18 III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian
3.1.1 Ternak Percobaan
Ternak yang akan diamati pada penelitian ini adalah itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dengan berat badan rata-rata 1049,825 gram ±48,6097 gram.
Itik Cihateup diberi 4 perlakuan dan 6 pengulangan dengan jumlah setiap ulangan 2 ekor itik Cihateup. Total itik yang dipelihara sebanyak 48 ekor.
3.1.2 Fructooligosaccharide (FOS)
Fructooligosaccharide (FOS) berasal dari isolasi hasil ekstrasi kulit pisang. Tahap pertama dilakukan optimasi proses ekstraksif
fructooligosaccharide sesuai dengan modifikasi prosedur (Kaffi S dkk., 2010). Sebanyak 10 kg bahan direndam dalam 30 L larutan etanol 70% selama 14 hari. Selama perendaman setiap hari dilakukan pengadukan kurang lebih 10 menit. Selanjutnya filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan diuapkan dengan evaporator vakum hingga menjadi 1 L. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) sehingga diperoleh fraksi air. Selanjutnya fraksi air tersebut diuapkan hingga kering kemudian dimasukkan dalam Diaion LH-20 kolom kromatografi. Fraksi yang mengandung FOS kemudian dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan menggunakan teknik pemurnian seperti
kolom kromatografi, Preparative Thin Layer Chromatography (PTLC), atau kristalisasi. Senyawa FOS yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan spektoskopi.
Masing–masing fraksi yang diperoleh diuji dengan metode TLC dengan cara meneteskan pada plate. Selanjutnya plate dikembangkan dengan kombinasi pelarut metanol-air untuk mendapatkan spot. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan retention time standar senyawa FOS dengan menggunakan metoda kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC).
3.1.3 Kandang Penelitian
Kandang yang akan digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan model kandang panggung. Ukuran panjang kandang 1 m, lebar 0,75 m dan tinggi 0,5 m dengan kapasitas sebanyak 4 ekor tiap flock. Kerangka kandang terbuat dari kayu sebagai alas serta sisinya menggunakan papan dan kawat ram.
3.1.4 Ransum Percobaan
Ransum yang akan digunakan adalah ransum berbentuk mash dimana bahan pakan diperoleh dari Missouri Bandung. Kandungan nutrient dan energi metabolisme ransum dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Kandungan Energi Metabolis dan Nutrien Bahan Pakan Bahan
Pakan
EM PK LK SK Ca P Lis Met Sist
Kkal/kg . . . .. . . % . . . Jagung kuning 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak halus 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40 Bungkil kedelai 2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67 Bungkil kelapa 2120 21,00 1,80 15,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30 Tepungikan 3080 60,00 9,00 1,00 5,50 2,80 5,00 1,80 0,94 Tepung tulang 0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00 Minyak kelapa 8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Premix 0 0,00 0,00 0,00 10,00 5,00 0,30 0,30 0,10 Sumber: Data Sekunder Diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015. Keterangan :
EM = Energi Metabolis Lis = Lisin PK = Protein Kasar Met = Metionin LK = Lemak Kasar Sist = Sistin SK = Serat Kasar
Ca = Calsium P = Phospor
Tabel 2. Formula Ransum
Bahan Pakan Jumlah (%)
Jagung kuning 65.00 Dedak halus 12.00 Bungkil kedelai 8.00 Bungkil kelapa 3.00 Tepung ikan 8.00 Tepung tulang 2.00 Minyak kelapa 1.50 Premix 0.50 Total 100
Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Ransum Percobaan
Nutrien Ransum Percobaan* Kebutuhan Itik Grower** EM (Kkal/kg) 3004 2800 PK (%) 16,.06 16,00 Ca (%) 1,03 0,60 P (%) 0,61 0,60 Lisin (%) 0,88 0,90 Metionin (%) 0,66 0,56***
Sumber : *) Hasil Perhitungan dari Tabel 1 dan 2 **) NRC (1984)
***) ARC (1975)
3.1.5 Bahan Pengujian Sampel
Bahan sampel berupa darah itik Cihateup yang diambil dari setiap ekor perulangan perlakuan. Bahan yang diuji yaitu albumin dan globulin darah.
