(1)i
SISTEM INFORMASI DOKUMENTASI
KEPEMILIKAN TANAH KELURAHAN DESA
(Studi Kasus : Kelurahan Desa Paseban, Kecamatan Bayat,
Klaten, Jawa Tengah)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh :
Putri Desembri Kristanti Dewi
NIM : 075314020
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(2)ii
DOCUMENTATION OF LAND OWNERSHIP
INFORMATION SYSTEM
IN URBAN VILLAGE
(A Case Study at Paseban Urban Village, District of Bayat,
Klaten, Jawa Tengah)
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the
Sarjana Komputer
Degree
In Informatics Engineering Department
By :
Putri Desembri Kristanti Dewi
NIM : 075314020
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
(3)(4)(5)v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juli 2012
Penulis,
(6)vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Putri Desembri Kristanti Dewi
NIM : 075314020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
SISTEM INFORMASI DOKUMENTASI KEPEMILIKAN
TANAH KELURAHAN DESA
(Studi Kasus : Kelurahan Desa Paseban, Kecamatan Bayat,
Klaten, Jawa Tengah)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 Juli 2012
Yang menyatakan,
(7)vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menjadi sumber kekuatan
terbesar dalam perjalanan hidupku. Walaupun tidak terlihat tetapi aku percaya
bahwa Tuhan selalu ada menyertai perjalanan hidupku dalam menempuh berbagai
kerikil-kerikil kehidupan maupun dalam suka dan selalu menjadi terang serta
menjadi penopang dalam hidupku. Di setiap perjalanan hidupku hanya akan ada
sepasang jejak kaki, bukan Dia meninggalkan aku tetapi sepasang kaki itu adalah
jejak kakiNya yang pada waktu itu sedang menggendongku.
Papah, Mamah, dan Adik Nanda serta keluarga besar yang selalu ada
mendukungku dan selalu memberikanku kasih sayang serta cinta yang begitu
besar dan tulus. Walaupun terbentang antara jarak dan waktu tetapi cinta kalian
selalu ada melekat. Aku sangat sayang dan cinta kepada kalian semua. Tiada
kebahagiaan terbesar di dunia ini selain memiliki keluarga seperti kalian.
Senyum bahagia dariku adalah ketika aku dapat melihat senyum maupun tangis
kebahagiaan dari kalian, persembahan hasil kerja kerasku tanpa mempedulikan
seberapa besar besar pengorbanan, perjuangan dan kerja keras
yang harus aku lakukan demi mencapai impian itu.
Sahabat-sahabatku yang selalu ada memberikan dukungan dan semangat dalam
proses penyusunan skripsi ini.
(8)viii
HALAMAN MOTTO
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan
baru. Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan
dan tidak menjadi lelah “ (Yesaya 40:31)
(Tuhan akan terus menambahkan talenta bagi setiap pribadi yang tekun dan setia
menjalani pekerjaannya dan melakukan perintahNya. Dia akan terus mengangkat
hidup kita dan Dia akan senantiasa memberikan kekuatan bagi hidup kita)
“Do not wait; the time will never be ‘just right’. Start where you stand, and
work with whatever tools you may have at your command,
and better tools will be found as you go along”
(Napoleon Hill)
“Patience, persistence, and perspiration make an
unbeatable combination of success”
(Napoleon Hill)
“Berikan yang terbaik demi impianmu dan kamu akan
terkejut dengan energi luar biasa yang sebenarnya ada di dalam dirimu”
(Merry Riana)
“Jangan pernah takut akan kegagalan. Terus maju dan belajar
dari kesalahan serta miliki mental yang kuat. Jalan menuju
keberhasilan bukanlah jalan tanpa penuh lika-liku dan bebatuan terjal.
Untuk mencapai suatu impian kita harus berani untuk dapat melewati
kondisi sulit apapun itu karena berawal dari pertarungan itulah rahasia
kesuksesan akan ditemukan. Berusaha sekuat tenaga dan selalu berserah
pada Tuhan maka Tuhan akan membukakan jalan terang bagimu sampai
(9)ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Sistem Informasi Dokumentasi Kepemilikan Tanah Kelurahan Desa (Studi
Kasus : Kelurahan Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah)”.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terlibat dan banyak membantu dalam hal bimbingan, dukungan,
semangat, cinta, kasih sayang, kritik maupun saran yang sungguh bermanfaat serta
membangun. Ucapan terima kasih tersebut saya persembahkan kepada :
1. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan salah satu dosen
penguji.
2. Ibu Ridowati Gunawan, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik
Teknik Informatika Angkatan Tahun 2007 dan Kepala Program Studi Teknik
Informatika.
3. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir. Terima kasih atas semangat dan bimbingan di dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
4. Ibu Sri Hartati Wijono S.Si., M.Kom., selaku dosen penguji bersama Ibu
Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si., M.Sc.
5. Bapak Albertus Eko Tri Raharjo, Amd. Akt., selaku kepada desa sekaligus
lurah Kelurahan Desa Paseban.
6. Kedua orangtuaku, Papah FX.Sri Bandaru, B.E. dan Mamah Meiliani Sabtuti
serta Adikku tercinta Nanda Putra Pratama. Terima kasih untuk seluruh doa,
semangat, cinta, dan kasih sayang yang begitu besar dan tulus.
(10)selalu berjuang melakukan yang terbaik sehingga dapat mempersembahkan suatu
kebahagiaan untuk kalian.
8. Sahabat-sahabat karib dan seluruh teman angkatan 2007.
Tidak ada gading yang tak retak. Saya pun menyadari bahwa tidak ada
yang sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat diharapkan dengan tujuan sebagai pengembangan sistem agar dapat
berkembang menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang.
Akhir kata, diharapkan tulisan ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, memperluas wawasan, dan dapat berguna bagi pihak
pengguna umum maupun mahasiswa di bidang Teknik Informatika itu sendiri.
Yogyakarta, 20 Juli 2012
(11)xi
ABSTRAKSI
Peran tanah menjadi aset yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh
kalangan masyarakat bergantung tujuan terhadap manfaat serta pengelolaannya.
Berdasarkan peran penting tersebut, mengakibatkan timbulnya banyak persaingan
untuk menguasai suatu lahan pertanahan di tengah keterbatasan ketersediaan
lahan. Sehingga dapat menimbulkan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh
badan perseorangan maupun lembaga dengan cara yang tidak halal. Persoalan
tersebut mengakibatkan munculnya permasalahan sengketa tanah yang juga sudah
terjadi dalam kelurahan desa yang menjadi obyek dari studi kasus. Peran penting
dalam meneliti status tanah dan memutuskan tanah yang bersangkutan merupakan
tanah sengketa atau tanah tidak sengketa ketika tanah masih berstatus tanah C
dipegang oleh kepala desa/lurah dengan terlebih dahulu mengetahui riwayat
mengenai obyek tanah.
Berdasarkan permasalahan mengenai persoalan tanah sengketa dan peran
penting kepala desa/lurah untuk mengeluarkan Surat Keterangan Pendaftaran
Tanah (SKPT) yang membuktikan status tanah sengketa atau tidak sengketa maka
skripsi ini dibuat sebagai pendukung buku administrasi tanah desa. Data-data
kepemilikan tanah akan disimpan dan dikelola ke dalam sistem oleh sekretaris
desa. Data yang sudah disimpan akan dikelola lebih lanjut di dalam sistem
sehingga dapat digunakan untuk pencarian data kepemilikan tanah oleh kepala
desa/lurah maupun umum. Metode pencarian data peralihan kepemilikan tanah
menggunakan metode perankingan pembobotan TF-IDF normalisasi.
Sistem yang sudah berjalan dapat menyimpan dan mengelola data
peralihan kepemilikan tanah dengan baik. Pencarian data peralihan kepemilikan
tanah dapat menemukan transaksi peralihan kepemilikan tanah yang dibutuhkan
dengan tepat sebagai sistem pencarian riwayat tanah. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan nilai recall dan precicion yang memperoleh nilai 1 karena transaksi
dan dokumen yang dibutuhkan sudah dapat ditemukan pada ranking pertama
dalam hasil pencarian data serta transaksi-transaksi yang saling berkaitan
seluruhnya dapat ter-
retrieve
.
(12)xii
ABSTRACT
Role of land become a very important asset and much needed by the
community relies on the purposes, benefits and management. Based on that role
important, result a lot of competition to having a land area middle the limited
availability of land. So that, it can lead a fraud committed by the individuals and
institutions in ways that are not kosher. That problems resulted a land dispute
problems and ever occur in rural villages that became the subject of case studies.
Important role in researching the status of land and decided that soil object is
disputed or not disputed land when the land still ‘C land’ is held by the village
chief or headman with check the history of the land object before.
Based on the problems about dispute soil and important role from village
chief or headman to issue a Certificate of Land Registration. A Certificate of Land
Registration used to give evidence that soil is dispute or not dispute, then the
thesis created to support the administration of village soil book. Land data
ownership will be stored and managed into the system by village secretary. The
data stored will be managed within the system further so that it can be used to
search the history of soil data by village chief or headman and public. Search
method of land ownership transaction use ranking from result of calculation
TF-IDF normalization weighting.
System can store and manage land ownership transaction data well. Search
system can find the history of land ownership and find correct data. It can be seen
from the result of value calculation from recall and precision. Recall and precision
value obtain one because all of required transactions and documents are to be
found in the first rank in the result of data search and all of related transaction was
able to retrieve.
(13)xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...vii
HALAMAN MOTTO ... viii
KATA PENGANTAR...ix
ABSTRAKSI ...xi
ABSTRACT ...xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan ... 4
1.4. Batasan Masalah... 4
1.5. Kegunaan ... 5
1.6. Metodologi Penelitian ... 5
1.6.1. Jenis-Jenis Metode yang Digunakan ... 5
1.6.2. Pengembangan Aplikasi ... 6
1.7. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1. Pengertian Sistem Informasi ... 9
2.2. Pengarsipan dan Dokumentasi Data ... 10
2.3. Pendekatan Terstruktur ... 10
2.4. Metadata ... 11
2.5. Regular Expression atau RegEx ... 12
2.6. Information Retrieval ... 13
2.6.1. Logical View dari suatu Dokumen ... 13
2.6.2. Proses Pemerolehan Informasi (Information Retrieval) ... 15
2.7. Vector Space Model (SVM) ... 21
2.7.1. Tahap Pencarian Perangkingan Pembobotan TF-IDF Normalisasi... 23
2.7.2. Optimalisasi Bobot Menggunakan Bobot TF-IDF Normalisasi ... 26
2.7.3. Perangkingan Menggunakan Bobot Normalisasi Sesuai Query ... 26
2.8. Pencarian Dokumen dengan Berbagai Cara menggunakan Contoh Kasus ... 27
2.9. Kelebihan dan Kekurangan menggunakan SVM ... 31
2.10. Relevansi ... 32
2.10.1. Pengertian Relevansi ... 32
2.10.2. Pengelompokkan dalam Relevansi ... 32
2.11. Pengukuran Performansi dalam Information Retrieval System ... 33
2.12. Pengertian Tanah ... 35
2.12.1. Sumber Hukum Tanah Indonesia ... 35
2.12.2. Subyek Hak Pengelolaan Atas Kepemilikan Tanah ... 36
2.12.3. Hak-Hak Perorangan dan Kebijakan Hak Atas Tanah ... 37
2.12.3.1. Hak Milik Atas Tanah (HM) ... 37
2.12.3.2. Hak Guna Usaha (HGU) ... 38
2.12.3.3. Hak Guna Bangunan ... 38
(14)2.12.3.5. Hak Pengelolaan ... 39
2.12.4. Peralihan Kepemilikan Tanah ... 40
2.12.4.1. Peralihan Kepemilikan Tanah Negara ... 41
2.12.4.2. Tanah Hibah ... 41
2.12.4.3. Tanah Warisan ... 42
2.12.4.4. Tanah Wakaf ... 42
2.12.4.5. Tanah Tukar Guling ... 43
2.12.4.6. Tanah Jual-Beli ... 43
2.12.5. Pendaftaran Tanah ... 43
2.12.5.1. Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah ... 44
2.12.5.2. Sistem Pendaftaran Tanah ... 45
2.12.5.3. Syarat Kelengkapan untuk Melakukan Pendaftaran Tanah ... 46
2.12.6. Jenis-Jenis Kemungkinan dalam Pencatatan maupun Transaksi Tanah 47
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 50
3.1. Analisa Sistem... 50
3.1.1. Prosedur Peralihan Kepemilikan Tanah ... 50
3.1.2. Arsitektur Sistem ... 56
3.1.3. Arsitektur Aplikasi ... 57
3.1.4. Fase Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis Phase) ... 58
3.1.4.1. Analisis Kebutuhan Pengguna ... 58
3.2. Perancangan Sistem ... 60
3.2.1. Fase Desain Logical (Logical Design Phase) ... 60
3.2.1.1. Use Case ... 60
3.2.1.2. Definisi Aktor ... 61
3.2.1.3. Definisi Use Case ... 61
3.2.1.4. Subsistem Manajemen Proses ... 63
3.1.1.1.1. Diagram Konteks ... 63
3.1.1.1.2. DAD Level 0 Login ... 64
3.1.1.1.3. DAD Level 0 Pencatatan Tanah Negara ... 64
3.1.1.1.4. DAD Level 0 Pencatatan Tanah Pertama Kali ... 65
3.1.1.1.5. DAD Level 0 Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah ... 65
3.1.1.1.6. DAD Level 0 Indexing Metadata ... 66
3.1.1.1.7. DAD Level 0 Pencarian Data Tanah ... 66
3.1.1.1.8. Diagram Arus Data (DAD) Level 0 ... 67
3.1.1.2. Process Specification (PSPEC) ... 67
3.1.1.3. Kamus Data ... 67
3.1.1.4. Diagram Jenjang ... 68
3.2.2. Fase Desain Fisikal (Physical Design Phase) ... 69
3.2.2.1. Subsistem Manajemen Data ... 69
3.2.2.1.1. Entity Relational Diagram ... 69
3.2.2.1.2. Logical Database Design ... 71
3.2.3. Perancangan Subsistem Dialog ... 83
3.2.3.1. Interface Admin untuk Pengelolaan Kepemilikan Data Tanah ... 83
3.2.3.1.1. Modul Login ... 83
3.2.3.1.2. Modul Pencatatan Tanah Negara ... 84
3.2.3.1.3. Modul Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah ... 88
3.2.3.1.4. Modul Pencatatan Penerbitan Sertifikat Tanah ... 113
3.2.3.1.5. Modul Indexing Metadata ... 116
3.2.3.1.6. Modul Pencarian Data Tanah (Basis Web) ... 117
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 118
4.1. Implementasi Subsistem Manajemen Data ... 118
4.2. Koneksi Database MySQL ... 123
