i
PENINGKATAN UNJUK KERJA KOMPOR ENERGI SURYA
JENIS PARABOLA MENGGUNAKAN SELUBUNG VAKUM
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan Oleh:
ALBERT SUCIADI NIM : 085214049
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
PERFORMANCE ENHANCEMENT OF PARABOLIC TYPE
SOLAR COOKER USING EVACUATED TUBE
FINAL PROJECT
Presented As Partitial Fulfilment of The Requirement
As To Obtain The Sarjana Teknik Degree
In Mechanical Engineering
By:
ALBERT SUCIADI
NIM : 085214049
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
vii
INTISARI
Memasak merupakan aktifitas manusia setiap hari, pada umumnya kompor yang tersedia dipasaran menggunakan kayu bakar, batubara minyak, bumi maupun gas alam. Pemakaian kompor masak tersebut mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan meliputi polusi udara, dan menipisnya sumber daya minyak bumi, batubara dan gas alam. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan kompor masak yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Penggunaan kompor energi surya merupakan alternatif untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh kompor berbahan bakar fosil, dimana kompor energi surya memanfaatkan energi surya yang telah tersedia dari alam dapat digunakan untuk proses memasak. Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup dengan radiasi harian rata-rata 4,8 kWh/m² sehingga kompor kompor ini dapat beroperasi dengan baik di Indonesia.
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian kompor surya dengan jenis parabola ini adalah meneliti pengaruh penggunaan selubung vakum terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan kompor surya jenis parabola piringan. Kolektor kompor surya menggunakan alumunium foil dengan diameter piringan sebesar 1,2 meter. Penelitian ini menggunakan 3 variasi kevakuman (0 kPa, -8,3 kPa dan 16,7 kPa) selubung vakum. Temperatur yang diukur pada saat pengambilan data ialah udara sekitar, radiasi surya yang datang, temperatur air dalam panci pemasak, temperatur panci pemasak, dan lama waktu pemanasan air dalam panci pemasak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa efisiensi maksimal dan daya maksimal diperoleh pada variasi kevakuman -16,7 kPa. Panci dengan selubung dapat meningkatkan efisiensi sensibel sebesar 0,98% dan daya sensibel meningkat sebesar 9,2%.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya hadiratkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
berkat dan rahmat-Nya tugas akhir ini yang berjudul “Peningkatan Unjuk Kerja
Kompor Energi Surya Jenis Parabola Piringan Menggunakan Selubung Vakum” dapat diselesaikan dengan baik dan merupakan salah satu persyaratan untuk
mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan laporan naskah ini juga tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ir P.K Purwadi M.T. selaku Ketua Program studi Teknik Mesin dan selaku
pembimbing akademik
3. Bapak Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir
yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi
selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
5. Laboran (Ag. Rony Windaryawan) yang telah membantu memberikan ijin
ix
6. Orang tua saya Rony Sutjijadi dan Maria Goreti serta saudara saya Lucia
Reni Suciadi dan Edwin Suciadi yang telah mendoakan yang terbaik buat
saya serta mendukung dan memberikan semangat kepada saya
7. Keluarga besar khususnya om dan tante saya Maria Martina, Viviana
Juwita, Jhonny Tantra dan Joho Halim yang telah memberi dukungan
kepada saya baik sacara doa dan materil sehingga saya dapat
menyelesaikan study saya
8. Teman – teman yang turut membantu menyelesaikan tugas akhir ini, seluruh Mahasiswa Universitas Sanata Dharma jurusan teknik mesin
angkatan 2008 khususnya Ignasius Heri Siswanto dan I Putu Juliana Eka
Putra
9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dorongan dan bantuan dalam wujud apapun selama
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan
laporan ini karena keterbatasan pengetahuan yang belum diperoleh, oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak
yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas ini. Semoga karya ini
berguna bagi mahasiswa Teknik Mesin dan pembaca lainnya. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan naskah ini penulis mohon maaf. Terima kasih.
Yogyakarta, 13 Juli 2012
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
TITLE PAGE... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
INTISARI... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
1.l Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Manfaat ... 4
1.4 Batasan masalah... ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1 Dasar Teori... 6
2.2Unjuk Kerja Kompor Energi Surya... 7
2.3 Penelitian Yang Pernah Dilakukan... ... 11
BAB III. METODE PENELITIAN... ... 13
3.1 Skema Alat Penelitian ... 13
3.2 Variabel Yang Divariasikan... 14
xi
3.4 Prosedur Penelitian ... 15
BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN... 17
4.1 Data Penelitian ... 17
4.2 Perhitungan Unjuk Kerja... 23
4.3 Pembahasan... 31
BAB V. PENUTUP... 43
5.1 Kesimpulan... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA... 44
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data pertama menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung (0 kPa) 17
Tabel 4.1 Data pertama menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung (0 kPa) lanjutan 18
Tabel 4.2 Data kedua menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung (-8,3 kPa) 19
Tabel 4.2 Data kedua menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung (-8,3 kPa) lanjutan 20
Tabel 4.3 Data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung (-16,7 kPa) 21
Tabel 4.3 Data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung (-16,7 kPa) lanjutan 22
Tabel 4.4 Hasil data pertama menggunakan panci dengan selubung dan
panci tanpa selubung (0 kPa) 25
Tabel 4.4 Hasil data pertama menggunakan panci dengan selubung dan
panci tanpa selubung (0 kPa) lanjutan 26
Tabel 4.5 Hasil data kedua menggunakan panci dengan selubung dan
panci tanpa selubung (-8,3 kPa) 27
Tabel 4.5 Hasil data kedua menggunakan panci dengan selubung dan
panci tanpa selubung (-8,3 kPa) lanjutan 28
Tabel 4.6 Hasil data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan
panci tanpa selubung (-16,7 kPa) 29
Tabel 4.6 Hasil data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian kompor surya jenis kolektor parabola piringan
bagian 1 adalah kolektor, 2 panci masak dan 3 adalah struktur
pendukung 6
Gambar 2.2 Perbedaan panci tanpa selubung (a) dan panci
menggunakan selubung (b) dengan 1 adalah tutup panci, 2
adalah selubung vakum, 3 adalah manometer, 4 adalah
katup vakum, dan 5 adalah panci 7
Gambar 3.1 Bagian-bagian kompor surya jenis kolektor parabola piringan