3.2 Alat Penelitian 3.2.1 Peralatan Penelitian
1. Kandang itik Cihateup model kandang panggung. 2. Tempat pakan dan tempat minum.
3. Alat kebersihan (sapu, sikat, sekop, dan ember).
4. Timbangan kapasitas 50 kg untuk menimbang pakan yang diberikan dan sisa pakan.
5. Timbangan kapasitas 2 kg untuk menimbang pakan yang akan diberikan kepada itik setiap flocknya.
6. Lemari kecil untuk menyimpan peralatan. 7. Plastik.
8. Lampu pijar 60 watt.
9. Spuit dan jarum oral yang digunakan untuk mencekokkan FOS ke dalam mulut itik
3.2.2 Peralatan Laboratorium a. Spektrofotometer
b. Pipet
c. Tabung reaksi d. Rak tabung reaksi e. Labu 1000 Ml f. Gelas ukur g. Alat sentrifuga
h. Cooling Box
i. Thermometer bola kering/ Dry Bulb (DB), thermometer bola basah/ Wet Bulb (WB)
j. Syringe
3.2.3 Bahan yang Digunakan a. Plasma b. Alkohol 70% c. Aquades d. NaOH 2,5 M e. NaK Tartat f. CuSO4.5H2O g. Albumin h. Na Azida
i. Na BCG j. Asam Suksinat k. Brij 35
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Prosedur Kerja
a. Tahap persiapan yaitu sanitasi kandang meliputi pengapuran dinding kandang dan penyemprotan disinfektan.
b. Pengadaan ternak percobaan dan pemberian vitamin
c. Pola pemberian ransum diberikan 2 kali dalam sehari, yaitu pagi pada pukul 07.00 dan sore pukul 16.00 WIB
d. Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari sesuai kebutuhan yaitu 125 g/ ekor/ hari pada umur 14 – 17 minggu dan 130 g/ekor/hari pada umur 18 – 20 minggu pada pagi dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan adlibitum.
e. Ternak diberikan larutan ekstraksi FOS dengan cara oral mulai dari umur 2 bulan selama 5 minggu pada hari Senin, Rabu dan Jumat f. Sampel darah diambil dan dianalisis di laboratorium untuk
menganalisis kadar albumin dan globulinnya.
3.3.2 Parameter yang Diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar albumin dan globulin darah ituk Cihateup. Prinsip pengambilan sampel darah dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.4 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik
Penelitian akan dilakukan dengan metode eksperimental, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode anova polynomial orthogonal dengan uji beda contrast orthogonal. Dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Setiap ulangan terdiri dari dua ekor itik. Sehingga, pada penelitian ini menggunakan 48 ekor itik. Adapun perlakuan penelitian yaitu sebagai berikut : P0 = Perlakuan Kontrol P1 = Pemberian FOS 50 ml P2 = Pemberian FOS 75 ml P3 = Pemberian FOS 100 ml i = Perlakuan ke - i (1,2,3,4,5) j = Ulangan ke - j (1,2,3,4,5) Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. H1 : P0 ≠ P2 ≠ P3 ≠0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan :
Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1.
Jika Fhitung > Ftabel 0,05artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode ortogonal
polinomial. Suatu derajat polynomial ke-n digunakan untuk mengetahui
hubungan antara peubah respon Y dan peubah predictor X diujikan sebagai berikut :
Y = α + β1X + β2X2
Perhitungan untuk mendapatkan koefisien orthogonal polynomial untuk derajat polynomial pertama (linier), derajat polynomial kedua (kuadratik) dan derajat polynomial ketiga (kubik), sebagai berikut :
L = a + X1
Q1 = b + cX1 + Xi2
C1 = d + eX1 + f X12 + X13
Tabel 4. Analisis Ragam Sesuai dengan Perbandingan Polynomial Orthogonal Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) Statistik Uji F Perlakuan Linier Kuadratik Kubik Kuartik t – 1 1 1 1 1 JKP JKP1 JKP2 JKP3 JKP4 KTP KTP1 KTP2 KTP3 KTP4 F F1 F2 F3 F4
Galat Percobaan Sisa JKG KTG
Total n - 1 JKT
Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polinomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan.