• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENJAMINAN MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA DOSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENJAMINAN MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA DOSEN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENJAMINAN MUTU AKADEMIK

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Prof. Dr. Hanna H. Bachtiar-Iskandar, drg., Sp.RKG(K) Kelompok kerja : 1. Dr. R. Ismala Dewi, S.H., M.H.

2. Prof. Dr. Ir. Sulistyoweni Widanarko, Dipl.SE., SKM 3. Dra. Widyawati, MSP

4. Daly Erni, S.H., LL.M.

5. Melania Kiswandari, S.H., ML.I. 6. Dr. Ir. Anak Agung Putri Ratna, M. Eng 7. Dr. drg. Sarworini B.Budiarjo, Sp.KGA (K) 8. Dr. Kiki Ariyanti Sugeng

9. Mulia Orientilize, S.T., M. Eng.

10. Drs. Gatot Fatwanto Hertono, M.Sc., Ph.D 11. Siti Aminah, S.Kom., M.Kom

12. Ir. Komalasari, M.Kes

13. Budi Sulistyowati, S.Si., M.Si. 1. Dr. R. Ismala Dewi, S.H., M.H.

2. Prof. Dr. Ir. Sulistyoweni Widanarko, Dipl.SE., SKM 3. Dra. Widyawati, MSP

4. Daly Erni, S.H., LL.M.

(3)

KATA PENGANTAR

Badan Penjaminan Mutu Akademik – Universitas Indonesia (BPMA-UI) telah memiliki buku-buku pedoman penjaminan mutu akademik untuk digunakan oleh para fungsionaris UI dalam menjalankan tugasnya. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan baik dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam peran dan fungsi dosen. Sebagai badan yang bertanggung jawab atas penjaminan mutu akademik di UI, BPMA melakukan pemutakhiran buku-buku pedoman yang ada dan menyusun pedoman lain yang diperlukan agar sesuai dengan kondisi terkini.

Pemutakhiran buku pedoman dilakukan dengan membentuk kelompok kerja yang ditugasi melakukan telaah mengenai kebutuhan dan perubahan apa yang terjadi sesuai dengan topik yang dimutakhirkan. Kelompok kerja telah melaksanakan tugasnya sejak awal tahun 2012, di bawah koordinasi BPMA. Topik buku-buku pedoman yang dimutakhirkan adalah sebagai berikut :

1. Pedoman Penjaminan Mutu Dosen UI

2. Pedoman Penjaminan Mutu Kurikulum dan Mahasiswa 3. Pedoman Penjaminan Mutu Prasarana dan Sarana 4. Pedoman Penjaminan Mutu Penyelenggaraan E-Learning

Sebelumnya, telah dimutakhirkan pula buku Pedoman Penjaminan Mutu Internal Program Riset UI, bekerjasama dengan DRPM UI.

Walaupun kelompok kerja sudah bekerja maksimal sesuai tugasnya, disadari bahwa pe-doman ini jauh dari sempurna, dan akan terus berubah sesuai dengan tuntutan kebutuhan ter-kait peraturan yang ada. Masukan dari semua pihak akan sangat kami hargai.Terimakasih yang tak terhingga kepada kelompok kerja pemutakhiran buku-buku pedoman BPMA UI, seluruh jajaran BPMA, serta semua pihak terkait yang telah mencurahkan perhatian dan waktunya, serta membantu dalam memutakhirkan buku-buku ini. Semoga bermanfaat bagi kelancaran tugas kita demi kemajuan Universitas Indonesia.

Badan Penjaminan Mutu Akademik UI Ketua,

(4)
(5)

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan dan Fungsi 2

1.3. Landasan Hukum Penjaminan Mutu Dosen 3

1.4. Sasaran 4

BAB II PENGERTIAN UMUM, RUANG LINGKUP KERJA, KLASIFIKASI DAN TUGAS 5

2.1. Pengertian Umum 5

2.2. Ruang Lingkup Kerja Dosen 7

2.3. Klasifikasi Dosen 8

2.4. Tugas Dosen 9

BAB III LANDASAN IDEAL 11

3.1. Visi, Misi dan Fungsi Universitas 11

3.2. Profesionalisme 12

3.3. Kode Etik 14

3.4. Atmosfer Akademik 15

BAB IV PENGEMBANGAN AKADEMIK DOSEN 16

4.1. Langkah-langkah Pengembangan Akademik Dosen 17

4.2. Pengembangan enterprising capacity 18 BAB V STANDAR MUTU 19

5.1. Standar Mutu Dosen 19

(6)

BAB VI PENJAMINAN MUTU 26

6.1. Perencanaan 26

6.2. Pelaksanaan 28

6.3. Evaluasi Dosen 28

6.4. Penilaian Dosen 31

6.5. Perbaikan dan Penyempurnaan 33

BAB VII PENUTUP 34

DAFTAR PUSTAKA 35

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Universitas Indonesia (UI) menetapkan visinya untuk menjadi universitas riset kelas dunia. Untuk mencapai visi tersebut UI harus menata diri dengan melaku-kan perbaimelaku-kan manajemen di segala bidang, termasuk dalam bidang pengelolaan Sum-ber Daya Manusia (SDM) salah satunya yaitu Dosen/Tenaga Pendidik. Persoalan UI menjadi BHMN dan dikabulkannya sebagian permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Sistem pen-didikan Nasional dan Badan Hukum Penpen-didikan (BHP) pada tanggal 31 Maret 2010 dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11-14-21-126-136/PUU-VII/2009, ber-dampak pada kebijakan pengelolaan SDM. Dalam kondisi ini UI tetap dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Pengelolaan SDM bertujuan memperbaiki dan mening-katkan mutu SDM yang ada, mengingat dosen sebagai bagian SDM UI adalah salah satu ujung tombak dan motor institusi untuk melaksanakan kegiatan Tridharma Per-guruan Tinggi. Agar dapat berpartisipasi, dan berperan serta, dalam tata pamong institusi termasuk di dalamnya adalah pengembangan profesi, maka pengelolaan SDM, dalam hal ini dosen, harus menjadi salah satu prioritas utama.

Sampai dengan saat ini telah dilakukan berbagai upaya perbaikan dan pening-katan manajemen dosen di UI, baik di tingkat pusat (Pusat Administrasi Universitas) maupun di tingkat Fakultas. Di tingkat pusat, upaya yang dilakukan utamanya adalah Program Integrasi, meliputi sistem remunerasi, rekrutmen dan seleksi dosen (jalur Pegawai [BHMN] UI atau jalur CPNS), sistem pendataan dan dokumentasi kepega-waian (SIPEG/Sistem Informasi Kepegakepega-waian), sistem beban kerja/pembobotan ke-giatan pengajaran (SIAK/Sistem Informasi Akademik). UI telah menata sistem re-munerasi Tenaga Pendidik melalui pola/model skema yang mengkaitkan SIPEG dan SIAK, serta sistem pengembangan, pembiayaan dan pendataan hasil riset (melalui DRPM/Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat) dan lain-lain. Di sisi lain, pihak

(8)

fakultas masih melaksanakan sistem rekrutmen, pendataan dan dokumentasi, pem-bagian beban kerja/pembobotan kegiatan pengajaran, remunerasi tambahan serta pengembangan dosen guna mengisi kekosongan pengaturan di level teknis opera-sional fakultas atau memberikan peningkatan pembinaan/kesejahteraan dari stan-dar yang ditetapkan pusat. Sistem yang selama ini dilaksanakan dan dikembangkan di tingkat fakultas umumnya mempergunakan pedoman/kriteria tertentu yang

spe-sifik/beragam di tiap fakultas, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

masing-masing unit kerja. Sistem manajemen 2 (dua) level semacam ini memungkinkan terjadinya perbedaan kualitas/mutu SDM di tiap fakultas.