bagian 1 adalah kolektor, 2 adalah panci masak dengan
selubung dan 3 adalah struktur pendukung 13
Gambar 3.2 Posisi termokopel pada kompor surya jenis parabola
piringan 15
Gambar 4.1 Grafik perbandingan Efisiensi Sensibel terhadap waktu
pada 0 kPa 31
Gambar 4.2 Grafik perbandingan Daya Sensibel terhadap waktu pada
0 kPa 31
Gambar 4.3 Grafik perbandingan Efisiensi Sensibel terhadap waktu
pada -8,3 kPa 32
Gambar 4.4 Grafik perbandingan Daya Sensibel terhadap waktu pada
-8,3 kPa 32
Gambar 4.5 Grafik perbandingan Efisiensi Sensibel terhadap waktu
pada -16,7 kPa 33
Gambar 4.6 Grafik perbandingan Daya Sensibel terhadap waktu pada
xiv
Gambar 4.7 Perbandingan efisiensi sensibel rata-rata, daya sensibel
rata-rata, efisiensi laten dan daya laten pada tekanan 0 kPa 34
Gambar 4.8 Perbandingan efisiensi sensibel rata-rata, daya sensibel
rata-rata, efisiensi laten dan daya laten pada tekanan -8,3
kPa 35
Gambar 4.9 Perbandingan efisiensi sensibel rata-rata, daya sensibel
rata-rata, efisiensi laten dan daya laten pada tekanan -16,7
kPa 35
Gambar 4.10 Perbandingan Efisiensi sensibel dan Efisiensi laten dan
Daya total pada 0 kPa 36
Gambar 4.11 Perbandingan Efisiensi sensibel dan Efisiensi laten dan
Daya total pada -8,3 kPa 37
Gambar 4.12 Perbandingan Efisiensi sensibel dan Efisiensi laten dan
Daya total pada -16,7 kPa 37
Gambar 4.13 Perbandingan antara Efisiensi sensibel, rugi Efisiensi
sensibel, Daya sensibel, rugi Daya sensibel, Efisiensi laten
dan Daya laten dengan panci menggunakan selubung
(0 kPa) dan panci tanpa selubung 38
Gambar 4.14 Perbandingan antara Efisiensi sensibel, rugi Efisiensi
sensibel, Daya sensibel, rugi Daya sensibel, Efisiensi laten
dan Daya laten dengan panci menggunakan selubung
(-8,3 kPa) dan panci tanpa selubung 39
Gambar 4.15 Perbandingan antara Efisiensi sensibel, rugi Efisiensi
sensibel, Daya sensibel, rugi Daya sensibel, Efisiensi laten
dan Daya laten dengan panci menggunakan selubung
xv
Gambar 4.16 Perbandingan Efisiensi Sensibel Maksimum (%) dan
Efisiensi Sensibel Minimum (%) serta Daya Sensibel
Maksimum (watt) dan Daya Sensibel Minimum (watt)
pada 0 kPa 40
Gambar 4.17 Perbandingan Efisiensi Sensibel Maksimum (%) dan
Efisiensi Sensibel Minimum (%) serta Daya Sensibel
Maksimum (watt) dan Daya Sensibel Minimum (watt)
pada -8,3 kPa 41
Gambar 4.18 Perbandingan Efisiensi Sensibel Maksimum (%) dan
Efisiensi Sensibel Minimum (%) serta Daya Sensibel
Maksimum (watt) dan Daya Sensibel Minimum (watt)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari memasak merupakan suatu kebutuhan atau
aktifitas bagi manusia untuk mengelolah sebuah makanan yang layak dan
higienis. Sejak zaman dahulu manusia telah melakukan aktifitas ini untuk
mengelolah bahan-bahan makanan yang telah tersedia di alam menjadi
makanan yang layak di konsumsi. Sebagai contoh alam telah menyediakan
berbagai jenis tumbuhan dan hewani yang dapat dimakan oleh manusia,
tentunya hal ini harus melalui proses pemasakan terlebih dahulu agar makanan
ini dapat dikonsumsi secara layak.
Ada beberapa jenis bahan bakar yang umumnya digunakan untuk
memasak diantaranya kayu bakar, arang, batubara, minyak tanah dan gas
alam. Penggunaan bahan bakar seperti ini akan memberikan dampak negatif
bagi lingkungan seperti penebangan hutan, polusi udara bahkan semakin
menipisnya sumber daya alam (SDA) yang tersedia di alam seperti minyak
bumi dan gas alam. Dalam rangka mengurangi atau menggantikan pemakaian
kayu bakar, minyak bumi maupun gas alam untuk memasak telah banyak
penelitian dilakukan untuk meningkatkan efisiensi tungku kayu tradisional dan
mencari sumber energi alternatif untuk memasak. Indonesia merupakan negara
radiasi harian rata-rata 4,8 kWh/m2. Hal ini merupakan faktor pendukung untuk penggunaan kompor energi surya yang ramah lingkungan di Indonesia.
Cara pemanfaatan energi surya untuk memasak adalah dengan
menggunakan kompor energi surya yang mengkonversikan radiasi surya yang
datang menjadi panas. Panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan kompor ini sejalan
dengan target pengurangan emisi karbondioksida di atmosfer (berdasarkan
Protokol Kyoto).
Kompor surya yang umum digunakan dimasyarakat Indonesia dan negara
berkembang lain adalah kompor surya jenis parabola piringan, hal ini
disebabkan pembuatan kompor surya jenis ini relatif mudah dan murah serta
kompor ini memiliki titik fokus berupa titik sehingga tingkat panas yang
dihasilkan tinggi. Kompor surya jenis parabola piringan umumnya digunakan
untuk menggoreng dan merebus air. Tempat memasak kompor jenis ini
dilakukan diluar ruangan untuk mendapatkan energi surya secara langsung.
Bagian kompor surya yang menerima panas energi surya disebut absorber.
Pada kompor surya jenis parabola piringan absorber adalah panci pemasak. Unjuk
kerja (efisiensi dan daya) yang dapat dihasilkan kompor surya sangat
ditentukan oleh berapa banyak energi surya yang dapat diserap absorber dan
berapa banyak kerugian panas pada absorber. Kerugian panas adalah kalor
yang dilepas dari absorber ke lingkungan. Semakin besar energi surya yang
dapat diserap absorber dan semakin kecil kerugian panas yang terjadi
Untuk memperbesar energi surya yang diserap absorber, umumnya
absorber dicat hitam. Pada umumnya kompor surya jenis parabola piringan
absorber tidak diberi selubung sehingga kerugian panas yang terjadi cukup
besar. Untuk memperkecil kerugian panas yang ditimbulkan maka bagian
absorber harus diberi selubung dan udara yang ada di dalam selubung harus
dikeluarkan (divakum). Kondisi vakum seperti ini merupakan kondisi terbaik
agar kerugian panas yang ditimbulkan kecil, hal ini seperti yang terdapat pada
penyimpan air panas dirumah tangga (termos).
Informasi mengenai peningkatan unjuk kerja kompor energi surya
menggunakan selubung vakum di Indonesia belum banyak sehingga masih
perlu dilakukan banyak penelitian tentang hal ini. Penelitian ini pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui efisiensi maksimum dan daya maksimum yang
dihasilkan kompor energi surya jenis parabola piringan menggunakan
absoerber dengan selubung vakum.
1.2 Tujuan
1.
Membuat kompor surya jenis parabola menggunakan absorber denganselubung vakum.
2.
Mengetahui efisiensi maksimum dan daya maksimum yang dihasilkankompor energi surya jenis parabola piringan menggunakan absoerber
1.3 Manfaat
1. Menambah kepustakaan teknologi mengenai kompor energi surya
menggunakan selubung vakum.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat
prototipe dan produk teknologi kompor energi surya dengan
menggunakan selubung vakum yang dapat diterima oleh masyarakat
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.
3. Dapat mengurangi atau menggantikan pemakaian kayu bakar dan minyak
bumi untuk memasak.
