pada Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

23. Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

24. Pejabat Eselon I adalah pejabat Eselon I lingkup Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pasal 2

Petunjuk pelaksanaan audit kinerja atas penyelenggaraan KPH ini

meliputi latar belakang pentingnya audit kinerja atas

penyelenggaraan KPH, maksud dan tujuan, ruang lingkup,

gambaran tugas dan fungsi KPH, metode dan teknik audit serta

laporan hasil kegiatan.

Pasal 3

Tujuan penyusunan petunjuk pelaksanaan audit kinerja atas

penyelenggaran

KPH

adalah

dalam

rangka

mengawal

pembangunan dan pengelolaan KPH agar dapat berjalan sesuai

dengan target yang telah ditetapkan.

(5)

5

Pasal 4

Petunjuk Pelaksanaan Audit kinerja atas penyelenggaran KPH

sebagaimana tercantum dalam lampiran, merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 5

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di

: Jakarta

Pada Tanggal

: 28 Maret 2016

INSPEKTUR JENDERAL

IMAM HENDARGO ABU ISMOYO

NIP 19580305 198703 1 001

(6)

6

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

NOMOR : P.01/ITJEN-SETITJEN/2016

TENTANG : 23 MARET 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KESATUAN PENGELOLAAN

HUTAN (KPH) LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 12 Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menyatakan

bahwa, perencanaan kehutanan meliputi inventarisasi hutan, pengukuhan hutan,

penatagunaan kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan dan

penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan

pada tingkat provinsi, kabupaten/kota serta pada tingkat unit pengelolaan. Unit

pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan

peruntukannnya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

Kesatuan Pengelolaan Hutan atau disingkat dengan KPH, meliputi KPH Lindung (KPHL),

KPH Produksi (KPHP) dan KPH Konservasi (KPHK). Adapun strategi pembentukan KPH

dalam rangka mewujudkan pegelolaan hutan secara efisien dan lestari meliputi :

a. manajemen kawasan (pemantapan, penataan dan pengamanan kawasan);

b. manajemen kelembagaan (penataan organisasi, sumber daya manusia, keuangan);

c. pengelolaan hutan (kelola produksi, kelola lingkungan dan sosial).

Keberadaan KPH diharapkan mampu mengatasi kelemahan pengelolaan pada tingkat

tapak yang selama ini dianggap masih lemah dan menjadi akar permasalahan dalam

pengelolaan hutan. Sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 jo.

Nomor 3 Tahun 2008, pembangunan KPH dilakukan secara intensif mulai dari

membentuk rancang bangun penetapan lokasi KPH disetiap provinsi yang dilanjutkan

dengan pembentukan organisasi dan perangkat kerja. Sampai dengan Januari 2014,

telah ditetapkan 120 KPH seluas ± 16.358.276 ha yang terdiri dari 42 KPHL seluas ±

3.990.456 ha dan 78 KPHP seluas ± 12.367.820 ha. Selain itu dalam RPJMN 2015 –

2019 telah dicanangkan operasional KPH sebanyak 529 yang terdiri dari KPHP

sebanyak 347 unit, KPHL sebanyak 128 unit dan KPHK sebanyak 50 unit.

Guna mendorong operasional KPH, dan merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MenLHK-II/2015 tentang Fasilitasi Biaya Operasional

KPH,pada tahun 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah

mengalokasikan anggaran untuk operasional KPH dengan nilai yang cukup

besar.Sebagai contoh, untuk operasinal KPHP di Provinsi Maluku, dalam DIPA BPPHP

Ambon Tahun Anggaran 2015, telah dilakokasian anggaran untuk 6 KPHP senilai

Rp19.520.782.000,00(satu KPHP rata-rata mendapat alokasi anggaran operasional

senilai ± Rp3.000.000.000)

(7)

7

Atas dasar tersebut di atas, pembangunan dan pengelolaan KPH merupakan salah satu

kegiatan stategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang perlu didukung

dan dikawal melalui kegiatan audit oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan, karena :

a. pembangunan dan pengelolaan KPH merupakan salah satu strategi mengatasi

permasalahan pengelolaan hutan di tingkat tapak;

b. pembangunan dan pengelolaan KPH merupakan program kementerian;

c. alokasi anggaran untuk pembangunan KPH cukup besar.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah untuk menjadi panduan praktis

bagi tim audit dalam dalam melaksanakan audit kinerja atas penyelenggaraan KPH.

Tujuannya adalah untuk menyamakan arah, sudut pandang dan fokus audit audit,

sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan masukan bagi Eselon I terkait, dalam rangka

mengawal pembangunan dan pengelolaan KPH.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini adalah pelaksanaan audit KPH terhadap aspek manajemen

kawasan (pemantapan, penataan dan pengamanan kawasan), manajemen

kelembagaan (penataan organisasi, sumber daya manusia, keuangan) dan pengelolaan

hutan

(kelola

produksi,

kelola

lingkungan

dan

sosial).

(8)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN

A. Progres Pembangunan KPH

Sesuai Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

tahun 2015 – 2019, progres pembangunan KPH adalah sebagai berikut :

No

Tahun

Progres

1

2015

Persiapan KPH yang akan dioperasikan

2

2016

Setidaknya 229 KPH mulai diinvetarisasi secara langsung

berdasarkan RPHJP untuk mendorong produksi kayu, HHBK dan

jasa lingkungan air.

3

2017

229 KPH yang dioperasikan tahun 2016 mulai memberikan

gambaran penurunan degradasi hutan, peningkatan produksi

hutan. 100 KPH lagi dioperasikan dan diberikan inventarisasi

secara langsung.

4

2018

329 KPH yang dioperasikan tahun 2016 – 2017 dan 50 Taman

Nasional mampu memberikan sumbangan terhadap penyerapan

tenaga kerja dan dukungan terhadap akselerasi pembangunan

ekonomi nasional.

5

2019

429 KPH dan 50 Taman Nasional serta peningkatan akses

masyarakat telah dapat di artikulasikan sebagai dukungan

kemeterian terhadap pembangunan nasional.

Adapun bentuk kebersamaan eselon I dalam pembangunan KPH (KPHP, KPHL dan

KPHP) dapat dilihat dari salah satu sasaran dan indikator kinerja progam, sebagai

berikut :

No

Direktorat

Jenderal

Sasaran Program

Indikator Kinerja Program

(Terkait dengan pembangunan

KPH)

1

Konservasi Sumber

Daya Alam dan

Ekosistem (KSDAE)

Perlindungan

sistem

penyangga

kehidupan,

pengawetan sumber-sumber

plasma

nutfah

serta

pemanfaatan secara lestari

Jumlah KPHK non taman nasional yang

terbentuk dan beroperasi sebanyak

100 unit

2

Planologi Kehutanan

dan

Tata

Lingkungan

Tersedianya

data

dan

informasi SDH

Sistem data dan informasi SDH

mendukung KPH di 34 Provinsi

3

Pelastarian

Hutan

Produksi

Lestari

(PHPL)

Meningkatnya

pengelolaan

hutan produksi di tingkat

tapak secara lestari

Jumlah

unit

pengelolaan

hutan

produksi meningkat setiap tahun

Jumlah unit pengelolaan di hutan

produksi yang bersertifikat PHPL

meningkat setiap tahun

4

Pengendalian DAS

dan Hutan Lindung

(PDAS HL)

Meningkatnya

pengelolaan

hutan lindung di tingkat tapak

dan hutan rakyat

Jumlah unit pengelolaan hutan lindung

yang beroperasi meningkat setiap

tahun

(9)

9

B. Tugas dan Fungsi KPH

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3

tahun 2008 tentang Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta

Pemanfaatan Hutan telah ditetapka tugas pokok dan fungsi KPH (terutama untuk KPHP

dan KPHL). Tugas pokok dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut;

1. Menyelenggaran pengelolaan hutan, meliputi :

a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan;

b. pemanfaatan hutan dalam hal pemantauan, pengendalian terhadap pemegang

izin;

c. penggunaan kawasan hutan dalam hal pemantauan dan pengendalian terhadap

pemegang izin;

d. pemanfaatan hutan di wilayah tertentu;

e. rehabilitasi hutan dan reklamasi;

f. perlindungan hutan dan konservasi alam.

2. Menjabarkan kebijakan kehutanan Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota untuk

diimplementasikan;

3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilyahnya mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian;

4. Melaksanakan pembentukan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan

hutan di wilayahnya.

C. Struktur Organisasi KPH

Sesuai peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Organisasi KPHL dan KPHP di Daerah, terdapat dua struktur

organisasi KPHP/KPHL, yaitu : Tipe A dengan KKPH (eselon IIIa) dan Tipe B (eselon

IVa) sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini :

1. Struktur Organisasi KPHP/KPHL Tipe A

KEPALA

SUBBAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI

SEKSI

(10)

10

2. Struktur Organisasi KPHP/KPHL Tipe B

D. Rincian Jumlah KPH

Sesuai data statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2014,

diketahui bahwa sampai dengan 2014 telah ditetapkan KPH Model sebanyak 120 Unit

dan KPHK sebanyak 50 Unit, dengan rincian sebagai berikut.

1. KPH Model (KPH Produksi / KPH Lindung)

No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha) A INSPEKTORAT WILAYAH I

I Aceh

1 KPHL Unit III Aceh BPKH XVIII 992/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 682.391

II Sumatera Utara

1 KPHP Mandailing Natal BPKH I SK. 332/MenhutII/2010

Tanggal 25 Mei 2010 159.166 2 KPHL Unit XXII BPKH I 993/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013

116.227 3 KPHL Tobasamosir BPKH I 866/Menhut-II/2013

Tanggal 05 Desember 2013 87.247

III Sumatera Barat

1 KPHL Solok (unit VI) BPKH I SK.42/MenhutII/2012

Tanggal 02 Februari 2012 130.346 2 KPHL Lima Puluh Kota

(Unit II) BPKH I SK.44/MenhutII/2012 Tanggal 02 Februari 2012 117.552 3 KPHL Sijunjung BPKH I SK. 331/MenhutII/2010

Tanggal 25 Mei 2010

150.492 4 KPHP Dharmasraya BPKH I SK.695/Menhut-II/2013

Tanggal 21 November 2013 33.550 5 KPHP Pesisir Selatan BPKH I SK.696/Menhut-II/2013

Tanggal 21 November 2013 59.928 6 KPHL Bukit Barisan BPKH I 867/Menhut-II/2013

Tanggal 05 Desember 2013 86.508 IV Sumatera Selatan 1 KPHP Lalan BPKH II SK. 789/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 265.953 2 KPHP Lakitan Unit VI BPKH II SK. 790/Menhutll/2009

Tanggal 07 Desember 2009 76.776 3 KPHP Unit XIV Benakat

Revisi BPKH II SK.827/Menhut-II/2013Tanggal 19 November 2013 256.594 4 KPHP Meranti BPKH II SK.689/Menhut-VII/2012

Tanggal 29 Nopember 2012

252.267 5 KPHP Rawas BPKH II SK.688/Menhut-VII/2012 121.585

KEPALA

SUBBAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

RESORT KPH

KEPALA

(11)

11

No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha)

Tanggal 29 Nopember 2012 6 KPHL Banyuasin BPKH II 961/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 74.807 V Bengkulu 1 KPHP Muko-Muko BPKH II SK. 330/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010 78.274 2 KPHL Bukit Balai Rejang BPKH II 994/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 16.059 3 KPHP Bengkulu Utara BPKH II 995/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 52.351

VI Lampung

1 KPHP Register 47 Way

Terusan BPKH XX SK. 794/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 12.500 2 KPHL Batu Tegi BPKH XX SK. 650/Menhutll/2010

Tanggal 22 Nopember 2010 58.162 3 KPHP Gedong Wani (Unit

XVI)

BPKH XX SK.427/MenhutII/2011 Tanggal 27 Juli 2011

30.243 4 KPHP Muara Dua BPKH XX SK.236/MenhutII/2011

Tanggal 10 Mei 2012 49.134 5 KPHL Kotaagung Utara (Unit X) BPKH XX SK.379/MenhutII/2011 Tanggal 18 Juli 2011 56.020 6 KPHL Rajabasa (Unit

XIV) BPKH XX SK.367/MenhutII/2011 Tanggal 07 Juli 2011 5.160 7 KPHP Bukit Punggur BPKH XX SK.439/Menhut-II/2012

Tanggal 09 Agustus 2012 41.126 8 KPHL Pesawaran BPKH XX SK.438/Menhut-II/2012

Tanggal 09 Agustus 2012

11.204 9 KPHP Sungai Buaya BPKH XX 996/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 44.249

VII Riau

1 KPHP Tebing Tinggi (Unit

XXIV) BPKH XIX SK.343/MenhutII/2011 Tanggal 28 Juni 2011 69.747 2 KPHP Tasik Besar Serkap BPKH XIX SK. 509/MenhutII/2010

Tanggal 21 September 2010 513.276 3 KPHP Kampar Kiri (Unit

XVIII) BPKH XIX SK. 640/MenhutII/2011 Tanggal 07 Nopember 2011 143.783 4 KPHP Minas Tahura BPKH XIX SK.765/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 146.734

VIII Kepulauan Riau

1 KPHL Karimun BPKH XII SK.442/MenhutII/2012

Tanggal 09 Agustus 2012 17.607 IX Jambi 1 KPHL Sungai Beram Hitam BPKH XIII SK. 787/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 15.965 2 KPHP Bukit Lubuk

Pekak-Hulu Landai BPKH XIII SK.43/MenhutII/2012 Tanggal 02 Februari 2012 76.137 3 KPHP Limau unit VII BPKH XIII SK. 714/MenhutII/2011

Tanggal 19 Desember 2011 121.102 4 KPHP Kerinci BPKH XIII 960/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 34.250

X Bangka Belitung

1 KPHP Sungai Sembulan BPKH XIII SK. 329/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010

39.413 2 KPHP Rambat

Menduyung BPKH XIII SK.763/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 59.622 3 KPHP Gunung Duren BPKH XIII SK.764/Menhut-II/2012

(12)

12

No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha)

4 KPHP

Sigambir-Kotawaringin BPKH XIII 962/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 34.938

B INSPEKTORAT WILAYAH II XI D.I. Yogyakarta

1 KPHP Yogyakarta BPKH XI SK. 721/MenhutII/2011

Tanggal 20 Desember 2011 15.725

XII Bali

1 KPHL Bali Barat BPKH VIII Sk. 784/Menhutll/2009

Tanggal 07 Desember 2009 63.350 2 KPHL Bali Timur (Unit

III) BPKH VIII SK. 621/MenhutII/2011 Tanggal 01 Nopember 2011 22.978 3 KPHL Bali Tengah (Unit