(15)4.3.1. Implementasi Kelas ... 125
4.3.2. Implementasi Antarmuka ... 126
4.3.3. Implementasi Basis Data ... 133
4.3.4. Implementasi Transaksi ... 134
4.3.5. Hasil Proses Indexing ... 139
4.3.6. Pencarian Data Tanah... 139
BAB V ANALISA DATA ... 142
BAB VI PENUTUP ... 173
6.1. Kesimpulan ... 173
6.2. Saran ... 173
DAFTAR PUSTAKA ... 174
LAMPIRAN ... 176
LAMPIRAN 1 Diagram Arus Data (DAD) Level 1 ... 176
LAMPIRAN 2 Process Specification (PSPEC) ... 181
LAMPIRAN 3 Kamus Data ... 216
LAMPIRAN 4 Narasi Use Case ... 233
LAMPIRAN 5 Prosedur Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah ... 287
(16)xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengelompokkan Relevansi ... 32
Tabel 3.1 Definisi Aktor ... 61
Tabel 3.2 Definisi Use Case ... 61
Tabel 4.1 Tabel Daftar Implementasi Kelas ... 125
Tabel 4.2 Tabel Daftar Implementasi Antarmuka... 126
Tabel 4.3 Implementasi Basis Data ... 133
Tabel 8.1 PSPEC Login... 181
Tabel 8.2 PSPEC Pencatatan Tanah Negara ... 182
Tabel 8.3 PSPEC Pencatatan Tanah Pertama Kali ... 184
Tabel 8.4 Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah Negara ... 187
Tabel 8.5 PSPEC Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah Hibah ... 190
Tabel 8.6 Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah Warisan/Wasiat ... 193
Tabel 8.7 Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah Wakaf... 194
Tabel 8.8 PSPEC Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah Tukar Guling ... 196
Tabel 8.9 Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah Jual-Beli ... 197
Tabel 8.10 PSPEC Pencatatan Penggabungan Tanah ... 198
Tabel 8.11 PSPEC Pencatatan Penerbitan Sertifikat Tanah Pertama Kali ... 200
Tabel 8.12 PSPEC Pencatatan Penerbitan Penggantian Sertifikat ... 202
Tabel 8.13 Kelompok rule pertama : inflection particles ... 208
Tabel 8.14 Kelompok rule kedua : inflectional possessive pronouns ... 208
Tabel 8.15 Kelompok rule ketiga : first order of derivational prefixes ... 208
Tabel 8.16 Kelompok rule keempat : second order of derivational prefixes ... 209
(17)xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 The Sequential or “Waterfall” Strategy ... 6
Gambar 2.1 Logical View dari Dokumen : dari kondisi full text menjadi index term ... 14
Gambar 2.2 Proses Pemerolehan Informasi (Information Retrieval) ... 16
Gambar 2.3 Ilustrasi Recall dan Precision... 34
Gambar 3.1 Prosedur Pencatatan Peralihan Tanah Desa ... 50
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Transaksi Peralihan Tanah ... 50
Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Transaksi Peralihan Bidang Murni ... 51
Gambar 3.4 Flowchart Prosedur Transaksi Peralihan Tanah Tukar Guling ... 52
Gambar 3.5 Flowchart Prosedur Transaksi Peralihan Tanah Tukar Guling ... 53
Gambar 3.6 Flowchart Prosedur Transaksi Peralihan Tanah Negara ... 54
Gambar 3.7 Flowchart Prosedur Penerbitan Sertifikat Tanah ... 55
Gambar 3.8 Flowchart Prosedur Penggabungan Bidang Tanah ... 55
Gambar 3.9 Ilustrasi Arsitektur Sistem ... 56
Gambar 3.10 Arsitektur Aplikasi ... 58
Gambar 3.11 Use Case ... 60
Gambar 3.12 Diagram Konteks ... 63
Gambar 3.13 DAD Level 0 Login ... 64
Gambar 3.14 DAD Level 0 Pencatatan Tanah Negara... 64
Gambar 3.15 DAD Level 0 Pencatatan Tanah Pertama Kali... 65
Gambar 3.16 DAD Level 0 Pencatatan Peralihan Kepemilikan Tanah ... 65
Gambar 3.17 DAD Level 0 Pencatatan Penerbitan Sertifikat Tanah ... 66
Gambar 3.18 Indexing Metadata ... 66
Gambar 3.19 DAD Level 0 Pencarian Data Tanah ... 67
Gambar 3.20 Diagram Jenjang ... 68
Gambar 3.21 Entity Relational Diagram ... 70
Gambar 3.23 Interface Form Login ... 83
Gambar 3.24 Interface Form Pencatatan Tanah Negara ... 84
Gambar 3.25 Interface Halaman Tampilkan Tanah Negara ... 85
Gambar 3.26 Interface Form Edit/Ubah Tanah Negara ... 86
Gambar 3.27 Interface Form Hapus Tanah Negara ... 87
Gambar 3.28 Interface Form Pencatatan Peralihan Tanah Negara ... 88
Gambar 3.29 Interface Form Pihak Peralihan Tanah Negara untuk Kas Desa ... 89
Gambar 3.30 Interface Form Pihak Peralihan Tanah Negara Bukan untuk Kas Desa ... 90
Gambar 3.31 Interface Form Kuasa Peralihan Tanah Negara Bukan untuk Kas Desa ... 91
Gambar 3.32 Interface Form Transaksi Hibah Peralihan Tanah Letter C ... 92
Gambar 3.33 Interface Form Pihak I Peralihan Bidang Tanah ... 93
Gambar 3.34 Interface Form Kuasa Pihak I Peralihan Bidang Tanah ... 94
Gambar 3.35 Interface Form Kematian Pihak I Peralihan Bidang Tanah ... 95
Gambar 3.36 Interface Form Dokumen Pihak I Peralihan Tanah Status Tanah C ... 95
Gambar 3.37 Interface Form Transaksi Hibah Peralihan Tanah Murni ... 96
Gambar 3.38 Interface Form Transaksi Pemisahan Kepemilikan Tanah Letter C ... 97
Gambar 3.39 Interface Form Transaksi Hibah Peralihan Pemecahan Tanah ... 98
Gambar 3.40 Interface Form Pihak II Transaksi Peralihan Kepemilikan Tanah ... 99
Gambar 3.41 Interface Form Pencatatan Kepemilikan Tanah Bersertifikat ... 100
Gambar 3.42 Interface Form Dokumen Pihak I Peralihan Tanah Bersertifikat... 101
Gambar 3.43 Interface Form Transaksi Hibah Peralihan Tanah Bersertifikat Murni ... 102
Gambar 3.44 Interface Form Dokumen Transaksi Peralihan Tanah Bersertifikat ... 103
Gambar 3.45 Interface Form Transaksi Pemisahan Peralihan Tanah Bersertifikat ... 104
Gambar 3.46 Interface Form Transaksi Pemecahan Peralihan Tanah Bersertifikat ... 105
(18)Gambar 3.48 Interface Pihak Desa Tanah yang Ditukarkan Transaksi Tukar Guling .... 107
Gambar 3.49 Interface Data Penukar Tanah Kas Desa Tukar Guling Tanah C ... 108
Gambar 3.50 Interface Form Dokumen Pihak Penukar Tanah Kas Desa Tanah C ... 109
Gambar 3.51 Interface Form Data Pengganti Tanah Kas Desa Peralihan Tanah C ... 110
Gambar 3.52 Interface Form Dokumen Pengganti Tanah Kas Desa Tanah Letter C ... 110
Gambar 3.53 Interface Form Transaksi Penggabungan Tanah Letter C ... 111
Gambar 3.54 Interface Form Transaksi Penggabungan Tanah Bersertifikat... 112
Gambar 3.55 Interface Form Pencatatan Sertifikat Tanah Pertama Kali ... 113
Gambar 3.56 Interface Form Pencatatan Sertifikat Tanah Pertama Kali ... 114
Gambar 3.57 Interface Form Pencatatan Sertifikat Tanah Pengganti ... 115
Gambar 3.58 Interface Indexing Metadata per Transaksi ... 116
Gambar 3.59 Interface Indexing Metadata untuk Seluruh Transaksi... 116
Gambar 3.60 Interface Form Pencarian Data Tanah ... 117
Gambar 3.61 Interface Halaman Hasil Pencarian Data Tanah ... 117
Gambar 3.62 Interface Halaman Hasil Pencarian Dokumen Tanah ... 117