1.4 Batasan Masalah
Penerapan kompor surya di masyarakat ditentukan oleh unjuk kerja
yang dapat dihasilkan. Pada umumnya kompor energi surya jenis parabola
piringan tidak dilengkapi selubung vakum pada bagian absorber sehingga
kerugian panas yang ditimbulkan cukup besar. Untuk meningkatkan unjuk
kerja kompor energi surya adalah dengan cara memberi selubung vakum pada
absorber (panci pemasak) hal ini bertujuan memperkecil kerugian panas yang
ditimbulkan sehingga unjuk kerja kompor energi surya dapat menghasilkan
unjuk kerja yang lebih baik.
Dari perbedaan karakteristik kompor energi surya tersebut maka
unjuk kerja yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi cuaca dimana
kompor energi surya tersebut digunakan. Pada penelitian ini akan digunakan
kompor energi surya jenis parabola piringan menggunakan selubung vakum
pada bagian absorber, (2) kompor energi surya jenis parabola tanpa
menggunakan selubung vakum pada bagian absorber untuk meneliti pengaruh
penggunaan selubung vakum terhadap unjuk kerja kompor energi surya.
Tingkat kevakuman selubung pada absorber juga akan divariasi sebanyak 3
(tiga) variasi yakni 0 kPa, -6,3 kPa dan -16,7 kPa. Unjuk kerja kompor
energi surya dinyatakan dengan daya dan efisiensi yang dihasilkan. Pada
perhitungan daya laten dan efisiensi laten lama waktu pemanasan (Δ t) diambil pada temperatur tertinggi saja hal ini disebabkan karena peneliti tidak
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Kompor surya jenis parabola piringan (Gambar 2.1) terdiri dari reflektor,
struktur pendukung dan panci pemasak. Pada kompor surya jenis parabola
piringan energi panas surya diterima reflektor dan dipantulkan secara fokus ke
absorber (panci pemasak). Fokus kompor surya jenis parabola piringan ini
berbentuk titik sehingga temperaturnya cukup tinggi. Jika absorber dilengkapi
selubung vakum maka panas dari absorber tidak mudah keluar lagi sehingga
kerugian panas yang terjadi kecil dan unjuk kerja yang dihasilkan diharapkan
dapat lebih baik.
Gambar 2.1. Bagian-bagian kompor surya jenis kolektor parabola piringan bagian 1 adalah kolektor, 2 panci masak dan 3 adalah struktur pendukung
1
2
Gambar 2.2 Perbedaan panci tanpa selubung (a) dan panci menggunakan selubung (b) dengan 1 adalah tutup panci, 2 adalah selubung vakum, 3 adalah manometer, 4 adalah katup vakum, dan 5 adalah panci.
2.2 Unjuk Kerja Kompor Surya
Unjuk kerja kompor surya jenis parabola piringan ditentukan oleh
efisiensi (sensibel dan laten) dan daya (sensibel dan laten) yang dapat
dihasilkan. Efisiensi sensibel didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
energi yang dipakai untuk menaikkan temperatur sejumlah massa air dalam
panci pemasak dari temperatur awal sampai 95OC dengan jumlah energi surya yang datang selama interval waktu tertentu. Pemilihan temperatur akhir 95OC dimaksudkan agar tidak terjadi pendidihan pada kondisi akhir air.
Daya sensibel adalah laju energi sensibel yang digunakan untuk
memanaskan air dan dinyatakan dengan persamaan :
t
Daya laten adalah laju aliran energi yang dipakai untuk mendidihkan
sejumlah massa air selama waktu tertentu dan dapat dihitung dengan
persamaan :
Efisiensi laten didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi
yang digunakan dalam proses pendidihan dengan jumlah radiasi surya yang
datang selama waktu tertentu. Efisiensi laten dapat dihitung dengan
persamaan : CP : panas jenis air (J/(kg.K))
dt : lama waktu pemanasan (detik)
mW : laju a Δ T : kenai
Δ t : lama w
hfg : panas l G : radiasi
Berikut ini adalah per dan absorber yang tida
Gambar 2.3 P
Gambar 2.4 P
Gambar 2.3
vakum dan panci
pengambilan data
sehingga radiasi
u aliran massa air (kg)
naikan temperatur air (OC) a waktu pemanasan (detik)
nas laten air (J/(kg))
diasi surya yang datang (W/m2)
h perinsip kerja absorber yang menggunakan selubun tidak menggunakan selubung vakum
r 2.3 Perinsip kerja absorber tanpa selubung vakum
2.4 Perinsip kerja absorber menggunakan selubung
2.3 dan 2.4 merupakan panci yang mengguna
ci yang tidak menggunakan selubung vakum
menggunakan selubung vakum memiliki tiga (3) cara kerugian perpindahan
panas yaitu perpindahan panas secara radiasi, konveksi dan konduksi.
Sedangkan panci tanpa selubung memilik dua (2) cara kerugian panas yaitu
radiasi dan konveksi. Sebagian radiasi surya yang datang kepanci pemasak ada
yang terpantul kembali kelingkungan. Panci yang menggunakan selubung
radiasi yang terpantul lebih besar dibandingkan dengan panci tanpa selubung.
Hal ini disebabkan karena nilai absorbsivitas material tersebut, semakin besar
nilai absorbsivitas material maka material tersebut semakin baik menyerap
energi panas. Kerugian panas secara konveksi juga terjadi pada dua jenis panci
pemasak ini, kerugian panas secara konveksi pada panci menggunakan
selubung lebih kecil dibandingkan dengan panci tanpa selubung. Hal ini
disebabkan karena panci tanpa selubung permukaannya besentuhan langsung
dengan udara sekitar (perpindahan panas konveksi secara alami) sedangkan
panci yang menggunakan selubung vakum panci dilapisi oleh selubung dan
ruang hampa udara (perpindahan panas konveksi secara paksa). Semakin
vakum selubung diharapkan kerugian panas yang ditimbulkan secara konveksi
akan semakin kecil. Namun panas yang diserap oleh panci menggunakan
selubung vakum lebih kecil dibandingkan dengan panci tanpa selubung. Hal ini
disebabkan karena energi panas yang datang kepanci yang menggunakan
selubung diserap oleh lapisan kaca selubung terlebih dahulu dan diteruskan
kembali ke dinding panci pemasak. Semakin tebal kaca selubung yang
digunakan maka panas yang diserap oleh kaca tersebut akan semakin besar, hal
akan semakin mengecil. Sedangkan panci tanpa selubung energi panas
langsung terserap oleh panci pemasak dan langsung diteruskan untuk
memanaskan fluida yang ada didalam panci tersebut. Sehingga tingkat
pemanasan yang diterima fluida kerja pada panci tanpa selubung cenderung
lebih tinggi dibandingkan dengan panci tanpa selubung.
2.3 Penelitian Yang Pernah Dilakukan
Nusa Tenggara Timur merupakan propinsi termiskin di Indonesia disusul
Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tenggara.
Masyarakat di daerah-daerah ini umumnya memanfaatakan kayu bakar untuk
memasak. Penggunaan kompor surya merupakan salah satu cara untuk
mencegah kerusakan hutan (Suharta et al, 2005). Penggunaan kompor surya
jenis parabola di India masih dibawah biogas. Kelemahan kompor surya jenis
parabola adalah pada saat radiasi surya yang ada berlebih kompor surya jenis
ini tidak dapat menyimpan energi surya yang berlebih (Doraswami, 1994).
Kompor surya jenis kolektor datar (1,97 m2) menggunakan dua panci pemasak (8 liter) menghasilkan efisiensi sensibel antara 0,3 sampai 0,36 dan efisiensi
laten sekitar 0,49 (Silva et al, 2005). Penelitian kompor surya jenis kolektor
datar (4 m2) di Brazil menggunakan satu tangki penyimpan panas (50 liter), 5 katup kontrol, 3 panci pemasak dan satu oven menghasilkan efisiensi sensibel
antara 0,34 sampai 0,38 dan efisiensi laten sekitar 0,30. (Silva et al, 2002).
Kompor surya jenis kolektor datar dengan fluida kerja minyak tumbuhan
kerja dapat mencapai temperatur 240OC pada tekanan udara sekitar (Schwarzer dan Krings, 1996). Oven surya jenis kolektor datar (0,95 m2) dengan 6 pipa vakum (panjang 1,8 m, diameter 27,2 mm dan lebar reflektor 0,63 m), fluida
kerja minyak tumbuhan dan satu panci pemasak (5 liter) menghasilkan
temperatur 252OC. (Balzar et al, 1996). Kompor surya jenis kolektor datar di India menggunakan panci masak bertekanan, 12 pipa vakum (panjang 1,8 m
dan diameter 63,5 mm) dapat mendidihkan air 4 sampai 8 kg dalam waktu 100
menit dan 140 menit untuk massa air 14 kg. Temperatur yang dapat dicapai
lebih tinggi dari kompor surya jenis kolektor datar tanpa pipa vakum (250OC) (Kumar et al, 2001). Kompor surya jenis kolektor datar dengan penyimpan
panas dan kolektor yang dilengkapi tabung vacum dan reflektor menghasilkan
temperatur antara 130OC sampai dengan 160OC (Morrison et al, 1993). Penelitian kompor surya jenis kolektor datar menggunakan tabung vakum dan
bahan penyimpan panas yang dapat berubah fasa (erythritol) di Jepang
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Skema Alat Penelitian
Kompor surya jenis parabola piringan pada penelitian ini terdiri dari 2
(dua) konfigurasi alat :
1. Kompor surya jenis parabola piringan menggunakan selubung vakum pada
absorber
2. Kompor surya jenis parabola piringan menggunakan absorber tanpa
selubung vakum
Gambar 3.1 Bagian-bagian kompor surya jenis kolektor parabola piringan bagian 1 adalah kolektor, 2 adalah panci masak dengan selubung dan 3 adalah struktur pendukung
1
2
Selain alat utama seperti Gambar 3.1, digunakan alat-alat pendukung
sebagai berikut :
1. Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu dari selisih temperatur yang terjadi.
2. Solar meter
Digunakan untuk mengukur intensitas energi surya yang datang
3. Termokopel
Digunakan untuk megetahui temperatur air yang dimasak dan temperatur
fluida kerja.
4. Gelas ukur
Dipakai untuk menghitung volume air yang dimasak.
5. Pompa Vakum
Dipakai untuk mengeluarkan udara didalam selubung vakum pada
absorber.
6. Logger
Dipakai untuk mencatat temperatur tiap waktu
3.2 Variabel Yang Divariasikan
Variabel yang divariasikan pada penelitian ini adalah kompor surya jenis
parabola piringan menggunakan absorber tanpa selubung vakum dan kompor
Dengan tingkat kevakuman absorber yang diberikan dari 0 kPa, -6,3 kPa, dan
-16,7 kPa.
3.3 Variabel Yang Diukur
Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah
Gambar 3.2 Posisi termokopel pada kompor surya jenis parabola piringan
1. Radiasi surya yang datang pada permukaan miring kolektor (G)
2. Temperatur air dalam panci pemasak (TW)
3. Temperatur panci pemasak (TP)
4. Lama waktu pemanasan air dalam panci pemasak
5. Temperatur udara sekitar (Ta)
Temperatur diukur dengan termokopel dan radiasi surya diukur dengan
solar meter. Posisi termokopel pada alat dapat dilihat pada Gambar 3.2.
3.4 Prosedur Penelitian
1. Mempersiapkan kompor surya jenis parabola piringan masing-masing 2
(dua) alat (menggunakan selubung vakum dan tidak menggunakan
selubung vakum).
2. Salah satu selubung absorber pada tiap jenis alat divakum.
3. Mencatat Ta,TP, Twdan G tiap 3 menit.
4. Mengisi panci pemasak dengan 2,1 liter air
5. Mencatat waktu dan temperatur air dalam panci pemasak (TW) sampai air
mulai mendidih (95OC sampai 100OC)
6. Setelah pengambilan data selesai ukurlah sisa air yang tersisa untuk
mengetahui besarnya volume air yang menguap.
17
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Tabel 4.1 Data pertama menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung 0 kPa.
Ts Tp Tw Ta Tp Tw Panci Dengan Selubung (0 Kpa)
Tabel 4.1 Data pertama menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa selubung 0 kPa (lanjutan).
Ts Tp Tw Ta Tp Tw
Panci Dengan Selubung (0 Kpa) Panci Tanpa Selubung
Tabel 4.2 Data kedua menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
Panci Dengan Selubung (-8,3 Kpa) Panci Tanpa Selubung
G (W/m²)
Tabel 4.2 Data kedua menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
selubung -8,3 kPa (lanjutan).
Ts Tp Tw Ta Tp Tw
Panci Dengan Selubung (-8,3 Kpa) Panci Tanpa Selubung
G (W/m²)
Tabel 4.3Data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
Panci Dengan Selubung (-16,7 Kpa) Panci Tanpa Selubung
G (W/m²)
Tabel 4.3Data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa selubung -16,7 kPa (lanjutan).
Ts Tp Tw Ta Tp Tw
Panci Dengan Selubung (-16,7 Kpa) Panci Tanpa Selubung
G (W/m²)
4.2 Perhitungan Unjuk Kerja
Berikut adalah contoh pengolahan data untuk menghitung Efisiensi
(sensibel dan laten) dan Daya (sensibel dan laten). Contoh perhitungan
menggunakan data pada tabel 4.1.
1. Perhitungan efisiensi sensibel kompor energi surya dengan persamaan (I)
2. Perhitungan daya sensibel kompor energi surya dengan persamaan (II)
t
3. Perhitungan daya laten kompor energi surya dengan persamaan (III)
4. Perhitungan efisiensi laten kompor energi surya dengan persamaan (IV)
t
0 C
fg W b
dt . G A
h . m
b=
1.38 kg x 2300000 J/kg 1.13 m2x 898,35 W/m2x 8280 detik b= 0,380
b= 38 %
Dengan menggunakan cara perhitungan seperti di atas maka diperoleh data
Tabel 4.4 Hasil data pertama menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung 0 kPa.