II) BPKH VIII SK. 620/MenhutII/2011 Tanggal 01 Nopember 2011 14.651

XIII Nusa Tenggara Barat

1 KPHL Rinjani Barat BPKH VIII SK. 785/Menhutll/2009

Tanggal 07 Desember 2009 40.963 2 KPHP Batulanteh (Unit

IX) BPKH VIII SK.342/MenhutII/2011 Tanggal 28 Juni 2011 32.776 3 KPHL Rinjani Timur BPKH VIII SK.225/MenhutII/2012

Tanggal 04 Mei 2012 37.589 4 KPHL Ampang BPKH VIII SK.751/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 38.681 5 KPHP Maria Unit XXIII BPKH VIII SK.752/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012

27.632 6 KPHP Tambora Utara BPKH VIII 970/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013

26.920 7 KPHP Sejorong BPKH VIII 971/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 40.988 8 KPHL Tastura BPKH VIII 963/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013

16.153

XIV Nusa Tengara Timur

1 KPHP Rote Ndao BPKH XIV SK. 333/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010

40.730 2 KPHL Mutis Timau (Unit

XIX)

BPKH XIV SK.41/MenhutII/2012 Tanggal 02 Februari 2012

115.380 3 KPHL Alor Pantar BPKH XIV SK.767/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 104.334 4 KPHL Flores Timur BPKH XIV 972/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 55.408 5 KPHP Manggarai Barat BPKH XIV 973/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 60.297

C INSPEKTORAT WILAYAH III XV Kalimantan Barat

1 KPHP Sungai Merakai BPKH III SK. 791/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009

56.893 2 KPHP Kendawangan BPKH III SK.680/MenhutII/2012

Tanggal 23 Nopember 2012 178.851 3 KPHP Kapuas Hulu (Unit

XVIII dan Unit XIX) BPKH III SK.380/MenhutII/2011 Tanggal 18 Juli 2011 458.025

XVI Kalimantan Timur

1 KPHL Tarakan BPKH IV SK. 783/Menhutll/2009

Tanggal 07 Desember 2009 4.623 2 KPHP Berau Barat BPKH IV SK. 649/Menhutll/2010

Tanggal 22 Nopember 2010 775.539 3 KPHP Malinau BPKH IV SK.224/MenhutII/2012

(13)

13

No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha)

4 KPHP Kayan BPKH IV SK.223/MenhutII/2012 Tanggal 04 Mei 2012 487.842 5 KPHP Meratus BPKH IV SK.768/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 387.488 6 KPHP Kendilo BPKH IV 966/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 139.235

XVII Kalimantan Selatan

1 KPHP Pulau Laut dan

Sebuku (UNIT III) BPKH V SK.226/MenhutII/2012 Tanggal 04 Mei 2012 112.258 2 KPHP Tanah Laut BPKH V SK.440/MenhutII/2012

Tanggal 09 Agustus 2012 92.641 3 KPHP Banjar BPKH V SK. 793/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 139.957 4 KPHL Hulu Sungai Selatan BPKH V SK.750/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 32.803 5 KPHP Tabalong BPKH V 997/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 117.357

XVIII Kalimantan Tengah

1 KPHP Seruyan (Unit XXI) BPKH XXI SK. 716/MenhutII/2011 Tanggal 19 Desember 2011

373.909 2 KPHL Kapuas BPKH XXI SK. 247/MenhutII/2011

Tanggal 02 Mei 2011 105.372 3 KPHP Kota Waringin

Barat BPKH XXI SK.749/Menhut-II/2012 Tanggal 19 Desember 2011 316.135 4 KPHP Lamandau BPKH XXI SK.717/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 226.289 5 KPHL Gerbang Barito BPKH XXI 964/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 154.667 6 KPHP Murung Raya BPKH XXI 965/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013

908.255 7 KPHP Gunung Mas BPKH XXI 974/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 294.735

XIX Papua

1 KPHL Biak Numfor BPKH X SK. 648/Menhutll/2010

Tanggal 22 Nopember 2010 206.016 2 KPHP Yapen BPKH X SK. 786/Menhutll/2009

Tanggal 07 Desember 2009

105.867 3 KPHP Keerom Revisi BPKH X SK.828/Menhut-II/2013

Tanggal 19 November 2013

173.456 4 KPHP Waropen BPKH X SK.760/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 186.962 5 KPHP Mamberamo Revisi BPKH X SK.829/Menhut-II/2013

Tanggal 19 November 2013 255.814

XX Papua Barat

1 KPHP Sorong BPKH XVII SK. 701/MenhutII/2010 Tanggal 20 Desember 2010

223.369 2 KPHP Sorong Selatan BPKH XVII SK.771/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012

283.260 3 KPHL Kota Sorong

(remu) BPKH XVII 999/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 12.775

D INSPEKTORAT WILAYAH IV XXI Sulawesi Selatan

1 KPHP Jeneberang (Unit IX)

BPKH VII SK. 715/MenhutII/2011 Tanggal 19 Desember 2011

160.854 2 KPHL Larona Malili (Unit

(14)

14

No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha) XXII Sulawesi Barat

1 KPHL Mapili BPKH VII SK. 651/Menhutll/2010

Tanggal 22 Nopember 2010 77.196 2 KPHL Unit II Lariang BPKH VII SK. 60/MenhutII/2011

Tanggal 28 Februari 2011 57.916 3 KPHL Mamasa Tengah

(Unit VIII) BPKH VII SK.340/MenhutII/2011 Tanggal 27 Juni 2011 37.962 4 KPHP Mamasa Barat

(Unit VII)

BPKH VII SK.341/MenhutII/2011 Tanggal 27 Juni 2011

53.555 5 KPHL Ganda Dewata BPKH VII SK.441/Menhut-II/2012

Tanggal 09 Agustus 2012 157.598 6 KPHL Malunda BPKH VII SK.753/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 52.071 7 KPHP Budong-Buddong BPKH VII 998/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 128.096

Jumlah XXIII Sulawesi Tenggara

1 KPHP Unit III Lakompa BPKH XXII SK. 795/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009

30.600 2 KPHP Unit XXIV Gularaya BPKH XXII SK. 61/MenhutII/2011

Tanggal 28 Februari 2011 134.419 3 KPHL Konawe BPKH XXII SK.762/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 140.627 4 KPHP Tina Orima bombana BPKH XXII SK.426/Menhut-II/2011 Tanggal 27 Juli 2011 116.126 5 KPHL Peropa'Ea Gantara BPKH XXII 975/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 17.728

XXIV Sulawesi Utara

1 KPHP Poigar BPKH VI SK. 788/Menhutll/2009

Tanggal 07 Desember 2009 41.598

XXV Sulawesi Tengah

1 KPHP Dampelas Tinombo BPKH XVI SK. 792/Menhut-ll/2009

Tanggal 07 Desember 2009 100.912 2 KPHP Sintuwu

Maroso/Rano Patanu BPKH XVI SK. 639/MenhutII/2011 Tanggal 07 Nopember 2011 137.430 3 KPHP Dolago

Tanggunung BPKH XVI SK.755/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 144.350 4 KPHP Pogogul BPKH XVI SK.756/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 199.533 5 KPHP Balantak BPKH XVI SK.754/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 117.403 6 KPHP Toili Baturube BPKH XVI 967/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013

276.636 7 KPHP Unit XVII Tojo

Una-Una BPKH XVI 968/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 112.492