Sebagai badan yang tugas utamanya mengembangkan dan mendorong pelaksanaan penjaminan mutu akademik di UI, BPMA berinisiatif untuk membuat Pedoman jaminan Mutu bagi Dosen. Pedoman ini merupakan turunan dari buku Sistem Pen-jaminan Mutu Akademik UI yang dikeluarkan oleh BPMA sebelumnya, yang kemudian disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan badan-badan penjaminan mutu di luar UI, terutama dengan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Asean University Network on Quality Assurance (AUN QA). Kedua badan tersebut merupakan benchmark bagi BPMA di dalam dan di luar negeri, oleh karena sampai saat ini BAN PT merupakan satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah, sedangkan AUN-QA adalah organisasi penjaminan mutu regional Asean, dengan UI dan beberapa universitas di Indonesia sebagai anggotanya.

1.2. Tujuan dan Fungsi

Pedoman Teknis Penjaminan Mutu Dosen ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi fakultas/departemen/program studi mengenai pelaksanaan penjaminan mutu SDM di lingkungannya masing-masing. Selain itu buku ini diharapkan juga dapat menjadi panduan bagi dosen yang bersangkutan yang ingin memperbaiki kinerjanya di UI.

Dengan demikian pedoman ini dapat berfungsi sebagai acuan dan rambu-rambu bagi institusi, fakultas/departemen maupun dosen dalam melaksanakan penjaminan mutu. Melalui buku pedoman ini diharapkan mutu Dosen melalui profesionalisme

(9)

1.3. Landasan Hukum Penjaminan Mutu Dosen

Landasan hukum perlu adanya penjaminan mutu dosen antara lain adalah:

1) UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Di bagian pertimbangan di-nyatakan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin peningkatan mutu, yang salah satunya adalah mutu dosen, untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Tujuan peningkatan mutu dosen tersebut mengacu pada standar nasional pendidikan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 35.

2) UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pada bagian menimbang dikemuka kan dalam butir (b) bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tun-tutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pember-dayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pada butir (c) disebutkan pula bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pem-bangunan nasional dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat

3) PP No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen.Peraturan Pemerintah ini banyak mengatur

mengenai sertifikat pendidik sebagai salah satu hal wajib dimiliki dosen untuk

mewujudkan tujuan pendidikan (ad. Pasal 2). Berkaitan dengan penjaminan mutu dosen, meskipun dalam PP hal tersebut tidak dicantumkan namun secara

tersirat sertifikasi pendidik merupakan salah satu upaya untuk menjaga mutu dosen. Melalui sertifikasi pendidik untuk dosen ini dilakukan uji kompetensi atau

penilaian terhadap pengalaman akademik dan profesional seorang dosen (ad. Pasal 4).

4) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 2 ayat (2)-nya dikemukakan bahwa penjaminan dan pengendalian

mutu pendidikan dilakukan melalui evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi sesuai

dengan Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 3 dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,

(10)

dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Tujuan Standar Nasional Pendidikan Pasal 4-nya yaitu untuk men-jamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

5) Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 455/SK/R/UI/2008 tentang Pedoman Penjaminan Mutu Akademik Universitas Indonesia. SK tersebut menetapkan pe-doman penjaminan mutu akademik di Universitas Indonesia sebagai acuan untuk menyelenggarakan penjaminan mutu di Universitas Indonesia, yang salah satu-nya adalah pedoman penjaminan mutu Dosen.

6) Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 1421/SK/R/UI/2012 tentang Kebi-jakan Sistem Penjaminan Mutu Akademik di Universitas Indonesia. Pada bagian Menimbang butir (a), (b), dan (c) dikemukakan bahwa dalam rangka penjaminan mutu akademik di Universitas Indonesia perlu ditetapkan sistem penjaminan mutu akademik sebagai kewajiban yang ditetapkan pemerintah bagi setiap satuan pendidikan agar penjaminan mutu akademik dapat dilakukan secara terarah dan terkoordinasi.

1.4. Sasaran

Sasaran buku Pedoman Penjaminan Mutu Dosen ini adalah agar dapat dijadikan acuan pokok bagi pengelola Program Studi, Fakultas, departemen, maupun Univer-sitas untuk melakukan monitoring, evaluasi dan upaya tindak lanjut perbaikan bagi peningkatan mutu dosen dalam menjalankan fungsinya.

(11)

BAB II

PENGERTIAN UMUM, RUANG LINGKUP KERJA,

KLASIFIKASI DAN TUGAS

2.1. Pengertian Umum

Secara umum, “dosen” dikategorikan sebagai “pendidik”. Adapun pengertian pendidik sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 39 ayat (2) :

“… tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Dalam Pasal 40 ayat (2) ditambahkan bahwa pendidik berkewajiban untuk:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;

2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”

Dosen adalah istilah khusus bagi tenaga pendidik di perguruan tinggi. Dosen mempunyai kedudukan, kewenangan sekaligus juga tanggungjawab sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi, yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ditetapkan bahwa:

(12)

“Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama men-transformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”.

Berdasarkan hal tersebut, perlu ditekankan bahwa dosen bukan hanya pendidik profesional pada perguruan tinggi, melainkan juga ilmuwan. Untuk itu, dalam Pasal

45 dinyatakan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyarat -kan satuan pendidi-kan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berkaitan dengan sertifikat pendidik yang harus dimiliki seorang dosen tersebut di atas, didasarkan pada berbagai peraturan terkait. Dasar hukum sertifikasi dosen

adalah:

1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 4. PP No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen

5. PP No. 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta tunjangan Kehormatan Profesor

6. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (di-revisi setelah pembatalan UU No. 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan)

7. Per Mendiknas No. 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik untuk Dosen

8. Kep Mendiknas No. 108 Tahun 2009 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara

Serti-fikasi Pendidik untuk Dosen

9. SK Menkowasbangpan No. 38 Tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Nilai Angka Kreditnya

10. Per Mendiknas No. 9 Tahun 2008 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun PNS yang Menduduki Jabatan Guru Besar/Profesor dan Pengangkatan Guru Besar Emeritus

(13)

Secara umum, Pasal 46 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen mengatur mengenai kualifikasi akademik minimum yang harus dimiliki dosen. Kualifikasi minimum dosen tersebut adalah:

1. Lulusan program magister untuk dosen program diploma atau program sarjana; 2. Lulusan program doktor untuk dosen program pascasarjana.

2.2. Ruang Lingkup Kerja Dosen

Ruang lingkup kerja dosen di UI meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat, di samping terlibat dalam pengembangan akademik dan profesi, serta tata pamong institusi. Secara administratif, dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh se-buah perguruan tinggi untuk membantu perguruan tinggi tersebut dalam melak-sanakan fungsi Tridharma perguruan tinggi, yaitu: memberikan pelayanan pendi-dikan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan masyarakat. Dalam menjalankan Tridharma perguruan tinggi, dosen mempunyai peran sebagai berikut :

1. Fasilitator dan nara sumber pembelajaran mahasiswa;

2. Peneliti dan pakar dalam bidang ilmunya masing-masing untuk pengembangan ilmu, teknologi, kebudayaan dan seni;

3. Pengabdi/pelayan masyarakat dengan cara menerapkan keahliannya bagi ke-sejahteraan masyarakat dan kemajuan kemanusiaan.

Dalam melaksnakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban:

a. melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; b. merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan

meng-evaluasi hasil pembelajaran;

c. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

d. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,

agama, suku,ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosio ekonomi peserta

(14)

e. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

f. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. (UU No. 14 Tahun 2005, Ps. 60 tentang Guru dan Dosen)

2.3. Klasifikasi Dosen

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia No. 003/Peraturan/MWA-UI/2006 tentang Tugas dan Tanggung Jawab Dosen, status dosen dibedakan atas:

a) dosen tetap universitas, yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Uni-versitas Indonesia mengikuti Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku; b) dosen tidak tetap, yaitu dosen yang bekerja untuk dan terikat dalam hubungan

kerja dengan universitas untuk jangka waktu tertentu. Dosen tetap terdiri dari:

1. Dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang diakui keberadaannya di universitas sam-pai dengan batas waktu yang ditentukan dalam Pasal 42 ayat (4) PP no 152 tahun 2000 tentang Penetapan UI sebagai BHMN.

2. Dosen Pegawai Universitas Indonesia (dalam Peraturan Kepegawaian dosen UI yang masih dalam masa peralihan disebut juga ”pegawai UI BHMN”), yaitu: dosen yang bekerja tanpa status PNS, dinyatakan lulus dalam proses penerimaan pegawai UI, sesuai dengan ketentuan universitas, dan telah ditetapkan sebagai pegawai universitas dengan SK Rektor.

Pada Pasal 5 ayat (1) Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pen-gawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38/KEP/ MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya tertera bahwa jabatan fungsional dosen terdiri atas jabatan dosen pada program pendidi-kan akademik dan pada program pendidipendidi-kan profesi. Ayat (2) peraturan tersebut mengatur mengenai penjenjangan jabatan Dosen pada program pendidikan aka-demik, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi sebagai berikut :

(15)

1. Asisten Ahli; 2. Lektor;

3. Lektor Kepala; dan 4. Guru Besar.

2.4. Tugas Dosen

Tugas pokok dosen UI meliputi bidang Pendidikan, Penelitian, serta Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat. Di samping itu, seorang dosen juga mempunyai tugas lain berupa pengembangan akademik dan profesi serta partisipasi dalam tata pamong institusi. Beban tugas atau beban kerja dosen ini dimuat dalam Pasal 72 ayat (1) dan (2) UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Secara lebih spesifik tugas dosen diatur dalam Peraturan Majelis Wali Amanat

Universitas Indonesia No. 003/Peraturan/MWA-UI/2006 tentang Tugas dan Tanggung Jawab Dosen tercakup dalam kewajiban dosen pada Pasal 4, 5, dan 6, tugas dosen meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Memfasilitasi pembelajaran mahasiswa sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan, sesuai dengan bidangnya masing-masing;

2. Membimbing mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis sehingga mereka dapat secara mandiri menggunakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya;

3. Membina mahasiswa dari segi intelektual sekaligus sebagai konselor;

4. Menggunakan konsep, teori, dan metodologi dalam bidang yang ditekuninya sekaligus juga mampu menciptakan sejumlah konsep, teori, dan metodologi yang operasional dalam konteks kegiatan ilmiahnya;

5. Melakukan penelitian yang hasilnya dipublikasikan melalui diskusi seminar (peer group), seminar, jurnal ilmiah atau kegiatan pameran, dalam bidang ilmu pen-getahuan, teknologi, kebudayaan, dan atau kesenian;

6. Mengimplementasikan pengetahuannya di dalam kegiatan pengabdian/pelayanan pada masyarakat;

7. Melaksanakan kerja dalam tim dengan pihak lain di dalam manajemen akademik untuk pencapaian visi universitas;

(16)

Tugas-tugas tersebut di atas dalam pelaksanaannya didukung oleh sistem infor-masi akademik yang di Universitas Indonesia dinamakan Sistem Inforinfor-masi Akademik Next Generation (SIAK NG). Dalam Pasal 6 ayat (1) Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 012A/SK/R/UI/2007 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Pembelaja-ran Mahasiswa Universitas Indonesia dikemukakan bahwa SIAK NG adalah sistem informasi yang berlaku di Universitas Indonesia untuk mendukung pelaksanaan reg-istrasi akademik, proses perkuliahan, proses evaluasi, dan pelaporan penyeleng-garaan pendidikan. Sedangkan dalam ayat (2)-nya dikemukakan salah satu peran dosen yang terkait dengan penggunaan SIAK NG dalam pelaksanaan tugasnya.

(17)

BAB III

LANDASAN IDEAL

3.1. Visi, Misi dan Fungsi Universitas

Di dalam buku Landasan Ideal telah dijelaskan tujuan dan langkah-langkah yang telah dan dapat dikembangkan guna mendukung UI mencapai status sebagai univer-sitas riset dan pusat keunggulan. Rencana Strategis Univeruniver-sitas Indonesia (Renstra UI) Tahun 2007-2012 diberi tema “Membangun Masa Depan Melalui Penguatan Keunggulan Universitas Indonesia”. Renstra ini disusun dalam rangka akselerasi transformasi Uni-versitas Indonesia (UI) dari good menjadi great governance pada tahun 2012.

Visi UI adalah UI menjadi Universitas Riset Kelas Dunia. Adapun Misi UI adalah: 1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbasis riset di universitas untuk

pengembangan ilmu, tekonologi, seni, dan budaya; dan

2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbasis riset di universitas serta meng upayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf dan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia dan kemanusiaan.

Pencapaian visi dan misi tersebut akan sulit sekali dilakukan tanpa didukung oleh aktivitas riset yang kuat. Proses dan kualitas riset yang dilakukan oleh segenap sivitas akademika UI perlu mengacu kepada standar-standar kualitas internasional

agar riset yang dihasilkan akan dapat memiliki dampak yang signifikan.

Dengan memahami permasalahan UI seperti yang telah diuraikan di atas, maka rencana strategis ini akan difokuskan pada tiga strategi dasar (grand strategy), yakni: a. melakukan langkah integrasi (integration),

b. penguatan keunggulan (excellence) menurut standar internasional,

c. pengembangan struktur dan kultur yang mendukung efisiensi dan efektivitas

(18)

Integrasi universitas di bidang keuangan dan SDM sangat penting sebagai pra-syarat untuk meningkatkan keunggulan keilmuan (excellence). Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan akan memegang kendali untuk meningkatkan keunggulan keilmuan universitas.

Beberapa langkah strategis di bidang keilmuan perlu ditindaklanjuti dengan menciptakan konsep, kebijakan, dan mekanisme pengetahuan tanpa sekat ( knowl-edge without walls). Selain meningkatkan keunggulan akademik UI, konsep ini dapat mendukung keberhasilan pengintegrasian UI sebagai universitas dengan langkah-langkah strategis yang meliputi :

1) Di bidang riset, diperlukan dorongan kepada dosen dan mahasiswa dalam upaya mengembangkan riset-riset cluster dan unggulan (noble research) agar UI dapat diperhitungkan dalam komunitas ilmiah internasional. Internasionalisasi men-jadi perhatian yang tidak kalah pentingnya dalam upaya mengangkat peringkat internasional UI menjadi universitas riset Asia kelas dunia (Asia World Class Uni-versity)

2) Peningkatan kerjasama internasional dan upaya untuk meningkatkan jumlah staf pengajar yang memiliki reputasi internasional menjadi perhatian yang penting.

3.2. Profesionalisme

Profesionalisme adalah nilai kultural, untuk senantiasa menyuguhkan karya terbaik (best practices) secara terus menerus tanpa batas (infinite searching for excellence), sesuai dengan profesinya. (Buku Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA) UI). Profe-sionalisme seorang dosen bukan hanya didasarkan pada penguasaan materi/keilmuan pada suatu disiplin ilmu dan keahlian tertentu, melainkan juga didasarkan pada ama-lan terbaik dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat. Dengan demikian, seorang dosen yang profesional memiliki peran ganda, yaitu pemeliharaan dan pengembangan profesionalisme dalam bidang keilmuan dan keahlian, serta pemahaman dan peningkatan kepuasan konsumen, utamanya mahasiswa.

(19)

penjamin-untuk selalu menampilkan karya terbaik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai dosen. Namun demikian, pencapaian profesionalisme dosen bu-kan hanya menjadi tanggung jawab dosen, melainbu-kan tanggung jawab bersama dosen dan institusinya. Institusi berkewajiban untuk menciptakan sistem yang mam-pu mengupayakan pengembangan kemammam-puan profesionalisme dosen, utamanya penyusunan kriteria dan manajemen mutu dosen.

Seorang dosen UI yang profesional sekurang-kurangnya memiliki karakter sebagai berikut :

1. Patuh pada etika akademik dan bertanggung jawab terhadap profesi dan masyarakat; 2. Memiliki komitmen untuk peningkatan mutu;

3. Memiliki kompetensi yang diakui dalam bidang akademik;

4. Senantiasa melakukan refleksi diri menuju ke peningkatan kompetensi;

5. Mandiri dan mampu mengatur diri;

6. Peduli dan ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.

Beberapa kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan untuk membangun profesio-nal isme di UI adalah:

1. Menetapkan dan menerapkan sistem rekrutmen, seleksi, penempatan, pengem-bangan karier, pemberhentian dan pensiun bagi dosen;

2. Memberi kesempatan bagi dosen untuk mengikuti pendidikan lanjut dan pengem-bangan keilmuan/keahliansecara terus menerus;

3. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif;

4. Menerapkan sistem penjenjangan karir yang jelas dan terstruktur; 5. Memberikan penghargaan dan sanksiyang jelas dan konsisten;

6. Meningkatkan kesejahteraan dosen, dengan menjalankan sistem penggajian yang berkeadilan namun realistis,berbasis kinerja dan keunggulan, sehingga setiap dosen dapat bekerja dan memberikan perhatian secara penuh waktu terhadap profesinya.

(20)

3.3. Kode Etik

Kode etik merupakan salah satu rambu-rambu yang diperlukan sivitas akademika berkaitan dengan sikap, perilaku dan tindakannya selama menjalankan tugasnya baik di lingkungan UI maupun di lingkungan masyarakat nasional dan internasional. Di dalam diri dosen melekat pula kode etik lain sesuai status yang dimilikinya. Kode etik bagi dosen secara garis besar mencakup lima hal yaitu :

1. Kode etik terkait profesionalisme

a. Jujur secara intelektual dan menunjukkan kebenaran di dalam melaksanakan tugasnya;

b. Disiplin terhadap diri sendiri dalam menggunakan, memperluas dan menyebar-kan pengetahuan;

c. Objektif dan adil didalam hubungan profesional dan menghargai kolega; d. Objektif dan apresiatif terhadap pertanyaan dan kritik yang diajukan oleh

kolega terhadap pekerjaannya;

e. Jujur mengungkapkan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah;

f. Tidak melakukan praktek-praktek plagiarisme. 2. Kode etik terkait universitas:

Menjaga nama baik Universitas Indonesia dan fakultasnya masing-masing 3. Kode etik terkait mahasiswa:

Menghargai mahasiswa secara personal dan sebagai mitra intelektual. 4. Kode etik terkait masyarakat :

a. Menyatakan dirinya bukan sebagai seorang yang paling tahu tentang ilmu pengetahuan dalam bidangnya;

b. Menyampaikan keterangan yang dapat dibuktikan kebenarannya;

c. Menghindari tindakan-tindakan yang bertentangan dengan standar moral, hukum, dan agama yang berlaku di masyarakat.

(21)

3.4. Atmosfer Akademik

Atmosfer akademik adalah suasana lingkungan yang memungkinkan terjadinya hubungan yang sehat antara mahasiswa dengan dosen, antar dosen, serta antar mahasiswa. Suasana kondusif diperlukan untuk memungkinkan pengembangan potensi semua pihak secara maksimal, terutama mahasiswa dan dosen, dalam men-capai standar mutu akademik yang unggul. Suasana tersebut harus tercipta dalam seluruh bidang kegiatan akademik, yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian/ pelayanan pada masyarakat, di segenap tempat dan lapisan, baik di kampus maupun di luar kampus Universitas Indonesia.

(22)

BAB IV

PENGEMBANGAN AKADEMIK DOSEN

Pada tahun 2011, fokus strategi di bidang SDM adalah menerapkan sistem integration dan enterprising yang sudah dibangun sejak tahun 2008 hingga 2010. Jika pada tahun 2008-2009, proses integration and enterprising dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Selanjutnya pada tahun 2010, kedua proses tersebut diterapkan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kepegawaian yang membantu tenaga pengajar. Jika pada tahun 2008 hingga 2010 proses integration dan enterprising dilakukan pada ruang lingkup UI, maka pada tahun 2011 sistem ini diterapkan secara merata ke semua fakultas yang ada di UI guna menunjang proses internasionalisasi UI. Sejak tahun 2008, Direktorat Pembinaan SDM dituntut untuk (a) melakukan integrasi pengelolaan SDM, (b) membangun enterprising capacity secara intrinsik dalam diri tiap personil SDM dan c) menggerakkan tiap personil UI untuk mencapai his/her fullest excellent.

Integrasi diartikan sebagai seni menyatukan administrasi pembinaan SDM terpusat di universitas agar pengembangan karir keilmuan di tingkat Departemen/Prodi/Bidang Ilmu jadi lebih optimum.Sebelumnya, titik-titik ujung tombak keilmuan (baik berupa Konsentrasi, Bidang Ilmu dan Peminatan, Program Pendidikan, atau Prodi) terpaksa juga harus berperan sebagai unit kerja pengelola administrasi, termasuk adminis-trasi kepegawaian. Akibatnya, sebagaimana kelemahan pengelolaan sumberdaya se-cara terkotak, meski menjamin kelincahan, tetapi tidak efisien (pemborosan karena

duplikasi). Paripurna menyeluruh juga tidak efektif untuk pengembangan ilmu se-cara holistik (kotak administrasi ikut menyekat interaksi antar disiplin).Sistem ber-jalan yang harus dirubah adalah sistem rekrutmen serta ikatan dan kesepakatan kerja, terutama kesepakatan penggajian dan penalty. Perlu Sistem yang memberi kepastian Status Kepegawaian bagi tiap personil UI.

Enterprising capacity seseorang dalam komunitas universitas riset hanya akan tumbuh dalam suasana pengembangan karir selaras Tridharma yang rewarding, yang

(23)

PTN, yang tidak serta merta dapat diikuti oleh tenaga pengajar utama penyelenggara pendidikan yang belum berstatus PNS. Sistem kepegawaian PNS bagi dosen juga tidak mungkin rewarding secara finansial berdasarkan merit. Perlu suatu remunera-tion scheme on top of kesejahteraan dasar yang sudah dijamin oleh sistem Peraturan Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil (PGPS).