Tw Tw ηs % Qh ηs % Qh
1 0 34 38 0 0 0 0 1031
2 3 30 27 -17.73 -180.12 -49.39 -501.81 967
3 6 32 25 8.86 90.06 -8.98 -91.24 1018
4 9 36 30 22.16 225.16 22.45 228.10 1001
5 12 41 37 22.16 225.16 31.43 319.33 1032
6 15 42 38 4.43 45.03 4.49 45.62 945
7 18 46 44 22.16 225.16 31.43 319.33 930
8 21 51 47 22.16 225.16 13.47 136.86 930
9 24 56 51 22.16 225.16 22.45 228.10 1050
10 27 58 54 13.30 135.09 13.47 136.86 976
11 30 64 57 26.59 270.19 13.47 136.86 1068
12 33 70 60 31.02 315.22 13.47 136.86 1020
13 36 78 62 35.46 360.25 8.98 91.24 141
14 39 73 51 -22.16 -225.16 -53.88 -547.43 1025
15 42 74 57 4.43 45.03 31.43 319.33 972
16 45 80 57 31.02 315.22 0.00 0.00 966
17 48 80 55 0.00 0.00 -8.98 -91.24 1060
18 51 81 59 4.43 45.03 17.96 182.48 1064
19 54 80 58 -4.43 -45.03 -4.49 -45.62 1064
20 57 81 58 4.43 45.03 0.00 0.00 1020
21 60 92 62 53.19 540.37 17.96 182.48 630
22 63 80 59 -57.62 -585.40 -13.47 -136.86 190
23 66 88 62 35.46 360.25 13.47 136.86 146
24 69 78 57 -48.75 -495.34 -22.45 -228.10 258
25 72 78 57 0.00 0.00 0.00 0.00 1050
26 75 78 60 0.00 0.00 13.47 136.86 1054
27 78 79 60 4.43 45.03 0.00 0.00 1017
28 81 78 59 -4.43 -45.03 -4.49 -45.62 1030
29 84 80 61 13.30 135.09 8.98 91.24 1035
30 87 81 63 4.43 45.03 8.98 91.24 302
31 90 78 61 -17.73 -180.12 -8.98 -91.24 1032
32 93 80 62 13.30 135.09 4.49 45.62 1015
33 96 79 58 -8.86 -90.06 -17.96 -182.48 892
34 99 82 62 17.73 180.12 17.96 182.48 1040
35 102 80 61 -13.30 -135.09 -4.49 -45.62 1060
36 105 83 65 17.73 180.12 17.96 182.48 1052
37 108 81 60 -8.86 -90.06 -22.45 -228.10 1023
38 111 86 63 22.16 225.16 13.47 136.86 1034
39 114 80 75 -26.59 -270.19 58.37 593.05 1069
40 117 81 77 4.43 45.03 8.98 91.24 1090
Tabel 4.4 Hasil data pertama menggunakan panci dengan selubung dan panci
tanpa selubung 0 kPa (lanjutan).
Tw Tw ηs % Qh ηs % Qh
41 120 80 75 -4.43 -45.03 -8.98 -91.24 1042 42 123 82 76 8.86 90.06 4.49 45.62 1040 43 126 81 76 -4.43 -45.03 0.00 0.00 1035 44 129 78 75 -17.73 -180.12 -4.49 -45.62 1010 45 132 80 77 8.86 90.06 8.98 91.24 1028 46 135 80 77 4.43 45.03 0.00 0.00 1036 47 138 88 82 35.46 360.25 26.94 273.71 284 48 141 81 78 -31.02 -315.22 -22.45 -228.10 1010 49 144 86 81 22.16 225.16 17.96 182.48 320 50 147 85 79 -4.43 -45.03 -8.98 -91.24 162 51 150 80 70 -26.59 -270.19 -44.90 -456.19 1065 52 153 80 73 0.00 0.00 13.47 136.86 906 53 156 80 73 0.00 0.00 0.00 0.00 952 54 159 80 75 4.43 45.03 8.98 91.24 1012 55 162 82 74 8.86 90.06 -4.49 -45.62 1000 56 165 82 74 0.00 0.00 0.00 0.00 1032 57 168 81 67 -4.43 -45.03 -31.43 -319.33 1023 58 171 80 67 -4.43 -45.03 0.00 0.00 950 64 189 82 65 8.86 90.06 13.47 136.86 942 65 192 83 65 4.43 45.03 0.00 0.00 925 66 195 81 65 -8.86 -90.06 -4.49 -45.62 1006 67 198 81 65 0.00 0.00 4.49 45.62 1034 68 201 83 65 8.86 90.06 0.00 0.00 750 69 204 79 61 -22.16 -225.16 -22.45 -228.10 974 70 207 80 67 8.86 90.06 31.43 319.33 949 71 210 83 85 13.30 135.09 85.31 866.76 926 72 213 81 82 -8.86 -90.06 -13.47 -136.86 935 73 216 80 78 -4.43 -45.03 -22.45 -228.10 954 74 219 81 80 4.43 45.03 13.47 136.86 890 75 222 81 77 0.00 0.00 -17.96 -182.48 950 76 225 80 76 -8.86 -90.06 -4.49 -45.62 985 77 228 80 77 0.00 0.00 4.49 45.62 844 78 231 80 75 4.43 45.03 -8.98 -91.24 658 79 234 80 77 -4.43 -45.03 8.98 91.24 821 80 237 81 78 8.86 90.06 4.49 45.62 765 81 240 80 74 -4.43 -45.03 -17.96 -182.48 740
Tabel 4.5Hasil data kedua menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
selubung -8,3 kPa.
Tw Tw hs % Qh hs % Qh
1 0 28 35 0.00 0.00 0.00 0.00 994
2 3 30 32 10.11 93.49 -14.79 -136.86 995 3 6 26 35 -19.47 -180.12 14.79 136.86 945 4 9 37 40 58.41 540.37 29.58 273.71 1042 5 12 44 51 34.07 315.22 54.24 501.81 1045 6 15 50 57 34.07 315.22 34.52 319.33 1044 7 18 61 68 58.41 540.37 59.17 547.43 163 8 21 58 67 -14.60 -135.09 -4.93 -45.62 1050
9 24 58 68 0.00 0.00 4.93 45.62 1036
10 27 66 75 38.94 360.25 34.52 319.33 172 11 30 63 70 -14.60 -135.09 -24.65 -228.10 1038 12 33 69 78 29.20 270.19 39.45 364.95 390 13 36 67 82 -9.73 -90.06 24.65 228.10 1026 14 39 71 82 24.34 225.16 0.00 0.00 1004 15 42 75 83 19.47 180.12 4.93 45.62 980 16 45 80 89 29.20 270.19 29.58 273.71 460 17 48 80 90 0.00 0.00 4.93 45.62 112 18 51 80 84 -4.87 -45.03 -29.58 -273.71 1058 19 54 85 89 29.20 270.19 24.65 228.10 187 20 57 82 88 -14.60 -135.09 -4.93 -45.62 136 21 60 81 84 -4.87 -45.03 -19.72 -182.48 223 22 63 74 80 -38.94 -360.25 -19.72 -182.48 1049 23 66 74 79 0.00 0.00 -4.93 -45.62 1006 24 69 79 79 24.34 225.16 0.00 0.00 964
25 72 79 79 0.00 0.00 0.00 0.00 994
26 75 80 77 4.87 45.03 -14.79 -136.86 997 27 78 80 77 4.87 45.03 0.00 0.00 1009 28 81 80 76 0.00 0.00 -4.93 -45.62 1007 29 84 80 75 -4.87 -45.03 -4.93 -45.62 1049 30 87 87 82 38.94 360.25 39.45 364.95 163 31 90 85 82 -9.73 -90.06 0.00 0.00 170 32 93 82 81 -14.60 -135.09 -4.93 -45.62 134 33 96 80 79 -9.73 -90.06 -9.86 -91.24 783 34 99 75 78 -29.20 -270.19 -9.86 -91.24 1021 35 102 76 77 4.87 45.03 -4.93 -45.62 1010 36 105 79 80 14.60 135.09 19.72 182.48 1070 37 108 80 78 4.87 45.03 -14.79 -136.86 1060 38 111 83 82 19.47 180.12 24.65 228.10 1126 39 114 80 80 -14.60 -135.09 -9.86 -91.24 806 40 117 83 85 14.60 135.09 24.65 228.10 882
Tabel 4.5Hasil data kedua menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
selubung -8,3 kPa (lanjutan).
Tw Tw hs % Qh hs % Qh
41 120 85 84 9.73 90.06 -4.93 -45.62 122 42 123 82 84 -14.60 -135.09 0.00 0.00 1010 43 126 80 79 -14.60 -135.09 -24.65 -228.10 1020 44 129 81 84 9.73 90.06 24.65 228.10 900 45 132 81 87 0.00 0.00 14.79 136.86 1089 46 135 86 89 24.34 225.16 9.86 91.24 127 47 138 80 84 -29.20 -270.19 -24.65 -228.10 887 48 141 80 82 -4.87 -45.03 -9.86 -91.24 1015 49 144 79 82 -4.87 -45.03 0.00 0.00 988 50 147 79 81 0.00 0.00 -4.93 -45.62 951 51 150 80 80 9.73 90.06 -4.93 -45.62 957 52 153 83 82 14.60 135.09 9.86 91.24 205 53 156 86 85 14.60 135.09 14.79 136.86 952 54 159 82 82 -19.47 -180.12 -14.79 -136.86 960 55 162 86 82 19.47 180.12 0.00 0.00 942 56 165 85 78 -4.87 -45.03 -24.65 -228.10 936 57 168 82 77 -14.60 -135.09 -4.93 -45.62 925 58 171 87 81 24.34 225.16 24.65 228.10 832 59 174 82 79 -24.34 -225.16 -9.86 -91.24 908 60 177 82 77 0.00 0.00 -14.79 -136.86 898 61 180 80 74 -14.60 -135.09 -14.79 -136.86 896 62 183 85 81 29.20 270.19 39.45 364.95 499 63 186 80 76 -24.34 -225.16 -29.58 -273.71 910 64 189 80 74 0.00 0.00 -9.86 -91.24 945 65 192 80 75 0.00 0.00 4.93 45.62 947 66 195 80 78 0.00 0.00 14.79 136.86 977 67 198 80 79 0.00 0.00 9.86 91.24 946 68 201 81 79 4.87 45.03 0.00 0.00 950 69 204 81 79 0.00 0.00 0.00 0.00 900 70 207 83 84 9.73 90.06 24.65 228.10 160 71 210 82 80 -4.87 -45.03 -19.72 -182.48 933 72 213 80 82 -9.73 -90.06 9.86 91.24 919 73 216 85 89 24.34 225.16 34.52 319.33 910 74 219 88 84 14.60 135.09 -24.65 -228.10 936 75 222 90 77 9.73 90.06 -39.45 -364.95 945 76 225 87 81 -14.60 -135.09 24.65 228.10 932 77 228 89 83 9.73 90.06 9.86 91.24 967 78 231 89 84 0.00 0.00 4.93 45.62 985 79 234 88 82 -4.87 -45.03 -9.86 -91.24 878 80 237 85 83 -14.60 -135.09 4.93 45.62 947 81 240 86 83 4.87 45.03 0.00 0.00 932
Tabel 4.6Hasil data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
selubung -16,7 kPa.
Tw Tw ηs % Qh ηs % Qh
1 0 23 38 0 0 0 0 687
2 3 28 33 24.08 225.16 -24.39 -228.10 740 3 6 29 30 4.82 45.03 -14.63 -136.86 958 4 9 35 43 33.71 315.22 68.29 638.67 903 5 12 38 47 14.45 135.09 19.51 182.48 583 6 15 46 55 38.52 360.25 43.90 410.57 916 7 18 50 61 24.08 225.16 29.27 273.71 852 8 21 51 63 4.82 45.03 9.76 91.24 820 9 24 56 67 24.08 225.16 24.39 228.10 260 10 27 59 73 19.26 180.12 29.27 273.71 810 11 30 66 78 33.71 315.22 24.39 228.10 190 12 33 66 77 0.00 0.00 -4.88 -45.62 961 13 36 67 77 4.82 45.03 0.00 0.00 830 14 39 70 81 19.26 180.12 24.39 228.10 883 15 42 75 85 24.08 225.16 19.51 182.48 880 16 45 75 84 0.00 0.00 -4.88 -45.62 900 17 48 79 103 19.26 180.12 97.56 912.38 879 18 51 79 83 0.00 0.00 -102.44 -958.00 916 19 54 80 82 9.63 90.06 -4.88 -45.62 800
20 57 80 82 0.00 0.00 0.00 0.00 877
21 60 85 84 24.08 225.16 9.76 91.24 866 22 63 85 83 0.00 0.00 -4.88 -45.62 883 23 66 83 82 -9.63 -90.06 -4.88 -45.62 886 24 69 87 84 19.26 180.12 9.76 91.24 894 25 72 87 85 0.00 0.00 4.88 45.62 885 32 93 85 82 24.08 225.16 -14.63 -136.86 910 33 96 81 85 -19.26 -180.12 14.63 136.86 810 34 99 85 83 19.26 180.12 -9.76 -91.24 927 35 102 85 85 0.00 0.00 9.76 91.24 924 36 105 81 84 -19.26 -180.12 -4.88 -45.62 878 37 108 82 89 4.82 45.03 24.39 228.10 932 38 111 86 84 19.26 180.12 -24.39 -228.10 933 39 114 87 89 4.82 45.03 24.39 228.10 920 40 117 83 89 -19.26 -180.12 0.00 0.00 930
Panci Tanpa
Tabel 4.6Hasil data ketiga menggunakan panci dengan selubung dan panci tanpa
selubung -16,7 kPa (lanjutan).
Tw Tw ηs % Qh ηs % Qh
41 120 85 87 9.63 90.06 -9.76 -91.24 913 42 123 82 87 -14.45 -135.09 0.00 0.00 930 43 126 82 84 0.00 0.00 -14.63 -136.86 902 44 129 81 82 -4.82 -45.03 -9.76 -91.24 915 45 132 87 89 28.89 270.19 34.15 319.33 914 46 135 83 83 -19.26 -180.12 -29.27 -273.71 905 47 138 83 84 0.00 0.00 4.88 45.62 932 48 141 87 84 19.26 180.12 0.00 0.00 908 49 144 87 84 0.00 0.00 0.00 0.00 903 50 147 86 87 -4.82 -45.03 14.63 136.86 889 51 150 85 88 -4.82 -45.03 4.88 45.62 922 52 153 85 87 0.00 0.00 -4.88 -45.62 920 53 156 85 85 0.00 0.00 -9.76 -91.24 890 54 159 86 88 4.82 45.03 14.63 136.86 812 55 162 83 83 -14.45 -135.09 -24.39 -228.10 843 56 165 85 85 9.63 90.06 9.76 91.24 885 57 168 86 88 4.82 45.03 14.63 136.86 876 58 171 87 90 4.82 45.03 9.76 91.24 720 59 174 85 87 -9.63 -90.06 -14.63 -136.86 852 60 177 83 84 -9.63 -90.06 -14.63 -136.86 840 61 180 83 84 0.00 0.00 0.00 0.00 811 62 183 83 85 0.00 0.00 4.88 45.62 853 63 186 85 83 9.63 90.06 -9.76 -91.24 818 64 189 87 87 9.63 90.06 19.51 182.48 664 65 192 83 85 -19.26 -180.12 -9.76 -91.24 907 66 195 82 83 -4.82 -45.03 -9.76 -91.24 819 67 198 83 82 4.82 45.03 -4.88 -45.62 828 68 201 87 83 19.26 180.12 4.88 45.62 732 69 204 86 89 -4.82 -45.03 29.27 273.71 800 70 207 85 83 -4.82 -45.03 -29.27 -273.71 764 71 210 82 82 -14.45 -135.09 -4.88 -45.62 589 72 213 82 82 0.00 0.00 0.00 0.00 806 73 216 85 85 14.45 135.09 14.63 136.86 519 74 219 87 85 9.63 90.06 0.00 0.00 530 75 222 87 81 0.00 0.00 -19.51 -182.48 546 76 225 86 82 -4.82 -45.03 4.88 45.62 825 77 228 88 83 9.63 90.06 4.88 45.62 923 78 231 82 83 -28.89 -270.19 0.00 0.00 823 79 234 85 84 14.45 135.09 4.88 45.62 813 80 237 86 84 4.82 45.03 0.00 0.00 943 81 240 86 85 0.00 0.00 4.88 45.62 864 4.1 38.3 3.1 29.1 826.86 No Waktu,
menit
Panci Dengan Selubung
(-16,7 Kpa) Panci Tanpa Selubung Panci Dengan
4.3 Pembahasan
Data yang
mempermudah me
Gambar 4.1 Grafik pe
Gambar 4.2 Grafik p -80
g telah didapat akan dibandingkan setiap
h melihat perbedaan data setiap variasi.
k perbandingan Efisiensi Sensibel terhadap waktu pa
Gambar 4.3 Grafik perbandingan Efisiensi Sensibel terhadap waktu pada --8,3 kPa
Gambar 4.5 Grafik perbandingan Efisiensi Sensibel terhadap waktu pada -16,7 kPa
Gambar 4.6 Grafik perbandingan Daya Sensibel terhadap waktu pada -16,7 kPa
Pada Gambar 4.1 dan 4.2 Efisiensi sensibel dan Daya sensibel panci yang
menggunakan selubung lebih rendah dibandingkan Efisiensi sensibel dan Daya
Gambar 4.1 dan 4.2 menggunakan panci dengan selubung, dengan variasi
kevakuman 0 kPa (tidak divakum). Pada kondisi ini didalam selubung vakum
masih terdapat persentase udara yang besar sehingga kerugian panas yang terjadi
masih besar dibandingkan dengan Gambar 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6 yang
menggunakan tingkat kevakuman yang lebih rendah yaitu -8,3 kPa dan -16,7 kPa.
Sehingga udara yang berada didalam selubung vakum lebih sedikit. Tingkat
kevakuman akan mempengaruhi besar kecilnya kerugian panas yang ditimbulkan,
semakin sedikit udara yang berada didalam selubung vakum maka kerugian panas
yang ditimbulkan akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena perpindahan
panas yang terjadi secari konveksi didalam selubung vakum akan semakin kecil
karena tidak ada media penghantar perpindahan panas.
Gambar 4.7 Perbandingan efisiensi sensibel rata-rata, daya sensibel rata-rata, efisiensi laten dan daya laten pada tekanan 0 kPa
2.8 28.7
38
386.1
2.2 22.2
35.1
356.7
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Efisiensi Sensibel (%)
Daya Sensibel (watt) Efisiensi Laten (%) Daya Laten (watt)
Gambar 4.8 Perbandingan efisiensi sensibel rata-rata, daya sensibel rata-rata, efisiensi laten dan daya laten pada tekanan -8,3 kPa
Gambar 4.9 Perbandingan efisiensi sensibel rata-rata, daya sensibel rata-rata, efisiensi laten dan daya laten pada tekanan -16,7 kPa
Pada Gambar 4.7, 4.8 dan 4.9 dapat dilihat bahwa panci yang
menggunakan selubung dapat meningkatkan efisiensi sensibel, daya sensibel, 3.8
Daya Sensibel (watt) Efisiensi Laten (%) Daya Laten (watt)
Panci Dengan Selubung (-8,3 kPa) Panci Tanpa Selubung
4.1
Efisiensi Sensibel (%) Daya Sensibel (watt) Efisiensi Laten (%) Daya Laten (watt)
efisiensi laten dan daya laten. Hal ini disebabkan karena kerugian panas yang
ditimbulkan secara konveksi lebih kecil dibandingkan dengan kerugian panas
secara konveksi pada panci tanpa selubung. Semakin kecil kerugian secara
konveksi juga merupakan factor pendukung peningkatan efisiensi dan daya.
Dari Gambar 4.7, 4.8 dan 4.9 dapat dilihat bahwa efisiensi dan daya maksimum
diperoleh pada Gambar 4.9 yang menggunakan tingkat kevakuman yang lebih
tinggi.
Gambar 4.10 Perbandingan Efisiensi sensibel dan Efisiensi laten dan Daya total pada 0 kPa
2.8
38
414.8
2.2
35.1
379.0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Efisiensi Sensibel (%) Efisiensi Laten (%) Daya Total (watt)
Gambar 4.11 Perbandingan Efisiensi sensibel dan Efisiensi laten dan Daya total pada -8,3 kPa
Gambar 4.12 Perbandingan Efisiensi sensibel dan Efisiensi laten dan Daya total pada -16,7 kPa
Dari Gambar 4.10, 4.11 dan 4.12 dapat dilihat bahwa panci dengan
selubung dapat meningkatkan efisiensi sensibel, efisiensi laten dan daya total.
Seperti Gambar 4.10 panci dengan menggunakan selubung dapat meningkatkan 3.8
Efisiensi Sensibel (%) Efisiensi Laten (%) Daya Total (watt)
Panci Dengan Selubung (vakum-8.3 kPa) Panci Tanpa Selubung
4.1
Efisiensi Sensibel (%) Efisiensi Laten (%) Daya Total (watt)
efisiensi sensibel sebesar 27,3%, efisiensi laten dapat meningkat sebesar 8,3% dan
daya total dapat meningkat sebesar 9,4% dibandingkan dengan panci tanpa
selubung. Hal ini disebabkan karena panci yang menggunakan selubung vakum
efektif untuk memperkecil kerugian panas yang ditimbulkan dibandingkan dengan
panci tanpa selubung vakum. Dapat dilihat juga bahwa pada setiap variasi tingkat
kevakuman selubung vakum efisiensi sensibel, efisiensi laten dan daya total
meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin rendah udara yang ada didalam
selubung vakum maka kerugian panas yang ditimbulkan akan semakin kecil juga.
Gambar 4.13 Perbandingan antara Efisiensi sensibel, rugi Efisiensi sensibel, Daya sensibel, rugi Daya sensibel, Efisiensi laten dan Daya laten dengan panci menggunakan selubung (0 kPa) dan panci tanpa selubung
15.1 14.6
Gambar 4.14 Perbandingan antara Efisiensi sensibel, rugi Efisiensi sensibel, Daya sensibel, rugi Daya sensibel, Efisiensi laten dan Daya laten dengan panci menggunakan selubung (-8,3 kPa) dan panci tanpa selubung
Gambar 4.15 Perbandingan antara Efisiensi sensibel, rugi Efisiensi sensibel, Daya sensibel, rugi Daya sensibel, Efisiensi laten dan Daya laten dengan panci menggunakan selubung (-16,7 kPa) dan panci tanpa selubung
Gambar 4.10, 4.11 dan 4.12 menunjukan efisiensi sensibel, rugi efisiensi
sensibel, daya sensibel dan rugi daya sensibel pada semua variasi pemvakuman. 20.3 14.1
Panci Dengan Selubung (-8.3 kPa) Panci Tanpa Selubung
15.3 12.3
Rugi efisiensi sensibel dan rugi daya sensibel merupakan energi yang bernilai
negatif pada setiap data (energi yang keluar dari panci pemasak) dan efisiensi
sensibel dan daya sensibel merupakan energi yang bernilai positif pada setiap data
(energi yang masuk kedalam panci masak). Pada Gambar diatas dapat terlihat
bahwa nilai energi yang masuk kedalam panci pemasak (efisiensi sensibel dan
daya sensibel) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan energi yang
keluar dari system (rugi efisiensi sensibel dan rugi daya sensibel). Hal ini
menunjukan bahwa unjuk kerja kompor surya jenis ini memiliki unjuk kerja yang
baik. Hal ini disebabkan karena titik fokus yang dihasilkan berbentuk titik
sehingga tingkat panas yang dihasilkan tinggi. Namun pada efisiensi laten dan
daya laten tidak memiliki nilai yang bernilai negatif sehingga besar kerugian
panas yang dimiliki tidak dapat dilihat.
Gambar 4.16 Perbandingan Efisiensi Sensibel Maksimum (%) dan Efisiensi Sensibel Minimum (%) serta Daya Sensibel Maksimum (watt) dan Daya Sensibel Minimum (watt) pada 0 kPa
53.2
Gambar 4.17 Perbandingan Efisiensi Sensibel Maksimum (%) dan Efisiensi Sensibel Minimum (%) serta Daya Sensibel Maksimum (watt) dan Daya Sensibel Minimum (watt) pada -8,3 kPa
Gambar 4.18 Perbandingan Efisiensi Sensibel Maksimum (%) dan Efisiensi Sensibel Minimum (%) serta Daya Sensibel Maksimum (watt) dan Daya Sensibel Minimum (watt) pada -16,7 kPa
Pada Gambar 4.16, 4.17 dan 4.18 dapat dilihat bahwa efisiensi sensibel
maksimum dan daya sensibel maksimum diperoleh pada panci tanpa selubung 58.4
Panci Dengan Selubung (-8.3 Kpa) Panci Tanpa Selubung
38.5
vakum (Gambar 4.16 dan Gambar 4.18) seperti Gambar 4.16 panci tanpa
selubung vakum memiliki efisiensi sensibel maksimum 37,6% lebih besar
dibandingkan panci yang menggunakan selubung vakum dan panci tanpa
selubung memiliki nilai daya sensibel maksimal sebesar 39,2% lebih besar
dibandingkan dengan panci tanpa selubung. Hal ini disebabkan karena titik fokus
pada kompor yang menggunakan panci tanpa selubung dapat langsung mengenai
panci pemasak sehingga panas yang dihasilkan akan lebih tinggi dibandingkan
panci yang menggunakan selubung. Panci yang menggunakan selubung vakum
titik fokusnya mengenai selubung vakum terlebih dahulu sehingga ada sebagian
energi yang terpantulkan kembali kelingkungan dan ada yang terserap oleh
lapisan dinding kaca selubung itu sendiri. Kelebihan dari penggunaan selubung
vakum pada panci pemasak dibandingkan tanpa menggunakan selubung pada
panci pemasak adalah panci menggunakan selubung dapat mempertahankkan
temperatur lebih lama pada saat radiasi surya yang datang berkurang (cuaca
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan kompor energi surya dengan menggunakan selubung
vakum telah terlaksana.
2. Efisiensi maksimal dan daya maksimal diperoleh pada variasi
kevakuman -16,7 kPa panci dengan selubung dapat meningkatkan
efisiensi sensibel sebesar 0,98% dan daya meningkat sebesar 9,2%
5.2 Saran
1. Dalam perancangan selubung vakum sebaiknya memperhatikan
coran yang dibuat agar tingkat kebocoran kecil sehingga unjuk kerja
kompor dapat maksimal/bekerja dengan baik.
2. Pilihlah panci dan selubung kaca yang akan digunakan dengan baik
agar tidak terjadi kerusakan pada saat pemvakuman dan pada saat
pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, Wiranto, (1995). Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta, Pradnya Paramita.
Balzar, A.; Stumpf, P; Eckhoff , S.; Ackermann, H.; Grupp, M., (1996). A solar cooker using vacuum tube collectors with integrated heat pipes. Solar Energy 58(1-3), pp.63-68.
Doraswami, A., (1994). A significant advance in solar cooking, Energy for Sustainable Development,Vol. I, No. 2.
Duffie, J.A.; Beckman, W.A., (1991). Solar Engineering of Thermal Processes, New York, John Wiley.
Jagadeesh, A.,(2000). Solar cooking in India, Solar Cooker Review, Vol.6, No.1.
Kumar Rakesh; Adhikari, R.S.; Garg, H.P; Kumar Ashvini (2001) Thermal performance of a solar pressure cooker based on evacuated tube solar collector, Applied Thermal Engineering, 21, pp.1699-1706.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (2003), Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi (Energi Hijau), Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jakarta
Morrison, G.L.; Di, J.; Mills, D.R., (1993), Development Of A Solar Thermal Cooking System, Report No 1993/FMT/1, ISBN 0-7334-0392-1.
Schwarzer, K.; Krings, T., (1996), Demonstration and Field Test of Solar Cookers With Temporary Heat Storage in India and Mali (in German), Shaker-Verlag Aachen, ISBN3-8265-1981-7.
Sharma, S.D.; Sagara Kazunobu, (2004), Solar Cooker for Evening Cooking Using Latent Heat Storage Material Based on Evacuated Tube Solar Collector, 6th Workshop of IEA, ECES IA Annex 17, Arvika, Sweden.
Silva, M.E.V.; Santana, L.L.P.; Alves, R.D.B.; Schwarzer, K., (2005). Comperative Study of two Solar Cookers: Parabminyakc Reflector and Flate Plate Collector Indirect Heating. Proceedings of Rio 05 World Climate and Energy Event, 15-17 February 2005, Rio de Janeiro, Brazil.
LAMPIRAN
Membuat dan memotong model kerangka parabola
Mengelas kerangka parabola
Merapikan sambungan pengelasan
Menempel kertas karton dengan alumunium voil
Pembuatan selubung vakum Pengujian alat
Pengambilan data