• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mendatangkan atau membeli barang-barang kebutuhan tersebut dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan mendatangkan atau membeli barang-barang kebutuhan tersebut dari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kenyataannya, sejak zaman dahulu sampai sekarang, tidak ada satu negara pun yang bisa memenuhi semua kebutuhan konsumsi rakyatnya. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan rakyat tersebut harus dicukupi dengan mendatangkan atau membeli barang-barang kebutuhan tersebut dari luar negaranya, berbelanja barang melewati batas-batas negara sendiri atau istilah populernya adalah mengimpor barang dari negara lain.1 Impor tidak ubahnya dengan kegiatan membeli barang atau jasa dalam kegiatan jual-beli yang biasa ditemui di pasar tradisional. Hanya saja kegiatan impor ini konsepnya lebih kompleks dan luas. Dalam perdagangan Internasional, kata “impor” bukanlah istilah yang asing lagi di telinga. Sebagai negara yang ikut terlibat dalam perdagangan internasional yaitu melalui keanggotaannya di dalam WTO, Indonesia mau tidak mau menjadi bagian dalam kegiatan impor.

Perdagangan Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang atau jasa dari luar ke dalam Daerah Pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2 Impor yang merupakan bagian dari sektor perdagangan merupakan variabel yang sangat penting dalam mengendalikan laju inflasi. Bila di dalam negeri terjadi       

1

Herman Budi Sasono, 2013, Manajemen Impor dan Importasi Indonesia, Penerbit ANDI, Yogyakarta, hlm. Xiii.

2

Saaduddin Ibrahim, Pranoto.K., 1985, Kebijakan-kebijakan Impor dalam Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Jaya Prasada, Jakarta, hlm. 25.

(2)

kelangkaan salah satu barang kebutuhan primer rakyat pada umumnya, maka harga barang tersebut pasti akan bergerak naik dan kenaikan harga barang kebutuhan primer tersebut pasti akan menyeret naik harga barang-barang lainnya di pasar.3

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.4 Impor merupakan salah satu bentuk transaksi dagang yang berperan penting dalam menunjang perekonomian dan pembangunan suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasaran Indonesia sangat diminati oleh investor/perusahaan-perusahaan asing. Jumlah penduduk Indonesia yang besar, sifat konsumtif yang cukup tinggi, serta kemampuan ekonomi Indonesia untuk pulih kembali pasca krisis, menjadi tawaran menggiurkan bagi perusahaan-perusahaan asing untuk mencari keuntungan di Indonesia. Income per kapita di Indonesia pun cukup menjamin untuk masyarakat hidup konsumtif. Melalui situs The World Factbook, CIA mencatatkan bahwa Indonesia sebagai negara pengimpor berada di peringkat 28 dari 223 negara yang terdaftar, dengan total impor mencapai U$178,500,000,000 pada tahun 2012.5 Peringkat ini setidaknya telah menunjukkan bahwa peran Indonesia sebagai negara pengimpor cukup berpengaruh dalam siklus perdagangan dunia. Meskipun angka tersebut cukup memprihatinkan bagi Indonesia,

      

3

Herman Budi Sasono, Op.Cit, hlm. XVI.

4

Pasal 1 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 54/M-Dag/Per/10/2009.

5

Country comparison :: Imports”, The World Factbook, https://www.cia.gov//, tanggal 23 September 2013 pukul 11.00.

(3)

namun kenyataan tersebut tidak serta-merta menghentikan kegiatan impor di Indonesia.

Negara maju memiliki angka impor lebih besar dibandingkan dengan Indonesia, namun barang-barang yang diimpor oleh negara-negara maju adalah bahan mentah yang dapat diolah, tidak seperti Indonesia yang masih banyak mengimpor barang-barang konsumsi yang siap pakai. Barang-barang hasil olahan negara-negara maju bisa dijual lagi ke negara lain (biasanya negara berkembang), bahkan ke Indonesia, dengan harga yang tentunya lebih mahal.

Importir dapat dikatakan sebagai pelaku bisnis yang berpengaruh bagi penurunan devisa negara, tetapi apakah itu berarti hak-hak dan kewajiban mereka tidak dapat diatur dan dilindungi secara hukum oleh pemerintah Indonesia? Pada hakikatnya, sebagai subjek hukum, importir juga berhak untuk mendapat perlakuan yang sama seperti pelaku usaha lainnya. Namun apakah pemerintah telah menjamin kepastian berusaha bagi importir, baik asing maupun dalam negeri?

Kegiatan impor memang telah diatur dalam Permendag Nomor 54/M-Dag/Per/6/2009 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor, namun peraturan itu didominasi oleh pengelompokan barang impor dan kegiatan impor itu sendiri. Pembahasan mengenai importir tidak dibahas terlalu dalam oleh permendag tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memutuskan untuk membuat suatu peraturan yang dapat mengatur dan melindungi para importir yang ada di Indonesia. Peraturan itu

(4)

kemudian diwujudkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27/M-Dag/Per/5/2012 tentang Ketentuan Angka Pengenal Importir, selanjutnya disingkat API, yang sampai saat ini telah mengalami dua kali perubahan dan amandemen terakhir adalah Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 84/M-Dag/Per/12/2012. Sebenarnya ini bukanlah peraturan perdana yang mengatur tentang API. Istilah API telah dikenal sejak tahun 1984, yaitu melalui Perubahan Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 1460/Kp/XII/84 tentang Angka Pengenal Importir (API).6 Perbedaannya adalah, pada saat itu API diatur dalam bentuk Keputusan, bukan Peraturan Menteri seperti saat ini.

Ketentuan API adalah ketentuan yang mengatur importir. API adalah tanda pengenal sebagai importir.7 API dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pendataan, monitoring dan pengawasan perusahaan yang bergerak di bidang impor.8 API berlaku untuk setiap kegiatan impor di seluruh daerah pabean Indonesia dan merupakan syarat impor barang melalui pembukaan letter of credit (L/C) pada bank devisa dan/atau dengan cara pembayaran lain yang lazim berlaku dalam transaksi perdagangan internasional. API juga merupakan syarat untuk penerbitan Pemberitahuan Impor Barang (PIB).9

      

6

Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 373/Kp/XI/1988 mengenai perubahan Keputusan Menteri Perdagangan No.1460/Kp/XII/84 tentang Angka Pengenal Importir (API), diakses melalui situs http://www.kemendag.go.id, tanggal 23 September 2013 pukul 20.30.

7

Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri DagangNomor 27/M-DAG/PER/5/2012.

8

Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan 2007, “Kebijakan Umum di Bidang Impor”, dipublikasikan oleh Dedet Binceh pada situs http://www.scribd.com, diakses pada tanggal 23 September 2013 pukul 21.30.

9

Edwin Prasetio, “Importir Wajib Memiliki Angka Pengenal Importir”, diakses pada http://www.sectoredwin.net, tanggal 24 Maret 2012 pukul 21.30.

(5)

Sejak diundangkan pada Mei 2012, Permendag RI Nomor 27/M-Dag/Per/5/2012 tentang Ketentuan API telah diamandemen sebanyak dua kali, yaitu melalui Permendag RI Nomor 59/M-Dag/Per/9/2012 yang diumumkan pada bulan September 2012 dan terakhir adalah Permendag RI Nomor 84/M-Dag/Per/12/2012 yang dikeluarkan pada bulan Desember 2012. Kementerian Perdagangan mengalami kendala dalam memberlakukan Ketentuan API tersebut sehingga mengeluarkan amandemen kedua dan ketiga atas Permendag RI Nomor 27 Tahun 2012. Amandemen tersebut dilakukan karena sampai tenggat waktu yang ditentukan oleh Permendag RI Nomor 27 Tahun 2012, banyak importir yang belum memperbarui API lamanya. Asumsinya adalah, importir enggan untuk melakukan pendaftaran karena aturan mengenai API tersebut telah berkali-kali mengalami perubahan dan pencabutan. Dalam kurun waktu lima tahun belakangan saja, API telah mengalami perubahan sebanyak lima kali,10 dan setiap ada perubahan, importir harus mendaftar lagi untuk menyesuaikan dengan peraturan baru. Di sisi lain, importir tanpa API tidak akan bisa melakukan kegiatan impornya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

       10

Tahun 2009, Permendag Nomor 45 Tahun 2009 tentang API dikeluarkan. Permendag tersebut mengalami dua kali perubahan yaitu melalui Permendag Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendag Nomor 20 Tahun 2011. Kemudian dicabut dan diganti oleh Permendag Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ketentuan API, juga telah mengalami perubahan sebanyak 2 kali, terakhir melalui Permendag Nomor 84 Tahun 2012. Total sudah ada satu kali pencabutan dan perubahan sebanyak 4 kali dalam rentang waktu 2009-2013. 

(6)

1. Apa yang dimaksud dengan API (Angka Pengenal Importir) dan bagaimana pengaturannya dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 jo. 59 Tahun 2012 jo. 84 Tahun 2012? 2. Bagaimana perlindungan hukum yang diberikan oleh Ketentuan API

terhadap Importir dan Kegiatan Impor di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui pengertian dan pengaturan API dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia; dan

b. Meneliti bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh Ketentuan API kepada importir dan kegiatan impor di Indonesia.

2. Tujuan Subjektif

Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat yang berhubungan dengan objek penelitian, sebagai bahan dasar penyusunan tugas mata kuliah penulisan hukum yang merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Keaslian Penelitian

Setelah melakukan penelusuran di Perpustakaan Hukum Universitas Gadjah Mada, Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada dan lewat media Internet,

(7)

penulis sampai sejauh ini belum menemukan penelitian dengan tema atau judul seperti yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini. Oleh karena itu penulis berkeyakinan bahwa penulisan hukum mengenai Tinjauan Yuridis atas Ketentuan Angka Pengenal Importir adalah merupakan penelitian yang pertama kali dan asli. Namun dalam penelusurannya penulis menemukan beberapa penelitian:

1. “Pengaturan Ekspor-Impor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia dalam Kaitan dengan Perjanjian Putaran Uruguay”, ditulis oleh Darwis Haris, Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta Program Studi Ilmu Hukum Jurusan Ilmu Sosial, pada tahun 2007. Tesis ini membahas mengenai dampak penetapan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Impor Tekstil terhadap pengembangan akses pasar TPT, juga sinkronisasinya dengan prinsip-prinsip perdagangan multilateral GATT-WTO.

2. “Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor yang Menggunakan Letter of Credit”, ditulis oleh Farid Chairmawan pada tahun 2008 untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana hukum Universitas Sumatra Utara. Penulisan Hukum ini membahas mengenai prosedur pembayaran ekpor impor melalui L/C.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian ini asli dan layak untuk diteliti. Namun jika terdapat penelitian serupa di luar sepengetahuan penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi.

(8)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis, memberikan kontribusi serta sumbangsih yang berguna bagi ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum dagang pada khususnya, terutama mengenai hukum yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga kepada pihak-pihak yang terkait, terutama pelaku usaha impor, dan kepada masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai angka pengenal importir.                    

Referensi

Dokumen terkait

Karena hub yang dibangun hanya dapat melayani node dengan jumlah terbatas C, maka kendala akan memastikan hub pada lokasi yj dapat melayani sejumlah C node termasuk

Distribusi lebar goresan karakter pada citra dokumen merupakan satu-satunya informasi yang digunakan dalam proses pengambilan sampel, dimana pengambilan sampel

Serikat, Martin Luther King, yang sangat terkenal yaitu “I have a dream”. Wajar rasanya semua warga kita disini rindu akan mimpi besar nan indah dari. para pemimpinnya dan

Peserta pelatihan teknis petugas adalah tim Supervisor Teknis Pusat dan Provinsi. Tim Supervisi Teknis Provinsi adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan staf

Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah Indeks Sinkronisasi Pelepasan N-Protein dan Energi dalam Rumen sebagai Basis Formulasi Ransum Ternak Ruminansia dengan Bahan Lokal;

Tiwul adalah hasil olahan dari tepung singkong melalui proses tradisional, yaitu tahap pertama adalah singkong segar dikupas dan dijemur sampai kering hingga menjadi gaplek..

Kurikulum Sains untuk sekolah menengah bertujuan untuk melahirkan murid yang mempunyai pengetahuan dan kemahiran dalam bidang sains dan teknologi dan mampu mengaplikasikan

alloc no previous used chunk candidates were found to suit allocation request heap end now at 0x8ab6000. alloc returning 0x8ab6010 to user alloc requesting 144