XXVI Maluku

1 KPHP Wae Sapalewa BPKH IX SK. 336/MenhutII/2010

Tanggal 25 Mei 2010 67.057 2 KPHP Wae Apu BPKH IX SK.770/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 232.432 3 KPHP Wae Tina BPKH IX 977/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013

204.384 4 KPHP Wae Bubi BPKH IX 978/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 66.464

XXVII Maluku Utara

1 KPHP Gunung Sinopa BPKH VI SK. 337/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010

44.577 2 KPHP Bacan BPKH VI 969/Menhut-II/2013

(15)

15

No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha) XXVIII Gorontalo

1 KPHL Unit III Pohuwato BPKH XV SK. 334/MenhutII/2010

Tanggal 25 Mei 2010 116.275 2 KPHP Bolaemo (Unit V) BPKH XV SK.402/MenhutII/2011

Tanggal 21 Juli 2011 96.926 3 KPHP Gorontalo Utara BPKH XV SK.766/Menhut-II/2012

Tanggal 26 Desember 2012 105.808 4 KPHP Gorontalo BPKH XV 976/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 71.682

JUMLAH TOTAL 16.439.718

2. Rincian KPH Konservasi

a. Kawasan Taman Nasional

No Unit KPHK Provinsi Nomor dan Tanggal SK

1 TN. Berbak Jambi SK.774/Menhut-II/2009 Tanggal 07 Desember 2009 2 TN Ujung Kulon Banten SK.775/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 3 TN Gunung Halimun Salak Banten dan Jawa

Barat

SK.776/Menhut-II/2009 Tanggal 07 Desember 2009 4 TN. Tanjung Puting Kalimantan Tengah SK.777/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 5 TN. Kutai Kalimantan Timur SK.778/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 6 TN. Merubetiri Jawa Timur SK.779/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 7 TN. Bali Barat Bali SK.780/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 8 TN. Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat SK.781/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 9 TN. Alas Purwo Jawa Timur SK.801/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 10 TN. Bunaken Sulawesi Utara SK.782/Menhut-II/2009

Tanggal 07 Desember 2009 11 TN. Bukit Dua Belas Jambi SK.720/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 12 TN. Way Kambas Lampung SK.712/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 13 TN. Gunung Merapi Jawa Tengah dan

DIY SK.713/Menhut-II/2010 Tanggal 29 Desember 2010 14 TN. Laiwangi Wanggameti Nusa Tenggara Timur SK.714/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 15 TN. Danau Sentarum Kalimantan Barat SK.715/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 16 TN. Boganinani Wartabone Sulawesi

Utara-Gorontalo SK.716/Menhut-II/2010 Tanggal 29 Desember 2010 17 TN. Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan SK.717/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 18 TN. Baluran Jawa Timur SK.718/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 19 TN. Wanupeu Tanahdaru Nusa Tenggara Timur SK.719/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 20 TN. Gunung Palung Kalimantan Barat SK.721/Menhut-II/2010

Tanggal 29 Desember 2010 21 TN. Sembilang Sumatera Selatan SK.748/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 22 TN. karimunjawa Jawa Tengah SK.749/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 23 TN. Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan

(16)

16

No Unit KPHK Provinsi Nomor dan Tanggal SK

24 TN. Gunung Merbabu Jawa Tengah SK.751/Menhut-II/2011 Tanggal 30 Desember 2011 25 TN. Kayan Mentarang Kalimantan Timur SK.752/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 26 TN. Komodo Nusa Tenggara Timur SK.753/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 27 TN. Kelimutu Nusa Tenggara Timur SK.754/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 28 TN. Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara SK.755/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 29 TN. Manusela Maluku SK.756/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 30 TN. Aketajawe Lolobata Maluku Utara SK.757/Menhut-II/2011

Tanggal 30 Desember 2011 31 TN. Siberut Sumatera Barat SK.787/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 32 TN. Batang Gadis Sumatera Utara SK.786/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 33 TN. Tesso Nilo Riau SK.788/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 34 TN. Bukit Tiga Puluh Riau SK.789/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 35 TN. Gunung Ciremai Jawa Barat SK.790/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 36 TN. Sebagau Kalimantan Tengah SK.791/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 37 TN. Lorentz Papua SK.792/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012 38 TN. Wasur Papua SK.793/Menhut-II/2012

Tanggal 27 Desember 2012

b. Kawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam

No Unit KPHK Provinsi Nomor dan Tanggal SK

1 KPHK Rawa Singkil ( SM Rawa Singkil) Aceh SK.980/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 2 KPHK Air Terusan-Barisan (HSA Air Trusan,

HSA Barisan I, HSA Arau Ilir) Sumatera Barat SK.982/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 3 KPHK Kerumutan (SM Kerumutan) Riau SK.981/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 4 KPHK Dangku Bentayan (SM Dangku, SM

Bentayan) Sumatera Selatan SK.983/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 5 KPHK Guntur –Papandayan (TWA Guntur, CA

Kawah Kamojang, CA Papandayan, TWA Papandayan)

Jawa Barat SK.984/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 6 KPHK Tambora ( CA Gunung Tambora, SM

Gunung Tambora, TWA P. Satonda) Nusa Tenggara Barat SK.985/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 7 KPHK Ruteng (CA Moeowali) Nusa Tenggara

Timur SK.986/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 8 KPHK Gunung Melintang ( TWA Sungai Liku,

TWA Asuasang, TWA Tanjung Belimbing, TWA Gunung Melintang, TWA Dungan)

Kalimantan Barat

SK.987/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 9 KPHK Towuti ( TWA Danau Towuti, TWA

Danau Mahalono, CA Faruhumpenai, TWA Danau Matano)

Sulawesi Selatan SK.989/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 10 KPHK Morowali ( CA Morowali) Sulawesi Tengah SK.988/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 11 KPHK Nantu ( SM Nantu) Gorontalo SK.990/Menhut-II/2013

Tanggal 27 Desember 2013 12 KPHK Jayawijaya (SM Jayawijaya) Papua SK.991/Menhut-II/2013

(17)

17

BAB III

METODE DAN TEKNIK AUDIT

A. METODE AUDIT

1. Arah / Fokus Audit

Arah/fokus audit merupakan gambaran hasil yang hendak dicapai serta merupakan

ruang lingkup audit yang wajib dijadikan acuan dalam pelaksanaan audit.

Arah/fokus audit KPH terbagi dalam 3 tahap yaitu :

a. Tahap audit terhadap pondasi/dasar operasional KPH

Tahapan ini dilaksanakan pada tahun pertama, dan merupakan tahap audit

terhadap manajemen kawasan (pemantapan, penataan dan pengamanan

kawasan) dan manajemen kelembagaan (penataan organisasi dan sumber daya

manusia). Adapun yang menjadi fokus/arah audit adalah sebagai berikut:

1) mengawal kepastian kawasan KPH;

2) mengawal pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) agar sesuai dengan

peruntukannnya;

3) memastikan bahwa KPH telah didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

yang memadai;

4) memastikan kelengkapan dokumen perencanaan (RPHJP,RPHJPd, Peta Blok,

dan Peta Tingkat Tapak) ;

5) memastikan kelengkapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)

untuk kegiatan teknis.

Manfaat dari tahap audit terhadap pondasi/dasar operasional KPH adalah:

1) menekan potensi konflik kawasan KPH dengan masyarakat atau pihak lain;

2) organisasi dan BMN sudah siap dalam rangka operasional KPH;

3) pengalokasian anggaran dan kegiatan KPH didukung dengan dokumen

perencanaan yang memadai;

4) kegiatan kegiatan teknis di KPH sudah dilengkapi dengan NSPK.

b. Tahap audit terhadap efektivitas kegiatan dan ketertiban pengelolaan anggaran.