Gambar 4.1 Form Transaksi Hibah Peralihan Tanah C ... 134
Gambar 4.2 Form Pihak I Peralihan Bidang Tanah ... 135
Gambar 4.3 Form Dokumen Pihak I Peralihan Bidang Tanah Status Tanah C ... 135
Gambar 4.5 Pesan Konfirmasi dan Form Kematian Pihak I ... 136
Gambar 4.4 Form Kuasa Pihak I Peralihan Bidang Tanah ... 136
Gambar 4.6 Form Transaksi Peralihan Kepemilikan Bidang Tanah Murni ... 137
Gambar 4.7 Form Dokumen Transaksi Peralihan Kepemilikan Tanah Letter C ... 137
Gambar 4.8 Form Transaksi Pemisahan Kepemilikan Bidang Tanah Letter C ... 138
Gambar 4.9 Form Transaksi Pemecahan Kepemilikan Bidang Tanah ... 138
Gambar 4.10 Cek Luas Tanah ... 139
Gambar 4.11 Hasil Proses Indexing ... 139
Gambar 4.12 Implementasi Pencarian Data Tanah ... 139
Gambar 4.13 Hasil Output Pencarian Data Tanah ... 140
Gambar 4.14 Dokumen yang Ditemukan ... 141
Gambar 8.1 DAD Level 1 Proses 4.1 Pencatatan Peralihan Tanah Negara ... 176
Gambar 8.2 DAD Level 1 Proses 4.2 Pencatatan Peralihan Tanah Hibah ... 176
Gambar 8.3 DAD Level 1 Proses 4.3 Pencatatan Kepemilikan Tanah Warisan/Wasiat . 177
Gambar 8.4 DAD Level 1 Proses 4.4 Pencatatan Kepemilikan Tanah Wakaf ... 177
Gambar 8.5 DAD Level 1 Proses 4.5 Pencatatan Kepemilikan Tanah Tukar Guling .... 178
Gambar 8.6 DAD Level 1 Proses 4.6 Pencatatan Kepemilikan Tanah Jual-Beli ... 178
Gambar 8.7 DAD Pencatatan Penggabungan Tanah... 179
Gambar 8.8 Pencatatan Penerbitan Sertifikat Pertama Kali ... 179
Gambar 8.9 Pencatatan Penerbitan Penggantian Sertifikat ... 180
Gambar 8.10 Flowchart Proses Index Metadata Tiap Transaksi ... 204
Gambar 8.11 Flowchart Proses Tokenization ... 205
Gambar 8.12 Flowchart Proses Stopword ... 206
Gambar 8.13 Flowchart Proses Stemming ... 207
Gambar 8.14 Flowchart Proses Menghitung tfij ... 211
Gambar 8.15 Flowchart Indexing Metadata Transaksi Koleksi Index Transaksi ... 212
Gambar 8.16 Flowchart Menghitung dfi ... 213
Gambar 8.17 Flowchart Proses Pencarian Data Tanah ... 215
Gambar 8.18 Prosedur Pendaftaran Peralihan Kepemilikan Tanah di Kelurahan Desa .. 287
(19)1
BAB 1
1.1.
Latar Belakang
Mayoritas masyarakat Indonesia bermata pencarian sebagai petani. Hal ini
menyebabkan negara Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris dengan
lahan pertanian yang luas. Tanah dipandang menjadi sangat penting dan berharga
karena tanah berperan sebagai sumber ekonomi penunjang kehidupan. Tidak
hanya sebagai sumber ekonomi, lahan tanah juga berfungsi untuk mendirikan
rumah sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi
orang yang sudah meninggal dunia atau dikenal dengan makam/kuburan. Tidak
hanya sebatas itu, tanah juga mampu berperan penting pada perkembangan
kehidupan sosial dan politik. Jumlah luas kepemilikan tanah menjadi salah satu
faktor penting yang mempengaruhi tingkat kemakmuran masyarakat pedesaan.
Sehingga dapat mempengaruhi seberapa besar keaktifan masyarakat di dalam
melakukan proses pengambilan keputusan terutama jika dipandang dalam sistem
pengambilan keputusan yang dilakukan di tingkat desa.
Untuk membuktikan kepemilikan tanah yang dimiliki oleh seseorang,
maka diperlukan bukti kepemilikan tanah yang dalam pembuatannya bertujuan
untuk menghindari terjadinya sengketa terhadap kepemilikan tanah. Bukti
kepemilikan tanah yang berlaku Indonesia saat ini adalah berupa sertifikat tanah.
Bukti kepemilikan tanah tersebut berlaku sejak Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1960 yang kemudian diganti menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 dikeluarkan.
Sebelum diberlakukannya sertifikat tanah sebagai bukti sah terhadap hak
kepemilikan tanah, bukti kepemilikan tanah yang lebih dikenal di lingkungan
pedesaan adalah berupa ‘Letter C’. Tanah dengan bukti kepemilikan tanah berupa
Letter C disebut sebagai tanah C/tanah status ‘Letter C’ dan juga dikenal sebagai
tanah berstatus ‘girik’. Tanah ‘girik’ lebih dikenal dengan sebutan tanah adat atau
tanah yang belum dikonversi menjadi salah satu tanah dengan hak tertentu dan
hanya tercatat pada kelurahan desa setempat sehingga belum memiliki sertifikat
tanah yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Setempat. Nama lain dari tanah
(20)‘girik’ antara lain
petok D, rincik, ketitir,
dsb. Walaupun bukti kepemilikan tanah
berupa sertifikat tanah sudah diberlakukan namun hingga saat ini, masih banyak
tanah desa yang masih tercatat sebagai tanah dengan bukti kepemilikan tanah C.
Pendaftaran kepemilikan tanah berstatus tanah ‘girik’ dicatat di dalam
‘Buku Administrasi Tanah Desa’ atau dikenal dengan ‘Buku Letter C’/’Buku
Tanah Desa’ yang dilakukan oleh pihak kelurahan desa setempat. Fungsi buku
tersebut adalah untuk mencatat segala hal yang berhubungan dengan admintrasi
pertanahan desa berkaitan dengan urusan lahan tanah, baik menyangkut hak
kepemilikan, transaksi, perpindahan, maupun mutasi.
Peran penting dalam proses pendaftaran tanah terutama untuk tanah yang
pertama kali didaftarkan dipegang oleh kepala desa (KaDes) atau lurah. Kepala
Desa atau lurah berkewajiban mengeluarkan Surat Keterangan Kepala Desa
(SKKD) atau Surat Keterangan Lurah (SKL) yang lebih dikenal dengan nama
Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT). Isi dari surat tersebut menjelaskan
mengenai keterangan data fisik dan data yuridis mengenai lahan tanah yang
bersangkutan serta harus dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga sebelum
menerbitkan SKKD atau SKL diperlukan kehati-hatian dan tidak boleh terjadi
kesalahan. Sedangkan dilihat dari fakta di lapangan, dapat dilihat bahwa
pencatatan kepemilikan tanah di kelurahan desa masih dilakukan secara manual
(data masih ditulis tangan yang dilakukan oleh sekretaris desa). Kondisi yang
demikian, menimbulkan kesulitan bagi pihak kelurahan desa di dalam melakukan
penelusuran riwayat kepemilikan suatu lahan tanah. Pihak kelurahan desa harus
kesulitan mencari satu-persatu dari setiap lembar buku tanah desa dan menelusuri
setiap data sesuai dengan keterangan tertulis yang sudah tercatat. Dengan
pencarian data riwayat tanah yang demikian, disinyalir dapat mengakibatkan
kondisi sangat riskan terhadap kesalahan. Kondisi pergantian kepengurusan
jabatan perangkat desa pun dapat menimbulkan masalah yang diakibatkan oleh
ketidaksinkronan data akibat terjadinya kesalahan dalam melakukan
penerjemahan data dalam Letter C. Detail ukuran luas tanah juga harus menjadi
perhatian yang cukup penting untuk diteliti dengan benar.
(21)lurah atau kepala desa yang sangat memiliki peran penting di dalam proses untuk
mengubah kepemilikan tanah terutama pada tanah yang baru didaftarkan pertama
kali. Oleh karena itu, untuk membantu pihak kelurahan desa di dalam melakukan
dokumentasi data atau pencatatan kepemilikan tanah maka memunculkan suatu
gagasan untuk membuat sistem informasi mengenai pencatatan kepemilikan tanah
di kelurahan desa berbasis desktop yang berfungsi sebagai media pendukung
Buku Administrasi Tanah Desa yang dapat dipergunakan untuk melihat
history
atau riwayat tanah dan untuk pencarian data serta dokumen kepemilikan tanah
digunakan pendukung berbasis website. Sistem tidak menggantikan Buku
Administrasi Tanah Desa karena buku masih menjadi bukti sah di dalam
pengadilan. Melalui sistem informasi ini maka diharapkan dapat membantu
meringankan tugas pihak kelurahan, menjaga keamanan penyimpanan data
kepemilikan tanah dan meminimalisasir terjadinya kesalahan di dalam membuat
keterangan data maupun terjadinya sengketa tanah.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pokok-pokok masalah yang
muncul yaitu :
1.Data kepemilikan tanah di desa masih tercatat secara manual sehingga
diperlukan sistem informasi secara sistematis.
2.Proses atau prosedur yang berhubungan dengan kepemilikan tanah melibatkan
kepala desa/lurah. Oleh karena itu, membutuhkan sistem informasi mengenai
dokumentasi kepemilikan tanah yang membantu lurah dalam proses administrasi
kepemilikan tanah desa.
(22)1.3.
Tujuan
Tujuan Tugas Akhir adalah membangun sistem dokumentasi kepemilikan
tanah kelurahan desa sebagai media pendukung dari Buku Administrasi Tanah
Desa. Sebuah sistem dokumentasi dan informasi mengenai peralihan kepemilikan
tanah desa yang dapat berupa tanah jual-beli, tanah warisan, tanah wasiat, tanah
hibah, tanah wakaf maupun tanah tukar guling. Kondisi tanah saat bertransaksi
meliputi peralihan bidang tanah murni, pemisahan bidang tanah, pemecahan
bidang tanah, maupun penggabungan bidang tanah dengan status tanah C maupun
status tanah bersertifikat. Ketika tanah masih berstatus tanah C maka juga dapat
dilakukan pencatatan penerbitan sertifikat tanah atau penggantian sertifikat tanah
ketika sudah dilakukan pendaftaran tanah dan sertifikat tanah sudah dikeluarkan.
1.4.
Batasan Masalah
Untuk batasan masalah dijabarkan di bawah ini :
1.Kelurahan desa yang menjadi obyek untuk studi kasus dan obyek sasaran
pembuatan sistem informasi adalah Kelurahan Desa Paseban, Kecamatan Bayat,
Kabupaten Klaten. Daerah pemerintahan, meliputi 27 dukuh yaitu Dukuh Wetan
Pasar, Dukuh Golo, Dukuh Ngaren, Dukuh Pagerjurang, Dukuh Paseban, Dukuh
Slametan, Dukuh Menden, Dukuh Cakaran, Dukuh Balong, Dukuh Tegalombo,
Dukuh Kabo, Dukuh Pase, Dukuh Pandeyan, Dukuh Craken, Dukuh Gunungbang,
Dukuh Soka, Dukuh Taman, Dukuh Lemahmiring, Dukuh Bendungan Barat,
Dukuh Bendungan Timur, Dukuh Tengklik, Dukuh Jalen, Dukuh Penthuk
Nengahan, Dukuh Kebondalem, Dukuh Dolon Timur, Dukuh Dolon Barat dan
Dukuh Karang. Jumlah penduduk 5.982 jiwa dengan 1.475 Kepala Keluarga
(KK).
2.Sistem hanya mencatat dan mengelola data yang berhubungan dengan tugas
kelurahan desa berkaitan dengan hak peralihan kepemilikan tanah negara terkait
dengan Hak Pengelolaan maupun Hak Pakai dan peralihan Hak Milik atas tanah
antar individu maupun lembaga.
3.Sistem hanya mencatat dan mengelola data kepemilikan serta peralihan tanah
yang sudah tercatat di buku tanah Kelurahan Desa Paseban.
(23)1.5.
Kegunaan
Dilihat dari fungsi kegunaan sistem, maka sistem dapat bermanfaat bagi
pihak kelurahan. Pihak kelurahan desa dapat terbantu di dalam melakukan
dokumentasi data kepemilikan tanah beserta kelengkapan administrasi pendukung
yang bekerja secara sistematis. Pihak kelurahan desa pun dapat terbantu dengan
fungsi sistem yang dapat melakukan pencarian data dan dokumentasi tanah.
Sehingga mempermudah pihak kelurahan desa untuk dapat melakukan pencarian
history
tanah. Hal tersebut, dapat meningkatkan kinerja pihak kelurahan desa
menjadi lebih optimal dan keamanan data dapat terjaga lebih aman.
1.6.
Metodologi Penelitian
1.6.1.
Jenis-Jenis Metode yang Digunakan
1)
Studi Literatur
Metode literatur adalah metode yang digunakan untuk mencari informasi
menggunakan media buku. Literatur buku yang dipergunakan berhubungan
dengan pertanahan dan hukum yang mengaturnya serta literatur buku
berhubungan dengan sistem informasi maupun mengenai segala hal yang
berhubungan sebagai pendukung pembuatan sistem.
2)
Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara adalah metode pencarian informasi yang dilakukan
dengan tanya jawab dengan narasumber yang berkompeten di dalam mengetahui
prosedur dan alur proses pencatatan kepemilikan tanah di kelurahan desa.
Narasumber merupakan kepala desa maupun lurah di Kelurahan Desa Paseban,
yaitu Bapak Albertus Eko Tri Raharjo, Amd, Akt, seorang kepala desa periode
sebelumnya, sekretaris desa maupun notaris dan PPAT setempat.
3)
Metode Observasi
(24)1.6.2.
Pengembangan Aplikasi
Menurut Whitten [1], organisasi dominan memiliki proses pengembangan
sistem (
system development process
) resmi yang terdiri dari satu set proses standar
atau langkah-langkah yang diharapkan akan diikuti oleh banyak proyek
pengembangan sistem. Banyak organisasi dalam proses pengembangan sistem
menggunakan
problem-solving approach.
Langkah-langkah tipe pendekatan yang
biasa digunakan, meliputi :
1.
Mengidentifikasi permasalahan.
2.
Menganalisa dan memahami permasalahan.
3.
Mengidentifikasi solusi kebutuhan dan harapan yang diinginkan (target yang
ingin dicapai atau diharapkan).
4.
Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan terbaik.
5.
Mendesain solusi yang sudah dipilih.
6.
Mengimplementasikan solusi yang sudah dipilih.
7.
Mengevaluasi hasil. (Jika masalah tidak terpecahkan, kembali pada langkah 1
atau 2 seperlunya)
Untuk menyederhanakan inisialisasi
problem-solving approach,
terdapat
empat langkah atau fase yang harus dilengkapi untuk banyak pengembangan
sistem. Empat langkah tersebut, meliputi permulaan sistem (
system initiation
)
,
analisis sistem (
system analysis
)
,
desain sistem (
system design
)
,
dan implementasi
sistem (
system implementation
). Tahap tersebut disebut pengembangan sistem
waterfall.
Tetapi untuk pengembangan sistem modern lebih digunakan proses
pengembangan sistem
waterfall
iterative
(berulang). Tahapan metodologi
pengembangan sistem yang digunakan yaitu menggunakan
strategy sequential
waterfall
dengan ilustrasi gambar 1.1 di bawah ini [1].
(25)Tahapan di dalam
strategi sequential waterfall
, dijelaskan di bawah ini.
1)
System Initiation
Menginisialisasikan perencanaan proyek untuk menetapkan inisialisasi
lingkup bisnis (
business scope
), tujuan (
goals
), jadwal (
schedule
), dan anggaran
(
budget
).
2)
System Analysis
Studi mengenai domain proses bisnis untuk rekomendasi pengembangan
sistem dan spesifikasi kebutuhan bisnis dan prioritas terhadap solusi.
3)
System Design
Spesifikasi atau konstruksi, solusi teknis berbasis komputer untuk
kebutuhan bisnis diidentifikasi dalam analisis sistem.
4)
System Implementation
Konstruksi, instalasi, pengujian, dan pengiriman dari suatu sistem ke
dalam operasi.
1.7.
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan
masalah, kegunaan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari lima pokok bahasan, yaitu pengertian sistem informasi,
pengarsipan atau dokumentasi data,
Information Retrieval
(IR), sumber hukum
Indonesia, pendaftaran tanah, dan prosedur pencatatan peralihan kepemilikan
tanah desa.
Pokok bahasan hak-hak perorangan dan kebijakan hak atas tanah, meliputi
Hak Milik atas Tanah (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan, dan
Hak Pakai atas Tanah. Sedangkan pokok bahasan mengenai peralihan
kepemilikan tanah, meliputi tanah hibah, tanah warisan, tanah wakaf, tanah tukar
guling, dan tanah jual-beli.
(26)pendaftaran tanah, meliputi proses pendaftaran tanah pertama kali, yaitu proses
pendaftaran tanah secara sistematik, proses pendaftaran tanah secara sporadik, dan
pembuatan sertifikat wakaf untuk tanah yang belum terdaftar dan tanah yang
sudah bersertifikat atau tanah yang sudah terdaftar meliputi penggabungan
sertifikat, pemisahan sertifikat, dan pemecahan sertifikat.
Pokok bahasan prosedur pencatatan peralihan kepemilikan tanah desa,
meliputi tanah hibah, tanah warisan, tanah wakaf, tanah tukar guling, dan tanah
jual-beli.
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi pokok bahasan, antara lain arsitektur sistem, gambaran
sistem, faktor kualitas sistem dan
use case
, meliputi definisi aktor dan definisi
use
case
.
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini berisi penjabaran mengenai implementasi sistem yang sudah
dibangun sesuai dengan perancangan yang sudah dibuat sebelumnya.
BAB V
ANALISA DATA
Bab ini berisi analisis hasil yang sudah dicapai.
BAB VI
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
(27)9
BAB 2
2.1.
Pengertian Sistem Informasi
Menurut [1],
Information System(IS)
merupakan pengaturan terhadap
manusia sebagai pelaku, data, proses, dan teknologi informasi (
information
technology
) yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan memberikan output informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu
organisasi.
Information System
di dalam organisasi menangkap dan mengatur data
untuk menghasilkan informasi berguna yang mendukung organisasi dan
karyawan, pelanggan (
customers
), pemasok (
supplier
), dan
partner.
Sedangkan
pendefisian menurut [2], sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung transaksi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.
Nilai dan manfaat dari sistem informasi (
information system
) meliputi [1]:
1.
Meningkatkan keuntungan bisnis.
2.
Mengurangi biaya bisnis.
3.
Biaya dan manfaat dari sistem.
4.
Meningkatkan pangsa pasar (
market share
).
5.
Memperbaiki relasi pelanggan (
customer
).
6.
Meningkatkan efisiensi.
7.
Memperbaiki pembuat keputusan (
decision making
).
8.
Lebih baik sesuai dengan peraturan.
9.
Kesalahan yang terjadi lebih sedikit.
10. Memperbaiki keamanan.
11. Kapasitas lebih besar.
dengan menjalankan proses pengembangan sistem. Tahap-tahap pengembangan
sistem melalui tahap proses perencanaan sampai dengan penerapan terhahap
sistem, pengoperasian dan pemeliharaan. Tetapi ketika di dalam pengoperasian
sistem yang sudah dikembangkan ditemukan permasalahan kembali, maka proses
BAB II
(28)akan masuk kembali pada tahap awal, yaitu tahap perencanaan. Siklus atau daur
hidup dari suatu pengembangan tersebut dinamakan
system life cycle.
Daur atau
siklus sistem tersebut menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah dalam
tahapan pengembangan sistem. Setiap bagian dari pengembangan sistem akan
dibagi menjadi beberapa tahapan kerja dan dalam setiap tahap memiliki
karateristik sendiri. Tahapan-tahapan utama pengembangan sistem, meliputi
tahapan perencanaan sistem (
planning system
), analisa sistem (
analysa system
),
desain sistem (
desain system
), seleksi sistem (
selection system
), implementasi
sistem (
implementation system
) dan perawatan sistem (
maintenance system
) [3].
2.2.
Pengarsipan dan Dokumentasi Data
Pengarsipan atau dokumentasi data adalah tindakan atau kegiatan yang
dilakukan sehubungan dengan proses manajemen yang berhubungan dengan
pengumpulan, penyimpanan, klasifikasi, penempatan, pemeliharaan, dan
distribusi surat-surat, catatan-catatan, perhitungan-perhitungan, grafik, data
maupun informasi lain serta cara penemuan kembali apabila sewaktu-waktu data
tersebut diperlukan. Secara singkat, pengarsipan dapat dikatakan sebagai proses
mengklasifikasi, mengatur dan menyimpan agar suatu arsip atau dokumentasi
terhadap data dapat secara cepat ditemukan pada saat dibutuhkan. Menurut pasal 3
UU No.7 Tahun 1971 [23], tujuan kearsipan yaitu :
1.Untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang
perencanaan, pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta
untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintah.
2.Memberikan pelayanan dalam penyimpanan arsip dan mampu menyediakan
informasi dengan tepat, lengkap, akurat, relevan, dan tepat waktu secara efisien.
2.3.
Pendekatan Terstruktur
(29)terstruktur (memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian atau modul
yang sederhana). Sehingga setiap modul akan lebih mudah dites secara terpisah
dan kemudian pengujian dapat dilakukan di dalam setiap integrasi pada modul
secara keseluruhan untuk memberikan keyakinan bahwa modul telah berfungsi
dengan baik dan semestinya. Konsep menggunakan pendekatan terstruktur
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan kompleks di dalam
suatu organisasi dan menghasilkan suatu sistem yang akan mudah dipelihara,
fleksibel, lebih memberikan kepuasan terhadap
user
, memiliki dokumentasi yang
baik, tepat waktu, sesuai anggaran biaya pengembangan, dan dapat meningkatkan
produktivitas serta kualitas akan lebih baik (meminimalisir kesalahan terhadap
sistem yang sudah dikembangkan).
Tahapan di dalam melakukan pendekatan terstruktur, yaitu dengan melalui
pendekatan atas-turun (
top-down approach
). Pendekatan atas-turun dimulai dari
level atas di dalam suatu organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Selanjutnya
dilakukan analisa kebutuhan sistem. Kemudian akan dilakukan tahap pendekatan
turun, yaitu masuk ke dalam proses transaksi, meliputi output, input, basis data,
prosedur-prosedur operasi, dan kontrol.
Untuk tahap analisis sistem dapat dilakukan dengan dua pemodelan, yaitu
dalam bentuk
physical system
dan
logical system
.
Physical system
berfungsi untuk
menunjukkan urutan kegiatan dari sistem informasi dan digambarkan melalui
bagan alir sistem (
system flowchart
) dengan simbol-simbol yang menunjukkan
arti fisik seperti simbol terminal,
hard disk
, laporan-laporan. Sedangkan
logical
model
menggambarkan fungsi-fungsi dari kerja sistem informasi secara logika
yang akan dijelaskan pada
user
.
Logical model
diilustrasikan melalui diagram
arus data (
data flow diagram
) dan penjelasan arus dari data DAD dijelaskan di
dalam kamus data (
data dictionary
).
2.4.
Metadata
(30)membuat informasi sehingga data akan mudah untuk ditemukan kembali,
digunakan, maupun dikelola. Data tersebut akan digunakan untuk kebutuhan
pengelolaan manajemen file atau manajemen data dalam basis data. Untuk
database management system
, metadata dapat berupa nama relasi,
field
atau
atribut dari relasi, dsb. Ketika data berbentuk teks, maka konten dari metadata
dapat berupa keterangan mengenai nama
field
, panjang
field,
dan tipe
field
, seperti
integer, tanggal (
date
), dsb. Sedangkan jika data berupa koleksi file atau
dokumen, maka konten dari metadata dapat berupa nama-nama file, tipe file,
pengelola file (admin), dsb.
2.5.
Regular Expression atau RegEx
Regular expression/RegEx
adalah suatu teknik yang digunakan untuk
melakukan pencocokkan
string
teks berdasarkan karakter-karakter tertentu.
Regular expression
bermanfaat untuk melakukan pencarian
file
dalam bentuk
.doc, .pdf atau lain sebagainya pada suatu sistem operasi windows.
Regular
expression/RegEx
dapat diimplementasikan di dalam Java dengan menggunakan
class
Pattern
dan
Matcher
yang terdapat di dalam
package “java.util.regex”.
Class Pattern
berfungsi sebagai
compiler syntax
pada
regex,
sedangkan
class
Matcher
berfungsi sebagai
executor
syntax
pada
regex
yang sebelumnya sudah
di-compile
oleh
class Pattern.
Beberapa fungsi untuk membuat format di dalam
regex
yang berfungsi
memilah kata akan dijabarkan, sbb [28] :
a)
Character Class
1.
[abc]
:
Kata yang mengandung huruf a,b, atau c (merupakan kelas
sederhana)
2.
[^abc]
: beberapa karakter kecuali a, b, atau c (negasi)
3.
[a-zA-Z]
:
(31)4.
[a-d[m-p]]
:
Kata yang mengandung format kata menggunakan huruf kecil a-d ,
atau m-p.
5.
[a-dm-p]
: Gabungan dari format [a-d[m-p]].
6.
[a-z&&[def]] : Format kata yang mengandung d, e, atau f (interseksi).
7.
[a-z&&[^bc]] : a-z, kecuali untuk b dan c.
8.
a-z&&[^m-p]] : a-z, dan bukan m-p.
b)
Meta Character
1. ^
: awal
string.
2. $
: akhir
string.
3.
: pembuka untuk definisi kelas karakter.
4. ]
: penutup untuk definisi kelas karakter.
5. |
: alternatif, contoh : (a|b) berarti a atau b.
6. (
: pembuka
subpatterrn.
7. )
: penutup
subpattern.
8. \
:
escape character.
RegEx
bukan merupakan
string
tetapi merupakan karakter di dalam
string
yang
diterjemahkan di dalam pola dan aturan tertentu. Misal,
string
/karakter yang
diawali dengan tanda caping “^” diartikan sebagai
string
yang harus diawali oleh
karakter yang mengikuti tanda caping tersebut.
2.6.
Information Retrieval
2.6.1.
Logical View dari suatu Dokumen
Dokumen di dalam suatu koleksi sering direpresentasikan melalui satu
kesatuan
term
indeks atau yang merupakan kata kunci. Kata kunci ini akan
diektraksi secara langsung dari teks pada suatu dokumen atau dapat
dispesifikasikan oleh pengguna. Tidak menjadi permasalahan apakah kata kunci
dihasilkan secara otomatis atau dihasilkan dari pengguna sehingga menghasilkan
logical document
dari suatu dokumen.
(32)diperlukan yang disebut oleh
stopword
(seperti menghilangkan kata penghubung).
Proses selanjutnya yang dilakukan dengan menemukan akar kata dengan
melakukan eliminasi terhadap imbuhan yang melekat pada kata serta
mengidentifikasi kata benda (akan mengeliminasi kata sifat, kata kerja, maupun
kata keterangan). Sehingga menghasilkan data yang telah terkompresi hasil dari
proses yang telah dilakukan sebelumnya dan dinamakan dengan operasi teks.
Operasi teks dapat mengurangi kompleksitas teks lengkap dalam suatu
term
indeks.
Teks yang sudah dihasilkan merupakan
logical view
dokumen yang sudah
lengkap tetapi dalam penggunaannya biasa dapat menghasilkan biaya komputasi
yang lebih besar. Seperangkat kategori kecil yang dapat dihasilkan oleh pengguna
juga dapat menghasilkan
logical view
yang paling singkat tetapi dalam
penggunaannya dapat mengakibatkan kualitas
retrieval
yang buruk. Sistem
pemerolehan informasi juga mengenali struktur internal normal yang berada di
dalam suatu dokumen seperti bab, subbab atau anak subbab. Informasi ini jika
dimasukkan di dalam struktur dokumen dapat berguna. Ilustrasi proses dapat
dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini [5].
(33)2.6.2.
Proses Pemerolehan Informasi (Information Retrieval)
Menurut [5],
information retrieval
adalah istilah konvensional. Suatu
information retrieval
tidak merubah suatu pengetahuan
user
pada subyek di dalam
proses yang sudah dilakukan. Tetapi lebih pada fokus di dalam memberikan
informasi eksistensi (atau tidak eksistensi) dan lokasi dimana dokumen yang
relevan sesuai dengan permintaan
user.
Information
retrieval
akan
membandingkan
query
yang telah diberikan oleh
user
dan selanjutnya akan
dimasukkan ke dalam sekumpulan dokumen yang besar lalu akan menghasilkan
dokumen terurut sesuai dengan ranking atau tingkat kesesuaian berdasarkan
query.
Tujuan dari
information retrieval system
yaitu memperoleh informasi yang
bermanfaat dan relevan terhadap permintaan
user
. Fokus terdapat pada informasi
bukan hanya pada data.
Tahapan di dalam proses pemerolehan informasi digambarkan melalui
arsitektur perangkat lunak yang umum. Pertama, sebelum proses
retrieval
diinisialisasikan, perlu mendefinisikan basis data untuk teks terlebih dahulu. Hal
ini biasanya dilakukan oleh manajer dari suatu
database
, yang sebelumnya
menentukan :
(a)
Dokumen yang digunakan,
(b)
Operasi yang digunakan pada teks,
(c)
Model teks (struktur teks dan elemen apa yang diambil).
Operasi teks mentrasformasikan dokumen asli dan menghasilkan
logical view
dari
sebelumnya.
Satu
logical view
dari dokumen akan didefinisikan, kemudian
database
manager
(menggunakan modul
DB Manager
) membangun index dari teks. Index
adalah sebuah struktur data kritikal karena mengijinkan pencarian cepat dari data
dalam jumlah yang besar. Struktur index berbeda dapat digunakan, tetapi satu
yang paling popular adalah
inverted file.
Sumber (waktu dan kapasitas
penyimpanan) dihabiskan untuk mendefinisikan
text database
dan membangun
index
dari
query
sistem untuk pencarian berkali-kali.
(34)diterapkan untuk teks. Kemudian operasi
query
diaplikasikan sebelum aktualisasi
query
, yang menghasilkan representasi sistem untuk kebutuhan pengguna.
Query
kemudian diproses untuk memperoleh pengambilan dokumen (
retrieved
documents
). Proses
query
yang cepat dimungkinkan oleh sturuktur indeks yang
telah dibangun sebelumnya. Proses pengindeksan yang dilakukan untuk
membentuk suatu basisdata membentuk koleksi dokumen dari dokumen-dokumen
yang telah dimasukkan atau dapat dikatakan bahwa
indexing
merupakan tahap
awal yang dilakukan dokumen sebelum dokumen menjalani proses lebih lanjut.
Proses
indexing
memiliki dua proses inti, yaitu
document indexing
dan
term
indexing. Document indexing
akan menghasilkan dokumen secara terindeks
sedangkan
term indexing
akan menghasilkan term terindeks yang dihasilkan dari
koleksi kata yang akan digunakan untuk melakukan peningkatan performansi
pencarian pada tahap selanjutnya.
Sebelum dikirimkan pada
user
, dokumen yang ditemukan akan diranking
berdasarkan kemungkinan dari relevansi sesuai bobot. Pengguna (
user
) kemudian
memeriksa dokumen yang sudah terurut dan memiliki ranking ke dalam pencarian
informasi yang berguna. Poin pada tahap ini, ketepatan bagian dokumen dilihat
dari kepentingan dan menginisialisasikan siklus umpan balik pada pengguna (
user
feedback cycle
). Sistem menggunakan dokumen pilihan pengguna yang akan
dirubah ke dalam formulasi
query
. Diharapkan modifikasi
query
ini dapat
merepresentasikan lebih baik kebutuhan pengguna yang sebenarnya. Ilustrasi
proses pemerolehan informasi dapat dilihat di dalam gambar 2.2 di bawah ini [5].
(35)
Operasi teks yang dilakukan pada dokumen sebelum proses pencarian
dilakukan, meliputi [4] :
1.
Tokenization
Pemotongan karakter-karakter yang sudah didefinisikan di dalam suatu
dokumen dan dimungkinkan untuk menghilangkan suatu karakter tertertu seperti
tanda baca maupun simbol. Hasil dari pemotongan karakter tersebut disebut
sebagai suatu istilah (
term
) atau kata (
word
). Pemotongan karakter akan dilakukan
setiap bertemu spasi. Hasil akhir dari proses pada setiap dokumen akan
dikelompokkan menjadi satu kesatuan unit yang akan berfungsi untuk pemrosesan
lebih lanjut. Term akan membentuk kelompok yang termasuk ke dalam kamus
sistem IR dan dimungkinkan untuk dilakukan normalisasi.
2.
Stopwords
Proses menghilangkan kata yang tidak penting atau tidak bernilai maupun
kata yang sering muncul di dalam dokumen. Proses ini merupakan proses
penyaringan kata sehingga pemrosesan dapat menjadi lebih efektif. Kata yang
dihilangkan dapat dibuat menjadi daftar (
stop list
) sehingga ketika menemui kata
yang sesuai dengan kata di dalam
stop list
maka kata tersebut akan dihilangkan
dari daftar token. Kategori kata dalam
stop list
dapat merupakan kata penghubung
seperti dan, yang, atau, dsb (disesuaikan dengan konteks yang digunakan). Untuk
mencari kata yang paling sering muncul, dapat dilakukan melalui perhitungan
frekuensi
term
yang muncul di dalam dokumen kemudian kata yang paling sering
muncul tersebut akan diambil dan dimasukkan ke dalam
stop list.
3.
Normalization
(36)dokumen yang relevan. Normalisasi token juga meliputi konversi karakter dari
huruf besar menjadi huruf kecil (
lowercase
).
4.
Stemming
Stemming
merupakan proses pencarian kata dasar di dalam kata
berimbuhan sehingga bentuk kata yang diikuti dengan
prefiks
(awalan),
infiks
(sisipan),
sufiks
(akhiran), dan
konfiks
(gabungan antara
prefiks
dan
sufiks
) akan
diuraikan menjadi kata dasar (
stem
).
Dasar dari
stemming
berbahasa Indonesia, yaitu [17] :
1)
Prefiks (Awalan)
a.
Prefiks men-
Prefiks
men-
memiliki beberapa jenis variasi alomorf atau perubahan
bentuk imbuhan kata, meliputi
me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-.
1.
Prefiks
berimbuhan
men-
akan bertransformasi menjadi
me-
jika pada kata
dasar memiliki fonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/, seperti
men-
+ lihat
menjadi melihat,
men-
+ rasa menjadi merasa.
2.
Prefiks
berimbuhan
men-
akan bertransformasi menjadi
mem-
jika bentuk kata
dasar pembentuk memiliki fonem awal /b/, /p/, /f/, seperti
men-
+ bantu menjadi
membantu,
men-
+ pakai menjadi memakai.
3.
Prefiks
men-
bertransformasi menjadi
men-
jika pada kata dasar pembentuk
memiliki fonem awal d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/, seperti
men-
+ dengar menjadi
mendengar,
men- +
tulis menjadi menulis.
4.
Prefiks
men-
bertransformasi menjadi
meny-
jika pada kata dasar pembentuk
memiliki fonem awal /s/, seperti
men-
+ sewa menjadi menyewa.
5.
Prefiks
men-
bertransformasi menjadi
meng-
jika memiliki kata dasar
pembentuk berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /g/, /h/,dan /k/, seperti
men-
+ ajar
menjadi mengajar,
meng-
+ edit menjadi mengedit.
6.
Prefiks men-
bertransformasi menjadi
menge-
jika pada kata dasar pembentuk
memiliki satu suku kata, seperti
men-
+ pel menjadi mengepel,
men-
+ bor
menjadi mengebor.
b.
Prefiks
(37)1.
Prefiks
pen-
bertransformasi menjadi
pe-
jika pada kata dasar pembentuk
memiliki fonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/, seperti
pen-
+ panjat
menjadi pemanjat,
pen-
+ rasa menjadi perasa.
2.
Prefiks pen-
bertransformasi menjadi
pem-
jika kata dasar pembentuk memiliki
fonem awal /b/, /p/, /f/ seperti
pen-
+ bantu menjadi pembantu,
pen-
+ makai
menjadi pemakai.
3.
Prefiks pen-
bertransformasi menjadi
pen-
jika kata dasar pembentuk memiliki
fonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/, seperti
pen-
+ dengar menjadi pendengar,
pen-
+
tulis menjadi penulis (t luluh).
4.
Prefiks
pen-
bertransformasi menjadi
peny-
jika pada kata dasar pembentuk
memiliki fonem awal /s/, seperti
pen-
+ sewa menjadi penyewa.
5.
Prefiks
pen-
bertransformasi menjadi
peng-
jika kata dasar pembentuk
memiliki fonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /g/, /h/,dan /k/, seperti
pen-
+ ajar
menjadi pengajar,
pen-
+ edit menjadi pengedit.
6.
Prefiks
pen-
bertransformasi menjadi
penge-
jika kata dasar pembentuk
bersuku kata satu, seperti
pen-
+ pel menjadi pengepel.
c.
Prefiks
Prefiks ber-
memiliki bentuk variasi jenis alomorf atau perubahan bentuk
imbuhan, meliputi
be-
dan
bel-.
1.
Prefiks
ber-
bertranformasi menjadi
be-
jika pada kata dasar pembentuk
memiliki fonem awal /r/ dan suku pertama ditutup dengan /er/, seperti
ber-
+
runding menjadi berunding,
ber-
+ rebutan menjadi berebutan.
2.
Prefiks ber-
bertransformasi menjadi
bel-
hanya dapat terjadi jika diimbuhkan
pada kata dasar ‘ajar’, seperti
ber-
+ ajar menjadi belajar.
d.
Prefiks
per-Prefiks
per-
memiliki variasi bentuk alomorf atau perubahan bentuk
imbuhan kata menjadi
pe-
dan
pel-.