Bagi dosen, rancang bangun hierarki sebagai aktor pendidik maupun pengem-bang ilmu memang ada dalam bentuk hierarki gelar akademik dan jabatan fungsional

dosen. Namun hierarki sebagai pendidik sangat artifisial dalam keseharian.Beda

peran antara asisten ahli, lektor, dan lektor kepala bukanlah realita daily exercise dalam pengajaran.Hal ini terjadi justru akibat pengingkaran dosen atas tugas dan kewajibannya sebagai pengajar, serta penghindaran terhadap tuntutan kompetensi pedagogi. Masalah ini hanya akan teratasi bila para dosen memiliki apresiasi tinggi atas fungsinya sebagai pengajar penuh waktu. Karena tuntutan akselerasi pening-katan kinerja insititusi ke arah universitas riset tingkat dunia, maka secara paralel perlu dibentuk kelompok dosen peneliti penuh waktu yang dedikatif dan pegang janji menjadi peneliti UI yang terpandang di dunia, dan kelompok pengelola pendidikan tinggi UI yang handal dan tangguh. Dengan demikian, yang dibangun adalah pola pikir pengajar penuh waktu dengan pola cluster yang jelas, yang memungkinkan dapat dilakukannya suatu analisis untuk perencanaan, pengendalian, dan pengembangan.

4.1. Langkah-langkah Pengembangan Akademik Dosen

Langkah awal dalam pembangunan sebuah sumber daya manusia di Universitas adalah dengan memberikan kepastian mengenai status kepegawaian para dosen di UI. Metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan (1) menetapkan status pega-wai tetap yang kondusif bagi pengembangan harkat diri dan harkat institusi. (2)

mengidentifikasi dosen yang bersedia pegang janji sebagai pengajar penuh waktu se-UI (kecuali FK) dalam satu sistem imbal jasa, (3) mengidentifikasi akurat atas

tenaga kependidikan yang bertugas pada unit akademik yang bersedia pegang janji sebagai pegawai karir UI dalam satu sistem imbal jasa, (4) SIPEG difungsikan sebagai pengumpulan data dasar kepegawaian UI, dan dimanfaatkan untuk memformalkan status dan penempatan kepegawaian, kepangkatan, beban dan remunerasi dalam keseharian para pegawai UI.

(24)

4.2. Pembangunan

enterprising capacity

Pembangunan dan pengembangan enterprising capacity secara intrinsik dalam diri tiap personil SDM akan membantu meningkatkan kualitas para pegawai sehingga akan mempermudah proses internasionalisasi UI. Pendekatan yang digunakan dalam pembangunan enterprising capacity adalah dengan: (1) memberikan remunerasi se-bagai stimulus yang akan meningkatkan kesejahteraan baik pendidik maupun tenaga kependidikan, (2) SDM harus menggerakkan seluruh tenaga yang ada di UI untuk mencapai target fullest excellent.

Sejalan dengan pola pikir di atas, pembaharuan pola pikir para tenaga pengajar yang diarahkan kepada Renstra UI juga sangat dibutuhkan guna membentuk streng-tening human resource dari Universitas Indonesia. Pada tahun 2008-2009, langkah pembangunan integrasi difokuskan pada pembangunan human resource di pusat. Selanjutnya pada tahun 2010 model integrasi diterapkan pada pegawai UI penun-jang tenaga pengajar yang ada di pusat. Di tahun 2011, pola integrasi yang ada yang sudah dibangun di pusat diterapkan ke seluruh ruang lingkup Universitas Indonesia.

Dalam menerapkan sistem integrasi dan enterprising capacity, UI mengalami berbagai kendala yaitu pada proses promoting pola pikir. SDM dalam hal ini bertugas membangun pola pikir pengajar penuh waktu dengan pola cluster yang jelas, yang memungkinkan dapat dilakukannya suatu analisis untuk perencanaan, pengendal-ian, dan pengembangan proses pengajaran penuh waktu. Dengan dibangunnya pola pikir, maka akan diperoleh dengan jelas siapa saja dosen yang pegang janji untuk penuh waktu.

Berikut ini beberapa langkah dalam menerapkan sistem integrasi dan enterprising capacity.

a. Dapat dilakukan secara lebih efektif dan optimum pembangunan pola pikir men-gajar penuh waktu melalui pelatihan pedagogi (AA dan Pekerti) serta profession recognisance dalam program sertifikasi dosen.

b. Optimasi pemanfaatan sumber dana beasiswa.

c. Informasi akurat beban dosen melalui sistem remunerasi dimungkinkan dilaku-kannya pengendalian beban dosen yang sehat dan perancangan optimasi staff deployment yang optimum bagi kurikulum.

(25)

BAB V

STANDAR MUTU

Pelaksanaan penjaminan mutu dosen/tenaga pendidik diawali dengan proses penetapan standar dan kriteria individu dosen. Standar ditetapkan oleh UI berdasar-kan kesepakatan bersama serta visi dan misi UI. Standar dan kriteria yang disusun harus disesuaikan dengan jenjang dan jenis program yang dimiliki UI, yaitu program S1, S2, S3 maupun Spesialis. Tahap berikutnya adalah penetapan standar manaje-men dosen/tenaga dosen

5.1. Standar Mutu Dosen

Di dalam menjalankan tugasnya di bidang Tridharma, seorang dosen UI yang profesional selalu menampilkan amalan dan karya terbaiknya secara terus menerus. Merujuk pada standar mutu dalam SPMA UI Standar Mutu, Kriteria dan Indikator Dosen, amalan terbaik adalah sebagai berikut:

(26)

Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (EDOM) / Evaluasi Fasilitator oleh Mahasiswa (EFOM)

(27)
(28)

5.2. Standar Mutu Manajemen Dosen

Di dalam Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA), UI menempatkan kompo-nen dosen sebagai kompokompo-nen pendidikan yang utama, menimbang bahwa profesio-nalisme dosen sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan. Komitmen yang tinggi dari pimpinan di dalam melaksanakan manajemen dosen diperlukan agar visi UI tersebut dapat tercapai. Manajemen dosen harus dapat mendorong dosen melaksana kan tugas-tugasnya sebaik mungkin. Untuk itu, setiap dosen diharapkan mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap profesi dan institusinya, serta mampu

mengidentifikasi dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Manajemen mutu dosen ditujukan untuk mengoptimalisasikan penerimaan dan pemberdayaan dosen sehingga mereka dapat berprestasi dengan sebaik mungkin. Untuk itu diperlukan tiga kondisi agar dosen dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, yaitu:

(29)

1. Kondisi yang memberikan kemampuan kepada dosen untuk melaksanakan pekerjaan tersebut (managing ability);

2. Kondisi yang mendorong dosen untuk melaksanakan pekerjaannya tersebut (managing motivation)

3. Kondisi yang memberikan kesempatan kepada dosen untuk melaksanakan pekerjaan nya tersebut dengan memuaskan (managing opportunity).

Kondisi pertama (managing ability), berhubungan dengan sistem rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangandan pembinaan diri melalui studi lanjut, pelatihan, serta penilaian staf. Kondisi kedua (managing motivation), menyangkut pola pem-berian insentif yang berhubungan dengan tugas dan jabatan, sedangkan kondisi ke-tiga (managing opportunity), berhubungan dengan suasana pekerjaan, yaitu tempat dan peralatan kerja, jaminan kesehatan dan sebagainya.Tanggung jawab manaje-men adalah suatu tugas manajerial yang dilakukan untuk melihat apakah kebijakan yang berkaitan dengan tiga kondisi dosen yang diperlukan di atas dapat berlangsung dengan baik dan saling mendukung.

Sesuai dengan kondisi tersebut di atas maka standar manajemen dosen adalah sebagai berikut:

(30)

* FTE adalah satuan unit untuk menghitung time invesment oleh dosen. Menurut kriteria AUN: 1 FTE adalah 40 jam per minggu, bagi dosen tetap (full time job)

Tabel berikut ini menunjukkan penjelasan dari kualifikasi, kompetensi, sertifikasi,

(31)

Tabel 3 : Kualifikasi dan Jenjang Pendidikan untuk Rekrutmen Dosen

*PEKERTI : Pengembangan keterampilan dasar dan teknik instruksional AA : Applied Approach/Ancangan aplikasi

(32)

BAB VI

PENJAMINAN MUTU

Penjaminan mutu Dosen/Tenaga Pendidik adalah segala upaya untuk memper-tahankan dan meningkatkan mutu SDM yang ada, yang dilakukan oleh institusi pen-didikan secara terus menerus dan berkesinambungan. Kegiatan ini harus dilakukan oleh institusi pendidikan secara terstruktur dan terencana dengan baik sesuai dengan “Roda Deming” yang terdiri atas Perencanaan (plan), Pelaksanaan/Implementasi (do), Evaluasi (check) dan Perbaikan/ Penyempurnaan (action).

6.1. Perencanaan

Perencanaan manajemen dosen harus termasuk dalam perencanaan strategis dan merupakan unsur integral dari strategi pengembangan organisasi. Perencanaan

(33)

1. Kecukupan SDM

Kecukupan SDM meliputi dosen/tenaga dosen. Kecukupan dosen mengikuti keten-tuan ratio dosen tetap dan mahasiswa program studi. Melalui penetapan ratio ini maka institusi dapat mengetahui jumlah dosen yang diperlukannya. Sedangkan untuk tenaga kependidikan dilakukan dengan analisis jabatan terlebih dahulu.

2. Kualifikasi dan kompetensi SDM yang diperlukan

Kualifikasi dan kompetensi dosen ditetapkan berdasarkan analisis jabatan, yang mencantumkan kualifikasi dan kompetensi SDM yang diperlukan. Kualifikasi

dosen mencakup pendidikan formal calon dosen di bidang ilmu masing-masing dan pendidikan serta pengalamannya dalam mengajar di pendidikan tinggi. Hal

lain yang dapat dipertimbangkan dalam kualifikasi dosen misalnya keanggotaan

dan partisipasi dalam organisasi profesi/keilmuan, pengalaman dalam pengelo-laan institusi pendidikan dan sebagainya.

3. Sistem rekrutmen

Sistem rekrutmen, termasuk seleksi calon dosen, harus seragam bagi seluruh fakultas di lingkungan UI. Untuk itu perlu adanya pedoman tertulis yang lengkap mengenai metode rekrutmen, seleksi dan penempatan, pengaturan dan pem-bagian kewenangan penyelenggaraan dan pelaksanaan proses, baik di tingkat fakultas maupun pusat terkait penambahan ketenagaan yang diperlukan.

4. Rencana pengembangan lingkungan kerja yang sehat dan kompetitif

Perencanaan ini merupakan bagian dari pembangunan atmosfer akademik yang kondusif. Hal ini akan tercapai apabila ada kejelasan mengenai status, hak dan kewajiban dari setiap sivitas akademik yang bekerja di UI yang dituangkan dalam buku pedoman. Kalau pedoman ini sudah ada dan tersosialisasi dengan baik, maka masing-masing pihak akan dapat menjalankan kewajibannya dengan benar. 5. Sistem penghargaan dan sanksi, serta sistem remunerasi

Selain UI harus memiliki peraturan mengenai status, hak dan kewajiban dosen, UI juga harus merencanakan sistem penghargaan dan sanksi, serta remunerasi dosen. Setiap dosen UI harus memperoleh imbalan yang pantas atas tugas yang telah dilakukannya sesuai dengan beban tugasnya masing-masing. Sebaliknya, dia juga harus diberitahu tentang sanksi yang akan diterimanya apabila tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

(34)

6. Program pembinaan dan pengembangan

Sistem pembinaan dan pengembangan termasuk kesempatan yang diberikan oleh institusi kepada para dosennya untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan-pelatihan singkat sesuai dengan jenjang karirnya. Pengembangan meliputi aspek kepakaran dalam keilmuannya masing-masing, maupun ketrampilan mengajar yang diperlukan untuk membangun profesionalisme dosen. Untuk mencapai hal ini dosen perlu dimotivasi agar selalu bersedia mengikuti pelatihan secara terus menerus dan berkesinambungan. Keseluruhan kegiatan pembinaan dan pengem-bangan harus terprogram dengan jelas agar mutu dan karier dosen terjamin.

6.2. Pelaksanaan

Di dalam tahap ini UI harus mengimplementasikan seluruh rencana yang telah disusun. Tugas ini seluruhnya dilaksanakan oleh pihak eksekutif baik di tingkat uni-versitas maupun fakultas dan departemen. Di dalam tahap pelaksanaan ini ke giatan penjaminan mutu biasanya disebut sebagai kegiatan ‘monitoring dan evaluasi’ (monev). Kegiatan ini harus ‘built-in’ di dalam tugas unit-unit pengelola akademik. Hal ini dilakukan untuk menjaga bahwa seluruh pelaksanaan akademik telah sesuai dengan perencanaan dan standar. Kegiatan monitoring dan evaluasi sebaiknya di-lakukan oleh satu badan/unit tersendiri di dalam lingkungan unit eksekutif tersebut.

6.3. Evaluasi Dosen

Dosen merupakan salah satu komponen yang wajib melakukan evaluasi diri di UI selain institusi seperti fakultas, departemen, lembaga/pusat, dan lain-lain. Kegiatan evaluasi ditujukan pada kegiatan individu dosen dan manajemen dosen. Selanjutnya hasil evaluasi tersebut dimanfaatkan oleh dosen maupun departemen/fakultas/uni-versitas untuk meningkatkan mutu dan manajemen dosen.

Di dalam penjaminan mutu dosen perlu dijelaskan perbedaan pokok antara evaluasi diri dosen (staff self evaluation) dan penilaian dosen (staff appraisal). Evaluasi diri dosen, adalah bentuk penilaian atas berbagai kegiatan akademik yang dilakukan oleh dosen terhadap dirinya sendiri, sebagai wujud dari “potret diri”

(35)

merupakan jenis penilaian atas mutu kinerja dosen tertentu dari luar diri dosen tersebut, yang dilakukan oleh institusi (misalnya departemen, fakultas, pusat atau universitas), yang diwakili oleh pimpinan institusi dan atau suatu komisi yang ditun-juk, dengan maksud untuk meningkatkan mutu dan kapasitas dosen.

Selain itu institusi juga dapat melakukan evaluasi diri terhadap berbagai hal yang terkait dengan manajemen dosen. Berikut ini berturut-turut akan dijelaskan mengenai Evaluasi Diri Dosen, Evaluasi Diri Manajemen Dosen, Penilaian Dosen oleh Mahasiswa, dan Penilaian Dosen oleh Institusi.

6.3.1 Evaluasi Diri Dosen

Prosedur penjaminan mutu dosen dapat dilakukan dengan membiasakan dosen untuk melakukan evaluasi diri terhadap seluruh pekerjaannya, baik di bidang Tridharma maupun tugas-tugas lain yang diberikan kepadanya.

Evaluasi diri dosen berfungsi penting dalam :

1. Memberi informasi tentang kondisi dosen pada saat ini;

2. Membantu mengidentifikasi masalah-masalah penting yang berkaitan dengan aspek

mutu dosen;

3. Mendorong dosen untuk melaksanakan amalan akademik terbaik dan melakukan penyempurnaan mutu secara berkesinambungan;

4. Menyusun langkah-langkah peningkatan dan penyempurnaan mutu dosen; 5. Memperkuat budaya mutu dosen.

Evaluasi diri dosen meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan tugas yang diberikan kepadanya yang mencakup :

1. Pengajaran; 2. Penelitian;

3. Pengabdian/pelayanan pada masyarakat; 4. Partisipasi dalam organisasi profesi; 5. Partisipasi dalam tata pamong institusi.

(36)

6.3.2. Evaluasi Diri Manajemen Dosen

Evaluasi diri institusi yang terkait dosen mencakup evaluasi terhadap :

1. Rekrutmen dan seleksi dosen (peraturan, persyaratan, metode dan lain-lain); 2. Kinerja dosen (motivasi, kedisiplinan, kemampuan adaptasi dan prestasi); 3. Kemampuan untuk melaksanakan best practices;

4. Peluang yang diberikan berkaitan dengan: pendidikan lanjut, pelatihan, penelitian, cuti panjang (sabbatical leave), penghargaan, dan jenjang karier.

Dalam pelaksanaannya, tata cara evaluasi termasuk untuk dosen, merupakan tanggung jawab pimpinan eksekutif di UI, fakultas/lembaga dan departemen. Hasil evaluasi diri dosen merupakan bagian penting dari hasil evaluasi diri universitas, fakultas atau departemen.

6.3.3. Prosedur Evaluasi Diri Dosen

Evaluasi diri dosen dilakukan dalam empat tahap yaitu :

1. Tahap pertama: Persiapan dan perencanaan kegiatan evaluasi diri dosen. Tahap ini dapat terlaksana apabila didukung oleh hal-hal berikut :

a. Kebijakan pimpinan UI yang dituangkan dalam bentuk peraturan tentang ke-wajiban untuk melaporkan hasil evaluasi diri dosen di setiap unit kerja se-cara berkala;

b. Standar mutu dan kriteria dosen yang disepakati bersama telah tersedia; c. Manual prosedur evaluasi dosen tersedia dan disosialiasikan;

d. Terdapat instrumen borang evaluasi dosen ;

e. Metode baku pengolahan data hasil evaluasi dosen telah tersedia dan dise-barluaskan ke seluruh unit-unit pengelola akademik.

2. Tahap kedua: Penataan organisasi kerja/Koordinasi pelaksanaan

a. Evaluasi diri dosen di tingkat fakultas dilakukan di bawah koordinasi Unit Penjaminan Mutu Akademik (UPMA);

b. Evaluasi diri dosen di tingkat departemen dilakukan di bawah koordinasi tim yang dibangun oleh departemen masing-masing;

(37)

3. Tahap ketiga : Pelaksanaan evaluasi Dosen

Implementasi kegiatan evaluasi dosen mengacu kepada agenda pelaksanaan ke-giatan penjaminan mutu di UI yang disepakati bersama oleh pimpinan UI di se-tiap lini unit kerja dalam organisasi UI.

4. Tahap keempat : Laporan dan jadwal

Laporan evaluasi dosen disusun oleh dosen dan menjadi bagian dari laporan evaluasi diri institusi (departemen, fakultas, universitas). Laporan evaluasi diri dosen tersebut memuat perihal kegiatan Tridharma perguruan tinggi yang lakukan dan dihasilkan oleh dosen, serta usulan tentang hal-hal yang perlu di-perbaiki. Laporan evaluasi diri dosen dilaporkan secara periodik.

6.4. Penilaian Dosen

6.4.1. Penilaian Dosen oleh Mahasiswa

Di UI penilaian dosen oleh mahasiswa disebut dengan Evaluasi Dosen Oleh Ma-hasiswa yang disingkat dengan EDOM atau EFOM. Penilaian di sini menyangkut kinerja dosen/fasilitator dalam proses belajar meng ajar dan mencakup bukan hanya ke-mampuan dosen dalam menyampaikan materi pengajaran tapi juga terkait erat

dengan berbagai aspek interaksi dosen dan mahasiswa serta suasana/atmosfir ling -kungan pengajaran. Komponen yang dinilai meliputi:

1. Persiapan dosen untuk mengajar 2. Materi pengajaran

3. Penyampaian materi oleh dosen

4. Pengelolaan kelas (atmosfer akademik) 5. Evaluasi pengajaran

EDOM/EFOM di UI dilakukan setiap semester terhadap semua dosen, dan telah menjadi kegiatan rutin di fakultas. Setiap fakultas atau program studi dapat

melaku-kan modifikasi dari komponen-komponen yang dinilai sesuai dengan metoda pembe -lajaran yang digunakan.

(38)

6.4.2 Penilaian Dosen oleh Institusi

Penilaian dosen oleh institusi di UI disebut dengan Evaluasi Dosen Oleh Institusi (EDOI). Kegiatan ini merupakan bagian dari fungsi manajemen mutu akademik insti-tusi. Penilaian dosen disini menyangkut keseluruhan kinerja dosen yang meliputi : 1. Kegiatan pengajaran

2. Kegiatan penelitian

3. Kegiatan pengabdian pada masyarakat 4. Partisipasi dalam organisasi profesi 5. Partisipasi dalam tata pamong institusi 6. Kedisiplinan

7. Etika 8. Prestasi dsb

Penilaian dosen berfungsi pentingdalam :

1. Menilai secara langsung mutu produk-produk kegiatan akademik dosen seperti kinerja dosen dalam pengajaran, penelitian dan pelayanan masyarakat, serta integrasi ketiga kegiatan akademik tersebut ;

2. Menilai harapan dan tingkat kepuasan mahasiswa atas kinerja dosen

3. Menilai secara tidak langsung mutu universitas dan benchmarking dengan univer-sitas lain, baik dalam maupun luar negeri;

4. Menilai kebutuhan untuk peningkatan mutu kegiatan akademik, khususnya dalam pengajaran dan penelitian;

5. Mengembangkan manajemen karier dan sistem remunerasi dosen; 6. Mempersiapkan akreditasi program studi dan universitas;

7. Memperkuat budaya mutu dalam institusi dan mengembangkan atmosfir aka -demik yang sehat.

6.4.3. Prosedur Penilaian Dosen

Prosedur penilaian dosen meliputi beberapa langkah yaitu :

1. Mempersiapkan kebijakan khusus untuk mendukung kegiatan penilaian dosen; 2. Menyediakan sumber informasi berupa berbagai dokumen akademik yang relevan; 3. Menentukan standar dan kriteria mutu dosen yang akan menjadi acuan dalam

(39)

4. Menentukan kriteria kelayakan dan kompetensi pihak yang berperan memberi-kan penilaian, seperti pimpinan badan/unit/komisi yang ditunjuk melakumemberi-kan pe-nilaian dosen;

5. Menyediakan format borang penilaian dosen yang standar, meliputi penilaian dosen oleh mahasiswa, penilaian individu dosen oleh lembaga dan penilaian kinerja dosen sacara kolektif (rata-rata) yaitu penilaian untuk sekelompok dosen di unit atau lembaga tertentu (misalnya di departemen atau fakultas);

6. Mengembangkan model mekanisme penilaian dosen oleh mahasiswa dan oleh lem-baga, serta koordinasinya dengan unit atau struktur terkait di dalam lembaga; 7. Mensosialisasikan dan mengadakan pelatihan penerapan prosedur penilaian

dosen;

8. Melaksanakan (implementasi) penilaian dosen secara teratur dan konsisten; 9. Melakukan analisis dan interpretasi hasil penilaian dosen;

10. Menyampaikan umpan balik hasil penilaian dosen kepada pihak yang berkepen-tingan, terutama dosen yang bersangkutan;

11. Memanfaatkan hasil penilaian dosen untuk menilai kebutuhan peningkatan mutu dosen dan kinerja lembaga;

12. Memanfaatkan hasil penilaian dosen untuk manajemen pengembangan karier dan sistem remunerasi dosen;

13. Memanfaatkan hasil penilaian dosen untuk evaluasi eksternal di luar UI, termasuk akreditasi program studi dan akreditasi institusi;

14. Peninjauan dan merevisi prosedur penilaian dosen secara berkala untuk perbaikan prosedur.

6.5. Perbaikan dan Penyempurnaan

Perbaikan dan penyempurnaan manajemen dosen sebagian besar telah dibahas sebelumnya dalam topik Evaluasi Dosen di atas,namun demikian dapat disimpul-kan bahwa hasil analisis evaluasi diri dan penilaian dosen seyogyanya mampu me-nampilkan kekurangan dan kelemahan manajemen dosen sekaligus kelebihan dan kekuatannya. Hasil analisis ini selanjutnya dapat dipergunakan untuk penyusunan program-program perbaikan yang mengacu pada standar dan sesuai dengan visi, misi dan fungsi institusi. Kegiatan daur penjaminan mutu ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

(40)

BAB VII

PENUTUP

Dalam penjaminan mutu di UI, dosen/tenaga pendidik merupakan salah satu komponen pendidikan yang utama. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen SDM yang baik guna menunjang pencapaian visi UI menjadi universitas yang unggul di tingkat regional maupun internasional. Buku ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pedoman bagi masyarakat UI, terutama para pengelola universitas, dalam melak-sanakan manajemen mutu, dalam hal ini mutu dosen UI, agar tercapai profesional-isme yang pada akhirnya akan meningkatkan peringkat UI secara keseluruhan.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 3. Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil

5. Peraturan Pemerintah Nomor 152 Tahun 2002 tentang Penetapan Universitas Indonesia Sebagai Badan Hukum Milik Negara

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta tunjangan Kehormatan Profesor

10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (direvisi setelah pembatalan UU No. 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan

12. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

13. Per Mendiknas No. 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik untuk Dosen

14. Per Mendiknas No. 9 Tahun 2008 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun PNS yang Menduduki Jabatan Guru Besar/Profesor dan Pengangkatan Guru Besar Emeritus

15. Kep Mendiknas No. 108 Tahun 2009 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik

untuk Dosen

16. SK Menkowasbangpan No. 38 Tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Nilai Angka Kreditnya 17. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 234 Tahun 2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan

Tinggi

18. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/u/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

19. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya

20. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi, Buku V: Matriks Penilaian Portofolio, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2005

21. Rencana Strategis Universitas Indonesia (Renstra UI) Tahun 2007-2012

22. Keputusan Majelis Wali Amanat UI No. 01/SK/MWA-UI/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga Universitas Indonesia

(42)

23. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia No. 003/Peraturan/MWA-UI/2006 tentang Tugas dan Tanggung Jawab Dosen

24. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia No. 004/Peraturan/MWA-UI/2006 tentang Pokok-pokok Pengembangan Universitas Indonesia Tahun 2007-2022

25. Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 012A/SK/R/UI/2007 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Pembelajaran Mahasiswa Universitas Indonesia

26. Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 455/SK/R/UI/2008 tentang Pedoman Penjaminan Mutu Akademik Universitas Indonesia.

27. Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 1421/SK/R/UI/2012 tentang Kebijakan Sistem Pen-jaminan Mutu Akademik di Universitas Indonesia.

28. Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 403/SK/R/UI/2005 tentang Ketentuan Umum Peraturan Kepegawaian Tenaga Akademik UI-BHMN Peralihan

29. Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 731/SK/R/UI/2006 tentang Perubahan SK Rektor UI No. 731/SK/R/UI/2006 tentang Persyaratan Asisten Dosen Menjadi Pegawai UI-BHMN.

30. The Caut Guide to The Teaching Dossier, Centre for Teaching and Learning Service, McGill University, Canada, 1991

31. Buku Referensi SPMA UI, BPMA UI, 2005

32. Manual for Self Assessment at Programme Level, AUN-QA, 2005 33. Borang EDOM, BPMA UI, 2012.

(43)

TIM PENYUSUN

TAHUN 2007

Penanggung Jawab : Afi Savitri Sarsito (BPMA) Anggota : 1. Bambang Irawan (FKG)

2. Wiwin Wiarsih (UPMA FIK) 3. Ine Minara S. Ruky (UPMA FE) 4. Mia Damiyanti (FKG)

5. Diah Madubrangti (FIB) 6. Ratna Djuwita (F.Psi) 7. Ahmad Syafiq (FKM) 8. Farida Prihatini (FH) 9. Muzakir Tanzil (FK) 10. Amri Marzali (BPMA)

11. Sri Setianingsih Suwardi (BPMA) 12. Sulistyoweni Widanarko (BPMA) 13. Firman Lubis (BPMA)

Gambar

Tabel 1:  Komponen,Kriteria, dan Indikator Standar Mutu Dosen
Tabel 2:  Komponen, Kriteria, dan Indikator Standar Mutu Manajemen Dosen
Tabel berikut ini menunjukkan penjelasan dari kualifikasi, kompetensi, sertifikasi,  dan jabatan akademik dosen yang dipertimbangkan dalam sistem dan mekanisme
Tabel 3 : Kualifikasi dan Jenjang Pendidikan untuk Rekrutmen Dosen

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan tugas dan kegiatan akademik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dosen, mahasiswa, dan peserta didik sebagai insan

Ruang Lingkup: Pedoman ini disusun berdasarkan standar akreditasi Puskesmas yang meliputi pedoman dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan

Dosen Pembina Akademik mempunyai tugas untuk membantu kelancaran studi mahasiswa bimbingan baik menyangkut bidang akademik maupun bidang non akademik, antara lain. 1)

Prosedur ini berlaku dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Meliputi kegiatan inventarisasi & identifikasi dosen yang perlu studi lanjut

Semua aspek yang meliputi (1) kemudahan prosedur pelayanan Bagian Akademik, (2) persyaratan pelayanan Bagian Akademik dengan jenis pelayanannya (3) kemudahan dan

Secara umum luas lingkup manual penetapan Standar Pendidikan mencakup aspek kegiatan pendidikan tinggi yang meliputi penjaminan mutu akademik dan non-akademik

1) Membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 2) Menyusun rencana dan program kerja Fakultas bidang

Tujuan Prosedur mutu penetapanDosen Pembimbing Akademik DPAdisusun sebagai suatu pedoman baku dalam menetapkan dosen yang dianggap layak untuk menjadi dosen Pembimbing Akademik DPAdi