Tahapan ini dilaksanakan pada tahun kedua, dan merupakan tahap audit

terhadap manajemen kelembagaan khususnya pengelolaan keuangan. Adapun

yang menjadi fokus/arah audit adalah sebagai berikut:

1) mengawal kesesuaian pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan RPHJP dan

RPHJPd;

2) mengawal efektifitas kegiatan di KPH;

3) mengawal pengelolaan angggaran telah sesuai dengan peraturan.

Manfaat dari tahap audit terhadap efektivitas kegiatan dan ketertiban

pengelolaan anggaran adalah:

1) kegiatan KPH telah dilaksanakan sesuai dengan kaidah 3 E.

2) pengelolaan anggaran telah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang

berlaku

(18)

18

c. Tahap audit / pemantauanprogres kinerja KPH menuju unit kerja mandiri.

Tahapan ini dilaksanakan pada tahun ketiga, dan merupakan tahap audit

terhadap aspek pengelolaan hutan (kelola produksi, kelola lingkungan dan

sosial). Fokus evaluasi adalah untuk memastikan bahwa KPH sudah memilki

produk unggulan, adapun manfaatnya adalah untuk memastikan bahwa

kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KPH telah menuju unit kerja mandiri

sesuai denga arahan yang dituangkan dalam RPHJP.

(19)

19

Gambaran umum arah audit tahap I, II dan III di sajikan dalam Tabel di bawah ini.

Audit Tahap I

Audit terhadap fondasi/dasar operasional KPH

Audit Tahap II

Audit terhadap efektivitas kegiatan dan ketertiban pengelolaan

anggaran

Audit Tahap III

Audit terhadap progres kinerja KPH menuju unit kerja mandiri

Tahun I Tahun II Tahun III

Kriteria Indikator Output Arah Tahap I

a. mengawal kepastian kawasan; b. mengawal pemanfaatan BMN agar sesuai dengan peruntukannnya; c. memastikan KPH di dukung SDM yang memadai d. memastikan kualitas dan kelengkapan dokumen perencanaan (RPHJP dan RPHJPd, Peta Blok dan Peta tingkat tapak) ; e. memastikan

kelengkapan NSPK kegiatan teknis.

Arah audit tahap II adalah :

a. mengawal kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen RPHJP dan RPHJPd b. memastikan efektifitas kegiatan di

KPH

c. memastikan pengelolaan angggaran telah susuai dengan peraturan

Arah tahap III yaitu pada progres kinerja KPH menuju/menjadi unit kerja mandiri (kelola produksi, kelola jasa lingkungan dan sosial)

Wilayah Penetapan KPHP/KPHL/KPHK Penetapan KPH sesuai target (kawasan clear and clean)

Tata Batas Kawasan BA Tata Batas Kelembagaan Organisasi SK Organisasi

Sarpras Roda 4 Semua peralatan di gunakan dan dimanfaatkan dalam rangka mendukung operasioanal KPH Roda 2 Peralatan Kantor Peralatan Teknis Lapangan Sumber Daya Manusia

Kursus atau belum Opersional KPH di dukung oleh SDM yang kompeten Perencanaan Tata Hutan Dokumen Tata Hutan

(Peta Blok dan Peta Tingkat Tapak)

RPHJP Dokumen RPHJP

RPHJPd Dukumen RPHJPd selaras dengan RPJHP

Peraturan teknis

pendukung kegiatan NSPK kegiatan teknis Selurah kegiatan teknis didukung oleh NSPK

(lain- lain)

Manfaat Hasil Audit Manfaat Hasil Audit Manfaat Hasil Audit

1 Menekan potensi konflik kawasan KPH dengan masyarakat atau pihak lain 1 Kegiatan KPH telah dilaksanakan

sesuai dengan kaidah 3 E Memastikan bahwa kegiatan yang telah dilaksanalan oleh KPH telah menuju unit kerja mandiri sesuai dengan arahan yang dituangkan dalam RPHJP

2 Organisasi dan BMN sudah siap dalam rangka operasional KPH

3 Pengalokasian anggaran dan kegiatan KPH didukung dengan dokumen perencanaan yang memadai 2 Pengelolaan anggaran telah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku

(20)

20

2. Objek Audit

Objek audit (auditi) adalah instansi menjadi objek audit kinerja atas

penyelenggaraan KPH. Sesuai arah audit, maka auditi yang terkait yang dengan

audit KPH adalah sebagai berikut:

No

Tahap dan Arah Audit

Auditi

A

Audit terhadap infrastruktur operasional KPH

1

Arah audit dalam rangka mengawal

kepastian kawasan KPH.

a. Ditjen Planhut dan Tata

Lingkungan.

b. BPKH

2

Arah audit dalam rangka mengawal

pemanfaatan BMN agar sesuai dengan

peruntukannya.

a. Ditjen PSDAS HL.

b. Ditjen KSDAE.

c. Ditjen PHPL.

d. BPKH.

e. BPPHP.

f. BKSDA/BTN.

g. KPH Model (KPHP/KPHL)

dan KPHK.

3

Memastikan bahwa KPH telah didukung

oleh SDM yang memadai.

KPH Model (KPHP/KPHL)dan

KPHK.

4

Arah audit dalam rangka memastikan

kelengkapan

dokumen

perencanaan

(RPHJP, RPHJPd, Peta Blok dan Peta

Tingkat Tapak).

a. BPKH.

b. BKSDA/BTN.

c. KPH Model (KPHP/ KPHL)

dan KPHK.

5

Arah audit dalam rangka memastikan

kelengkapan NSPK untuk kegiatan teknis di

KPH.

a. Ditjen PDASHL.

b. Ditjen KSDAE.

c. Ditjen PHPL.

d. BPPHP.

e. BPDAS.

f. BKSDA/BTN.

B

Audit terhadap efektivitas kegiatan KPH dan tertib pengelolaan

anggaran

1

Arah audit dalam ragka mengawal

kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan

dokumen RPHJP dan RPHJPd

a. BPPHP.

b. BPDAS.

c. BKSDA/BTN.

d. KPH Model (KPHP/KPHL)

dan KPHK

2

Arah audit dalam rangka mengawal

efektivitas kegiatan.

a. BPPHP

b. BPDAS

e. BKSDA/BTN

c. KPH Model (KPHP/KPHL)

dan KPHK

3

Arahaudit

dalam

rangka

mengawal

pengelolaan angggaran telah sesuai dengan

peraturan

a. BPPHP

b. BPDAS

c. BKSDA/BTN

d. KPH Model (KPHP/KPHL)

dan KPHK

C

Audit terhadap progress kinerja KPH menuju unit kerja mandiri

1

Arah audit dalam rangka mengawal progres

(21)

21

B. Teknik Audit

1. Tahap I (Audit Pondasi Pembangunan KPH)

a. Tata Waktu dan Rincian Kegiatan

No

Audit Tahap I

Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan

A Perencanaan 1) Penyusunan PKA 2) Penyusunan RAB 3) Penerbitan SPT B Pelaksanaan 1) Survey Pedahuluan 2) Audit Pusat 3) Uji Petik Lapangan

C Pelaporan

1) Survey Pedahuluan 2) Audit

3) Penyusunan LHA Kompilasi

b. Teknik Audit Tahap I

No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Data 1 Arah audit dalam rangka mengawal kepastian kawasan KPH

Audit

Kawasan KPH 1. Desk Analisis (Survey Pedahuluan a. Peta hasil tumpang susun peta KPHdengan Peta hasil tata batas kawasan hutan, skala 1 : 50.000. b. Data dan informasi perihal tertib

dokumen hasil tata batas (BA dan Peta).

c. Data progres tata batas kawasan KPH (temu gelang atau belum).

a. Surat Keputusan (SK) dan Peta 120 KPH Model dan KPHK. b. Berita Acara Tata

Batas Kawasan Hutan beserta Peta Hasil Tata Batas. c. Peta Penutupan Kawanan Hutan dan Lahan. d. SK pemegang Izin pemanfaatan /penggunaan kawasan hutan, beserta petanya.

a.

Melakukan overlay (tumpang susun) peta

Peta KPH ditumpang susun dengan peta penunjukan kawasan hutan dan perairan provinsi dan peta hasil tata batas kawasan hutan.

b.

Melakukan overlay (tumpang susun) peta

Peta KPH ditumpang susun dengan peta penutupan kawasan dan lahan serta peta pemanfaatan dan izin penggunaan kawasan hutan dan izin-izin lainnya.

a. Peta hasil tumpang susun peta KPHdengan peta penutupan lahan dan peta izin pemanfaatan dan izin pinjam pakai kawasan hutan, skala 1 : 50.000.

b. Data kondisi penutupan lahan dalam kawasan hutan.

c. Data jumlah IPPKH,IUPHHK serta izin-izin lainnya yang terdapat dalam kawasan KPH.

d. Data masalah tenurial kawasan KPH.

c.

Melakukan overlay (tumpang susun) peta

Peta a di tumpang susun dengan peta b.

Peta hasil tumpang susun peta a dengan peta b, skala 1 : 50.000.

2. Uji Petik Lapangan terhadap :

a. kawasan yang terindikasi dirambah (baik oleh masyarakat maupun pemegang izin pemanfaatan/penggun an)

b. kawasan IPPKH dan IUPHHK serta izin-izin

a. Peta hasil kegiatan lapangan, skala 1 : 50.000.

b. Data posisi / letak permasalahan tenurial kawasan KPH.

(22)

22

No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Data

lainnya yang masuk dalam kawasan KPH namun tidak masukan dalam blok pemanfaatan

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:

a. Data kemantapan kawasan KPH

No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK Panjang yang harus di tata batas (Km)

Tata Batas Kawasan yang Dirambah (Ha)

Masyarakat IPPKH /IUPHHK-HA Realisasi (Km) Keku-rangan (Km) Dokumen Tata Batas Luas (Ha) Titik Koor-dinat Luas (Ha) Titik Koor-dinat 1 KPH xxxx SK... ... ... Ada/tidak dan dimana ... ... ... ... ... KPH xxxx SK... ... ... ... ... ... ... ... Jumlah ... ... ... ...

b. Data jumlah IPPKH dan IUPHHK serta izin-izin lainnya yang terdapat dalam kawasan KPH c. Peta permasalahan tenurial KPH

d. dll

Jenis – Jenis rekomendasi yang dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. tata batas kawasan KPH menjadi skala prioritas;

b. tertib pengarsipan dokumen hasil tata batas (BA dan peta hasil tata batas); c. KPH memiliki arsip / dokumen tata batas;

d. kegiatan-kegiatan patroli pengamanan difokuskan pada kawasan bermasalah;

e. audit investigasi terhadap dugaan pelanggaran kawasan oleh IPPKH, IUPHHK serta izin-izin lainnya; f. dll.

2 Arah audit dalam rangka mengawal pemanfaatan BMN agar sesuai dengan peruntukannnya

Audit BMN Desk Analisis a. Nilai BMN yang sudah BASTO dan sudah hibah,

b. Data dan informasi apakah BMN yang telah di BASTO-kan telah di audit BMN atau belum (untuk proses hibah),

c. Nilai BMN untuk operasional KPH d. Dll. a. Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO) b. Berita Acara Hibah BMN c. Laporan BMN d. POK a. Melakukan inventarisasi BMN yang sudah atau akan diserahkan (BASTO) b. Melakukan inventarisasi

BMN yang sudah dihibahkan (di BASTO).

c. Menjumlah nilai BMN yang sudah di BASTO dan dihibahkan.

d. Dll.

Uji Petik Lapangan a. Pihak yang memanfaatkan BMN KPH,

b. Kondisi BMN (hilang/rusak berat), c. Kesuaian jumlah BMN yang

diserahkan dengan dokumen BASTO BA Hibah,

d. Ada atau tidak ada biaya pemelharaan BMN,

(23)

23

No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Data

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut :

a. Data nilai aset :

No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK

BMN Yang Sudah di Hibahkan BMN Yang Sudah di BASTO No dan Tanggal BA Hibah Jenis dan Jumlah Nilai (Rp) Nomor dan Tanggal BASTO Jenis dan

Jumlah Nilai (Rp) Audit / Belum

1 KPH xxxx

SK... ... Bangunan Peralatan ... ... Bangunan ... dan mesin Peralatan dan mesin

a. ... ... a. ... ... b. ... ... b. ... ... Total ... Total ... KPH xxxx SK... ... ... Jumlah total

b. Data dan informasi apakah BMN yang telah di BASTO-kan telah di audit BMN (untuk proses hibah) c. Pihak yang menggunakan BMN KPH (pihak KPH atau bukan)

d. BMN terpelihara atau tidak (biaya pemeliharaan) e. Kesesuaian jumlah dan kondisi BMN (hilang/rusak berat) f. Barang yang diserahkan sudah dimanfaatkan/tidak g. Dll

Jenis – jenis rekomendasi yang akan dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. audit BMN dalam rangka proses hibah BMN;

b. menerbitkan kebijakan terkait pemanfaatan BMN yang bersumber dari hibah kementerian KLHK; c. menerbitkan kebijakan agar barang yang akan diserahkan disesuaikan dengan kebutuhan; d. dll

3 Memastikan bahwa KPH telah didukung oleh SDM yang memadai

Audit SDM

KPH Uji Petik Lapangan

Melakuan inventarisasi dan konfirmasi keikusertaan struktural KPH dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) pengelolaan KPH.

a. Data dan Informasi kompetensi (sudah diklat atau belum) struktural KPH;

b. Struktur organisasi dan jumlah pegawai;

c. Data sudah ada atau belum penetapan pejabat struktural KPH secara definitif. a. SK penetapan Struktur Organisasi KPH b. Dokumen keikutsertaan diklat KPH

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut :

a. Data kompetensi struktural KPH

No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK

Struktural KPH

Nomor dan Tanggal SK Penetapan Personil KPH Kepala KPH Kepala Seksi... Kepala Seksi...

Nama/ NIP Kursus KPH/ belum Nama/ NIP Kursus KPH/ belum Nama/ NIP Kursus KPH/ belum 1 KPH xxxx SK... .... KPH xxxx SK...

b. Struktur organisasi dan jumlah pegawai. c. dll.

Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. mengusulkan pelatihan pengelolaan KPH untuk pejabat struktural KPH; b. kebijakan untuk segera menunjuk/menetapkan personil KPH;

(24)

24

No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Data 4 Arah audit dalam rangka memastikan kuantitas/kelengkapan dokumen perencanaan (RPHJP, RPHJPd,

Peta Blok dan Peta Tingkat Tapak)

Audit dokumen perencanaan

Desk Analisis a. data kelengkapan dokumen perencanaan KPH (RPHJP, RPHJPd, peta blok dan tingkat tapak). b. Data kelemahan substansi

dokumen perencanaan (RPHJP, RPHJPd, peta blok dan tingkat tapak). a. RPHJP b. RPHJPd c. Peta Blok d. Peta Tingkat Tapak a. Mencermati kuantitas/kelengkapan dan kualitas dokumen perencanaan RPHJP dan RPHJPd, peta Blok dan tingkat Tapak,

b. Peta blok di tumpang susun dengan peta hasil audit kawasan (huruf c).

Uji Petik lapangan

a. Terhadap potensi kesesuaian kriteria dalam penyusun peta blok KPH, b. dll.

Peta hasil lapangan, skala 1 :50.000

Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. melengkapi dokumen perencanaan (RPHJP/ RPHJPd/ Peta Blok/ Peta Tingkat Tapak) b. merevisi dokumen perencanaan (RPHJP/ RPHJPd/ Peta Blok/ Peta Tingkat Tapak) c. dll.

5 Arah audit dalam rangka memastikan kelengkapan NSPK kegiatan teknis

Audit kelengkapan NSPK kegiatan teknis Desk analisis a. melakukan inventarisasi jenis-jenis kegiatan teknis di KPH

b. melakukan inventarisasi dan konfirmasi kelengkapan NSPK kegiatan

c. dll.

a. Data Informasi jenis-jenis kegiatan teknis KPH yang belum memilki NSPK, b. dll. a. POK b. Surat Tugas personil KPH c. Laporan Hasil Kegiatan

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:

a. Data jenis kegiatan yang tidak didukung Juklak/Juknis/Pedoman

No Nomor dan Tanggal SK Nama KPH/ Jenis Kegiatan

Biaya (Rp) Keterangan (ADA /TIDAK ADA

NSPK) Anggaran Realisasi 1 KPH xxxx SK... .... KPH xxxx SK... Jumlah ... ... b. dll.

Jenis – jenis rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. menyusun NSPK kegiatan teknis KPH b. dll.

(25)

25

2. Tahap II (Audit Kegiatan KPH dan Tertib Pengelolaan Anggaran)

a. Tata Waktu dan Rincian Kegiatan

No

Audit Tahap I

Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

Bulan

0

1

1 12

A Perencanaan 1) Penyusunan PKA 2) Penyusunan RAB 3) Penerbitan SPT B Pelaksanaan Audit 1) Daerah C Pelaporan 1) Laporan Tim

2) Penyusunan LHA Kompilasi

Catatan : 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan, disesuaikan dengan tata waktu pelaksanaan audit di PKPT 2. Teknik Penyusunan PKA, disesuaikan dengan Peraturan Inspektur Jenderal tentang juklak

audit kinerja.

b. Teknik Audit Efektivitas Kegiatan KPH dan Tertib Pengelolaan

Anggaran

No Teknik Audit Output

Dokumen/Data yang Dibutuhkan 1 Arah audit dalam rangka mengawal kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen RPHJP dan

RPHJPd

Audit Kinerja membandingkan jenis kegiatan yang telah dilaksanakan dengan dokumen RPHJP dan RPHJPd

Informasi jenis-jenis kegiatan yang tidak

selaras dengan RPHJP dan RPHJPd a. POK b. RPHJP c. RPHJPd d. dll.

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:

a. Data jenis kegiatan yang tidak selaras dengan dokumen perenanaan

No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK

Jenis Kegiatan

Biaya (Rp) Kesesuaian dengan Dokumen

Perencanaan Keterangan Anggaran Realisasi RPHJP RPHJPd

1 KPH xxxx

SK... Sesuai /tidak Sesuai /tidak .... KPH xxxx

SK...

Jumlah ... ...

b. Besarnya anggaran/biaya yang telah dikeluarkan namun tidak sejalan dengan rencana pengelolaan c. dll.

Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. melakukan revisi POK

b. melakukan evaluasi terhadap efektivitas kegiatan; c. dll.

(26)

26

No Teknik Audit Output Dokumen/Data yang

Dibutuhkan 2 Arah Audit dalam rangka mengawal efektivitas kegiatan

Audit Kinerja a. Membandingkan jenis-jenis kegiatan yang sudah dilakukan dengan ketersediaan NSPK;

b. Tertib kualitas dan kuantitas laporan hasil kegiatan c. Pemanfaatan data laporan

hasil kegiatan. d. dll.

a. Informasi jenis kegiatan yang sudah dilaksanakan namun belum didukung NSPK

b. Informasi tertib atau tidaknya kualitas dan kuantitas laporan hasil kegiatan

a. POK b. RPHJP c. RPHJPd

Laporan realisasi DIPA

Uji Petik lapangan

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:

a. Jenis kegiatan teknis yang tidak didukung oleh pedoman;

No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK Kegiatan Jenis

Biaya (Rp) Dokumen Perencanaan Keterangan Anggaran Realisasi NSPK Peoman /Juklak /Juksi 1 KPH xxxx SK... .... KPH xxxx SK...

b. Informasi tertib kualitas dan kuantitas laporan hasil kegiatan; c. dll.

Jenis – jenis rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. eselon I menyusun NSPK kegiatan teknis; b. perbaikan prosedur pelaporan hasil kegiatan; c. dll.

3 Mengawal pengelolaan angggaran agar susuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku

Audit Ketaatan

Pengujian terhadap pertanggunjawaban keuangan

Informasi ketaatan pertanggungjawaban keuangan

Surat

Pertanggungjawa ban keuangan

Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:

a. Pemborosan keuangan Negara; b. Keterlanjuran bayar;

c. Penatausahaan keuangan; d. dll.

Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pengembalian keuangan negara; b. Teguran pembinaan;

(27)

27

3. Audit Terhadap Progres KPH Menjadi Unit Kerja Mandiri

a. Tata Waktu dan Rincian Kegiatan

N

o

Audit Tahap I

Pelaksanaan

1

2 3 4

5 6 7

Bulan

8 9 10 11 12

A Perencanaan 1) Penyusunan PKA 2) Penyusunan RAB 3) Penerbitan SPT B Pelaksanaan Audit 1) Daerah C Pelaporan 1) Laporan Tim

2) Penyusunan LHA Kompilasi

Catatan : 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan, disesuaikan dengan tata waktu pelaksanaan audit di PKPT 2. Teknik Penyusunan PKA, disesuaikan dengan Peraturan Inspektur Jenderal tentang juklak

audit kinerja.

b. Teknik Audit Tahap III

No Teknik Audit Output yang Dibutuhkan Dokumen/Data 1 Arah audit dalam rangka mengawal progres kinerja KPH menuju unit kerja mandiri

Audit Kinerja a. Analisis persyaratan substansi, teknik dan administrasi

b. dll

a. Informasi sejauhmana dukungan Pemerintahan Daerah terhadap KPH

b. Informasi mengenai produk unggulan KPH

c. Informasi apakah KPH sudah dapat menjadi BLUD atau belum d. dll a. Dokumen dukungan Pemerintahan Daerah b. Dll

Jenis – Jenis Rekomendasi yang akan dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan kementerian /eselon I agar pemerintahan daerah mendukung secara penuh keberadaan KPH (SDM, Dana, dll)

b. Dll

C. Teknik Pelaksanaan

Teknik pelaksanaan merupakan gambaran rangkaian kegiatan audit KPH yang bertujuan

agar pelaksanaan audit KPH dapat berjalan dengan efektif. Sebagaimana di uraikan

dalam bab – bab sebelumnya bahwa audit KPH terbagi dalam 3 tahap, sebagimana

gambar di bawah ini.

(28)

28

1. Audit Terhadap Infrastruktur Operasional KPH

Audit terhadap infrastruktur operasional KPH terdiri dari kegiatan yaitu survey

pendahuluan, audit pusat dan uji petik lapangan, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Suvey Pedahuluan

Survey pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh data awal sebagai bahan

analisis untuk menentukan langkah-langkah audit. Survey pendahuluan

dilaksanakan selama ± 12 hari kalender (untuk KPH Model), sedangkan untuk

KPHK disesuaikan dengan kebutuhan / kondisi lapangan. Adapun pelaksana

kegiatan suvey pendahuluan adalah auditor Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, dengan susunan personil dan rincian kegiatan sebagai berikut:

1) Susunan Tim Survey Pendahuluan

- Penanggung Jawab

: Inspektur

- Ketua Tim

: Auditor

- Anggota

: Auditor

2) Untuk KPH Model, satu tim survey pendahuluan menangani minimal 3 KPH,

sedangkan untuk KPHK satu satu tim survey pendahuluan menangani minimal

1 KPHK. Dimana KPH-KPH tersebut telah difasilitasi dalam menyusun

dokumen perencanaan oleh satu BPKH dan menjadi KPA kegiatan KPH.

3) Kegiatan yang dilakukan oleh tim survey pendahuluanadalah mendapatkan

data dari BPKH/ BPPHP/ BPDAS/BKSDA/ BTN. Tim survey pendahuluan

melakukan desk analisis sebagaimana yang dijelaskan dalam teknik audit.

T

A

H

A

P

I

T

A

H

A

P

II

T

A

H

A

P

III

PUSAT (TAHAP I = AUDIT)

ESELON I

PLANHUT TL

PDAS HL

PHPL

KSDAE

Insp I

Insp I Insp II Insp III Insp IV

DAERAH = BPKH / BPPHP/ BPDAS

(TAHAP I = SURVEY PENDAHULUAN)

BKSDA /BTN (TAHAP II = AUDIT)

Insp I Insp II Insp III Insp IV

DAERAH = KPHP /KPHK/KPHL (TAHAP I = UJI PETIK LAPANGAN)

(TAHAP II dan III = AUDIT )

(29)

29

4) Hasil kegiatan survey pendahuluan, menjadi bahan informasi kegiatan audit

pusat dan dan kegiatan uji petik lapangan.

5) Ilustrasi tim survey pendahuluan

b. Audit

Audit tahap I dilakukan pada Ditjen Planhut dan TL, Ditjen PHPL, Ditjen PDAS HL

dan kemudian dilakukan uji petik ke lapangan (KPH), kegiatan audit dilaksanakan

selama ± 24 hari yaitu selama ± 12 hari di Pusat dan dilanjutkan dengan uji petik

lapangan selama ± 12 hari. Rincian kegiatan dan susunan tim audit sebagai

berikut

1) Audit Pusat

Tim audit pusat terdiri dari 4 Tim yaitu :

a) Inspektorat IV sebanyak 1 tim, dengan auditee Ditjen Planhut dan TL

b) Inspektorat III sebanyak 1 tim, dengan auditee Ditjen PHPL

c) Inspektorat II sebanyak 1 tim, dengan auditee Ditjen PDAS HL

d) Inspektorat I sebanyak 1 tim, dengan auditee Ditjen KSDAE

2) Uji petik lapangan

Uji petik lapangan dilaksanakan untuk memperoleh data lapangan,

memperkuat data-data hasil survey pendahuluan dan audit pusat sehingga

diperoleh bukti yang Relevan, Kompeten, Material Dan Cukup (REKOMACU)

terhadap kelemahan-kelemahan dalam manajemen kawasan (pemantapan,

penataan dan pengamanan kawasan) dan manajemen kelembagaan

(penataan organisasi, SDM). Susunan tim uji petik lapangan adalah sebagai

berikut

- Penanggung Jawab

: Inspektur Wilayah I/II/III/IV

- Pengendali Teknis

: Auditor Utama / Madya

- Ketua Tim

: Auditor Madya/ Auditor Muda

- Anggota

: Auditor

Inspektur ...

(Penanggungjawab)

Tim S P VI

BPKH,BPPHPBPDAS ,BKSDA/BTN 1. KPH P/L/K... 2. KPH P/L/K... 3. KPH P/L/K... 4. KPH P/L/K... 5. Dst... 6. BPKH,BPPHP,BPKH, BKSDA/BTN 1. KPH P/L/K... 2. KPH P/L/K... 3. KPH P/L/K... 4. KPH P/L/K... 5. Dst... 6. BPKH,BPPHP,BPKH, BKSDA/BTN 1. KPH P/L/K... 2. KPH P/L/K... 3. KPH P/L/K... 4. KPH P/L/K... 5. Dst...

Tim S PIII

Tim S PII

(30)

30

2. Audit Terhadap Efektivitas Kegiatan KPH dan Tertib Pengelolaan Anggaran

Pelaksanaan audit difokuskan pada manajemen kelembagaan (khusunya keuangan

dan efektifitas kegiatan). Dalam pelasanaannya, audit dilaksanakan selama ± 12 hari

kalender. Susunan tim audit adalah sebagai berikut

- Penanggung Jawab

: Inspektur Wilayah I/II/III/IV

- Pengedali Teknis

: Auditor Utama / Madya

- Ketua Tim

: Auditor Madya/ Auditor Muda

- Anggota

: Auditor

3. Tahap Terhadap Progres KPH Menjadi Unit Kerja Mandri

Pelaksanaan audit difokuskan pada pengelolaan hutan (kelola produksi, kelola

lingkungan dan sosial). Dalam pelasanaannya, audit dilaksanakan minimal selama ±

12 hari kalender. Susunan tim audit adalah sebagai berikut

- Penanggung Jawab

: Inspektur Wilayah I/II/III/IV

- Pengedali Teknis

: Auditor Utama / Madya

- Ketua Tim

: Auditor Madya/ Auditor Muda/ Sekretariat

Referensi

Dokumen terkait

c. Pengelolaan hutan dan taman nasional melibatkan masyarakat. Penerapan sistem pengelolaan taman nasional secara kolaboratif dilaksanakan secara berjenjang mulai dari

(2) Hasil pembicaraan pendahuluan dengan auditi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam sebuah Notulensi Kesepakatan antara tim audit dengan auditi

Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (Puslitbang Hasil Hutan) menyelenggarakan fungsi: a) Perumusan kebijakan teknis

P.4/Setjen/Rokeu/Keu.1/8/2017 tentang Pedoman Standar Biaya Kegiatan Tahun Anggaran 2018 Lingkup KLHK 2 Lokasi yang dijadikan contoh penetapan standar adalah Provinsi Riau,

Kegiatan Patroli Pencegahan tidak dapat dilaksanakan karena kondisi hujan sedang - lebat untuk wil.kota Palangkaraya dan sekitarnya,sehingga kegiatan pada siang hari lebih

Untuk sub agenda terakhir,yaitu tata kelola, hal-hal yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu meningkatkan presentase

 Data Kegiatan Water Bombing yang dilaksanakan sejak tanggal 12 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 13 September 2016 telah dilakukan water bombing 100 sorti dengan total air

Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP, yang selanjutnya disingkat Satgas adalah suatu tim dengan tugas memfasilitasi pelaksanaan seluruh tahapan penyelenggaraan SPIP di