• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Komunikasi Terapeutik, Kepuasan Pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Komunikasi Terapeutik, Kepuasan Pasien"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Fenomenologi : Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pelayanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Brayat Minulya

Surakarta.

Sr.M.Chriscentine ¹ Wahyu Rima ² Wahyuningsih³ 1) Mahasiswi Prodi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Ketua Prodi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

3) Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Suarakarta

ABSTRAK

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar antara perawat dan pasien, kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pelayanan pasien dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap.

Penelitian ini menggunakan rancangan study analitik korelasi dengan pengambilan purposive sampling yaitu pengambilan populasi berdasarkan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, meliputi 4 ruang rawat inap, pengambilan 59 sampel responden atau 1%.

Hasil penelitian didapatkan: 59,32% atau 35 responden telah melakukan komunikasi terapeutik dengan baik, 23 responden yang dengan hasil 38,98 % mendapatkan nilai sedang dalam melakukan komunikasi terapeutik. Responden yang melakukan komunikasi terapeutik tidak baik ada 1 dengan nilai 1 atau 1,69 % sedangkan kepuasan pelayanan pasien dari 59 responden, dengan hasil hasil, 40,67 % atau sebanyak 24 pasien yang sangat puas, sedangkan sebanyak 59,32 % atau 35 pasien puas, dan cukup puas dengan hasil 0 atau 0%.

Kesimpulan dalam penelitian ini, ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta, P value 0,005 %

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Kepuasan Pasien

(2)

Phenomenological Study: Correlation between Nurses’ Therapeutic

Communication and Hospitalized Patients’ Service Satisfaction at Brayat Minulya

Hospital of Surakarta

Sr.M.Chriscentine ¹ Wahyu Rima ² Wahyuningsih³ 1) Student Prodi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

2) Leader Prodi S-1 Nursing STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) The Prodi Lecturer S-1 Nursing STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRACT

Therapeutic communication is a consciously planned communication between a nurse and a patient. Its activity is centered for the recovery of the patient. The objective of this research is to analyze how far the correlation

between the nurses’ therapeutic communication and the patients’ service

satisfaction in the nursing care at the Inpatient Rooms of Brayat Minulya Hospital of Surakarta.

This research used the analytical correlational method. The samples of research were taken by using the purposive sampling technique. They consisted of 59 patients (1%) of the total number of population from four inpatient rooms.

The result of research shows that 35 (59.32%) of the respondents did therapeutic communication well. 23 respondents (38.98 %) had a moderate score in conducting the therapeutic communication. Only 1 respondent (1.69%) did not do the therapeutic communication well and had the score of 1. In addition in term

of patients’ service satisfaction, of 59 respondents, 24 patients (40.67%) were

very satisfied, 35 patients (59.32%) were satisfied.

Thus, there was a correlation between the nurses’ therapeutic communication and the patients’ service satisfaction in the nursing care at the Inpatient Rooms of Brayat Minulya Hospital of Surakarta as indicated the p-value = 0.005%

Keywords: Therapeutic communication, patients’ satisfaction

(3)

Pendahuluan

Rumah Sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, dikenal karena kompleksitasnya yang ada, baik segi pelayanan, keuangan, kinerja serta pemasarannya, dan memberikan pelayanan jasa terbaik kepada pasien selaku pengguna jasa Rumah Sakit, karena terkait dengan profesionalisme, teknologi dan hubungannya dengan pasien, pelaksana pelayanan medis, misalnya: dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya dengan tujuan untuk kesembuhan dan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan bersifat care dan ditujukan kepada individu, keluarga, serta masyarakat, baik yang sehat maupun sakit (Praptianingsih, 2006). Perawat merupakan profesi yang difokuskan pada perawatan individu keluarga dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati (Aripuddin,2014). Salah satu hal yang dilakukan perawat dalam menjaga kerjasama yang baik dengan pasien dalam membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien, maupun dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi masalah pasien adalah dengan

berkomunikasi. Dengan berkomunikasi perawat dapat mendengarkan perasaan pasien dan menjelaskan prosedur tindakan keperawatan (Mundakir, 2013). Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik perawat yang merupakan komunikasi profesional perawat (Purwaningsih W dan Karlina I, 2012). Komunikasi terapeutik diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk meningkatkan rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan mengganggu hubungan terapeutik yang berdampak pada ketidakpuasan pasien. Pasien akan merasa puas ketika kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasaan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Pohan,2007).Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik (menyembuhkan) tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan pasien, mencegah terjadinya masalah illegal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan

(4)

profesi keperawatan serta citra Rumah Sakit. Komunikasi sangat penting karena sebagai sarana untuk koordinasi dan bekerjasama dalam mencapai tujuan. Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta berusaha secara terus menerus memberikan motivasi terhadap karyawan-karyawati khususnya perawat untuk membangun komunikasi yang bersifat menyembuhkan kepada masyarakat yang sakit. Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta menjadi tempat membuat para pasien nyaman, homey (suasana rumah yang nyaman bagipara pengunjungnya) dan menjadi Rumah Sakit unggulan di kota Surakarta dalam pelayanan yang memuaskan karena komunikasi terapeutik perawat dalam pelayanan terhadap pasien mendapatkan prioritas utama.Kepuasan pelanggan adalah tingkat kesesuaian antara produk dan/atau jasa pelayanan yang diinginkan dengan kenyataan yang diterima (Supranto, 2006). Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang komplek terdiri dari lima unsur, yaitu fisik /wujud (Tangible), Kehandalan (Reliabilitas),Tanggapan

(Responsiveness),Kepastian (Assurance) dan Empati (Empathy).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang dipakai adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional Metode analitik korelasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pelayanan pasien di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di 4 Ruang Rawat Inap yaitu Ruang Maria, Yoseph, Anna dan Theresia Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta, sebanyak 60. Alat pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi yang dikembangkan oleh peneliti sendiri.

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanJenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah % 1 Perempuan 32 54,2 % 2 Laki-laki 27 45,8 % TOTAL 59 99,99 %

(5)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan usia

Usia Freq Percent Valid % 30-35 10 16,9 % 16,9 % 28,8 %

36-40 12 20,3 % 20,3 % 49,2 % >40 th 31 50,8 % 50,8 % 100,0 %

Total 59 100,0 100,0

Gambaran Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid % Cum % SMP 11 18,6 % 18,6 % 18,6 %

SMA 34 57,6 % 57,6 % 57,6 % S1 14 23,7 % 23,7 % 23,7 % Total 59 100,0 100,0 100,0

Gambaran Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Terapeutik Jumlah % Baik 35 59,32 % Sedang 23 38,98 % Tak Baik 1 1,69 % Total 59 99,99 %

Gambaran Kepuasan Pelayanan

Kepuasan Jumlah % Sangat puas 24 40,67 %

Puas 35 59,32 %

Tidak Puas 0 0 % Total 59 99,99 %

Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Kepuasan Pelayanan Pasien

Komunikasi terapeutik kepuasan_pasien Chi-square 20,167 46,600 Asymp.Sig. 0,985 0,005 P value 0,005 PEMBAHASAN Karakteristik responden didapatkan: Jenis kelamin mempengaruhi persepsi dan harapan pasien untuk memenuhi kebutuhan termasuk pelayanan kesehatan. Responden jenis kelamin perempuan, sebanyak 32 responden (54,2%). sedangkan jumlah laki-laki 27 orang atau 45 %. Laki-laki memiliki kecenderungan pekerjaan yang lebih berat di banding perempuan, sehingga lebih mudah terserang penyakit (Wahyu,2006). Usia yang paling banyak adalah umur > 40 tahun sebanyak 30 responden (50,8%). Responden tingkat pendidikan SMA paling banyak: 34 responden (57,6%). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka daya untuk mengkritisi segala sesuatu akan meningkat.

(6)

yang lebih tinggi semestinya akan lebih kritis dalam menentukan apakah pelayanan yang telah diberikan dapat memberikan rasa puas atau tidak. Kesimpulan: dalam penelitian komunikasi terapeutik perawat dengan hasil 59,32 % atau 35 orang dari 59 responden yang baik, 23 perawat yang dengan hasil 38,98 % dengan nilai sedang dalam melakukan komunikasi terapeutik, dan perawat yang tidak baik dalam melakukan komunikasi terapeutik 1 atau 1,69 %. Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat didapatkan hasil, 40,67 % dari 59 responden atau sebanyak 24 pasien yang mengatakan sangat puas, sedangkan sebanyak 59,32 % atau 35 pasien yang puas, dan responden yang tidak puas 0 ( tidak ada), atau nilai 0%. Ada hubungannya karena hasil yang didapatkan dari penelitian p value lebih besar dari rumus analisis SPSS, dengan menggunakan Chi Square nilai p value = 0,005 sehingga p value < 0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Aripuddin I (2014) Ensiklopedia Mini: Aslam Mula Profesi Perawat, Jakarta Angkasa.

Anoraga.(2009) Psikologi Dalam Perusahaan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Asmadi.(2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Asrin dan Maude P.(2006). Patients’ Satisfaction With Nursing Communication (Therapeutic Communication) On Adult Medical Surgical Wards At Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital Of Purwokerto, Central Java, Indonesia.

Chriswardani,(2006) Penyusunan indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Di Propinsi Jawa Tengah, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan,2006.

Damaiyanti, M.(2008) Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan, PT. Refika Aditama: Bandung.

Husna A,(2008). Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Dalam

(7)

Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.

Huda, I.K,(2009).Hubungan Komukasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat kepuasan Selama Di Rawat Di Ruang Penyakit Dalam Lt.3 Penyakit Dalam Rumah Sakit Bunda Depok, UI.

Istifiyana R.(2013). Tingkat Kepuasan Klien akan Pola Komunikasi Terapeutik Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalimantan Barat.Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro.

Jurnal Online diakses hari senin, 19 Januari 2015 Pk. 21.30, Universitas 8 Muhammadiyah Surabaya. (2013). Tingkat Kepuasan Klien akan Pola Komunikasi Terapeutik Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalimantan Barat. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro.

Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller.2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jakarta.

Khotimah,2012Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Gombong.

Lestari,(2009). Analisa Faktor Penentu Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia

Lestari, Sunarto, Kuntari(2009) Analisa Faktor Penentu Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

Musliha,S.Kep.,Ns.&Siti

Fatmawati,S.Kep.,Ns,2009,

Komunikasi Keperawatan, Yogjakarta : Nuha Medika

Mundakir,(2006) Komunikasi Keperawatan Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nursing 3, E.B.The CV Mosby Company, St. Louis.Long. B.C.(2007), Perawatan Medical Bedah, suatu pendekatan proses keperawatan Yayasan IAPK,

Nursalam,(2005). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Nursalam,(2010), Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan,CV Indomedika, Jakarta Keliat B.A.(2010), Hubungan Terapeutik Perawat Klien,EGC, Jakarta.

(8)

Nurjannah,I.(2005)Komunikasi

Keperawatan: Dasar-Dasar Komunikasi Bagi Perawat, Moco Media: Yogyakarta.

Nurhasid(2009). Hubungan Antara Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien di IRDA RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Padjajaran Bandung.Prihardjo. R. (2009), Psikologis Kesehatan, PT Gramedia Widya Sarana, Jakarta

Pohan,I.S.(2007).Jaminan Mutu Layanan kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, W dan Karlina,I.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.

Patrisia A,(2013). Gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat di Instalasi Rawat Inap Irina A RSUP Labuang Baji Makassar.Jurnal Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Purwanto, S.(2007) Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit. Artikel Psikologi Klinis Perkembangan dan Sosial.

Sri Praptiningsih,2006, Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Raya Grafindo Persda, Jakarta.

Stuart G.W. & Sundeen S.J, (2007), Princples amd Practice of Psiciatric

Suryani,(2005). Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC

Sri Wuri Handayani,(2013), “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Perawat Sebelum Tindakan Invasif Di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang”.

Wahyu,E,(2006).Hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa pada analisa jalinan tunggal ini, kinerja jalinan tesebut memiliki derajat kejenuhan yang tinggi pada jam puncak sore saat kondisi

Menurut penulis, berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber, penulis sependapat bahwasanya upaya penanggulangan tindak pidana korupsi penyalahgunaan wewenang dalam

Han Chiang Heng Ee Yong Cheng Phor Tay Perempuan China Batu Maung Batu Lancang Sum Sun Chung Hwa Conf. Wen Khai

Ceruk antar pembuluh dan jari-jari ada dua ciri, pertama dengan halaman yang jelas, serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh, serta dengan halaman sempit

Selain cabai sebagai bahan utama dalam pembuatan sambal ada juga bahan lain yang ditambahkan yaitu bumbu atau rempah-rempah seperti garam, tomat, terasi, bawang

Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang mendorong efektivitas pengereman baik pada rem cakram maupun jenis tromol, maka dilakukan penelitian lanjutan pada

HSBC akan mengenakan iuran bulanan atas rekening Nasabah jika Nasabah gagal untuk memenuhi total saldo rata-rata minimum yang ditetapkan oleh HSBC dari waktu ke waktu dengan

buah tangan khas dari daerah Jawa Barat, khususnya untuk kawasan Bogor, Sukabumi dan Cianjur (Bappeda Jabar, 2007). Menurut data Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat,