1
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
INSPEKTORAT JENDERAL
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR. P.01/ITJEN-SETITJEN/2016
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA ATAS PENYELENGGARAAN
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
INSPEKTUR JENDERALKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,
Menimbang
: a. bahwa berdasarkan Keputusan Inspektur Jenderal Nomor
SK.26/ITJEN-SETITJEN/2015 tentang Program Kerja Audit
Tahunan,
telah
ditetapkan
audit
kinerja
atas
penyelenggaraan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
sebagai salah satu fokus audit Inspektorat Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
b. bahwa
pembangunan
dan
pengelolaan
Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan startegi mengatasi
permasalahan pengelolaan kawasan hutan tingkat tapak
dan merupakan kegiatan startegis Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
b. bahwa dalam rangka efektivitas pelaksanaan audit kinerja
atas penyelenggaraan KPH sebagaiman dimaksud pada
huruf a dan b perlu disusun petunjuk pelaksanaan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan
Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit
Kinerja Atas Penyelenggaraan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412);
2
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/05/M.Pan/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/04/M.Pan/03/2008 tentang Kode Etik Aparat
Pengawas Intern Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KESATUAN PENGELOLAAN
HUTANLINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:
1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi
bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan
profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan kehandalan
informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
2. Audit kinerja adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi
instansi pemerintah termasuk di dalamnya atas pelaksanaan
dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang terdiri atas
audit aspek ekonomis (kehematan), efisiensi, dan audit aspek
efektifitas.
3. Kehematan adalah penggunaan sumber daya
input secara
minimal dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak
produktif.
4. Efisiensi adalah perbandingan
output yang optimal terhadap
input tertentu yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah ditetapkan.
3
5. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil atau manfaat
(outcome) yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan
yang ditetapkan sebelumnya dan menentukan apakah entitas
yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang
memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
6. Masukan (input) adalah jumlah sumber daya yang digunakan
dalam menjalankan suatu kegiatan atau program.
7. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
8. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu
program.
9. Ketaatan adalah pemenuhan kewajiban dari serangkaian aturan
yang dapat berupa norma, standar, prosedur dan/atau kriteria
yang ditetapkan pemerintah sebagai pedoman penyelenggaraan
urusan pemerintahan.
10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnya di
sebut APIP adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi melakukan pengawasan intern di lingkungan
pemerintahanInspektorat Jenderal yang mempunyai tugas dan
fungsi melakukan pengawasan.
11. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai
jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi
tugas, wewenang dan tanggungjawab dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada
instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP
12. Auditi adalah orang/instansi pemerintah yang diaudit oleh APIP.
13. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disingkat KPH adalah
wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.
14. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL
adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar
terdiri dari kawasan hutan lindung
15. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP
adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar
terdiri dari kawasan hutan produksi.
4
16. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan
Pengelolaan Hutan yang disusun oleh Kepala KPH, berdasarkan
hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dengan
memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya
masyarakat serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek
pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan jangka
pendek.
17. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL atau KPHP
yang selanjutnya disebut RPHJP KPHL atau KPHP adalah
rencana pengelolaan hutan untuk seluruh wilayah kerja KPHL
atau KPHP dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.
18. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL atau KPHP
adalah rencana pengelolaan hutan untuk kegiatan KPHL atau
KPHP dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
19. Satuan kerja (Satker) pusat adalah unit eselon II lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tugas dan
fungsinya
membantu
menyiapkan
perumusan
dan
melaksanakan kebijakan eselon I
20. Satuan Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah seluruh unit kerja
lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
tugas dan fungsinya melaksanakan kebijakan Eselon I lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
21. Inspektorat Jenderal adalah aparatur pengawasan intern
pemerintah pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
23. Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
24. Pejabat Eselon I adalah pejabat Eselon I lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pasal 2
Petunjuk pelaksanaan audit kinerja atas penyelenggaraan KPH ini
meliputi latar belakang pentingnya audit kinerja atas
penyelenggaraan KPH, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
gambaran tugas dan fungsi KPH, metode dan teknik audit serta
laporan hasil kegiatan.
Pasal 3
Tujuan penyusunan petunjuk pelaksanaan audit kinerja atas
penyelenggaran
KPH
adalah
dalam
rangka
mengawal
pembangunan dan pengelolaan KPH agar dapat berjalan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
5
Pasal 4
Petunjuk Pelaksanaan Audit kinerja atas penyelenggaran KPH
sebagaimana tercantum dalam lampiran, merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 5
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 28 Maret 2016
INSPEKTUR JENDERAL
IMAM HENDARGO ABU ISMOYO
NIP 19580305 198703 1 001
6
LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR : P.01/ITJEN-SETITJEN/2016
TENTANG : 23 MARET 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KESATUAN PENGELOLAAN
HUTAN (KPH) LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 12 Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menyatakan
bahwa, perencanaan kehutanan meliputi inventarisasi hutan, pengukuhan hutan,
penatagunaan kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan dan
penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan
pada tingkat provinsi, kabupaten/kota serta pada tingkat unit pengelolaan. Unit
pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan
peruntukannnya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.
Kesatuan Pengelolaan Hutan atau disingkat dengan KPH, meliputi KPH Lindung (KPHL),
KPH Produksi (KPHP) dan KPH Konservasi (KPHK). Adapun strategi pembentukan KPH
dalam rangka mewujudkan pegelolaan hutan secara efisien dan lestari meliputi :
a. manajemen kawasan (pemantapan, penataan dan pengamanan kawasan);
b. manajemen kelembagaan (penataan organisasi, sumber daya manusia, keuangan);
c. pengelolaan hutan (kelola produksi, kelola lingkungan dan sosial).
Keberadaan KPH diharapkan mampu mengatasi kelemahan pengelolaan pada tingkat
tapak yang selama ini dianggap masih lemah dan menjadi akar permasalahan dalam
pengelolaan hutan. Sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 jo.
Nomor 3 Tahun 2008, pembangunan KPH dilakukan secara intensif mulai dari
membentuk rancang bangun penetapan lokasi KPH disetiap provinsi yang dilanjutkan
dengan pembentukan organisasi dan perangkat kerja. Sampai dengan Januari 2014,
telah ditetapkan 120 KPH seluas ± 16.358.276 ha yang terdiri dari 42 KPHL seluas ±
3.990.456 ha dan 78 KPHP seluas ± 12.367.820 ha. Selain itu dalam RPJMN 2015 –
2019 telah dicanangkan operasional KPH sebanyak 529 yang terdiri dari KPHP
sebanyak 347 unit, KPHL sebanyak 128 unit dan KPHK sebanyak 50 unit.
Guna mendorong operasional KPH, dan merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MenLHK-II/2015 tentang Fasilitasi Biaya Operasional
KPH,pada tahun 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
mengalokasikan anggaran untuk operasional KPH dengan nilai yang cukup
besar.Sebagai contoh, untuk operasinal KPHP di Provinsi Maluku, dalam DIPA BPPHP
Ambon Tahun Anggaran 2015, telah dilakokasian anggaran untuk 6 KPHP senilai
Rp19.520.782.000,00(satu KPHP rata-rata mendapat alokasi anggaran operasional
senilai ± Rp3.000.000.000)
7
Atas dasar tersebut di atas, pembangunan dan pengelolaan KPH merupakan salah satu
kegiatan stategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang perlu didukung
dan dikawal melalui kegiatan audit oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, karena :
a. pembangunan dan pengelolaan KPH merupakan salah satu strategi mengatasi
permasalahan pengelolaan hutan di tingkat tapak;
b. pembangunan dan pengelolaan KPH merupakan program kementerian;
c. alokasi anggaran untuk pembangunan KPH cukup besar.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah untuk menjadi panduan praktis
bagi tim audit dalam dalam melaksanakan audit kinerja atas penyelenggaraan KPH.
Tujuannya adalah untuk menyamakan arah, sudut pandang dan fokus audit audit,
sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan masukan bagi Eselon I terkait, dalam rangka
mengawal pembangunan dan pengelolaan KPH.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini adalah pelaksanaan audit KPH terhadap aspek manajemen
kawasan (pemantapan, penataan dan pengamanan kawasan), manajemen
kelembagaan (penataan organisasi, sumber daya manusia, keuangan) dan pengelolaan
hutan
(kelola
produksi,
kelola
lingkungan
dan
sosial).
8
BAB II
GAMBARAN UMUM KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
A. Progres Pembangunan KPH
Sesuai Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2015 – 2019, progres pembangunan KPH adalah sebagai berikut :
No
Tahun
Progres
1
2015
Persiapan KPH yang akan dioperasikan
2
2016
Setidaknya 229 KPH mulai diinvetarisasi secara langsung
berdasarkan RPHJP untuk mendorong produksi kayu, HHBK dan
jasa lingkungan air.
3
2017
229 KPH yang dioperasikan tahun 2016 mulai memberikan
gambaran penurunan degradasi hutan, peningkatan produksi
hutan. 100 KPH lagi dioperasikan dan diberikan inventarisasi
secara langsung.
4
2018
329 KPH yang dioperasikan tahun 2016 – 2017 dan 50 Taman
Nasional mampu memberikan sumbangan terhadap penyerapan
tenaga kerja dan dukungan terhadap akselerasi pembangunan
ekonomi nasional.
5
2019
429 KPH dan 50 Taman Nasional serta peningkatan akses
masyarakat telah dapat di artikulasikan sebagai dukungan
kemeterian terhadap pembangunan nasional.
Adapun bentuk kebersamaan eselon I dalam pembangunan KPH (KPHP, KPHL dan
KPHP) dapat dilihat dari salah satu sasaran dan indikator kinerja progam, sebagai
berikut :
No
Direktorat
Jenderal
Sasaran Program
Indikator Kinerja Program
(Terkait dengan pembangunan
KPH)
1
Konservasi Sumber
Daya Alam dan
Ekosistem (KSDAE)
Perlindungan
sistem
penyangga
kehidupan,
pengawetan sumber-sumber
plasma
nutfah
serta
pemanfaatan secara lestari
Jumlah KPHK non taman nasional yang
terbentuk dan beroperasi sebanyak
100 unit
2
Planologi Kehutanan
dan
Tata
Lingkungan
Tersedianya
data
dan
informasi SDH
Sistem data dan informasi SDH
mendukung KPH di 34 Provinsi
3
Pelastarian
Hutan
Produksi
Lestari
(PHPL)
Meningkatnya
pengelolaan
hutan produksi di tingkat
tapak secara lestari
Jumlah
unit
pengelolaan
hutan
produksi meningkat setiap tahun
Jumlah unit pengelolaan di hutan
produksi yang bersertifikat PHPL
meningkat setiap tahun
4
Pengendalian DAS
dan Hutan Lindung
(PDAS HL)
Meningkatnya
pengelolaan
hutan lindung di tingkat tapak
dan hutan rakyat
Jumlah unit pengelolaan hutan lindung
yang beroperasi meningkat setiap
tahun
9
B. Tugas dan Fungsi KPH
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3
tahun 2008 tentang Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan telah ditetapka tugas pokok dan fungsi KPH (terutama untuk KPHP
dan KPHL). Tugas pokok dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut;
1. Menyelenggaran pengelolaan hutan, meliputi :
a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan;
b. pemanfaatan hutan dalam hal pemantauan, pengendalian terhadap pemegang
izin;
c. penggunaan kawasan hutan dalam hal pemantauan dan pengendalian terhadap
pemegang izin;
d. pemanfaatan hutan di wilayah tertentu;
e. rehabilitasi hutan dan reklamasi;
f. perlindungan hutan dan konservasi alam.
2. Menjabarkan kebijakan kehutanan Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota untuk
diimplementasikan;
3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilyahnya mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian;
4. Melaksanakan pembentukan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan
hutan di wilayahnya.
C. Struktur Organisasi KPH
Sesuai peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Organisasi KPHL dan KPHP di Daerah, terdapat dua struktur
organisasi KPHP/KPHL, yaitu : Tipe A dengan KKPH (eselon IIIa) dan Tipe B (eselon
IVa) sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini :
1. Struktur Organisasi KPHP/KPHL Tipe A
KEPALA
SUBBAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
SEKSI
10
2. Struktur Organisasi KPHP/KPHL Tipe B
D. Rincian Jumlah KPH
Sesuai data statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2014,
diketahui bahwa sampai dengan 2014 telah ditetapkan KPH Model sebanyak 120 Unit
dan KPHK sebanyak 50 Unit, dengan rincian sebagai berikut.
1. KPH Model (KPH Produksi / KPH Lindung)
No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha) A INSPEKTORAT WILAYAH I
I Aceh
1 KPHL Unit III Aceh BPKH XVIII 992/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 682.391
II Sumatera Utara
1 KPHP Mandailing Natal BPKH I SK. 332/MenhutII/2010
Tanggal 25 Mei 2010 159.166 2 KPHL Unit XXII BPKH I 993/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013
116.227 3 KPHL Tobasamosir BPKH I 866/Menhut-II/2013
Tanggal 05 Desember 2013 87.247
III Sumatera Barat
1 KPHL Solok (unit VI) BPKH I SK.42/MenhutII/2012
Tanggal 02 Februari 2012 130.346 2 KPHL Lima Puluh Kota
(Unit II) BPKH I SK.44/MenhutII/2012 Tanggal 02 Februari 2012 117.552 3 KPHL Sijunjung BPKH I SK. 331/MenhutII/2010
Tanggal 25 Mei 2010
150.492 4 KPHP Dharmasraya BPKH I SK.695/Menhut-II/2013
Tanggal 21 November 2013 33.550 5 KPHP Pesisir Selatan BPKH I SK.696/Menhut-II/2013
Tanggal 21 November 2013 59.928 6 KPHL Bukit Barisan BPKH I 867/Menhut-II/2013
Tanggal 05 Desember 2013 86.508 IV Sumatera Selatan 1 KPHP Lalan BPKH II SK. 789/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 265.953 2 KPHP Lakitan Unit VI BPKH II SK. 790/Menhutll/2009
Tanggal 07 Desember 2009 76.776 3 KPHP Unit XIV Benakat
Revisi BPKH II SK.827/Menhut-II/2013Tanggal 19 November 2013 256.594 4 KPHP Meranti BPKH II SK.689/Menhut-VII/2012
Tanggal 29 Nopember 2012
252.267 5 KPHP Rawas BPKH II SK.688/Menhut-VII/2012 121.585
KEPALA
SUBBAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
RESORT KPH
KEPALA
11
No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha)Tanggal 29 Nopember 2012 6 KPHL Banyuasin BPKH II 961/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 74.807 V Bengkulu 1 KPHP Muko-Muko BPKH II SK. 330/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010 78.274 2 KPHL Bukit Balai Rejang BPKH II 994/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 16.059 3 KPHP Bengkulu Utara BPKH II 995/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 52.351
VI Lampung
1 KPHP Register 47 Way
Terusan BPKH XX SK. 794/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 12.500 2 KPHL Batu Tegi BPKH XX SK. 650/Menhutll/2010
Tanggal 22 Nopember 2010 58.162 3 KPHP Gedong Wani (Unit
XVI)
BPKH XX SK.427/MenhutII/2011 Tanggal 27 Juli 2011
30.243 4 KPHP Muara Dua BPKH XX SK.236/MenhutII/2011
Tanggal 10 Mei 2012 49.134 5 KPHL Kotaagung Utara (Unit X) BPKH XX SK.379/MenhutII/2011 Tanggal 18 Juli 2011 56.020 6 KPHL Rajabasa (Unit
XIV) BPKH XX SK.367/MenhutII/2011 Tanggal 07 Juli 2011 5.160 7 KPHP Bukit Punggur BPKH XX SK.439/Menhut-II/2012
Tanggal 09 Agustus 2012 41.126 8 KPHL Pesawaran BPKH XX SK.438/Menhut-II/2012
Tanggal 09 Agustus 2012
11.204 9 KPHP Sungai Buaya BPKH XX 996/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 44.249
VII Riau
1 KPHP Tebing Tinggi (Unit
XXIV) BPKH XIX SK.343/MenhutII/2011 Tanggal 28 Juni 2011 69.747 2 KPHP Tasik Besar Serkap BPKH XIX SK. 509/MenhutII/2010
Tanggal 21 September 2010 513.276 3 KPHP Kampar Kiri (Unit
XVIII) BPKH XIX SK. 640/MenhutII/2011 Tanggal 07 Nopember 2011 143.783 4 KPHP Minas Tahura BPKH XIX SK.765/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 146.734
VIII Kepulauan Riau
1 KPHL Karimun BPKH XII SK.442/MenhutII/2012
Tanggal 09 Agustus 2012 17.607 IX Jambi 1 KPHL Sungai Beram Hitam BPKH XIII SK. 787/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 15.965 2 KPHP Bukit Lubuk
Pekak-Hulu Landai BPKH XIII SK.43/MenhutII/2012 Tanggal 02 Februari 2012 76.137 3 KPHP Limau unit VII BPKH XIII SK. 714/MenhutII/2011
Tanggal 19 Desember 2011 121.102 4 KPHP Kerinci BPKH XIII 960/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 34.250
X Bangka Belitung
1 KPHP Sungai Sembulan BPKH XIII SK. 329/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010
39.413 2 KPHP Rambat
Menduyung BPKH XIII SK.763/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 59.622 3 KPHP Gunung Duren BPKH XIII SK.764/Menhut-II/2012
12
No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha)4 KPHP
Sigambir-Kotawaringin BPKH XIII 962/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 34.938
B INSPEKTORAT WILAYAH II XI D.I. Yogyakarta
1 KPHP Yogyakarta BPKH XI SK. 721/MenhutII/2011
Tanggal 20 Desember 2011 15.725
XII Bali
1 KPHL Bali Barat BPKH VIII Sk. 784/Menhutll/2009
Tanggal 07 Desember 2009 63.350 2 KPHL Bali Timur (Unit
III) BPKH VIII SK. 621/MenhutII/2011 Tanggal 01 Nopember 2011 22.978 3 KPHL Bali Tengah (Unit
II) BPKH VIII SK. 620/MenhutII/2011 Tanggal 01 Nopember 2011 14.651
XIII Nusa Tenggara Barat
1 KPHL Rinjani Barat BPKH VIII SK. 785/Menhutll/2009
Tanggal 07 Desember 2009 40.963 2 KPHP Batulanteh (Unit
IX) BPKH VIII SK.342/MenhutII/2011 Tanggal 28 Juni 2011 32.776 3 KPHL Rinjani Timur BPKH VIII SK.225/MenhutII/2012
Tanggal 04 Mei 2012 37.589 4 KPHL Ampang BPKH VIII SK.751/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 38.681 5 KPHP Maria Unit XXIII BPKH VIII SK.752/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012
27.632 6 KPHP Tambora Utara BPKH VIII 970/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013
26.920 7 KPHP Sejorong BPKH VIII 971/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 40.988 8 KPHL Tastura BPKH VIII 963/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013
16.153
XIV Nusa Tengara Timur
1 KPHP Rote Ndao BPKH XIV SK. 333/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010
40.730 2 KPHL Mutis Timau (Unit
XIX)
BPKH XIV SK.41/MenhutII/2012 Tanggal 02 Februari 2012
115.380 3 KPHL Alor Pantar BPKH XIV SK.767/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 104.334 4 KPHL Flores Timur BPKH XIV 972/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 55.408 5 KPHP Manggarai Barat BPKH XIV 973/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 60.297
C INSPEKTORAT WILAYAH III XV Kalimantan Barat
1 KPHP Sungai Merakai BPKH III SK. 791/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009
56.893 2 KPHP Kendawangan BPKH III SK.680/MenhutII/2012
Tanggal 23 Nopember 2012 178.851 3 KPHP Kapuas Hulu (Unit
XVIII dan Unit XIX) BPKH III SK.380/MenhutII/2011 Tanggal 18 Juli 2011 458.025
XVI Kalimantan Timur
1 KPHL Tarakan BPKH IV SK. 783/Menhutll/2009
Tanggal 07 Desember 2009 4.623 2 KPHP Berau Barat BPKH IV SK. 649/Menhutll/2010
Tanggal 22 Nopember 2010 775.539 3 KPHP Malinau BPKH IV SK.224/MenhutII/2012
13
No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha)4 KPHP Kayan BPKH IV SK.223/MenhutII/2012 Tanggal 04 Mei 2012 487.842 5 KPHP Meratus BPKH IV SK.768/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 387.488 6 KPHP Kendilo BPKH IV 966/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 139.235
XVII Kalimantan Selatan
1 KPHP Pulau Laut dan
Sebuku (UNIT III) BPKH V SK.226/MenhutII/2012 Tanggal 04 Mei 2012 112.258 2 KPHP Tanah Laut BPKH V SK.440/MenhutII/2012
Tanggal 09 Agustus 2012 92.641 3 KPHP Banjar BPKH V SK. 793/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009 139.957 4 KPHL Hulu Sungai Selatan BPKH V SK.750/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 32.803 5 KPHP Tabalong BPKH V 997/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 117.357
XVIII Kalimantan Tengah
1 KPHP Seruyan (Unit XXI) BPKH XXI SK. 716/MenhutII/2011 Tanggal 19 Desember 2011
373.909 2 KPHL Kapuas BPKH XXI SK. 247/MenhutII/2011
Tanggal 02 Mei 2011 105.372 3 KPHP Kota Waringin
Barat BPKH XXI SK.749/Menhut-II/2012 Tanggal 19 Desember 2011 316.135 4 KPHP Lamandau BPKH XXI SK.717/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 226.289 5 KPHL Gerbang Barito BPKH XXI 964/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 154.667 6 KPHP Murung Raya BPKH XXI 965/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013
908.255 7 KPHP Gunung Mas BPKH XXI 974/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 294.735
XIX Papua
1 KPHL Biak Numfor BPKH X SK. 648/Menhutll/2010
Tanggal 22 Nopember 2010 206.016 2 KPHP Yapen BPKH X SK. 786/Menhutll/2009
Tanggal 07 Desember 2009
105.867 3 KPHP Keerom Revisi BPKH X SK.828/Menhut-II/2013
Tanggal 19 November 2013
173.456 4 KPHP Waropen BPKH X SK.760/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 186.962 5 KPHP Mamberamo Revisi BPKH X SK.829/Menhut-II/2013
Tanggal 19 November 2013 255.814
XX Papua Barat
1 KPHP Sorong BPKH XVII SK. 701/MenhutII/2010 Tanggal 20 Desember 2010
223.369 2 KPHP Sorong Selatan BPKH XVII SK.771/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012
283.260 3 KPHL Kota Sorong
(remu) BPKH XVII 999/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 12.775
D INSPEKTORAT WILAYAH IV XXI Sulawesi Selatan
1 KPHP Jeneberang (Unit IX)
BPKH VII SK. 715/MenhutII/2011 Tanggal 19 Desember 2011
160.854 2 KPHL Larona Malili (Unit
14
No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha) XXII Sulawesi Barat1 KPHL Mapili BPKH VII SK. 651/Menhutll/2010
Tanggal 22 Nopember 2010 77.196 2 KPHL Unit II Lariang BPKH VII SK. 60/MenhutII/2011
Tanggal 28 Februari 2011 57.916 3 KPHL Mamasa Tengah
(Unit VIII) BPKH VII SK.340/MenhutII/2011 Tanggal 27 Juni 2011 37.962 4 KPHP Mamasa Barat
(Unit VII)
BPKH VII SK.341/MenhutII/2011 Tanggal 27 Juni 2011
53.555 5 KPHL Ganda Dewata BPKH VII SK.441/Menhut-II/2012
Tanggal 09 Agustus 2012 157.598 6 KPHL Malunda BPKH VII SK.753/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 52.071 7 KPHP Budong-Buddong BPKH VII 998/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 128.096
Jumlah XXIII Sulawesi Tenggara
1 KPHP Unit III Lakompa BPKH XXII SK. 795/Menhutll/2009 Tanggal 07 Desember 2009
30.600 2 KPHP Unit XXIV Gularaya BPKH XXII SK. 61/MenhutII/2011
Tanggal 28 Februari 2011 134.419 3 KPHL Konawe BPKH XXII SK.762/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 140.627 4 KPHP Tina Orima bombana BPKH XXII SK.426/Menhut-II/2011 Tanggal 27 Juli 2011 116.126 5 KPHL Peropa'Ea Gantara BPKH XXII 975/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 17.728
XXIV Sulawesi Utara
1 KPHP Poigar BPKH VI SK. 788/Menhutll/2009
Tanggal 07 Desember 2009 41.598
XXV Sulawesi Tengah
1 KPHP Dampelas Tinombo BPKH XVI SK. 792/Menhut-ll/2009
Tanggal 07 Desember 2009 100.912 2 KPHP Sintuwu
Maroso/Rano Patanu BPKH XVI SK. 639/MenhutII/2011 Tanggal 07 Nopember 2011 137.430 3 KPHP Dolago
Tanggunung BPKH XVI SK.755/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012 144.350 4 KPHP Pogogul BPKH XVI SK.756/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 199.533 5 KPHP Balantak BPKH XVI SK.754/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 117.403 6 KPHP Toili Baturube BPKH XVI 967/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013
276.636 7 KPHP Unit XVII Tojo
Una-Una BPKH XVI 968/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 112.492
XXVI Maluku
1 KPHP Wae Sapalewa BPKH IX SK. 336/MenhutII/2010
Tanggal 25 Mei 2010 67.057 2 KPHP Wae Apu BPKH IX SK.770/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 232.432 3 KPHP Wae Tina BPKH IX 977/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013
204.384 4 KPHP Wae Bubi BPKH IX 978/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 66.464
XXVII Maluku Utara
1 KPHP Gunung Sinopa BPKH VI SK. 337/MenhutII/2010 Tanggal 25 Mei 2010
44.577 2 KPHP Bacan BPKH VI 969/Menhut-II/2013
15
No Provinsi // KPH BPKH Nomor dan Tanggal SK Luas (Ha) XXVIII Gorontalo1 KPHL Unit III Pohuwato BPKH XV SK. 334/MenhutII/2010
Tanggal 25 Mei 2010 116.275 2 KPHP Bolaemo (Unit V) BPKH XV SK.402/MenhutII/2011
Tanggal 21 Juli 2011 96.926 3 KPHP Gorontalo Utara BPKH XV SK.766/Menhut-II/2012
Tanggal 26 Desember 2012 105.808 4 KPHP Gorontalo BPKH XV 976/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 71.682
JUMLAH TOTAL 16.439.718
2. Rincian KPH Konservasi
a. Kawasan Taman Nasional
No Unit KPHK Provinsi Nomor dan Tanggal SK
1 TN. Berbak Jambi SK.774/Menhut-II/2009 Tanggal 07 Desember 2009 2 TN Ujung Kulon Banten SK.775/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 3 TN Gunung Halimun Salak Banten dan Jawa
Barat
SK.776/Menhut-II/2009 Tanggal 07 Desember 2009 4 TN. Tanjung Puting Kalimantan Tengah SK.777/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 5 TN. Kutai Kalimantan Timur SK.778/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 6 TN. Merubetiri Jawa Timur SK.779/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 7 TN. Bali Barat Bali SK.780/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 8 TN. Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat SK.781/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 9 TN. Alas Purwo Jawa Timur SK.801/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 10 TN. Bunaken Sulawesi Utara SK.782/Menhut-II/2009
Tanggal 07 Desember 2009 11 TN. Bukit Dua Belas Jambi SK.720/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 12 TN. Way Kambas Lampung SK.712/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 13 TN. Gunung Merapi Jawa Tengah dan
DIY SK.713/Menhut-II/2010 Tanggal 29 Desember 2010 14 TN. Laiwangi Wanggameti Nusa Tenggara Timur SK.714/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 15 TN. Danau Sentarum Kalimantan Barat SK.715/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 16 TN. Boganinani Wartabone Sulawesi
Utara-Gorontalo SK.716/Menhut-II/2010 Tanggal 29 Desember 2010 17 TN. Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan SK.717/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 18 TN. Baluran Jawa Timur SK.718/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 19 TN. Wanupeu Tanahdaru Nusa Tenggara Timur SK.719/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 20 TN. Gunung Palung Kalimantan Barat SK.721/Menhut-II/2010
Tanggal 29 Desember 2010 21 TN. Sembilang Sumatera Selatan SK.748/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 22 TN. karimunjawa Jawa Tengah SK.749/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 23 TN. Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan
16
No Unit KPHK Provinsi Nomor dan Tanggal SK
24 TN. Gunung Merbabu Jawa Tengah SK.751/Menhut-II/2011 Tanggal 30 Desember 2011 25 TN. Kayan Mentarang Kalimantan Timur SK.752/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 26 TN. Komodo Nusa Tenggara Timur SK.753/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 27 TN. Kelimutu Nusa Tenggara Timur SK.754/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 28 TN. Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara SK.755/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 29 TN. Manusela Maluku SK.756/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 30 TN. Aketajawe Lolobata Maluku Utara SK.757/Menhut-II/2011
Tanggal 30 Desember 2011 31 TN. Siberut Sumatera Barat SK.787/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 32 TN. Batang Gadis Sumatera Utara SK.786/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 33 TN. Tesso Nilo Riau SK.788/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 34 TN. Bukit Tiga Puluh Riau SK.789/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 35 TN. Gunung Ciremai Jawa Barat SK.790/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 36 TN. Sebagau Kalimantan Tengah SK.791/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 37 TN. Lorentz Papua SK.792/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012 38 TN. Wasur Papua SK.793/Menhut-II/2012
Tanggal 27 Desember 2012
b. Kawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam
No Unit KPHK Provinsi Nomor dan Tanggal SK
1 KPHK Rawa Singkil ( SM Rawa Singkil) Aceh SK.980/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 2 KPHK Air Terusan-Barisan (HSA Air Trusan,
HSA Barisan I, HSA Arau Ilir) Sumatera Barat SK.982/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 3 KPHK Kerumutan (SM Kerumutan) Riau SK.981/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 4 KPHK Dangku Bentayan (SM Dangku, SM
Bentayan) Sumatera Selatan SK.983/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 5 KPHK Guntur –Papandayan (TWA Guntur, CA
Kawah Kamojang, CA Papandayan, TWA Papandayan)
Jawa Barat SK.984/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 6 KPHK Tambora ( CA Gunung Tambora, SM
Gunung Tambora, TWA P. Satonda) Nusa Tenggara Barat SK.985/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 7 KPHK Ruteng (CA Moeowali) Nusa Tenggara
Timur SK.986/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 8 KPHK Gunung Melintang ( TWA Sungai Liku,
TWA Asuasang, TWA Tanjung Belimbing, TWA Gunung Melintang, TWA Dungan)
Kalimantan Barat
SK.987/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 9 KPHK Towuti ( TWA Danau Towuti, TWA
Danau Mahalono, CA Faruhumpenai, TWA Danau Matano)
Sulawesi Selatan SK.989/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 10 KPHK Morowali ( CA Morowali) Sulawesi Tengah SK.988/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 11 KPHK Nantu ( SM Nantu) Gorontalo SK.990/Menhut-II/2013
Tanggal 27 Desember 2013 12 KPHK Jayawijaya (SM Jayawijaya) Papua SK.991/Menhut-II/2013
17
BAB III
METODE DAN TEKNIK AUDIT
A. METODE AUDIT
1. Arah / Fokus Audit
Arah/fokus audit merupakan gambaran hasil yang hendak dicapai serta merupakan
ruang lingkup audit yang wajib dijadikan acuan dalam pelaksanaan audit.
Arah/fokus audit KPH terbagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap audit terhadap pondasi/dasar operasional KPH
Tahapan ini dilaksanakan pada tahun pertama, dan merupakan tahap audit
terhadap manajemen kawasan (pemantapan, penataan dan pengamanan
kawasan) dan manajemen kelembagaan (penataan organisasi dan sumber daya
manusia). Adapun yang menjadi fokus/arah audit adalah sebagai berikut:
1) mengawal kepastian kawasan KPH;
2) mengawal pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) agar sesuai dengan
peruntukannnya;
3) memastikan bahwa KPH telah didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM)
yang memadai;
4) memastikan kelengkapan dokumen perencanaan (RPHJP,RPHJPd, Peta Blok,
dan Peta Tingkat Tapak) ;
5) memastikan kelengkapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
untuk kegiatan teknis.
Manfaat dari tahap audit terhadap pondasi/dasar operasional KPH adalah:
1) menekan potensi konflik kawasan KPH dengan masyarakat atau pihak lain;
2) organisasi dan BMN sudah siap dalam rangka operasional KPH;
3) pengalokasian anggaran dan kegiatan KPH didukung dengan dokumen
perencanaan yang memadai;
4) kegiatan kegiatan teknis di KPH sudah dilengkapi dengan NSPK.
b. Tahap audit terhadap efektivitas kegiatan dan ketertiban pengelolaan anggaran.
Tahapan ini dilaksanakan pada tahun kedua, dan merupakan tahap audit
terhadap manajemen kelembagaan khususnya pengelolaan keuangan. Adapun
yang menjadi fokus/arah audit adalah sebagai berikut:
1) mengawal kesesuaian pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan RPHJP dan
RPHJPd;
2) mengawal efektifitas kegiatan di KPH;
3) mengawal pengelolaan angggaran telah sesuai dengan peraturan.
Manfaat dari tahap audit terhadap efektivitas kegiatan dan ketertiban
pengelolaan anggaran adalah:
1) kegiatan KPH telah dilaksanakan sesuai dengan kaidah 3 E.
2) pengelolaan anggaran telah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku
18
c. Tahap audit / pemantauanprogres kinerja KPH menuju unit kerja mandiri.
Tahapan ini dilaksanakan pada tahun ketiga, dan merupakan tahap audit
terhadap aspek pengelolaan hutan (kelola produksi, kelola lingkungan dan
sosial). Fokus evaluasi adalah untuk memastikan bahwa KPH sudah memilki
produk unggulan, adapun manfaatnya adalah untuk memastikan bahwa
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KPH telah menuju unit kerja mandiri
sesuai denga arahan yang dituangkan dalam RPHJP.
19
Gambaran umum arah audit tahap I, II dan III di sajikan dalam Tabel di bawah ini.
Audit Tahap I
Audit terhadap fondasi/dasar operasional KPH
Audit Tahap II
Audit terhadap efektivitas kegiatan dan ketertiban pengelolaan
anggaran
Audit Tahap III
Audit terhadap progres kinerja KPH menuju unit kerja mandiri
Tahun I Tahun II Tahun III
Kriteria Indikator Output Arah Tahap I
a. mengawal kepastian kawasan; b. mengawal pemanfaatan BMN agar sesuai dengan peruntukannnya; c. memastikan KPH di dukung SDM yang memadai d. memastikan kualitas dan kelengkapan dokumen perencanaan (RPHJP dan RPHJPd, Peta Blok dan Peta tingkat tapak) ; e. memastikan
kelengkapan NSPK kegiatan teknis.
Arah audit tahap II adalah :
a. mengawal kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen RPHJP dan RPHJPd b. memastikan efektifitas kegiatan di
KPH
c. memastikan pengelolaan angggaran telah susuai dengan peraturan
Arah tahap III yaitu pada progres kinerja KPH menuju/menjadi unit kerja mandiri (kelola produksi, kelola jasa lingkungan dan sosial)
Wilayah Penetapan KPHP/KPHL/KPHK Penetapan KPH sesuai target (kawasan clear and clean)
Tata Batas Kawasan BA Tata Batas Kelembagaan Organisasi SK Organisasi
Sarpras Roda 4 Semua peralatan di gunakan dan dimanfaatkan dalam rangka mendukung operasioanal KPH Roda 2 Peralatan Kantor Peralatan Teknis Lapangan Sumber Daya Manusia
Kursus atau belum Opersional KPH di dukung oleh SDM yang kompeten Perencanaan Tata Hutan Dokumen Tata Hutan
(Peta Blok dan Peta Tingkat Tapak)
RPHJP Dokumen RPHJP
RPHJPd Dukumen RPHJPd selaras dengan RPJHP
Peraturan teknis
pendukung kegiatan NSPK kegiatan teknis Selurah kegiatan teknis didukung oleh NSPK
(lain- lain)
Manfaat Hasil Audit Manfaat Hasil Audit Manfaat Hasil Audit
1 Menekan potensi konflik kawasan KPH dengan masyarakat atau pihak lain 1 Kegiatan KPH telah dilaksanakan
sesuai dengan kaidah 3 E Memastikan bahwa kegiatan yang telah dilaksanalan oleh KPH telah menuju unit kerja mandiri sesuai dengan arahan yang dituangkan dalam RPHJP
2 Organisasi dan BMN sudah siap dalam rangka operasional KPH
3 Pengalokasian anggaran dan kegiatan KPH didukung dengan dokumen perencanaan yang memadai 2 Pengelolaan anggaran telah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
20
2. Objek Audit
Objek audit (auditi) adalah instansi menjadi objek audit kinerja atas
penyelenggaraan KPH. Sesuai arah audit, maka auditi yang terkait yang dengan
audit KPH adalah sebagai berikut:
No
Tahap dan Arah Audit
Auditi
A
Audit terhadap infrastruktur operasional KPH
1
Arah audit dalam rangka mengawal
kepastian kawasan KPH.
a. Ditjen Planhut dan Tata
Lingkungan.
b. BPKH
2
Arah audit dalam rangka mengawal
pemanfaatan BMN agar sesuai dengan
peruntukannya.
a. Ditjen PSDAS HL.
b. Ditjen KSDAE.
c. Ditjen PHPL.
d. BPKH.
e. BPPHP.
f. BKSDA/BTN.
g. KPH Model (KPHP/KPHL)
dan KPHK.
3
Memastikan bahwa KPH telah didukung
oleh SDM yang memadai.
KPH Model (KPHP/KPHL)dan
KPHK.
4
Arah audit dalam rangka memastikan
kelengkapan
dokumen
perencanaan
(RPHJP, RPHJPd, Peta Blok dan Peta
Tingkat Tapak).
a. BPKH.
b. BKSDA/BTN.
c. KPH Model (KPHP/ KPHL)
dan KPHK.
5
Arah audit dalam rangka memastikan
kelengkapan NSPK untuk kegiatan teknis di
KPH.
a. Ditjen PDASHL.
b. Ditjen KSDAE.
c. Ditjen PHPL.
d. BPPHP.
e. BPDAS.
f. BKSDA/BTN.
B
Audit terhadap efektivitas kegiatan KPH dan tertib pengelolaan
anggaran
1
Arah audit dalam ragka mengawal
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan
dokumen RPHJP dan RPHJPd
a. BPPHP.
b. BPDAS.
c. BKSDA/BTN.
d. KPH Model (KPHP/KPHL)
dan KPHK
2
Arah audit dalam rangka mengawal
efektivitas kegiatan.
a. BPPHP
b. BPDAS
e. BKSDA/BTN
c. KPH Model (KPHP/KPHL)
dan KPHK
3
Arahaudit
dalam
rangka
mengawal
pengelolaan angggaran telah sesuai dengan
peraturan
a. BPPHP
b. BPDAS
c. BKSDA/BTN
d. KPH Model (KPHP/KPHL)
dan KPHK
C
Audit terhadap progress kinerja KPH menuju unit kerja mandiri
1
Arah audit dalam rangka mengawal progres
21
B. Teknik Audit
1. Tahap I (Audit Pondasi Pembangunan KPH)
a. Tata Waktu dan Rincian Kegiatan
No
Audit Tahap I
Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
A Perencanaan 1) Penyusunan PKA 2) Penyusunan RAB 3) Penerbitan SPT B Pelaksanaan 1) Survey Pedahuluan 2) Audit Pusat 3) Uji Petik Lapangan
C Pelaporan
1) Survey Pedahuluan 2) Audit
3) Penyusunan LHA Kompilasi
b. Teknik Audit Tahap I
No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Data 1 Arah audit dalam rangka mengawal kepastian kawasan KPH
Audit
Kawasan KPH 1. Desk Analisis (Survey Pedahuluan a. Peta hasil tumpang susun peta KPHdengan Peta hasil tata batas kawasan hutan, skala 1 : 50.000. b. Data dan informasi perihal tertib
dokumen hasil tata batas (BA dan Peta).
c. Data progres tata batas kawasan KPH (temu gelang atau belum).
a. Surat Keputusan (SK) dan Peta 120 KPH Model dan KPHK. b. Berita Acara Tata
Batas Kawasan Hutan beserta Peta Hasil Tata Batas. c. Peta Penutupan Kawanan Hutan dan Lahan. d. SK pemegang Izin pemanfaatan /penggunaan kawasan hutan, beserta petanya.
a.
Melakukan overlay (tumpang susun) petaPeta KPH ditumpang susun dengan peta penunjukan kawasan hutan dan perairan provinsi dan peta hasil tata batas kawasan hutan.
b.
Melakukan overlay (tumpang susun) petaPeta KPH ditumpang susun dengan peta penutupan kawasan dan lahan serta peta pemanfaatan dan izin penggunaan kawasan hutan dan izin-izin lainnya.
a. Peta hasil tumpang susun peta KPHdengan peta penutupan lahan dan peta izin pemanfaatan dan izin pinjam pakai kawasan hutan, skala 1 : 50.000.
b. Data kondisi penutupan lahan dalam kawasan hutan.
c. Data jumlah IPPKH,IUPHHK serta izin-izin lainnya yang terdapat dalam kawasan KPH.
d. Data masalah tenurial kawasan KPH.
c.
Melakukan overlay (tumpang susun) petaPeta a di tumpang susun dengan peta b.
Peta hasil tumpang susun peta a dengan peta b, skala 1 : 50.000.
2. Uji Petik Lapangan terhadap :
a. kawasan yang terindikasi dirambah (baik oleh masyarakat maupun pemegang izin pemanfaatan/penggun an)
b. kawasan IPPKH dan IUPHHK serta izin-izin
a. Peta hasil kegiatan lapangan, skala 1 : 50.000.
b. Data posisi / letak permasalahan tenurial kawasan KPH.
22
No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Datalainnya yang masuk dalam kawasan KPH namun tidak masukan dalam blok pemanfaatan
Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:
a. Data kemantapan kawasan KPH
No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK Panjang yang harus di tata batas (Km)
Tata Batas Kawasan yang Dirambah (Ha)
Masyarakat IPPKH /IUPHHK-HA Realisasi (Km) Keku-rangan (Km) Dokumen Tata Batas Luas (Ha) Titik Koor-dinat Luas (Ha) Titik Koor-dinat 1 KPH xxxx SK... ... ... Ada/tidak dan dimana ... ... ... ... ... KPH xxxx SK... ... ... ... ... ... ... ... Jumlah ... ... ... ...
b. Data jumlah IPPKH dan IUPHHK serta izin-izin lainnya yang terdapat dalam kawasan KPH c. Peta permasalahan tenurial KPH
d. dll
Jenis – Jenis rekomendasi yang dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. tata batas kawasan KPH menjadi skala prioritas;
b. tertib pengarsipan dokumen hasil tata batas (BA dan peta hasil tata batas); c. KPH memiliki arsip / dokumen tata batas;
d. kegiatan-kegiatan patroli pengamanan difokuskan pada kawasan bermasalah;
e. audit investigasi terhadap dugaan pelanggaran kawasan oleh IPPKH, IUPHHK serta izin-izin lainnya; f. dll.
2 Arah audit dalam rangka mengawal pemanfaatan BMN agar sesuai dengan peruntukannnya
Audit BMN Desk Analisis a. Nilai BMN yang sudah BASTO dan sudah hibah,
b. Data dan informasi apakah BMN yang telah di BASTO-kan telah di audit BMN atau belum (untuk proses hibah),
c. Nilai BMN untuk operasional KPH d. Dll. a. Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO) b. Berita Acara Hibah BMN c. Laporan BMN d. POK a. Melakukan inventarisasi BMN yang sudah atau akan diserahkan (BASTO) b. Melakukan inventarisasi
BMN yang sudah dihibahkan (di BASTO).
c. Menjumlah nilai BMN yang sudah di BASTO dan dihibahkan.
d. Dll.
Uji Petik Lapangan a. Pihak yang memanfaatkan BMN KPH,
b. Kondisi BMN (hilang/rusak berat), c. Kesuaian jumlah BMN yang
diserahkan dengan dokumen BASTO BA Hibah,
d. Ada atau tidak ada biaya pemelharaan BMN,
23
No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/DataPenyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut :
a. Data nilai aset :
No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK
BMN Yang Sudah di Hibahkan BMN Yang Sudah di BASTO No dan Tanggal BA Hibah Jenis dan Jumlah Nilai (Rp) Nomor dan Tanggal BASTO Jenis dan
Jumlah Nilai (Rp) Audit / Belum
1 KPH xxxx
SK... ... Bangunan Peralatan ... ... Bangunan ... dan mesin Peralatan dan mesin
a. ... ... a. ... ... b. ... ... b. ... ... Total ... Total ... KPH xxxx SK... ... ... Jumlah total
b. Data dan informasi apakah BMN yang telah di BASTO-kan telah di audit BMN (untuk proses hibah) c. Pihak yang menggunakan BMN KPH (pihak KPH atau bukan)
d. BMN terpelihara atau tidak (biaya pemeliharaan) e. Kesesuaian jumlah dan kondisi BMN (hilang/rusak berat) f. Barang yang diserahkan sudah dimanfaatkan/tidak g. Dll
Jenis – jenis rekomendasi yang akan dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. audit BMN dalam rangka proses hibah BMN;
b. menerbitkan kebijakan terkait pemanfaatan BMN yang bersumber dari hibah kementerian KLHK; c. menerbitkan kebijakan agar barang yang akan diserahkan disesuaikan dengan kebutuhan; d. dll
3 Memastikan bahwa KPH telah didukung oleh SDM yang memadai
Audit SDM
KPH Uji Petik Lapangan
Melakuan inventarisasi dan konfirmasi keikusertaan struktural KPH dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) pengelolaan KPH.
a. Data dan Informasi kompetensi (sudah diklat atau belum) struktural KPH;
b. Struktur organisasi dan jumlah pegawai;
c. Data sudah ada atau belum penetapan pejabat struktural KPH secara definitif. a. SK penetapan Struktur Organisasi KPH b. Dokumen keikutsertaan diklat KPH
Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut :
a. Data kompetensi struktural KPH
No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK
Struktural KPH
Nomor dan Tanggal SK Penetapan Personil KPH Kepala KPH Kepala Seksi... Kepala Seksi...
Nama/ NIP Kursus KPH/ belum Nama/ NIP Kursus KPH/ belum Nama/ NIP Kursus KPH/ belum 1 KPH xxxx SK... .... KPH xxxx SK...
b. Struktur organisasi dan jumlah pegawai. c. dll.
Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. mengusulkan pelatihan pengelolaan KPH untuk pejabat struktural KPH; b. kebijakan untuk segera menunjuk/menetapkan personil KPH;
24
No Teknik Audit Output / Data yang Dihasilkan yang Dibutuhkan Dokumen/Data 4 Arah audit dalam rangka memastikan kuantitas/kelengkapan dokumen perencanaan (RPHJP, RPHJPd,Peta Blok dan Peta Tingkat Tapak)
Audit dokumen perencanaan
Desk Analisis a. data kelengkapan dokumen perencanaan KPH (RPHJP, RPHJPd, peta blok dan tingkat tapak). b. Data kelemahan substansi
dokumen perencanaan (RPHJP, RPHJPd, peta blok dan tingkat tapak). a. RPHJP b. RPHJPd c. Peta Blok d. Peta Tingkat Tapak a. Mencermati kuantitas/kelengkapan dan kualitas dokumen perencanaan RPHJP dan RPHJPd, peta Blok dan tingkat Tapak,
b. Peta blok di tumpang susun dengan peta hasil audit kawasan (huruf c).
Uji Petik lapangan
a. Terhadap potensi kesesuaian kriteria dalam penyusun peta blok KPH, b. dll.
Peta hasil lapangan, skala 1 :50.000
Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. melengkapi dokumen perencanaan (RPHJP/ RPHJPd/ Peta Blok/ Peta Tingkat Tapak) b. merevisi dokumen perencanaan (RPHJP/ RPHJPd/ Peta Blok/ Peta Tingkat Tapak) c. dll.
5 Arah audit dalam rangka memastikan kelengkapan NSPK kegiatan teknis
Audit kelengkapan NSPK kegiatan teknis Desk analisis a. melakukan inventarisasi jenis-jenis kegiatan teknis di KPH
b. melakukan inventarisasi dan konfirmasi kelengkapan NSPK kegiatan
c. dll.
a. Data Informasi jenis-jenis kegiatan teknis KPH yang belum memilki NSPK, b. dll. a. POK b. Surat Tugas personil KPH c. Laporan Hasil Kegiatan
Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:
a. Data jenis kegiatan yang tidak didukung Juklak/Juknis/Pedoman
No Nomor dan Tanggal SK Nama KPH/ Jenis Kegiatan
Biaya (Rp) Keterangan (ADA /TIDAK ADA
NSPK) Anggaran Realisasi 1 KPH xxxx SK... .... KPH xxxx SK... Jumlah ... ... b. dll.
Jenis – jenis rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. menyusun NSPK kegiatan teknis KPH b. dll.
25
2. Tahap II (Audit Kegiatan KPH dan Tertib Pengelolaan Anggaran)
a. Tata Waktu dan Rincian Kegiatan
No
Audit Tahap I
Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
Bulan
0
1
1 12
A Perencanaan 1) Penyusunan PKA 2) Penyusunan RAB 3) Penerbitan SPT B Pelaksanaan Audit 1) Daerah C Pelaporan 1) Laporan Tim2) Penyusunan LHA Kompilasi
Catatan : 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan, disesuaikan dengan tata waktu pelaksanaan audit di PKPT 2. Teknik Penyusunan PKA, disesuaikan dengan Peraturan Inspektur Jenderal tentang juklak
audit kinerja.
b. Teknik Audit Efektivitas Kegiatan KPH dan Tertib Pengelolaan
Anggaran
No Teknik Audit Output
Dokumen/Data yang Dibutuhkan 1 Arah audit dalam rangka mengawal kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen RPHJP dan
RPHJPd
Audit Kinerja membandingkan jenis kegiatan yang telah dilaksanakan dengan dokumen RPHJP dan RPHJPd
Informasi jenis-jenis kegiatan yang tidak
selaras dengan RPHJP dan RPHJPd a. POK b. RPHJP c. RPHJPd d. dll.
Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:
a. Data jenis kegiatan yang tidak selaras dengan dokumen perenanaan
No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK
Jenis Kegiatan
Biaya (Rp) Kesesuaian dengan Dokumen
Perencanaan Keterangan Anggaran Realisasi RPHJP RPHJPd
1 KPH xxxx
SK... Sesuai /tidak Sesuai /tidak .... KPH xxxx
SK...
Jumlah ... ...
b. Besarnya anggaran/biaya yang telah dikeluarkan namun tidak sejalan dengan rencana pengelolaan c. dll.
Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. melakukan revisi POK
b. melakukan evaluasi terhadap efektivitas kegiatan; c. dll.
26
No Teknik Audit Output Dokumen/Data yang
Dibutuhkan 2 Arah Audit dalam rangka mengawal efektivitas kegiatan
Audit Kinerja a. Membandingkan jenis-jenis kegiatan yang sudah dilakukan dengan ketersediaan NSPK;
b. Tertib kualitas dan kuantitas laporan hasil kegiatan c. Pemanfaatan data laporan
hasil kegiatan. d. dll.
a. Informasi jenis kegiatan yang sudah dilaksanakan namun belum didukung NSPK
b. Informasi tertib atau tidaknya kualitas dan kuantitas laporan hasil kegiatan
a. POK b. RPHJP c. RPHJPd
Laporan realisasi DIPA
Uji Petik lapangan
Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:
a. Jenis kegiatan teknis yang tidak didukung oleh pedoman;
No Nama KPH/ Nomor dan Tanggal SK Kegiatan Jenis
Biaya (Rp) Dokumen Perencanaan Keterangan Anggaran Realisasi NSPK Peoman /Juklak /Juksi 1 KPH xxxx SK... .... KPH xxxx SK...
b. Informasi tertib kualitas dan kuantitas laporan hasil kegiatan; c. dll.
Jenis – jenis rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. eselon I menyusun NSPK kegiatan teknis; b. perbaikan prosedur pelaporan hasil kegiatan; c. dll.
3 Mengawal pengelolaan angggaran agar susuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
Audit Ketaatan
Pengujian terhadap pertanggunjawaban keuangan
Informasi ketaatan pertanggungjawaban keuangan
Surat
Pertanggungjawa ban keuangan
Penyajian data hasil kegiatan audit adalah sebagai berikut:
a. Pemborosan keuangan Negara; b. Keterlanjuran bayar;
c. Penatausahaan keuangan; d. dll.
Jenis – Jenis Rekomendasi yang mungkin dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pengembalian keuangan negara; b. Teguran pembinaan;
27
3. Audit Terhadap Progres KPH Menjadi Unit Kerja Mandiri
a. Tata Waktu dan Rincian Kegiatan
N
o
Audit Tahap I
Pelaksanaan
1
2 3 4
5 6 7
Bulan
8 9 10 11 12
A Perencanaan 1) Penyusunan PKA 2) Penyusunan RAB 3) Penerbitan SPT B Pelaksanaan Audit 1) Daerah C Pelaporan 1) Laporan Tim2) Penyusunan LHA Kompilasi
Catatan : 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan, disesuaikan dengan tata waktu pelaksanaan audit di PKPT 2. Teknik Penyusunan PKA, disesuaikan dengan Peraturan Inspektur Jenderal tentang juklak
audit kinerja.
b. Teknik Audit Tahap III
No Teknik Audit Output yang Dibutuhkan Dokumen/Data 1 Arah audit dalam rangka mengawal progres kinerja KPH menuju unit kerja mandiri
Audit Kinerja a. Analisis persyaratan substansi, teknik dan administrasi
b. dll
a. Informasi sejauhmana dukungan Pemerintahan Daerah terhadap KPH
b. Informasi mengenai produk unggulan KPH
c. Informasi apakah KPH sudah dapat menjadi BLUD atau belum d. dll a. Dokumen dukungan Pemerintahan Daerah b. Dll
Jenis – Jenis Rekomendasi yang akan dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan kementerian /eselon I agar pemerintahan daerah mendukung secara penuh keberadaan KPH (SDM, Dana, dll)
b. Dll